Etik UMB
02
Ekonomi dan Bisnis Manajemen U001700009 Junaedi, SE., MM
Abstract Kompetensi
Mengenal potensi diri agar dapat Setelah membaca modul ini, mahasiswa
menjalankan hidup bermakna diharapkan mampu untuk :
Sukses adalah mengetahui potensi apa yang tersedia dan menggunakannya sebaik
mungkin. Bayangkan kebesaran yang dapat dimiliki jika kita dapat mengeksplorasi dan
menemukan potensi yang kita miliki secara penuh
Pekerjaan
Karir
Menurut Gibson (1995:305) karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang
berkaitan dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu
kehidupan seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang terus berkelanjutan
Passion (Hasrat)
adalah segala hal yang kita sukai atau minati sedemikian rupa sehingga tidak terpikir
untuk tidak melakukannya. Passion adalah segala macam wujud keunikan,
keistimewaan yang kita miliki dan rasakan (Suhardono, 2012)
Banyak diantara kita tidak mengenal diri sendiri, Sacrotes mengatakan bahwa agar
manusia berhasil di dunia, Manusia harus mengenal diri sendiri.
Mengapa orang bisa seperti itu? Mengapa harus membohong terus? Mungkin mereka dan
bahkan kita sendiri mencoba tampil seperti yang kita kira bagus, tapi sebetulnya tidak sesuai
dengan kenyataan diri kita.
Lalu, siapa diri kita sebenarnya? Apa yang kita tahu betul tentang diri kita? Apakah kita tahu
tentang kelemahan dan kekuatan kita? Dan apa yang kita kira kita tahu tentang diri sendiri
itu lantas terbukti atau sesuai dengan kenyataan? Kalau itu kelebihan, apakah orang lain
juga mengakuinya? Dan kalau itu kita kira sebagai kekurangan, apakah orang lain juga
mengakui itu kekurangan kita?
Apa akibatnya jika orang tidak kenal dirinya, sehingga jarak antara asumsi dan kenyataan
tentang diri sendiri begitu jauh? Tak bisa lain, orang itu harus terus berusaha mengingkari
kenyataan tentang dirinya. Barangkali dalam kenyataan sehari-hari muncul dan sering kita
temui dalam bentuk over compensation, membual, melebih-lebihkan, atau bahkan
mengecilkan orang lain untuk meninggikan diri sendiri, berbohong dan seterusnya jika
merasa dirinya paling hebat. Ia tidak berpijak pada kenyataan, sehingga dalam bekerja
biasanya hanya omong doang.
Begitu pula sebaliknya orang yang mengira diri sendiri negatif, akan sangat minder, menarik
diri dari pergaulan, mengurung diri, tidak mau melakukan apa pun. “Apalah artinya saya,
siapa yang mau mendengarkan saya,” adalah contoh ungkapan yang sering diucapkan
orang dengan persepsi diri negatif. Orang ini sebetulnya sangat tertekan pada kelemahan
dirinya.
Baik yang menilai dirinya terlalu tinggi maupun terlalu rendah, keduanya tidak sesuai
kenyataan dan itu berarti jelek. Hal ini secara mental atau psikologis tidak sehat. Orang yang
selalu pakai kedok akan capek, lalu memberikan stres yang besar pada diri sendiri.
Solusi
Dalam psikologi ada konsep yang disebut Johari Window atau Jendela Johari, yang
menggambarkan pengenalan diri kita. Ada empat jendela dalam Jendela Johari.
1. Jendela terbuka. Hal-hal yang kita tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain pun tahu.
Misalnya keadaan fisik, profesi, asal daerah, dan lain-lain.
2. Jendela tertutup. Hal-hal mengenai diri kita yang kita tahu tapi orang lain tidak tahu.
Misalnya isi perasaan, pendapat, kebiasaan tidur, dan sebagainya.
3. Jendela buta. Hal-hal yang kita tidak tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain tahu.
Misalnya hal-hal yang bernilai positif dan negatif pada kepribadian kita.
4. Jendela gelap. Hal-hal mengenai diri kita, tapi kita sendiri maupun orang lain tidak
tahu. Ini adalah wilayah misteri dalam kehidupan.
Kompleksitas yang kita hadapi pada era modern ini telah banyak sekali menyita waktu kita
karena semakin kompleks sebuah permasalahan semakin banyak waktu dan tenaga yang
harus kita curahkan. Jangankan waktu untuk diri sendiri, waktu untuk keluarga pun tersita.
Namun bukan berarti kita tidak memiliki waktu untuk diri kita sendiri, yang ada adalah kita
tidak cukup memiliki keinginan untuk mengenal diri kita. Manfaatkan waktu kesendirian
kita untuk merenung dan memikirkan siapa kita, apa yang telah kita lakukan, mengapa kita
melakukannya, bagaimana dampaknya terhadap orang lain dan lingkungan. Lakukan saat-
saat luang kita seperti setelah sholat, pada saat istirahat makan siang, sore hari atau waktu-
waktu luang lainnya. Jadi jangan semua waktu kita dihabiskan untuk berinteraksi dengan
dunia luar. Akrablah dengan diri kita sendiri, cobalah berkomunikasi dengan diri kita sendiri
sehingga kita tidak menjadi orang asing di tubuh dan jiwa kita sendiri.
Tanyakan pada orang lain (keluarga, teman, guru dan orang-orang di sekitar kita)
Selain merenung dan berkomunikasi dengan diri sendiri kita dapat bertanya dengan orang-
orang di sekitar kita. Tanyakan mengenai sifat-sifat kita, perilaku kita, pendapat mereka
tentang kita dan sebagainya. Karena sangat mungkin orang lain lebih mengenal diri kita
dibandingkan diri kita sendiri. Namun sebelum melakukannya, berusahalan untuk
berpikiran positif dan bersedia untuk menerima pendapat serta kritikan orang lain sebagai
sesuatu yang membangun dan media evaluasi diri.
Untuk poin ini bagi yang suka menulis diary. Karena dengan menulis pengalaman sehari-
hari kita, kita dapat membacanya dan merenungkannya di kemudian hari. Di dalam diary
selain pengalaman turut tertuang emosi, perasaan dan pikiran kita atas apa yang dialami.
Makanya tidak mengherankan para Psikolog dan Psikiater menggunakan diary ini sebagai
salah satu sarana untuk mengevaluasi atau menilai kepribadian seseorang.
Setiap orang dilahirkan dengan sekumpulan karakter kepribadian yang unik, sering kali
berbeda antara kakak dan adik. Setiap orang tua akan setuju pada kenyataan bahwa, dari
kebanyakan kasus, anak-anak mereka memperlihatkan perbedaan jelas dalam perilaku
mereka. Yang satu mungkin sangat penuntut sementara yang lain cukup puas untuk tumbuh
dewasa secara tenang. Setiap orang mengetahui bahwa tidak ada dua sidik jari yang sama.
Bukankah kepribadian manusia seunik sidik jari juga??
Sebagian orang melihat dunia melalui kacamata merah sementara yang lain melihatnya
dengan kacamata gelap. Sayangnya, kita tidak dapat mengganti kepribadian seperti kita
mengganti kacamata. Kepribadian terdiri dari banyak sisi dan pilihan. Kita hanya dapat
memahami kepribadian kita sendiri dengan membuka mata untuk satu pemahaman baru
yang menyeluruh mengenai diri kita dan orang lain.
Karakter kepribadian Anda menentukan apakah Anda mudah terkena depresi, santai,
formal, hati-hati, atau acuh tak acuh. Karakter kepribadian Anda menentukan apakah Anda
pasif atau asertif. Kepribadian Anda adalah apa yang menyebabkan Anda beraksi dan
bereaksi dengan cara Anda. Dalam banyak hal kepribadian mengawasi Anda dan
merupakan penyebab mengapa Anda berbeda dari orang lain. Kepribadian cenderung kaku,
menolak perubahan, dan sangat protektif terhadap diri sendiri dan Anda. Kepribadian
menerima Anda sebagai satu-satunya pemimpin dan tidak suka untuk mencoba mengalami
serta memahami tipe-tipe kepribadian orang lain. Walaupun kepribadian akan menerima
kritik dari Anda, kepribadian Anda tidak akan siap menerima kritik yang tidak diharapkan
orang lain. Pada kenyataannya, kepribadian sering akan menyerang jika merasa diancam
oleh seorang penyusup.
Untuk memahami sifat dasar kita, perlu diketahui pengelompokan kepribadian atau watak
yang mula - mula ditetapkan oleh Hippocrates. Antara lain :
1. Tipe Realistik
Orang yang menyukai aktivitas di luar ruangan. Mereka sering menganggap tidak
begitu penting bersosialisasi dan lebih suka bekerja sendiri. Jika harus bekerja dalam
tim, ia lebih suka dengan orang yang setipe. Orang ini tidak suka bergosip dan hanya
berkonsentrasi pada tugasnya. Tipe ini tidak pernah melimpahkan pekerjaannya
pada orang lain
.
2. Tipe Investigatif
Orang selalu tertarik pada gagasan dan ide-ide. la merasa membuang waktu dengan
masalah yang melibatkan emosi. Tipe ini sering berkonflik dengan orang yang biasa
bergosip.
3. Tipe Artistik
Orang yang senang dengan ide-ide dan materi untuk diekspresikan dengan cara
yang unik. Tipe ini sangat menghargai kebebasan. Sayangnya, tipe ini rentan jadi
santapan gosip karena caranya yang unik dan sering menimbulkan interpretasi yang
biasa.
4. Tipe Sosial
Orang yang berorientasi untuk dan dengan orang lain. Tipe ini cenderung
mempunyai orientasi untuk menolong, memelihara dan mengembangkan orang lain.
Karena kepekaan dan kepeduliannya, orang ini seorang mengurus hal-hal yang
terlalu pribadi. Bila tidak diimbangi dengan kematangan, ia mudah tergelincir untuk
menjadi penggosip.
5. Tipe Wiraswasta
Orang yang lebih berorientasi pada ‘orang’ daripada gagasan. la mendominasi orang
lain untuk mencapai tujuannya. la pintar mengatur kerja orang lain, mempersuasi
orang dan bernegosiasi. Kemampuan bicaranya sangat diperlukan, biasanya ia
menunjukkan sifat bossy dan pemarah di lingkungan kerjanya.
• Kita dapat lebih memahami orang lain dan mempelajari sejumlah alternatif
dalam pola perilaku kita sendiri. Kita dapat mulai memandang kehidupan dari
sudut pandang yang lebih luas.
Oleh karena itu, marilah kita mulai belajar untuk saling memahami
kepribadian - kepribadian yang berbeda, sehingga kita akan senang bisa mengenali
pola kepribadian seseorang dan dapat membantu kita dalam hubungan dengan
orang lain serta dalam mengantisipasi reaksi orang lain, serta belajar bagaimana
caranya menerima bahkan menikmati ciri khas yang membuat kita masing-masing
begitu berbeda. Dengan demikian diri kita akan mudah untuk memaafkan dan
menerima orang lain apa adanya.
Apa yang membuat diri anda begitu istimewa ?
Setiap orang menginginkan kepribadian yang lebih baik. Kita semua dilahirkan
dengan ciri khas watak kita sendiri. Setelah kita tahu siapa diri kita maka kita bisa mulai
memahami jiwa kita, meningkatkan kepribadian kita dan belajar menyesuaikan diri dengan
orang lain. Begitu anda memahami bagaimana cara mengeluarkan apa yang terbaik dari diri
Anda maka Anda akan mendapatkan bahwa orang lain juga kelihatan lebih baik.
2. Penuh Pertimbangan
Ada sebuah cerita tentang seorang anak laki-laki yang mampir di kedai es krim.
Di sebuah meja ia duduk dan bertanya kepada pelayan: "Berapa harga sebuah ice
cream cone?" Pelayan itu menjawab: "Lima ribu rupiah." Anak laki-laki itu
menghitung uang di kantungnya. Kemudian ia bertanya, berapa harga es krim yang
lebih kecil. Si pelayan dengan tidak sabar menjawab, "Tiga ribu rupiah." Lantas si
anak itu mengatakan, "Saya pesan es krim yang kecilsaja." Setelah mendapatkan
es krim yang dipesan dan membayar, dia pergi. Saat si pelayan mengambil nampan
yang sudah kosong, dia tersentuh. Di bawah bukti pembayaran terdapat uang tip Rp
1000. Rupanya, si anak laki-laki tadi memiliki pertimbangan terhadap si pelayan
sebelum memesan es krim. Ia menunjukkan adanya sensitivitas dan kepedulian.
Dia berpikir tentang orang lain pertama kali ketimbang dirinya.
Sungguh dunia ini akan sangat indah bila semua orang berpikir seperti si anak
kecil tadi. Orang-orang akan menunjukkan adanya pertimbangan, penghormatan,
dan kesopanan terhadap orang lain.
9. Bersemangatlah
Antusiasme dan sukses adalah dua hal yang saling terkait, tetapi antusiasme
harus lebih dulu ada. Antusiasme memunculkan percaya diri, meningkatkan
semangat, membangun loyalitas, dan tidak ternilai harganya. Antusiasme itu
bersifat menyebar. Anda akan merasa antusias dengan cara orang berbicara,
berjalan, atau berjabatan tangan. Antusiasme adalah kebiasaan yang bias diperoleh
dan dipraktikkan oleh setiap orang. Hiduplah saat masih merasa hidup. Jangan
merasa mati sebelum anda mati betulan. Antusiasme dan hasrat adalah factor
utama yang mampu mengubah sesuatu yang bersifat biasa-biasa saja menjadi
ekselen. Majalah Human Capital Juni-Juli 2006
Febe Victoria Chen, 2012, Soft Skill for success, Sikap Tepat Karier
Hebat,BIP Gramedia, Jakarta