Anda di halaman 1dari 11

KAJIAN KONSTRUKSI RIGID

UNTUK APRON PADA TANAH LUNAK


DI BANDARA SUPADIO PONTIANAK
Ignasius Apui
Abstrak
Bandara Supadio sebagai salah satu penunjang moda transportasi udara yang perkembangannya
sangat cepat dan meningkat tajam. Hal tersebut tercermin dengan peningkatan jumlah
penumpang, angkutan barang (cargo) dan pesawatyang tinggi diatas 10 % per tahun. Demikian
pula kebutuhan untuk pengembangan dan pembangunan berupa perluasan Apron guna
peningkatan kapasitas pelayanan kepada pengguna jasa. Berdasarkan kondisi lapangan di bandara
Supadio terdapat 2 jenis konstruksi yaitu apron lama menggunakan konstruksi fleksibel dan pada
peluasan tahun 2006 menggunakan Konstruksi Rigid, selanjutnya pada tahun 2011 direncanakan
perlusan Apron lagi (100 x 80) M, Hal ini menjadi menarik perhatian penulis untuk membuat
kajian teknis terhadap tanah lunak untuk mengetahui kapasitas daya dukung tanah serta
mendapatkan hasil desain tebal perkerasan untuk Konstruksi Rigid Apron.
Kata-kata kunci: Konstruksi Rigid untuk Apron menggunakan Ceucuk pada Tanah Lunak,
Kuat, Efisien dan Hemat Biaya serta Bermanfaat.

1. PENDAHULUAN perintis baik untuk kepentingan


komersial maupun militer, dengan
Struktur Propinsi Kalimantan
menghubungkan daerah-daerah atau
Barat sebagai salah satu bagian Wilayah
wilayah kabupaten maupun propinsi serta
Republik Indonesia yang
untuk kepentingan militer dizaman
perkembangannya cukup pesat,
konfrontasi dengan Malaysia
membutuhkan pembangunan serta
Pada tahun 1986 Pelabuhan
peningkatan Jaringan transportasi
Udara Supadio berubah nama menjadi
termasuk transportasi udara guna
Bandar Udara Supadio. Terhitung sejak
mengantisipasi meningkatnya kebutuhan
tanggal 1 April 1991, melalui Peraturan
akan Jasa Angkutan.
Pemerintah No. 10 Tahun 1991 Bandar
Keberdaaan Bandar Udara
Udara Supadio berubah status dari
Supadio Secara geogafis terletak dikota
pengelolaan Dirjen Perhubungan Udara
Kabupaten Pontianak dulunya, dan
ke Perum Angkasa Pura II sebagai
sekarang berada di Kabupaten Kubu
Kantor Cabang
Raya yang merupakan daerah pemekaran
baru dimana keberadaan dan letaknya Kemudian keluar Peraturan Pemerintah
sangat strategis. Di tahun 1960 an (PP) No. 14 Tahun 1992 Perum Angkasa
berfungsi sebagai pelabuhan udara Pura II berubah status menjadi PT.

1
(Persero) ANGKASA PURA II Bandara tujuan penelitian tanah ini sebagai berikut
Supadio dengan status kantor cabang :
hingga saat ini. menjadi bandara yang 1. Menentukan kedalaman tanah keras
dikelola secara komersial, profesional 2. Untuk menidentifikasi visual
dengan peningkatan mutu pelayanan. maupun keperluan pengujian
laboratorium
Keberadaan Bandara Supadio
3. Hasil dari pengujian tanah ini
memberikan cerminan tersendiri sebagai
direncanakan untuk menentukan
simpul transportasi udara primer, dengan
pondasi dan perkuatan yang
terus berbenah, berpacu sesuai dengan
digunakan perluasan apron tersebut.
tuntutan akan kebutuhan pelayanan yang
PT Angkasa Pura berencana
semakin baik bagi para pengguna jasa
untuk memperluas Apron di Bandara
transportasi udara.
Supadio Pontianak. Hasil dari pengujian
Perumusan masalahnya yaitu Pengunaan
tanah ini direncanakan untuk menentukan
konstruksi Rigid Pavement dan Tanah
pondasi dan perkuatan yang digunakan
Lunak untuk pembangunan Apron di
pada lokasi rencana tersebut.
Bandara Supadio Pontianak.
Profil tanah diperoleh dari Bor
Hole memberikan informasi lapisan
tanah pada lokasi proyek dan selanjutnya
Pembatasan masalah yaitu Kajian dijadikan acuan untuk mendesain
Konstruksi Rigid pada Tanah Lunak pondasi/perkuatan tanah.
dengan membuat analisa terhadap: Berdasarkan informasi yang
1. Analisa Lalu Lintas Pesawat diperoleh dari bor hole, tanah pada lokasi
2. Analisa Perkuatan tanah proyek didominasi oleh lapisan lempung
3. Analisa Tebal Perkerasan dengan konsistensi lunak sampai kaku
dengan kompresibilitas yang relatif besar
Tujuan penelitian ini Untuk dan kadar air yang cukup tinggi. Selain
mengetahui Kapasitas Daya Dukung itu dijumpai pelapukan material organis.
Tanah lunak diareal perluasan Apron Lapisan pasir (fine sand)
dijumpai pada kedalaman ±20 m dengan
Bandara Supadio.Serta mendapatkan
konsistensi padat dan tidak dijumpai
hasil desain tebal perkerasan untuk lapisan tanah sampai akhir pengujian (30
Konstruksi Rigid Apron diatas tanah m). Laporan hasil pengujian lapangan
lunak. berupa Deep boring, SPT dan CPT
(Sondir). Pengujian sampel yang
2. DASAR TEORI dilakukan oleh Laboratorium Mekanika
Penelitian tanah adalah suatu Tanah Fakultas Teknik UNTAN.
kegiaatan yang dilakukan untuk Pengujian ini dilakukan dari tanggal 05
mengetahui sifat sifat dan karakteristik Agustus – 22 Agustus 2011. Selanjutnya
tanah guna keperluan rekayasa. Adapun dilampirkan informasi pendukung berupa
sifat fisis dan mekanis hasil pengujian

2
laboratorium. Lebih jelasnya dapat dilihat  . .q .B
pada lampiran data sondir S i  1 0 n
(6)
E s

Pengujian sondir dilakukan sebanyak 5 Daya dukung grup tiang adalah :


titik di areal perluasan Apron dan 5 titik
di apron eksisting, dengan menggunakan Qg   x N x Qp (7)
mesin sondir mekanis kapasitas 2.5 ton
dimana hasil pengujian ini digunakan
untuk menghitung daya dukung pondasi.
Korelasi kuat geser dengan sondir yaitu :
q  σ 
S u  c vo
(1)
N kt
Daya dukung tiang tunggal
berdasarkan data sondir dapat dihitung
berdasarkan (Meyerhof, 1956) :
Qu  Qb  Qs (2)
Gambar 1 Profil melintang perluasan
apron rigid.
Qu  Ab qc  p TF (3) Perhitungan daya dukung tiang tunggal
dari data uji penetrasi (Sondir/CPT)
kapasitas daya dukung dihitung :
adalah :
qu  cNc  qNq  0.5 BN (4)
Qult  qc Ab  TF p (8)
Daya dukung tiang dalam
memikul beban aksial bisa ditentukan Menurut Converse-Labarre
menggunakan cara statis dengan (1941) efisiensi kelompok tiang (efisiensi
persamaan sederhana sebagai jumlah geometrik) dapat dihitung dengan
daya dukung ujung tiang dan friksi persamaan berikut :
sepanjang badan tiang, yaitu :   n  1m  m  1n 
Qu  Qb  Qs (5) g  1   (9)
90  mn 
Qb  qAp
Perhitungan Settlement pada Struktur
Qs  fAs Apron (80x100 m)
Akibat pembebanan terjadi pemampatan Dimensi dasar pondasi ekivalen :
lapisan tanah dibawah pondasi sebagai Bn = B + ¼.⅔.D.2
akibat elastisitas tanah dan konsolidasi.
Sehingga perhitungan settlement dapat Ln = L + ¼.⅔.D.2
dihitung sebagai :
Settlement akibat elastisitas tanah Bn+i = B1 + (2za tan 30º)

Ln+i = L1 + (2za tan 30º)

3
Tekanan netto : Nilai CBRtop tersebut setara dengan
P modulus reaksi tanah dasar :
q ni  total
(10)
B i L i k (pci) = 31,823 . CBR0,6237

Untuk menghitung penurunan pondasi Penentuan tebal perkarasan (Slab


jika kedalaman tanah yang mudah Beton) :
mampat sangat dalam, Tomlinson (1963)
menyarankan untuk menghitung Kuat tekan beton (compressive strength)
penurunan pondasi sampai kedalaman = 400 kg/cm2 ( 40 Mpa)
dimana tekanan vertikal ± 0,10qn (10 % Kuat tarik lentur (flexural strength)
dari tekanan yang bekerja pada sesuai rumus berikut :
permukaan pondasi) f f (MPa) = 1,3 [ (1,6 - h). (1,05+0,05(fc
(Sumber : Mekanika Tanah 2, Hary CH, + 8) ] / γ
hal 189)

Untuk Apron faktor keamanan (FK)


sebesar 1,7 – 2 , sementara untuk runway
1,3 – 1,7 (ICAO,1983)
Maka, kuat tarik lentur ijin sebesar :

f f, izin = ff / FK

Dengan 3 ( tiga ) metode grafis


didapatkan tebal perkerasan, yaitu :

1. Metode FAA (grafis)


2. Metode FAA (grafis dengan
melibatkan jumlah kedatangan
Gambar 2 Distribusi tegangan pada
pesawat)
kelompok tiang. 3. Metoda Portland Cement
Association.
Analisa Tebal Perkerasan
Hitung Tebal Timbunan untuk perbaikan 3. METODOLOGI PENELITIAN
tanah dasar :
Rumus : Metode penulisan tesis inisebagai Studi
CBRtop = [ ( h1. (CBR1)1/3 + … + hn. Kasus, dengan Metode Deskripsi yaitu
(CBRn)1/3 ) / 100 ]3 suatu metode penelitian yang dapat
digunakan sebagai prosedur pemecahan
Hitung Modulus reaksi tanah dasar dari masalah yang diteliti dengan menjelaskan
nilai CBRtop atau menerangkan keadaan objek
penelitian pada saat sekarang

4
berdasarkan fakta-fakta yang tampak Pengambilan data potongan memanjang
sebagaimana adanya. (longitudinal) dan melintang (cross
Dalam penulisan ini menggunakan : section) pada apron eksisting (285 x 88
1. Studi Literatur m2 ) dan perluasan apron (350 x 88m2)
Meliputi dasar-dasar teori dan teori dilaksanakan pada jarak setiap 50 meter
yang mendukung kajian penulisan dimulai dari apron eksisting sebagai STA
ini. 0+000 hingga berakhir di ujung sebelah
2. Studi Deskripsi barat berbatasan dengan tanah
Metode penelitian yang masyarakat
menjelaskan, menerangkan dan
memaparkan suatu masalahdengan
3.2 Tipikal Perkerasan
menggunakan data-data yang
diperoleh dilapangan maupun dari Potongan / penampang perkerasan pada
hasil laboratorium beberapa titik di runway, taxiway dan
apron adalah perkerasan lentur (lebih
rinci pada Perkuatan Apron).
3.1 Elevasi Apron eksisting dan
perluasan apron rigid Lapisan atas berbahan bitumen (Laston)
tebal nominal 36,5 cm yang diperoleh
Pengambilan data potongan memanjang dari uji core drill dan data sekunder.
(longitudinal) dan melintang (cross Lapisan dibawahnya (Basecourse) terdiri
section) pada apron eksisting (285 x 88 dari batu pecah dengan tebal lapisan dari
m2 ) dan perluasan apron (350 x 88m2) 20 s/d 52,5 cm dari ukuran 2/3 cm, 5/7
dilaksanakan pada jarak setiap 50 meter cm, 10/15 cm dengan nilai CBR
dimulai dari apron eksisting sebagai STA bervariasi dari 66 % s/d 88 %.
0+000 hingga berakhir di ujung sebelah
barat berbatasan dengan tanah Pada lapisan dibawahnya adalah material
masyarakat. sirtu dengan tebal lapisan dari 20 s/d 50
cm dan nilai CBR bervariasi dari 5,3 %
Elevasi Apron eksisting s/d 8,3 % dimana tidak dapat
Elevasi memanjang suatu Apron dikelompokkan sebagai sub base karena
umumnya dibuat rata atau mendatar (0%) material sub base mempunyai nilai CBR
utamanya di center line akan tetapi minimal 20 % sehingga lebih sesuai
bervariasi dari centre line ke seksi kanan sebagai material yang bersama-sama
dan seksi kiri, namun hendaknya tidak tanah dasar (natural subgrade) sebagai
melebihi persyaratan yang ditetapkan improve subgrade).
menurut ICAO yang mensyaratkan
kemiringan tidak boleh melebihi 1% dan Material dibawahnya adalah natural
dapat mengalirkan air apabila hujan. subgrade, sebagaimana umumnya di
daerah Pontianak , tanah ini
mempunyai daya dukung yang kecil.

5
Berdasarkan data sekunder yang ada, 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
tanah dasar ini mempunyai nilai CBR 4.1 Pengolahan Data Penumpang
dari 0,9 s/d 1,8 %. Sementara nilai dan Barang
CBR dengan alat DCP , tanah dasar
pada perluasan apron berdasarkan Pembahasan Jenis dan Type Pesawat
data primer mempunyai nilai CBR Dari arus mobilitas manusia dan barang
dari 2,4 s/d 3,6 %.dan 1 titik 8,2 %. yang semakin meningkat. Sebagai
indikator tingkat ketersediaan pelayanan
Adapun tipikal susunan di bandara Supadio setiap tahun terjadi
lapisan perkerasan eksisting adalah lonjakan yang cukup signifikan.
seperti terlihat pada Gambar di bawah
Prakiraan data penumpang, bahwa dari
ini: asumsi yang di buat pada tahun 2008
telah tercapai pada tahun 2004 dengan
jumlah penumpang 921,488 orang,
Laston sedangkan target pelayanan penumpang
36,5 tahun 2018 tercapai pada tahun 2011
cm dengan jumlah penumpang 1,900,000
Batu Pecah 20 orang.
s/d 52,5 cm
Ukuran Sedangkan tingkat layanan terhadap
.2/3,5/7,10/15 arus pergerakan pesawat yang mencapai
CBR 66 s/d 88 %
24,8 % pertahun, kenaikan bagasi sebesar
Sirtu , 20 s/d 50 27,05% pertahun serta kargo juga
cm mencapai 16,69 % yang terukur sejak
CBR 5,3 s/d 8,3 Tahun 2000 – 2003 jelas suatu nilai
% keberhasilan.
Untuk itu diperlu pengkajian terhadap :
A. Tingkat Perkembangan Lalu Lintas
Tanah Asli CBR Angkutan Udara
0,9 s/d 3.6 % B. Jenis Pesawat yang beroperasi
C. Maskapai Penerbangan dan Tujuan
Penerbangan
Gambar 3. Tipikal Perkerasan Pada
Apron Bandara Supadio 4.2 Prediksi Pertumbuhan Lalu
Lintas Bandara Supadio

Sesuai data yang didapat untuk 6 tahun


terakhir dari tahun 2006 hingga 2011
sebagaimana tabel berikut, maka
pertumbuhan aktivitas lalu lintas di

6
bandara Supadio meliputi jumlah 4.3 Jenis dan Type Pesawat
pergerakan pesawat, pertumbuhan
penumpang dan peningkatan jumlah Sesuai perkembangan dan ketersediaan
kargo dapat diprediksi untuk beberapa prasarana bandara yang disesuaikan tipe /
tahun ke depan ke Tahun 2038, sebagai konfigurasi roda pesawat dan beban roda
antisipasi kebutuhan-demand terhadap pesawat dari annual departure pada mix
moda angkutan udara di bandara traffic menjadi annual departure didapat
Supadio. untuk pesawat rencana yaitu B737-400
Aktiv 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Faktor
itas Tipe Roda
Tipe Roda Pesawat Rencana Konversi
Inter 831.0 456.0 472.0 401.0 600.0 646.0 Single Wheel Dual Wheel 0,8
natio Single Wheel Dual Tandem 0,5
nal Dual Wheel Dual Tandem 0,6
Double Dual Tandem Dual Tandem 1,0
Dom 16,760.0 17,442.0 16,989.019,005.019,620.0 20,911.0
Dual Tandem Single Wheel 2,0
estik
Dual Tandem Dual Wheel 1,7
Total 17,591.0 17,898.0 17,461.019,406.020,220.0 21,557.0 Dual Wheel Single Wheel 1,3
Double Dual Tandem Dual Wheel 1.7
Sumber : Aorodrome Design Manual Part 3, page 3-147
Tabel 4.1 Jumlah Pergerakan Pesawat Tabel 4.2 Faktor Konversi Berbagai
tahun 2006-2011 Jenis Konfigurasi Roda Pesawat
Sesuai data tersebut dapat didekati
4.4 Analisis Perkuatan Tanah dan
dengan sebuah persamaan linear
Pembahasan
regresi untuk memprediksi jumlah
4.4.1 Perhitungan Daya Dukung
pergerakan pesawat di masa yang
Cerucuk Dengan Cara Grup atau Blok
akan datang sebesar
Data Perhitungann
y = 821,1714 x - 1630300,6476
- Soil properties (terlampir)
dengan r2 sebesar 0,858
- SPT dan CPT (terlampir)
- Dia.cerucuk 12 cm – p= 1.000 cm
25000 - Modulus E = 107 kPa
Jumlah Pergerakan Pesawat

- Spasi tiang = 50 cm
20000 f(x) = 821.17x - 1630300.65 - Beban desain = 42.16 kPa
15000 R² = 0.86 - Luas struktur apron
= 100 x 80 m = 8.000 m2
10000 - Beban aksial menjadi
5000 = 42.16 x 8000 = 337.280 kN
- Daya Dukung Grup tiang
0 cerucuk Ø 12-1.000 cm
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Tahun 7
- Daya dukung cerucuk dari data Dari hasil analisa ternyata Qg grup
sondir pada kedalaman 10 m titik cerucuk ˂ Qg blok tiang, Maka.yang
S2 adalah : diperhitungkan adalah Qg grup
- qc = 6 kg/cm2 dan TF = 171,5 menggunakan cerucuk Ø 12-1.000 cm.
kg/cm2
Qult  ( 6 x 1
4  12 2 )  (171 ,5 x  x12 ) Perhitungan Settlement pada Struktur
Apron (80x100 m)
Qult  0 . 68  6 . 47  7 . 15 ton
Daya dukung ultimite cerucuk = 7.15 ton Total elastik settlement dengan cerucuk
Daya dukung ijin cerucuk Ø 12-1.000 Ø 12-1.000 cm =100.68 + 36.72 = 137.4
mm
cm = 1.64 ton = 16.4 kN
4.5 Analisa Tebal Perkerasan dan
Beban desain 42.16 kPa dengan Pembahasan
luasan pelat 5 x 5 m maka P = 1054
kN Perhitungan Tebal Perkerasan
Jumlah tiang yang diperlukan Data :
1054 CBR tanah dasar = 1 %
N   64 . 22 (dicoba 121 Pesawat Rencana = Boeing 737-400
16 . 4
Kedatangan per tahun = 21.557
tiang cerucuk)
Kuat Tekan Slab Beton= 400 kg/cm2
Jalur melintang m = 11
Jalur memanjang n = 11 Hitung Tebal Timbunan untuk perbaikan
Efisiensi geometrik adalah : tanah dasar :
1054
N   64 . 22 (dicoba 121
16 . 4 Rumus :
CBRtop = [ ( h1. (CBR1)1/3 + … + hn.
tiang cerucuk) (CBRn)1/3 ) / 100 ]3
Jalur melintang m = 11
Struktur lapisan soil improvement-
Jalur memanjang n = 11 timbunan tanah dasar :
Efisiensi geometrik adalah : Pasir , CBR 15 % = 20 cm
LPB , CBR 35 % = 35 cm
13.5  11  111  11  111 LPA , CBR 80 % = 25 cm
g  1   0.72
90  11x11
Nilai CBR di atas timbunan :
Sehingga daya dukung grup adalah CBRtop=[(h0. (CBR0)1/3+h1.(CBR1)1/3+
Qg  0.72 x121x16.4  1.428.8 kN > hn.(CBRn) ) / 100 ]3
1/3

1.054 kN......OK = [ ( 20. 11/3 + 20. 151/3 + 35. 351/3 + 25.


801/3 ) / 100 ]3

8
Kuat tekan beton = 400 kg/cm2 ( 40
= [291 / 100 ]3
MPa)
= 24.77 % Kuat Tarik = 4.86 Mpa
Perhitungan Kada banyak cara, yang
Tegangan izin = 2,43 MPa
diperhitungkan dalamanaisa ini
menggunakan grafik : k (kPa/mm) = 76 Annual departure= 21.557 (hal. 43)
Modulus reaksi tanah= 76 kPa/mm (280
Penentuan tebal perkarasan (Slab
Beton) : pci)
Max Take Off Weight = 62.689 kg
Kuat tekan beton (compressive strength)
= 400 kg/cm2 ( 40 Mpa) Max Taxi Weight = 62.915 kg
Kuat tarik lentur (flexural strength)
All up mass = 64..864 kg
sesuai rumus berikut :
Load one main gear = 46,9 % =
f f (MPa) = 1,3 [ (1,6 - h). (1,05+0,05(fc +
30.421 kg
8) ] / γ ()

Taksir tebal pelat h = 30 cm dan γ = 1,2


utk faktor pengaruh beban dinamis

ff (MPa) = 1,3 [ (1,6 – 0,3).


(1,05+0,05(40 + 8) ] / 1,2 = 4,86

Untuk Apron faktor keamanan (FK)


sebesar 1,7 – 2 , sementara untuk runway
1,3 – 1,7 (ICAO,1983)

Maka, kuat tarik lentur ijin sebesar :

f f, izin = ff / FK (....)
Tire pressure = 1,44 MPa
= 4,86 / 2
A. Metode FAA (grafis)
= 2,43 MPa
Hitung tebal pelat-slab beton
menggunakan grafik dengan data sebagai
berikut :

9
Tebal pelat beton sesuai grafik di atas
untuk kedatangan-keberangkatan tahunan
sebesar 25.000 adalah 12.5 inchi atau
(31,75 cm)

B. Metode FAA (grafis dengan


melibatkan jumlah kedatangan

5. KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang dapat


dikemukakan adalah sebagai berikut:

a) Bahwa susunan perkerasan


konstruksi rigid pada apron bisa
digunakan untuk Jenis dan Type
pesawat rencana dalam kajian ini
yaitu B737-400.

pesawat) b) Pada disain Perluasan Apron ukuran


80 x 100 M, untuk analisa perkuatan
tanah dengan cerucuk Ø 12-1.000 cm
dan spasi tiang 50 cm, Daya dukung
C. Metoda Portland Cement
grup sebesar Qg  1428.8 kN >
Association
1054 kN aman digunakan,
menghasilkan penurunan akibat
beban struktur apron sebesar 42.16
kPa, Total elastik settlement 137.4
mm.
c) Berdasarkan perhitungan settlement
akibat konsolidasi dengan beban
kerja sebesar 4,2 ton/m2 diperoleh
settlement tanah lempung tanpa
cerucuk sebesar 135,20 cm.

10
Sedangkan settlement akibat Geotama Bor, CV. 2011, Data sondir
konsolidasi dengan beban kerja dan Daya Dukung Rencana
sebesar 4,2 ton/m2 diperoleh Perluasan Apron Bandara Supadio
settlement lempung dengan cerucuk Pontianak
sebesar 56,225 cm, serta lamanya Hardiyatmo, H.C., 1992, Mekanka
waktu konsolidasi 12,6 tahun. Tanah I dan Mekanika Tanah II,
d) Hasil analisa tebal perkerasan didapat PT. Gramedia Pustaka Utama
tebal slab beton 32 cm, untuk kuat Keputuasan Menteri Perhubungan
tekan beton 40 Mpa, serta tegangan No.38., 2002, Review Masterplan
subgrade 55,63 Mpa, dengan nilai Bandara Supadio yang Tahun
struktur perkerasan apron rencana 2000. Sofreavia-Aeroports de Paris
didapatkan PCN 50/R/B/X/T (ADP)-Bceom-PT. Dacrea Avia.
Tomlinson, M.J., 1977, ”Pile Design
Adapun saran-saran yang and Construction Practice”,
disampaikan : Garden City Press Ltd,
Letchworth, Hertfordshire SG6
1JS, London.
a) Tidak disarankan untuk penggunaan
jenis dan Type pesawat diatas B 737,
jika diinginkan harus dilakukan
analisis lagi.
b) Material lokal seperti Cerucuk Ø 12-
1.000 cm, kuat dan aman, dapat di
pergunkan untuk struktur perkuatan
tanah dasar.
c) Sebagai masukan dan bahan
pertimbangan dalam pengembangan
infrastuktur bagi PT. (Persero)
Angkasa Pura II khususnya untuk
Bandara Supadio Pontianak.

Daftar Pustaka
Bowles, J.E., (1977), “Foundation
Analysis and Design”, McGraw
Hill, Kogakusha, Japan
Budhu. M, 2007, Soil Mechanics and
Foundation, 2nd editon, John
Willey and Sons, INC.

11

Anda mungkin juga menyukai