Anda di halaman 1dari 4

Nama: Abdi Pangestu

Nim:185020307111013

Aplikom CB

1. Jenis uji analisis klasik:


 Uji Normalitas
Untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Uji
normaslitas dapat dilakukan dengan uji histogram, uji normal P plot, uji Chi
Square, Skewness, dan kurtosis.
 Uji Multikolinearitas
Untuk melihat ada atau tidak adanya korelasi yang tinggi antara variable-variabel
bebas dalam suatu model regresi linier berganda. Alat statistic yang sering
digunakan untuk menguji gangguan multikolinearitas adalah dengan variance
inflation factor, korelasi pearson antara variable-variabel bebas, atau dengan
melihat eigenvalues dan condition index.
 Uji Heteroskedastisitas
Untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual sat uke
pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji ini dilakukan dengan metode scatter
plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai
residualnya)
 Uji Autokorelasi
Untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode
sebelumnya (t-1). Uji ini hanya dilakukan pada data time series dan tidak perlu
dilakukan pada data cross section seperti pada kuisioner di mana pengukuran
semua variable dilakukan secara serempak pada saat bersamaan.
 Uji Linearitas
Dipergunakan untuk melihat apakah model yang dibangung mempunyai
hubungan linear atau tidak. Uji ini dapat menggunakan uji Durbin Watson,
Ramsey Test atau uji Lagrange Multiplier.

2. Model kerangka konseptual:


 H1: tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh positif secara langsung
terhadap kinerja keuangan.
H2: tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh positif terhadap tata Kelola
usaha perusahaan.
H3: tata Kelola perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
H4: tanggung jawab sosial perusahaan yang dimediasi oleh tata Kelola
perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
 Kinerja keuangan = a + B1 tanggung jawab sosial perusahaan.
Tata Kelola perusahaan = a + B2 tanggung jawab sosial perusahaan
Kinerja keuangan = a + B3 tata Kelola perusahaan
Kinerja keuangan = a + B4 tanggung jawab sosial perusahaan + B5 tata Kelola
perusahaan
 Jika B4 = 0/negative, maka full mediasi
Jika B4 ≠ 0 maka ada 2 kemungkinan. Jika B4>B1 maka, tidak mediasi. Jika B4<B1
maka mediasi secara partial.
3. Analisis atas hipotesis satu sisi (one tail):
 H1 : laba per saham/EPS berpengaruh terhadap dividen kas
H2 : laba per saham/EPS dan arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen kas
H3 : laba per saham/EPS yang dimoderasi oleh arus kas operasi berpengaruh
terhadap dividen kas.
 Dividen kas = a + B1 laba per saham/EPS
Dividen kas = a + B1 laba per saham/EPS + B2 arus kas operasi/CFO
Dividen kas = a + B1 laba per saham/EPS + B2 arus kas operasi/CFO + B3 laba per
saham X arus kas operasi
 H1 diterima karena nilai Sig 0,000 < 0,05
H2 ditolak karena arus kas operasi/CFO memiliki nilai Sig 0,484 > 0,05
H3 ditolak karena nilai Sig 0,065 > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa arus kas
operasi/CFO tidak memoderasi laba per saham/EPS terhadap dividen kas.
4. Pengujian reliabilitas dalam penelitian
 Tujuan
Untuk meyakinkan bahwa kuisioner yang disusun akan benar-benar baik dalam
mengukur gejala dan menghasilkan data yang valid.
 Alat untuk menguji
Dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach karena istrumen penelitian ini
berbentuk angket dan skala bertingkat.

 Kriteria yang digunakan untuk menerima atau meolak hasil analisis

jika nilai alpha > 0.7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability)
sementara jika alpha > 0.80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh
tes secara konsisten memiliki reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula yang
memaknakannya sebagai berikut:

Jika alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna. Jika alpha antara 0.70 – 0.90 maka
reliabilitas tinggi. Jika alpha 0.50 – 0.70 maka reliabilitas moderat. Jika alpha <
0.50 maka reliabilitas rendah. Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau
beberapa item tidak reliabel.
5. Analisis factor adalah sebuah Teknik yang digunakan untuk mencari factor-faktor yang
mampu menjelaskan hubungan atau korelasi antara berbagai indicator independent
yang diobservasi.
Tujuan analisis factor:
 Untuk mereduksi sejumlah variable asal yang jumlahnya banyak menjadi
sejumlah variable baru yang jumlah nya sedikit dari variable asal.
 Untuk mengidentifikasi adanya hubungan antar variable penyusun factor atau
dimensi dengan factor yang terbentuk dengan menggunakan pengujian koefisien
korelasi antar factor dengan komponen pembentuknya.
 Untuk menguji vasiliditas dan realibilitas instrument dengan analisis factor.
 Validasi data untuk mengetahui apakah hasil analisis factor tersebut dapat
digeneralisasi ke dalam populasinya sehingga setelah terbentuk factor maka
peneliti sudah mempunyai suatu hipotesis baru berdasarkan hasil analisis
tersebut.

Kriteria dan hasil keputusan:

 Variabel surrogate adalah satu variable yang paling dapat mewakili satu factor.
Misak factor 1 terdiri dari variable X1, X2 dan X3. Maka yang paling mewakili
factor 1 adalah variable yang memiliki factor loading terbesar. Apabila factor
loading tertinggi dalam satu factor ada yang hampir sama, missal X1 = 0,905 dan
X2 = 0,904 maka sebaiknya pemilihan surrogate variable ditentukan berdasarkan
teori, yaitu variable mana secara teori yang paling dapat mewakili factor. Atau
cara lain adalah dengan menggunakan Summated Scale.

 Summated Scale adalah gabungan dari beberapa variable dalam satu factor, bisa
berupa nilai rata-rata dari semua factor tersebut atau nilai penjumlahan dari
semua variable dalam satu factor.

Anda mungkin juga menyukai