Laporan Pendahuluan Halusinasi
Laporan Pendahuluan Halusinasi
A. Definisi
Halusinasi adalah gangguan persepsi panca indra tanpa adanya rangsangan dari
luar yang dapat meliputi semua penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran
Halusinasi ialah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indera
seorang pasien, yang terjadi dalam kehidupan sadar atau bangun, dasarnya mungkin
1. Faktor Predisposisi
a. Biologis, lesi pada area frontal, temporal dan limbic, gangguan otak (kerusakan
maladaptive
2. faktor presipitasi
Secara fisik klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya
hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan
tidak berdaya. Penilaian induvidu terhadap stressor dan maslah koping dapat
a. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnomalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak akibat
b. Sterss lingkungan
c. sumber koping.
1. Halusinasi Pendengaran
sering mendengar suara orang. Suara berbentuk kebinsingan yang kurang jelas
sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien, bahkan sampai ada percakapan
lengkap antara dua orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar dimana
klien mendengar perkataan bahwa klien disuruh untuk melakukan sesuatu kadang
a. Data Objektif
4) Menutup telinga
b. Data Subjektif
2. Halusinasi Penglihatn
gambar geometris, gambar kartun, bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan
biasa yang menyenangkan atau menakut ksn seperti melihat monster. (stuart,2007)
a. Data Objektif
b. Data Objektif
atau monster.
3. Halusinasi Penghidu
Halusinasi Penghidu adalah membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin,
dan feses umumnya bau-bauan yang tidak menyenang kan. Halusinasi penghidu
a. Data Objektif
2) Menutup hidung
b. Data Subjektif
1) Membaui bau-bauan seperti bau darah, urin, feses kadang-kadang bau itu
menyenangkan
4. Halusinasi Pengecap
Halusinasi pengecap adalah Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau
feses. (stuart,2007)
a. Data Objektif
1) Sering meludah
2) Muntah
b. Data Subjektif
5. Halusinasi Perabaan
stimulus yang jelas. Rasa tesentrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau
a. Data Objektif
b. Data Subjektif
6. Halusinasi seksual
Persepsi tentang alat genital yang palsu, penderita merasa adanya sensasi
7. Halusinasi kinesti
8. Agnosia
1. Fase Pertama
Disebut juga dengan fase comporting yaitu fase yang menyenangkan. Pada
bersalah, kesepian yang memuncak, dan tidak dapat diselesaikan. Klien melamun
dan memikirkan hal-hal yang menyenangkan, cara ini hanya menolong sementara.
Perilaku klien : tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan bibir
tanpa suara, pergerakan mata cepat, respons verbal yang lambat jika sedang asyik
2. Fase Kedua
Disebut dengan fase condemming atau ansietas berat yaitu halusinasi menjadi
meningkat, malamun dan berfikir sendiri menjadi dominan. Mulai dirasakan adanya
bisikan yang tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain tahu, dan ia tetap dapat
mengontrolnya.
peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Klien asyik dengan halusinasinya
3. Fase Ketiga
Adalah fase controlling atau ansietas berat yaitu pengalaman sensori menjadi
mengontrol klien. Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap halusinasinya.
beberapa menit atau detik. Tanda-tanda fisik berupa klien berkeringat, tremor, dan
4. Fase Keempat
Adalah fase conquering atau panic yaitu klien lebur dengan halusinasinya.
memarahi klien. Klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang control, dan tidak dapat
Perilaku klien : Perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri, perilaku
kekerasan, agitasi, menarik diri atau kakatonik, tidak mampu merespons terhadap
perintah kompleks, dan tidak mampu berespons lebih dari satu orang.
E. Pohon Masalah
utama adalah prioritas masalah klien dari beberapa masalah yang dimiliki oleh klien.
Umumnya, masalah utama berkaitan erat dengan alasan masuk atau keluhan utama.
Penyebab adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang merupakan penyebab
masalah utama. Masalah ini dapat pula disebabkan oleh salah satu masalah yang lain,
demikian seterusnya. Akibat adalah adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang
F. Penatalaksanaan
Triflufirazin 10 – 15 mg / hari. Obat dimulai dengan dosis awal sesuai dengan dosis
anjuran, dina ikkan dosis tiap 2 minggu dan bisa pula dinaikkan sampai mencapai
minggu ). Kemudian tapering off, dosis diturunkan tiap 2 – 4 minggu dan dihentikan.
3. Satu macam pendekatan terapi tidak cukup, tujuan utama perawatan dirumah sakit
G. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Menurut Stuart dan Laraia pengkajian merupakan tahapan awal dan dasar
utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan
perumusan kebutuhan, atau masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi data
biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Data pengkajian kesehatan jiwa dapat
dikelompokkan menjadi faktor predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap
stressor, sumber koping, dan kemampuan koping yang dimiliki klien (Keliat, 2005).
pengkajian dan petunjuk teknis pengkajian agar memudahkan dalam pengkajian. Isi
pengkajian meliputi :
a. Identitas klien
c. Faktor predisposisi
e. Aspek psikososial
f. Status mental
h. Mekanisme koping
j. Pengetahuan
k. Aspek medic
sebagai berikut :
a) Data objektif ialah data yang ditemukan secara nyata. Data ini didapatkan melalui
b) Data subjektif ialah data yang disampaikan secara lisan oleh klien dan keluarga.
Data ini diperoleh melalui wawancara perawat kepada klien dan keluarga. Data
yang langsung didapat oleh perawat disebut sebagai data primer, dan data yang
diambil dari hasil catatan tim kesehatan lain sebagai data sekunder.
Perawat dapat menyimpulkan kebutuhan atau masalah klien dari kelompok
tidak ada masalah serta klien telah mempunyai pengetahuan untuk antisipasi
masalah.
1) Resiko terjadi masalah karena sudah ada faktor yang dapat menimbulkan
masalah.
masalah keperawatan dan masalah kolaboartif. Menurut FASID pada tahun 1983
dan INJF di tahun 1996, umumnya sejumlah masalah klien saling berhubungan
2. Diagnosa keperawatan
Tujuan umum: klien tidak mencederai diri sendiri orang lain dan lingkungan
Tujuan Khusus :
Intervensi :
terapeutik yaitu sapa klien dengan ramah, baik secara verbal maupun non
panggilan yang disukai, jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan menepati janji,
Intervensi :
Observasi segala perilaku klien verbal dan non verbal yang berhubungan
dengan halusinasi.
Terima halusinasi klien sebagai hal yang nyata bagi klien, tapi tidak nyata bagi
perawat.
situasi.
Intervensi :
timbul.
4. Klien dapat memanfaatkan obat dalam mengontrol halusinanya.
Intervensi :
Intervensi :
Diskusikan juga dengan keluarga tentang cara merawat klien yaitu jangan
klien untuk rajin minum obat, setelah pulang kontrol 1 x dalam sebulan.
4. Implementasi
Sp pasien:
mengajarkan bahwa suara itu tidak nyata, bagaimana respon dia, bsagaimana
halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara
dihadapan pasien
5. Evaluasi
a. Evaluasi pasien
b. Evaluasi keluarga
sembuh. Demikian juga saat pasien tidak lagi dirawat di rumah sakit (dirawat di
rumah). Keluarga yang mendukung pasien secara konsisten akan membuat pasien
jika keluarga tidak mampu merawat pasien, pasien akan kambuh bahkan untuk
memulihkannya lagi akan sangat sulit. Untuk itu perawat harus memberikan
yang efektif bagi pasien dengan halusinasi baik saat di rumah sakit maupun di
rumah.
halusinasi adalah:
yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi,