AKUNTANSI PENGGABUNGAN USAHA DAN INVESTASI DALAM SAHAM
1. Prosedur akuntansi untuk penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan
kepemilikkan (by pooling of interest) Dalam metode penyatuan kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan perusahaan – perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif tetap tidak berubah pada entitas akuntansi yang baru. Karena tidak ada salah satupun yang bergabung lainnya, tidak ada pembelian, tidak ada harga pembelian, sehingga karenanya tidak ada dasar penanggung jawaban yang baru. Apabila kombinasi usaha dianggap sebagai suatu “pooling of interest” maka tidak diperlukan dasar – dasar baru tentang accountabilitynya. Di dalam konsep pooling of interest yang mencakup adanya penggabungan dari surplus dan defisit dari perusahaan yang bergabung itu, tidak tepat dan bahkan akan menyesatkan apabila defisit dari salah satu perusahaan yang bergabung dihapuskan dengan capital surplusnya, dan membukukan terus saldo laba yang tidak dibagi dari badan usaha lainnya yang bergabung. Menurut konsep pooling of interest, badan usaha yang baru dianggap sebagai kelanjutan dari semua badan usaha yang bergabung, baik dalam bentuk suatu badan usaha yang tunggal maupun sebagai induk perusahaan dengan satu atau beberapa anak perusahaan. Penggabungan by pooling of interest, penyesuaian yang dimaksudkan sama dengan apa yang biasa dilakukan di dalam pembukuan. Akan tetapi bahwa di dalam penggabungan by pooling of interest terdapat suatu keharusan untuk menggabungkan saldo laba yang ditahan atau defisit dari masing – masing perusahaan adalah untuk tetap mempertahankan integritas dan hak – hak dari para pemilik. Mengeliminasi defisit dari suatu perusahaan yang bergabung dengan modal sahamnya atau dengan agio saham maupun elemen modal yang lain sebelum digabungkan bertentangan dengan konsepsi pooling of interest. Apabila penggabungan badan usaha dianggap sebagai pooling of interest, maka laporan laba – rugi periodik dari perusahaan yang meneruskan kontinuitasnya untuk masa dalam mana terjadi kombinasi harus pula memasukkan hasil operasi dari perusahaan yang digabungkan untuk sebagian dari masa sebelum kombinasi tersebut berlaku. Pada umumnya penggabungan yang dinyatakan sebagai pooling of interest hampir selalu menetapkan besarnya modal yang berakibat mengurangi saldo laba yang ditahan secara total dan sebaliknya tidak pernah berakibat bertambahnya saldo laba yang ditahan secara total dari perusahaan – perusahaan yang terdahulu. Prosedur akuntansi penggabungan usaha dengan metode ini adalah sebagai berikut : a. Semua aktiva dan kewajiban perusahaan yang bergabung dinilai pada nilai buku saat diadakan penggabungan b. Besarnya investasi pada perusahaan yang digabung sebesar aktiva bersih masing – masing c. Bila terjadi selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal dengan saham yang diterbitkan, ditambah kompensasi pembelian lain dalam bentuk kas ataupun aktiva lainnya, dengan jumlah aktiva bersih yang diperoleh, maka harus diadakan penyesuaian terhadap perusahaan yang akan digabung d. Laporan keuangan gabungan disusun dengan menjumlah laporan keuangan dari masing – masing perusahaan yang bergabung. Dengan metode ini, aktiva – aktiva perusahaan baru dinilai sama dengan nilai buku. Perusahaan yang baru, dimiliki bersama oleh para pemegang saham perusahaan – perusahaan lama. Aktiva total dan ekuitas total tidak mengalami perubahan. Tidak ada goodwill yang timbul. Metode ini digunakan apabila perusahaan menerbitkan saham dengan hak suara (voting stock) sebagai pertukaran minimal sebanyak 90% dari saham dengan hak suara yang diakuisisi. Pada penggabungan perusahaan yang dinyatakan sebagai pooling of interest, prosedur demikian harus dilakukan apabila terjadi perubahan dalam modal statutairnya. Hal ini dilaksanakan dalam rangka tetap mempertahankan dan menjaga integritas masing – masing komponen dari hak – hak para pemegang saham perusahaan yang terdahulu. 2. Prosedur akuntansi untuk penggabungan usaha berdasarkan metode pembelian (by purchase) Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha merupakan suatu transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan – perusahaan lain yang bergabung. Berdasarkan metode ini perusahaan yang memperoleh atau membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang ditanggung sebesar nilai wajarnya. Biaya untuk memperoleh perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara yang sama seperti pada transaksi lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasikan sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian (interest) perusahaan mengakuisisi atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi pada tanggal transaksi pertukaran diakui sebagai goodwill dan disajikan sebagai aktiva. Apabila suatu kombinasi usaha dianggap suatu “pembelian” maka harta kekayaan yang diperoleh dalam transaksi penggabungan harus dicatat dalam buku – buku usaha yang memperolehnya atas dasar harga perolehannya yang diukur dengan uang. Dengan kata lain apabila suatu kombinasi usaha dianggap sebagai ”pembelian”, harus dipakai dasar pencatatan terhadap aktiva yang diperoleh sebagaimana halnya pada prosedur pencatatan dalam pembelian aktiva. Sebagaimana biasanya dalam pemilikan aktiva dengan cara pertukaran modal saham sendiri, maka nilai pasar aktiva tersebut atau nilai kurs modal saham dipakai sebagai dasar pencatatan. Bagi perusahaan – perusahaan terdahulu, pencatatan yang perlu dengan terjadinya penggabungan perusahaan tersebut adalah yang bersangkut paut dengan penerimaan saham – saham dari perusahaan yang dibentuk atau perusahaan yang tetap melanjutkan usahanya, serta membagikan saham – saham itu kepada para pemilik (pemegang saham). Jika dasar pertukaran kekayaan bersih yang diserahkan oleh masing – masing perusahaan selain daripada nilai bukunya, maka laba (rugi) yang timbul dalam pertukaran harus diakui dan dicatat untuk menentukan hak – hak para pemegang sahamnya. Prosedur akuntansi penggabungan usaha dengan metode purchase adalah sebagai berikut : a. Menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung sebesar nilai wajarnya b. Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan). Jika pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar harga pasar pada tanggal transaksi penggabungan. Bila harga pasar tidak dapat digunakan sebagai indikator, maka diestimasi secara proporsional perusahaan pengakuisisi atau yang diakuisisi (mana yang lebih dapat ditentukan) c. Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang digabung. Apabila terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yag diterima perusahaan pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill pada kelompok aktiva. 3. Membandingkan metode penyatuan kepemilikan dan pembelian
Dasar untuk Metode pooling of interest Metode purchase
perbandingan Berarti Pooling of interest adalah Purchase adalah metode metode dimana aset, dimana aset dan kewajiban kewajiban dan cadangan perusahaan pengalih digabungkan dan ditunjukkan pada nilai ditunjukkan pada nilai pasarnya dalam pembukuan historisnya, pada tanggal perusahaan penerima penggabungan. pengalihan, pada tanggal penggabungan. Penerapan Penggabungan. Perolehan. Aset dan kewajiban Tampil pada nilai buku. Tampil dengan nilai pasar yang adil. Rekaman Semua aset dan kewajiban Hanya aset dan liabilitas perusahaan yang mengalami tersebut yang dicatat dalam merger digabungkan. buku perusahaan penerima pengalihan, yang diambil alih olehnya. Cadangan Identitas cadangan Identitas cadangan perusahaan pengirim tetap perusahaan pemindah terjaga. kecuali cadangan wajib tidak dijaga tetap utuh. Pertimbangan pembelian Perbedaan jumlah Surplus defisit pertimbangan pertimbangan purchase dan pembelian atas aset bersih modal saham disesuaikan yang diakuisisi, harus dengan cadangan. dkreditkan atau didebit, sebagai cadangan mosal atau goodwill.
4. Akuntansi penggabungan usaha dengan mengeluarkan satu jenis saham
Jika kemampuan untuk memperoleh laba dari masing – masing perusahaan yang bergabung relatif sama dan satu jenis modal saham dikeluarkan untuk maksud penggabungan perusahaan, maka modal saham tersebut dapat dibagikan sesuai dengan jumlah kekayaan bersih yang diserahkan. Akan tetapi jika kemampuan untuk memperoleh laba berbeda – beda dari perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya dan satu jenis modal saham akan dikeluarkan, maka cara membagikan modal saham kepada masing – masing pihak harus didasarkan di samping kekayaan bersih riil yang diserahkan perlu diperhitungkan juga adanya kemampuan lebih untuk mendapatkan keuntungan dari masing – masing pihak. Untuk menghindarkan ketidak – adilan jika satu jenis saham akan dikeluarkan dalam penggabungan usaha perusahaan maka kontribusi dari masing – masing pihak harus ditentukan lebih lanjut dengan memperhatikan adanya kemampuan lebih untuk mendapatkan keuntungan dan menambah jumlah tersebut kepada kekayaan bersih yang diserahkan. Sedang sebagai dasar alokasi (pembagian) modal saham selanjutnya adalah kontribusi relatif daripada kekayaan bersih masing – masing yang telah ditambah dengan goodwill tersebut. Jika keuntungan relatif yang diserahkan berbeda dengan kekayaan bersih relatifnya dan satu jenis saham dikeluarkan dalam penggabungan perusahaan, maka perbandingan semula baik dalam hak atas bagian laba maupun klaim terhadap kekayaan bersihnya kedua – duanya tidak dapat dipertahankan dalam perusahaan yang baru. 5. Akuntansi penggabungan usaha dengan mengeluarkan lebih dari satu jenis saham Jika dikehendaki agar proporsi pemilikkan dan hak – hak dari masing – masing pihak dapat dipertahankan dalam perusahaan yang baru, maka perlu dikeluarkan lebih satu jenis saham. Cara mengalokasikan modal saham tersebut, jika mengeluarkan lebih dari satu jenis saham sebagai berikut : a. Keuntungan relatif dari masing – masing pihak harus dikapitalisasikan dengan suatu tingkat atau prosentase tertentu yang tidak boleh melampaui tingkat atau prosentase keuntungan paling rendah yang dicapai oleh salah satu pihak yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan jumlah saham yang harus dikeluarkan b. Saham prioritas harus dikeluarkan dan dibagikan kepada masing – masing pihak, sesuai dengan jumlah kekayaan bersih riil yang diserahkan. Prioritas bagian deviden yang dibagikan tidak boleh lebih besar dari prosentase yang digunakan untuk mengkapitalisasikan keuntungan dan berpartisipasi penuh terhadap saham biasa c. Saham biasa yang dikeluarkan adalah sebesar selisih antara modal saham yang harus dikeluarkan, dikurangi dengan jumlah modal saham prioritas. Di dalam prakteknya tingkat kapitalisasi yang dipakai untuk menentukan kontribusi relatif kekayaan bersih dari perusahaan – perusahaan yang digabungkan dapat berbeda antara sejumlah laba normal dengan jumlah laba di atas normal. Apabila laba yang didapat oleh perusahaan yang baru dibentuk (setelah penggabungan badan usaha) paling tidak sama dengan jumlah laba perusahaan – perusahaan yang bergabung secara individual, maka akan dicapai pembagian laba seperti halnya sebelum perusahaan – perusahaan itu bergabung. Akan tetapi apabila laba yang didapat kemudian oleh perusahaan yang baru dibentuk kurang dari jumlah laba yang didapat oleh masing – masing perusahaan sebelum digabungkan, maka hak atas laba dalam perusahaan yang baru tidak lagi sama (sesuai) dengan kontribusi relatif masing – masing pihak. Prosentase yang dipakai sebagai dasar untuk mengkapitalisasikan laba (keuntungan) tidak boleh lebih besar dari rentabilitas (rate of return) yang paling rendah di antara perusahaan yang bergabung dan hak prioritas atau preferensi atas pembagian laba dari saham prioritas.Apabila prosentase yang dipakai untuk mengkapitalisasikan laba (keuntungan) tersebut melampaui rate of return dari kekayaan bersih riil, akan berakibat jumlah pembayaran kepada perusahaan terdahulu kurang dari jumlah kekayaan bersih riil yang diserahkan. Sebaliknya kalau tingkat kapitalisasi yang dipakai lebih kecil dari prioritas hak atas laba (deviden) dari saham preferen (prioritas), ketidaksesuaian akan terjadi di dalam pembagian laba (deviden) di antara perusahaan yang terdahulu. Dalam hubungannya dengan pembagian laba (deviden) dari perusahaan yang baru, kesesuaian itu dicapai apabila semua golongan saham yang beredar (dikeluarkan) mendapatkan prosentase yang sama. Tingkat kapitalisasi dan hak prioritas atas pembagian laba dari saham prioritas yang akan dikeluarkan di dalam penggabungan badan usaha merupakan faktor penting yang harus diperhitungkan, agar klaim terhadap kekayaan bersih dan hak atas pembagian laba dari perusahaan terdahulu tetap dapat dijamin kesesuaiannya dengan kontribusi relatifnya baik terhadap kekayaan bersih maupun keuntungan pada saat terjadinya (transaksi) penggabungan badan usaha. Besarnya modal saham yang harus dikeluarkan untuk pembayaran kekayaan bersih yang diserahkan oleh masing – masing perusahaan menurut golongan saham sesuai dengan prosentase yang dipakai untuk mengkapitalisasikan kemampuan memperoleh laba beserta pengaruhnya terhadap pembagian laba kelak di kemudian hari. A. Tingkat kapitalisasi laba adalah 6% sama dengan prioritas yang diberikan kepada pemegang saham preferen (prioritas) Penentuan besarnya nominal saham yang harus dikeluarkan dan alokasinya kepada masing – masing perusahaan yangbergabung. Pembagian laba akan senantiasa berada pada pertimbangan yang sama, sejak tingkat laba yang didapat oleh perusahaan gabungan mencapai jumlah laba yang diproyeksikan. Dengan lain perkataan ratio pembagian laba antara para pemegang saham perusahaan terdahulu sesuai dengan kontribusi relatifnya dalam perusahaan gabungan. B. Tingkat kapitalisasi laba sebesar 8%, di atas prosentase hak prioritas yang diberikan kepada pemegang saham preferen (prioritas) Komposisi pembagian laba tetap dapat dipertahankan seperti keadaan sebelum terjadinya penggabungan. Akan tetapi apabila tingkat kapitalisasi laba lebih besar dari hak prioritas atas pembagian laba besar dari rate of return terendah di antara perusahaan – perusahaan yang bergabung, maka komposisi pembagian laba dapat dipertahankan sejak tingkat laba yang didapat oleh perusahaan yang baru dibentuk sama dengan hak prioritas saham preferen. C. Tingkat kapitalisasi laba sebesar 5%, lebih rendah dari hak prioritas pembagian laba yang diberikan kepada pemegang saham preferen (prioritas) Komposisi pembagian laba itu akan mencapai komposisi seperti keadaan sebelum penggabungan, apabila tingkat laba perusahaan yang baru dibentuk minimal 6% dari jumlah aktivanya, yaitu sama dengan hak prioritas yang diberikan kepada pemegang saham preferen. D. Kapitalisasi laba sebesar 10%, lebih besar dari tingkat laba yang paling rendah di antara perusahaan – perusahaan yang bergabung Pembagian laba oleh perusahaan yang baru, tidak akan pernah mencapai komposisi semula pada saat sebelum terjadi penggabungan. Komposisi pembagian laba akan terjadi pada setiap tingkat laba yang didapat oleh perusahaan yang baru. Meskipun dalam penggabungan ini, misalnya ada goodwill yang dibentuk paling rendah diantara perusahaan yang bergabung, maka komposisi keseimbangan pembagian laba itu tidak pernah dapat dicapai.