Anda di halaman 1dari 3

Aulia Syafina ( 11 IPS 1 )

1. Pengertian Footnote
Footnote atau catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah
setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk
memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman
penyusunan daftar bacaan/bibliografi.

2. Fungsi Footnote

 Catatan kaki berfungsi sebagai penunjuk yang berkaitan dengan sumber hasil kutipan
yang dicantumkan di dalam teks karya tulis.
 Catatan kaki berfungsi untuk menjelaskan secara definitif tentang suatu istilah yang
belum banyak dikenal oleh banyak orang.
 Catatan kaki berfungsi untuk memperjelas yang berupa penafsiran atau keterangan
lebih lanjut mengenai makna dari istilah dalam kalimat.
 Catatan kaki sebagai bentuk penghargaan terhadap sumber yang telah dikutip. Catatan
kaki juga berkaitan dengan teknik pengutipan pada kalimat langsung. Dalam
pengutipan peryataan dari sumber lain maka perlu dijelaskan mengenai sumber
kutipan tersebut. Sumber kutipan bisa dimuat dalam catatan kaki.
 Catatan kaki berfungsi untuk memberikan keterangan dan penjelasan tentang sumber
dari kutipan penyusunan daftar bacaan pada karya ilmiah supaya dapat dimengerti
oleh pembaca.
 Untuk menghargai sumber kutipan yang dikutip, supaya pembaca karya ilmiah
mengetahui sumber kutipan yang digunakan.
 Untuk menunjukan referensi lain supaya pembaca karya ilmiah dapat mengetahui
ulasan yang lebih jelas mengenai istilah yang digunakan.

3. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penulisan Footnote

 Harus dicantumkan beberapa hal yang berkaitan jenis pustaka atau rujukan, yaitu
nama pengarang, judul buku (judul buku tersebut diketik secara miring), edisi atau
jilid, cetakan (kalau ada) tempat dan nama penerbit, tahun terbit, halaman (dengan
singkatan huruh h) dan nomor halaman.
 Buku terjemahan yang dikutip, hendaknya pengarang asli yang ditulis namanya,
kemudian judul buku asli (ditulis miring), lalu ditulis kata terj.,baru nama
penerjemah,judul penerjemah dalam tanda petik, kumudian identitas buku.
 Sekiranya pustaka yang dirujuk tidak dicantumkan, maka : tempat penerbit hendaknya
ditulis dengan kata t.t.p.(tanpa tempat penerbit). Nama penerbit hendaknya ditulis kata
t.p. (tanpa penerbit). Tahun penerbit hendaknya ditulis t.th. (tanpa tahun). Demikian
juga daftar pustaka.
 Semua titel yang dimiliki oleh pengarang, baik yang dicantumkan dalam buku yang
dikutip atau tidak, sebaiknya tidak dicantumkan dalam catatan kaki, demikian juga
dalam penulisan naskah/teks dan daftar pustaka.
 Jarak antara baris terakhir suatu catatan kaki dengan baris pertama catatan kaki
berikutnya dalam halaman yang sama adalah 2 (dua) spasi. Baris pertama setiap
nomor catatan kaki, dimulai setelah nomor 1 (satu) tab dari margim kiri. Baris kedua
dan seterusnya tetap kembali kemargim kiri. Dan nomor setiap catatan kaki ditulis
setengah spasi diatas baris pertama setiap catatan kaki.
 Nomor catatan kaki hendaknya di mulai dengan nomor 1 pada setiap bab baru,
demikian juga nomor kutipan. Berkaitan dengan itu maka identitas pun pada catatan
kaki harus ditulis secara lengkap, sama halnya pada pertama kali digunakan.
 Catatan kaki dapat berupa buku teks, laporan hasil.

4. Unsur-Unsur yang Terdapat pada Footnote untuk Buku

 Nama pengarang, (editor, penerjemah) ditulis dalam urutan diikuti koma.


 Judul buku, ditulis dengan huruf kapital (kecuali kata-kata tugas) dan digaris bawahi.
 Nama atau nomor seri (kalau ada).
 Data publikasi :

a. jumlah jilid, kalau ada


b. nomor cetakan, kalau ada
c. kota penerbit, diikuti titik dua
d. nama penerbit, diikuti tanda koma
e. tahun penerbitan
(c, d, e diletakkan di dalam tanda kurung)

 Nomor jilid kalau perlu.


 Nomor halaman diikuti titik.

5. Yang dimaksud Ibid, Op.Cit, Loc.Cit

 Ibid atau ibidem berarti tempat yang sama adalah istilah yang digunakan pada
catatan kaki atau referensi yang menunjukkan bahwa sumber yang digunakan tersebut
telah dikutip juga pada catatan kaki sebelumnya tanpa didahului dengan sumber
lainnya Contoh penggunaan ibid :
[1] Susanto, “Tendangan si Kaki Buntung” (Mataram: Joesat Press, 2010) hal.23
[2] Ibid
[3] Id. at 29.
Dari penjelasan di atas, kita ketahui bahwa :
Referensi nomor 2 sama dengan nomor 1 (pengarang, buku, dan halaman yang sama).
Referensi nomor 3 sama dengan nomor 1 tetapi hal yang berbeda, halaman 29.

 Op.Cit (Opere citato/kutipan sebelumnya yang telah diselangi oleh kutipan sumber
lain) merujuk merujuk kepada sumber yang sama yang telah disebut terdahulu, tetapi
diantarai oleh sumber lain yang tidak sama halamannya.
Contoh penggunaan Op.Cit :
[1] Satria Titien, "Perbedaan Akusisi Bahasa" (Jakarta: Gramedia, 2015), 111.
[2] Daniel Goleman, "Emotional Intelligence" (Jakarta: Gramedia, 2001), 161.
[3] Sandra Desi & Abdul Halim, "Bahasa Antara" (Bandung: Kaifa, 2000), 25-46
[4] Titien, Op.Cit., 125.

 Loc.cit (Locere citato=kutipan yang telah disebutkan pada halaman/bab selanjutnya)


artinya jika halaman yang dikutip sama, maka digunakan istilah loc. cit. (singkatan
dari loco citato) Penggunaan loc.cit dan Op.Cit sekarang sudah jarang digunakan lagi.
Dalam metode kutipan Kate.L.Turabian (oxford) kutipan tersebut diganti dengan
sebagian nama penulis, sebagian nama buku, dan halaman.
Contoh penggunaan Loc.cit :
[1] Haerazi, “Pendekatan pembelajaran Bahasa", (Yogyakarta: Samudra Biru, 2010)
hal 15-20
[2] Amalia Rizki, “Penerapan Bahasa", (Bandung: Tiga Dara, 2015) hal 15
[3] Haerazi, Loc.Cit

Anda mungkin juga menyukai