َوإِ ِن ا ْم ُر ٌؤ قَاتَلَهُ أَ ْو َشاتَ َمهُ فَ ْليَقُلْ إِنِّى، ْث َوالَ يَجْ هَل
ْ ُ فَالَ يَرْ ف، ٌصيَا ُم ُجنَّة
ِّ ال
صائِ ٌم
َ
“Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata keji dan mengumpat.
Jika seseorang mencela atau mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengatakan: aku sedang
berpuasa” (Muttafaq ’alaih)
Marah sering kali membuat orang hilang akal sehat, kata-kata tidak terkontrol, keputusan tidak
bijak dan emosi tak terkendali. Puasa Ramadhan telah melatih kita untuk bisa menahan marah dan
hendaknya itu terus menjadi karakter kita.
Rasulullah menyebutkan bahwa orang-orang yang mampu mengelola emosinya, mampu menahan
marah, itulah orang-orang yang sejatinya benar-benar kuat.
5. Segera bertaubat
Karakter kelima dari orang bertaqwa adalah segera ingat Allah dan bertaubat kepada-Nya ketika
melakukan dosa dan kemaksiatan.(QS. Ali Imran: 135)
Tidak ada manusia yang bersih dari salah dan dosa kecuali Rasulullah yang ma’shum. Setiap orang
bisa salah, setiap orang bisa terperosok ke dalam dosa, setiap orang bisa berbuat maksiat. Yang
paling penting adalah segera bertaubat; ingat Allah, memohon ampun kepadaNya dan tidak
mengulanginya lagi.
Demikianlah karakter kelima dari orang bertaqwa, sekaligus mengakhiri khutbah pertama dari
khutbah Jumat Syawal ini.
ص’’لُّوا َعلَيْ’’ ِه َ ون َعلَى النَّبِ ِّي يَ’’ا أَيُّهَ’’ا الَّ ِذ
َ ين آ َمنُ’’وا َ ُُّص’’ل
َ إِ َّن هَّللا َ َو َماَل ئِ َكتَ’’هُ ي
ً َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِيما