Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

Etik UMB

Mengenali Potensi Diri

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

02
Ekonomi dan Bisnis Manajemen U001700009 Junaedi, SE., MM

Abstract Kompetensi
Mengenal potensi diri agar dapat Setelah membaca modul ini, mahasiswa
menjalankan hidup bermakna diharapkan mampu untuk :

mengidentifikasi potensi diri


Mengenali Potensi Diri
1.1 Pendahuluan

Sukses adalah mengetahui potensi apa yang tersedia dan menggunakannya sebaik
mungkin. Bayangkan kebesaran yang dapat dimiliki jika kita dapat mengeksplorasi dan
menemukan potensi yang kita miliki secara penuh

1.2 Perbedaan Pekerjaan dan Karir

Pekerjaan

Adalah sekumpulan kedudukan (posisi) yang memiliki persamaan kewajiban


atau tugas-tugas pokoknya. Dalam kegiatan analisis jabatan, satu pekerjaan
dapat diduduki oleh satu orang atau beberapa orang yang tersebar di
berbagai tempat

Karir

Menurut Gibson (1995:305) karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang
berkaitan dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu
kehidupan seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang terus berkelanjutan

Passion (Hasrat)
adalah segala hal yang kita sukai atau minati sedemikian rupa sehingga tidak terpikir
untuk tidak melakukannya. Passion adalah segala macam wujud keunikan,
keistimewaan yang kita miliki dan rasakan (Suhardono, 2012)

Banyak diantara kita tidak mengenal diri sendiri, Sacrotes mengatakan bahwa agar
manusia berhasil di dunia, Manusia harus mengenal diri sendiri.

1.3 Mengapa Kita Harus Mengenal Diri?


Dalam pergaulan kerap ditemui orang yang persepsi tentang dirinya sendiri tidak klop
dengan kenyataan. Tapi umumnya orang mengatakan, saya paham betul siapa dirinya.
Semakin tua orang diharapkan semakin matang. Bisa diibaratkan seperti bawang, yang
terkelupas kulitnya satu per satu, sehingga tidak perlu membentengi dirinya dengan segala
macam kebohongan atau kepura-puraan. Ia tak perlu topeng, sehingga hidupnya lebih enak,
lebih ringan, karena menjadi diri sendiri.

2018 ETIK UMB


2 Islahulben, SE., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tapi tidak demikian dengan Bu Intan. Ia tak pernah menampilkan diri apa adanya. Wanita
pintar berambut lebat ini lebih suka menarik diri dari pergaulan karena tidak bisa berbahasa
Inggris. “Dibanding teman-teman, saya bukan apa-apa,” katanya. Ia minder, merasa dirinya
tidak pantas diperhitungkan dan tempatnya di belakang, karena tidak pernah bisa
berkomunikasi jika ada tamu bule. Maka Bu Intan selalu menyingkir atau pura-pura sakit jika
harus bertemu orang dari negara lain.
Padahal teman-temannya tidak pernah menganggapnya remeh. Bu Intan bahkan sangat
disukai dan dihormati, karena ia orang yang paling teliti dalam pekerjaan. Ia juga pendengar
yang baik, sehingga menjadi tempat curhat teman-temannya.
Sayangnya hal-hal positif itu tidak dianggapnya penting, dan dia lebih menampilkan dirinya
sebagai orang yang nilainya lebih rendah. Padahal, banyak orang lain yang tidak bisa
bahasa Inggris tetap sukses dalam pekerjaan dan pergaulan.
Ini berkebalikan dengan Pak Badu, sebutlah begitu. Anak muda yang belum lama masuk
dunia politik ini, menilai dirinya terlalu besar. Dengan posisi politik dan kedudukannya
sebagai anggota DPR, ia mengira bisa mengatur negara dan menentukan ini itu seperti
yang diinginkannya. Di hadapan rekan-rekannya dalam suatu acara reuni misalnya, dia bisa
berkata, “Oh, gampang itu. Saya akan atur nanti supaya si Itu dilepaskan dari kabinet dan
diganti dengan si Ini.”
Dalam acara dengar pendapat dengan seorang penegak hukum yang reputasi, integritas,
dan moralnya sangat bagus dia berkata, “Saya ingin menguji Saudara….,” atau bahkan,
“Saya ingin menasihati Saudara….”
Mendengar itu semua, teman yang mengenal Pak Badu terheran-heran. “Dia itu siapa, kok,
berani-beraninya bicara begitu kepada orang tua yang sangat disegani itu.” Temannya yang
lain berkomentar, “Kasihan betul Badu ini, dia sudah tidak kenal lagi siapa dirinya.”

Kenyataan dan Asumsi

Mengapa orang bisa seperti itu? Mengapa harus membohong terus? Mungkin mereka dan
bahkan kita sendiri mencoba tampil seperti yang kita kira bagus, tapi sebetulnya tidak sesuai
dengan kenyataan diri kita.

Lalu, siapa diri kita sebenarnya? Apa yang kita tahu betul tentang diri kita? Apakah kita tahu
tentang kelemahan dan kekuatan kita? Dan apa yang kita kira kita tahu tentang diri sendiri
itu lantas terbukti atau sesuai dengan kenyataan? Kalau itu kelebihan, apakah orang lain
juga mengakuinya? Dan kalau itu kita kira sebagai kekurangan, apakah orang lain juga
mengakui itu kekurangan kita?

2018 ETIK UMB


3 Islahulben, SE., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Semakin mendekati jarak antara kenyataan dengan apa yang kita asumsikan tentang diri
kita, itu berarti baik karena kita mengenal diri sendiri. Begitu pula sebaliknya. Semakin jauh
jarak antara kenyatan dengan apa yang kita perkirakan tentang diri sendiri, artinya buruk
sekali pengenalan diri kita.

Apa akibatnya jika orang tidak kenal dirinya, sehingga jarak antara asumsi dan kenyataan
tentang diri sendiri begitu jauh? Tak bisa lain, orang itu harus terus berusaha mengingkari
kenyataan tentang dirinya.  Barangkali dalam kenyataan sehari-hari muncul dan sering kita
temui dalam bentuk over compensation, membual, melebih-lebihkan, atau bahkan
mengecilkan orang lain untuk meninggikan diri sendiri, berbohong dan seterusnya jika
merasa dirinya paling hebat. Ia tidak berpijak pada kenyataan, sehingga dalam bekerja
biasanya hanya omong doang.

Begitu pula sebaliknya orang yang mengira diri sendiri negatif, akan sangat minder, menarik
diri dari pergaulan, mengurung diri, tidak mau melakukan apa pun. “Apalah artinya saya,
siapa yang mau mendengarkan saya,” adalah contoh ungkapan yang sering diucapkan
orang dengan persepsi diri negatif. Orang ini sebetulnya sangat tertekan pada kelemahan
dirinya.

Baik yang menilai dirinya terlalu tinggi maupun terlalu rendah, keduanya tidak sesuai
kenyataan dan itu berarti jelek. Hal ini secara mental atau psikologis tidak sehat. Orang yang
selalu pakai kedok akan capek, lalu memberikan stres yang besar pada diri sendiri.

Solusi

Dalam psikologi ada konsep yang disebut Johari Window atau Jendela Johari, yang
menggambarkan pengenalan diri kita. Ada empat jendela dalam Jendela Johari.
1. Jendela terbuka. Hal-hal yang kita tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain pun tahu.
Misalnya keadaan fisik, profesi, asal daerah, dan lain-lain.
2. Jendela tertutup. Hal-hal mengenai diri kita yang kita tahu tapi orang lain tidak tahu.
Misalnya isi perasaan, pendapat, kebiasaan tidur, dan sebagainya.
3. Jendela buta. Hal-hal yang kita tidak tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain tahu.
Misalnya hal-hal yang bernilai positif dan negatif pada kepribadian kita.
4. Jendela gelap. Hal-hal mengenai diri kita, tapi kita sendiri maupun orang lain tidak
tahu. Ini adalah wilayah misteri dalam kehidupan.

2018 ETIK UMB


4 Islahulben, SE., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Semakin besar daerah/jendela terbuka kita akan semakin baik, karena berarti kita mengenal
diri secara baik. Orang yang memiliki daerah tertutup lebih besar akan mengalami kesulitan
dalam pergaulan. Adapun mereka yang memiliki daerah buta sangat besar, bisanya akan
membuat orang lain merasa kasihan.
Kepada orang yang kita kenal dekat, jendela itu harus dibuka semakin besar, juga bila kita
ingin bekerjasama dengan orang lain.
Mengenal diri dibutuhkan usaha yang sungguh-sungguh dan waktu yang kita luangkan
untuk melakukannya. Untuk mengenal orang lain, kita mungkin terpisahkan oleh jarak,
namun untuk mengenal diri jarak tidak menjadi hambatan. Kita hakikatnya selalu bersama
dengan diri kita. Meskipun begitu kenapa tidak sedikit orang yang merasa asing dengan
dirinya sendiri sehingga mulai bertanya-tanya siapa saya? dan mengalami krisis identitas.

1.4 Tips-Tips untuk dapat mengenal diri kita:

Luangkan waktu untuk diri kita sendiri

Kompleksitas yang kita hadapi pada era modern ini telah banyak sekali menyita waktu kita
karena semakin kompleks sebuah permasalahan semakin banyak waktu dan tenaga yang
harus kita curahkan. Jangankan waktu untuk diri sendiri, waktu untuk keluarga pun tersita.
Namun bukan berarti kita tidak memiliki waktu untuk diri kita sendiri, yang ada adalah kita
tidak cukup memiliki keinginan untuk mengenal diri kita. Manfaatkan waktu kesendirian
kita untuk merenung dan memikirkan siapa kita, apa yang telah kita lakukan, mengapa kita
melakukannya, bagaimana dampaknya terhadap orang lain dan lingkungan. Lakukan saat-
saat luang kita seperti setelah sholat, pada saat istirahat makan siang, sore hari atau waktu-
waktu luang lainnya. Jadi jangan semua waktu kita dihabiskan untuk berinteraksi dengan
dunia luar. Akrablah dengan diri kita sendiri, cobalah berkomunikasi dengan diri kita sendiri
sehingga kita tidak menjadi orang asing di tubuh dan jiwa kita sendiri.

Tanyakan pada orang lain (keluarga, teman, guru dan orang-orang di sekitar kita)

Selain merenung dan berkomunikasi dengan diri sendiri kita dapat bertanya dengan orang-
orang di sekitar kita. Tanyakan mengenai sifat-sifat kita, perilaku kita, pendapat mereka
tentang kita dan sebagainya. Karena sangat mungkin orang lain lebih mengenal diri kita
dibandingkan diri kita sendiri. Namun sebelum melakukannya, berusahalan untuk
berpikiran positif dan bersedia untuk menerima pendapat serta kritikan orang lain sebagai
sesuatu yang membangun dan media evaluasi diri.

2018 ETIK UMB


5 Islahulben, SE., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Catat kejadian-kejadian yang kita alami setiap hari

Untuk poin ini bagi yang suka menulis diary. Karena dengan menulis pengalaman sehari-
hari kita, kita dapat membacanya dan merenungkannya di kemudian hari. Di dalam diary
selain pengalaman turut tertuang emosi, perasaan dan pikiran kita atas apa yang dialami.
Makanya tidak mengherankan para Psikolog dan Psikiater menggunakan diary ini sebagai
salah satu sarana untuk mengevaluasi atau menilai kepribadian seseorang.

1.5 Tipe-Tipe Kepribadian

Setiap orang dilahirkan dengan sekumpulan karakter kepribadian yang unik, sering kali
berbeda antara kakak dan adik. Setiap orang tua akan setuju pada kenyataan bahwa, dari
kebanyakan kasus, anak-anak mereka memperlihatkan perbedaan jelas dalam perilaku
mereka. Yang satu mungkin sangat penuntut sementara yang lain cukup puas untuk tumbuh
dewasa secara tenang. Setiap orang mengetahui bahwa tidak ada dua sidik jari yang sama.
Bukankah kepribadian manusia seunik sidik jari juga??

Sebagian orang melihat dunia melalui kacamata merah sementara yang lain melihatnya
dengan kacamata gelap. Sayangnya, kita tidak dapat mengganti kepribadian seperti kita
mengganti kacamata. Kepribadian terdiri dari banyak sisi dan pilihan. Kita hanya dapat
memahami kepribadian kita sendiri dengan membuka mata untuk satu pemahaman baru
yang menyeluruh mengenai diri kita dan orang lain.

Karakter kepribadian Anda menentukan apakah Anda mudah terkena depresi, santai,
formal, hati-hati, atau acuh tak acuh. Karakter kepribadian Anda menentukan apakah Anda
pasif atau asertif. Kepribadian Anda adalah apa yang menyebabkan Anda beraksi dan
bereaksi dengan cara Anda. Dalam banyak hal kepribadian mengawasi Anda dan
merupakan penyebab mengapa Anda berbeda dari orang lain. Kepribadian cenderung kaku,
menolak perubahan, dan sangat protektif terhadap diri sendiri dan Anda. Kepribadian
menerima Anda sebagai satu-satunya pemimpin dan tidak suka untuk mencoba mengalami
serta memahami tipe-tipe kepribadian orang lain. Walaupun kepribadian akan menerima
kritik dari Anda, kepribadian Anda tidak akan siap menerima kritik yang tidak diharapkan
orang lain. Pada kenyataannya, kepribadian sering akan menyerang jika merasa diancam
oleh seorang penyusup.

Untuk memahami sifat dasar kita, perlu diketahui pengelompokan kepribadian atau watak
yang mula - mula ditetapkan oleh Hippocrates. Antara lain :

2018 ETIK UMB


6 Islahulben, SE., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Tipe Kepribadian Sanguinis
Tipe ini paling baik dalam hal berurusan dengan orang lain secara antusias;
menyatakan pemikiran dengan penuh gairah; memperlihatkan perhatian. Kelemahan
tipe ini adalah berbicara terlalu banyak; mementingkan diri sendiri; sulit
berkonsentrasi; kurang disiplin.

2. Tipe Kepribadian Melankolis


Tipe ini paling baik dalam hal mengurus perincian dan pemikiran secara mendalam,
memelihara catatan, bagan dan grafik; menganalisis masyarakat yang terlalu sulit
bagi orang lain. Kelemahan tipe ini adalah mudah tertekan; menunda - nunda suatu
pekerjaan; mempunyai citra diri yang rendah; mengajukan tuntutan yang tidak
realistis pada orang lain.

3. Tipe Kepribadian Koleris


Tipe ini paling baik dalam hal pekerjaan yang memerlukan keputusan cepat;
persoalan yang memerlukan tindakan dan pencapaian seketika; bidang-bidang yang
menuntut kontrol dan wewenang yang kuat. Kelemahan tipe ini adalah tidak tahu
bagaimana cara menangani orang lain; sulit mengakui kesalahan; sulit bersikap
sabar; terlalu pekerja keras.

4. Tipe Kepribadian Phlegmatis


Tipe ini paling baik dalam posisi penengahan dan persatuan; badai yang
perlu diredakan; rutinitas yang terus membosankan bagi orang lain. Kelemahan tipe
ini adalah kurang antusias; malas; tidak berpendirian; sering mengalami perasaan
sangat khawatir, sedih dan gelisah.

Setelah kita mulai memahami perbedaan-perbedaan dalam watak dasar kita,


hal itu menyingkirkan tekanan dari hubungan antar manusia. Kita bisa saling melihat
kepada perbedaan lainnya dengan cara yang positif dan tidak berusaha membuat
setiap orang jadi seperti kita.

Kita akan bersenang-senang dengan orang Sanguinis, yang mengeluarkan


antusiasme. Kita akan semis dengan orang Melankolis, yang berusaha mengejar
kesempurnaan dalam segala hal. Kita akan maju ke depan bersama orang Koleris,
yang dilahirkan dengan bakat pemimpin. Kita akan rileks dengan orang Phlegmatis,
yang dengan bahagia menerima kehidupan. Seseorang mungkin saja tidak mumi

2018 ETIK UMB


7 Islahulben, SE., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
memiliki 1 tipe tertentu, tetapi gabungan antara beberapa tipe namun tetap memiliki
sebagian besar/kecenderungan pada 1 tipe tertentu.

Ada 6 tipe kepribadian yang dikaitkan dengan pekerjaan, antara lain :

1. Tipe Realistik
Orang yang menyukai aktivitas di luar ruangan. Mereka sering menganggap tidak
begitu penting bersosialisasi dan lebih suka bekerja sendiri. Jika harus bekerja dalam
tim, ia lebih suka dengan orang yang setipe. Orang ini tidak suka bergosip dan hanya
berkonsentrasi pada tugasnya. Tipe ini tidak pernah melimpahkan pekerjaannya
pada orang lain
.
2. Tipe Investigatif
Orang selalu tertarik pada gagasan dan ide-ide. la merasa membuang waktu dengan
masalah yang melibatkan emosi. Tipe ini sering berkonflik dengan orang yang biasa
bergosip.

3. Tipe Artistik
Orang yang senang dengan ide-ide dan materi untuk diekspresikan dengan cara
yang unik. Tipe ini sangat menghargai kebebasan. Sayangnya, tipe ini rentan jadi
santapan gosip karena caranya yang unik dan sering menimbulkan interpretasi yang
biasa.

4. Tipe Sosial
Orang yang berorientasi untuk dan dengan orang lain. Tipe ini cenderung
mempunyai orientasi untuk menolong, memelihara dan mengembangkan orang lain.
Karena kepekaan dan kepeduliannya, orang ini seorang mengurus hal-hal yang
terlalu pribadi. Bila tidak diimbangi dengan kematangan, ia mudah tergelincir untuk
menjadi penggosip.

5. Tipe Wiraswasta
Orang yang lebih berorientasi pada ‘orang’ daripada gagasan. la mendominasi orang
lain untuk mencapai tujuannya. la pintar mengatur kerja orang lain, mempersuasi
orang dan bernegosiasi. Kemampuan bicaranya sangat diperlukan, biasanya ia
menunjukkan sifat bossy dan pemarah di lingkungan kerjanya.

2018 ETIK UMB


8 Islahulben, SE., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
6. Tipe Konvensional
Orang ini biasanya berfungsi paling baik dalam lingkungan dan pekerjaan
yang terstruktur dengan baik serta memerlukan keletihan. la biasanya tidak suka
bekerja dengan ide-ide dan orang lain.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tipe-tipe kepribadian


sangat penting manfaatnya dalam berbagai macam situasi. Diantaranya:

• Kita dapat lebih memahami orang lain dan mempelajari sejumlah alternatif
dalam pola perilaku kita sendiri. Kita dapat mulai memandang kehidupan dari
sudut pandang yang lebih luas.

• Sebagai sarana penting untuk mengembangkan hubungan dengan keluarga,


teman dan mitra kerja.

Oleh karena itu, marilah kita mulai belajar untuk saling memahami
kepribadian - kepribadian yang berbeda, sehingga kita akan senang bisa mengenali
pola kepribadian seseorang dan dapat membantu kita dalam hubungan dengan
orang lain serta dalam mengantisipasi reaksi orang lain, serta belajar bagaimana
caranya menerima bahkan menikmati ciri khas yang membuat kita masing-masing
begitu berbeda. Dengan demikian diri kita akan mudah untuk memaafkan dan
menerima orang lain apa adanya.

Mengenal Kepribadian Anda: Jadilah yang Positif

Apa yang membuat diri anda begitu istimewa ?

Setiap orang menginginkan kepribadian yang lebih baik. Kita semua dilahirkan
dengan ciri khas watak kita sendiri. Setelah kita tahu siapa diri kita maka kita bisa mulai
memahami jiwa kita, meningkatkan kepribadian kita dan belajar menyesuaikan diri dengan
orang lain. Begitu anda memahami bagaimana cara mengeluarkan apa yang terbaik dari diri
Anda maka Anda akan mendapatkan bahwa orang lain juga kelihatan lebih baik.

Langkah-Langkah Membangun Kepribadian Positif

1. Terimalah tanggung jawab


"Tanggung jawab hanya menghampiri orang-orang yang mampu memikulnya,"
begitu orang bijak selalu berkata. Pada saat seseorang menerima tanggung jawab
tambahan, pada dasarnya mereka mempromosikan diri untuk naik kelas.

2018 ETIK UMB


9 Islahulben, SE., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Perilaku bertanggung jawab adalah menerima akuntabilitas dan mencerminkan
adanya kematangan. Penerimaan tanggung jawab adalah cerminan dari sikap kita
dan lingkungan dimana kita berada. Kebanyakan manusia begitu cepat mengklaim
telah berbuat bilamana sesuatu berjalan sesuai rencana, namun sangat sedikit
manusia yang mau menerima tanggung jawab bila sesuatu berjalan salah. Seorang
yang tidak bertanggung jawab tidak perlu diberi tanggung jawab. Perilaku
bertanggung jawab harus ditanamkan secara benar sejak masa kanak-kanak. Ia
tidak bisa diajarkan tanpa kepedulian.
Untuk menjadi orang yang bertanggung jawab, maka manusia harus
menghentikan kebiasaan suka melempar kesalahan. Manusia yang tidak
bertanggung jawab biasanya suka menyalahkan orang tua mereka, guru, genetik,
Tuhan, nasib, keberuntungan, dan sebagainya atas kesalahan yang muncul.

2. Penuh Pertimbangan
Ada sebuah cerita tentang seorang anak laki-laki yang mampir di kedai es krim.
Di sebuah meja ia duduk dan bertanya kepada pelayan: "Berapa harga sebuah ice
cream cone?" Pelayan itu menjawab: "Lima ribu rupiah." Anak laki-laki itu
menghitung uang di kantungnya. Kemudian ia bertanya, berapa harga es krim yang
lebih kecil. Si pelayan dengan tidak sabar menjawab, "Tiga ribu rupiah." Lantas si
anak itu mengatakan, "Saya pesan es krim yang kecilsaja." Setelah mendapatkan
es krim yang dipesan dan membayar, dia pergi. Saat si pelayan mengambil nampan
yang sudah kosong, dia tersentuh. Di bawah bukti pembayaran terdapat uang tip Rp
1000. Rupanya, si anak laki-laki tadi memiliki pertimbangan terhadap si pelayan
sebelum memesan es krim. Ia menunjukkan adanya sensitivitas dan kepedulian.
Dia berpikir tentang orang lain pertama kali ketimbang dirinya.
Sungguh dunia ini akan sangat indah bila semua orang berpikir seperti si anak
kecil tadi. Orang-orang akan menunjukkan adanya pertimbangan, penghormatan,
dan kesopanan terhadap orang lain.

3. Berpikir sama-sama menang


Perilaku lebih lanjut dari sikap penuh pertimbangan membuat setiap orang berpikir
dan bertindak dengan prinsip sama-sama menang (win-win). Saat kita melayani
pelanggan, keluarga kita, bos perusahaan dn karyawan, saat itulah secara otomatis
kita meraih kemenangan. Hasilnya adalah kebahagiaan, kesejahteraan,
kegembiraan, dan ketulusan.

4. Pilihlah kata-kata secara hati-hati

2018 ETIK UMB


10 Islahulben, SE., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Orang-orang yang bercerita tentang apa yang disukainya biasanya diakhiri
dengan apa yang tidak ia sukai. Tapi cobalah untuk bertindak taktis. Taktik adalah
memilih kata-kat secara hati-hati danmengetahui sampai sejauh mana ia sebaiknya
diucapkan. Itu juga berarti, mengetahui apa yang harus diucapkan dan apa yang
sebaiknya tidak perlu diucapkan. Kata-kata mencerminkan sikap. Ucapan bisa
melukai perasan danmenghancurkan hubungan. Lebih banyak jumlah orang yang
terluka karena pemilihan kata-kata yang tidak tepat daripada bencana alam.pilihlah
apa yang akan anda ucapkan ketimbang mengucapkan apa yang and pilih. Itulah
perbedaan antara kebijakan dan kedunguan.
Pembicaraaan berlebihan tidak berarti komunikasi. Berbicaralah lebih sedikit;
berkatalah lebih banyak.

5. Jangan selalu mengkritik dan komplain


Umumnya kritik bermakna negative, oleh sebab itu orang yang melulu
mengkritik tidak baik. Saat irang dikrituk, ia akan menjadi defensive. Tidak berarti
kita tidak boleh mengkritik. Kritik haruslah bersifat positif, kritik yang membangun.
Kritik positif. Apa yang disebut dengan kritik positif? Kritik yang disampaikan
dengan semangat penuh utnukmembantu, bukan untuk menjatuhkan. Tawarkan
solusi dalam kritik yang anda sampaikan. Kritiklah perilaku bukan pribadi
seseorang. Sebab, saat kita mengkritik pribadi seseorang, kita melukai kepercayaan
dirinya. Selama tindakan mengkritik tidak menimbulkan kenikmatan kepada
pengkritik itu sendiri, hal itu tidak masalah. Tapi, kalau anda merasa nikmat dengan
menyampaikan kritik, berhentilah melakukannya.
Jika anda tidak mau dikritik, itu sama artinya anda tidak berbuat apa-apa, tidak
berkata apa-apa atau tidak memiliki apa-apa. Anda akan benar-benar tidak menjadi
apa-apa.
Ketidakmampuan menerima kritik membangun adalah sinyal rendahnya
kepercayaan diri. Biasakan untuk menerima kritikan dengan menganggapnya
sebagai penyemangat, belajarlah dari kritik, terimalah denagn pikiran terbuka, dan
berterima kasihlah kepada orang yang menyampaikan kritik positif. Orang yang
memiliki kepercayaan diri tinggi menerima kritik positif untuk menjadi lebih baik,
bukan malah menjadi sewot. Persoalannya, manusia lebih suka dipuji,dan merasa
kalah bila kemudian dikritik.
Komplain. Beberapa orang menjadi tukang komplain yang akut. Setiap hari
adalah hari yang buruk. Semua serba terlalu, tidak ada yang pas. Mereka bahkan
tetap komplain kendati semuanya berjalan baik. Kenapa tabiat suka komplain itu
tidak baik? Karena 50% manusia tidak peduli jika anda mendpatkan masalah dan

2018 ETIK UMB


11 Islahulben, SE., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
50% lagi merasa gembira jika anda mendapat masalah. Tidak ada manfaat dari
sikap suka komplain. Ia sudah menjadi sifat bawaan. Sama seperti kritik, bukan
berarti kita tidak boleh mengkomplain. Komplain pun ada yang bersifat membangun
dengan menunjukkan kepedulian dan memberikan kesempatan kedua untuk
memperbaiki diri.

6. Tersenyum dan bersikap baik


Keriangan mengalir dari orang yang sehat. Sebuah senyuman bias palsu tapi
juga bias sangat tulus. Kuncinya bagaimana memiliki senyuman yang tulus. Lebih
banyak energi atau tenaga yang dibutuhkan untuk bersikap cemberut ketimbang
tersenyum. Senyuman meningkatkan nilai seseorang. Ia cara termurah untuk
meningkatkan nilai seseorang. Wajah yang selalu tersenyum selalu disambut
hangat. Pokoknya, untuk tersenyum itu tidak butuh biaya, tetapi sebaliknya
menghasilkan banyak hal.

7. Terjemahkan secara positif perilaku orang lain


Dalam keadaan dimana ketiadaan fakta-fakta memadai, manusia secara inisiatif
membuat interpretasi negative terhadap tindakan atau sikap tidak bertindak orang
lain. Banyak orang menderita paranoia. Mereka berpikir dunia tidak bersahabat. Itu
nggak bener. Dengan memulai secara positif, kita memiliki kesempatan yang lebih
baik untuk membangun kepribadian yang menyenangkan dan berujung pada
terciptanya hubungan yang baik. Misalnya, sering kita mencoba menghubungi
seseorang ke ponsel mereka, maupun dengan mengirim pesan singkat, tetapi tidak
kunjung ditelpon balik atau dijawab. Setelah beberapa hari, secara otomatis kita
menyimpulkan, orang itu mengabaikan diri kita, tidak peduli, dan sebagainya.
Semuanya serba negative.
Tapi, kita tidak pernah berpikir dengan sikap empati. Bias saja ia sudah
berusaha menghubungi balik, tetapi gagal; pesan balasan yang dikirim tidak
sampai; dia dalam keadaan darurat; pesan tersebut justru tidak pernah diterimanya.
Ada banyak kemungkinan di balik itu.

8. Jadilah pendengar yang baik


Apa perasaan anda saat anda ingin didengarkan orang lain, orang tersebut
malah lebih banyak menyerocos dengan menyampaikan pikirannya sendiri? Banyak
sekali kejadian di mana mereka melakukan interupsi di setiap penggalan ucapan
anda, mereka tidak sabar dan langsung saja mengakhiri setiap kalimat yang anda

2018 ETIK UMB


12 Islahulben, SE., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sampaikan, mereka secara fisik ada tetapi secara mental tidak ada, mereka
mendengarkan tetapi tidak memperhatikan, mereka membuat kesimpulan yang
tidak terkait dengan fakta yang ada.
Saat semua kejadian di atas terjadi, Anda pasti merasa diingkari
keberadaannya, ditolak, dicuekin, tidak penting, kecil, diabaikan, bodoh, tidak
berharga, dihina, dan seterusnya. Scenario buruk ini harus diubah total. Jangan ikuti
perilaku seperti ini. Jadilah pendengar yang baik. Anda akan merasa penting,
disambut hangat, puas, dipedulikan, hebat, gembira, dan termotivasi bila apa yang
anda bicarakan didengarkan orang lain.
Mau mendengarkan orang lain menunjukkan kepedulian. Saat anda
menunjukkan kepedulian kepada orang lain, orang itu akan merasa penting. Saat ia
merasa penting, ia akan termotivasi dan lebih mudah menerima ide anda.

9. Bersemangatlah
Antusiasme dan sukses adalah dua hal yang saling terkait, tetapi antusiasme
harus lebih dulu ada. Antusiasme memunculkan percaya diri, meningkatkan
semangat, membangun loyalitas, dan tidak ternilai harganya. Antusiasme itu
bersifat menyebar. Anda akan merasa antusias dengan cara orang berbicara,
berjalan, atau berjabatan tangan. Antusiasme adalah kebiasaan yang bias diperoleh
dan dipraktikkan oleh setiap orang. Hiduplah saat masih merasa hidup. Jangan
merasa mati sebelum anda mati betulan. Antusiasme dan hasrat adalah factor
utama yang mampu mengubah sesuatu yang bersifat biasa-biasa saja menjadi
ekselen. Majalah Human Capital Juni-Juli 2006

2018 ETIK UMB


13 Islahulben, SE., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

Artiningrum, Primi, Kurniasih, Augustina, Nurgroho, Arissetyanto, 2013, Etika


dan Perilaku Profesional Sarjana, Graha Ilmu, Yogyakarta

Febe Victoria Chen, 2012, Soft Skill for success, Sikap Tepat Karier
Hebat,BIP Gramedia, Jakarta

2018 ETIK UMB


14 Islahulben, SE., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai