Anda di halaman 1dari 9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah suatu bagian dari sumber belajar yang
memiliki materi pembelajaran di lingkungan siswa yang dapat membangkitkan
semangat belajar siswa (Azhar, 2014). Pemanfaatan media pembelajaran harus
berdasar pada pemilihan yang tepat, sehingga bisa meningkatkan arti sekaligus
fungsi dalam penunjang efektivitas dan efisiensi pada pembelajaran. Selain itu
media pembelajaran sendiri dapat dimaknai sebagai penyalur pesan, perangsang
pikiran, penarik perhatian, serta penarik kemauan siswa dalam belajar. Dilain sisi
pemanfaatan media pembelajaran berguna untuk meningkatkan pengalaman
belajar siswa agar menjadi konkret, sehingga siswa akan lebih mudah memahami
suatu materi. Dengan demikian, proses pembelajaran tidak hanya menggunakan
kata-kata atau ceramah saja, sehingga dengan penggunaan media tersebut
pengalaman belajar siswa akan lebih berarti dan berdampak pada mudahnya siswa
dalam memahami pembelajaran.
Berdasar pada definisi media pembelajaran tersebut, media pembelajaran
dapat diartikan sebagai sebuah alat atau benda yang bisa digunakan sebagai
penghubung untuk menyalurkan suatu materi pembelajaran yang disampaikan
agar siswa mudah untuk memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh
guru.
2. Manfaat Media Pembelajaran
Manfaat dari media pembelajaran yakni dapat dijadikan landasan untuk
berfikir secara konkret sehingga mengurangi penyampaian pembelajaran hanya
secara kata-kata, memberikan pengalaman yang nyata kepada siswa, serta
memberikan konsep berfikir secara berkelanjutan kepada siswa (Arsyad, 2014).
Oleh karena itu, alangkah baiknya siswa mendapatkan pengalaman yang lebih
nyata, sehingga pesan yang akan disampaikan guru akan benar-benar
tersampaikan kepada siswa, selain itu siswa akan bisa menggali informasi baru
melalui media tersebut.
Secara umum manfaat media diantaranya adalah:
a. Memperjelas pesan yang ingin disampaikan agar tidak terlalu imajiner bagi
siswa.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera.
c. Menimbulkan gairah belajar siswa
d. Memungkinkan siswa untuk menggali informasi baru melalui media sesuai
dengan bakat dan kemampuannya.
e. Memberi rangsangan yang sama, memberi pengalaman dan menimbulkan
persepsi yang sama bagi seluruh siswa.
3. Fungsi Media pembelajaran
Adapun fungsi dari media pembelajaran (Susilana & Riyana, 2018: 10)
diantaranya:
a. Membuat nyata konsep yang bersifat imajinasi. Konsep-konsep yang masih
bersifat imajinasi bagi siswa serta sulit diuraikan dengan kata-kata kepada
siswa bisa dibuat nyata melalui penggunaan media pembelajaran. Misalnya
untuk menjelaskan system peredaran darah pada manusia, arus listrik dan
berhembusnya angin isa menggunakan media gmbar dan bagan sederhana.
b. Menghadirkan objek atau benda yang tidak memungkinkan atau sulit
didapatkan ke dalam kelas. Misalnya, penggunaan gambar atau video tentang
binatang-binatang buas ataupun binatang yang ukurannya besar.
c. Menampilkan objek yang terlalu besar atau terlalu kecil ke dalam kelas.
Misalnya guru akan menjelaskan tentang gambaran mengenai sebuah kapal
selam, pesawat tempur,virus, nyamuk ataupun semut.
d. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau terlalu lambat. Dengan cara
penggunaan teknik gerakan lambat (slow motion) pada film bisa menunjukan
lintasan anak panah ataupun peluru. Demikian juga gerakan yang terlalu
lambat, misalnya pertumbuhan tumbuhan ataupun mekarnya bunga
4. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Bretz (dalam Hujair, 2009) membagi ciri utama dari media menjadi tiga
unsur utama, yaitu visual, gerak dan suara. Media visual dibedakan menjadi tiga
yaitu gambar, garis dan simbol yang merupakan suatu gabungan dari berbagai hal
dapat ditangkap dengan indera penglihatan.
Adapun pengelompokan media ditinjau dari jenisnya (Muhson, 2010),
yaitu media audio, media visual, media audio-visual dan media serba neka.
a. Media audio: tape ricorder piringan hitam, radio, pita audio, dan telepon
b. Media visual
1) Media visual diam: ensiklopedia, buku, foto, majalah, surat kabar.
2) Media visual gerak semu: film bisu
c. Media audio-visual
1) Media audio-visual diam: film rangkai dan suara, slide dan suara, buku dan
suara.
2) Media audio-visual gerak: video, CD dan televise.
d. Media serba neka
1) Papan dan display: papan tulis, papan pengumuman/ majalah dinding dan
whiteboard.
2) Media tiga dimensi: realia, artefact, diorama
3) Komputer.

B. Monopoli
1. Pengertian Monopoli
Permainan monopoli bertujuan untuk memiliki sebagian besar petak diatas
papan monopoli dengan cara membeli, menyewa ataupun bertukar properti dalam
aturan yang tertera pada permainan monopoli atau kesepakatan para pemain
(Husna, 2009). Setiap pemain cukup melemparkan dadu secara bergantian untuk
memindahkan bidak. Apabila dia berhenti di suatu petak yang belum dibeli oleh
pemain lain, maka dia bisa membeli petak itu sesuai harga yang ada pada petak
tersebut, namun apabila petak itu sudah dibeli oleh pemain lain maka ia harus
membayar uang sewa yang jumlahnya sudah ditetapkan.
2. Langkah-langkah Permainan Monopoli
Menurut Husna (2009) Langkah-langkah dalam permainan monopoli
yaitu:
a. Setiap pemain diberi modal uang.
b. Mereka diundi untuk mengetahui urutan mainnya. Pemain pertama melempar
dadu dan melangkah sesuai jumlah yang tertera pada dadu tersebut, jika angka
pada kedua dadu sama maka pemain mendapat kesempatan melempar dadu
untuk kedua kalinya.
c. Jika pemain berhasil melalui satu putaran, pemain akan mendapat bonus dari
bank.
d. Pemain yang berhenti di petak tanah yang belum dimiliki boleh membelinya
sesuai harga yang tertera. Disana, ia dapat membangun rumah atau hotel.
Pemain lain yang singgah di tanahnya harus membayar senalai harga tanah
dan sewa rumah yang tertera pada kartu tanah.
e. Jika bidak berhenti di kartu dana umum atau kesempatan maka mereka
mengambil kartu paling atas yang diletakan pada tengah papan dan mengikuti
instruksinya.
f. Pemain juga dapat masuk penjara atau membayar pajak jika berhenti di tengah
petak bertanda itu.
3. Peralatan Permainan Monopoli
Husna (2009) untuk memainkan monopoli, dibutuhkan peralatan-peralatan
berupa:
a. Bidak untuk mewakili pemain.
b. Ada dua buah dadu dengan sisi enam.
c. Kartu hak kepemilikan untuk tiap-tiap petak.
d. Papan permainan dengan petak-petak.
e. Uang-uangan monopoli.
f. 32 rumah dan 12 hotel dari kayu ataupun plastic.
g. Kartu dana umum dan kesempatan.

C. Monopoli Edukatif
1. Pengertian Monopoli Edukatif
Permainan monopoli adalah satu jenis permainan papan yang bertujuan
untuk mengumpulkan kekayaan dan menguasai komplek-komplek pada papan
permainan (Husna, 2009: 15). Berdsarkan dari pengertian monopoli tersebut,
Monopoli Edukatif adalah pengembangan media pembelajaran yang
dikembangkan dari permainan monopoli dengan mengubah setiap nama negara
pada petak lintasan di papan monopoli dengan nama-nama tiga puluh empat
provinsi di Indonesia. Sedangkan tata cara permainanya dimodifikasi sesuai
kebutuhan pada pembelajaran.
2. Manfaat Media Monopoli Edukatif
Manfaat media Monopoli edukatif bagi guru yaitu
a. Memudahkan bagi guru dalam penyampaian pembelajaran.
b. Pembelajaran yang dilakukan tidak monoton.
c. Pembelajaran akan memiliki makna yang lebih bagi siswa sehingga lebih
mudah di pahami.
Manfaat media Monopoli edukatif bagi siswa yaitu
a. Memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran.
b. Meningkatkan minat siswa pada pembelajaran.
c. Meningkatkan motivasi belajar siswa
d. Membuat pembelejaran lebih menyenangkan.
3. Tata Cara Penggunaan Monopoli Edukatif
Menurut TIM sekolah Global Mandiri (2013: 13) langkah-langkah media
permainan monopoli yaitu:
a. Menyampaikan materi kepada peserta didik.
b. Bagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok 5 siswa
dengan menunjuk seorang siswa sebagai ketua kelompok.
c. Kelompok A melempar dadu kemudia mengambil soal sesuai dadu yang
keluar dan menjawab soal tersebut.
d. Apabila siswa dapat mengerjakan maka dapat bergerak sesuai mata dadu yang
keluar, namun apabila siswa tidak dapat menjawab kelompok tersebut tidak
dapat bergerak dari tempat semula.
e. Kelompok selanjutnya melakukan kegiatan secara bergantian.

D. Materi Keberagaman Budaya


1. Pengertian Keberagaman Budaya
kebudayaan merupakan keanekaragaman suatu wilayah atau negara yang
memiliki budaya lebih dari satu, hal tersebut disebabkan karena adanya perbedaan
suku atau ras.
2. Keragaman Suku Bangsa
Suku bangsa adalah sekumpulan orang atau kelompok yang berlatar
belakang, kebiasaan serta budaya yang sama. Di Indonesia sendiri terdiri dari
lebih tiga ratus suku yang tersebar di seluruh pulau di Indonesia, seperti Suku
Tengger, Suku Jawa, Suku Sunda, Suku Asmat, Suku Aceh, Suku Batak, Suku
Bali, Suku Dayak dan masih banyak lagi. Dari setiap suku yang ada, mereka
memiliki budaya serta adat istiadat yang berbada pula satu sama lain.
3. Keragaman Budaya.
Budaya merupakan suatu macam hidup yang berkembang, serta dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan secara turun-temurun
(Kusniyati, 2016). Budaya memiliki dua bentuk yakni berbentuk fisik, contohnya
pakaian, alat musik dan rumah adat. Sedangkan budaya berbentuk abstrak
contohnya bahasa, kepercayaan, adat istiadat dan tradisi dan pengetahuan.
a. Rumah Adat
Rumah tradisional juga disebut rumah adat, rumah asli atau rumah rakyat
(Said, 2004: 48). Di Indonesia pada setiap daerahnya memiliki rumah adat
tradisional yang khas. Contohnya rumah buton di Sulawesi tenggara, rumah
dulphupa di Gorontalo dan rumah bubungan tinggi di Kalimantan Selatan.
b. Pakaian adat
Busana tradisional disebut juga dengan busana etnik. Menurut CY
Thambun (dalam Mally Maelah dan Pipin Tresna P, 2010: 2) busana tradisional
adalah suatu busana daerah yang telah dipakai secara turun temurun yang
merupakan salah satu identitas dan dapat dibanggakan oleh sebagian besar
pendukung kebudayaan. Pakaian adat yang ada di Indonesia pada umumnya
memiliki ciri khas sesuai daerah masing-masing. Pakaian adat biasa digunakan
saat acara-acara tertentu, misalnya pada acara upacara adat, upacara perkawinan
serta pada saat menarikan tarian tradisional.
c. Tarian tradisional
Tari tradisonal adalah suatu tarian yang menggabungkan semua gerakan
yang mengandung makna tertentu (Gunawan, dkk, 2016). Bentuk-bentuk tarian
tarian tradisonal di Indonesia, antara lain: Tari Reog (Ponorogo), Tari Tor-tor
(Sumatera Utara), Tari Sekapur sirih (Jambi), Tari Musyoh (Papua) dan Tari
Yapong (Jakarta). Tarian adat sering ditpertunjukan dalam upacara adat, upacara
perkawinan, menyambut tamu atau dalam pertunjukan seni.
d. Alat musik tradisional
Alat musik tradisional adalah alat yang diciptakan dan di gemari oleh
masyarakat masa lalu yang sampai saat ini masih terus dikembangkan dan
dilestarikan secara turun temurun sebagai sarana hiburan dan identitas dari suatu
daerah (Nadya Putri, 2012). Seni musik tradisonal di Indonesia kebanyakan
menggunakan alat musik tradisonal yang di turun-temurunkan dari nenek moyang
tedahulu. Alat musik tradisional digunakan untuk mengiringi lagu daerah maupun
tarian tradisonal. Contohnya adalah alat musik Kointang dari Sulawesi Selatan,
Saluang dari Sumatera Barat dan Panting dari Kalimantan Selatan.
E. Penelitian yang Relevan
Penelitian pengembangan ini dilakukan berdasarkan hasil analisis
beberapa penelitian terdahulu. Hasil penelitian pengembangan yang pertama yaitu
berjudul “Pengembangan Media Monopoli dengan Model Hannafin dan Peck
Mata Pelajaran IPS di SD Mutiara Singaraja”. Berdasarkan hasil uji pengguna,
diperoleh jawaban yang positif dengan presentase rata-rata skor untuk seluruh
hasil kuesioner sebesar 93,3% dengan arti pengembangan media monopoli ini
sudah berhasil dengan baik (Khasanah dkk, 2018).
Selain itu, penelitian lain yang telah dilakukan oleh Ulfaeni dkk (2017)
dengan judul “ Pengembangan Media MONERGI ( Monopoli Energi) untuk
Menumbuhkan Kemampuan Pemahaman Konsep IPA Siswa SD” menunjukan
hasil bahwa media monopoli ini layak digunakan serta mampu menumbuhkan
kemampuan dan pemahaman siswa untuk media pembelajaran IPA dengan
presentase dari para ahli dengan rata-rata 98%. Sedangkan untuk pemaham siswa
tentang konsep IPA dengan posttest sebesar 84% dan respon siswa sebesar 93%.
Selanjutnya, berdasarkan penelitian yang yang telah dilakukan oleh
Sukirmin (2017) dengan judul “ Permainan Monopoli sebagai Media
Pembelajaran Sub Materi Sel Siswa SMA Kelas XI IPA dengan peneliti Arif
Susanto pada tahun 2012 pada kelas uji cob akelas XI IPA dengan hasil penelitian
media monopoli layak dan dapat diimplementasikan untuk kegiatan belajar
mengajar pada materi struktur dan fungsi sel.

F. Kerangka Berfikir
Tabel 2.1 Kerangka berfikir

Analisis 1. Bersumber dari hasil wawancara pada guru kelas IV SDN


Kebutuhan Sumberjo 1 Kabupaten Blitar
2. Pada pembelajaran tematik muatan IPS materi
keberagaman budaya hanya menggunakan buku tematik
dan poster
3. Dalam proses belajar guru hanya menggunakan metode
ceramah.
4. kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan
akan menjadi hadiah bagi peserta didik yang pada
gilirannya akan mendorong motivasinya semakin aktif dan
berprestasi pada kegiatan belajar berikutnya (Ismail, 2008:
47). Oleh karena itu media pembelajaran di perlukan untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa, serta memudahkan
anak untuk berfikir secara konkrey dengan menggunakan
media

Alternatif Mengembangkan media monopoli materi keberagaman


Pemecahan budaya. Monopoli ini berisi macam-macam budaya di
Indonesia seperti rumah adat, baju adat, suku daerah, alat
musik dan tarian tradisional. Berdasarkan penelitian terdahulu
bahwa media monopoli ini membuat pembelajran menjadi
menyenangkan serta skor rata-rata kuisoner sebesar 93,3%
yang arti nyapengembangan media monopoli ini sudah
berhasil dengan baik (Khasanah dkk, 2018).

Produk Akhir “Pengembangan Media Monopoli Edukatif Materi


Keberagaman Budaya dengan Penguatan Karakter Cinta
Tanah Air Pada Kelas IV di SDN Sumberjo I Kabupaten
Blitar”, yang valid menurut para ahli dan praktis bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar, Arsyad. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Abdul A. Said. 2004. Toraja Simbolis Unsur Visual Rumah Tradisional.
Yogyakarta: Ombak.
Husna, M. 2009. 100+ Permainan Tradisional Indonesia Untuk Kreatifitas,
Ketangkasan, dan Keakraban. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Susilana, Riyana. 2018. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Muhson, Ali. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi. Jurnal Pendidikan Akuntasi Indonesia, 8(2), 5ˉ7. Dari
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpakun/article/view/949/759.
Hujair AH. Saniky. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania
Press.
Kusniyati, Sitanggang. 2016. Aplikasi Edukasi Budaya Toba Samosir Berbasis
Android. Jurnal Teknik Informatika. 9(1), 9ˉ18. Dari
https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/ti/article/view/5573.
Gunawan, dkk. 2016. Eksistensi Tari Likok Pulo di Pulau Aceh Kabupaten Aceh
Besar (Tahun 2005-2015). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Seni. 1(4), 279ˉ286. Dari
http://www.jim.unsyiah.ac.id/sandratasik/article/view/5349/2211.
Putri, Nadya. 2012. Efektif Pengguna Media Video Untuk Meningkatkan
Pengenalan Alat Musik Daerah pada Pembelajaran IPS bagi Anak Tuna Grahita
Ringan di SDLB 20 Kota Solok. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus. 1(2), 318ˉ328.
Dari http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu/article/view/858.
Mally dan Tresna. 2010. Inovasi Busana Etnik. Bandung: Gapura Press.
TIM Guru Sekolah Global Mandiri. 2013. Teacher’s Guide for Creative
Education (buku panduan guru SD Mengajar dan Belajar Kreatif). Jakarta: PT.
Neo Mediatama Divisi Publishing.

Anda mungkin juga menyukai