Anda di halaman 1dari 18

DINAMIKA KELOMPOK DALAM KELOMPOK USAHA BERSAMA: KASUS KUBE

CEMPAKA DAN KUBE TULIP DI KOTA BOGOR

GROUP DYNAMICS OF JOINT BUSSINESS GROUP: CASES KUBE CEMPAKA AND


KUBE TULIP AT BOGOR CITY

Ayu Diah Amalia


Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI,
Jl. Dewi Sartika Cawang, Indonesia
E-mail: amaliadiahayu@gmail.com

Diterima: 19 September 2017; Direvisi: 29 September 2017; Disetujui: 17 Oktober 2017

Abstrak
Masalah kemiskinan terus menjadi kajian yang tidak akan ada habisnya. Berbagai cara dan upaya dilakukan
untuk mengatasi masalah kemiskinan. Kemiskinan yang terjadi dapat diintervensi melalui pendekatan
individu maupun kelompok. Salah satu upaya mengatasi kemiskinan melalui pendekatan kelompok yang
dilakukan Kementerian Sosial adalah melalui KUBE (Kelompok Usaha Bersama). KUBE merupakan salah
satu pendekatan kelompok dalam rangka pemberdayaan masyarakat miskin melalui pemberian bantuan
stimulan kegiatan usaha ekonomi produktif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang
menyebabkan KUBE dapat berhasil dan yang menyebabkan KUBE gagal khususnya dalam mengelola
kelompok dan usahanya yang dilihat dari sudut pandang dinamika kelompok. Penelitian menggunakan
pendekatan kualitatif dalam mengamati KUBE, dengan metode studi kasus, teknik pengambilan sampel
dilakukan secara purposif, studi ini dilakukan pada KUBE Cempaka (KUBE aktif atau berhasil) dan KUBE
Tulip (KUBE tidak aktif atau gagal) di Kota Bogor Kecamatan Bogor Barat. Hasil temuan lapangan terungkap
bahwa KUBE yang berhasil cenderung mampu memanage kelompoknya dengan baik, memiliki dinamika
kelompok yang baik. Sedangkan KUBE yang gagal cenderung tidak mampu memanage kelompoknya,
tidak ada dinamika dalam kelompok. Agar KUBE lebih dapat mempertahankan kelompoknya lebih lama
dan berhasil dalam usaha kelompok diperlukan pendampingan tentang pengetahuan atau kecakapan
mengenai cara mengorganisir kelompok agar kelompok dapat lebih dinamis dan sustainable, serta
diperlukan pendampingan yang intens mengenai kewirausahaan, hal ini karena minimnya pengetahuan dan
keterampilan keluarga miskin.
Kata Kunci: KUBE, pemberdayaan, pendampingan, dinamika kelompok.
Abstract
The problem of poverty has recognized as an endless study. Various ways and efforts are made to solve
the problem of poverty. Poverty that occurs can be intervened through individual or group approach. One
effort to solve the poverty within a group approach held by the Ministry of Social Affairs is KUBE (Joint
Business Group). KUBE is one of the group approach in order to empower the poor through the provision
of stimulant assistance of productive economic activities. This study aims to describe what causes succeed
KUBE and what causes failed KUBE especially in managing the group and its business which is seen from
the perspective of group dynamics. The research using qualitative approach in observing KUBE, using
purposive sampling technique, this study was conducted on KUBE Cempaka (active or successful KUBE)
and KUBE Tulip (KUBE inactive or failed) in Bogor City, West Bogor District. Field findings revealed that
successful KUBE tended to manage their group well, there was good group dynamics. While the failed
KUBE tends to be unable to manage the group, there are no dynamics in the group. In order to able to
maintain their group longer and succeed in group effort, it is necessary to assist with knowledge or tidiness
about how to organize group so that group can be more dynamic and sustainable, and also need intense
assistance about entrepreneurship, this is because of the lack of knowledge and skill of poor family.

Keywords: joint business group, empowerment, assistance, group dynamic.

Dinamika Kelompok dalam Kelompok Usaha Bersama: Kasus KUBE 301


Cempaka dan KUBE Tulip di Kota Bogor, Ayu Diah Amalia
PENDAHULUAN yang dilakukan oleh keluarga miskin di sebuah
Faktor lain yang menyebabkan berbagai wilayah perkotaan memiliki karakteristik yang
program pengentasan kemiskinan menjadi berbeda dengan wilayah-wilayah perkotaan
kurang efektif tampaknya adalah berkaitan yang lain. Dilihat dari sifatnya menunjukan
dengan kurang dibangunnya ruang gerak bahwa terbentuknya kelompok usaha tersebut
yang memadai bagi masyarakat miskin didasarkan pada dua hal yaitu (1) berdasarkan
itu sendiri untuk memberdayakan dirinya kedaerahan dan (2) berdasarkan jenis usaha.
(Suyanto, 2013). Didalam praktiknya kegiatan Jenis usaha apapun yang dilakukan oleh
pemberdayaan lebih fokus pada upaya keluarga miskin dengan cara berkelompok
pemberdayaan ekonomi dalam mengentaskan ternyata lebih memudahkan untuk bertahan
kelompok yang dianggap miskin dari jeratan meskipun dengan penghasilan yang terbatas.
kemiskinan (poverty allevation) atau salah Keberadaan kelompok bagi usaha keluarga
satu cara penanggulangan kemiskinan. Dengan miskin ternyata memberikan peran yang besar
demikian tidak mengherankan jika kemudian terhadap keberlangsungan usahanya (Sjafri,
kegiatan pemberdayaan dilakukan dalam 2014).
bentuk pengembangan kegiatan produktif untuk
Secara teoritis proses pemberdayaan bagi
meningkatkan derajat pendapatan (income
keluarga miskin sangat bergantung pada dua
generating) (Soleh, 2014).
hal yaitu (1) kekuatan yang ada pada internal
Salah satu model yang perlu untuk (anggota keluarga itu sendiri) dan (2) perlunya
dilakukan di dalam memberdayakan keluarga intervensi dari kekuatan eksternal yaitu kekuatan
miskin di kota besar yaitu melalui pendekatan yang ada di luar diri keluarga tersebut. Salah
kelompok. Bagi keluarga yang dianggap miskin satu pola pemberdayaan keluarga miskin yang
dan dimasukan dalam anggota kelompok akan dinilai mampu memberikan kontribusi dalam
melatih keluarga miskin yang bersangkutan jangka panjang adalah melalui pendekatan dan
untuk dapat mengambil keputusan yang pembelajaran kelompok atau organisasi secara
dianggap baik, khususnya terkait dengan partisipatif yang dilakukan secara terus menerus,
usaha untuk meningkatkan pendapatan dan sistematis dan berkesinambungan. Melalui
penghasilan keluarga. Didalam pendekatan pendekatan dan pembelajaran kelompok
terdapat cara-cara pendidikan, pemberdayaan atau lebih tepatnya melalui pemberdayaan
dan kemandirian sesuai dengan substansi kelompok usaha bagi anggota keluarga miskin
yang ada dalam disiplin penyuluhan. Strategi yang dilakukan secara berkelanjutan tersebut
dalam pendekatan kelompok tersebut adalah menjadikan keluarga miskin akan memiliki
bagaimana kelompok yang di dalamnya potensi untuk memampukan dirinya sendiri
terdiri dari keluarga miskin tersebut mampu di dalam memecahkan problematika hidup
mengorganisir dirinya untuk menyelesaikan yang selama ini mereka hadapi. Asumsi yang
permasalahan kemiskinan yang mereka hadapi dibangun adalah melalui pendekatan kelompok
selama ini. yang kuat dan stabil akan lebih menciptakan
keberdayaan keluarga miskin di perkotaan
Keluarga miskin yang ada di perkotaan pada dapat berlangsung secara berkesinambungan.
dasarnya memiliki kelompok yang tergolong ke Melalui pendekatan kelompok inilah, program-
dalam kelompok usaha yang dilakukan secara program pemberdayaan bagi masyarakat
bersama-sama. Terbentuknya kelompok usaha miskin di perkotaan akan lebih terencana,

302 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2017
terprogram dan memiliki tingkat efektivitas sebenarnya, anggota bergantung satu sama lain
yang tinggi. Hal terpenting dalam pendekatan untuk mengejar tujuan itu untuk suatu periode
kelompok adalah bahwa dalam melakukan tertentu. Keberadaan kelompok terkait dengan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program harapan orang untuk memenuhi kebutuhan tak
pemberdayaan dilakukan secara mandiri oleh dapat dilakukannya sendiri (Haiman, 1950).
kelompok-kelompok yang dibentuk oleh Haiman menyebut alasan utama keberadaan
anggota keluarga tersebut. kelompok adalah bahwa setiap anggota percaya
bahwa dia akan dapat memenuhi sebagian
Dalam kajian kelompok pada keluarga
kebutuhannya yang tak dapat ia penuhi sendiri
miskin, khususnya di perkotaan sangatlah
dengan cara berkolaborasi dengan orang lain
ditentukan oleh adanya kekuatan kelompok.
baik dari anggota kelompoknya sendiri maupun
Di dalam menciptakan kekuatan kelompok
orang lain dari kelompok sosial lainnya dalam
tersebut, sangatlah ditentukan oleh aspek-aspek
satu komunitas (Sjafri, 2014).
internal kelompok dan organisasional antara
lain: kepemimpinan kelompok, dinamika Salah satu bentuk upaya penanggulangan
kelompok yang tinggi, komunikasi kelompok kemiskinan yang dilakukan oleh Kementerian
yang intensif serta masih banyak lagi faktor Sosial RI melalui pendekatan kelompok adalah
lainnya yang menentukan karakteristik melalui KUBE (Kelompok Usaha Bersama).
kelompok tersebut. Apabila semua aspek yang Kementerian Sosial RI memberikan bantuan
berkaitan dengan kekuatan kelompok tersebut stimulan usaha pada kelompok KUBE. KUBE
mulai dari faktor eksternal, faktor internal dapat digunakan sebagai pendekatan dalam
serta aspek organisasional di atas berjalan perubahan sikap dan perilaku sosial. anggota
secara kondusif maka akan menjamin adanya KUBE memiliki kewajiban sebagai anggota
keberdayaan yang tinggi. Melalui keberdayaan kelompok seperti mengikuti pertemuan
keluarga yang tinggi tersebut sangat kelompok, membayar iuran kesetiakawanan
mempengaruhi terhadap tingkat kesejahteraan sosial dan kewajiban lain yang sudah disepakati
keluarga miskin tersebut. Secara lebih spesifik melalui musyawarah dalam kelompok
beberapa faktor determinan yang diasumsikan (Suradi, 2012). Pada KUBE termuat esensi
berpengaruh terhadap keberdayaan keluarga pengembangan hubungan, pengembangan
antara lain: faktor-faktor karakteristik individu, kreativitas, semangat kebersamaan dan
karakteristik kelompok, sumber daya keluarga, kesetiakawanan sosial (Muhtar & Noviana I,
lingkungan sosial dan intervensi pemberdayaan. 2016).

Keberadaan kelompok dalam setiap Berbagai kajian mengenai KUBE telah


komunitas merupakan sesuatu yang sangat dilakukan. Penelitian Subing (2013), dari hasil
dibutuhkan di dalam mengorganisir dan analisis di peroleh pola pengembangan KUBE
memecahkan masalah yang dihadapi oleh di Provinsi Lampung sangat dipengaruhi
komunitas tersebut. Kondisi tersebut juga oleh situasi dan kondisi yang berkembang
terjadi bagi komunitas miskin di perkotaan. serta oleh bentuk dan jenis aktivitas yang
Schermerhorn, Hunt dan Osborn (1997) dikembangkan anggotanya. Penelitian
menyebut kelompok adalah kumpulan dua orang Yasin (2015), ini dilakukan di Desa Kuala
atau lebih yang bekerja bersama satu dengan Kecamatan Kaidipan Kabupaten Bolaang
lainnya secara teratur untuk mencapai satu atau Mongondow. Hasil penelitian menujukkan
lebih tujuan bersama. Pada kelompok yang bahwa KUBE di desa kuala memiliki potensi,

Dinamika Kelompok dalam Kelompok Usaha Bersama: Kasus KUBE 303


Cempaka dan KUBE Tulip di Kota Bogor, Ayu Diah Amalia
yang terdiri dari Cateringan, Perbengkelan, (Iskandar, 1990) bahwa kelompok sosial adalah
dan pertukangan meubel, beberapa masalah satu unit yang terdiri atas sejumlah orang yang
yang di hadapi anggota kelompok dalam usaha, memiliki persepsi kolektif dan yang memiliki
seperti: kurangnya modal usaha, masih belum kemampuan untuk bertindak dalam cara yang
terpenuhinya fasilitas yang di butuhkan serta sama terhadap lingkungannya. McDavid
alat-alat yang harus di sediakan. Penelitian dan Harari (Iskandar, 1990) mengatakan
Imron (2014) dilakukan di Desa Dawuhan bahwa kelompok adalah suatu sistem yang
dengan Obyek penelitian 10 Kelompok diorganisasikan pada dua orang atau lebih,
Usaha Bersama (KUBE). Hasil penelitian yang dihubungkan satu dengan lainnya tempat
menunjukkan bahwa (1) Jenis kegiatan Usaha sistem tersebut menunjukan fungsi yang sama,
Ekonomi Produktif (UEP) Kelompok Usaha memiliki sekumpulan standar (patokan) peran
Bersama (KUBE) di Desa Dawuhan adalah dalam berhubungan antara anggotanya dan
peternakan sapi, untuk penguatan kelembagaan memiliki sekumpulan norma yang mengatur
yaitu dengan jalan meningkatkan intensitas fungsi kelompok dan setiap anggota. Kelompok
pertemuan dan pembinaan kepemimpinan adalah sekumpulan orang yang terdiri atas
kelompok, sedangkan dalam administrasi dua atau lebih yang melakukan interaksi satu
keuangan sudah bersifat transparan dan dengan yang lainnya dalam suatu aturan yang
mempunyai akuntabilitas. saling mempengaruhi pada setiap anggotanya
(Stogdill). Kelompok merupakan sebuah unit
Dalam perjalanannya upaya melalui KUBE
atau kumpulan individu yang terdiri atas dua
banyak ditemui hambatan dan tantangan untuk
orang atau lebih yang terbentuk berdasarkan
terus dapat menjalankan usaha kelompok, dalam
persepsi yang sama antar anggota, memiliki
penelitian yang dilakukan oleh Puslitbang Kesos
tujuan dan motivasi, mempunyai fungsi
Tahun 2016 sampel pada KUBE Tahun 2013
yang salama kemudian terjadi interaksi yang
Kota Bogor Khususnya sebanyak 36,7 % KUBE
menunjukan kebergantungan masing-masing
Tidak aktif atau bubar sebelum Tahun 2016
anggota.
(masa berlangsungnya program kube adalah
3 tahun dan exit program untuk KUBE Tahun Menurut Muzafer Sherif (Santoso, 2009)
2013 adalah Tahun 2016) sedangkan sebanyak ciri-ciri kelompok dalam hal ini kelompok
63,3% KUBE masih aktif menjalankan usaha sosial adalah sebagai berikut:
Kelompok KUBE walaupun masih dijumpai
a. Adanya dorongan atau motif yang sama pada
dengan kondisi beberapa KUBE masih aktif
setiap individu sehingga terjadi interaksi
namun anggota kelompok tidak lagi berjumlah sosial dan tertuju dalam tujuan bersama
10 (anggota tidak lengkap) (Puslitbangkesos,
b. Adanya reaksi dan kecakapan yang berbeda
2017). KUBE yang tidak aktif disebabkan
diantara individu akibat interaksi sosial
karena misalnya usaha ekonomi yang dibangun
tidak berkembang, manajemen kurnag tepat, c. Adanya pembentukan dan penegasan
pembagian kerja sesama anggota kelompok struktur kelompok yang jelas, yang
terdiri atas peranan dan kedudukan yang
dirasa tidak adil (Sitepu, 2016).
berkembang untuk tujuan bersama.
Menurut Huraerah & Purwanto (2001) d. Adanya penegasan dan peneguhan norma-
terdapat beberapa perspektif atau sudut pandang norma pedoman tingkah laku anggota
untuk mengkonseptualisasikan kelompok. kelompok yang mengatur interaksi
Seperti yang dikemukakan oleh Smith dan kegiatan anggota kelompok dalam

304 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2017
merealisasikan tujuan kelompok (Arifin, psikologis. Adapun definisi kelompok menurut
2015). Homan (1950) adalah sejumlah individu yang
Peningkatan kemampuan berkelompok berkomunikasi satu dengan yang lain dalam
secara dinamis dapat menggali dan memperkuat jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak
potensi yang ada di dalam manusia, juga terlalu banyak sehingga setiap orang dapat
mampu memberikan pengalaman belajar berkomunikasi dengan semua anggota secara
secara langsung sekaligus dapat mempengaruhi langsung. Definisi singkat dinamika kelompok
otak sebagai sumber intelejensi, jiwa, sebagai dikemukakan oleh Jacobs, Harvill, dan Manson
sumber perasaan dan raga, sebagai sumber yang menyatakan bahwa dinamika kelompok
karya (keterampilan). Dinamika kelompok sebagai kekuatan yang saling mempengaruhi
merupakan salah satu alat manajemen untuk hubungan timbal balik kelompok dengan
menghasilkan kerja sama kelompok yang interaksi yang terjadi antara anggota kelompok
optimal agar pengelolaan kelompok menjadi dan pemimpin yang diberi pengaruh kuat
lebih efektif, efisien, dan produktif. Sebagai pada perkembangan kelompok. Hakikat dari
metode, dinamika kelompok membuat setiap dinamika kelompok adalah studi tentang
anggota kelompok semakin menyadari dirinya interaksi dan interdependensi antara anggota
dan orang lain yang hadir bersamanya dalam kelompok yang satu dan yang lain, dengan
kelompok dengan segala kelebihan dan adanya feedback dinamis atau keteraturan yang
kekurangan masing-masing. Kesadaran ini perlu jelas dalam hubungan secara psikologis antar
diciptakan karena kelompok atau organisasi individu sebagai anggota kelompok dengan
akan menjadi efektif apabila memiliki satu memiliki tujuan tertentu (Arifin, 2015).
tujuan. Sebagai proses, dinamika kelompok Masalah dinamika kelompok, juga
berupaya menciptakan situasi sedemikan rupa menyangkut gerak atau perilaku kolektif.
sehingga membuat seluruh anggota kelompok Gejala tersebut merupakan suatu cara berpikir,
merasa terlibat secara aktif dalam setiap tahap merasa dan beraksi suatu kolektiva yang
perkembangan atau pertumbuhan kelompok serta merta dan tidak berstruktur (Soekanto,
dan setiap orang merasakan dirinya sebagai 2015). Peran dinamika kelompok membantu
bagian dari kelompok. Dengan demikian, mengklasifikasikan tanggung jawab dan
setiap individu dalam organisasi merasa turut kewajiban orang-orang yang menjadi bagian
bertanggungjawab secara penuh terhadap kelompok. Selain itu, dinamika kelompok
pencapaian tujuan organisasi yang lebih luas. memberikan cara penting untuk membentuk
Kata dinamika berasal dari kata dynamikos perilaku dan pikiran para anggotanya. Dinamika
(Yunani), yang bermakna dinamis atau adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga
mudah bergerak. Menurut Slamet Santoso, kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat
dinamika berarti tingkah laku suatu warga menyesuaikan diri secara memadai terhadap
yang secara langsung mempengaruhi warga keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi
lain secara timbal balik. Dinamika berarti dan interdependensi antara anggota kelompok
adanya interaksi dan interdependensi antara dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan
anggota kelompok yang satu dan anggota ini terjadi karena selama ada kelompok, maka
kelompok secara keseluruhan. Dengan semangat kelompok (group spirit) akan terus
demikian, dinamika adalah kedinamisan atau menerus ada dalam kelompok itu. Oleh karena
keteraturan yang jelas dalam hubungan secara itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya

Dinamika Kelompok dalam Kelompok Usaha Bersama: Kasus KUBE 305


Cempaka dan KUBE Tulip di Kota Bogor, Ayu Diah Amalia
setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat kohesivitas sebagai kekuatan (baik positif
berubah. Sedangkan pengertian kelompok tidak maupun negatif) yang menyebabkan anggota
terlepas dari elemen keberadaan dua orang atau menetap pada suatu kelompok. Kohesivitas
lebih yang melakukan interaksi untuk mencapai bergantung pada tingkat keterikatan individu
tujuan bersama (Zulkarnain, 2015). Anggota yang dimiliki setiap anggota kelompok.
kelompok kadang-kadang mengalami konflik Kohesi kelompok didefinisikan sebagai
peran yang berakar pada kenyataan bahwa dua kekuatan yang mendorong anggota kelompok
peran (atau lebih) yang dimainkannya tidak untuk tetap tinggal dalam kelompok dan
kompatibel (Arifin, 2015). mencegahnya meninggalkan kelompok.
McDavid dan Harai (Jalaluddin Rakmat,
Aspek-Aspek Dinamika Kelompok 1994) menyarankan bahwa kohesi diukur
Dalam memahami dinamika kelompok, dari ketertarikan anggota secara interpersonal
pada satu sama lain; ketertarikan anggota pada
Robert L. Baker memandang bahwa dinamika
kegiatan dan fungsi kelompok; sejauhmana
kelompok merupakan arus informasi dan
anggota tertarik pada kelompok sebagai alat
pertukaran pengaruh antar anggota kolektif
untuk memuaskan kebutuhan personal.
sosial.
d. Kekuatan dan Pemecahan Masalah dalam
a. Komunikasi Kelompok Kelompok
Komunikasi merupakan proses Dalam interaksi ada kekuatan atau
kompleks yang melibatkan perilaku pengaruh. Anggota kelompok menyesuaikan
dan memungkinkan individu untuk diri satu dengan yang lainnya dengan
berhubungan dnegan orang lain dan dunia berbagai cara. Mereka mempercepat dan
sekitarnya. Dalam komunikasi kelompok memperlambat aktivitasnya untuk dapat
terjadi perpindahan ide atau gagasan karena berkoordinasi. Kekuatan tercermin pada
adanya kebutuhan timbal balik antara kemampuan seseorang untuk membuat
satu dan lainnya. Kesalahpahaman dalam orang lain berperilaku tertentu.
berkomunikasi perlu dihindari, yaitu dengan
Pemecahan masalah adalah proses
adanya keterbukaan dan musyawarah dalam
penanggulangan suatu rintangan untuk
suatu kelompok.
mencapai tujuan yang diinginkan. Lima
b. Konflik dalam Kelompok langkah dalam proses pemecahan masalah;
Konflik merupakan proses yang terjadi mendefinisikan masalah, melakukan
apabila perilaku seseorang terhambat oleh diagnosis, merumuskan alternatif strategi
perilaku orang lain atau oleh peristiwa atau merencanakan pemecahannya,
yang berada di luar wilayah kendalinya. menentukan alternatif dan melaksanakan
Terjadinya suatu konflik dalam suatu strategi yang paling dikehendaki,
kelompok didasari kepentingan personal mengevaluasi keberhasilan strategi.
ataupun kepentingan umum.
Unsur-unsur Dinamika Kelompok
c. Kohesi Kelompok
Tujuan kelompok tidak akan tercapai
Kohesi kelompok merupakan perasaan
dengan baik jika dilaksanakan oleh dan secara
bersama-sama dalam kelompok dan
individual. Kontribusi kelompok bermuara
merupakan kekuatan yang memelihara
pada kinerja organisasi sehingga individu
dan menjaga anggota kelompok. Taylor,
dan kelompok memainkan peran yang sangat
Peplau dan Sears (1997) mendefinisikan
penting dalam organisasi.

306 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2017
a. Tujuan, Struktur dan Fungsi Tugas sebagai rasa ketertarikan anggota kelompok
Kelompok terhadap kelompoknya.
Johnson dan Johnson mengemukakan d. Tekanan, Tegangan, Agenda dan Efektivitas
pengertian tujuan kelompok sebagai suatu Kelompok
keadaan pada masa mendatang yang Tekanan pada kelompok dapat
diinginkan oleh anggota-anggota kelompok. menimbulkan ketegangan. Dengan adanya
Shaw mengemukakan bahwa struktur ketegangan akan timbul dorongan untuk
kelompok adalah pola-pola hubungan mempertahankan tujuan kelompok.
di antara berbagai posisi dalam susunan Tekanan kelompok yang cermat dan
kelompok. Dalam menganalisis struktur terukur dapat mendinamiskan kelompok.
kelompok terdapat tiga unsur penting yang Menurut Slamet (Suyatna, 1982) tegangan
terbaik dalam struktur kelompok yaitu pada kelompok adalah segala sesuatu yang
posisi, status dan pernanan perlu ditelaah. menimbulkan tegangan pada kelompok
Hackman (1969) fungsi tugas merupakan untuk menumbuhkan dorongan berbuat
seperangkat tugas yang harus dilaksanakan sesuatu demi tercapainya tujuan kelompok.
oleh setiap anggota kelompok sesuai dengan Agenda terselubung adalah tujuan-tujuan
fungsi masing-masing sesuai dengan yang ingin dicapai oleh kelompok yang
kedudukannya dalam struktur kelompok. diketahui oleh semua anggotanya tetapi
b. Suasana kelompok tidak dinyatakan tertulis. Efektivitas
Suasana kelompok adalah keadaan kelompok adalah keberhasilan dalam
moral, sikap, dan perasaan bersemangat atau melaksnaakan tugas-tugas kelompok untuk
apatis yangn ada dalam kelompok. Suasana mencapai tujuan. Slamet (suyatna, 1982)
kelompok yang baik apabila anggotanya menyatakan bahwa keefektifan kelompok
merasa saling menerima, saling menghargai, mempunyai pengaruh timbal balik dengan
saling mempercayai dan bersahabat. kedinamisan kelompok (Arifin, 2015).
Dahama dan Bhatnagar (Mardikanto dkk., Kelompok Usaha Bersama (KUBE) adalah
1996) suasana kelompok yaitu lingkungan himpunan dari keluarga yang tergolong fakir
fisik dan non fisik (emosional) yang akan miskin yang dibentuk, tumbuh dan berkembang
mempengaruhi perasaan setiap anggota atas dasar prakarsanya sendiri, saling
kelompok terhadap kelompoknya. Suasana berinteraksi antara satu dengan lain, dan tinggal
tersebut dapat berupa keramahtamahan, dalam satuan wilayah tertentu dengan tujuan
kesetiakawanan, kebebasan bertindak,
untuk meningkatkan produktivitas anggotanya,
dan suasana fisik, seperti kerapihan/
meningkatkan relasi social yang harmonis,
keberantakan. Keteraturan dan lain-lain.
memenuhi kebutuhan anggota, memecahkan
c. Membina, mengembangkan, Suasana dan masalah sosial yang dialaminya dan menjadi
Kekompakan Kelompok wadah pengembangan usaha bersama.
Membina kelompok adalah usaha
mempertahankan kehidupan kelompok. 1) Pengertian dan Hakikat KUBE
Mengembangkan kelompok dalam Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
hal ini menciptakan norma kelompok, merupakan media dan sekaligus metode
mengusahakan adanya kesempatan anggota dalam penanggulangan kemiskinan
baru dan berjalannya proses sosialisasi. perkotaan. KUBE ini diarahkan untuk
Kekompakan kelompok menurut Krech terciptanya aktifitas social dan ekonomi guna

Dinamika Kelompok dalam Kelompok Usaha Bersama: Kasus KUBE 307


Cempaka dan KUBE Tulip di Kota Bogor, Ayu Diah Amalia
meningkatkan kesejahteraan social mereka. untuk lebih maju secara ekonomi dan sosial,
Dari sisi social, melalui KUBE fakir miskin meningkatkan interaksi dan kerjasama dalam
diarahkan untuk dapat berinteraksi social kelompok, mendayagunakan potensi dan
dan saling peduli satu sama lain dlaam sumber sosial ekonomi lokal, memperkuat
memecahkan permasalahan dan memenuhi budaya kewirausahaan, mengembangkan
kebutuhan. Kemudian, dari sisi ekonomi akses pasar dan menjali kemitraan sosial
melalui KUBE fakir miskin diarahkan ekonomi dengan berbagai pihak yang
untuk memiliki sumber penghasilan yang terkait. Melalui kelompok setiap keluarga
tetap, layak dan berkelanjutan, memiliki miskin dapat saling berbagi pengalaman
asset, terpenuhinya kebutuhan dasar dan saling berkomunikasi, saling mengenal dan
aksesibilitas terhadap pelayanan sosial. dapat menyelesaikan berbagai masalah dan
Pembentukan KUBE didasarkan pada kebutuhan yang dirasakan. Dengan sistem
kedekatan tempat tinggal, jenis usaha dan KUBE kegiatan usaha yang sebelumnya
keterampilan anggota, ketersediaan sumber dilakukan secara sendiri sendiri bisa
daya dan kondisi geografis, kondisi sosial dikembangkan menjadi usaha kelompok
budaya, memiliki motivasi yang sama dan ataupun mendapatkan pendampingan
diprioritaskan pada kelompok-kelompok berkelompok, sehingga setiap anggota
yang sudah tumbuh di masyarakat. dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam kegiatan usaha ekonomi
Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
produktif, usaha kesejahteraan sosial, serta
adalah salah satu pendekatan dalam
kemampuan berorganisasi.
rangka pemberdayaan masyarakat guna
menanggulangi kemiskinan yang dilakukan Tujuan umum pelaksanaan KUBE
oleh Kementerian Sosial. Kegiatan adalah untuk meningkatkan kesejhateraan
pemberdayaan ini meliputi pemberian ekonomi melalui terwujudnya penghidupan
bantuan stimulan untuk kegiatan Usaha yang berkelanjutan dan juga meningkatkan
Ekonomi Produktif (UEP), pendampingan keberfungsian sosial pada anggota
dalam merintis dan mengembangkan usaha kelompok. Tujuan khusus pelaksanaan
serta peningkatan keterampilan. Keberadaan KUBE meliputi;
KUBE bagi Rumah Tangga Sangat Miskin
a. Meningkatnya kemampuan anggota
(RTSM) di tengah tengah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan
diharapkan dapat menjadi sarana untuk hidup sehari-hari
meningkatkan usaha ekonomi produktif
b. Meningkatnya kemampuan anggota
(khususnya dalam peningkatan pendapatan),
dalam mengatasi permasalahan
menyediakan sebagian kebutuhan yang
yang dihadapi khususnya dalam
diperlukan bagi RTSM, menciptakan pengembangan usaha
keharmonisan hubungan sosial antar warga,
c.
Meningkatnya kemampuan dalam
menyelesaikan masalah sosial yang dirasakan
menjalankan peranan sosial dalam
keluarga Rumah Tangga Sangat Miskin
masyarakat (Kementerian Sosial, 2015)
(RTSM), pengembangan diri dan sebagai
wadah berbagai pengalaman antar anggota. METODE
Kehadiran KUBE merupakan media Hal ini menarik untuk dicermati khususnya
untuk meningkatkan motivasi warga miskin dalam analisis pendekatan kelompok, faktor-

308 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2017
faktor apa yang menyebabkan KUBE masih dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
terus menjalankan usahanya (aktif, berhasil) Dinamika Kelompok Usaha Bersama
dan KUBE yang gagal (tidak aktif, gagal) KUBE Cempaka dan KUBE Tulip
menjalankan usaha kelompoknya. Kajian ini
KUBE merupakan salah satu kegiatan
lebih lanjut menggunakan pendekatan kualitatif
pemberdayaan yang dilakukan dalam bentuk
dalam mendeskripsikan analisis dinamika
pengembangan kegiatan usaha produktif
kelompok usaha bersama pada kelompok
melalui pendekatan kelompok. Bagi keluarga
KUBE aktif dan tidak aktif, pada aspek dan
miskin sebagai anggota kelompok bekerja
unsur dinamika kelompok. John. W Creswell
melalui kelompok akan melatih keluarga
(1994) mendefinisikan pendekatan kualitatif
miskin tersebut untuk mengambil keputusan
sebagai sebuah proses penyelidikan untuk
yang dianggap baik, khususnya terkait dengan
memahami masalah sosial atau masalah manusia
bagaimana meningkatkan pendapatan dan
berdasarkan pada penciptaan gambar holistik
penghasilan keluarga. Keluarga miskin mampu
yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan
mengorganisir dirinya untuk menyelesaikan
pandangan informan secara terperinci dan
permasalahan kemiskinan yang mereka hadapi
disusun dalam sebuah latar ilmiah. Pendekatan
selama ini, menjadikan keluarga miskin akan
kualitatif dikaitkan dengan epistemologi
memiliki potensi untuk memampukan dirinya
interpretatif atau interpretif, yang biasanya
sendiri di dalam memecahkan problematika
digunakan untuk pengumpulan dan analisis data
hidup yang selama ini mereka hadapi.
yan menyandarkan pada pemahaman, dengan
penekanan pada makna-makna yang terkandung Untuk mencapai tujuan peningkatan
di dalamnya atau yang ada dibalik kenyataan- kesejahteraan keluarga melalui kelompok usaha
kenyataan yang teramati (Patilima Hamid, 2005). maka diperlukan penguatan dalam kelompok.
Data yang dikumpulkan adalah suatu informasi KUBE merupakan sebuah kumpulan individu
dalam bentuk deskripsi. Ungkapan konsep yang terdiri dari 10 orang anggota yang
tersebut lebih menghendaki makna yang berada terbentuk berdasarkan tujuan dan motivasi
di balik deskripsi data. (Hamidi, 2004). Metode meningkatkan kesejahteraan anggotanya
kualitatif terdiri dari tiga cara pengumpulan data: melalui usaha kelompok. Hal ini juga dapat
1. Wawancara mendalam, 2. Observasi langsung dilihat dari KUBE yang anggotanya belajar
dan pemanfaatan dokumen tertulis termasuk usaha berkelompok, mengambil keputusan-
sumber-sumber tertulis dari hasil wawancara keputusan dalam kelompok, mengelola
terbuka pada kuesioner. (Patton, 2009). Teknik organisasi KUBE, belajar solidaritas kelompok
pengambilan sampel KUBE dilakukan secara menciptakaan kesetiakawanan sosial untuk
purposive di Bogor Kecamatan Bogor Barat, mencapai tujuan meningkatkan pendapatan dan
dipilih KUBE yang paling aktif atau berhasil dan kesejahteraan anggotanya. Melalui pendekatan
yang paling tidak aktif (gagal), informan adalah kelompok pada dasarnya di dalamnya terdapat
Ketua maupun anggota KUBE yang paling pendidikan, pemberdayaan dan kemandirian
memahami kelompoknya. Waktu Penelitian anggota kelompok. Seperti yang diharapkan
dilakukan April hingga Juni 2017. Teknik dengan adanya KUBE keluarga miskin dapat
pengumpulan data dilakukan dengan teknik meningkatkan pendapatan dan penghasilan
wawancara mendalam dan observasi terhadap keluarga yang didalamnya terdapat unsur
2 KUBE. Analisis Data dilakukan dengan cara pembelajaran mengenai pemberdayaan dan
teknik analisis naratif. kemampuan untuk mengelola kelompok.

Dinamika Kelompok dalam Kelompok Usaha Bersama: Kasus KUBE 309


Cempaka dan KUBE Tulip di Kota Bogor, Ayu Diah Amalia
Dalam kajian kelompok pada keluarga KUBE Tulip (KUBE Tidak Aktif);
miskin, khususnya di perkotaan sangatlah KUBE Tulip merupakan KUBE yang
ditentukan oleh adanya kekuatan kelompok. berada di Kecamatan Bogor Barat, Kelurahan
Di dalam menciptakan kekuatan kelompok Menteng Kota Bogor tergolong KUBE yang
tersebut, sangatlah ditentukan oleh aspek-aspek tidak aktif. KUBE Tulip menjalankan usaha
internal kelompok dan organisasional antara lain kelompok warung atau toko kelontong. Lokasi
dinamika kelompok yang tinggi. Bagaimanakah warung yang berada dirumah salah satu
dinamika kelompok KUBE Cempaka (KUBE pengurus KUBE, yang selanjutnya kemudian
Aktif) dan KUBE Tulip (KUBE Tidak Aktif), dalam perjalanannya anggota yang lain juga
berikut akan disajikan perbandingan aspek ingin menjual dirumahnya masing-masing
dan unsur dinamika kelompok pada KUBE dengan cara mengambil stok barang makanan
Cempaka dan KUBE Tulip sembako di warung KUBE Tulip. Anggota
KUBE Tulip awalnya berjumlah 10 orang
KUBE Cempaka (KUBE Aktif) pada pembentukannya, namun tidak lama
KUBE Cempaka merupakan KUBE yang kemudian 1 orang anggota mengundurkan
berada di Kecamatan Bogor Barat, Kelurahan diri dengan alasan kesibukan pribadi. Setelah
Curug Mekar Kota Bogor tergolong masih aktif. beberapa bulan berjalan mereka membubarkan
KUBE Cempaka menjalankan usaha kelompok kelompoknya sebelum satu tahun (kurang
berupa toko kelontong yang menjual berbagai lebih 6 bulan). Anggota KUBE Tulip tersebar
jenis makanan diantaranya sembako, snack atau di 4 RW yang berbeda. Diawal pembentukan,
jajanan anak-anak, minuman, barang kebutuhan mereka di satukan oleh pendamping PKH Kota
rumah tangga dan lain-lain. Ketua KUBE Bogor melalui pendataan, namun beberapa
Cempaka Informan T merupakan ibu rumah anggota sudah merasakan ketidak cocokan.
tangga yang sebelumnya telah memiliki warung Bantuan Stimulan yang diberikan dipergunakan
atau toko sembako kecil-kecilan dirumahnya. untuk membeli stok barang dagangan warung
Anggota KUBE Cempaka berjumlah 10 orang sembako dan untuk membuat meja untuk
yang mayoritas sebagai ibu rumah tangga dengan menaruh barang dagangan. Penyebab tidak
anggota yang tersebar di 2 RW yang berbeda. aktif atau bubarnya KUBE Tulip, adalah lebih
Bantuan stimulan yang diberikan dipergunakan dikarenakan masalah modal yang tidak kembali
sebagai modal untuk mengisi warung atau toko karena dari satu warung kelompok KUBE
kelontong. Diawal pembentukan, mereka di barang dagangan diambil oleh anggota yang
satukan oleh pendamping PKH Kota Bogor kemudian alasannya mereka akan memasarkan
melalui pendataan. KUBE Cempaka telah barang dagangan KUBE Tulip dirumah-rumah
mendapatkan beberapa kunjungan diantaranya mereka maupun door to door dan kurangnya
dari DPR, Walikota Kota Bogor, Kecamatan komitmen dan kekompakan antar anggota,
dan Kelurahan Setempat serta berkesempatan seperti dalam wawancara dengan informan
untuk bertemu dengan Gubernur Jawa Barat. A bahwa “kube tulip usaha warung sembako,
Seperti yang diungkapkan dalam wawancara awalnya lancar trus diutang-utangin, anggota
dengan T berikut “kemarin kunjungan bima terus pada pengen ngambil trus buka warung
arya (Walikota Kota Bogor) dia kasih 1 juta dirumah, belum ada warungnya terus ada kube
saya beliin kulkas, dibilangin disini ada kube ya dibikin cuma diteras rumahnya dia doang
berhasil terus pak wali kesini, banyak ada bikin meja jual sembako dipasangin kayu-kayu
camat, lurah, DPR”. dipasangin kopi, mie dll. bubarnya mah 6bulan

310 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2017
setelah berdiri, awalnya lancar trus barang- “anggotanya dari 4 RW, di gang menteng,
barangnya diambil-ambilin sama anggota gang kelor, RW 15, RW 14, ga kenal banget
katanya mau dijualin dirumahnya, trus pada beda RW cuma tau-tau gitu aja di Kantor
banyak yang bilang ah ni mah uang dari Pos pas pencairan PKH”, “ya gitu aja ga
pemberian kementerian ya ngga apa diambil- komunikasi, ya abis gimana yang ngobrol-
ambilin, ya bubarnya karna abis modal, ngobrol yang kerja-kerja ya gitu deh”
diabisin sama anggota, bangkrut uang setoran b. Konflik dalam Kelompok
ke warung juga ga lancar”. Konflik merupakan proses yang terjadi
karena didasari pada kepentingan individu
Aspek-Aspek Dinamika Kelompok maupun kepentingan umum.
a. Komunikasi Kelompok
KUBE CEMPAKA (KUBE Aktif)
Baker mengatakan komunikasi
Pada KUBE Cempaka dari hasil
merupakan proses kompleks yang
wawancara konflik atau biasanya mereka
melibatkan perilaku dan memungkinkan
sebut pertengkaran merupakan hal yang
individu untuk berhubungan dengan orang
jarang terjadi, jika ada perbedaan pendapat
lain dan dunia sekitarnya.
atau kepentingan tertentu pada akhirnya
KUBE CEMPAKA (KUBE Aktif) mereka lebih menyerahkan keputusan
Di KUBE Cempaka anggota kelompok semuanya pada Ketua KUBE, “bertengkar
berasal dari 2 RW yang berbeda. Interaksi sih ngga ada sih jarang yah, rata-rata
yang terjalin antar anggota menggunakan bilangnya yah terserah bu T aja, akhirnya
komunikasi informal sehari-hari layaknya saya yang mutusin”
bertetangga. T mengatakan, “anggota kami KUBE TULIP (KUBE Tidak Aktif)
RW 2 ada 7 orang, RW 1 ada 3 orang. Kami
Pada KUBE Tulip, menurut A
mah emang udah kenal dari dulu sebelum
konflik jarang terjadi, hanya pemicu dari
ada kube mah, ya namanya sama tetangga
perpecahan kelompok lebih dikarenakan
ya kenal-kenal biasa aja lah, komunikasinya
perilaku anggota yang bermacam-macam,
ya alhamdulillah masih berjalan baik”.
“perselisihan mah ngga cuma masalahnya
Komunikasi formal dalam hal kaitan ada dua orang yang beda, kolot (tua) ini
dengan KUBE dilakukan dengan cara suka ga kerja suka bisik-bisik, ya diemin
membuat agenda berkumpul anggota KUBE aja lah, sering ngambil barang eh kesini-
yang dilakukan sebulan sekali, “ya deket se kesininya ga setor, ya sudah lah”
RW ketemu-ketemu gitu aja, sebulan sekali
c. Kohesi Kelompok
ngumpul, apalagi kalo ada pak asep, sering
sebulan sekali” Taylor, Peplau dan Sears mendefinisikan
kohesivitas sebagai kekuatan yang
KUBE TULIP (KUBE Tidak Aktif)
menyebabkan anggota menetap pada suatu
Di KUBE Tulip anggota kelompok kelompok. Kohesivitas bergantung pada
berasal dari 4 RW yang berbeda. Interaksi tingkat keterikatan individu yang dimiliki
saling berhubungan dengan anggota KUBE setiap anggota kelompok untuk tetap
sangat jarang, sebelum masuk KUBE tinggal dalam kelompok dan mencegahnya
biasanya mereka bertemu saat ada pencairan meninggalkan kelompok.
dana bantuan sosial, dan setelah masuk
KUBE CEMPAKA (KUBE Aktif)
KUBE mereka saling mengenal namun
diakui A komunikasi tidak berjalan lancar KUBE Cempaka memiliki karakter Ketua

Dinamika Kelompok dalam Kelompok Usaha Bersama: Kasus KUBE 311


Cempaka dan KUBE Tulip di Kota Bogor, Ayu Diah Amalia
yang moderat namun tetap berkomitmen KUBE TULIP (KUBE Tidak Aktif)
untuk menjalankan usaha warung, pada Pada KUBE Tulip dimasa awal
awalnya Ketua memfleksibelkan anggotanya pembentukannya terjadi 2 kali pergantian
untuk kegiatan dalam kelompok, hal ini Ketua dikarenakan ketua yang ditunjuk
untuk menjaga kekompakan kelompok oleh pendamping tidak bersedia menjadi
agar anggota tetap mejalankan fungsi dan pendamping, lalu di pilih AT sebagai ketua
tugasnya masing-masing. dan dia juga merasa terpaksa. AT memiliki
“saya mah begini yah, cuma ya terserah karakter yang kurang tegas dan kurang
anggota aja, ya mau jaga aja yang penting, bisa mengelola kelompok, ia cenderung
saya mah ga cerewet kalo sama anggota, ntar cuek pada anggota. Diawal pembentukan
orang pada ngga suka, saya ga terlalu cerewet beberapa anggota kelompok ada yang tidak
yang penting asal mau jaga aja”. terima anggota yang lain masuk dalam
Kohesivitas kekuatan yang mendorong kelompoknya.Apalagi kondisi ini diperkeruh
anggota untuk tetap tinggal dalam kelompok dengan beberapa anggota yang meminta
pada kasus KUBE Cempaka kekuatan yang barang dagangan warung sembakonya
untuk dijual lagi dirumahnya masing-
mendorong anggota untuk menetap lebih
masing, sehingga minim kontrol dari ketua,
dikarenakan adanya sistem gaji dalam
namun ketua menyetujui keinginan anggota
KUBE Cempaka yang diinisiasi oleh Ketua
tersebut dengan alasan tidak enak. Hal ini
KUBE dan anggota menyetujuinya. Anggota
melonggarkan kohesi kelompok karena
KUBE perbulan mendapatkan gaji sebesar
pada akhirnya masing-masing membuat
150.000 perbulannya dari kegiatan jaga
warung sendiri-sendiri bukan dalam satu
warung. Hal ini menjadi menarik dan mereka
kelompok. “ada sih anggota yang aneh
senang karena motivasi anggota untuk karna udah tua, ada beberapa yang bilang
mengikuti KUBE salah satunya adalah untuk ke saya kok anggotanya bu a bu m, saya mah
meningkatkan pendapatan guna memenuhi ga suka anggota nya mereka”. “awalnya
kebutuhan hidupnya. “sini sistemnya gaji mah bu nina ketuanya, cuma bu nina ga
yah, udah aja tiap bulan kita keluarin segini, mau, kemaren yang nunjuk pendamping,
jadi tiap hari kita harus nabung misal kok malah ke saya tapi saja dibujuk-bujuk
sehari 150ribu kalo udah sebulan misal sama pendamping”. “awalnya kan mereka
bisa dapet 4juta lebih ntar buat nggaji ibu- juga masarin dirumah mereka, ya pada
ibu lalu nambahin modal sama naro. Iya ngambil barang dari warung tulip katanya
saya yang punya ide penggajian dan pada sih mau dijualin aja dirumah-rumahnya, ya
setuju anggotanya, tadinya seorangnya kan saya iya in aja, asal setor eh 1 2 kali setor
jaganya sehari berapa kali, pertama dulu lama lama ngga yau udah lah”
60ribu trus naik 75ribu trus 100ribu trus d. Kekuatan dan Pemecahan Masalah dalam
150ribu perbulan. Mereka sih setuju-setuju Kelompok
aja. Jadi kalo ga dateng untuk jaga ya Kekuatan tercermin pada kemampuan
dipotong ya 5000 tiap jaga, kalo ga dipotong seseorang untuk membuat orang lain
dia keenakan, kan rugi kita”. Adanya sistem berperilaku tertentu. Pemecahan masalah
penggajian ini termasuk kohesi kelompok adalah proses penanggulangan suatu
dimana adanya ketertarikan anggota secara rintangan untuk mencapai tujuan yang
personal pada kelompok KUBE sebagai alat diinginkan.
untuk memuaskan kebutuhan personal.

312 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2017
KUBE CEMPAKA (KUBE Aktif) membuat orang lain tidak berperilaku
Kekuatan KUBE Cempaka terletak tertentu tampak pada KUBE Tulip. Sikap
pada Ketua kelompoknya, bagaimana yang terpaksa menjadi ketua, ketidakcocokan
ketua mengarahkan anggotanya untuk tetap pada beberapa anggota dan kemampuan
menjalankan usaha kelompok, dalam hal ini mengelola organisasi yang lemah terjadi pada
jaga warung. Ketua bertanggungjawab pada KUBE Tulip. “ada sih anggota yang aneh
kegiatan jaga warung sehari-hari. Ketua karna udah tua, ada beberapa yang bilang
membuat dan mengatur jadwal jaga warung. ke saya kok anggotanya bu a bu m, saya mah
Jika anggota berhalangan untuk jaga ketua ga suka anggota nya mereka” “awalnya
menyuruh anggota yang berhalangan mah bu nina ketuanya, cuma bu nina ga
tersebut untuk menanyakan anggota yang mau, kemaren yang nunjuk pendamping,
lain yang dapat menggantikan jam jaga kok malah ke saya tapi saja dibujuk-bujuk
warungnya, lalu melaporkannya pada sama pendamping” “kalo jaga warung
Ketua, “saya yang tanggungjawab, kalo yah, yg rajin-rajin males ya males, ga ada
aplusan bilang lapor ke saya kalo misal ada tulis-tulis jadwal, kalo nimbang bulanan,
halangan trus ada penggantinya ditanya ada yang ngobrol – ngobrol yang nimbang-
dulu mau ngga gantiin, kalo mau ya jaga nimbang, ya gitu ya umurnya udah tua, ya
trus bilang ke saya sebagai ketua, kadang- diemin aja deh mereka.” Namun diakui
kadang yang ngerti saya, saya bilang skrang
A jika ada pemecahan masalah mereka
kan giliran kamu, kamu ga bisa ya nanya ke
membahas dengan kelompok, namun
si a, trus kerumahnya bilang mau gantiin
ada yang menanggapi ada yang tidak “ya
jaga ya bilang ke saya si a mau gantian
diobrolin kalo ada masalah warung kalo ga
jaga gitu”. Dalam memecahkan masalah
salah sebulan sekali, ya kalo ngobrol ya satu
kelompok untuk tujuan bersama biasanya
ngomongin satu lagi ngomong in sama yang
dilakukan dengan pertemuan kelompok yang
lain yang satu diem aja ya gitu lah”
didampingi oleh Pendamping. Permasalahan
yang dihadapi sebagian lebih disebabkan
Unsur-Unsur Dinamika Kelompok
oleh masalah perkembangan usaha, “selalu
a. Tujuan, Struktur dan Fungsi tugas Kelompok
ada kumpul2 persetujuan dalam kelompok,
ada sih pertemuan dalam kelompok di Johnson dan Johnson mengemukakan
dampingi pendamping juga, kadang sebulan tujuan kelompok sebagai suatu keadaan
sekali ngumpul-ngumpul, kita ngobrol dulu pada masa mendatang yang diinginkan oleh
kalo biasanya mau beli barang baru”, anggota kelompok.
Kegiatan pemecahan masalah dilakukan KUBE CEMPAKA (KUBE Aktif)
dengan cara pertemuan dengan sharing ide Keadaan pada masa mendatang yang
satu sama lain, namun tetap ketua yang diinginkan KUBE Cempaka adalah
memutuskan, “nanya dulu kalo ada masalah membesarkan warung dagangnya,
dalam kube, misal ada ide ini ini saya juga memperluas warungnya dengan
ga bisa mutusin sendiri, jadi dibantuin sama menggunakan rolling door. Informan T
yang lain”. mengungkapkan sebagai berikut, “tujuan
KUBE TULIP (KUBE Tidak Aktif) apa ide kesitu mbesarin warung sampe sini
nih digedein kan kepengen ya, ini pengen
Lain halnya dengan KUBE Cempaka,
digedein sama dirapiin warungnya, cita-
kondisi lemahnya kepemimpinan yang
cita warung pake rolling door, ya tapi

Dinamika Kelompok dalam Kelompok Usaha Bersama: Kasus KUBE 313


Cempaka dan KUBE Tulip di Kota Bogor, Ayu Diah Amalia
gimana sekarang dapetnya nurun udah sore, anggota nya pada ga mau giliran,
banyak warung disini,” Cuma saya sm bu nina aja, kayaknya kita-
Untuk Struktur dan Fungsi Tugas kita aja yang capek”
Kelompok telah ada di KUBE Cempaka, b. Suasana Kelompok
yaitu Ketua, Bendahara dan Sekretaris, Suasana kelompok yaitu lingkungan
anggota. Masing-masing mempunyai tugas fisik dan non fisik yang akan mempengaruhi
menjaga warung dagangannya, namun ada perasaan setiap anggota kelompok terhadap
tugas tambahan lagi bagi Ketua, Sekretaris kelompoknya.
maupun Bendahara, selama 3 tahun berjalan
KUBE CEMPAKA (KUBE Aktif)
belum terjadi perubahan struktur kelompok.
“ada ketua, bendahara, sekretaris, saya Di KUBE Cempaka suasana kelompok
ketua, Ibu N sekretaris, ibu S Bendahara. selayaknya hubungan dengan bertetangga,
Ga pernah ganti-ganti itu aja, ga pada mau berjalan baik dan santai tidak kaku walaupun
juga sih..” dalam kelompok dan ada sistem penggajian.
“suasana di kube mah gitu-gitu aja yah
KUBE TULIP (KUBE Tidak Aktif)
kayak biasa lah baik-baik aja, ga pernah ya
Pada KUBE Tulip organisasi KUBE
berantem beranteman gitu, ya ada ya beberapa
memiliki keinginan walaupun pada awalnya
orang yang males tapi biarin ajalah tapi masih
kurang bersemangat. Keinginan itu nampak
mau kerja kok tetep jaga walaupun gimana-
pada rancana-rancana pembentukan KUBE
gimana”
“awalnya mah rencananya mah banyak,
mau bikin balado makanan, ada yang mau KUBE TULIP (KUBE Tidak Aktif)
bikin sembako, ya udah lah sembako aja”. Seperti disebutkan bahwa suasana
Namun tujuan dari setelah dibentuknya berupa lingkungan fisik (warung) dan non
KUBE tidak ada, hal itu dapat dilihat dari fisik (keadaan anggotanya), pada KUBE
penjelasan diatas bahwa lambat laun para Tulip suasana yang terjadi memang kurang
anggota lebih memilih untuk menjualkan kondusif, hal tersebut dilihat dari masing-
barang dagangannya secara sendiri-sendiri masing anggota yang lebih memilih
dan pemahaman yang kurang mengenai berdagang dirumahnya dibanding di 1
bantuan stimulan yang diberikan, “diambil- warung. Dan suasana interaksi yang kurang
ambilin sama anggota katanya mau dijualin baik dijalin dalam satu kelompok karena
dirumahnya, trus pada banyak yang bilang ketidak cocokan dan ketidak kompakan
ah ni mah uang dari pemberian kementerian seperti yang telah dijelaskan diatas.
ya ngga apa diambil-ambilin”. c. Membina, Mengembangkan, Suasana dan
Struktur kelompok telah jelas ada, “saya Kekompakan Kelompok
ketua, sekretaris bu nina, bendahara bu Membina merupakan usaha
eneng”. mempertahankan kehidupan kelompok,
Namun fungsi dan tugas pada kelompok mengembangkan kelompok dengan
tidak berjalan dengan baik, keaktifan hanya menciptakan norma kelompok untuk
terlihat pada ketua dan Ibu N, seperti mengkompakan kelompoknya.
membeli barang dagangan hanya mereka KUBE CEMPAKA (KUBE Aktif)
saja dan menjaga warung kelompok KUBE Tidak ada cara atau upaya khusus yang
Tulip. “kalo kepasar di kota jaya, beli dilakukan Ketua untuk mempertahankan
dagangan warung, belanja pagi pulang kelompok, hanya mengingatkan pada

314 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2017
anggotanya bahwa bantuan stimulan kelompok yang cermat dan terukur dapat
KUBE merupakan amanah dari mendinamiskan kelompok.
pemerintah yang harus bisa dikelola KUBE CEMPAKA (KUBE Aktif)
dan dipertanggungjawabkan. Upaya
Tekanan yang timbul pada KUBE
mengembangkan kelompok ketua KUBE
Cempaka berasal dari anggota kelompoknya
menciptakan norma kelompok, membuat
sendiri, dimana mungkin anggota sudah
prinsip dalam kelompok seperti harus
mulai jenuh untuk mengelola usaha
berperilaku jujur, membuat jadwal jaga
kelompok dengan mengatakan agar KUBE
secara tertulis, menetapkan tujuan KUBE
nya bubar dengan cara membangkrutkan
kedepannya merupakan pembentukan
usaha kelompoknya. Namun peran
aturan dan norma dalam kelompok,
ketua cukup baik untuk mengatasi
meskipun dalam taraf yang masih belum
anggotanya, dengan merasa tanggungjawab
rinci mengenai peraturan dan norma
mempertahankan KUBE karena menurutnya
kelompok. “jadwal kami tulis terpampang
bantuan stimulan KUBE merupakan amanah
di dinding, jadwal jaga warung, saya yang
yang diberikan kepadanya oleh Pemerintah,
bikin dan punya jadwal, sehari itu 3 kali
“emang ada sih anggota yang bilang udah
aplus, pagi saya sampe jam 8, 8 sampe 12
mah bangkrutin aja lalu saya jelasin saya
ada, 12 sampe sore ada juga yang jaga, saya
ga bisa ini kan amanah dari pemerintah
bikin dulu nih jadwalnya kalo diatur kayak
dikasih bantuan kalo kita masih bisa mah
gini pada setuju ga bilang di pas kumpul iya
ya tetep harus lanjut, kalo udah bosen
deh mau trus gitu”
ga mau jaga ya saya bilang ya silahkan,
“Ya pokoknya saya nya mah ga cerewet, kalo bangkrut saya yang malu, saya kan
yang penting kita jujur jangan bohong, kayak ketuanya saya yang ngelolanya, ya dikasih
jaga misalnya ngambil makanan ya boleh kalo tau gitu ya tetep aja sih masih jaga juga”.
2000 kebawah ya gapapa, kalo diatas 2000 ya
KUBE TULIP (KUBE Tidak Aktif)
jangan, ya itung2 upahin jaga ya kan laper ya”.
Sama hal nya pada KUBE Cempaka,
KUBE TULIP (KUBE Tidak Aktif)
tekanan lebih berasal dari anggota
Tidak ada upaya untuk membina usaha kelompoknya, tekanan ini lebih besar pada
mempertahankan kehidupan kelompok KUBE Tulip karena tidak hanya 1 anggota
di KUBE Tulip, masing-masing memilih saja yang memilih untuk tidak bergabung
untuk memisahkan diri pada warung mengelola KUBE pusat (masing-masing
yang dibuatnya. Apalagi mengebangkan memisahkan diri dan hingga akhirnya
kelompok dengan menciptakan norma bangkrut karena modal tidak dikembaikan/
kelompok hal ini dapat dilihat dari “saya disetor)
mah ga punya aturan gitu mah ke kelompok,
kecuali dia anak buah saya gitu ya, kan ini Sesuai dengan definitif kelompok,
juga uang pemerintah”. KUBE merupakan kelompok yang terbentuk
berdasarkan persepsi yang sama antar
d. Tekanan, Tegangan, Agenda, dan Efektivitas
anggotanya yaitu memajukan kelompok
Kelompok
usahanya, memiliki tujuan dan motivasi dan
Tekanan pada kelompok menimbulkan
mempunyai struktur dan fungsi kemudian
ketegangan. Dengan adanya ketegangan
terjadi interaksi. Menurut Muzafer Sherif
akan menimbulkan dorongan untuk
(Santoso, 2009) ciri-ciri kelompok adalah
mempertahankan tujuan kelompok tekanan
diantaranya; adanya dorongan atau motif yang

Dinamika Kelompok dalam Kelompok Usaha Bersama: Kasus KUBE 315


Cempaka dan KUBE Tulip di Kota Bogor, Ayu Diah Amalia
sama pada individu sehingga terjadi interaksi kelompok dalam bentuk pengembangan
sosial dan tertuju dalam tujuan bersama, hal kegiatan usaha produktif.
tersebut dapat dilihat pada kedua KUBE
Dinamika kelompok yang dinamis hanya
yaitu KUBE Cempaka yang memiliki tujuan
terjadi pada KUBE Cempaka, meskipun
kelompok mengembangkan warungnya,
mereka memiliki jenis usaha yang sama namun
namun hal ini belum terjadi pada KUBE Tulip
pengelolaan kelompok yang kurang baik tidak
dimana masing-masing anggota masih belum
dapat menghasilkan kerjasama kelompok yang
memiliki dorongan dan motivasi untuk tujuan
optimal yang pada akhirnya kelompok menjadi
bersama (anggota lebih memilih untuk usaha
bubar seperti yang terjadi pada KUBE Tulip.
warungan sendiri-sendiri); adanya reaksi dan
Seperti pembahasan diatas, bahwa di KUBE
kecakapan yang berbeda diantara individu
Tulip, aspek dinamika kelompok yang terjadi
akibat interaksi sosial, hal ini tidak terlihat
adalah komunikasi kelompok yang kurang
pada KUBE Tulip dimana masing-masing
baik, konflik terselubung dalam kelompok dan
anggota tidak terlalu memiliki reaksi yang
adanya friksi, kohesi kelompok yang rendah,
baik akibat ketidakcocokan antar anggotanya,
serta kekuatan ketua kelompok yang lemah
serta kecakapan yang tidak disatukan dalam
dan pemecahan permasalahan dalam kelompok
kelompok; adanya pembentukan atau
yang cenderung diabaikan. Hal ini berkebalikan
penegasan struktur kelompok yang jelas (peran,
dengan KUBE Cempaka dimana komunikasi
kedudukan dan tujuan), peran kelompok
dalam kelompok terjalin dengan baik, konflik
telah ada pada kedua KUBE, namun pada
dalam kelompok yang cenderung jarang
kenyataanya di KUBE Tulip hanya dua orang
terjadi, kohesi kelompok yang tinggi, serta
saja yang menjalankan peran dalam kelompok,
kekuatan dari ketua kelompok yang mampu
yang lain memilih untuk memisahkan diri
mengorganisir anggotanya walaupun pada taraf
dari kelompok dan membentuk usaha turunan
yang ringan di dalam kelompok usaha keluarga
dari usaha kelompok dirumahnya masih-
miskin.
masing sehingga tujuan organisasi/kelompok
menjadi tidak jelas; adanya penegasan dan Pada unsur dinamika kelompok, KUBE
peneguhan norma kelompok yang mengatur Cempaka telah memiliki tujuan dan struktur
interaksi dan kegiatan kelompok, pada KUBE organisasi yang jelas dan ajeg, fungsi tugas
Cempaka ada norma atau aturan yang mengatur kelompok jelas diatur dalam jadwal yang
cara pembagian kerja anggota kelompok tertulis, suasana kelompok saling menerima
sehingga kegiatan berjalan lancar serta sistem dan sudah seperti keluarga, tekanan tegangan
pengupahan, namun hal ini tidak ditemukan dalam kelompok bisa diatasi dengan baik,
pada KUBE Tulip. Dari pembahasan di atas sehingga kelompok dapat dipertahankan
KUBE Tulip bukan merupakan ciri kelompok hingga masa berakhirnya program dengan
sosial. Padahal menurut Haiman, dalam Sjafri, cara menjaga kekompakan dan memuat norma
keberadaan kelompok dengan cara berkolaborasi kelompok. Lain halnya pada KUBE Tulip
dengan orang lain individu dapat memenuhi dimana tekanan dan tegangan dalam kelompok
sebagian kebutuhannya. Dapat mengorganisir tidak mampu diatasi dengan baik cenderung
dan memecahkan masalah yang dihadapi diabaikan karena merasa tidak enak antar satu
mereka, khususnya untuk menyelesaikan anggota dengan anggota yang lain, sehingga
masalah kemiskinan, bagaimana meningkatkan suasana kelompok pun menjadi kurang baik,
pendapatan dan penghasilan keluarga melalui dan anggota memilih usaha masing-masing

316 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2017
tidak dalam kelompok, tidak ada upaya untuk 3 Membina, Membuat Tidak ada
mempertahankan kelompok dengan cara Mengem norma, nilai upaya mengem
Bangkan, dan jadwal bangkan
mengorganisir anggota dan menata usaha
suasana jaga dalam kelompok
kelompok dengan baik dan akhirnya kelompok Kekompak kelompok
bubar sebelum 7 bulan. Struktur tugas dan an klp
fungsi yang cendrung dipaksakan atau terpaksa 4 Tekanan, Tekanan Tekanan
Tegangan, dari 1anggota dari banyak
membuat tujuan kelompok menjadi tidak jelas Agenda, namun anggota tidak
karena kurangnya motivasi dan tanggungjawab Efektivitas dapat diatasi dapat diatasi
anggota kelompok. klp dengan baik
Sumber: Data Lapangan
Tabel 1. Aspek Dinamika Kelompok KUBE
Aspek
KUBE KUBE
KESIMPULAN
No Dinamika
Kelompok
Cempaka Tulip Dapat disimpulkan bahwa KUBE
1 Komunikasi Komunikasi Jarang ada merupakan media pemberdayaan bagi
Kelompok Informal rutin komuni keluarga miskin yang cukup baik jika dikelola
layaknya kasi dengan benar dan baik dan didukung dengan
bertetangga,
Komunikasi pendampingan yang intens. Didalam KUBE
formal satu mengandung unsur pembelajaran cara
bulan sekali berinteraksi sosial, cara mengatur kelompok,
2 Konflik Jarang terjadiKonflik
cara menimbulkan kepedulian kelompok
Dalam Konflik Tersembunyi,
Kelompok tidak maupun cara memajukan usaha produktif. Hal
diutarakan ini tidak terlepas dari tujuan utama KUBE
3 Kohesi Terletak pada Tidak ada untuk income generating pada keluarga miskin.
Kelompok ketua kohesi
Kelompok dan kelompok
Keberhasilan dan kegagalan KUBE bergantung
sistem upah pada kekuatan dan kemampuan mengelola
4 Kekuatan & Ketua KUBE, Lemahnya kelompok dalam mengatasi permasalahan yang
Pemecah Pemecha kepemimpinan dihadapi. Semakin baik kelompok dikelola
an dalam an masalah ketua kelompok,
kelompok melalui Jarang ada maka kelompok akan menjadi dinamis dan
pertemuan pertemuan memperpanjang usia kelompok. Kegagalan
Kelompok KUBE bukan hanya dari faktor ketidakmampuan
Sumber: Data Lapangan keluarga miskin menjalankan usaha kelompok
(kewirausahaan), dalam kasus ini kegagalan
Tabel 2. Unsur Dinamika Kelompok
KUBE juga disebabkan oleh faktor pengelolaan
Unsur
KUBE KUBE kelompok yang buruk.
No Dinamika
Cempaka Tulip
Kelompok
1 Tujuan, Ada tujuan, Tidak jelas SARAN
struktur, struktur, tujuan, struktur, Agar KUBE lebih dapat mempertahankan
fungsi, tugas fungsi & fungsi &
Kelompok tugas yg jelas, tugas yg jelas, kelompoknya lebih lama dan berhasil dalam
terlaksana terlaksana usaha kelompok diperlukan pendampingan
2 Suasana Suasana Suasana tentang pengetahuan atau kecakapan mengenai
Kelompok kelompok kelompok cara mengorganisir kelompok agar kelompok
kondusif tidak kondusif
dapat lebih dinamis dan sustainable, serta
diperlukan pendampingan yang intens mengenai

Dinamika Kelompok dalam Kelompok Usaha Bersama: Kasus KUBE 317


Cempaka dan KUBE Tulip di Kota Bogor, Ayu Diah Amalia
kewirausahaan, hal ini karena minimnya Puslitbang. (2017). Dampak KUBE dalam
pengetahuan dan keterampilan keluarga Penanggulangan Kemiskinan. Jakarta:
miskin. Sebaiknya keluarga miskin tidak hanya P3KS Press.
diberikan bantuan stimulan lalu ditinggalkan Sitepu, A. (2016). Analisis Efektivitas Kelompok
disuruh berusaha sendiri, melainkan diberikan Usaha Bersama (KUBE) sebagai
bantuan stimulan dan didampingi secara Instrumen Program Penanggulangan
Fakir Miskin. Sosio Informa, Vol. 01 No.
maksimal.
01, 20.
Sjafri. (2014). Kemiskinan dan Pemberdayaan
UCAPAN TERIMA KASIH
Kelompok. Jakarta: Graha Ilmu.
Kepada pihak Pendamping KUBE PKH
Soekanto, S. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar.
Kota Bogor Barat, Pengelola KUBE Cempaka Jakarta: Rajawali Press.
dan KUBE Tulip.
Soleh, C. (2014). Dialektika Pembangunan
dengan Pemberdayaan. Bandung:
DAFTAR PUSTAKA Fokusmedia.
Arifin, B, S. (2015). Dinamika Kelompok.
Subing, H. M. Achmad. (2013). Faktor-faktor
Bandung: Pustaka Setia.
yang Mempengaruhi Keberhasilan
Hamidi. (2004). Metode penelitian Kualitatif Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal Serta Dampaknya terhadap Pendapatan
dan Laporan Penelitian. Malang: UMM dan Pengentasan Kemiskinan di Provinsi
Press. Lampung. Jurnal Manajemen dan
Imron, Ibrahim. (2014). Pemberdayaan Bisnis Universitas Bandar Lampung,
Masyarakat Miskin melalui Kelompok April 2013. Vol 3, No 2 (2013). http://
Usaha Bersama (Studi pada Kelompok jurnal.ubl.ac.id/index.php/jmb/article/
Usaha Bersama di Desa Dawuhan, view/601.
Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Suradi. (2012). Pendekatan Kelompok sebagai
Malang). Jurnal Administrasi Modalitas dalam Penanggulangan
Publik Mahasiswa Universitas Kemiskinan. Informasi Permasalahan
Brawijaya. http://administrasipublik. dan Usaha Kesejahteraan Sosial, Vol.
studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/ 17 No. 02, 73.
article/view/407.
Suyanto, B. (2013). Anatomi Kemiskinan
Kementerian Sosial RI. (2015). Pedoman dan Strategi Penanganannya, Fakta
Pelaksanaan Kelompok Usaha Kemiskinan Masyarakat Pesisir,
Bersama (KUBE) Tahun 2015. Jakarta: Kepulauan, Perkotaan dan Dampak
Kementerian Sosial RI Direktorat dari Pembangunan di Indonesia.
Jenderal Pemberdayaan Sosial dan Malang: In-TRANS Publishing.
Penanggulangan Kemiskinan.
Yasin, Hendrik. (2015). Upaya Strategis
Muhtar & Noviana, I. (2016). Potensi Modal Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Sosial pada Kelompok Usaha Bersama melalui Kelompok USAha Bersama
Program Penanggulangan Kemiskinan. (KUBE). Jurnal Ilmiah Ilmu
Sosio Informa, Vol. 2 No. 02, 164. Administrasi Publik Universitas Negeri
Patilima, H. (2005). Metode Penelitian Makassar. Vol 5, No 1). http://ojs.unm.
Kualitatif. Bandung: Alfabeta. ac.id/index.php/iap/article/view/1064.
Patton, M.Q (2009). Metode Evaluasi Zulkarnain, W. (2015). Dinamika Kelompok
Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Latihan Kepemimpinan Pendidikan.
Penerjemah: Budi Puspo Priyadi. Jakarta: Bumi Aksara.

318 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai