Anda di halaman 1dari 23

M.

MIX DESIGN DAN PELAKSANAAN CAMPURAN BETON

1. Tujuan

Menentukan komposisi campuran antara air, semen, agregat halus,

agregat kasar di dalam proses pembuatan adukan beton dengan kekuatan

tertentu sesuai dengan pedoman ASTM C 192/C 192 M-02 dan SNI

7656:2012.

2. Bahan

a. Air tawar dengan kondisi bersih

Gambar 3.N.1. Air Bersih.

b. Semen

Gambar 3.N.2. Semen.


c. Agregat halus

Gambar 3.N.3. Agregat Halus.

d. Agregat kasar

Gambar 3.N.4. Agregat Kasar.


e. Oli

Gambar 3.N.5. Oli.

3. Peralatan

a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.

Gambar 3.N.6. Timbangan.


b. Ember plastik

Gambar 3.N.7. Ember Plastik.

c. Kontainer

Gambar 3.N.8. Kontainer.


d. Palu

Gambar 3.N.9. Palu.

e. Sekop

Gambar 3.N.10. Sekop.

f. Gayung
Gambar 3.N.11. Gayung.

g. Saringan dengan diameter sesuai kebutuhan

Gambar 3.N.12. Saringan dengan Diameter Sesuai Kebutuhan.

h. 3 buah cetakan silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, 1 buah


cetakan balok dengan ukuran 10 cm x 10 cm x 40 cm

Gambar 3.N.13. Cetakan Balok.


Gambar 3.N.14. Cetakan Silinder.

i. Mesin molen yang digerakkan dengan listrik

Gambar 3.N.15. Mesin Molen.

j. Vibrator

Gambar 3.N.16. Vibrator.


k. Tongkat pemadat dari baja

Gambar 3.N.17. Tongkat Pemadat.

l. Kunci inggris

Gambar 3.N.18. Kunci Inggris.

4. Persiapan Bahan

a. Melakukan perencanaan adukan beton/perhitungan mix design untuk

kekuatan tertentu. Hasil perhitungan tersebut merupakan perencanaan

untuk 1 m3 beton.

b. Menghitung total volume cetakan yang akan dibuat (volume 3 buah

silinder dan 1 buah balok). Benda uji silinder akan digunakan untuk
pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah, sedangkan benda uji balok

akan digunakan untuk pengujian kuat lentur.

c. Apabila gradasi agregat tidak baik, melakukan pengayakan sesuai

dengan Tabel 2 (Grading Requirements for Coarse Aggregates)

ASTM c33-03 dan Tabel 4 pada modul ini.

d. Menjadikan agregat halus dan agregat kasar dalam kondisi SSD. Hal

ini dilakukan untuk mencegah agregat mengambil proporsi air untuk

campuran beton, yang nantinya dapat mengubah faktor air semen dan

berdampak pada workability dan kekuatan beton.

e. Menimbang air, semen, agregat halus dalam kondisi SSD dan agregat

kasar dalam kondisi SSD sesuai dngan proporsi campuran hasil

perhitungan mix design untuk kondisi volume diatas (b).

Gambar 3.N.19. Menimbang Agregat Kasar.


Gambar 3.N.20. Menimbang Air.

Gambar 3.N.21. Menimbang Agregat Halus.

Gambar 3.N.22. Menimbang Semen.


5. Prosedur Percobaan

a. Memasukan bahan mulai dari agregat kasar, agregat halus, semen dan

air satu per satu kedalam mesin molen.

Gambar 3.N.23. Memasukkan Bahan-Bahan ke Dalam Mesin Molen.

b. Menghidupkan mesin molen.

Gambar 3.N.24. Menghidupkan Mesin Molen.

c. Mencampurkan bahan pembentuk beton setelah semua bahan di dalam

mesin molen selama tiga menit, diikuti dengan tiga menit berhenti,

lalu dua menit untuk pencampuran akhir. Menutupi bagian atas mesin

molen selama waktu berhenti untuk menghindari penguapan.

d. Mengeluarkan adukan beton dari mesin molen.


Gambar 3.N.25. Mengeluarkan Adukan.

e. Mengambil sebagian adukan beton segar untuk pelaksaan uji slump.

Gambar 3.N.26. Melaksanakan Uji Slump.

f. Memasukkan adukan ke dalam cetakan sebanyak 1/3 tinggi cetakan.

Gambar 3.N.27. Memasukkan Adukan ke Dalam Cetakan Silinder.


Gambar 3.N.28. Memasukkan Adukan ke Dalam Cetakan Balok.
.

g. Memadatkan adukan beton dalam cetakan dengan menggunakan

vibrator atau tongkat baja.

Gambar 3.N.29. Memadatkan Adukan.

Gambar 3.N.30. Memadatkan Adukan.


h. Mengulangi langkah (f) dan (g) pada adukan beton segar sebanyak 2/3

tinggi cetakan dan penuh.

i. Meratakan adukan beton segar dengan sekop kecil dan memukul

cetakan dengan palu.

Gambar 3.N.31. Memukul-Mukul Cetakan.

j. Membuka cetakan setelah 24 ±8jam

Gambar 3.N.32. Melepas Cetakan.

k. Merendam beton keras pada suhu 23 ±2⸰C sebagai usaha perawatan

beton (curing).
Gambar 3.N.33. Merendam Beton.

l. Mengangkat beton keras dari rendaman sehari sebelum pengujian, dan

membiarkan beton keras mengering hingga siap untuk melakukan

pengujian beton keras.

Gambar 3.N.34. Mengangkat Beton Setelah Perendaman.


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai