Patofisiologi (Devi Nur Aini Safa'Ati) (20201546)
Patofisiologi (Devi Nur Aini Safa'Ati) (20201546)
Sedangkan, untuk respon imun yang kurang dapat menyebabkan tubuh menjadi
lebih lemah atau rapuh ketika menghadapi infeksi. Bahkan, Anda jadi mudah sekali
sakit dan terkena virus ataupun bakteri. Hal inilah yang kemudian menyebabkan
peradangan dan berbagai gangguan penyakit autoimun lainnya.
Beberapa faktor di bawah ini dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita
penyakit ini:
Sebenarnya, ada banyak sekali jenis penyakit autoimun. Ini melibatkan sistem organ
yang berbeda-beda. Ada penyakit autoimun yang hanya menyerang organ tertentu
saja. Misalnya, kelenjar tiroid, hati, saluran cerna, ginjal, saraf, jantung, kulit, dan
sendi.
Ada juga penyakit autoimun yang bersifat sistemik, artinya melibatkan banyak sistem
organ seperti penyakit lupus. Untuk mengetahui jenisnya, Anda harus melakukan
konsultasi dan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter.
Ada beberapa jenis penyakit autoimun yang sering menyerang, antara lain
sebagai berikut ini.
1. Tiroiditis Hashimoto
Ini merupakan kelainan autoimun pada organ tiroid. Sistem imun menyerang sel-sel
tiroid sehingga terjadi peradangan dan kerusakan sel. Hal ini menyebabkan sel tiroid
tidak dapat menghasilkan hormon tiroid.
Kekurangan hormon tiroid menimbulkan gejala lemas, berat badan naik, sulit
berkonsentrasi, sulit BAB, dan gejala lainnya. Penyakit ini dapat terjadi pada pria
maupun wanita. Namun, angka kejadian pada wanita jauh lebih tinggi dibandingkan
pria.
2. Penyakit Graves
Hal inilah yang kemudian memicu munculnya beberapa gejala lain. Misalnya, gejala
seperti mudah berkeringat, berat badan turun, jantung berdebar, tangan mudah
tremor, diare, sulit tidur, dan gejala lainnya.
4. Myasthenia Gravis
6. Psoriasis
Daerah kulit yang sering terkena adalah kulit kepala, siku, lutut, telapak tangan, dan
kaki. Selain itu, kuku penderita psoriasis biasanya mengalami gangguan berupa kuku
menjadi lebih tebal, berwarna kekuningan, dan permukaannya bergerigi.
Penyakit psoriasis ditangani oleh dokter spesialis kulit. Bila kulit yang mengalami
psoriasis tidak terlalu luas, dokter akan memberikan pengobatan berupa krim steroid
yang dioleskan pada area yang sakit. Bila kulit yang terkena cukup luas, pasien
biasanya memerlukan pengobatan dengan DMARD (disease modifying anti
rheumatic drugs).
7. Sindrom Sjogren
Karena kondisi tersebut, penderita sindrom Sjogren mengalami kondisi mata kering
(xeroftalmia). Gejalanya biasanya berupa rasa tidak nyaman atau mengganjal di
mata, dan gatal atau perih. Lantas, mata bisa mengalami iritasi, sehingga menjadi
merah dan dapat terjadi gangguan penglihatan.
Gangguan pada kelenjar air liur juga menyebabkan mulut menjadi kering dan mudah
mengalami sariawan. Selain itu, sindrom Sjogren juga bisa menyerang organ tubuh
lain dan menimbulkan gejala kulit kering, nyeri-nyeri sendi, diare, pembesaran
kelenjar getah bening, gangguan ginjal, dan sebagainya.
Pengobatan penyakit ini tergantung pada gejala yang terjadi. Bila gejala yang dialami
mata kering, maka pengobatannya dengan memberikan air mata buatan. Bila kulit
kering, maka diberikan pelembap.
8. Sirosis
Sirosis bilier primer adalah kondisi peradangan pada saluran empedu hati sehingga
terjadi sumbatan. Empedu memainkan peran penting dalam mencerna makanan,
menyaring sel darah merah yang sudah tidak layak, serta kolesterol dan racun-racun
tubuh.
Akibat sumbatan tersebut, terjadi penumpukan zat-zat racun yang pada akhirnya
menyebabkan sirosis hati. Penyakit autoimun jenis yang satu ini biasa ditemukan
pada wanita berusia 30-60 tahun.
9. Skleroderma
Skleroderma sering terjadi pada wanita usia 30-50 tahun. Selain menyerang kulit,
penyakit autoimun ini juga umum menyerang organ, seperti jantung, paru-paru, atau
ginjal. Tentunya gejala yang ditimbulkan lebih serius. Misalnya, kesulitan
bernapas, hipertensi, hipertensi pulmonal, dan lain-lain.
Penyakit yang menyerang saluran pencernaan ini juga lebih banyak dialami wanita
dibandingkan pria. Faktanya, dilansir dari laman Beyond Celiac, wanita dalam
populasi umum yang terdiagnosis penyakit celiac jumlahnya tiga kali lebih banyak
daripada pria.
Gluten itu sendiri merupakan protein yang ditemukan pada makanan yang
mengandung gandum, gandum hitam, dan jelai. Selain pada makanan, gluten juga
dapat ditemukan pada beberapa obat, vitamin, dan lipstik.
Penyakit ini menyerang sistem kekebalan tubuh pada sel pankreas yang seharusnya
bermanfaat untuk menghasilkan insulin. Karena produksi insulin tidak berjalan
normal, maka tubuh kesulitan untuk mengontrol kadar gula darah.
Risiko dari penyakit ini adalah rusaknya berbagai organ penting dalam tubuh, seperti
mata, otak, jantung, ginjal, dan pembuluh darah.