Anda di halaman 1dari 89

ht

tp
s:
//lo
m
bo
kt
im
ur
ka
b.
bp
s.
go
.id
Katalog BPS: 4102004.5203
ht
tp
s:
//l
om
bo
kt
im
ur
ka
b.b
ps
.g
o.
id
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT
KABUPATEN LOMBOK TIMUR 2017

ISBN:-
No. Publikasi/Publication Number: 5203.18xx
Katalog/Catalog: 4102004.5203

Ukuran Buku/Book Size: 17,6 cm x 25 cm


Jumlah Halaman/Number of Pages: viii+78 halaman

id
o.
Naskah/Manuscript:

.g
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Timur

ps
BPS-Statistics of Lombok Timur Regency

b.b
Desain Kover/Cover Design by: ka
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Timur
ur

BPS-Statistics of Lombok Timur Regency


im
kt

Sumber Ilustrasi/Illustration Source:


bo

Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Timur


om

Diterbitkan oleh/Published by:


//l

© BPS Kabupaten Lombok Timur/BPS-Statistics of Lombok Timur Regency


s:
tp
ht

Dicetak oleh/Printed by:


CV. Maharani

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau


menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial
tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik

Prohibited to announce, distribute, communicate, and/or copy part or all of


this book for commercial purpose without permission from BPS-Statistics
Indonesia
TIM PENYUSUN

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT


KABUPATEN LOMBOK TIMUR 2017

id
o.
.g
Pengarah : Drs. M. Saphoan

ps
.b
Penulis : Eni Handayani, S.ST

b
I Putu Surya Dhyatmika, S.ST
ka
M. Ahzan Sofyan, S.ST
ur
im

Pengolah Data : Eni Handayani, S.ST


kt

M. Ahzan Sofyan, S.ST


bo
om

Tata Letak dan : I Putu Surya Dhyatmika, S.ST


Desain Kulit
//l
s:
tp
ht
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kepada Allah Subhanhu Wa Ta’ala, Badan Pusat Statistik
Kabupaten Lombok Timur telah selesai menyusun publikasi INDIKATOR KESEJAHTERAAN
RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR 2017. Publikasi ini menyajikan berbagai aspek
kesejahteraan yang datanya tersedia dan terukur. Untuk memudahkan interpretasi,
perubahan taraf kesejahteraan dikaji menurut bidang yang mencakup Kependudukan,

id
Kesehatan dan Gizi, Pendidikan, Ketenagakerjaan, Taraf dan Pola Konsumsi, Perumahan dan

o.
.g
Lingkungan, Kemiskinan, serta Sosial Lainnya yang menjadi acuan dalam upaya peningkatan

ps
kualitas hidup. Sumber data yang digunakan dalam publikasi ini antara lain, hasil pendataan

b .b
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dan
ka
data sekunder dari berbagai dinas/instansi/SKPD terkait.
ur
im

Publikasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat maksimal kepada semua pihak
kt

terutama para pengambil kebijakan dan pihak-pihak terkait lainnya. Ucapan terima kasih dan
bo
om

apresiasi yang sebesar-besarnya diberikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan
//l

memberikan konstribusinya dalam penyusunan publikasi ini. Saran dan masukan yang
s:

konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan penyusunan publikasi


tp
ht

serupa di masa mendatang.

Selong, November 2018


Badan Pusat Statistik
Kabupaten Lombok Timur
K e p a l a,

Drs. MUHAMAD SAPHOAN

iii INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
PENDAHULUAN 1
METODOLOGI 7
KEPENDUDUKAN 17

id
o.
19 Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk dan Rasio
Jenis Kelamin

.g
20 Persebaran dan Kepadatan Penduduk

ps
22 Beban Ketergantungan

.b
24 Usia Kawin Pertama dan Fertilitas

b
25
ka
Penggunaan Alat/Cara KB
KESEHATAN DAN GIZI 27
ur

29 Tingkat Imunitas dan Gizi Balita


im

31 Penolong Persalinan
kt

32 Mordibitas
bo

PENDIDIKAN 37
om

39 Angka Melek Huruf


40 Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah
//l
s:

41 Tingkat Pendidikan
tp

43 Tingkat Partisipasi Sekolah


ht

KETENAGAKERJAAN 45
47 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT)
49 Lapangan Usaha dan Status Pekerjaan
TARAF DAN POLA KONSUMSI 51
PERUMAHAN DAN 57
LINGKUNGAN
59 Kualitas Rumah Tinggal
62 Fasilitas Rumah Tinggal
KEMISKINAN 65
68 Perkembangan Penduduk Miskin
69 Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan
SOSIAL LAINNYA 71
73 Perjalanan Wisata
74 Kepemilikan Telepon Genggam dan Akses Terhadap
Internet
76 Akses Pengobatan Gratis
78 Tindak Kejahatan

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 iv


DAFTAR TABEL
JUDUL TABEL Hal.
TABEL 1 Jumlah, Laju Pertumbuhan Penduduk, dan Kepadatan 20
Penduduk Kabupaten Lombok Timur Tahun 2013-2017
TABEL 2 Jumlah Penduduk , Sex Ratio dan Kepadatan Penduduk 21
Kabupaten Lombok Timur menurut Kecamatan Tahun 2017
TABEL 3 Jumlah Penduduk Usia Produktif dan Non Produktif di 23
Kabupaten Lombok Timur Menurut Kecamatan Tahun 2017

id
(Jiwa)

o.
.g
TABEL 4 Persentase Balita yang Pernah Mendapat Imunisasi Menurut 30

ps
Jenis Imunisasi dan Jenis Kelamin Kabupaten Lombok Timur
Tahun 2017

b .b
TABEL 5 Persentase Penduduk yang Menderita Sakit Selama Sebulan
ka 33
Terakhir Menurut Hari Sakit dan Jenis Kelamin Tahun 2017
ur
TABEL 6 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Selama Sebulan 34
im

Terakhir Menurut Tempat Berobat Jalan Tahun 2017


TABEL 7 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Penduduk Umur 7-24 Tahun
kt

43
bo

Kabupaten Lombok Timur Menurut Kelompok Umur dan Jenis


Kelamin di Tahun 2017
om

TABEL 8 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat 47


//l

Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Lombok Timur


s:

Tahun 2014,2015,2017
tp

TABEL 9 Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Jam Kerja 49


ht

dan Jenis Kelamin di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017


TABEL 10 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan 50
Usaha dan Jenis Kelamin di Kabupaten Lombok Timur Tahun
2017
TABEL 11 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut Status 50
Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Lombok
Timur Tahun 2017
TABEL 12 Rata-Rata Pengeluaran Rumah Tangga di Kabupaten 54
Lombok Timur Tahun 2017
TABEL 13 Rata-rata Konsumsi Protein dan Energi Per Kapita per hari 54
Menurut Komoditi Makanan Kabupaten Lombok Timur Tahun
2017
TABEL 14 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum di 62
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017
TABEL 15 Persentase Penduduk yang Menggunakan Kartu Jaminan 78
Kesehatan untuk Berobat Jalan Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017

v INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


DAFTAR GAMBAR
JUDUL GAMBAR Hal.
GAMBAR 1 Piramida Penduduk Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017 22
GAMBAR 2 Persentase Wanita Pernah Kawin Usia 15-49 Tahun Menurut 24
Umur Kawin Pertama Kabupaten Kabupaten Lombok Timur
Tahun 2017
GAMBAR 3 Total Fertility Rate Kabupaten Kabupaten Lombok Timur 25

id
Tahun 2017

o.
GAMBAR 4 Persentase Wanita Pernah Kawin Usia 15-49 Tahun Menurut 26

.g
Alat/Cara KB Kabupaten Kabupaten Lombok Timur Tahun

ps
2017

.b
GAMBAR 5 Persentase Baduta yang Diberikan ASI di Kabupaten Lombok 30
b
Timur Tahun 2017 ka
GAMBAR 6 Persentase Kelahiran Menurut Tempat Persalinan 31
ur

Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017


im

GAMBAR 7 Persentase Kelahiran Menurut Penolong Persalinan 32


kt

Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017


bo

GAMBAR 8 Persentase Penduduk yang Sakit Tetapi Tidak berobat Jalan 34


om

Selama Sebulan Terakhir Menurut Alasan Utama Tidak


Berobat Jalan Tahun 2017
//l

GAMBAR 9 Angka Melek Huruf Penduduk 15 Tahun ke Atas Kabupaten 40


s:

Lombok Timur Tahun 2017 (Persen)


tp

GAMBAR 10 Persentase Rata-rata Lama Sekolah Usia 25 Tahun ke Atas 41


ht

dan Harapan Lama Sekolah Penduduk 7 Tahun ke atas


Kabupaten Lombok Timur Tahun 2010-2017
GAMBAR 11 Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Pendidikan Tertinggi 42
yang Ditamatkan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017
(Persen)
GAMBAR 12 Angka Partisipasi Murni (APM) Penduduk Menurut Tingkat 44
Pendidikan Jenis Kelamin di Kabupaten Lombok Timur Tahun
2017
GAMBAR 13 Persentase Rumah Tangga Menurut Atap, Dinding dan Lantai 60
Terluas Di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017
GAMBAR 14 Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Hunian Per 61
Kapita Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017
GAMBAR 15 Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Tempat Buang 63
Air Besar dan Penampungan Akhir Tinja Kabupaten Lombok
Timur Tahun 2017
GAMBAR 16 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan 64
Utama Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 vi


GAMBAR 17 Garis Kemiskinan Per Kapita Per Bulan Kabupaten Lombok 68
Timur Tahun 2005-2017 (Rupiah)
GAMBAR 18 Persentase penduduk miskin Kabupaten Lombok Timur Tahun 69
2005-2017
GAMBAR 19 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan 70
Kemiskinan (P2) Kabupaten Lombok Timur tahun 2007-2017
GAMBAR 20 Persentase Penduduk yang Bepergian Dalam Periode 1 Januari 74
s.d 31 Desember 2016 Terakhir Dirinci Menurut Frekuensi
Bepergian dan Jenis Kelamin Kabupaten Lombok Timur
GAMBAR 21 Persentase Penduduk yang Memiliki Telepon Seluler Menurut 75
Jenis Kelamin Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017

id
GAMBAR 22 Persentase Penduduk 5 Tahun Ke Atas yang Menggunakan 75

o.
Komputer/Laptop dan Mengakses Internet dalam 3 Bulan

.g
Terakhir Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Lombok Timur

ps
Tahun 2017 (persen)

.b
GAMBAR 23 Persentase Penduduk 5 Tahun ke Atas yang Mengakses 76
b
Internet dalam 3 Bulan Terakhir Menurut Tujuan Kabupaten
ka
Lombok Timur Tahun 2017
ur

GAMBAR 24 Persentase Penduduk yang Memiliki Kartu Jaminan Kesehatan 77


im

untuk Berobat Jalan Menurut Jenis Kelamin Kabupaten


kt

Lombok Timur Tahun 2017


bo

GAMBAR 25 Persentase Penduduk yang Mengalami Tindak Kejahatan 78


om

Setahun yang Lalu Menurut Jenis Kelamin Tahun 2017


//l
s:
tp
ht

vii INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


ht
tp
s:
//l
om
bo
kt
im
ur
ka
b.b

“sengaja dikosongkan...”
ps
.g
o.
id
1
BAB PENDAHULUAN
Badan Pusat Statistik (BPS) mengukur tingkat kesejahteraan rumah tangga
melalui (a) tingkat pendapatan, (b) komposisi pengeluaran rumah tangga
untuk makanan dan non-makanan, (c) tingkat pendidikan anggota rumah
tangga, (d) tingkat kesehatan dan kondisi perumahan serta fasilitas yang
dimiliki rumah tangga

id
o.
.g
ps
b .b
ka
ur
im
kt
bo
om
//l
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//l
om
bo
kt
im
ur
ka
b.b

“sengaja dikosongkan...”
ps
.g
o.
id
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Peningkatan kesejahteraan rakyat merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap
negara di dunia termasuk Indonesia. Hal ini sesuai dengan yang telah diamanatkan dalam

id
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Suryono (2014) mengemukakan empat pengertian

o.
.g
kesejahteraan, yakni (1) dalam istilah umum, sejahtera berarti keadaan manusia yang baik,

ps
makmur, sehat dan damai; (2) dalam tujuan ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan

b .b
keuntungan atau manfaat suatu hal dalam menunjang kesejahteraan; (3) dalam tinjauan
ka
ur
kebijakan sosial, sejahtera berkaitan dengan jangkauan pelayanan untuk memenuhi
im

kebutuhan masyarakat; (4) dalam tinjauan lain, sejahtera identik dengan aspek keuangan
kt

yang dibayarkanoleh pemerintah kepada orang yang memiliki kebutuhan finansial, tetapi
bo
om

tidak dapat bekerja untuk memenuhinya.


Perwujudan kesejahteraan umumnya dilakukan melalui program pembangunan yang
//l
s:

terencana, terpadu dan memiliki perspektif jangka panjang. Program tersebut kemudian
tp
ht

direfleksikan dalam bentuk peningkatan pendapatan masyarakat, penurunan tingkat


kemiskinan, penyediaan lapangan pekerjaan dan pembangunan yang berkualitas bagi
masyarakat. Berbagai program dan kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan tentunya
perlu dievaluasi agar dapat disempurnakan dimasa yang akan datang.
Dimensi kesejahteraan rakyat sangat luas dan kompleks sehingga taraf kesejahteraan
masyarakat hanya dapat dinilai melalui indikator terukur yang dapat menggambarkan
kondisi riil masyarakat. Badan Pusat Statistik (BPS) mengukur tingkat kesejahteraan rumah
tangga melalui (a) tingkat pendapatan, (b) komposisi pengeluaran rumah tangga untuk
makanan dan non-makanan, (c) tingkat pendidikan anggota rumah tangga, (d) tingkat
kesehatan dan kondisi perumahan serta fasilitas yang dimiliki rumah tangga.
Dalam upaya memenuhi indikator tersebut disusun publikasi Indikator Kesejahteraan
Rakyat Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017. Publikasi ini menyajikan aspek-aspek

3 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


kesejahteraan menurut standar BPS. Diharapkan publikasi ini mampu memberikan gambaran
tentang tingkat kesejahteraan penduduk khususnya penduduk di Kabupaten Lombok Timur.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan publikasi ini adalah untuk menyajikan informasi mengenai gambaran
serta perkembangan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Lombok Timur yang diukur dari
beberapa aspek kesejahteraan. Adapun aspek-aspek tersebut adalah kependudukan,
kesehatan dan gizi, ketenagakerjaan, pendidikan, konsumsi dan perumahan dan kemiskinan.

id
o.
1.3 Manfaat Penulisan

.g
ps
Penulisan publikasi ini bertujuan untuk:

.b
a. Memberikan informasi mengenai gambaran kesejahteraan masyarakat di

b
ka
Kabupaten Lombok Timur.
ur

b. Sebagai bahan evaluasi terhadap pelaksanaan program pembangunan


im
kt

kesejahteraan di Kabupaten Lombok Timur.


bo

c. Sebagai bahan untuk perencanaan pembangunan kesejahteraan ke depan.


om

d. Sebagai bahan untuk penelitian-penelitian di Kabupaten Lombok Timur terutama


//l

yang berhubungan dengan kesejahteraan.


s:
tp
ht

1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017 inii
dibagi dalam beberapa bab. Bab pertama menguraikan latar belakang, tujuan, manfaat, dan
sistematika penulisan. Bab kedua menyajikan metodologi yang digunakan dalam penulisan
ini mencakup ruang lingkup, sumber data, serta konsep dan definisi indikator kesejahteraan.
Bab ketiga berisi gambaran umum penduduk, seperti jumlah dan laju pertumbuhan
penduduk, rasio ketergantungan, kepadatan penduduk dan sebagainya. Selanjutnya bab
keempat membahas indikator kesejahteraan dari sisi kesehatan dan gizi, diantaranya
imunitas dan gizi balita, penolong persalinan dan morbiditas penduduk. Bab kelima
memberikan gambaran mengenai pendidikan, dengan menyajikan indikator melek huruf dan
partisipasi sekolah. Bab keenam menyajikan kesejahteraan penduduk dari sisi

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 4


ketenagakerjaan, diantaranya tingkat partisipasi angkatan kerja dan tingkat pengangguran
terbuka.
Bab selanjutnya memberikan gambaran taraf dan pola konsumsi masyarakat, dengan
menyajikan persentase pengeluaran per kapita per bulan. Selanjutanya adalah bab
perumahan dan lingkungan yang terdiri dari kualitas dan fasilitas rumah tinggal. Bab
kesembilan menyajikan kemiskinan penduduk dilihat dari indikator persentase penduduk
miskin (po), kedalaman kemiskinan (p1) dan keparahan kemiskinan (p2). Bab terakhir
menyajikan indikator sosial lainnya seperti perjalanan wisata, akses internet, akses

id
o.
pengobatan gratis, dan tindak kejahatan.

.g
ps
.b
b
ka
ur
im
kt
bo
om
//l
s:
tp
ht

5 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


ht
tp
s:
//l
om
bo
kt
im
ur
ka
b.b

“sengaja dikosongkan...”
ps
.g
o.
id
2
BAB METODOLOGI
Beberapa aspek kesejahteraan yang akan disajikan adalah aspek
kependudukan kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, konsumsi rumah
tangga, perumahan dan lingkungan, kemiskinan, serta aspek sosial
lainnya

id
o.
.g
ps
b .b
ka
ur
im
kt
bo
om
//l
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//l
om
bo
kt
im
ur
ka
b.b

“sengaja dikosongkan...”
ps
.g
o.
id
BAB 2
METODOLOGI
2.1 Ruang Lingkup

Masalah kesejahteraan merupakan suatu masalah yang kompleks. Tingkat


kesejahteraan dapat dilihat dari beberapa aspek, yang terukur maupun yang tidak terukur.

id
Publikasi ini hanya menyajikan indikator kesejahteraan yang dapat diukur yang diperoleh

o.
.g
dari berbagai survei yang dilakukan oleh BPS dan sumber-sumber data sekunder lainnya..

ps
Beberapa aspek kesejahteraan yang akan disajikan adalah aspek kependudukan kesehatan,

b .b
pendidikan, ketenagakerjaan, konsumsi rumah tangga, perumahan dan lingkungan,
ka
ur
kemiskinan, serta aspek sosial lainnya.
im
kt

2.2 Sumber Data


bo

Sumber data yang digunakan untuk publikasi ini adalah hasil Survei Sosial Ekonomi
om

Nasional (Susenas) Maret 2016, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2016 dan
//l
s:

Sensus Penduduk 2010. Meskipun Susenas dan Sakernas telah mencakup beberapa aspek
tp

kesejahteraan, beberapa indikator penunjang juga diperoleh melalui sumber lainnya seperti
ht

Kabupaten Lombok Timur Dalam Angka, maupun publikasi lainnya yang telah dirilis terlebih
sebelumnya.

2.3 Konsep dan Definisi Indikator Kesejahteraan

Berikut penjelasan mengenai konsep dan definisi dari indikator-indikator kesejahteraan


yang digunakan.
1. Indikator Kependudukan
a. Penduduk adalah orang yang menetap di suatu wilayah selama enam bulan
atau lebih dan/atau yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi berniat
untuk menetap lebih dari enam bulan
b. Laju pertumbuhan penduduk adalah persentase perubahan penduduk dalam
periode tertentu (biasanya setahun). Dihitung dengan cara:

9 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


𝑃𝑡 = 𝑃0 (1 + 𝑟)𝑡

Pt = Jumlah penduduk pada tahun t


P0 = Jumlah penduduk tahun 0
r = Laju pertumbuhan penduduk

c. Tingkat Kepadatan Penduduk adalah jumlah penduduk di suatu wilayah

id
dibagi dengan luas wilayah. Dihitung menggunakan formula:

o.
.g
ps
𝑗𝑖𝑤𝑎 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑆𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑊𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ (𝑗𝑖𝑤𝑎)

.b
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 ( 2
)=
𝑘𝑚 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑊𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ (𝑘𝑚2 )

b
ka
ur

d. Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk
im
kt

laki-laki dan perempuan pada suatu wilayah dan waktu tertentu. Dihitung
bo

dengan cara:
om

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐿𝑎𝑘𝑖 − 𝑙𝑎𝑘𝑖


𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑚𝑖𝑛 = 𝑥100
//l

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛


s:
tp
ht

e. Angka beban tanggungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan jumlah


penduduk usia tidak produktif tertanggung (0-14 tahun dan 65 tahun ke
atas) dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun). Dihitung
dengan menggunakan formula:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑈𝑠𝑖𝑎 0 − 14 𝑑𝑎𝑛 65 +


𝐷𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛𝑐𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 15 − 64

2. Indikator Kesehatan
a. Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan perbandingan antara jumlah bayi
(kurang dari 1 tahun) yang meninggal dengan jumlah kelahiran hidup dalam
kurun waktu satu tahun. Atau rata-rata banyaknya bayi yang meninggal
setiap seribu kelahiran hidup. Dihitung dengan formula:

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 10


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑈𝑠𝑖𝑎 0 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐴𝐾𝐵 = 𝑥1000
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛
b. Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan perkiraan rata-rata lamanya hidup
(dalam tahun) yang dapat ditempuh seseorang.
c. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan (PKK) merupakan
rasio antara banyaknya penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat tertentu. Formula perhitungannya
adalah sebagai berikut:

id
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑔𝑎𝑙𝑎𝑚𝑖 𝐾𝑒𝑙𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑃𝐾𝐾 = 𝑥100

o.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘

.g
d. Angka Morbiditas (AM) disebut juga sebagai angka kesakitan merupakan

ps
.b
persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan menyebabkan

b
ka
terganggunya kegiatan sehari-hari (sakit). Dihitung dengan menggunakan
ur

rumus:
im

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑆𝑎𝑘𝑖𝑡


kt

𝐴𝑀 = 𝑥100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
bo

e. Rata-rata Lama Sakit (RrLS) adalah rata-rata lamanya terganggu kesehatan (dalam
om

hari) yaitu terganggunya kegiatan/aktivitas sehari-hari bagi seseorang yang


//l

mengalami keluhan kesehatan. Menunjukkan rata-rata lama hari sakit yang dialami
s:
tp

penduduk. Rata-rata lama sakit dimaksud selama satu bulan terakhir (maksimal 30
ht

hari). Dihitung dengan rumus:


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑆𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
𝑅𝑟𝐿𝑆 = 𝑥100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑎𝑘𝑖𝑡
f. Rasio penduduk terhadap sarana kesehatanadalah perbandingan antara
jumlah penduduk dengan jumlah sarana kesehatan yang tersedia.
g. Persentase persalinan oleh tenaga medis merupakan rasio banyaknya proses
persalinan yang ditolong oleh tenaga medis (dokter, paramedis, bidan, dan
perawat) terhadap seluruh persalinan yang terjadi pada suatu saat tertentu.
h. Mengobati sendiri adalah upaya pengobatan dengan menentukan jenis obat
sendiri (tanpa saran/resep dari tenaga kesehatan). Menunjukkan persentase
penduduk dengan keluhan kesehatan yag mengobati sendiri. Dihitung
dengan menggunakan rumus:

11 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


i. Berobat jalan merupakan upaya atau kegiatan seseorang yang mempunyai
keluhan kesehatan untuk memriksakan diri dan mendapatka pengobatan
dengan mendatangi tempat-tempat pelayanan kesehatan modern atau
tradisional tanpa menginap, termasuk mendatangkan petugas kesehatan ke
rumah. Menunjukkan banyaknya penduduk dengan keluhan kesehatan yang
berobat dengan mengunjungi fasilitas kesehatan.

3. Indikator Pendidikan

id
a. Bersekolah adalah terdaftar dan aktif mengikuti proses belajar di suatu

o.
.g
jenjang pendidikan formal, baik yang di bawah pengawasan Depdiknas

ps
maupun departemen/instansi lain.

.b
b. Angka Melek Huruf (AMH) merupakan perbandingan jumlah penduduk usia
b
ka
15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf
ur
im

lainnya dengan jumlah seluruh penduduk usia 15 tahun ke atas. Formula


kt

perhitungannya adalah:
bo

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 15 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑙𝑒𝑘 𝐻𝑢𝑟𝑢𝑓


om

𝐴𝑀𝐾 = 𝑥100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 15 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 𝐴𝑡𝑎𝑠
//l

c. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) merupakan rata-rata jumlah tahun yang telah
s:
tp

dihabiskan oleh penduduk 15 tahun ke atas di seluruh jenjang pendidikan


ht

formal yang pernah dijalaninya. RLS dihitung menggunakan tiga variabel


secara simultan yaitu partisipasi sekolah, tingkat/kelas yang sedang/pernah
dijalani, dan jenjang pendidikan yang ditamatkan.
d. Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan perbandingan antara jumalah
penduduk pada kelompok usia tertentu yang masih sekolah dengan jumlah
seluruh penduduk pada kelompok usia yang bersesuaian. Dihitung dengan
menggunakan rumus:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑖
𝐴𝑃𝑆𝑖 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑖
e. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah perbandingan jumlah penduduk yang
masih sekolah pada jenjang tertentu (SD, SMP, SMA dan PT) pada kelompok
usia yang sesuai dengan jumlah seluruh penduduk pada kelompok usia yang
bersesuaian. Dihitung dengan menggunakan formula:
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 12
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑠𝑖𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑖
𝐴𝑃𝑀𝑖 = 𝑥100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑈𝑠𝑖𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛
4. Indikator Ketenagakerjaan

id
o.
.g
ps
b .b
ka
ur
im
kt
bo
om

a. Bekerja merupakan kegiatan dengan maksud memperoleh atau membantu


//l

memperoleh keuntungan atau penghasilan paling sedikit selama satu jam


s:
tp

berturut-turut tanpa terputus dalam seminggu terakhir.


ht

b. Menganggur adalah keadaan seseorang selama seminggu yang lalu (sebelum


pencacahan) tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang berusaha mencari
pekerjaan atau sedang mempersiapkan usaha atau sudah diterima tetapi
belum mulai bekerja maupun yang putus asa dalam mencari pekerjaan.
c. Angkatan Kerja (AK) adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang selama
seminggu yang lalu mempunyai pekerjaan, baik yang bekerja maupun yang
sementara tidak bekerja (karena sakit, cuti dan sebagainya) serta yang
sedang mencari pekerjaan.
d. Bukan angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas dan
selama seminggu yang lalu hanya bersekolah atau mengurus rumah tangga,
dan tidak melakukan suatu kegiatan yang dapat dimasukkan dalam kategori
bekerja atau mencari pekerjaan.

13 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


e. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah perbandingan jumlah
angkatan dengan jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas). Dihitung
menggunakan formula:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎


𝑇𝑃𝐴𝐾 = 𝑥100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑈𝑠𝑖𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 (15+)

f. Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) merupakan perbandingan jumlah penduduk

id
yang bekerja terhadap jumlah angkatan kerja. Dihitung dengan:

o.
.g
ps
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑇𝐾𝐾 = 𝑥100

.b
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎

b
ka
ur

g. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan perbandingan antara


im

penduduk yang menganggur (tidak mempunyai pekerjaan, mencari


kt
bo

pekerjaan maupun mempersiapkan usaha atau sudah diterima tetapi belum


om

mulai bekerja) dengan jumlah angkatan kerja. Dihitung dengan:


//l
s:
tp

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟


𝑇𝑃𝑇 = 𝑥100
ht

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎

h. Jumlah jam kerja adalah waktu yang digunakan untuk bekerja dari seluruh
pekerjaan yang dilakukan selama seminggu terakhir.
i. Lapangan usaha/pekerjaan adalah bidang kegiatan dari
pekerjaan/usaha/perusahaan/kantor tempat seseorang bekerja, atau yang
dihasilkan oleh perusahaan/kantor tempat responden bekerja.
j. Status pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan yang
meliputi berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh

5. Indikator Konsumsi Rumah Tangga


a. Konsumsi/pengeluaran (makanan dan non makanan) adalah nilai
pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga baik berasal dari pembelian,

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 14


produksi sendiri maupun pemberian yang diperhitungkan sesuai dengan
harga pasar.
b. Pengeluaran per kapita adalah rata-rata pengeluaran per orang dalam rumah
tangga. Dapat dihitung dengan membagi total pengeluaran rumah tangga
dengan jumlah anggota rumah tangga.

6. Indikator Perumahan dan Lingkungan


a. Luas Lantai adalah luas bangunantempattinggalatau jumlahdari setiap

id
bagiantempat tinggalyang ditempati olehanggota rumah tangga

o.
.g
dandipergunakanuntuk keperluanhidup sehari–hari

ps
b. Atap layak termasuk atap selain daun-daunan, yakni beton, genteng, sirap,

.b
seng dan asbes
b
ka
c. Dinding layak merupakan dinding yang teruat dari susunan bata merah atau
ur
im

batako dan dinding kayu


kt

d. Lantai layak ialah lantai bukan tanah


bo

e. Jamban sehat adalah jamban yang digunakan oleh rumah tangga dengan
om

kloset leher angsa serta dilengkapi tangki pembuangan (tangki septik).


//l
s:

Rumah tangga dianggap memilki sanitasi layak apabila temapt tinggalnya


tp

memiliki fasilitas jamban sehat baik milik sendiri maupun milik bersama.
ht

7. Kemiskinan
a. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran
rumah tangga sebulan di bawah garis kemiskinan.
b. Garis kemiskinan adalah nilai rupiah yang dibutuhkan seseorang yang dapat
memenuhi kebutuhan dasar makanan selama sebulan sebanyak 2.100
kkal/kapita/hari ditambah kebutuhan dasar non makanan khususnya untuk
sandang dan papan.

15 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


ht
tp
s:
//l
om
bo
kt
im
ur
ka
b

“sengaja dikosongkan...”
.b
ps
.g
o.
id
3
BAB KEPENDUDUKAN
Secara garis besar dependency ratio Kabupaten Lombok Timur mencapai
54,78 pada tahun 2017. Angka ini terus mengalami penurunan dari tahun
2011 sebesar 57,05 persen. Jika penurunan ini terus terjadi, diperkirakan
beberapa tahun ke depan Kabupaten Lombok Timur akan mengalami
Bonus Demografi

id
o.
.g
ps
b .b
ka
ur
im
kt
bo
om
//l
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//l
om
bo
kt
im
ur
ka
b.b

“sengaja dikosongkan...”
ps
.g
o.
id
BAB 3
KEPENDUDUKAN
Masalah kependudukan bukan merupakan hal yang baru, terutama pada negara
berkembang seperti Indonesia. Oleh sebab itu, masalah ini perlu mendapat perhatian
khusus karena berkaitan dengan indikator kehidupan lainnya seperti ketersediaan fasilitas

id
pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan yang berdampak kepada kesejahteraan

o.
.g
penduduk itu sendiri. Besarnya jumlah penduduk dapat menjadi potensi untuk penyediaan

ps
sumber daya manusia (SDM). Namun pada kenyataannya, jumlah penduduk yang banyak

.b
tidak menjamin kelancaran pembangunan suatu daerah. Pembangunan dalam masalah
b
ka
kependudukan bukanlah hal yang mudah untuk dilaksanakan. SDM yang banyak juga harus
ur
im

diimbangi dengan kemampuan yang memadai untuk bersaing pada era milineal seperti
kt

sekarang ini. Beberapa indikator kependudukan yang akan disajikan dalam publikasi ini
bo

adalah jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, rasio jenis kelamin, kepadatan dan
om

persebaran penduduk, rasio ketergantungan, serta jumlah kelahiran.


//l
s:

3.1 Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin
tp
ht

Dalam lima tahun terakhir jumlah penduduk Lombok Timur terus mengalami
peningkatan. Laju pertumbuhan penduduk dalam lima tahun terakhir berkisar antara 0,8 –
0,98 persen. Lombok Timur merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar di
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), mencapai 1.183.204 jiwa pada tahun 2017. Sementara
itu kepadatan penduduk sekitar 737 jiwa/km2 masih jauh di bawah Kota Mataram sebagai
ibukota Provinsi. Ini merupakan hal yang wajar mengingat luas Kota Mataram hanya 0,3
persen dari luas NTB sedangkan Lombok Timur merupakan Kabupaten dengan luas wilayah
1.605,55 km2 atau 7,97 persen dari luas NTB.

19 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


TABEL 1 Jumlah, Laju Pertumbuhan Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Lombok
Timur Tahun 2013-2017

INDIKATOR 2013 2014 2015 2016 2017


(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Jumlah Penduduk (jiwa) 1.143.273 1.153.773 1.164.018 1.173.781 1.183.204


Laju Pertumbuhan
0,98 0,92 0,89 0,84 0,8
Penduduk (%)
Kepadatan Penduduk
712 719 725 731 737
(jiwa/km2)

id
Sumber: BPS, Proyeksi SP2010

o.
.g
3.2 Persebaran dan Kepadatan Penduduk

ps
.b
Hal yang tidak kalah penting dalam masalah kependudukan adalah sebaran dan

b
ka
kepadatan penduduk. Jika dilihat persebaran penduduk berdasarkan administrasi
ur

pemerintahan, maka Kecamatan Masbagik, Aikmel dan Pringgabaya merupakan kecamatan


im

dengan jumlah penduduk tertinggi pada tahun 2017. Sedangkan jumlah penduduk terendah
kt
bo

adalah Kecamatan Sembalun dan Sambelia.


om

Sementara itu, dilihat dari jumlah penduduk menurut jenis kelamin, jumlah
//l

perempuan cenderung lebih banyak dari pada laki-laki. Perbedaan ini sangat signifikan,
s:
tp

dilihat dari sex ratio hanya sebesar 87,14 pada tahun 2017 artinya hanya ada sekitar 87
ht

penduduk laki-laki diantara 100 perempuan. Jika dilihat menurut kecamatan, maka Sikur
memiliki sex ratio terkecil. Sedangkan Sambelia memiliki sex ratio terbesar yang mencapai
94,93. Sementara itu sex ratio Selong yang merupakan ibukota kabupaten adalah sebesar
89,88.
Data kepadatan penduduk menurut kecamatan yang disajikan dalam publikasi ini
bertujuan untuk melihat ketimpangan sebaran penduduk. Sebagai ibukota kabupaten,
Kecamatan Selong memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi mencapai 2.888
jiwa/km2. Di samping itu, beberapa kecamatan di sekitar Selong juga memiliki kepadatan
penduduk yang relatif tinggi, seperti kecamatan Masbagik, Sukamulia dan Sakra. Sedangkan
kecamatan dengan wilayah terluas justru memiliki kepadatan penduduk yang relatif rendah
dibandingkan yang lainnya, seperti Kecamatan Sembalun dan Sambelia. Hal ini disebabkan

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 20


karena kecamatan-kecamatan tersebut berada di area hutan dan gunung dengan akses yang
masih relative terbatas dibanding kecamatan yang lain.

Jumlah Penduduk , Sex Ratio dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Lombok Timur
TABEL 2
menurut Kecamatan Tahun 2017

PENDUDUK KEPADATAN
SEX RATIO
KECAMATAN PENDUDUK
JUMLAH(JIWA) PERSENTASE (%) (L/P)
(JIWA/KM2)
(1) (2) (3) (4) (5)

id
Keruak 52.778 4.46 89.21 1.303

o.
Jerowaru 59.880 5.06 92.54 419

.g
Sakra 56.882 4.81 85.02 2.267

ps
Sakra Barat 50.822 4.30 83.55 1.573

b .b
Sakra Timur 44.176 3.73
ka 81.37 1.193
Terara 68.979 5.83 89.79 1.666
ur

Montong Gading 42.424 3.59 81.70 1.653


im

Sikur 70.159 5.93 80.99 896


kt
bo

Masbagik 100.669 8.51 91.11 3.035


Pringgasela 53.555 4.53 85.94 399
om

Sukamulia 32.287 2.73 82.83 2.228


//l
s:

Suralaga 54.132 4.58 87.11 2.003


tp

Selong 91.481 7.73 89.88 2.888


ht

Labuhan Haji 56.978 4.82 88.94 1.149


Pringgabaya 94.962 8.03 89.31 697
Suela 39.093 3.30 84.93 340
Aikmel 99.412 8.40 85.61 809
Wanasaba 62.109 5.25 84.02 1.111
Sembalun 20.050 1.69 93.16 92
Sambelia 32.376 2.74 94.93 132
Lombok Timur 1.183.204 100,00 87,14 737
Sumber: BPS, Proyeksi SP2010

Ditinjau dari komposisi penduduk menurut kelompok umur, jumlah laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan perempuan pada kelompok umur muda, yakni 0-14 tahun.
Pada kelompok umur produktif, 15-64 tahun perempuan lebih dominan daripada laki-laki.
Hal ini disebabkan karena banyaknya penduduk laki-laki Kabupaten Lombok Timur yang
mencari pekerjaan atau bersekolah ke luar daerah. Sementara itu, pada kelompok umur tua,
21 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017
jumlah penduduk perempuan juga lebih banyak daripada laki-laki, sejalan dengan angka
harapan hidup wanita yang lebih tinggi daripada laki-laki.

GAMBAR 1 Piramida Penduduk Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017

Kelompok Umur Perempuan Laki-Laki

75 +
70 – 74
65 – 69
60 – 64

id
55 – 59
50 – 54

o.
45 – 49
40 – 44

.g
35 – 39

ps
30 – 34
25 – 29

.b
20 – 24
15 – 19

b
10 – 14 ka
5–9 Ribu
0–4 Jiwa
ur

70 60 50 40 30 20 10 0 10 20 30 40 50 60 70
im

Sumber: BPS, Proyeksi SP2010


kt
bo

3.3 Beban Ketergantungan


om

Angka beban ketergantungan atau rasio ketergantungan (dependency ratio)


//l
s:

menunjukan besar beban tanggungan kelompok usia produktif (15-64 tahun) atas usia non
tp

produktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas). Semakin tinggi persentase dependency ratio
ht

menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk produktif.


Sedangkan semakin rendahnya dependency ratio menunjukkan semakin rendah beban yang
harus ditanggung penduduk produktif untuk membiayai penduduk non produktif.
Jika dependency ratio suatu daerah mencapai kurang dari 50, maka daerah tersebut
dapat dikatakan mengalami Bonus Demografi, yang berarti jumlah penduduk usia produktif
lebih besar dibandingkan usia non produktif. Dengan demikian, struktur umur penduduk
mampu memberikan keuntungan secara ekonomi akibat besarnya penduduk yang
merupakan angkatan kerja.
Secara garis besar dependency ratio Kabupaten Lombok Timur mencapai 54,78 pada
tahun 2017. Angka ini terus mengalami penurunan dari tahun 2011 sebesar 57,05 persen.
Jika penurunan ini terus terjadi, diperkirakan beberapa tahun ke depan Kabupaten Lombok
Timur akan mengalami Bonus Demografi. Akan tetapi harus didukung dengan tingkat

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 22


partisipasi kerja yang tinggi untuk mendapatkan kondisi yang ideal. Hal ini dikarenakan
sebagian dari penduduk usia kerja bukan merupakan angkatan kerja. Sebagian dari
penduduk usia kerja merupakan ibu rumah tangga atau berstatus masih bersekolah. Rasio
ketergantungan yang tinggi mengindikasikan bahwa para pencari nafkah harus menanggung
sejumlah besar orang dan harus berpenghasilan besar untuk keluar dari garis kemiskinan
dibandingkan bila rasio ketergantungannya lebih kecil.
Meskipun secara umum Kabupaten Lombok Timur belum mencapai struktur umur
ideal, namun kecamatan Selong sebagai kota kabupaten memiliki dependency ratio sebesar

id
o.
47,10 persen, kemudian Terara 50,31 persen dan Masbagik 51,66. Sedangkan kecamatan-

.g
kecamatan lainnya memiliki dependency ratio yang masih relatif tinggi mencapai 61,98 pada

ps
Kecamatan Sambelia.

b .b
ka
Jumlah Penduduk Usia Produktif dan Non Produktif di Kabupaten
ur
TABEL 3
Lombok Timur Menurut Kecamatan Tahun 2017 (Jiwa)
im

PENDUDUK KELOMPOK UMUR DEPENDENCY


KECAMATAN
kt

0-4 15-64 65+ RATIO


bo

(1) (2) (3) (4) (5)


om

Keruak 16.798 33.405 2.575 57,99


//l

Jerowaru 19.192 37.979 2.709 57,67


s:

Sakra 17.345 36.557 2.980 55,60


tp

Sakra Barat 16.348 31.656 2.818 60,54


ht

Sakra Timur 14.542 27.391 2.243 61,28


Terara 19.450 45.890 3.639 50,31
Montong Gading 12.199 27.694 2.531 53,19
Sikur 20.462 45.399 4.298 54,54
Masbagik 28.905 66.378 5.386 51,66
Pringgasela 16.145 34.100 3.310 57,05
Sukamulia 9.716 20.865 1.706 54,74
Suralaga 16.304 35.265 2.563 53,50
Selong 25.068 62.191 4.222 47,10
Labuhan Haji 16.797 37.087 3.094 53,63
Pringgabaya 28.998 61.506 4.458 54,39
Suela 11.993 25.255 1.845 54,79
Aikmel 32.076 62.590 4.746 58,83
Wanasaba 17.984 40.507 3.618 53,33

23 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


Sembalun 6.309 12.743 998 57,34
Sambelia 11.044 19.988 1.344 61,98
Lombok Timur 357.675 764.446 61.083 54,78
Sumber: BPS, Proyeksi SP2010

3.4 Usia Kawin Pertama dan Fertilitas

Usia kawin pertama (UKP) merupakan umur seorang wanita ketika melangsungkan
perkawinan pertama kali. Semakin muda UKP seseorang berarti semakin lama masa
reproduksinya berlangsung yang berpengaruh terhadap tingkat fertilitas. Seorang wanita

id
o.
yang mengalami masa reproduksi yang lama, besar kemungkinan wanita tersebut

.g
melahirkan banyak anak. Hal ini menyebabkan tingginya angka pertumbuhan penduduk di

ps
suatu daerah.

b .b
ka
Undang-Undang perkawinan No.1 Tahun 1974 menyebutkan batas usia minimal
ur

perempuan untuk menikah adalah 16 tahun. Namun demikian, Undang-Undang


im

perlindungan anak menyebutkan batas usia minimal perempuan untuk menikah adalah 18
kt
bo

tahun. Di sisi lain Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus
om

menggalakan usia perkawinan ideal perempuan adalah pada saat berumur 21 tahun.
//l
s:

Persentase Wanita Pernah Kawin Usia 15-49 Tahun Menurut Umur Kawin
GAMBAR 2
tp

Pertama Kabupaten Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017


ht

18.38
27.42
≤16
17-18
19-20
27.87
21+
26.33

Sumber: Susenas Maret 2017

UKP Kabupaten Lombok Timur masih relatif rendah. Lebih dari 50 persen wanita
pernah kawin melangsungkan perkawinan pada usia sekolah. Persentase penduduk yang

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 24


menikah pada usia kurang dari 17 tahun sebesar 18,38 persen dan 27,87 persen menikah
pada usia 17-18 tahun. Hal ini perlu menjadi perhatian dari Dinas Kesehatan (Dikes), Dinas
Pendidikan (Diknas) dan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) setempat, tingginya
pernikahan dini mencerminkan rendahnya partisipasi sekolah dan dapat meningkatkan risiko
pada saat menjalani persalinan, baik pada bayi maupun ibu. Hal ini terkait dengan
kematangan secara fisik dan mental serta pengetahuan reproduksi pada saat mengandung,
melahirkan dan merawat anaknya.

Fertilitas terkait dengan kemampuan reproduksi perempuan. Sementara itu untuk

id
o.
melihat rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh perempuan pada masa reproduksinya

.g
ps
disebut dengan Total Fertility Rate (TFR). Target TFR nasional Indonesia adalah 2,1 yang

.b
berarti setiap perempuan diharapkan untuk melahirkan hanya dua orang anak selama masa

b
reproduksinya.
ka
ur
im

TFR Lombok Timur pada tahun 2017 adalah sebesar 2,47 berarti rata-rata anak yang
kt

dilahirkan setiap wanita di Kabupaten Lombok Timur adalah sebanyak 2 sampai dengan 3
bo

anak. Meskipun jumlah tersebut masih jauh dari target nasional, namun dari tahun 2011 TFR
om

Lombok Timur selalu lebih kecil dibandingkan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
//l
s:

Diharapkan beberapa tahun ke depan TFR Lombok Timur dapat terus ditekan sehingga dapat
tp

mencapai target nasional. Keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) juga dapat diukur
ht

dari angka TFR yang semakin menurun dari tahun ke tahun.

GAMBAR 3 Total Fertility Rate Kabupaten Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017

2.70
2.67
2.65
2.64
2.60 2.61
2.57
2.55 2.54
2.50 2.51
2.49
2.45 2.47

2.40
2.35
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: BPS, Proyeksi SP2010


25 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017
3.5 Penggunaan Alat/Cara KB

Penurunan tingkat fertilitas tidak terlepas dari peranan pemerintah melalui program KB
yang bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, mengurangi angka kelahiran
dan kematian ibu. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) selaku
instansi pemerintah yang menangani program KB mengharapkan akseptor KB nasional terus
meningkat. Terutama untuk pengguna KB dengan metode kontrasepsi jangka panjang seperti
IUD dan Implant.

id
Berdasarkan data Susenas 2017, sebanyak 40,97 persen wanita usia subur yang pernah

o.
kawin masih menggunakan alat/cara KB. Alat/cara KB yang paling banyak digunakan di

.g
ps
Kabupaten Lombok Timur adalah suntikan. Hal yang wajar mengingat suntikan merupakan

.b
alat/cara KB yang paling mudah dan murah diperoleh. Sementara itu persentase penggunaan
b
ka
metode kontrasepsi jangka panjang, yakni Implant dan IUD sudah cukup tinggi mencapai 18
ur

persen dari jumlah wanita pernah kawin.


im
kt

Persentase Wanita Pernah Kawin Usia 15-49 Tahun Menurut


bo

GAMBAR 4
Alat/Cara KB Kabupaten Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017
om
//l

2.44
s:
tp

4.44
ht

14.12 Suntikan
Pil
10.06 Implan
68.94 IUD
Lainnya

Sumber: Susenas Maret 2017

Pilihan alat/cara KB yang digunakan dipengaruhi beberapa faktor, seperti


pertimbangan keamanan, harga yang terjangkau, frekuensi pemakaian dan efek samping
serta cara pemakaian yang relatif lebih mudah dibandingkan dengan yang lainnya, efisien,
dan kenyamanan bagi penggunanya.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 26


4
BAB KESEHATAN DAN GIZI
Berdasarkan data Susenas Maret 2017 sebanyak 32,06 persen penduduk
mengalami keluhan kesehatan sebulan terakhir sebelum waktu
pencacahan. Jika dirinci menurut jenis kelamin, persentase penduduk
perempuan yang mengalami keluhan kesehatan adalah 32,91 persen,
sedikit lebih banyak dibandingkan laki-laki 31,08 persen

id
o.
.g
ps
b .b
ka
ur
im
kt
bo
om
//l
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//l
om
bo
kt
im
ur
ka
b.b

“sengaja dikosongkan...”
ps
.g
o.
id
BAB 4
KESEHATAN DAN GIZI
Salah satu indikator yang dapat menunjukan kualitas sumber daya manusia adalah
indikator bidang kesehatan. Tingkat kualitas kesehatan merupakan salah satu indikator
untuk menggambarkan mutu pembangunan suatu wilayah. Oleh karena itu, berbagai
program terkait peningkatan kesehatan masyarakat perlu terus diperbaiki dan

id
o.
disempurnakan. Untuk pemenuhan anggaran kesehatan digunakan dana APBN sebesar 10

.g
persen. Anggaran ini akan diarahkan dalam bentuk peningkatan status kesehatan gizi ibu dan

ps
anak, pengendalian penyakit, peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar,

b .b
peningkatan cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS).
ka
ur

4.1 Tingkat Imunitas dan Gizi Balita


im
kt

Usia di bawah lima tahun merupakan masa emas pertumbuhan anak. Oleh karena itu
bo

kulitas kesehatan balita perlu menjadi perhatian. Salah satu indikator untuk melihat tingkat
om

kualitas kesehatan balita dapat dilihat dari imunitas dan gizi. Tingkat imunitas diukur dari
//l
s:

persentase anak usia 12-59 bulan yang pernah mendapatkan imunisasi menurut jenis
tp

imunisasi. Sementara itu karena keterbatasan data yang tersedia, status gizi dalam publikasi
ht

ini diukur dengan indikator persentase anak usia kurang dari dua tahun yang pernah dan
masih mendapatkan ASI.

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti bodi untuk mencegah
penyakit tertentu. Dengan diberikan imunisasi diharapkan tingkat kematian bayi menurun
dan meningkatkan harapan hidup bagi bayi yang dilahirkan. Berdasarkan tabel 4, sebagian
besar balita di Lombok Timur telah mendapatkan imunisasi yang diwajibkan pemerintah,
antara lain BCG (Bacille Calmette-Guerin), DPT (Diphteria, Tetanus, Pertussis), Polio, Campak
dan Hepatitis B. Akan tetapi, untuk beberapa imunisasi seperti DPT, Hepatitis B dan Campak
belum memenuhi target pencapaian imunisasi nasional yakni sebesar 93 persen dari jumlah
seluruh balita di suatu wilayah. Sementara itu, jika ditinjau menurut jenis kelamin maka

29 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


persentase balita laki-laki yang memperoleh imunisasi jauh lebih banyak dibandingkan balita
perempuan.

Persentase Balita yang Pernah Mendapat Imunisasi Menurut Jenis


TABEL 4
Imunisasi dan Jenis Kelamin Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017
JENIS IMUNISASI LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL
(1) (2) (3) (4)

BCG 95,39 93,82 94,62


DPT 90,59 89,76 90,18
Polio 95,45 92,53 94,02

id
o.
Campak/Morbili 62,21 63,59 62,89

.g
Hepatitis B 90,42 89,94 90,19

ps
Sumber: Susenas Maret 2017

b .b
Persentase capaian imunisasi tertinggi adalah untuk jenis imunisasi Polio dan BCG.
ka
Sekitar 95 persen balita laki-laki memperoleh imunisasi Polio, sedangkan perempuan
ur
im

melebihi 90 persen. Hal ini tidak terlepas dari program pemerintah yang mencanangkan
kt

Indonesia Bebas Polio. Di sisi lain, pemberian imunisasi campak cenderung masih rendah
bo

dibandingkan dengan jenis imunisasi lainnya baik untuk balita perempuan maupun laki-laki.
om

Imunisasi campak pada perempuan bahkan tidak mencapai angka 80 persen pada tahun
//l
s:

2017. Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi maupun penyuluhan mengenai bahaya campak
tp
ht

jika tidak diatasi secara dini kepada masyarakat terutama di daerah pedesaan.

Persentase Baduta yang Diberikan ASI di Kabupaten Lombok


GAMBAR 5
Timur Tahun 2017

100.00
100.00 98.21
96.48
95.00
90.00 Laki-laki
84.75 85.50 85.13 Perempuan
85.00
Total
80.00
75.00
Pernah Masih
Sumber: Susenas Maret 2017
Indikator lain untuk melihat kesehatan anak adalah persentase anak di bawah dua
tahun yang masih dan pernah diberi ASI.Idealnya, lama pemberian ASI kepada anak adalah

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 30


selama dua tahun. Indikator ini untuk mengukur berapa persen anak di Lombok Timur yang
memperoleh ASI hingga berusia dua tahun. Berdasarkan data Susenas 2017 diperoleh
informasi bahwa capaian pemberian ASI di Kabupaten Lombok Timur hampir mencapai 100
persen. Semua baduta perempuan pernah mendapatkan ASI dan sekitar 85 persen diantara
masih diberikan ASI. Sedangkan untuk baduta laki-laki tidak semuanya pernah diberikan ASI
yaitu sebanyak 3,52 persen yang tidak pernah diberikan ASI dan yang masih diberikan ASI
sebanyak 84,75 tahun.

4.2 Penolong Persalinan

id
o.
Salah satu indikator yang dapat memengaruhi kematian bayi dan kematian ibu saat

.g
ps
melahirkan adalah tenaga penolong persalinan. Kualitas persalinan yang baik dapat

.b
menurunkan peluang kematian bayi saat dilahirkan. Dilihat menurut tempat persalinan anak
b
ka
terakhir, lebih dari 50 persen ibu memilih untuk melahirkan di Puskesmas/Poskesdes.
ur

Persentase kelahiran di Rumah Sakit pada 2017 hampir mencapai 20 persen, angka tersebut
im
kt

lebih tinggi dibandikan dengan tahun sebelumnya yaitu sekitar 16 persen. Hanya saja masih
bo

terdapat 2,79 persen proses kelahiran yang terjadi bukan di fasilitas kesehatan seperti di
om

rumah.
//l
s:

Persentase Kelahiran Menurut Tempat Persalinan


GAMBAR 6
tp

Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017


ht

2.79

7.12
9.90
38.30

19.43

22.46

Polindes/Poskesdes Puskesmas/Pustu
RS Pemerintah/Swasta/RSIA Praktek nakes
Rumah bersalin/klinik Rumah
Sumber: Susenas Maret 2017

31 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


Sementara itu sebagian besar proses persalinan dibantu oleh tenaga medis. Namun
demikian, masih terdapat 0,70 persen persalinan yang tidak dibantu oleh tenaga medis,
seperti persalinan dengan dukun tradisional maupun tanpa penolong.

Persentase Kelahiran Menurut Penolong Persalinan


GAMBAR 7
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017

0.70

id
18.19

o.
.g
ps
Dokter

.b
Bidan

b
ka Lainnya
ur

81.11
im
kt
bo
om

Sumber: Susenas Maret 2017


//l
s:

4.3 Mordibitas
tp
ht

Tingkat kesakitan atau morbiditas dihitung dari jumlah penduduk yang mengalami
keluhan kesehatan hingga terganggunya aktivitas. Yang dimaksud dengan keluhan kesehatan
adalah gangguan terhadap kondisi fisik maupun jiwa, termasuk karena kecelakaan atau hal
lain yang menyebabkan terganggunya kegiatan sehari-hari. Pada umumnya keluhan
kesehatan yang sering terjadi pada penduduk adalah panas, sakit kepala, batuk, pilek, diare,
asma/sesak nafas, dan sakit gigi. Orang yang menderita penyakit kronis dianggap
mempunyai keluhan kesehatan, walaupun pada waktu survei penyakitnya tidak kambuh.

Berdasarkan data Susenas Maret 2017 sebanyak 32,06 persen penduduk mengalami
keluhan kesehatan sebulan terakhir sebelum waktu pencacahan. Jika dirinci menurut jenis
kelamin, persentase penduduk perempuan yang mengalami keluhan kesehatan adalah 32,91
persen, sedikit lebih banyak dibandingkan laki-laki 31,08 persen.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 32


Persentase Penduduk yang Menderita Sakit Selama Sebulan
TABEL 5
Terakhir Menurut Hari Sakit dan Jenis Kelamin Tahun 2017

JUMLAH HARI SAKIT LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL

(1) (2) (3) (4)

≤3 43,39 49,46 46,53

4–7 41,52 36,39 38,86

8–14 6,92 7,73 7,34

id
15–21 2,43 1,00 1,69

o.
.g
22–30 5,74 5,43 5,58

ps
.b
Jumlah 100,00 100,00 100,00

b
Rata–rata Lama Sakit (Hari)
ka 6,00
ur

Sumber: Susenas Maret 2017


im
kt

Dilihat dari jumlah hari sakit, sebagian besar penduduk mengalami gangguan
bo

kesehatan tidak lebih dari 7 hari, sekitar 46,53 persen mengalami gangguan kesehatan
om

kurang dari atau sama dengan 3 hari, dan sekitar 38,86 persen mengalami gangguan
//l

kesehatan antara 4-7 hari. Terdapat kecenderungan penurunan persentase penduduk yang
s:
tp

menderita sakit dengan semakin banyaknya hari sakit. Walaupun demikian masih terdapat
ht

5,58 pesen penduduk yang sakit lebih dari 3 minggu. Lama hari sakit ini berdampak pada
berkurangnya hari produktif. Karena semakin lama seseorang sakit, maka ia akan
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pemulihan agar dapat kembali bekerja.

Meskipun rata-rata lama sakit penduduk masih tinggi, namun tidak semua penduduk
berobat pada fasilitas kesehatan maupun tempat berobat lainnya. Hal ini disajikan dalam
gambar 8 mengenai alasan penduduk tidak berobat jalan. Sebagian besar penduduk
melakukan pengobatan sendiri menggunakan obat-obatan tradisional maupun obat herbal
yang dapat diperoleh dengan mudah dan relatif lebih murah.

Di samping itu, sekitar 20,93 persen penduduk merasa tidak perlu untuk berobat ke
fasilitas kesehatan tertentu ketika merasakan keluhan kesehatan. Kondisi ini terjadi pada
penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dalam waktu yang pendek atau kurang dari

33 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


tiga hari. Karena pada hakikatnya jika penyakit yang tidak sembuh dalam waktu tiga hari
merupakan keadaan darurat dan perlu segera ditindaklanjuti oleh penanganan medis.

Persentase Penduduk yang Sakit Tetapi Tidak berobat Jalan Selama Sebulan
GAMBAR 8
Terakhir Menurut Alasan Utama Tidak Berobat Jalan Tahun 2017

Tidak Ada yang Mendampingi 0.21

Tidak Ada Biaya Transport 0.52

id
Lainnya 1.79

o.
.g
Tidak Punya Biaya Berobat 2.77

ps
Merasa Tidak Perlu 20.93

b .b
Mengobati Sendiri ka 73.77
ur
0 20 40 60 80
im

Sumber: Susenas Maret 2017


kt
bo

Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Selama Sebulan


om

TABEL 6
Terakhir Menurut Tempat Berobat Jalan Tahun 2017
//l
s:

TEMPAT BEROBAT JALAN PERSENTASE


tp
ht

(1) (2)
Rumah Sakit Pemerintah 2,68
Rumah Sakit Swasta 1,16
Prakter Dokter/Bidan 44,82
Klinik/Praktek Dokter Bersama 8,09
Puskesmas/Pustu 30,33
UKBM* 4,87
Praktek Pengobatan Tradisional 9,2
Lainnya 5,15
Sumber: Susenas Maret 2017

Dari sejumlah penduduk yang berobat jalan, puskesmas/pustu dan praktik


dokter/bidan merupakan fasilitas kesehatan yang paling diminati penduduk. Selain biaya
pengobatan yang relatif murah, juga tidak membutuhkan waktu tunggu yang lama membuat
kedua fasilitas kesehatan ini lebih diminati oleh penduduk. Sementara itu, persentase

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 34


penduduk yang berobat di rumah sakit swasta hanya sebanyak 1,16 persen. Hal ini
disebabkan karena pengobatan di rumah sakit swasta membutuhkan biaya yang besar
dibandingkan di rumah sakit pemerintah, puskesmas maupun fasilitas kesehatan lainnya.

id
o.
.g
ps
b .b
ka
ur
im
kt
bo
om
//l
s:
tp
ht

35 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


ht
tp
s:
//l
om
bo
kt
im
ur
ka
b.b

“sengaja dikosongkan...”
ps
.g
o.
id
5
BAB PENDIDIKAN
Tahun 2017 menurut hasil Susenas 2017 masih terdapat 14,34 persen
penduduk usia 15 tahun ke atas yang buta huruf. AMH penduduk
perempuan masih jauh dari harapan yaitu 82,77 persen. Masih terdapat
gap yang cukup jauh dibandingkan dengan penduduk laki-lakinya yang
capaian AMHnya hampir 90 persen.

id
o.
.g
ps
b .b
ka
ur
im
kt
bo
om
//l
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//l
om
bo
kt
im
ur
ka
b.b

“sengaja dikosongkan...”
ps
.g
o.
id
BAB 5
PENDIDIKAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya,
sehingga dapat berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara. Kualitas pendidikan yang baik
dibutuhkan untuk mencapai bangsa yang bermoral dan sejahtera. Setiap warga negara

id
o.
berhak memperoleh pendidikan yang bermutu, tanpa memandang status sosial, ekonomi,

.g
budaya, agama, dan karakteristik lainnya.

ps
.b
Hak dan kewajiban warga negara dalam dalam pendidikan tertuang dalam pasal 31

b
ka
UUD 1945. Ayat 1) setiap warga negara berhak mendapat pendidikan; 2) Setiap warga
ur

negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Pemenuhan
im

atas hak warga negara untuk mendapatkan pendidikan dasar yang layak dan bermutu
kt
bo

merupakan ukuran keadilan atas pembangunan negara.


om

Beberapa indikator pendidikan yang disajikan dalam bab ini antara lain adalah Angka
//l
s:

Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka Partisipasi Murni (APM), Angka
tp

Partisipasi Sekolah (APS), Angk Partisipasi Kasar (APK) dan Pendidikan Tertinggi yang
ht

ditamatkan penduduk Kabupaten Lombok Timur tahun 2016. Nilai-nilai indikator tersebut
diperoleh dari hasil Susenas yang dilakukan BPS pada bulan Maret 2016.

5.1 Angka Melek Huruf

United Nations Education, Scientific and Cultural Organization (UNESCO)


mendefinisikan melek huruf sebagai kemampuan mengidentifikasi, mengerti,
menerjemahkan, mengkomunikasikan dan mengolah isi dari rangkaian teks yang terdapat
pada bahan-bahan cetak dan tulisan. Seseorang dapat dikatakan melek huruf apabila dapat
menggunakan kemampuan baca tulis huruf latin atau huruf lainnya dalam berbagai situasi.
Angka Melek Huruf (AMH) yang disajikan dalam publikasi ini merupakan persentase
penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis huruf latin dan/atau huruf
lainnya. AMH berkaitan erat dengan Angka Buta Huruf (ABH), semakin tinggi AMH maka ABH

39 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


semakin rendah. Sehingga AMH digunakan untuk menjadi tolok ukur keberhasilan program
pemberantas buta huruf.

Persentase Angka Melek Huruf Penduduk 15 Tahun ke Atas


GAMBAR 9
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017

100
89.23
82.77 85.66

80

60

id
o.
40

.g
ps
17.23 14.34
20 10.77

b .b
0 ka
Laki Perempuan Total
ur

Buta Huruf Melek Huruf


im

Sumber: Susenas Maret 2017


kt
bo

Pemerintah NTB khususnya Kabupaten Lombok Timur menggalakan Program Buta


om

Aksara Nol (Absano). Program tersebut ditujukan agar semua warga bisa membaca dan
//l

menulis huruf latin, terutama bagi kelompok usia tua yang pernah bisa membaca atau tidak
s:
tp

pernah sama sekali bisa membaca. Program ini sulit mencapai goal karena sulit menjaga agar
ht

para penduduk usia lanjut yang menjadi sasaran program bisa terus membaca tulis. Pada
kenyataannya, hingga pada tahun 2017 menurut hasil Susenas 2017 masih terdapat 14,34
persen penduduk usia 15 tahun ke atas yang buta huruf. AMH penduduk perempuan masih
jauh dari harapan yaitu 82,77 persen. Masih terdapat gap yang cukup jauh dibandingkan
dengan penduduk laki-lakinya yang capaian AMHnya hampir 90 persen.

5.2 Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah

Rata-rata lama sekolah (RLS) merupakan jumlah tahun belajar yang telah
diselesaiakan dalam pendidikan formal, tidak termasuk tahun mengulang. Indikator lama
sekolah penting untuk dianalisis karena terkait dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
dalam sektor pendidikan. RLS dihitung dari penduduk berusia 25 tahun ke atas. Diasumsikan
pada usia tersebut seseorang telah menyelesaikan proses belajar dalam pendidikan formal.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 40


Rata-rata Lama Sekolah Usia 25 Tahun ke Atas dan Harapan
GAMBAR 10 Lama Sekolah Penduduk 7 Tahun ke atas Kabupaten Lombok
Timur Tahun 2010-2017 (Tahun)

16
13.1 13.12 13.3 13.35
14 12.47 12.77
11.82 12.04
12
10
8 6.06 6.26 6.32
5.61 5.78 5.94 6.15
5.14
6

id
4

o.
2

.g
ps
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

b .b
ka
RLS (tahun) HLS (tahun)
ur

Sumber: Susenas Maret 2017


im
kt

Rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas Kabupaten Lombok Timur
bo

tahun 2017 adalah sebesar 6,32 tahun. Artinya rata-rata penduduk mampu menempuh
om

pendidikan hingga tamat Sekolah Dasar atau putus sekolah sebelum melanjutkan ke Sekolah
//l
s:

Menengah Pertama. Namun jika dilihat perkembangan RLS dalam enam tahun terakhir,
tp

angka ini terus meningkat. Hal ini mencerminkan keberhasilan dari program peningkatan
ht

kualitas pendidikan masyarakat.

Hal lain yang tidak kalah penting daripada RLS adalah indikator Harapan Lama
Sekolah (HLS). Indikator ini menangkap peluang pendidikan yang dapat diperoleh anak usia
sekolah, yakni 7 tahun ke atas dilihat dari fasilitas-fasilitas pendidikan yang tersedia saat ini.
Sejalan dengan RLS, dalam kurun waktu enam tahun terakhir HLS juga mengalami
peningkatan. HLS pada tahun 2017 adalah 13,35 artinya penduduk yang berusia 7 tahun ke
atas berpeluang sekolah sampai 13 tahun atau hingga tahun pertama perguruan tinggi
dengan kondisi sekarang ini.

5.3 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusia. Untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dimulai dengan memperbaiki kualitas

41 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


pendidikan. Seseorang yang menamatkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik daripada yang menamatkan pendidikan di
bawahnya. Indikator tingkat pendidikan ini menggambarkan jenjang pendidikan tertinggi
yang ditamatkan penduduk berusia 15 tahun ke atas. Indikator ini berguna untuk menjadi
evaluasi keberhasilan program wajib belajar.
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut
GAMBAR 11 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Kabupaten Lombok
Timur Tahun 2017

id
o.
.g
14.11 16.32
19.06

ps
.b
21.71 21.59

b
21.44 ka
ur
im

32.84
33.36
34
kt
bo
om

27.71 24.44
20.39
//l
s:
tp

Laki-laki Perempuan Total


ht

Tidak Mempunyai Ijazah SD/MI SMP/MTs

SMA/MA Diploma I dan Diploma II Akademi/Diploma III

Diploma IV/S1/S2/S3

Sumber: Susenas Maret 2017

Pada tahun 2017, tercatat rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas
sebesar 7,22 tahun. Rendahnya angka ini salah satunya adalah masih tingginya angka
penduduk yang tidak memiliki ijazah. Hampir sepertiga penduduk usia 15 tahun tidak
memiliki ijazah. Persentase penduduk perempuan yang tidak memiliki ijazah lebih tinggi
dibanding laki-laki. Selain itu, pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk usia 15
tahun ke atas kabupaten Lombok Timur masih didominasi oleh jenjang pendikan SD (33,36
persen) dan SMP (21,59 persen). Pada umumnya persentase perempuan lebih banyak
dibandingkan laki-laki pada jenjang pendidikan yang lebih rendah kurang dari SMA.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 42


Sedangkan jika dilihat pada jenjang pendidikan SMA dan Sarjana, persentase laki-laki jauh
lebih besar dibandingkan perempuan. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat pendidikan
yang dimiliki laki-laki masih lebih baik dibandingkan perempuan.

5.4 Tingkat Partisipasi Sekolah

Tingkat partisipasi sekolah yang dikaji dalam bab ini adalah Angka Partisipasi Sekolah
dan Angka Partisipasi Murni. Kedua indikator tersebut mencerminkan jumlah penduduk usia
sekolah yang menerima manfaat fasilitas pendidikan. Peningkatan nilai kedua indikator

id
tersebut menunjukan semakin banyak masyarakat yang memperoleh layanan pendidikan

o.
.g
yang bermutu.

ps
.b
Angka Partisipasi Sekolah

b
ka
Angka Partisipasi Sekolah (APS) diartikan sebagai perbandingan jumlah anak yang
ur

masih bersekolah pada suatu kelompok umur tertentu terhadap jumlah seluruh penduduk
im
kt

pada kelompok umur yang sesuai. Dalam hal ini kelompok umur anak dibagi menjadi 4
bo

menurut usia pada jenjang pendidikan tertentu. Kelompok umur tersebut yaitu 7-12 tahun
om

(usia SD), 13-15 tahun (usia SMP), 16-18 tahun (usia SMA) dan 19-24 tahun (usia PT).
//l
s:

Angka Partisipasi Sekolah (APS) Penduduk Umur 7-24 Tahun di


tp

TABEL 7 Kabupaten Lombok Timur Menurut Kelompok Umur dan Jenis


ht

Kelamin Tahun 2017

KELOMPOK LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN
UMUR PEREMPUAN
(1) (2) (3) (4)

7–12 99,49
99,40 99,45
13–15 99,48
98,06 98,78
16–18 79,99
70,95 75,35
Sumber: Susenas Maret 2017

APS penduduk laki-laki lebih tinggi daripada penduduk perempuan pada semua
kelompok umur. Hal tersebut mengindikasikan bahwa jumlah laki-laki yang bersekolah lebih
banyak dibandingkan dengan perempuan pada semua kelompok umur. APS yang tinggi
menunjukkan terbukanya peluang yang lebih besar dalam mengakses pendidikan.

43 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


Angka Partisipasi Murni
Yang dimaksud dengan Angka Partisipasi Murni (APM) adalah perbandingan antara
jumlah penduduk pada kelompok umur jenjang pendidikan tertentu yang masih sekolah
terhadap jumlah penduduk pada kelompok umur tersebut. Kelompok umur APM sama
dengan kelompok umur APS. APM mengindikasikan proporsi penduduk usia sekolah yang
memanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya. Sebagai contoh,
seberapa banyak penduduk usia 7-12 tahun yang bersekolah pada jenjang pendidikan SD dan
seterusnya. APM 100 persen berarti seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat

id
o.
waktu.

.g
ps
Angka Partisipasi Murni (APM) Penduduk Menurut Tingkat

.b
GAMBAR 12 Pendidikan Jenis Kelamin di Kabupaten Lombok Timur Tahun

b
2017 ka
ur
120.00
im

96.25
100.00
kt

81.11
bo

80.00
om

64.94
60.00
//l
s:

40.00
tp
ht

20.00

-
APM formal SD APM formal SMP APM formal SMA

Laki-laki Perempuan Total

Sumber: Susenas Maret 2017

Pada tahun 2017, capaian APM SD/Sederajat telah mencapai 96,25 persen.
Sementara itu, APM SMP/Sederajat baru mencapai 81,11 persen yang memberikan
gambaran bahwa hampir seperlima anak usia 13-15 tahun tidak bersekolah pada jenjang
SMP. Demikian pula, APM SMA/Sederajat tercatat masih belum optimal, sebesar 64,94
persen pada tahun 2017. Jika ditelaah berdasarkan jenis kelamin, APM laki-laki lebih tinggi
dibandingkan dengan APM perempuan pada jenjang pendidikan SMP dan SMA.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 44


6
BAB KETENAGAKERJAAN
Tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk Lombok Timur tahun 2014
hingga 2017 memiliki tren naik. TPAK tahun 2014 adalah sebesar 79,23
persen, yang berarti bahwa sebanyak 79,23 persen penduduk usia kerja
aktif secara ekonomi atau bersedia bekerja

id
o.
.g
ps
b .b
ka
ur
im
kt
bo
om
//l
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//l
om
bo
kt
im
ur
ka
b.b

“sengaja dikosongkan...”
ps
.g
o.
id
BAB 6
KETENAGAKERJAAN
6.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Tingkat partisipasi angkatan kerja merupakan indikator ketenagakerjaan yang


menggambarkan persentase penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang tergolong sebagai
angkatan kerja. Dengan kata lain penduduk yang secara aktif mencari pekerjaan. Sedangkan

id
o.
tingkat pengangguran terbuka merupakan persentase jumlah pengangguran terhadap

.g
ps
jumlah angkatan kerja. TPT memberikan gambaran jumlah penduduk yang tergolong

.b
angkatan kerja, tetapi tidak mampu diserap oleh lapangan pekerjaan yang tersedia. Sumber

b
ka
data TPAK adalah dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). Publikasi ini hanya akan
ur

mencakup TPAK dan TPT penduduk tahun 2014, 2015 dan 2017, karena pada tahun 2016
im

tidak dilaksanakan Sakernas.


kt
bo
om

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
TABEL 8
di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2014,2015,2017
//l
s:
tp

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA


JENIS
ht

KELAMIN 2014 2015 2017 2014 2015 2017


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Laki-laki 79,23 81,28 82,91 6,36 8,11 3,74
Perempuan 56,92 50,41 55,55 3,52 4,32 3,53
Total 66,87 64,19 67,78 4,79 6,46 3,64
Sumber: Sakernas 2014, 2015 dan 2017
Tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk Lombok Timur tahun 2014 hingga 2017
memiliki tren naik. TPAK tahun 2014 adalah sebesar 66,87 persen, yang berarti bahwa
sebanyak 66,87 persen penduduk usia kerja aktif secara ekonomi atau bersedia bekerja.
Sedangkan sisanya merupakan bukan angkatan kerja yang masih bersekolah, mengurus
rumah tangga dan lainnya. Angka tersebut terus mengalami peningkatan hingga pada tahun
2017.

47 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


Berdasarkan jenis kelamin, maka TPAK laki-laki jauh lebih besar dibandingkan
perempuan. Hal ini wajar terjadi mengingat tugas utama perempuan bukanlah menjadi
tumpuan ekonomi keluarga sehingga sebagian besar tidak termasuk dalam angkatan kerja,
terutama perempuan yang sudah melangsungkan perkawinan. Kebanyakan dari mereka akan
mengurus rumah tangga. Dalam kurun waktu tahun 2014-2017, TPAK perempuan
berfluktuasi dan cenderung terus menurun pada kisaran 50 persen.

Untuk melihat jumlah angkatan kerja yang tidak mampu diserap oleh lapangan kerja
yang tersedia dilihat melalui Tingkat Pengangguran Terbuka. TPT penduduk Lombok Timur

id
o.
dalam tiga tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan walaupun relatif rendah.

.g
ps
Kondisi demikian dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah perkembangan penduduk

.b
yang memasuki angkatan kerja tidak diimbangi dengan penyediaan lapangan kerja.

b
ka
Sementara itu dilihat menurut jenis kelamin, sama halnya dengan TPAK, TPT laki-laki juga
ur

lebih besar dibandingkan dengan perempuan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
im
kt

6.2 Jam Kerja


bo

Berdasarkan jam kerja, penduduk dapat digolongkan dalam tiga kelompok, yakni
om

sementara tidak berkeja, setengah menganggur dan pekerja penuh. Yang dimaksud dengan
//l
s:

setengah pengangguran adalah pekerja yang bekerja kurang dari jam kerja normal, yakni 35
tp
ht

jam per minggu.Setengah pengangguran dibedakan menjadi dua kelompok, yakni 1)


setengah pengangguran terpaksa, merupakan seseorang yang bersedia bekerja bekerja
untuk suatu pekerjaan tertentu dengan upah tertentu, tetapi sebenarnya pekerjaannya tidak
ada, dan 2) setengah pengangguran sukarela, merupakan pengangguran yang disebabkan
para pekerja tidak mau menerima suatu pekerjaan dengan upah yang berlaku atau pekerja
rela melepas pekerjaannya.

Sementara tidak bekerja dapat diartikan sebagai penduduk yang sebenarnya


memiliki pekerjaan, namun selama seminggu terakhir sebelum pencacahan sedang tidak
bekerja. Sedangkan pekerja penuh merupakan penduduk yang jam kerjanya minimal 35 jam
dalam seminggu. Berdasarkan jumlah jam kerja penduduk yang bekerja tahun 2017, hampir
setengah dari total penduduk bekerja atau tepatnya sebanyak 45,90 persen berstatus
setengah menganggur atau bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu. Jika dikaji menurut

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 48


jenis kelamin, maka jumlah perempuan yang jam kerjanya kurang dari 35 jam lebih besar
dibandingkan dengan laki-laki. Sementara itu untuk jam kerja lebih 35 jam ke atas maka
jumlah penduduk laki-laki jauh lebih besar dibandingkan dengan perempuan.

Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Jam Kerja dan


TABEL 9
Jenis Kelamin di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017

Jumlah Jam Jenis Kelamin


Kerja Laki-laki Perempuan Total
(1) (2) (3) (4)

id
0 2,05 1,69 1,89

o.
1-9 4,37 10,28 7,05

.g
10-24 17,11 28,75 22,39

ps
25-34 12,36 17,24 14,57

.b
35-44 18,80 17,31 18,12

b
45+ 45,31
ka 24,73 35,97
Jumlah 2,05 1,69 1,89
ur

Sumber: Sakernas 2017


im
kt
bo

6.3 Lapangan Usaha dan Status Pekerjaan


om

Kedua indikator ketenagakerjaan ini memberikan gambaran persebaran


//l

penyerapan tenaga kerja dan kemampuan daya serap masing-masing lapangan usaha.
s:
tp

Lapangan usaha sektor pertanian masih menjadi usaha yang mampu menyerap tenaga kerja
ht

paling besar di Lombok Timur, berkaitan dengan sebagian besar wilayah Kabupaten Lombok
Timur merupakan lahan pertanian. Lebih dari sepertiganya, tenaga terserap di sektor
pertanian. Pada urutan kedua, sektor Perdagangan menyerap tenaga kerja sebesar 20,17
persen Sedangkan sektor keuangan, serta pertambangan dan penggalian merupakan sektor
dengan jumlah pekerja terkecil. Berdasarkan jenis kelamin, persentase pekerja laki-laki yang
bekerja di sektor pertanian, jasa dan lainnya jauh lebih banyak dibandingkan perempuan.
Hanya terdapat 2 persen dari total pekerja perempuan yang bekerja di sektor lainnya.
Sementara itu, pada sektor-sektor tertentu seperti perdagangan dan industri persentase
pekerja perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki.

49 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Usaha dan Jenis
TABEL 10
Kelamin di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017

Jenis Kelamin
Lapangan Usaha
Laki-laki Perempuan Total
(1) (2) (3) (4)

Pertanian 37,62 35,20 36,52

Industri 14,85 20,11 17,24

Perdagangan 12,83 29,01 20,17

id
Jasa 13,19 13,49 13,33

o.
.g
Lainnya 21,50 2,20 12,75

ps
Jumlah 100,00 100,00 100,00

.b
Sumber: Sakernas 2017

b
ka
Berdasarkan status pekerjaan pada lapangan usaha utama, secara umum pilihan
ur

untuk berusaha sendiri dan menjadi pekerja bebas meiliki jumlah tertinggi dibandingkan
im
kt

dengan status pekerjaan lainnya. Berkaitan dengan perilaku manusia yang umumya lebih
bo

senang untuk bekerja dengan jam kerja yang diatur sendiri. Berdasarkan jenis kelamin,
om

pekerja laki-laki jauh lebih banyak untuk semua jenis status pekerjaan selain pekerja
//l

keluarga. Hal ini disebabkan karena perempuan lebih cenderung untuk menjadi pekerja
s:
tp

keluarga dibandingkan laki-laki. Karena perempuan pada umumnya lebih banyak yang
ht

membantu pekerjaan/usaha yang dilakukan suaminya. Sementara itu laki-laki yang menjadi
pekerja keluarga cenderung berstatus anak dari pemilik usaha.

Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut Status Pekerjaan Utama dan


TABEL 11
Jenis Kelamin di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017

Jenis Kelamin
Status Pekerjaan Utama
Laki-laki Perempuan Total
(1) (2) (3) (4)
Berusaha 46,99 38,25 43,03
Buruh/Karyawan/Pegawai 19,09 16,55 17,94
Pekerja Bebas 26,40 23,99 25,30
Pekerja Keluarga 7,51 21,21 13,73
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber: Sakernas 2017

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 50


7
BAB TARAF DAN POLA KONSUMSI
Komposisi pengeluaran rumah tangga di Kabupaten Lombok Timur masih
didominasi oleh konsumsi untuk makanan yaitu sebesar 59,64 persen,
sisanya 40,36 persen untuk konsumsi non makanan

id
o.
.g
ps
b .b
ka
ur
im
kt
bo
om
//l
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//l
om
bo
kt
im
ur
ka
b.b

“sengaja dikosongkan...”
ps
.g
o.
id
BAB 7
TARAF DAN POLA KONSUMSI
Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari gambaran jumlah pendapatan
yang diterima, akan tetapi data mengenai pendapatan masyarakat sangat sulit diperoleh.
Oleh karena itu, data pendapatan rumah tangga diperkirakan nilainya melalui pendekatan
pengeluaran. Sesuai dengan teori ekonomi bahwa tingkat pendapatan dapat memengaruhi

id
o.
tingkat pengeluaran, semakin tinggi pendapatan seseorang maka pengeluarannya juga akan

.g
semakin banyak.

ps
.b
Pola pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu indikator kesejahteraan.

b
ka
Rumah tangga dengan proporsi pengeluaran yang lebih besar untuk konsumsi
ur

mengindikasikan rumah tangga tersebut berpenghasilan rendah. Rumah tangga dapat


im

dikatakan sejahtera apabila proporsi pengeluaran untuk makanan jauh lebih kecil
kt
bo

dibandingkan untuk non makanan.


om

Jika pendapatan seseorang berubah, maka pola konsumsinya akan berubah. Semakin
//l
s:

tinggi pendapatan, maka proporsi pengeluaran untuk makanan akan jauh lebih sedikit
tp

daripada untuk non makanan. Pergeseran pola pengeluaran terjadi karena elastisitas
ht

permintaan terhadap makanan pada umumnya rendah, sedangkan permintaan terhadap


non makanan tinggi. Keadaan ini jelas terlihat pada kelompok penduduk yang tingkat
konsumsi makanan sudah mencapai titik jenuh, sehingga peningkatan pendapatan akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan bukan makanan atau untuk ditabung.

Komposisi pengeluaran rumah tangga di Kabupaten Lombok Timur masih didominasi


oleh konsumsi untuk makanan yaitu sebesar 59,64 persen, sisanya 40,36 persen untuk
konsumsi non makanan. Lebih dari setengah dari konsumsi non makanan dihabiskan untuk
perumahan. Konsumsi untuk barang dan jasa tidak sampai 10 persen dari total pengeluaran.
Sedangkan konsumsi lainnya yang meliputi pakaian, barang tahan lama dan lainnya di bawah
5 persen.

53 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Per Bulan di
TABEL 12
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017

Jenis Pengeluaran Nilai (Rp) Persentase


(1) (2) (3)

Makanan 397.129 59,64


Bukan Makanan 268.781 40,36
Perumahan 135.039 20,28
Barang dan jasa 63.328 9,51

id
Pakaian 21.328 3,20

o.
Barang tahan lama 31.441 4,72

.g
Lainnya 17.645 2,65

ps
Jumlah 665.910 100,00

b .b
Sumber: Susenas Maret 2017 ka
ur

Rata-rata Konsumsi Protein dan Energi Per Kapita per


im

TABEL 13 hari Menurut Komoditi Makanan Kabupaten Lombok


kt

Timur Tahun 2017


bo
om

Komoditi Protein (gram) Energi (kkal)


//l

(1) (2) (3)


s:

PADI-PADIAN 23,02 982,40


tp

UMBI-UMBIAN 0,27 33,79


ht

IKAN 6,52 37,93


DAGING 2,42 37,65
TELUR DAN SUSU 2,24 35,15
SAYUR-SAYURAN 3,73 54,07
KACANG-KACANGAN 6,79 77,36
BUAH-BUAHAN 0,45 48,01
MINYAK DAN LEMAK 0,22 219,17
BAHAN MINUMAN 0,82 84,36
BUMBU-BUMBUAN 0,99 15,26
KONSUMSI LAINNYA 1,07 56,01
MAKANAN MINUMAN JADI 13,00 493,64
TOTAL MAKANAN 61,55 2.174,79
Sumber: Susenas Maret 2017
Angka kecukupan gizi (AKG) yang digunakan tingkat nasional pada umumnya
mengkonsumsi 2000 kkal dengan keseimbangan taraf persediaan 2000 kkal. Selain itu angka

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 54


kecukupan protein (AKP) dalam taraf nasional ditentukan sebanyak 52 gram dan taraf
persediaannya 57 gram. Rata-rata konsumsi energi dan protein harian penduduk Kabupaten
Lombok Timur sudah memenuhi AKG dan AKP yang dianjurkan. Hanya saja jika dilihat
berdasarkan kelompok komoditinya. Kebutuhan protein dan energi sebagian besar dipenuhi
dari padi-padian. Angka konsumsi ikan, daging telur dan kacang-kacangan masih sangat
sedikit.

id
o.
.g
ps
b .b
ka
ur
im
kt
bo
om
//l
s:
tp
ht

55 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


ht
tp
s:
//l
om
bo
kt
im
ur
ka
b.b

“sengaja dikosongkan...”
ps
.g
o.
id
8
BAB PERUMAHAN DAN
LINGKUNGAN
Keluarga yang memiliki kemampuan ekonomi yang lebih baik akan
mampu secara finansial untuk membangun sebuah rumah yang
berkualitas, sehingga memiliki kriteria layak huni

id
o.
.g
ps
b .b
ka
ur
im
kt
bo
om
//l
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//l
om
bo
kt
im
ur
ka
b.b

“sengaja dikosongkan...”
ps
.g
o.
id
BAB 8
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Pemukiman
menyebutkan bahwa rumah merupakan bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat
tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan mertabat
penghuninya, serta aset bagi pemiliknya. UU ini juga mencantumkan salah satu tujuan

id
o.
diselenggarakan perumahan dan kawasan permukiman yaitu untuk menjamin terwujudnya

.g
rumah layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur,

ps
terencana, terpadu dan berkelanjutan. Sementara itu, perumahan dapat diartikan sebagai

b.b
kumpulan rumah dalam suatu pemukiman, baik di perkotaan maupun pedesaan yang
ka
ur
dilengkapi dengan sarana, prasarana dan fasilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan
im

rumah yang layak huni.


kt

Kemenkes RI (2002) menyatakan beberapa kriteria rumah sehat, yaitu: pertama


bo
om

dapat memenuhhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang
//l

gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu. Kemudian, dapat memenuhi
s:

kebutuhan psikologis, antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota
tp
ht

keluarga. Ketiga, memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni


rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas
vector penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari
pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran. Dan yang terakhir, memenuhi
persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar
maupun dalam rumah. Selain sehat sebuah rumah juga harus memiliki kriteria layak huni.
Salah satu konsep rumah layak huni yang digunakan adalah konsep dari Kementerian
Perumahan Rakyat. Adapun indikator-indikator untuk mengukur kelayakan sebuah rumah
dilihat dari jenis atap, lantai, dan dinding rumah.
8.1 Kualitas Rumah Tinggal

Kualitas rumah merupakan cerminan kualitas hidup orang yang tinggal di dalamnya.
Rumah dengan kualitas yang baik akan membuat penghuninya merasa aman, terlindung dan

59 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


terjamin kesehatannya. Selain itu, rumah juga umumnya mencerminkan kemampuan
ekonomi pemiliknya. Keluarga yang memiliki kemampuan ekonomi yang lebih baik akan
mampu secara finansial untuk membangun sebuah rumah yang berkualitas, sehingga
memiliki kriteria layak huni. Rumah yang layak huni harus memenuhi kriteria-kriteria
tertentu, diantaranya memiliki dinding terluas dari tembok atau kayu, sedangkan atapnya
terbuat dari beton, genteng, sirap, seng maupun asbes, serta memiliki lantai terluas bukan
dari tanah.

id
Persentase Rumah Tangga Menurut Atap, Dinding dan Lantai
GAMBAR 13

o.
Terluas Di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017

.g
ps
120.00

b .b
lainnya; 4,24
ka
lainnya; 5,10 lainnya; 4,87
100.00
ur

asbes; 11,35 bambu; 8,75


im

keramik;
80.00 24,43
kt
bo

60.00
om

genteng; tembok;
//l

40.00 84,41 86,15


s:

semen; 70,70
tp

20.00
ht

-
atap dinding lantai
Sumber: Susenas 2017

Secara umum, kualitas rumah di kabupaten Lombok Timur sebagian besar dapat
dikategorikan ke dalam rumah layak huni. Berdasarkan Susenas Maret 2017, persentase
rumah tangga yang memiliki rumah dengan atap terluas layak adalah sebesar 95,03 persen
yang terdiri dari 11,35 persen beratapkan asbes dan 84,41 persen dengan atap genteng.
Sementara itu, ditinjau dari jenis dinding, sebanyak 86,15 persen rumah tangga memiliki
rumah berdinding tembok. Hampir seluruh rumah tangga di Kabupaten Lombok Timur
memiliki rumah dengan kriteria lantai layak huni. Sebagian besar lantai rumah adalah semen
dan bata, sebesar 24,43 persen rumah tangga memiliki rumah dengan lantai keramik.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 60


Kualitas rumah juga dapat diukur dari rata-rata luas lantai perkapita. Luas lantai
hunian perkapita dapat diartikan sebagai perbandingan luas lantai rumah dengan jumlah
anggota rumah tangga yang tinggal di dalam rumah tersebut. Indikator ini penting untuk
dikaji karena hal ini menentukan luasnya ruang gerak setiap anggota rumah tangga. Ruang
yang luas akan memberikan keleluasan dan kenyaman bagi penghuninya. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia mengemukakkan ukuran luas lantai yang ideal digunakan
adalah 8 meter persegi per kapita. Sedangkan standar dari World Health Organization yang
disesuaikan dengan kondisi Indonesia, ukuran luas lantai yang ideal adalah 10 meter persegi

id
o.
per kapita.

.g
Berdasarkan klasifikasi WHO, sebagian besar rumah tangga di Kabupaten Lombok

ps
Timur telah memiliki luas lantai yang memadai untuk seluruh anggota rumah tangga. Sebesar

b .b
73,40 persen rumah tangga memiliki luas lantai per kapita minimal 10 meter persegi sesuai
ka
ur
standar WHO. Sementara itu, kurang dari 10 persen rumah tangga memiliki luas hunian
im

kurang dari 7,3 meter persegi dan sebesar 18,73 persen memiliki luas hunian perkapita
kt

sebesar 7,3 – 9,9 meter persegi.


bo
om

Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Hunian Per


GAMBAR 14
//l

Kapita Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017


s:
tp
ht

7.87

18.73 <= 7.2


7.3-9.9
10+
73.40

Sumber: Susenas Maret 2017

Secara umum, kondisi perumahan yang dilihat dari beberapa indikator sebelumnya
dapat dikatakan bahwa sebagian besar rumah tangga di Kabupaten Lombok Timur memiliki
rumah yang memadai dan layak huni. Namun beberapa rumah tangga mungkin perlu
61 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017
mendapat perhatian khusus dari pemerintah setempat, karena masih ada rumah tangga
yang memiliki rumah tidak layak huni, dilihat dari jenis atap, dinding dan lantai maupun luas
hunian per kapita.

8.2 Fasilitas Rumah Tinggal

Terpenuhinya fasilitas rumah yang lengkap akan menambah kenyamanan dan


kemudahan dalam beraktifitas dalam rumah serta meningkatkan derajat kesehatan orang
yang tinggal di dalamanya. Fasilitas rumah tangga dapat dikatakan lengkap apabila tersedia

id
air bersih, sanitasi layak, serta penerangan yang baik.

o.
Indikator utama untuk melihat fasilitas rumah tangga yang baik adalah akses

.g
ps
terhadap air bersih, khususnya untuk air minum. Yang dimaksud dengan air minum bersih

.b
adalah air yang bersumber dari ledeng, air kemasan, air pompa, sumur terlindungi dan mata
b
ka
air terlindungi yang jarak ke tempat pembuangan limbah lebih dari 10 meter. Sedangkan air
ur

dari penjual keliling, air yang dijual melalui tangki, air sumur dan mata air tidak terlindung
im
kt

tidak termasuk dalam air minum bersih dan layak.


bo
om

Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air


TABEL 14
Minum di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017
//l
s:
tp

Sumber Air Minum Utama Persentase


ht

(1) (2)

Air Kemasan Bermerk/Isi Ulang 11,37


Ledeng Meteran/Eceran 16,37
Sumur Bor/Pompa 5,95
Sumur Terlindung 45,19
Sumur Tak Terlindung 2,17
Mata Air 16,50
Air Permukaan 2,46
Jumlah 100,00
Sumber: Susenas Maret 2017

Sebagian besar rumah tangga di Lombok Timur sudah memiliki sumber air minum
yang bersih dan layak. Sebesar 45,19 persen rumah tangga minum dari air sumur yang
terlindungi dan 16,37 persen yang minum dari air ledeng. Akan tetapi, persentase rumah

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 62


tangga yang sumber air minumnya dari mata air masih cukup besar sekitar 16,50 persen dari
total penduduk. Sedangkan hanya 11,37 persen penduduk yang sumber air minumnya dari
air kemasan atau isi ulang.

Indikator selanjutnya adalah fasilitas tempat buang air besar. Penyediaan sarana
jamban merupakan bagian dari usaha sanitasi yang tidak kalah penting peranannya. Jamban
yang memenuhi syarat kesehatan merupakan jamban yang pembuangan akhirnya
menggunakan tangki septik/leher angsa. Ditinjau dari pandangan kesehatan, tempat buang
air yang tidak memadai akan mencemari lingkungan terutama sumber air.

id
o.
.g
Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Tempat Buang

ps
GAMBAR 15 Air Besar dan Penampungan Akhir Tinja Kabupaten Lombok
Timur Tahun 2017

b.b
ka lubang tanah
tidak 9,56
100.00
ur

menggunaka
im

n 27,10 kolam/
80.00 sungai 6,28
kt

bersama,
bo

60.00 14,44
om

septik tank
40.00
//l

sendiri, 84,17
s:

58,46
tp

20.00
ht

-
Fasilitas BAB Penampungan Akhir

Sumber: Susenas Maret 2017

Dilihat dari fasilitas buang air besar (BAB), sebanyak 27,10 rumah tangga tidak
memiliki atau menggunakan fasilitas BAB, baik milik sendiri maupun bersama. Sedangkan
yang menggunakan fasilitas bersama sebanyak 14,44 persen. Selanjutnya adalah fasilitas
tempat penampungan akhir tinja, sebanyak 84,17 persen rumah tangga memiliki fasilitas
yang memadai untuk pembuangan akhir. Sisanya sebanyak 15,83 persen membuang limbah
tinja pada lubang tanah dan lainnya.

Dilihat dari nilai tersebut, pemerintah masih perlu mengupayakan berbagai program
untuk meningkatkan fasilitas BAB memadai sehingga dapat mengurangi penduduk yang BAB

63 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


sembarangan hingga ke titik nol. Antara lain dengan melakukan penyuluhan mengenai
lingkungan sehat dengan fasilitas yang memadai dan menyediakan fasilitas buang air besar
untuk umum. Pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai program untuk
menghilangkan kebiasaan BAB sembarangan yang disebut dengan BASNO (Buang Air Besar
Sembarangan Nol).

Fasilitas perumahan lainnya adalah penerangan. Sumber penerangan yang ideal


adalah yang berasal dari listrik, baik lisrik PLN maupun non PLN. Dari grafik14 dilihat bahwa
hanya 0,11 persen rumah tangga yang tidak dialiri listrik PLN. Hal ini mungkin disebabkan

id
o.
antara lain masih terdapat beberapa daerah yang sulit dijangkau untuk mengaliri listrik.

.g
ps
Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan

.b
GAMBAR 16
Utama Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017

b
ka
ur
im

0.11
kt
bo
om

25.57
Listrik PLN dengan
//l

meteran
s:

Listrik PLN tanpa


tp

meteran
ht

Lainnya

74.32

Sumber: Susenas Maret 2017

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 64


9
BAB KEMISKINAN
Dalam kurun waktu 12 tahun, kemiskinan berhasil ditekan hingga 8
persen dari jumlah penduduk, walaupun jumlah penduduk selalu
meningkat setiap tahunnya. Penurunan yang signifikan dapat dilihat
antara tahun 2010 hingga 2013. Dalam waktu tersebut, kemiskinan
menurun hampir 5 persen dari total penduduk tiap tahunnya

id
o.
.g
ps
b .b
ka
ur
im
kt
bo
om
//l
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//l
om
bo
kt
im
ur
ka
b.b

“sengaja dikosongkan...”
ps
.g
o.
id
BAB 9
KEMISKINAN
Kemiskinan didefinisikan sebagai suatu ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan
yang diukur dari pengeluaran. Kemiskinan di suatu wilayah dapat dijelaskan melalui
beberapa indikator antara lain garis kemiskinan, jumlah penduduk miskin, persentase

id
o.
penduduk miskin (P0), indeks kedalaman kemiskinan (P1), dan indeks keparahan kemiskinan

.g
(P2).

ps
Metode yang biasa digunakan untuk mengetahui tingkat kemiskinan di suatu wilayah

b .b
adalah Head Count Index (HCI). Penduduk miskin merupakan penduduk yang berada di
ka
ur
bawah suatu batas, yang disebut sebagai garis kemiskinan. Yang dimaksud dengan garis
im

kemiskinan adalah jumlah rupiah yang dikeluarkan seseorang untuk memenuhi kebutuhan
kt

hidup minimum di suatu daerah. Kebutuhan hidup tersebut dibagi dalam dua kelompok,
bo
om

yakni kebutuhan makanan dan bukan makanan.


//l

Kebutuhan non makanan mencakup perumahan, kesehatan, pendidikan,


s:

transportasi, dan sebagainya. Untuk kebutuhan makanan, nilai rupiah minimum yang
tp
ht

dibutuhkan adalah untuk memenuhi kebutuhan energi minimal 2100 kkal/kapita/hari. Batas
kebutuhan minimum untuk makanan ditambah non makanan itulah yang disebut dengan
garis kemiskinan.
Garis kemiskinan Kabupaten Lombok Timur mengalami peningkatan yang bertahap
dari tahun 2005 hingga 2017. Peningkatan yang tajam terjadi antara tahun 2007 hingga
2012. Garis kemiskinan pada tahun 2007 sebesar Rp. 156.509,- meningkat hingga dua kali
lipat menjadi Rp. 321.249,- pada tahun 2013. Angka tersebut terus meningkat hingga
mencapai Rp 396.668,- pada tahun 2017. Meningkatnya garis kemiskinan ini dipengaruhi
oleh meningkatnya gaya hidup penduduk serta meningkatnya harga kebutuhan pokok
(inflasi) dari tahun ke tahun.

67 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


Garis Kemiskinan Per Kapita Per Bulan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2005-
GAMBAR 17
2017 (Rupiah)

500,000

396,668
400,000 359,235
321,249
382,861
300,000 278,118
335,651
298,796
218,854

id
252,354
200,000 156,509

o.
137,050

.g
183,325

ps
100,000 150,688

b .b
0
ka
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012*) 2013 2014 2015 2016 2017
ur
im
kt

Sumber: Susenas Maret 2017


bo
om

9.1 Perkembangan Penduduk Miskin


//l

Berdasarkan garis kemiskinan pada gambar 15, angka kemiskinan di Kabupaten


s:
tp

Lombok Timur masih cukup tinggi, walaupun cenderung menurun dari tahun ke tahun.
ht

Dalam kurun waktu 12 tahun, kemiskinan berhasil ditekan hingga 8 persen dari jumlah
penduduk, walaupun jumlah penduduk selalu meningkat setiap tahunnya. Penurunan yang
signifikan dapat dilihat antara tahun 2010 hingga 2013. Dalam waktu tersebut, kemiskinan
menurun hampir 5 persen dari total penduduk tiap tahunnya. Semetara itu, persentase
penduduk miskin tahun 2017 adalah sebanyak 18,28 persen. Angka ini menurun dari tahun
2016 sebesar 18,46 persen. Penurunan penduduk miskin pada tahun 2017 bisa dikatakan
cukup lambat dibandingkan penurunan yang terjadi pada tahun sebelumnya.
Penurunan persentase penduduk miskin di Lombok Timur tidak terlepas dari
program pengentasan kemiskinan dari pemerintah setempat maupun pemerintah pusat.
Adapun program-program pengentasan kemiskinan tersebut diantaranya Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas), beasiswa bagi penduduk miskin untuk melanjutkan pendidikan,
bantuan beras miskin (Raskin), dan sebagainya.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 68


GAMBAR 18 Persentase penduduk miskin Kabupaten Lombok Timur Tahun 2005-2017

30.00
27.74
25.43
27.01 23.82
25.00
25.60
23.96 20.08
19.00
20.00 21.71 18.46

19.16

id
19.14 18.28

o.
15.00

.g
ps
10.00

.b
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012*) 2013 2014 2015 2016 2017

b
ka
ur
Sumber: Susenas Maret 2017
im
kt

9.2 Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan


bo
om

Indeks kedalaman kemiskinan/Poverty Gaps Index(P1) merupakan ukuran rata-rata


//l

kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.


s:

Semakin tinggi nilai indeks maka semakin besar kesenjangan pengeluaran penduduk miskin
tp
ht

terhadap garis kemiskinan. Sedangkan Indeks keparahan kemiskinan/Poverty Severity


Index(P2) digunakan untuk melihat penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin dan
dapat digunakan untuk mengetahui intensitas kemiskinan. Semakin tinggi indeks, maka
semakin tinggi ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.

Nilai P1 pada tahun 2007 adalah 5,07, turun hampir setengahnya pada tahun 2017
menjadi 3,03. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin
semakin dekat dengan garis kemiskinan. Meningkatnya garis kemiskinan yang diikuti dengan
menurunnya nila P1 menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin
bertambah setiap tahunnya, yang berarti semakin besar jumlah uang yang dibelanjakan.

69 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
GAMBAR 19
Kabupaten Lombok Timur tahun 2007-2017

6.00

5.07
5.00
4.34
4.00 3.54 3.57 3.40 3.36
3.25 3.03
2.88
3.00 2.58

id
2.78

o.
2.00

.g
1.44

ps
1.04 0.81 0.76 0.77 0.87 0.79
1.00 0.81 0.68

.b
0.54 0.59

b
ka
-
ur
2007 2008 2009 2010 2011 2012*) 2013 2014 2015 2016 2017
im

Sumber: Susenas Maret 2017


kt
bo

Sementara itu, indeks keparahan kemiskinan (P2) juga menurun dari tahun 2007
om

sebesar 1,44 menjadi 0,79 pada tahun 2017. Kondisi ini mencerminkan bahwa ketimpangan
//l

pengeluaran per kapita antar penduduk miskin semakin menurun. Dalam artian lain
s:
tp

kesenjangan antara penduduk miskin dari tahun ke tahun semakin kecil (homogen).
ht

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 70


10
BAB SOSIAL LAINNYA
Kesejahteraan rakyat juga dapat dijelaskan dengan aspek
lainnya yang dapat dikategorikan sebagai kebutuhan
sekunder manusia dalam kehidupan sehari-hari. Aspek-
aspek tersebut diantaranya adalah perjalanan wisata, akses
pada teknologi komunikasi dan informasi, dan pelayanan
kesehatan gratis serta tindak kejahatan.

id
o.
.g
ps
b.b
ka
ur
im
kt
bo
om
//l
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//l
om
bo
kt
im
ur
ka
b.b

“sengaja dikosongkan...”
ps
.g
o.
id
BAB 10
SOSIAL LAINNYA
Selain ketujuh aspek sebelumnya, kesejahteraan rakyat juga dapat dijelaskan dengan
aspek lainnya yang dapat dikategorikan sebagai kebutuhan sekunder manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Aspek-aspek tersebut diantaranya adalah perjalanan wisata, akses
pada teknologi komunikasi dan informasi, dan pelayanan kesehatan gratis serta tindak

id
o.
kejahatan.

.g
Semakin banyak penduduk yang melakukan perjalanan wisata menunjukkan tingkat

ps
kesehteraan yang semakin membaik. Sama halnya dengan semakin sejahtera penduduk

b .b
maka kebutuhan sekunder akan hiburan dan wisata semakin mudah diperoleh. Begitu pula
ka
ur
dengan kemudahan akses informasi yang mengindikasikan semakin maju teknologi yang
im

dimilikinya. Sementara itu mengenai pelayanan kesehatan menunjukan seberapa banyak


kt

penduduk yang memperoleh manfaat dari program penjamin kesehatan dari masyarakat.
bo
om

Sedangkan aspek tindak kejahatan mencerminkan semakin sedikit pendduk yang pernah
//l

mengalami tindak kejahatan dalam suatu daerah maka tingkat kesejahteraan penduudk
s:

semakin baik.
tp
ht

10.1 Perjalanan Wisata

Konsep perjalanan wisata yang digunakan dalam Susenas adalah perjalanan yang
dilakukan penduduk dalam wilayah geografis Indonesia secara sukarela kurang dari 6 bulan
dan bukan bertujuan untuk memperoleh upah/gaji di tempat yang dikunjungi. Mudahnya
memperoleh informasi mengenai tempat-tempat wisata didukung oleh akomodasi yang
mudah dan murahmenimbulkan keinginan untuk mengunjungi tempat-tempat tersebut.

Berdasarkan hasil Susenas Maret 2017, sebanyak 18,69 persen penduduk Lombok
Timur yang melakukan kegiatan bepergian dalam periode 1 Januari-31 Desember 2016 yang
terdiri dari 20.63 persen penduduk laki-laki dan 17,24 persen penduduk perempuan. Lebih
dari setengahnya melakukan perjalanan hanya 1 kali dalam periode tersebut. Menurut

73 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


frekuensi bepergian, persentase penduduk laki-laki yang bepergian lebih dari 1 kali lebih
banyak dbandingkan dengan penduduk perempuan, seperti yang tersaji ada gambar 20.

Persentase Penduduk yang Bepergian Dalam Periode 1 Januari s.d 31


GAMBAR 20 Desember 2016 Terakhir Dirinci Menurut Frekuensi Bepergian dan Jenis
Kelamin Kabupaten Lombok Timur

120

100
17.03 22.31

id
27.44
80

o.
21.19

.g
21.63
22.06

ps
60
61.78

.b
56.06

b
50.51
40 ka
ur

20
im
kt
bo

0
Laki-laki Perempuan Total
om

1 Kali 2 kali 3+ kali


//l

Sumber : Susenas Maret


s:
tp

Sumber: Susenas Maret 2017


ht

10.2 Kepemilikan Telepon Genggam dan Akses Terhadap Internet

Kemajuan teknologi akibat adanya globalisasi membuat masyarakat semakin mudah


memperoleh berbagai informasi. Media penyedia informasi semakin beragam, muali dari
media cetak seperti koran dan surat kabar, hingga media elektronik seperti televise, radio,
bahkan telepon seluler dapat memberikan informasi apapun yang diinginkan setiap saat.

Susenas 2017 merangkum persentase penduduk yang memiliki telepon selular atau
handphone (HP), komputer, dan mengakses internet serta tujuannya. Statistik mencatat
bahwa sebanyak 47,02 persen penduduk kabupaten Lombok Timur memiliki HP. Persentase
laki-laki yang memiliki HP jauh lebih banyak dibandingkan perempuan, sekitar 51,81 persen
untuk laki-laki dan 42,93 persen untuk perempuan.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 74


Persentase Penduduk yang Memiliki Telepon Seluler Menurut Jenis
GAMBAR 21
Kelamin Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017

Memiliki HP Tidak Memiliki HP

51.81 48.19

43.93 56.07

id
o.
47.02 52.98

.g
ps
.b
Sumber : Susenas Maret 2017

b
ka
ur

Sementara itu, persentase penduduk yang menggunakan komputer adalah 11,61


im

persen dari total penduduk. Sedangkan persentase penduduk yang mengakses internet
kt
bo

dalam 3 bulan terakhir adalah 19,33 persen dari total penduduk Lombok Timur. Sama halnya
om

dengan kepemilikan HP, persentase penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan dengan
//l

perempuan baik dalam menggunakan komputer maupun dalam mengakses internet dalam 3
s:
tp

bulan terakhir.
ht

Persentase Penduduk 5 Tahun Ke Atas yang Menggunakan


GAMBAR 22 Komputer/Laptop dan Mengakses Internet dalam 3 Bulan Terakhir
Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017 (persen)

20.44
12.66

18
Internet
10.71
Komputer

19.33
11.61

Sumber : Susenas Maret 2017

75 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


Ditinjau dari pemanfaatan internet, sebagian besar penduduk menggunakan internet
untuk sosial media, dan mencari informasi atau berita. Adapun tujuan yang lebih spesifik,
khususnya bagi penduduk usia sekolah mengakses internet untuk tujuan memenuhi tugas
sekolah. Tidak sedikit penduduk yang menggunakan akses internet untuk hiburan, seperti
menonton film maupun bermain game yang kini semakin marak ditemukan seiring semakin
berkembangnya teknologi.

Persentase Penduduk 5 Tahun ke Atas yang Mengakses Internet dalam 3


GAMBAR 23
Bulan Terakhir Menurut Tujuan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017

id
o.
.g
ps
70 65.64

.b
60

b
52.34 ka
50
ur
im

40
kt
bo

30 27.3 26.42
om

20
//l

9.87
s:

10 7.2 6.43
tp

0.24
ht

0
Informasi Tugas Email Sosial Perniagaan Hiburan Finansial Lainnya
Sekolah Media
Sumber : Susenas Maret 2017

10.3 Akses Pengobatan Gratis

Kesehatan masyarakat yang baik akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


Memburuknya kesehatan dapat menurunkan produktivitas, yang akan berdampak pada
aspek-aspek lainnya. Oleh karena itu, program-program kesehatan seperti jaminan
kesehatan bagi masyarakat perlu ditingkatkan lagi cakupannya. Dengan adanya jaminan
kesehatan terseut masyarakat akan dengan mudah mengakses fasilitas kesehatan jika suatu
waktu dibutuhkan tanpa perlu mengeluarkan banyak uang, mengingat masih banyak

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 76


masyarakat yang sebagian besar pendapatnnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan
makanan.

Menurut data Susenas 2017, persentase penduduk yang yang tidak mempunyai
kartu jaminan kesehatan melebihi 50 persen, dan jika tinjau menurut jenis kelamin
persentase penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan. Padahal kita
tahu bahwa laki-laki lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan daripada perempuan,
terutama disebabkan oleh risiko pekerjaan yang lebih berat.

id
Sebagian besar masyarakat yang memiliki kartu jaminan kesehatan adalah kartu

o.
Badan Penyedia Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Jamkesmas. Selain itu hanya sebagian

.g
ps
kecil masyarakat yang memiliki BPJS Ketenagakerjaan, Askes/Asabri/Jamsostek dan

.b
Jamkesda.
b
ka
ur
Persentase Penduduk yang Memiliki Kartu Jaminan Kesehatan
GAMBAR 24 untuk Berobat Jalan Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Lombok
im

Timur Tahun 2017


kt
bo
om

Tidak memiliki 53.87


//l
s:

Perusahaan/kantor 1.08
tp
ht

Asuransi swasta 0.07

Jamkesda 1.66

BPJS kesehatan non PBI 6.32

BPJS kesehatan PBI 37.22

- 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00

Sumber: Susenas Maret 2017

Demikian pula ketika berobat jalan, sebanyak 87,30 persen yang tidak menggunakan
jaminan kesehatan. Persentase pengguna jaminan kesehatan masing-masing tidak sampai 10
persen. Hanya sekitar 9 persen pasien berobat jalan yang menggunakan BPJS Kesehatan PBI,
padahal pemilik BPJS Kesehatan PBI sebanyak 37,72 persen dari total penduduk.

77 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017


Persentase Penduduk yang Menggunakan Kartu Jaminan
TABEL 15 Kesehatan untuk Berobat Jalan Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017

Laki–laki +
Jenis Jaminan Kesehatan Laki–laki Perempuan
Perempuan
(1) (2) (3) (4)
BPJS kesehatan PBI 9,02 9,63 9,35
BPJS kesehatan non PBI 2,06 1,66 1,84
Jamkesda

id
1,07 1,52 1,31

o.
Asuransi swasta atau
0,08 0,29 0,20

.g
perusahaan/ kantor

ps
Tidak Menggunakan 87,77 86,90 87,30

.b
Sumber: Susenas Maret 2017

b
ka
10.4 Tindak Kejahatan
ur
im

Indikator terakhir yang juga memengaruhi tingkat kesejahteraan adalah tingkat


kt

keamanan dalam suatu wilayah yang diukur melalui persentase penduduk yang pernah
bo
om

mengalami tindak kejahatan. Semakin sejahtera suatu wilayah, diasumsikan semakin rendah
//l

tindak kejahatan yang terjadi. Selama periode waktu Maret 2016 sampai Maret 2017,
s:

sebanyak 1,8 persen penduduk pernah menjadi korban kejahatan. Dirinci menurut jenis
tp
ht

kelamin, maka persentase laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan.

Persentase Penduduk yang Mengalami Tindak Kejahatan Setahun


GAMBAR 25
yang Lalu Menurut Jenis Kelamin Tahun 2017

3 2.4
2.5
1.8
2
1.28
1.5

0.5

Sumber: Susenas Maret 2017

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017 78


id
o.
.g
ps
b .b
ka
ur
im
kt
bo
om
//l
s:
tp
ht

73 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017

Anda mungkin juga menyukai