Abstrak
Masalah kemiskinan terus menjadi kajian yang tidak akan ada habisnya. Berbagai cara dan upaya dilakukan
untuk mengatasi masalah kemiskinan. Kemiskinan yang terjadi dapat diintervensi melalui pendekatan
individu maupun kelompok. Salah satu upaya mengatasi kemiskinan melalui pendekatan kelompok yang
dilakukan Kementerian Sosial adalah melalui KUBE (Kelompok Usaha Bersama). KUBE merupakan salah
satu pendekatan kelompok dalam rangka pemberdayaan masyarakat miskin melalui pemberian bantuan
stimulan kegiatan usaha ekonomi produktif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang
menyebabkan KUBE dapat berhasil dan yang menyebabkan KUBE gagal khususnya dalam mengelola
kelompok dan usahanya yang dilihat dari sudut pandang dinamika kelompok. Penelitian menggunakan
pendekatan kualitatif dalam mengamati KUBE, dengan metode studi kasus, teknik pengambilan sampel
dilakukan secara purposif, studi ini dilakukan pada KUBE Cempaka (KUBE aktif atau berhasil) dan KUBE
Tulip (KUBE tidak aktif atau gagal) di Kota Bogor Kecamatan Bogor Barat. Hasil temuan lapangan terungkap
bahwa KUBE yang berhasil cenderung mampu memanage kelompoknya dengan baik, memiliki dinamika
kelompok yang baik. Sedangkan KUBE yang gagal cenderung tidak mampu memanage kelompoknya,
tidak ada dinamika dalam kelompok. Agar KUBE lebih dapat mempertahankan kelompoknya lebih lama
dan berhasil dalam usaha kelompok diperlukan pendampingan tentang pengetahuan atau kecakapan
mengenai cara mengorganisir kelompok agar kelompok dapat lebih dinamis dan sustainable, serta
diperlukan pendampingan yang intens mengenai kewirausahaan, hal ini karena minimnya pengetahuan dan
keterampilan keluarga miskin.
Kata Kunci: KUBE, pemberdayaan, pendampingan, dinamika kelompok.
Abstract
The problem of poverty has recognized as an endless study. Various ways and efforts are made to solve
the problem of poverty. Poverty that occurs can be intervened through individual or group approach. One
effort to solve the poverty within a group approach held by the Ministry of Social Affairs is KUBE (Joint
Business Group). KUBE is one of the group approach in order to empower the poor through the provision
of stimulant assistance of productive economic activities. This study aims to describe what causes succeed
KUBE and what causes failed KUBE especially in managing the group and its business which is seen from
the perspective of group dynamics. The research using qualitative approach in observing KUBE, using
purposive sampling technique, this study was conducted on KUBE Cempaka (active or successful KUBE)
and KUBE Tulip (KUBE inactive or failed) in Bogor City, West Bogor District. Field findings revealed that
successful KUBE tended to manage their group well, there was good group dynamics. While the failed
KUBE tends to be unable to manage the group, there are no dynamics in the group. In order to able to
maintain their group longer and succeed in group effort, it is necessary to assist with knowledge or tidiness
about how to organize group so that group can be more dynamic and sustainable, and also need intense
assistance about entrepreneurship, this is because of the lack of knowledge and skill of poor family.
302 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2017
terprogram dan memiliki tingkat efektivitas sebenarnya, anggota bergantung satu sama lain
yang tinggi. Hal terpenting dalam pendekatan untuk mengejar tujuan itu untuk suatu periode
kelompok adalah bahwa dalam melakukan tertentu. Keberadaan kelompok terkait dengan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program harapan orang untuk memenuhi kebutuhan tak
pemberdayaan dilakukan secara mandiri oleh dapat dilakukannya sendiri (Haiman, 1950).
kelompok-kelompok yang dibentuk oleh Haiman menyebut alasan utama keberadaan
anggota keluarga tersebut. kelompok adalah bahwa setiap anggota percaya
bahwa dia akan dapat memenuhi sebagian
Dalam kajian kelompok pada keluarga
kebutuhannya yang tak dapat ia penuhi sendiri
miskin, khususnya di perkotaan sangatlah
dengan cara berkolaborasi dengan orang lain
ditentukan oleh adanya kekuatan kelompok.
baik dari anggota kelompoknya sendiri maupun
Di dalam menciptakan kekuatan kelompok
orang lain dari kelompok sosial lainnya dalam
tersebut, sangatlah ditentukan oleh aspek-aspek
satu komunitas (Sjafri, 2014).
internal kelompok dan organisasional antara
lain: kepemimpinan kelompok, dinamika Salah satu bentuk upaya penanggulangan
kelompok yang tinggi, komunikasi kelompok kemiskinan yang dilakukan oleh Kementerian
yang intensif serta masih banyak lagi faktor Sosial RI melalui pendekatan kelompok adalah
lainnya yang menentukan karakteristik melalui KUBE (Kelompok Usaha Bersama).
kelompok tersebut. Apabila semua aspek yang Kementerian Sosial RI memberikan bantuan
berkaitan dengan kekuatan kelompok tersebut stimulan usaha pada kelompok KUBE. KUBE
mulai dari faktor eksternal, faktor internal dapat digunakan sebagai pendekatan dalam
serta aspek organisasional di atas berjalan perubahan sikap dan perilaku sosial. anggota
secara kondusif maka akan menjamin adanya KUBE memiliki kewajiban sebagai anggota
keberdayaan yang tinggi. Melalui keberdayaan kelompok seperti mengikuti pertemuan
keluarga yang tinggi tersebut sangat kelompok, membayar iuran kesetiakawanan
mempengaruhi terhadap tingkat kesejahteraan sosial dan kewajiban lain yang sudah disepakati
keluarga miskin tersebut. Secara lebih spesifik melalui musyawarah dalam kelompok
beberapa faktor determinan yang diasumsikan (Suradi, 2012). Pada KUBE termuat esensi
berpengaruh terhadap keberdayaan keluarga pengembangan hubungan, pengembangan
antara lain: faktor-faktor karakteristik individu, kreativitas, semangat kebersamaan dan
karakteristik kelompok, sumber daya keluarga, kesetiakawanan sosial (Muhtar & Noviana I,
lingkungan sosial dan intervensi pemberdayaan. 2016).
304 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2017
merealisasikan tujuan kelompok (Arifin, psikologis. Adapun definisi kelompok menurut
2015). Homan (1950) adalah sejumlah individu yang
Peningkatan kemampuan berkelompok berkomunikasi satu dengan yang lain dalam
secara dinamis dapat menggali dan memperkuat jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak
potensi yang ada di dalam manusia, juga terlalu banyak sehingga setiap orang dapat
mampu memberikan pengalaman belajar berkomunikasi dengan semua anggota secara
secara langsung sekaligus dapat mempengaruhi langsung. Definisi singkat dinamika kelompok
otak sebagai sumber intelejensi, jiwa, sebagai dikemukakan oleh Jacobs, Harvill, dan Manson
sumber perasaan dan raga, sebagai sumber yang menyatakan bahwa dinamika kelompok
karya (keterampilan). Dinamika kelompok sebagai kekuatan yang saling mempengaruhi
merupakan salah satu alat manajemen untuk hubungan timbal balik kelompok dengan
menghasilkan kerja sama kelompok yang interaksi yang terjadi antara anggota kelompok
optimal agar pengelolaan kelompok menjadi dan pemimpin yang diberi pengaruh kuat
lebih efektif, efisien, dan produktif. Sebagai pada perkembangan kelompok. Hakikat dari
metode, dinamika kelompok membuat setiap dinamika kelompok adalah studi tentang
anggota kelompok semakin menyadari dirinya interaksi dan interdependensi antara anggota
dan orang lain yang hadir bersamanya dalam kelompok yang satu dan yang lain, dengan
kelompok dengan segala kelebihan dan adanya feedback dinamis atau keteraturan yang
kekurangan masing-masing. Kesadaran ini perlu jelas dalam hubungan secara psikologis antar
diciptakan karena kelompok atau organisasi individu sebagai anggota kelompok dengan
akan menjadi efektif apabila memiliki satu memiliki tujuan tertentu (Arifin, 2015).
tujuan. Sebagai proses, dinamika kelompok Masalah dinamika kelompok, juga
berupaya menciptakan situasi sedemikan rupa menyangkut gerak atau perilaku kolektif.
sehingga membuat seluruh anggota kelompok Gejala tersebut merupakan suatu cara berpikir,
merasa terlibat secara aktif dalam setiap tahap merasa dan beraksi suatu kolektiva yang
perkembangan atau pertumbuhan kelompok serta merta dan tidak berstruktur (Soekanto,
dan setiap orang merasakan dirinya sebagai 2015). Peran dinamika kelompok membantu
bagian dari kelompok. Dengan demikian, mengklasifikasikan tanggung jawab dan
setiap individu dalam organisasi merasa turut kewajiban orang-orang yang menjadi bagian
bertanggungjawab secara penuh terhadap kelompok. Selain itu, dinamika kelompok
pencapaian tujuan organisasi yang lebih luas. memberikan cara penting untuk membentuk
Kata dinamika berasal dari kata dynamikos perilaku dan pikiran para anggotanya. Dinamika
(Yunani), yang bermakna dinamis atau adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga
mudah bergerak. Menurut Slamet Santoso, kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat
dinamika berarti tingkah laku suatu warga menyesuaikan diri secara memadai terhadap
yang secara langsung mempengaruhi warga keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi
lain secara timbal balik. Dinamika berarti dan interdependensi antara anggota kelompok
adanya interaksi dan interdependensi antara dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan
anggota kelompok yang satu dan anggota ini terjadi karena selama ada kelompok, maka
kelompok secara keseluruhan. Dengan semangat kelompok (group spirit) akan terus
demikian, dinamika adalah kedinamisan atau menerus ada dalam kelompok itu. Oleh karena
keteraturan yang jelas dalam hubungan secara itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya
306 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2017
a. Tujuan, Struktur dan Fungsi Tugas sebagai rasa ketertarikan anggota kelompok
Kelompok terhadap kelompoknya.
Johnson dan Johnson mengemukakan d. Tekanan, Tegangan, Agenda dan Efektivitas
pengertian tujuan kelompok sebagai suatu Kelompok
keadaan pada masa mendatang yang Tekanan pada kelompok dapat
diinginkan oleh anggota-anggota kelompok. menimbulkan ketegangan. Dengan adanya
Shaw mengemukakan bahwa struktur ketegangan akan timbul dorongan untuk
kelompok adalah pola-pola hubungan mempertahankan tujuan kelompok.
di antara berbagai posisi dalam susunan Tekanan kelompok yang cermat dan
kelompok. Dalam menganalisis struktur terukur dapat mendinamiskan kelompok.
kelompok terdapat tiga unsur penting yang Menurut Slamet (Suyatna, 1982) tegangan
terbaik dalam struktur kelompok yaitu pada kelompok adalah segala sesuatu yang
posisi, status dan pernanan perlu ditelaah. menimbulkan tegangan pada kelompok
Hackman (1969) fungsi tugas merupakan untuk menumbuhkan dorongan berbuat
seperangkat tugas yang harus dilaksanakan sesuatu demi tercapainya tujuan kelompok.
oleh setiap anggota kelompok sesuai dengan Agenda terselubung adalah tujuan-tujuan
fungsi masing-masing sesuai dengan yang ingin dicapai oleh kelompok yang
kedudukannya dalam struktur kelompok. diketahui oleh semua anggotanya tetapi
b. Suasana kelompok tidak dinyatakan tertulis. Efektivitas
Suasana kelompok adalah keadaan kelompok adalah keberhasilan dalam
moral, sikap, dan perasaan bersemangat atau melaksnaakan tugas-tugas kelompok untuk
apatis yangn ada dalam kelompok. Suasana mencapai tujuan. Slamet (suyatna, 1982)
kelompok yang baik apabila anggotanya menyatakan bahwa keefektifan kelompok
merasa saling menerima, saling menghargai, mempunyai pengaruh timbal balik dengan
saling mempercayai dan bersahabat. kedinamisan kelompok (Arifin, 2015).
Dahama dan Bhatnagar (Mardikanto dkk., Kelompok Usaha Bersama (KUBE) adalah
1996) suasana kelompok yaitu lingkungan himpunan dari keluarga yang tergolong fakir
fisik dan non fisik (emosional) yang akan miskin yang dibentuk, tumbuh dan berkembang
mempengaruhi perasaan setiap anggota atas dasar prakarsanya sendiri, saling
kelompok terhadap kelompoknya. Suasana berinteraksi antara satu dengan lain, dan tinggal
tersebut dapat berupa keramahtamahan, dalam satuan wilayah tertentu dengan tujuan
kesetiakawanan, kebebasan bertindak,
untuk meningkatkan produktivitas anggotanya,
dan suasana fisik, seperti kerapihan/
meningkatkan relasi social yang harmonis,
keberantakan. Keteraturan dan lain-lain.
memenuhi kebutuhan anggota, memecahkan
c. Membina, mengembangkan, Suasana dan masalah sosial yang dialaminya dan menjadi
Kekompakan Kelompok wadah pengembangan usaha bersama.
Membina kelompok adalah usaha
mempertahankan kehidupan kelompok. 1) Pengertian dan Hakikat KUBE
Mengembangkan kelompok dalam Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
hal ini menciptakan norma kelompok, merupakan media dan sekaligus metode
mengusahakan adanya kesempatan anggota dalam penanggulangan kemiskinan
baru dan berjalannya proses sosialisasi. perkotaan. KUBE ini diarahkan untuk
Kekompakan kelompok menurut Krech terciptanya aktifitas social dan ekonomi guna
308 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2017
faktor apa yang menyebabkan KUBE masih dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
terus menjalankan usahanya (aktif, berhasil) Dinamika Kelompok Usaha Bersama
dan KUBE yang gagal (tidak aktif, gagal) KUBE Cempaka dan KUBE Tulip
menjalankan usaha kelompoknya. Kajian ini
KUBE merupakan salah satu kegiatan
lebih lanjut menggunakan pendekatan kualitatif
pemberdayaan yang dilakukan dalam bentuk
dalam mendeskripsikan analisis dinamika
pengembangan kegiatan usaha produktif
kelompok usaha bersama pada kelompok
melalui pendekatan kelompok. Bagi keluarga
KUBE aktif dan tidak aktif, pada aspek dan
miskin sebagai anggota kelompok bekerja
unsur dinamika kelompok. John. W Creswell
melalui kelompok akan melatih keluarga
(1994) mendefinisikan pendekatan kualitatif
miskin tersebut untuk mengambil keputusan
sebagai sebuah proses penyelidikan untuk
yang dianggap baik, khususnya terkait dengan
memahami masalah sosial atau masalah manusia
bagaimana meningkatkan pendapatan dan
berdasarkan pada penciptaan gambar holistik
penghasilan keluarga. Keluarga miskin mampu
yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan
mengorganisir dirinya untuk menyelesaikan
pandangan informan secara terperinci dan
permasalahan kemiskinan yang mereka hadapi
disusun dalam sebuah latar ilmiah. Pendekatan
selama ini, menjadikan keluarga miskin akan
kualitatif dikaitkan dengan epistemologi
memiliki potensi untuk memampukan dirinya
interpretatif atau interpretif, yang biasanya
sendiri di dalam memecahkan problematika
digunakan untuk pengumpulan dan analisis data
hidup yang selama ini mereka hadapi.
yan menyandarkan pada pemahaman, dengan
penekanan pada makna-makna yang terkandung Untuk mencapai tujuan peningkatan
di dalamnya atau yang ada dibalik kenyataan- kesejahteraan keluarga melalui kelompok usaha
kenyataan yang teramati (Patilima Hamid, 2005). maka diperlukan penguatan dalam kelompok.
Data yang dikumpulkan adalah suatu informasi KUBE merupakan sebuah kumpulan individu
dalam bentuk deskripsi. Ungkapan konsep yang terdiri dari 10 orang anggota yang
tersebut lebih menghendaki makna yang berada terbentuk berdasarkan tujuan dan motivasi
di balik deskripsi data. (Hamidi, 2004). Metode meningkatkan kesejahteraan anggotanya
kualitatif terdiri dari tiga cara pengumpulan data: melalui usaha kelompok. Hal ini juga dapat
1. Wawancara mendalam, 2. Observasi langsung dilihat dari KUBE yang anggotanya belajar
dan pemanfaatan dokumen tertulis termasuk usaha berkelompok, mengambil keputusan-
sumber-sumber tertulis dari hasil wawancara keputusan dalam kelompok, mengelola
terbuka pada kuesioner. (Patton, 2009). Teknik organisasi KUBE, belajar solidaritas kelompok
pengambilan sampel KUBE dilakukan secara menciptakaan kesetiakawanan sosial untuk
purposive di Bogor Kecamatan Bogor Barat, mencapai tujuan meningkatkan pendapatan dan
dipilih KUBE yang paling aktif atau berhasil dan kesejahteraan anggotanya. Melalui pendekatan
yang paling tidak aktif (gagal), informan adalah kelompok pada dasarnya di dalamnya terdapat
Ketua maupun anggota KUBE yang paling pendidikan, pemberdayaan dan kemandirian
memahami kelompoknya. Waktu Penelitian anggota kelompok. Seperti yang diharapkan
dilakukan April hingga Juni 2017. Teknik dengan adanya KUBE keluarga miskin dapat
pengumpulan data dilakukan dengan teknik meningkatkan pendapatan dan penghasilan
wawancara mendalam dan observasi terhadap keluarga yang didalamnya terdapat unsur
2 KUBE. Analisis Data dilakukan dengan cara pembelajaran mengenai pemberdayaan dan
teknik analisis naratif. kemampuan untuk mengelola kelompok.
310 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2017
setelah berdiri, awalnya lancar trus barang- “anggotanya dari 4 RW, di gang menteng,
barangnya diambil-ambilin sama anggota gang kelor, RW 15, RW 14, ga kenal banget
katanya mau dijualin dirumahnya, trus pada beda RW cuma tau-tau gitu aja di Kantor
banyak yang bilang ah ni mah uang dari Pos pas pencairan PKH”, “ya gitu aja ga
pemberian kementerian ya ngga apa diambil- komunikasi, ya abis gimana yang ngobrol-
ambilin, ya bubarnya karna abis modal, ngobrol yang kerja-kerja ya gitu deh”
diabisin sama anggota, bangkrut uang setoran b. Konflik dalam Kelompok
ke warung juga ga lancar”. Konflik merupakan proses yang terjadi
karena didasari pada kepentingan individu
Aspek-Aspek Dinamika Kelompok maupun kepentingan umum.
a. Komunikasi Kelompok
KUBE CEMPAKA (KUBE Aktif)
Baker mengatakan komunikasi
Pada KUBE Cempaka dari hasil
merupakan proses kompleks yang
wawancara konflik atau biasanya mereka
melibatkan perilaku dan memungkinkan
sebut pertengkaran merupakan hal yang
individu untuk berhubungan dengan orang
jarang terjadi, jika ada perbedaan pendapat
lain dan dunia sekitarnya.
atau kepentingan tertentu pada akhirnya
KUBE CEMPAKA (KUBE Aktif) mereka lebih menyerahkan keputusan
Di KUBE Cempaka anggota kelompok semuanya pada Ketua KUBE, “bertengkar
berasal dari 2 RW yang berbeda. Interaksi sih ngga ada sih jarang yah, rata-rata
yang terjalin antar anggota menggunakan bilangnya yah terserah bu T aja, akhirnya
komunikasi informal sehari-hari layaknya saya yang mutusin”
bertetangga. T mengatakan, “anggota kami KUBE TULIP (KUBE Tidak Aktif)
RW 2 ada 7 orang, RW 1 ada 3 orang. Kami
Pada KUBE Tulip, menurut A
mah emang udah kenal dari dulu sebelum
konflik jarang terjadi, hanya pemicu dari
ada kube mah, ya namanya sama tetangga
perpecahan kelompok lebih dikarenakan
ya kenal-kenal biasa aja lah, komunikasinya
perilaku anggota yang bermacam-macam,
ya alhamdulillah masih berjalan baik”.
“perselisihan mah ngga cuma masalahnya
Komunikasi formal dalam hal kaitan ada dua orang yang beda, kolot (tua) ini
dengan KUBE dilakukan dengan cara suka ga kerja suka bisik-bisik, ya diemin
membuat agenda berkumpul anggota KUBE aja lah, sering ngambil barang eh kesini-
yang dilakukan sebulan sekali, “ya deket se kesininya ga setor, ya sudah lah”
RW ketemu-ketemu gitu aja, sebulan sekali
c. Kohesi Kelompok
ngumpul, apalagi kalo ada pak asep, sering
sebulan sekali” Taylor, Peplau dan Sears mendefinisikan
kohesivitas sebagai kekuatan yang
KUBE TULIP (KUBE Tidak Aktif)
menyebabkan anggota menetap pada suatu
Di KUBE Tulip anggota kelompok kelompok. Kohesivitas bergantung pada
berasal dari 4 RW yang berbeda. Interaksi tingkat keterikatan individu yang dimiliki
saling berhubungan dengan anggota KUBE setiap anggota kelompok untuk tetap
sangat jarang, sebelum masuk KUBE tinggal dalam kelompok dan mencegahnya
biasanya mereka bertemu saat ada pencairan meninggalkan kelompok.
dana bantuan sosial, dan setelah masuk
KUBE CEMPAKA (KUBE Aktif)
KUBE mereka saling mengenal namun
diakui A komunikasi tidak berjalan lancar KUBE Cempaka memiliki karakter Ketua
312 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2017
KUBE CEMPAKA (KUBE Aktif) membuat orang lain tidak berperilaku
Kekuatan KUBE Cempaka terletak tertentu tampak pada KUBE Tulip. Sikap
pada Ketua kelompoknya, bagaimana yang terpaksa menjadi ketua, ketidakcocokan
ketua mengarahkan anggotanya untuk tetap pada beberapa anggota dan kemampuan
menjalankan usaha kelompok, dalam hal ini mengelola organisasi yang lemah terjadi pada
jaga warung. Ketua bertanggungjawab pada KUBE Tulip. “ada sih anggota yang aneh
kegiatan jaga warung sehari-hari. Ketua karna udah tua, ada beberapa yang bilang
membuat dan mengatur jadwal jaga warung. ke saya kok anggotanya bu a bu m, saya mah
Jika anggota berhalangan untuk jaga ketua ga suka anggota nya mereka” “awalnya
menyuruh anggota yang berhalangan mah bu nina ketuanya, cuma bu nina ga
tersebut untuk menanyakan anggota yang mau, kemaren yang nunjuk pendamping,
lain yang dapat menggantikan jam jaga kok malah ke saya tapi saja dibujuk-bujuk
warungnya, lalu melaporkannya pada sama pendamping” “kalo jaga warung
Ketua, “saya yang tanggungjawab, kalo yah, yg rajin-rajin males ya males, ga ada
aplusan bilang lapor ke saya kalo misal ada tulis-tulis jadwal, kalo nimbang bulanan,
halangan trus ada penggantinya ditanya ada yang ngobrol – ngobrol yang nimbang-
dulu mau ngga gantiin, kalo mau ya jaga nimbang, ya gitu ya umurnya udah tua, ya
trus bilang ke saya sebagai ketua, kadang- diemin aja deh mereka.” Namun diakui
kadang yang ngerti saya, saya bilang skrang
A jika ada pemecahan masalah mereka
kan giliran kamu, kamu ga bisa ya nanya ke
membahas dengan kelompok, namun
si a, trus kerumahnya bilang mau gantiin
ada yang menanggapi ada yang tidak “ya
jaga ya bilang ke saya si a mau gantian
diobrolin kalo ada masalah warung kalo ga
jaga gitu”. Dalam memecahkan masalah
salah sebulan sekali, ya kalo ngobrol ya satu
kelompok untuk tujuan bersama biasanya
ngomongin satu lagi ngomong in sama yang
dilakukan dengan pertemuan kelompok yang
lain yang satu diem aja ya gitu lah”
didampingi oleh Pendamping. Permasalahan
yang dihadapi sebagian lebih disebabkan
Unsur-Unsur Dinamika Kelompok
oleh masalah perkembangan usaha, “selalu
a. Tujuan, Struktur dan Fungsi tugas Kelompok
ada kumpul2 persetujuan dalam kelompok,
ada sih pertemuan dalam kelompok di Johnson dan Johnson mengemukakan
dampingi pendamping juga, kadang sebulan tujuan kelompok sebagai suatu keadaan
sekali ngumpul-ngumpul, kita ngobrol dulu pada masa mendatang yang diinginkan oleh
kalo biasanya mau beli barang baru”, anggota kelompok.
Kegiatan pemecahan masalah dilakukan KUBE CEMPAKA (KUBE Aktif)
dengan cara pertemuan dengan sharing ide Keadaan pada masa mendatang yang
satu sama lain, namun tetap ketua yang diinginkan KUBE Cempaka adalah
memutuskan, “nanya dulu kalo ada masalah membesarkan warung dagangnya,
dalam kube, misal ada ide ini ini saya juga memperluas warungnya dengan
ga bisa mutusin sendiri, jadi dibantuin sama menggunakan rolling door. Informan T
yang lain”. mengungkapkan sebagai berikut, “tujuan
KUBE TULIP (KUBE Tidak Aktif) apa ide kesitu mbesarin warung sampe sini
nih digedein kan kepengen ya, ini pengen
Lain halnya dengan KUBE Cempaka,
digedein sama dirapiin warungnya, cita-
kondisi lemahnya kepemimpinan yang
cita warung pake rolling door, ya tapi
314 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2017
anggotanya bahwa bantuan stimulan kelompok yang cermat dan terukur dapat
KUBE merupakan amanah dari mendinamiskan kelompok.
pemerintah yang harus bisa dikelola KUBE CEMPAKA (KUBE Aktif)
dan dipertanggungjawabkan. Upaya
Tekanan yang timbul pada KUBE
mengembangkan kelompok ketua KUBE
Cempaka berasal dari anggota kelompoknya
menciptakan norma kelompok, membuat
sendiri, dimana mungkin anggota sudah
prinsip dalam kelompok seperti harus
mulai jenuh untuk mengelola usaha
berperilaku jujur, membuat jadwal jaga
kelompok dengan mengatakan agar KUBE
secara tertulis, menetapkan tujuan KUBE
nya bubar dengan cara membangkrutkan
kedepannya merupakan pembentukan
usaha kelompoknya. Namun peran
aturan dan norma dalam kelompok,
ketua cukup baik untuk mengatasi
meskipun dalam taraf yang masih belum
anggotanya, dengan merasa tanggungjawab
rinci mengenai peraturan dan norma
mempertahankan KUBE karena menurutnya
kelompok. “jadwal kami tulis terpampang
bantuan stimulan KUBE merupakan amanah
di dinding, jadwal jaga warung, saya yang
yang diberikan kepadanya oleh Pemerintah,
bikin dan punya jadwal, sehari itu 3 kali
“emang ada sih anggota yang bilang udah
aplus, pagi saya sampe jam 8, 8 sampe 12
mah bangkrutin aja lalu saya jelasin saya
ada, 12 sampe sore ada juga yang jaga, saya
ga bisa ini kan amanah dari pemerintah
bikin dulu nih jadwalnya kalo diatur kayak
dikasih bantuan kalo kita masih bisa mah
gini pada setuju ga bilang di pas kumpul iya
ya tetep harus lanjut, kalo udah bosen
deh mau trus gitu”
ga mau jaga ya saya bilang ya silahkan,
“Ya pokoknya saya nya mah ga cerewet, kalo bangkrut saya yang malu, saya kan
yang penting kita jujur jangan bohong, kayak ketuanya saya yang ngelolanya, ya dikasih
jaga misalnya ngambil makanan ya boleh kalo tau gitu ya tetep aja sih masih jaga juga”.
2000 kebawah ya gapapa, kalo diatas 2000 ya
KUBE TULIP (KUBE Tidak Aktif)
jangan, ya itung2 upahin jaga ya kan laper ya”.
Sama hal nya pada KUBE Cempaka,
KUBE TULIP (KUBE Tidak Aktif)
tekanan lebih berasal dari anggota
Tidak ada upaya untuk membina usaha kelompoknya, tekanan ini lebih besar pada
mempertahankan kehidupan kelompok KUBE Tulip karena tidak hanya 1 anggota
di KUBE Tulip, masing-masing memilih saja yang memilih untuk tidak bergabung
untuk memisahkan diri pada warung mengelola KUBE pusat (masing-masing
yang dibuatnya. Apalagi mengebangkan memisahkan diri dan hingga akhirnya
kelompok dengan menciptakan norma bangkrut karena modal tidak dikembaikan/
kelompok hal ini dapat dilihat dari “saya disetor)
mah ga punya aturan gitu mah ke kelompok,
kecuali dia anak buah saya gitu ya, kan ini Sesuai dengan definitif kelompok,
juga uang pemerintah”. KUBE merupakan kelompok yang terbentuk
berdasarkan persepsi yang sama antar
d. Tekanan, Tegangan, Agenda, dan Efektivitas
anggotanya yaitu memajukan kelompok
Kelompok
usahanya, memiliki tujuan dan motivasi dan
Tekanan pada kelompok menimbulkan
mempunyai struktur dan fungsi kemudian
ketegangan. Dengan adanya ketegangan
terjadi interaksi. Menurut Muzafer Sherif
akan menimbulkan dorongan untuk
(Santoso, 2009) ciri-ciri kelompok adalah
mempertahankan tujuan kelompok tekanan
diantaranya; adanya dorongan atau motif yang
316 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2017
tidak dalam kelompok, tidak ada upaya untuk 3 Membina, Membuat Tidak ada
mempertahankan kelompok dengan cara Mengem norma, nilai upaya mengem
Bangkan, dan jadwal bangkan
mengorganisir anggota dan menata usaha
suasana jaga dalam kelompok
kelompok dengan baik dan akhirnya kelompok Kekompak kelompok
bubar sebelum 7 bulan. Struktur tugas dan an klp
fungsi yang cendrung dipaksakan atau terpaksa 4 Tekanan, Tekanan Tekanan
Tegangan, dari 1anggota dari banyak
membuat tujuan kelompok menjadi tidak jelas Agenda, namun anggota tidak
karena kurangnya motivasi dan tanggungjawab Efektivitas dapat diatasi dapat diatasi
anggota kelompok. klp dengan baik
Sumber: Data Lapangan
Tabel 1. Aspek Dinamika Kelompok KUBE
Aspek
KUBE KUBE
KESIMPULAN
No Dinamika
Kelompok
Cempaka Tulip Dapat disimpulkan bahwa KUBE
1 Komunikasi Komunikasi Jarang ada merupakan media pemberdayaan bagi
Kelompok Informal rutin komuni keluarga miskin yang cukup baik jika dikelola
layaknya kasi dengan benar dan baik dan didukung dengan
bertetangga,
Komunikasi pendampingan yang intens. Didalam KUBE
formal satu mengandung unsur pembelajaran cara
bulan sekali berinteraksi sosial, cara mengatur kelompok,
2 Konflik Jarang terjadiKonflik
cara menimbulkan kepedulian kelompok
Dalam Konflik Tersembunyi,
Kelompok tidak maupun cara memajukan usaha produktif. Hal
diutarakan ini tidak terlepas dari tujuan utama KUBE
3 Kohesi Terletak pada Tidak ada untuk income generating pada keluarga miskin.
Kelompok ketua kohesi
Kelompok dan kelompok
Keberhasilan dan kegagalan KUBE bergantung
sistem upah pada kekuatan dan kemampuan mengelola
4 Kekuatan & Ketua KUBE, Lemahnya kelompok dalam mengatasi permasalahan yang
Pemecah Pemecha kepemimpinan dihadapi. Semakin baik kelompok dikelola
an dalam an masalah ketua kelompok,
kelompok melalui Jarang ada maka kelompok akan menjadi dinamis dan
pertemuan pertemuan memperpanjang usia kelompok. Kegagalan
Kelompok KUBE bukan hanya dari faktor ketidakmampuan
Sumber: Data Lapangan keluarga miskin menjalankan usaha kelompok
(kewirausahaan), dalam kasus ini kegagalan
Tabel 2. Unsur Dinamika Kelompok
KUBE juga disebabkan oleh faktor pengelolaan
Unsur
KUBE KUBE kelompok yang buruk.
No Dinamika
Cempaka Tulip
Kelompok
1 Tujuan, Ada tujuan, Tidak jelas SARAN
struktur, struktur, tujuan, struktur, Agar KUBE lebih dapat mempertahankan
fungsi, tugas fungsi & fungsi &
Kelompok tugas yg jelas, tugas yg jelas, kelompoknya lebih lama dan berhasil dalam
terlaksana terlaksana usaha kelompok diperlukan pendampingan
2 Suasana Suasana Suasana tentang pengetahuan atau kecakapan mengenai
Kelompok kelompok kelompok cara mengorganisir kelompok agar kelompok
kondusif tidak kondusif
dapat lebih dinamis dan sustainable, serta
diperlukan pendampingan yang intens mengenai
318 SOSIO KONSEPSIA Vol. 6, No. 03, Mei - Agustus, Tahun 2017