Anda di halaman 1dari 17

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL

INNA MUARA TOWER 3 (Tiga) DI PADANG

Sandi afrinaldi, Yurisman, Khadavi


Jurusan Teknik sipil, Fakultas Teknik sipil dan perencanaan Universitas bung hatta
E-mail: sandi_afrinaldi@yahoo.com , yurisman_pdg@yahoo.com , qhad_17@yahoo.com

Abstrak

Tugas akhir ini berisikan tentang tinjauan ulang perencanaan struktur gedung Hotel Inna
Muara tower 3 (tiga) di Padang. Dalam penulisan tugas akhir ini berpedoman kepada
beberapa peraturan standar yaitu peraturan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Tata
cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung (SNI 03-1729-2002), Tata cara
perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung (SNI 03-2847-2002), Standar
perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung (SNI 03-1726-202).
Perhitungan analisa struktur menggunakan perangkat lunak komputer yang berlisensi,
sedangkan perhitungan dimensi struktur dilakukan secara manual. Dari hasil perhitungan
didapat pelat S3A dengan ketebalan 130mm menggunakan tulangan Ø10-125, balok B2-16
dengan dimensi 400x800 menggunakan 8Ø22 untuk tulangan tumpuan,- 9Ø22 untuk tulangan
tumpuan+, 5Ø22 untuk tulangan lapangan-, 9Ø22 untuk tulangan lapangan+, kolom K14
dengan dimensi 600x600 menggunakan 16Ø19 untuk tulangan utama/tulangan longitudinal.
Terdapat perbedaan hasil perhitungan dalm tugas akhir ini dengan perhitungan konsultan
perencana. Perbedaan ini terjadi karena adanya kemungkinan perbedaaan asumsi
pembebanan oleh penuls dan konsultan perencana.

Kata kunci: analisa struktur, dimensi struktur, penulangan struktur


RE-OBSERVATION Of STRUCTURE DESIGN Of INNA MUARA
HOTEL TOWER 3 (Three) At PADANG

Sandi afrinaldi, Yurisman, Khadavi


Civil Engineering Department, Faculty of Civil Engineering and Planning,
Bung Hatta University
E-mail: sandi_afrinaldi@yahoo.com , yurisman_pdg@yahoo.com , qhad_17@yahoo.com

Abstract

This final report consist of re-observation of structure design of Inna Muara Hotel tower 3
(three) at Padang. In writing this final report refer to some standard code such as Calculation
Role of Steel Structure for Building Construction (SNI 03-2847-2002) Calculation Role of
Concrete Structure for Building Construction (SNI 03-2847-2002), design Standard of
Earthquake Resistance for Building Construction (SNI 03-1726-2002). The calculation of
structure analyze is by using licensed computer software, then manual calculation use to
determine the structure dimension and structure reinforcement. This research/observation got
the result as follow, plate S3A with the thickness 130mm using Ø10-125 as bar for x and y
direction, beam B2-16 with the dimension 400x800 using 8Ø22 as bar in support area-, 9Ø22
as bar in support area+, 5Ø22 as bar in field area-, 9Ø22 as bar in field area+. Column K14
with dimension 600x600 using 16Ø19 as main bar/ longitudinal bar. There are some
difference of calculation result in this final report to calculation of design consultant. The
difference cause by there is difference probability of loading assumption among writer and
design consultant.

Key word: Structure analyze, Structure dimension, Structure reinforcement


Pendahuluan Untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI 03-
1726-2002).
Konstruksi beton bertulang merupakan
kombinasi dari elemen-elemen struktur Metodologi
seperti pelat, balok dan kolom yang Pengambilan data lapangan ataupun
dihubungkan menjadi satu kesatuan data perencanaan yg diperlukan dalam
sehingga membentuk suatu bangunan yang penyelesaian tugas akhir ini dilakukan
layak huni (kuat, aman and kokoh) dimana dengan mengambil data sekunder, yaitu
material elemen strukturnya terbuat dari data yg diperoleh dari pihak/instansi
bahan beton yang diberi perkuatan baja terkait, yaitu pada kontraktor dan
tulangan. Konsultan Manajemen Konstruksi
(Konsultan MK) dari Proyek
Setiap elemen struktur harus mampu
Pembangunan Kembali Unit Usaha Hotel
memikul beban serta gaya-gaya yang
Inna Muara Jl. Gereja No. 34 Padang.
bekerja pada struktur. Beban-beban serta
Metodologi penelitian yang
gaya-gaya yang diasumsikan bekerja pada
digunakan/dilakukan dalam penyusunan
struktur sangat penting untuk diperhatikan,
skripsi ini adalah sebagai berikut:
untuk itu diperlukan penguasaan ilmu-ilmu
1. Studi Literatur
teknik sipil seperti mekanika teknik,
Studi literature dilakukan dengan cara
rekayasa gempa dan pengetahuan lapangan
mempelajari pembebanan struktur,
yang cukup.
analisa struktur rangka baja,
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah sambungan rangka baja, dan
untuk menganalisa perhitungan struktur perhitungan elemen struktur portal
pada gedung Hotel Inna Muara dengan beton melalui jurnal, artikel dan buku-
berpedoman pada referensi berupa buku- buku dengan tetap mengacu pada Tata
buku dan peraturan standar perencanaan Cara Perencanaan Struktur Baja untuk
yang ada di Indonesia seperti: Tata Cara Bangunan Gedung (SNI 03-1729-
Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan 2002), Tata Cara Perhitungan Struktur
Gedung (SNI 03-1729-2002), Tata Cara Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI
Perhitungan Struktur Beton Untuk 03-2847-2002), dan Standar
Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002), dan Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Standar Perencanaan Ketahanan Gempa
Struktur Bangunan Gedung (SNI 03-  120 mm untuk pelat tanpa
1726-2002). penebalan
2. Konsultasi  100 mm untuk pelat dengan
Konsultasi dilakukan dengan dosen penebalan
pembimbing, konsultan manajemen b) Untuk 0,2 <m ≤ 0,2 , ketebalan
konstruksi, pihak kontraktor serta pelat minimum harus memenuhi
pihak-pihak yang memahami ( )
permasalahan yang relevan dengan ( )
topik yang dibahas dalam skripsi ini. dan tidak bolekurang dari 120 mm
3. Pemodelan struktur dan analisa c) Untuk m > 0,2 , tebal pelat
Pemodelan struktur yang digunakan minimum tidak boleh kurang dari:
pada skripsi ini adalah berupa struktur
( )
kuda-kuda atap dan struktur portal 3
lantai sesuai denga gambar
dan tidak kurang dari 90 mm
perencanaan pada bangunan yang
d) Pada tepi yang tidak menerus, balok
ditinjau. Perhitungan dilakukan
tepi harus mempunyai rasio
dengan bantuan program komputer.
kekakuan  tidak kurang dari 0,8
Hasil dan pembahasan atau sebagai alternatif ketebalan
Pelat minimum yang ditentukan oleh
Menurut SNI 03-2847-2002 pasal persamaan diatas harus dinaikkan
11.5.3 butir 3 menyatakan bahwa tebal paling tidak 10% pada panel dengan
pelat minimum dengan balok yang tepi yang tidak menerus.
menghubungkan tumpuan pada semua - Cek Tebal Pelat
sisinya harus memenuhi ketentuan Ln = diperoleh dari bentang terpendek
sebagai berikut : dikurangi lebar balok
= 4000-((400+350)/2) = 3625 mm
a) Untuk m ≤ 0,2 , tebal pelat minimum
harus memenuhi nilai sesuai Tabel.10 Fy = 400 Mpa
dalam SNI 03-2847-2002 dan tidak
 = diperoleh dari perbandingan antara
boleh kurang dari:
bentang bersih yang terpanjang
dengan bentang bersih yang Eb .I b
Maka :  dimana pada
terpendek. Ep. I p

( ) konstruksi monolit yang direncanakan disini

( )
Eb = Ep sehinga :

m= Nilai rata-rata ratio kekakuan lentur


balok dengan kekakuan pelat.
 Menghitung 3
Dalam hal ini bentangan yang Inersia penampang balok
dianggap sangat menentukan yaitu
sebagai berikut : Ib = 1/12 . b . h3
= 1/12 . 400 . 8003
= 17066666667 mm4

Pada pelat membentang secara transversal


sampai sumbu panel :

Ip = 1/12. 8000 . 1303 = 1464666667


mm4
Eb .I b
Maka :  dimana pada
Ep. I p
Gambar 3.26 Daerah perwakilan untuk
konstruksi monolit yang direncanakan disini
perhitungan nilai rasio kekuatan
Ebp = Ep sehinga :
 Menghitung 1,dan 3
Inersia penampang balok

Ib = 1/12 . b . h3
 Menghitung 4
= 1/12 . 400 . 8003
Inersia penampang balok
= 10766666667 mm4
Ib = 1/12 . b . h3
Pada pelat membentang secara transversal
= 1/12 . 350 . 7503
sampai sumbu panel :
= 12304687500 mm4
Ip = 1/12. 4000 . 1303 = 732333333
mm4
Pada pelat membentang secara transversal Untuk Bangunan Gedung SNI 03–2847–
sampai sumbu panel : 2002. Ada beberapa syarat yang harus
diperhatikan dalam menghitung penulangan
Ip = 1/12. 8000 . 1303 = 1464666667 mm4
pelat, yaitu :
Eb .I b
Maka :  dimana pada  Pasal 10. 4. 3 :
Ep. I p
f 'c 600
konstruksi monolit yang direncanakan disini ρb= 0.85.1 x x
f y 600  f y
Eb = Ep sehinga :
 Pasal 12.2.7.3 :
β 1 = 0,85
Jika 0 < fc’ < 30 Mpa

β 1 = 0,85 – 0,008 ( fc’=30Mpa ) Jika


30 < fc’< 55 Mpa

β 1 = 0,65
m ≤ 2.0 maka h  90 mm
Jika fc’> 55 Mpa
130 mm  90 mm
 Pasal 12.3.3 :
Cek :
ρ maks = 0,75 ρ b
( )
ρ min = 1,4 / fy

( )  Pasal 11.3.2.1 :
( )
 = 0.8 (faktor reduksi kekuatan
untuk komponen yang memikul
lentur murni)
Maka, tebal pelat h = 130 mm dapat
Data struktur yang digunakan sebagai
digunakan
berikut :
Dalam menghitung penulangan pada 1. Mutu Beton (fc’) = 25 Mpa
pelat, digunakan metode koefisien momen 2. Mutu Baja (fy) = 240 Mpa
yang menganalisis nilai momen dari arah X 3. Diameter Tulangan = Ø10 mm
dan arah Y pada setiap panel. Menurut Tata
Cara Perhitungan Struktur Beton Bertulang
Penulangan Pelat Lantai Atap ii. Beban Hidup
- Beban pekerja
Tinjau Panel S3A
= 100 kg/m2
Diasumsikan pelat terjepit pada kedua
sisi - Air hujan (5 cm) = 0,05 x 1000
Cek jenis pelat : = 50 kg/m2 +
ly 8000
 2 LL = 150 kg/m2
lx 4000

 Beban mati (DL) = 374 kg/m2


2< 2,0(Pelat 2 arah)
 Beban hidup (LL) = 150 kg/m2
 Beban ultimit (qu) = 1,2 DL + 1,6LL
= 1,2 (374) + 1,6 (150)
= 688,8 kg/m2

Perhitungan momen disain pelat dianggap


terjepit penuh :
o Mlx = 0,001 qu lx 2 X ,dimana X = 91
= 0,001 (688,8) (4)2 (91)
= 1002,90 kg.m
Perhitungan beban sebagai berikut :
o Mly = 0,001 qu lx 2 X ,dimana X = 25
i. Beban Mati
= 0,001 (688,8) (4)2 (25)
- Berat sendiri pelat (t=130mm)
= 275,52 kg.m
= 0,13 x 2400 = 312 kg/m2
o Mtx = - 0,001 qu lx 2 X,dimana X = 114
- Plafond+penggantung
2 = - 0,001 (688,8) (4)2 (114)
= 18 kg/m
= - 1256,37 kg.m
- keramik
o Mtix = ½ Mlx
= 24 kg/m2
= ½ . 1002,90 kg.m
- Instalasi ME dan plumbing = 501,45 kg.m
2
= 20 kg/m +
o Mtiy = ½ Mly
2
DL = 374 kg/m = ½ . 275,52 kg.m
= 137,76 kg.m

Perhitungan penulangan pelat sebagai


berikut:
a. Penulangan lapangan arah X
 Tulangan utama = Ø 10 mm ( )
( √ )
 Tinggi efektif (dx) = h – p – ½ Øtul.x
= 130 – 30 – ½(10)
( )
= 95 mm ( √ )

Harus memenuhi ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks

 Pembatasan nilai  :  Jika ρ ada< ρ min , maka digunakan ρ


ρ min ≤ ρ ≤ ρ max ada = ρ min dan As = ρ ada.b.d
 Jika ρ ada> ρ maks , maka tebal pelat
β1 = 0,85 fc’ ≤ 30 MPa
harus diperbesar
Dimana ; Diperoleh : ρ > ρ min

=0,75 0,006> 0,0058


( )
Maka dipakai ρ perlu = 0,006
=0,75
( )
Luas tulangan tarik (As)
= = As = ρ x b x d
= 0,006 x 1000 x 95
= 570 mm2
Mlx =Mu= 1002,90kg.m=1002,90x104
Nmm Dipakai tulangan Ø 10 – 125 mm
As = 628 mm2
Mn = Mu/  = 1002,90 x 10 / 0,84
Chek momen nominal penampang :
4
=1253,63 x 10 Nmm As aktual = 628 mm2
Lengan momen dalam :
=0,75
( )
= 0,040

maka momen nominal aktualnya adalah : = =

Mn = As.fy.(d - a/2) Mly =Mu=275,52 kg.m = 275,52 x 104 Nmm


Mn=Mu/  =275,52x104/0,8=344,4x104Nmm
= 628x 240 x (95 – 7,093/2)

= 13783871,52 Nmm

Syarat :
( )
Mn actual > Mn perlu ( √ )

13783871,52 Nmm >12536300Nmm


( )
( √ )
b. Penulangan lapangan arah Y
 Tulangan utama arah x = Ø 10 mm
 Tulangan utama arah y = Ø 10 mm
Harus memenuhi ρmin ≤ ρada ≤ ρmaks
 Tinggi efektif (dx)
 Jika ρada< ρmin ,maka digunakan ρada
= h – p – Ø tul.x – ½ Ø tul.y
= ρmin dan As = ρada.b.d
= 130 – 30 – 10 – ½ (10)= 85 mm
 Jika ρada> ρmaks ,maka tebal pelat
harus diperbesar
Diperoleh : ρ < ρ min

0,002< 0,0058

 Pembatasan nilai  : Maka dipakai ρ min = 0,0058


ρ min ≤ ρ ≤ ρ max
Luas tulangan tarik (As)
β1 = 0,85 fc’ ≤ 30 MPa As = ρ x b x d
Dimana ; = 0,0058 x 1000 x 85
= 493 mm2
=0,75
( )
Dipakai tulangan Ø 10 – 140 mm Dimana ;
As = 549,5 mm2
=0,75
( )
Chek momen nominal penampang :
As aktual = 549,5 mm2
=0,75
( )

= =
Lengan momen dalam :
Mtix=Mu= 501,45kg.m = 501,45 x 104 Nmm
Mn=Mu/  =5014500/0,8=626,81x104Nmm

maka momen nominal aktualnya adalah :


Mn = As.fy.(d - a/2)
= 549,5x 240 x (85 – 6,206/2)
= 10800576,36 Nmm

Syarat : ( )
( √ )
Mn actual > Mn perlu
10800576,36 Nmm >3444000Nmm
( )
( √ )
c. Penulangan tumpuan arah X
 Tinggi efektif (dx) = h – p – ½
Øtul.x
Harus memenuhi ρ min ≤ ρ ada ≤ ρ maks
= 130 – 30 – ½(10)= 95 mm
 Jika ρ ada< ρ min , maka digunakan
ρada = ρ min dan As = ρ ada.b.d
 Jika ρ ada> ρ maks , maka tebal pelat
harus diperbesar
Diperoleh : ρ < ρ min
 Pembatasan nilai  :
0,0029< 0,0058
ρ min ≤ ρ ≤ ρ max
Maka dipakai ρ min = 0,0058
β1 = 0,85 fc’ ≤ 30 MPa
Luas tulangan tarik (As)  Pembatasan nilai  :
ρ min ≤ ρ ≤ ρ max
As = ρ x b x d
= 0,0058 x 1000 x 95= 551 mm β1 = 0,85 fc’ ≤ 30 MPa

Dipakai tulangan Ø 10 – 140 mm Dimana ;


2
As = 628 mm
Chek momen nominal penampang : =0,75
( )

As aktual = 628 mm2


=0,75
( )

= =
Lengan momen dalam :
Mtiy=Mu = 137,76kg.m = 137,76x 104 Nmm

Mn=Mu/  =137,76x104/0,8=172,2x104Nmm
maka momen nominal aktualnya adalah :

Mn = As.fy.(d - a/2)
= 628x 240 x (95 – 7, 093/2)
= 13783871,52 Nmm

Syarat : ( )
( √ )
Mn actual > Mn perlu
( )
13783871,52 Nmm >6268100Nmm ( √ )

d. Penulangan tumpuan arah Y


 Tinggi efektif(dx)=h–p–Øtul.x–½Øtul.y
Harus memenuhi ρmin ≤ ρada ≤ ρmaks
= 130–30–10–½(10)= 85 mm
 Jika ρada< ρmin ,maka digunakan ρada
= ρmin dan As = ρada.b.d
 Jika ρada> ρmaks ,maka tebal pelat
harus diperbesar
Diperoleh : ρ < ρ min Balok
 Daerah tumpuan (momen negatif
0,001< 0,0058
untuk tulangan atas)
Maka dipakai ρ min = 0,0058 Mu = 58,80541 ton.m = 58805,41kg.m
= 58805,41x 104 N.mm
Luas tulangan tarik (As)
As = ρ x b x d Tinggi efektif balok (d)
= 0,0058 x 1000 x 85= 493 mm d = h – p – Ds – ½ Du
= 800 – 40 – 10 – ½ .22
Dipakai tulangan Ø 10 – 150 mm
= 739 mm
As = 549,5 mm2
Chek momen nominal penampang : d’ = h – d= 800 – 739= 61 mm

As aktual = 549,5 mm2 Koefisien kapasitas penampang

Lengan momen dalam :


Syarat rasio penulangan

= =

maka momen nominal aktualnya adalah :


Mn = As.fy.(d - a/2) =0,75
( )
= 549,5x 240 x (85 – 6,206/2)
0,85 .25. 0,85.600
= 10800576,36 Nmm =0,75
400 (600 400)
Syarat :
Nilai perbandingan tegangan
Mn actual > Mn perlu f 400
m= =
0,85 fc 0,85 . 25
10800576,36 Nmm >1722000Nmm
Maka diperoleh nilai rasio tulangan perlu
Perhitungan panel pelat atap yg lainnya di
( )
tabelkan ( √ )

( )
( √ )
Syarat

Karena nilai maka digunakan 0,0035< 0,0103< 0,020


= 0,007
Perhitungan kapasitas penampang

As perlu =ρ.b.d
= 2097,2 mm2

Coba 6 Ø 22 dengan As aktual = 2279,64 mm2 ( ⁄ )


Kontrol terhadap nilai ρ
(

)
Syarat

0,0035< 0,0077< 0,020


Jadi 8 Ø 22 dapat digunakan pada tulangan
Perhitungan kapasitas penampang atas pada tumpuan

 Daerah tumpuan (momen Positif untuk


tulangan bawah)
( ⁄ ) Mu = 65,12253 ton.m = 65122,53kg.m
= 65122,53x 104 N.mm
( )
Tinggi efektif balok (d)

d = h – p – Ds – ½ Du
Karena Ø Mn < Mu maka As aktual harus = 800 – 40 – 10 – ½ .22
dinaikkan dengan cara menambah jumlah = 739 mm
tulangan.
d’ = h – d= 800 – 739= 61 mm
2
Coba 8 Ø 22 dengan As aktual = 3039,52 mm
Koefisien kapasitas penampang
Kontrol terhadap nilai ρ
Syarat rasio penulangan Perhitungan kapasitas penampang

= =

=0,75 ( ⁄ )
( )
160,91
=0,8 .3039,52 .400 . (739 )
=0,75 2
( ) 4
=72059,47 x 10 <65122,53x 10
4

= 0,020 Jadi 9 Ø 22 dapat digunakan pada tulangan

Nilai perbandingan tegangan bawah pada tumpuan

Kolom

Jarak dari serat tepi terdesak ke garis netral


Maka diperoleh nilai rasio tulangan perlu keadaan seimbang

1 (2.m. n)
ρperlu = (1 √1 ) ( ) ( )
m f

1 (2 18,824 2,98)
= (1 √1 ) Dengan mengacu pada diagram regangan
18,824 400
maka :
Karena nilai maka digunakan
( ) ( )
= 0,008

As perlu =ρ.b.d
= 2364,8 mm2

Coba 9 Ø 22 dengan As aktual = 3419,46 mm2


Kontrol terhadap nilai ρ Dengan didapatnya disimpulkan
bahwa tulangan baja tekan sudah meluluh,
dengan demikian maka fs’ = f
Syarat

0,0035< 0,0116< 0,020


Selanjutnya dilakukan evaluasi besarnya
gaya tekan dan tarik

Dengan demikian penampang kolom


memenuhi persyaratan

Momen yang dihasilkan penampang adalah :


( ) ( )

( (
Maka :
))
( (
))

( )
Maka kolom hancur dengan diawali
Dengan demikian penampang kolom
beton didaerah tekan.
memenuhi persyaratan
Periksa kekuatan penampang
Kesimpulan

Dari hasil perhitungan penulangan


( )
elemen struktur pada gedung hotel inna
muara tower 3 (tiga) maka dapat
( ) sisimpulkan sebagai berikut:

1. Dari perhitungan penulangan pelat


lantai dengan menggunakan metoda
koefisien momen yang ditinjau 3. Dari hasil perhitungan penulangan
terhadap arah X dan Y maka Kolom antara penulis dan perencana
diperoleh penulangan pelat seperti diperoleh bahwa hasil penulangan
terlihat pada tabel 1. berdasarkan perhitungan penulis
Table 1. Penulangan Pelat lebih kecil dari pada perhitungan
Panel lantai Penulis Perencana perencana seperti terlihat pada tabel

S3A Ø 10 - 125 Ø 10 - 150 Table 3. Penulangan Kolom 60x60


Tulangan Utama
Tipe Kolom
S3 Ø 10 - 150 Ø 10 - 150 Penulis Perencana
K9 16 Ø 19 20 Ø 19
S4 Ø 10 - 125 Ø 10 - 150
K11 16 Ø 19 20 Ø 19
S6 Ø 10 - 150 Ø 10 - 150
K13 16 Ø 19 20 Ø 19

K14 16 Ø 19 20 Ø 19
2. Dari hasil perhitungan penulangan
K15 16 Ø 19 20 Ø 19
balok antara penulis dan perencana
diperoleh bahwa hasil penulangan
Daftar pustaka
balok ada yang lebih besar dan ada
yang lebih kecil terhadap perencana Asroni, Ali. 2010, Kolom Pondasi dan
seperti terlihat pada tabel 2. Balok T Beton Bertulang, Penerbit :
Graha Ilmu. Yogyakarta
Table 2. Penulangan Balok 40x80
Tulangan Utama Cahya, Indra. 1999, Beton Bertulang,
Tipe balok Lokasi
Penulis Perencana
Penerbit : Universitas Brawijaya.
Tump - 5 Ø 22 5 Ø 22
Tump + 3 Ø 22 3 Ø 22 Malang
B1 19
Lap - 3 Ø 22 5 Ø 22
Lap + 3 Ø 22 3 Ø 22
Departemen Pekerjaan Umum. 2002. Tata
Tump - 5 Ø 22 5 Ø 22 Cara Perencanan Struktur baja untuk
Tump + 4 Ø 22 3 Ø 22
B2 15
Lap - 3 Ø 22 3 Ø 22
bangunan Gedung, SNI 03 – 1726 –
Lap + 4 Ø 22 5 Ø 22 2002, Yayasan Badan Penerbit : PU.
Tump - 8 Ø 22 7 Ø 22
Departemen Pekerjaan Umum. 2002. Tata
Tump + 9 Ø 22 3 Ø 22
B2 16
Lap - 5 Ø 22 3 Ø 22 Cara perencanan Ketahanan Gempa
Lap + 9 Ø 22 5 Ø 22
Untuk Bangunan Gedung, SNI 03 –
Tump - 3 Ø 22 5 Ø 22
Tump + 3 Ø 22 3 Ø 22
B2 19
Lap - 4 Ø 22 5 Ø 22
Lap + 3 Ø 22 3 Ø 22
1726 –2002, Yayasan Badan Penerbit : Terbaru Edisi Keempat, Penerbit : ITS
PU. Press, Surabaya

Departemen Pekerjaan Umum. 2002. Tata Setiawan, Agus.. 2008, Perencanaan


Cara perhitungan Struktur Beton Struktur Baja Dengan Metoda LRFD
Untuk Bangunan Gedung, SNI 03 – {Sesuai SNI 03-1729-2002, Penerbit :
2847 –2002, Yayasan Badan Penerbit : Erlangga, Jakarta
PU.
Sunggono Kh, V. 1995, Teknik Sipil,
Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Penerbit : Nova. Bandung
Pedoman Perencanaan Pembebanan
Vis, W.C. dan H. Kusuma, Gideon. 1993.
Untuk Rumah dan Gedung, Yayasan
Dasar-dasar Perencanaan Beton
Badan Penerbit : PU
Bertulang berdasarkan SK SNI T-15-
Direktorat Penerbit Penyelidikan 1991-03 Seri Beton 1. Penerbit :
Masalah Bangunan. 1983. Peraturan Erlangga. Jakarta.
Pembebanan Indonesia Untuk
Vis, W.C. dan H. Kusuma, Gideon.. 1993.
Gedung. Direktorat Jendral Cipta
Grafik dan Tabel Perhitungan Beton
Karya departemen Pekerjaan umum,
Bertulang berdasarkan SK SNI T-15-
Bandung.
1991-03 Seri Beton 4. Penerbit :
G. Nawy, Edgard, 1998. Beton Bertulang Erlangga. Jakarta.
Suatu Pendekatan Dasar.Penerbit : PT
Y CE, Hadi. 2000, Perhitungan Konstruksi
Refika Aditama.Bandung.
Baja Lengkap Jilid 2, Penerbit :
H. Kusuma, Gideon, dan Andriano Yustadi Offset Printing.
Takim, 1993. Desain Struktur Rangka
Beton Bertulang di Daerah Rawan
Gempa Seri Beton 3.Penerbit :
Erlangga.Jakarta.

Purwono, Rachmad, 2010, Perencanaan


Struktur Beton Bertulang Tahan
Gempa Sesuai SNI-1726 dan SNI-2847

Anda mungkin juga menyukai