terjadinya anemia maka tingkat kelahiran bayi premature meningkat, kematian ibu juga
anak meningkat, dan penyakit infeksi. Anemia defisiensi besi pada ibu dapat
setelahnya. Zat besi memiliki peran vital terhadap pertumbuhan janin selama hamil,
asupan zat besi harus ditambah mengingat selama kehamilan, volume darah pada tubuh
ibu meningkat. Sehingga, untuk dapat tetap memenuhi kebutuhan ibu dan menyuplai
makanan serta oksigen pada janin melalui plasenta, dibutuhkan asupan zat besi yang
lebih banyak. Asupan zat besi yang diberikan oleh ibu hamil kepada janinnya melalui
plasenta akan digunakan janin dalam kebutuhan tumbuh kembangnya, termasuk untuk
bulan. Selain itu zat besi juga membantu dalam mempercepat proses penyembuhan luka,
khususnya luka yang timbul dalam proses persalinan (Deswati et al., 2019).
bagi kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Anemia pada wanita usia subur (WUS)
produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah
kekurangan zat besi, asam folat, dan perdarahan akut dapat terjadi karena interaksi antara
gravid, umur, paritas, tingkat pendidikan, status ekonomi dan kepatuhan konsumsi tablet Fe
Faktor umur merupakan faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil. Umur seorang ibu
berkaitan dengan alat – alat reproduksi wanita. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah
umur 20 – 35 tahun. Kehamilan diusia < 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan
anemia karena pada kehamilan diusia < 20 tahun secara biologis belum optimal emosinya
cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang
mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat – zat gizi selama
kehamilannya. Sedangkan pada usia > 35 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan
daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa diusia ini. Hasil penelitian
didapatkan bahwa umur ibu pada saat hamil sangat berpengaruh terhadap kajadian anemia
Komplikasi terjadi sebagian besar pada pasca perkembangan ibu hamil selama
kehamilan hal tersebut dapat dicegah atau diobati sebelum menyebabkan keadaan yang
lebih buruk dan bahkan bisa memburuk selama kehamilan. Menurut WHO tahun 2016,
ada lima penyebab terjadinya komplikasi terbesar menyebabkan 75% kematian pada ibu
hamil yaitu pendarahan hebat, infeksi yang terjadi setelah melahirkan, preeklamsia dan
Manuaba ( 2010 ) dalam (Pujiastutik et al., 2019) anemia dapat meningkatkan resiko
Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga
persalinan (perdarahan), gangguan masa nifas (daya tahan terhadap infeksi dan stres kurang,
produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, cacat
pada bayi atau bahkan kelahiran premature. Ketika seorang wanita dinyatakan hamil,
perubahan fisiologis tubuh turut berubah, sehingga kebutuhan gizi juga akan berubah.
Pertumbuhan dan perkembangan janin sangat dipengaruhi oleh asupan gizi ibu karena
kebutuhan gizi janin berasal dari ibu. Status gizi ibu sebelum hamil dan selama hamil