21
3.2 Penjabaran Hasil Praktik Kerja Lapangan
Dari hasil kegiatan selama praktik kerja lapangan, maka pada poin ini penulis
akan membahas tentang penerapan perawatan Generator Set (Gen-set).
1) Bagian Pencahayaan
Dalam kehidupan sehari-hari pencahayaan merupakan bagian penting
dalam suatu instalasi penerangan, karena berguna sebagai menyuplai
cahaya pada sebuah ruangan atau objek. Yang termasuk komponen utama
dari pencahayaan adalah lampu. Lampu yang di gunakan pada tiap
ruangan dan zona berbeda-beda tergantung kebutuhan intensitas cahaya,
lux dan efisiensi dari segi finansial maupun suplai tegangan.
22
Gambar 3.4 Lampu LED Ruangan General Manager PT. Borneo Vision
23
3.2.2 Komponen Dalam Generator
Sebelum melakukan pengoperasian generator terdapat banyak hal
yang perlu diperhatikan guna mencegah adanya ketimpangan dalam
pengoperasian generator. Setidaknya operator perlu ditraining untuk pengenalan
mengenai pengoperasian serta perawatan generator yang sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur ( SOP ) tersebut.Sebelum menjalankan pengoperasian
generator alangkah baiknya memahami komponen-komponen pada generator.
Generator Set memiliki 9 komponen utama, meliputi:
1. Mesin
Mesin adalah sumber energi mekanik yang masuk ke generator. Ukuran mesin
berbanding lurus dengan output data maksimum yang bisa disediakan
generator.
2. Alternator
Alternator, yang juga dikenal sebagai Generator atau Genhead, adalah bagian
dari genset yang menhasilkan output listrik yang didapat dari gerakan mekanis
yang diberikan oleh mesin. Alternator sendiri terdiri dari rakitan bagian yang
tidak bergerak dan bagian yang bergerak yang terbungkus dalam satu kesatuan.
Komponen-komponen tersebut bekerja bersama dan menghasilkan gerakan
yang relatif antara medan magnet & listrik. Secara bersamaan, pergerakan
tersebut menghasilkan listrik.
3. Sistem Bahan Bakar
Tangki bahan bakar biasanya memiliki kapasitas yang cukup untuk menjaga
generator tetap beroperasi rata-rata 6-8 jam. Dalam kasus unit generator kecil,
tangki bahan bakar adalah bagian dari bawah generator atau dipasang di atas
frame generator. Untuk aplikasi komersial, biasanya menggunakan tangki
bahan bakar eksternal. Semua instalasi harus memiliki persetujuan Divisi
Perencanaan Kota.
4. Regulator Tegangan
Sesuai dengan namanya, komponen ini mengatur tegangan keluaran generator.
Komponen ini meliputi: Regulator Tegangan (Konversi tegangan AC ke DC),
Exciter Windings (Konversi arus DC ke AC), Rotating Rectifier (Konversi arus
24
AC ke DC), dan Rotor/ Armature (Konversi arus DC ke AC). Siklus dari
keempat bagian ini berlanjut sampai generator menghasilkan tegangan keluaran
yang setara dengan kapasitas operasi penuhnya.
5. Sistem Pendingin & Sistem Pembuangan Panas
Penggunaan generator secara terus menerus menyebabkan berbagai
komponennya menjadi panas. Sangat penting untuk memiliki sistem pendingin
dan pembuangan panas untuk menyalurkan panas yang dihasilkan dalam
proses.
6. Sistem Pelumas
Karena generator terdiri dari bagian yang bergerak pada mesinnya, diperlukan
pelumasan untuk memastikan daya tahan dan kelancaran operasi dalam j4angka
waktu yang lama.
7. Charger Baterai
Pengoperasian genset dimulai dari tahap pengoperasian beterai. Pengisi daya
baterai memastikan baterai generator diisi dengan voltase yang tepat.
8. Panel Kontrol
Komponen ini merupakan penghubung antara pengguna generator dan
generator itu sendiri. Tiap pabrikan memiliki berbagai fitur berbeda di panel
kontrol unit mereka.
9. Ruangan/ Bingkai
Semua generator, baik portable atau stationer, memiliki “rumah” atau ruangan
tersendiri yang berfungsi sebagai bingkai. Idealnya, ruangan ini dibuat agar
ramah lingkungan dan aman.
25
untuk zona 2 merupakan kombinasi dari penerangan langsung dan penerangan
tak langsung. Pada sistem penerangan tak langsung cahayanya dipantulkan oleh
langit-langit dan dinding-dinding, hal tersebut biasanya di gunakan pada
rungan-rungan untuk membaca menulis dan untuk melakuan pekerjaan halus
lainnya.
Armatur yang digunakan untuk penerangan langsung pada zona-zona
tersebut yang paling tepat ialah armatur pancaran lebar. Armatur pancaran lebar
biasanya digunakan untuk penerangan umum dalam bengkel. Namun pada
praktik nya di lapangan, armatur yang di gunakan pada setiap zona berbeda-
beda. Pada zona 3 dan zona 1 di Stasiun Semarang Tawang armatur yang
digunakan sama yaitu armatur dengan lampu BY698P PHILIPS dan pada zona
2 armatur yang digunakan sama yaitu armatur dengan lampu BY698P PHILIPS
dan lampu E27 PHILIPS.
Sedangkan pada zona 2 yaitu Hall, menggunakan armatur yang sama
pada zona 3 dan 1 dikarenakan tingginya dinding pada rungan tersebut
ditambah armatur gantung pada tengah ruangan dengan posisi tempat lampu
pada armatur gantung menghadap ke atas, jadi cahaya yang terpancar oleh
lampu pada armatur gantung tersebut tidak menimbulkan bayang-bayang yang
banyak karena sebagian besar dari cahaya diarahkan ke atas. Hal tersebut
sangatlah tepat mengingat bahwa Hall adalah ruang tunggu bagi penumpang
yang memungkinkan penumpang melakukan aktifitas yang tidak memerlukan
cahaya langsung yang terlalu banyak.
26
3.2.4 Pemilihan Jenis Lampu
Dari data yang telah di sebutkan sebelumnya bahwa pada wilayah zona
3 dan zona 1 di Stasiun Semarang Tawang armatur yang digunakan sama yaitu
armatur dengan lampu BY698P PHILIPS dan pada zona 2 armatur yang
digunakan sama yaitu armatur dengan lampu BY698P PHILIPS dan lampu E27
PHILIPS. Lampu- lampu tersebut memiliki spesifikasi antara lain :
27
Warna putih dan sangat muda : 0,7
Warna muda : 0,5
Warna sedang : 0,3
Warna gelap : 0,1
28
3.2.7 Pemilihan Jenis Kabel Penghantar (dari Panel ke Beban)
Pada setiap instalasi penerangan, cahaya lampu di bangkitkan dengan
mengalirkan arus listrik dalam suatu kawat halus dan dalam kawat ini energi
listrik diubah menjadi panas dan cahaya. Lampu-lampu pijar kebanyakan di
lengkapi dengan sepotong kawat monel yang di pasang di dalam lampu , seri
dengan kawat-kawat penghubungnya. Kawat monel ini berfungsi sebagai
pengaman lebur. Kalau terjadi gangguan hubungan singkat di dalam lampu,
kawat monel tersebut akan lebur, sehingga pengaman instalasinya tidak rusak.
Agar tidak terjadi hubung singkat maka penghantar yang di gunakan
harus mampu mengalirkan beban arus yang ada pada wilayah tersebut. Hal
tersebut dapat diketahui dengan cara menghitung besar arus maksimal yang
terpakai, setelah diketahui besar arus maksimal lalu untuk menentukan jenis dan
ukuran kabel dapat dilihat pada tabel kuat hantar arus ( KHA ), seperti berikut :
29
dengan daya sebesar 105 KVA. Untuk menentukan jenis dan ukuran kabel
pengahantar, Tahap-tahap yang harus dilakukan yaitu menentukan arus :
P = V x I x cos ⱷ x √ 3
105.000 = 380 . I . o,8 . √ 3
105.000 va
I =
516,8 v
I = 203,17 Ampere
Dari hasil perhitungan tersebut, maka jenis dan ukuran kabel yang digunakan
berdasarkan kuat hantar arus ( KHA ) untuk Stasiun Semarang Tawang yaitu :
P : 105 KVA
I : 203,17 Ampere
Jenis Kabel : NYY
Ukuran Kabel : 70 mm2
Dengan memperhitungkan efisiensi dan jangka waktu 2 sampai 3 tahun ke
depan, maka ukuran kabel yang digunakan diperbesar, untuk Stasiun Semarang
Tawang menjadi 120 mm2 / 150 mm2 dengan jenis kabel yang digunakan yaitu
NYY.
30
berinteraksi dengan rotor yang berputar akan menghasilkan arus listrik
sesuai hukum Lorentz. Arus listrik yang dihasilkan oleh generator akan
memiliki perbedaan tegangan di antara kedua kutub generatornya sehingga
apabila dihubungkan dengan beban akan menghasilkan daya listrik, atau
dalam rumusan fisika sebagai P (daya) = V (tegangan) x I (arus), dengan
satuan adalah VA atau Volt Ampere. Rumusan fisika yang lebih kompleks
lagi dijelaskan bahwa P (daya) = V (tegangan) x I (arus) x CosPhi (faktor
daya) dengan satuan Watt.
Genset dapat dibedakan dari jenis engine penggeraknya,
dimana kita kenal tipe-tipe engine yaitu engine diesel dan engine non
diesel /bensin. Engine diesel dikenali dari bahan bakarnya berupa solar,
sedangkan engine non diesel berbahan bakar bensin premium. Di pasaran,
genset dengan engine non diesel atau berbahan bakar bensin biasa
diaplikasikan pada genset berkapasitas kecil atau dalam kapasitas
maksimum 10.000 VA atau 10 kVA, sedangkan genset diesel berbahan
bakar solar diaplikasikan pada genset berkapasitas > 10 kVA. Hal terkait
dengan tenaga yang dihasilkan oleh diesel lebih besar dari pada engine
non diesel, dimana cara kerja pembakaran diesel yang lebih sederhana
yaitu tanpa busi, lebih hemat dalam pemeliharaan, lebih responsif dan
bertenaga. Selain itu untuk aplikasi industri dimana bahan bakar diesel
(solar) lebih murah daripada bensin (gasoline).
3.2.8.2 Cara Kerja Generator Dalam Energy Mekanik Ke Electric
31
berisi input-proses-output. Disebut ladder karena bentuk tampilan bahasa
pemrogramannya seperti tampilan tangga.
32
input analog. Input ke PLC biasanya berupa perintah %SWxx atau system
words.
33
Penggunanaan PLC, RTC, dan LDR pada instalasi penerangan Stasiun
Semarang Tawang, bertujuan agar dapat mempermudah dan membantu operator
untuk mengoperasikan lampu secara otomatis sesuai dengan waktu yang
ditentukan oleh operator serta mempermudah pemasangan instalasinya karena
adanya PLC.
34
3.2.11.2 Rangkaian Kontrol Panel Penerangan
35
No Sistem Kelistrikan 1 2 3 4 5
Kabel panel rusak/tidak
1 X X
berfungsi/kendur
3.2.14 Troubleshooting
A. Jika tegangan tidak sampai ke beban saat MCB dinyalakan.
1. Periksalah apakah lampu dalam keadaan baik dan tidak rusak.
2. Periksalah armatur/fitting lampu dengan test pen, apakah teraliri
arus atau tidak.
3. Periksalah hubungan kabel antar terminal.
36
3.2.15 Sistem Plambing Air Bekas, Air Kotor, dan Air Hujan
Setiap bangunan atau gedung pasti dilengkapi dengan sistem
plambing. Sistem plambing sendiri ialah pekerjaan yang meliputi sistem
pembuangan limbah/air buangan (air kotor dan air bekas), dan air hujan.
37
3.2.18 Perhitungan Arus Nominal Pompa
Menentukan besarnya arus nominal pada motor penggerak pada
pompa sangatlah penting unutk menentukan pengaman serta spesifikasi dari
komponen lainnya. Berikut adalah perhitungan besarnya arus nominal sistem
dengan daya motor sebersar 11kW (11.000 Watt) :
Motor Penggerak (Motor Induksi 3 Fasa)
Daya : V x In x √3
11.000 : 380 x In x 1.73
11.000 : 657 x In
In : 11.000/657
In : 16 Ampere
38
Pemilihan pengaman sangatlah penting dalam perencanaan panel.
Selain demi keamanan, pemilihan pengaman juga berpengaruh pada kelayakan
pengoperasian panel. Dalam perenanaan panel ini, pengaman yang digukanan
adalah MCB (Miniatur Circuit Breaker).
Pemilihan besarnya kemampuan arus nominal pada pengaman
ditentukan dengan rumus pendekatan yang besarnya 125% dari In (arus
nominal) motor.
Dari data sebelumnya didapat In motor sebesar 16 Ampere.
In Pengaman : 125% x In motor
In Pengaman : 125% x 16 Ampere
In Pengaman : 20 Ampere
Dari hasil perhitungan di atas didapatkan arus nominal pengaman
sebesar 20 Ampere. Sehingga dalam pemasangan panel ini digunakan MCB
dengan spesifikasi Schneider 20A.
39
22 Phase Control Relay A9E21180 8A 400V 1 buah 900000 900000
23 Kontaktor Mitsubishi SN35 220 Volt 60A 5 buah 300000 1500000
24 Upah 1 ls 300000 300000
Total 8153000
Overhead 5% 407650
Keuntungan 5% 407650
PPh 2.50% 203825
Rp
Total Analisa
9,172,125
RAB Rp10,089,338
No Sistem Kelistrikan 1 2 3
1 Kabel panel rusak/tidak berfungsi/kendur X
2 MCB rusak/kendur/sudah putus X
3 Ada gangguan pada MDP/SDP X X
4 Kontaktor tidak bekerja X
40
2. Memberikan ruang kepada operator untuk melakukan
pekerjaan lain yang lebih membutuhkan seorang operator.
3. Sistem pengkabelan dapat dikurangi sampai 80% bila
dibandingkan dengan sistem konvensional.
4. Konsumsi daya PLC lebih rendah daripada sistem
konvensional.
5. Sistem kontrol dengan PLC dapat mendeteksi kesalahan
dengan lebih mudah dan cepat/mudah dalam
troubleshooting.
3.2.22.2 Kekurangan
1. Sistem PLC ini rentan terhadap perubahan suhu dan
lingkungan.
2. Karena sistem PLC ini merupakan teknologi baru, sehingga
dibutuhkan waktu untuk mengubah sistem konvensional
yang telah ada.
3. Bagi teknisi yang baru mengenal PLC mungkin akan
kesulitan dalam melakukan pemrograman PLC.
4. Sistem PLC ini sebenarnya buruk untuk aplikasi program
yang tetap.
41