Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ayu Puji Lestari

NPM : 18130310137

Kelas : 6A3 Akuntansi

AKUNTANSI PENGGABUNGAN USAHA DAN INVESTASI DALAM SAHAM

1. Prosedur akuntansi untuk penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan


kepemilikkan (by pooling of interest)
Dalam metode penyatuan kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan perusahaan –
perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif tetap tidak berubah pada
entitas akuntansi yang baru. Karena tidak ada salah satupun yang bergabung lainnya, tidak
ada pembelian, tidak ada harga pembelian, sehingga karenanya tidak ada dasar penanggung
jawaban yang baru. Apabila kombinasi usaha dianggap sebagai suatu “pooling of interest”
maka tidak diperlukan dasar – dasar baru tentang accountabilitynya. Di dalam konsep pooling
of interest yang mencakup adanya penggabungan dari surplus dan defisit dari perusahaan
yang bergabung itu, tidak tepat dan bahkan akan menyesatkan apabila defisit dari salah satu
perusahaan yang bergabung dihapuskan dengan capital surplusnya, dan membukukan terus
saldo laba yang tidak dibagi dari badan usaha lainnya yang bergabung. Menurut konsep
pooling of interest, badan usaha yang baru dianggap sebagai kelanjutan dari semua badan
usaha yang bergabung, baik dalam bentuk suatu badan usaha yang tunggal maupun sebagai
induk perusahaan dengan satu atau beberapa anak perusahaan. Penggabungan by pooling of
interest, penyesuaian yang dimaksudkan sama dengan apa yang biasa dilakukan di dalam
pembukuan. Akan tetapi bahwa di dalam penggabungan by pooling of interest terdapat suatu
keharusan untuk menggabungkan saldo laba yang ditahan atau defisit dari masing – masing
perusahaan adalah untuk tetap mempertahankan integritas dan hak – hak dari para pemilik.
Mengeliminasi defisit dari suatu perusahaan yang bergabung dengan modal sahamnya
atau dengan agio saham maupun elemen modal yang lain sebelum digabungkan bertentangan
dengan konsepsi pooling of interest. Apabila penggabungan badan usaha dianggap sebagai
pooling of interest, maka laporan laba – rugi periodik dari perusahaan yang meneruskan
kontinuitasnya untuk masa dalam mana terjadi kombinasi harus pula memasukkan hasil
operasi dari perusahaan yang digabungkan untuk sebagian dari masa sebelum kombinasi
tersebut berlaku. Pada umumnya penggabungan yang dinyatakan sebagai pooling of interest
hampir selalu menetapkan besarnya modal yang berakibat mengurangi saldo laba yang
ditahan secara total dan sebaliknya tidak pernah berakibat bertambahnya saldo laba yang
ditahan secara total dari perusahaan – perusahaan yang terdahulu. Prosedur akuntansi
penggabungan usaha dengan metode ini adalah sebagai berikut :
a. Semua aktiva dan kewajiban perusahaan yang bergabung dinilai pada nilai buku saat
diadakan penggabungan
b. Besarnya investasi pada perusahaan yang digabung sebesar aktiva bersih masing –
masing
c. Bila terjadi selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal dengan saham yang
diterbitkan, ditambah kompensasi pembelian lain dalam bentuk kas ataupun aktiva
lainnya, dengan jumlah aktiva bersih yang diperoleh, maka harus diadakan
penyesuaian terhadap perusahaan yang akan digabung
d. Laporan keuangan gabungan disusun dengan menjumlah laporan keuangan dari
masing – masing perusahaan yang bergabung.
Dengan metode ini, aktiva – aktiva perusahaan baru dinilai sama dengan nilai buku.
Perusahaan yang baru, dimiliki bersama oleh para pemegang saham perusahaan – perusahaan
lama. Aktiva total dan ekuitas total tidak mengalami perubahan. Tidak ada goodwill yang
timbul. Metode ini digunakan apabila perusahaan menerbitkan saham dengan hak suara
(voting stock) sebagai pertukaran minimal sebanyak 90% dari saham dengan hak suara yang
diakuisisi. Pada penggabungan perusahaan yang dinyatakan sebagai pooling of interest,
prosedur demikian harus dilakukan apabila terjadi perubahan dalam modal statutairnya. Hal
ini dilaksanakan dalam rangka tetap mempertahankan dan menjaga integritas masing –
masing komponen dari hak – hak para pemegang saham perusahaan yang terdahulu.
2. Prosedur akuntansi untuk penggabungan usaha berdasarkan metode pembelian
(by purchase)
Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha merupakan
suatu transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan –
perusahaan lain yang bergabung. Berdasarkan metode ini perusahaan yang memperoleh atau
membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang ditanggung sebesar nilai
wajarnya. Biaya untuk memperoleh perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara
yang sama seperti pada transaksi lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang
dapat diidentifikasikan sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan. Selisih
lebih antara biaya perolehan dan bagian (interest) perusahaan mengakuisisi atas nilai wajar
aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi pada tanggal transaksi pertukaran diakui
sebagai goodwill dan disajikan sebagai aktiva.
Apabila suatu kombinasi usaha dianggap suatu “pembelian” maka harta kekayaan
yang diperoleh dalam transaksi penggabungan harus dicatat dalam buku – buku usaha yang
memperolehnya atas dasar harga perolehannya yang diukur dengan uang. Dengan kata lain
apabila suatu kombinasi usaha dianggap sebagai ”pembelian”, harus dipakai dasar pencatatan
terhadap aktiva yang diperoleh sebagaimana halnya pada prosedur pencatatan dalam
pembelian aktiva. Sebagaimana biasanya dalam pemilikan aktiva dengan cara pertukaran
modal saham sendiri, maka nilai pasar aktiva tersebut atau nilai kurs modal saham dipakai
sebagai dasar pencatatan. Bagi perusahaan – perusahaan terdahulu, pencatatan yang perlu
dengan terjadinya penggabungan perusahaan tersebut adalah yang bersangkut paut dengan
penerimaan saham – saham dari perusahaan yang dibentuk atau perusahaan yang tetap
melanjutkan usahanya, serta membagikan saham – saham itu kepada para pemilik (pemegang
saham). Jika dasar pertukaran kekayaan bersih yang diserahkan oleh masing – masing
perusahaan selain daripada nilai bukunya, maka laba (rugi) yang timbul dalam pertukaran
harus diakui dan dicatat untuk menentukan hak – hak para pemegang sahamnya. Prosedur
akuntansi penggabungan usaha dengan metode purchase adalah sebagai berikut :
a. Menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung
sebesar nilai wajarnya
b. Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan). Jika
pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar harga
pasar pada tanggal transaksi penggabungan. Bila harga pasar tidak dapat digunakan
sebagai indikator, maka diestimasi secara proporsional perusahaan pengakuisisi atau
yang diakuisisi (mana yang lebih dapat ditentukan)
c. Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang digabung.
Apabila terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yag diterima
perusahaan pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill
pada kelompok aktiva.
3. Membandingkan metode penyatuan kepemilikan dan pembelian

Dasar untuk Metode pooling of interest Metode purchase


perbandingan
Berarti Pooling of interest adalah Purchase adalah metode
metode dimana aset, dimana aset dan kewajiban
kewajiban dan cadangan perusahaan pengalih
digabungkan dan ditunjukkan pada nilai
ditunjukkan pada nilai pasarnya dalam pembukuan
historisnya, pada tanggal perusahaan penerima
penggabungan. pengalihan, pada tanggal
penggabungan.
Penerapan Penggabungan. Perolehan.
Aset dan kewajiban Tampil pada nilai buku. Tampil dengan nilai pasar
yang adil.
Rekaman Semua aset dan kewajiban Hanya aset dan liabilitas
perusahaan yang mengalami tersebut yang dicatat dalam
merger digabungkan. buku perusahaan penerima
pengalihan, yang diambil
alih olehnya.
Cadangan Identitas cadangan Identitas cadangan
perusahaan pengirim tetap perusahaan pemindah
terjaga. kecuali cadangan wajib tidak
dijaga tetap utuh.
Pertimbangan pembelian Perbedaan jumlah Surplus defisit pertimbangan
pertimbangan purchase dan pembelian atas aset bersih
modal saham disesuaikan yang diakuisisi, harus
dengan cadangan. dkreditkan atau didebit,
sebagai cadangan mosal atau
goodwill.

4. Akuntansi penggabungan usaha dengan mengeluarkan satu jenis saham


Jika kemampuan untuk memperoleh laba dari masing – masing perusahaan yang
bergabung relatif sama dan satu jenis modal saham dikeluarkan untuk maksud penggabungan
perusahaan, maka modal saham tersebut dapat dibagikan sesuai dengan jumlah kekayaan
bersih yang diserahkan. Akan tetapi jika kemampuan untuk memperoleh laba berbeda – beda
dari perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya dan satu jenis modal saham akan
dikeluarkan, maka cara membagikan modal saham kepada masing – masing pihak harus
didasarkan di samping kekayaan bersih riil yang diserahkan perlu diperhitungkan juga adanya
kemampuan lebih untuk mendapatkan keuntungan dari masing – masing pihak. Untuk
menghindarkan ketidak – adilan jika satu jenis saham akan dikeluarkan dalam penggabungan
usaha perusahaan maka kontribusi dari masing – masing pihak harus ditentukan lebih lanjut
dengan memperhatikan adanya kemampuan lebih untuk mendapatkan keuntungan dan
menambah jumlah tersebut kepada kekayaan bersih yang diserahkan. Sedang sebagai dasar
alokasi (pembagian) modal saham selanjutnya adalah kontribusi relatif daripada kekayaan
bersih masing – masing yang telah ditambah dengan goodwill tersebut. Jika keuntungan
relatif yang diserahkan berbeda dengan kekayaan bersih relatifnya dan satu jenis saham
dikeluarkan dalam penggabungan perusahaan, maka perbandingan semula baik dalam hak
atas bagian laba maupun klaim terhadap kekayaan bersihnya kedua – duanya tidak dapat
dipertahankan dalam perusahaan yang baru.
5. Akuntansi penggabungan usaha dengan mengeluarkan lebih dari satu jenis
saham
Jika dikehendaki agar proporsi pemilikkan dan hak – hak dari masing – masing pihak
dapat dipertahankan dalam perusahaan yang baru, maka perlu dikeluarkan lebih satu jenis
saham. Cara mengalokasikan modal saham tersebut, jika mengeluarkan lebih dari satu jenis
saham sebagai berikut :
a. Keuntungan relatif dari masing – masing pihak harus dikapitalisasikan dengan suatu
tingkat atau prosentase tertentu yang tidak boleh melampaui tingkat atau prosentase
keuntungan paling rendah yang dicapai oleh salah satu pihak yang digunakan sebagai
dasar untuk menentukan jumlah saham yang harus dikeluarkan
b. Saham prioritas harus dikeluarkan dan dibagikan kepada masing – masing pihak,
sesuai dengan jumlah kekayaan bersih riil yang diserahkan. Prioritas bagian deviden
yang dibagikan tidak boleh lebih besar dari prosentase yang digunakan untuk
mengkapitalisasikan keuntungan dan berpartisipasi penuh terhadap saham biasa
c. Saham biasa yang dikeluarkan adalah sebesar selisih antara modal saham yang harus
dikeluarkan, dikurangi dengan jumlah modal saham prioritas.
Di dalam prakteknya tingkat kapitalisasi yang dipakai untuk menentukan kontribusi
relatif kekayaan bersih dari perusahaan – perusahaan yang digabungkan dapat berbeda antara
sejumlah laba normal dengan jumlah laba di atas normal. Apabila laba yang didapat oleh
perusahaan yang baru dibentuk (setelah penggabungan badan usaha) paling tidak sama
dengan jumlah laba perusahaan – perusahaan yang bergabung secara individual, maka akan
dicapai pembagian laba seperti halnya sebelum perusahaan – perusahaan itu bergabung. Akan
tetapi apabila laba yang didapat kemudian oleh perusahaan yang baru dibentuk kurang dari
jumlah laba yang didapat oleh masing – masing perusahaan sebelum digabungkan, maka hak
atas laba dalam perusahaan yang baru tidak lagi sama (sesuai) dengan kontribusi relatif
masing – masing pihak. Prosentase yang dipakai sebagai dasar untuk mengkapitalisasikan
laba (keuntungan) tidak boleh lebih besar dari rentabilitas (rate of return) yang paling rendah
di antara perusahaan yang bergabung dan hak prioritas atau preferensi atas pembagian laba
dari saham prioritas.Apabila prosentase yang dipakai untuk mengkapitalisasikan laba
(keuntungan) tersebut melampaui rate of return dari kekayaan bersih riil, akan berakibat
jumlah pembayaran kepada perusahaan terdahulu kurang dari jumlah kekayaan bersih riil
yang diserahkan. Sebaliknya kalau tingkat kapitalisasi yang dipakai lebih kecil dari prioritas
hak atas laba (deviden) dari saham preferen (prioritas), ketidaksesuaian akan terjadi di dalam
pembagian laba (deviden) di antara perusahaan yang terdahulu. Dalam hubungannya dengan
pembagian laba (deviden) dari perusahaan yang baru, kesesuaian itu dicapai apabila semua
golongan saham yang beredar (dikeluarkan) mendapatkan prosentase yang sama. Tingkat
kapitalisasi dan hak prioritas atas pembagian laba dari saham prioritas yang akan dikeluarkan
di dalam penggabungan badan usaha merupakan faktor penting yang harus diperhitungkan,
agar klaim terhadap kekayaan bersih dan hak atas pembagian laba dari perusahaan terdahulu
tetap dapat dijamin kesesuaiannya dengan kontribusi relatifnya baik terhadap kekayaan bersih
maupun keuntungan pada saat terjadinya (transaksi) penggabungan badan usaha. Besarnya
modal saham yang harus dikeluarkan untuk pembayaran kekayaan bersih yang diserahkan
oleh masing – masing perusahaan menurut golongan saham sesuai dengan prosentase yang
dipakai untuk mengkapitalisasikan kemampuan memperoleh laba beserta pengaruhnya
terhadap pembagian laba kelak di kemudian hari.
A. Tingkat kapitalisasi laba adalah 6% sama dengan prioritas yang diberikan kepada
pemegang saham preferen (prioritas)
Penentuan besarnya nominal saham yang harus dikeluarkan dan alokasinya
kepada masing – masing perusahaan yangbergabung. Pembagian laba akan senantiasa
berada pada pertimbangan yang sama, sejak tingkat laba yang didapat oleh
perusahaan gabungan mencapai jumlah laba yang diproyeksikan. Dengan lain
perkataan ratio pembagian laba antara para pemegang saham perusahaan terdahulu
sesuai dengan kontribusi relatifnya dalam perusahaan gabungan.
B. Tingkat kapitalisasi laba sebesar 8%, di atas prosentase hak prioritas yang diberikan
kepada pemegang saham preferen (prioritas)
Komposisi pembagian laba tetap dapat dipertahankan seperti keadaan sebelum
terjadinya penggabungan. Akan tetapi apabila tingkat kapitalisasi laba lebih besar dari
hak prioritas atas pembagian laba besar dari rate of return terendah di antara
perusahaan – perusahaan yang bergabung, maka komposisi pembagian laba dapat
dipertahankan sejak tingkat laba yang didapat oleh perusahaan yang baru dibentuk
sama dengan hak prioritas saham preferen.
C. Tingkat kapitalisasi laba sebesar 5%, lebih rendah dari hak prioritas pembagian laba
yang diberikan kepada pemegang saham preferen (prioritas)
Komposisi pembagian laba itu akan mencapai komposisi seperti keadaan
sebelum penggabungan, apabila tingkat laba perusahaan yang baru dibentuk minimal
6% dari jumlah aktivanya, yaitu sama dengan hak prioritas yang diberikan kepada
pemegang saham preferen.
D. Kapitalisasi laba sebesar 10%, lebih besar dari tingkat laba yang paling rendah di
antara perusahaan – perusahaan yang bergabung
Pembagian laba oleh perusahaan yang baru, tidak akan pernah mencapai
komposisi semula pada saat sebelum terjadi penggabungan. Komposisi pembagian
laba akan terjadi pada setiap tingkat laba yang didapat oleh perusahaan yang baru.
Meskipun dalam penggabungan ini, misalnya ada goodwill yang dibentuk paling
rendah diantara perusahaan yang bergabung, maka komposisi keseimbangan
pembagian laba itu tidak pernah dapat dicapai.

Anda mungkin juga menyukai