Dosen Pengampu :
Saprudin, SE, M.Si, Ak, CA.
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan nikmat dan rahmat kepada kita semua, sehingga kami mampu
menyelesaikan tugas kelompok untuk mata kuliah Manajemen Perpajakan, dengan judul
“Dasar-Dasar Manajemen Perpajakan”.
Kami juga menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penggarapan makalah ini, terutama kepada dosen pengampu kami.
Sehingga kami mampu melaksanakan tugas mata kuliah ini.
Kami memohon maaf apabila dalam makalah yang kami buat ini masih jauh dari
sempurna, dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Untuk itu kami kelompok satu akan terbuka terhadap kritik maupun saran agar
kedepannya kami bisa membuat makalah yang lebih baik lagi. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Wassalamualaikum.Wr.Wb.
Kelompok 1
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................3
I.1 Latar Belakang.............................................................................................................................3
I.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................5
I.3 Tujuan Makalah...........................................................................................................................5
I.4 Manfaat Makalah.........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................6
II.1 Pengertian Manajemen Perpajakan..............................................................................................6
II.2 Fungsi Manajemen Perpajakan....................................................................................................6
II.3 Motivasi Perencanaan Pajak........................................................................................................8
II.4 Manfaat Perencanaan Pajak.........................................................................................................9
II.5 Tujuan Perencanaan Pajak.........................................................................................................10
II.6 Persyaratan Tax Planning Yang Baik.........................................................................................10
II.7 Kapan Dilaksanakannya Tax Planning......................................................................................11
II.8 Resistensi Pajak.........................................................................................................................11
II.9 Cara-Cara Pengelakan Pajak......................................................................................................13
II.10 Rambu-Rambu dalam Penyusunan Tax Planning......................................................................14
II.11 Tahapan Pokok Tax Planning....................................................................................................15
II.12 Langkah-Langkah Praktis yang Dapat Dilakukan dalam Perencanaan Pajak............................17
II.13 Perangkat Tax Planning.............................................................................................................18
II.14 Strategi Tax Planning................................................................................................................20
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................23
III.1 Kesimpulan................................................................................................................................23
III.2 Saran..........................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................25
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi suatu negara yang
berperan sebagai sarana pembiayaan pengeluaran negara baik pengeluaran rutin maupun
pengeluaran pembangunan. Sedangkan, bagi perusahaan pajak merupakan beban yang
akan mengurangi laba bersih, dalam hal ini perusahaan akan berupaya semaksimal
mungkin untuk dapat membayar pajak dengan nominal seminimal mungkin atau bahkan
menghindari pajak. Penghindaran atas pajak dapat dilakukan melalui cara yang baik dan
legal yang tidak akan membahayakan keberlangsungan usaha perusahaan melalui
manajemen pajak.
3
diharapkan dengan metode yang benar dan tidak melanggar peraturan yang berlaku atau
legal. Dalam hal ini, diperlukan adanya wawasan yang perlu dikuasai yaitu :
Untuk itu diperlukan adanya kebijakan perpajakan untuk mengatur hak pengenaan
pajak yang berlaku di suatu negara, dimana setiap negara dipastikan mengatur adanya
pajak di wilayah kedaulatan negara tersebut. Pengetahuan masyarakat atau wajib pajak
tentang pdirasa kurang memadai, karena hanya sedikit jumlah wajib pajak yang terlibat
dalam transaksi. Sebagian masyarakat atau wajib pajak yang tidak memahami pajak
internasional mungkin wajar, karena penduduk Indonesia umumnya bukan subjek pajak
yang terkait dengan aspek pajak. Oleh karena itu, diperlukan adanya wawasan terkait
perpajakan dan peraturan yang mengikatnya pada suatu negara. Terkait hal ini, Dasar –
Dasar Manajemen Perpajakan akan dibahas dengan rinci didalam materi makalah ini.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan masalah pada
makalah yaitu :
Adapun tujuan dari penyusunan dmakalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Manajemen Perpajakan dan untuk mengetahui:
5
BAB II
PEMBAHASAN
a. Tax Planning
Tax Planning adalah usaha yang mencakup perencanaan perpajakan agar pajak
yang dibayar oleh perusahaan benar-benar efisien. Tujuan utama tax planning adalah
mencari berbagai celah yang dapat ditempuh dalam koridor peraturan perpajakan
(loopholes), agar perusahaan dapat membayar pajak dalam jumlah minimal.
Dalam tax planning ada 3 macam cara yag dapat dilakukan wajib untuk menekan jumlah
beban perpajakan, yaitu:
1) Tax Avoidance (penghindaran pajak)
2) Tax Evasion (Penyelundupan Pajak)
3) Tax Saving (Penghematan Pajak)
6
Kalau Tax Avoidance adalah strategi dan teknik penghindaran pajak dilakukan
secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan dengan ketentuan
perpajakan. Metode dan teknik yang digunakan adalah dengan memanfaatkan kelemahan
(grey area) yang terdapat dalam undang-undang dan peraturan perpajakan itu sendiri.
Tax Evasion adalah kebalikan dari Tax Avoidance , strategi dan teknik
penghindaran pajak dilakukan secara ilegal dan tidak aman bagi wajib pajak, dan cara
penyelundupan pajak ini bertentangan dengan ketentuan perpajakan, karena metode dan
teknik yang digunakan tidak berada dalam koridor undang-undang dan peraturan
perpajakan. Cara yang ditempuh beresiko tinggi dan beresiko dikenakannya sanksi
pelanggaran hukum atau tindak pidana fiskal atau kriminal. Oleh karena itu, tax planner
yang baik tidak direkomendasikan tax evasion.
Lain halnya dengan Tax Saving yang tidak lain merupakan suatu tindakan
penghematan pajak yang dilakukan oleh wajib pajak dilakukan secara legal dan aman
bagi wajib pajak karena tanpa bertentangan dengan ketentuan perpajakan.
c. Tax Audit
7
penjualan standar yang terhubung dengan PPN pemotongan withholding tax (PPh Ps.
23/26) yang terkait dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, dan jasa profesi
serta objek withholding lainnya, juga termasuk pelatihan bagi staf yang berkaitan dengan
masalah perpajakan dan sebagainya.
8
Sebaliknya semakin ringan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan wajib pajak, maka
kecenderungan untuk melanggar akan lebih besar.
f. Moral masyarakat
Moral masyarakat akan memberi warna tersendiri dalam menentukan kepatuhan
atau kesadaran mereka dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari perencanaan pajak yang dilakukan
secara cermat:
a. Penghematan kas keluar, karena beban pajak yang merupakan unsur biaya dapat
dikurangi.
b. Mengatur aliran kas masuk dan keluar (cash flow), karena dengan perencanaan pajak
yang matang dapat diperkirakan kebutuhan kas untuk pajak, dan menentukan saat
pembayaran sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara lebih akurat.
9
Tindakan yang harus diambil dalam rangka perencaaan pajak tersebut berupa
usaha-usaha mengefisiensikan beban pajak yang masih dalam ruang lingkup
perpajakan dan tidak melanggar peraturan perpajakan.
b. Memaksimalkan laba setelah pajak.
c. Meminimalkan terjadinya kejutan pajak (tax surprise) jika terjadi pemeriksaan
pajak oleh fiskus.
d. Memenuhi kewajiban perpajakan secara benar, efisienf, dan efektif, sesuai dengan
ketentuan perpajakan, yang antara lain meliputi:
1) Mematuhi segala ketentuan administratif, sehingga terhindar dari pengenaan
sanksi, baik sanksi administratif maupun pidana, seperti bunga, kenaikan,
denda, dan hukum kurung, atau penjara.
2) Melaksanakan secara efektif segala ketentuan undang-undang perpajakan yang
terkait dengan pelaksanaan pemasaran, pembelian, dan fungsi keuangan,
seperti pemotongan dan pemungutan pajak (PPh Pasal 21, pasal 22, dan pasal
23).
10
purchase order (PO) dari pelanggan, bukti penyerahan barang atau jasa (delivery
order), invoice, faktur pajak sebagai bukti penagihan serta pembukuannya.
Pajak itu melihat pada subjek yang sudah terbebani sebagai wajib pajak (WP)
orang pribadi atau badan sejak awal, misalnya perusahaan baru berdiri, kemudian mulai
berjalan, dan tidak lama bubar. Jadi walaupun sudah bubar, pajaknya belum selesai.
Maka planning-nya dilakukan sepanjang usia perusahaan. Jadi sejak saat berdiri, aktivitas
manajemen sudah mulai, banyak sekali tax management yang harus dilaksanakan. Pada
saat perusahaan besar atau pada saat WP orang pribadi meninggal, masalah pajaknya
masih ada. Jadi pajak tidak habis karena WP meninggal, karena warisan warisan ini oleh
fiskus masih diotak-atik.
Ada dua bentuk perlawanan pajak yang dilakukan oleh warga negara menurut R.
Santoso Brotodiharjo (1993:13-14), yakni:
b. Perlawanan Aktif: Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang
secara langsung ditujukan kepada fiskus dan bertujuan untuk menghindari pajak.
Dalam kaitannya dengan perlawanan aktif, ada beberapa modus yang biasanya
digunakan wajib pajak untuk menghindari pajak, yakni:
11
Tax avoidance (penghindaran pajak), adalah upaya penghindaran pajak yang
dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan dengan
ketentuan perpajakan, di mana metode dan teknik yang digunakan cenderung
memanfaatkan kelemahan kelemahan (grey area) yang terdapat dalam undang-
undang dan peraturan perpajakan itu sendiri, untuk memperkecil jumlah pajak yang
terutang
Tax evasion (penggelapan atau penyelundupan pajak) adalah upaya wajib pajak
menghindari pajak terutang secara ilegal dengan cara menyembunyikan keadaan
yang sebenamya. Cara ini tidak aman bagi wajib pajak, karena metode dan teknik
yang digunakan tidak berada dalam koridor undang-undang dan peraturan
perpajakan Cara yang ditempuh berisiko tinggi dan berpotensi dikenai sanksi
pelang garan hukum/tindak pidana fiskal, atau kriminil. Oleh sebab itu, tax planner
yang baik, cara ini tidak direkomendasi untuk diaplikasikan Tax evasion adalah
kebalikan dari tax avoidance:
Tax saving (penghematan pajak), adalah upaya wajib pajak mengelak utang
pajaknya dengan jalan menahan diri untuk tidak membeli produk-produk yang ada
pajak pertambahan nilainya, atau dengan sengaja mengurangi jam kerja atau
pekerjaan yang dapat dilakukannya sehingga penghasilannya menjadi kecil dan
dengan demikian terhindar dari pengenaan pajak penghasilan yang besar.
2. Kapitalisasi (capitalization),
3. Transformasi (transformation)
12
6. Pengecualian pajak (tax exemption).
Pergeseran pajak (tax shifting) ialah pemindahan atau pentransferan beban pajak
dari subjek pajak kepada pihak lain, dengan demikian orang atau beban yang dikenakan
pajak mungkin sekali tidak menanggungnya. Ada dua jenis pergeseran pajak yang sering
dilakukan dalam pengelakan pajak:
Pergeseran ini terjadi bilamana beban pajak ditransfer dari konsumen atau pembeli
melalui faktor distribusi kepada pabrikan. Penggeseran ini mengakibatkan
pemotongan harga jual sebesar pajak yang dikenakan kepadanya.
Kapitalisasi pajak adalah pengurangan harga objek pajak yang besarnya sama
dengan jumlah pajak yang akan dibayarkan kemudian oleh pembeli. Kapitalisasi ini
sering terjadi jika pembeli harga tetap seperti tanah atau gedung dibebani pajak balik
nama. Agar beban pajak tidak menjadi tanggungan pembeli, maka beban pajak dialihkan
kepada penjual. Dengan demikian, harga beli harta menjadi berkurang. Kapitalisasi pajak
ini dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk penggalihan pajak ke belakang.
13
Tax avoidance menunjuk pada rekayasa tax affairs yang masih dalam bingkai
ketentuan perpajakan, sedangkan tax evasion berada di luar bingkai peraturan perpajakan,
seperti yang telah diuraikan di atas.
Dalam strategi perpajakan, kita mengenal tax avoidance dan tax evasion. Dalam
praktik di lapangan, kedua metode penghindaran pajak tersebut tipis perbedaannya,
sehingga bisa terjadi bahwa apa yang pada awalnya didesain untuk melakukan tax
avoidance akhirnya terjebak melakukan tax evasion. Untuk menentukan legalitas tax
management/tax planning yang didesain, baik legal (tax avoidance) atau ilegal (tax
evasion), rambu rambu yang dapat dipakai adalah ketentuan pidana Pasal 38, 39, 41,
41A, 41B, dan 43 Undang-Undang KUP No. 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah
dengan UU KUP No. 7 Tahun 2007.
Agar tax plan sesuai harapan, Barry Spitz (1983: 86) mengemukakan tahap-
tahapan yang harus ditempuh, yakni:
1. Analysis of the existing data base (Melakukan analisis data base yang ada).
2. Design of one or more possible tax plans (Membuat satu model atau lebih rencana
besarnya pajak).
4. Debugging the tax plan (Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana
pajak).
14
mungkin beban pajak yang harus ditanggung perusahaan. Analisis ini dilakukan dengan
mempertimbangkan masing-masing elemen pajak, baik secara sendiri-sendiri maupun
secara total pajak yang nantinya akan dirumuskan sebagai perencanaan pajak yang paling
efisien.
Tahapan kedua - Setelah melakukan tahapan awal, harus dibuat bebe rapa model
perencanaan pajak yang akan dilakukan. Pembuatan model model perencanaan pajak
tersebut dimaksudkan sebagai alternatif untuk menentukan tax plan mana yang applicable
dan paling efisien dan efektif untuk diimplementasikan.
a. Melakukan review atas pengkreditan Pajak Masukan, apakah Faktur Pajak yang
diterima memenuhi syarat sebagai Faktur Pajak Standar.
b. Melakukan review apakah Faktur Pajak telah dibuat dan dilaporkan tepat waktu.
c. Melakukan review apakah retur yang telah dicatat dan dilaporkan telah benar, baik
secara formal maupun materi.
15
represif. Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak (tax plan) adalah
bentuk pengawasan represif. Perencanaan pajak yang telah diimplementasikan harus
dimonitor dan di-tieu terus dan dicari kelemahan dan kekurangannya. Terkadang ada hal
yang menyebabkan suatu rencana pajak memiliki kekurangan, baik yang disebabkan
adanya perubahan peraturan perpajakan atau faktor lainnya, sehingga rencana pajak
tersebut harus dikaji ulang dan bila ditemukan kesalahan harus segera dimodifikasi untuk
keberhasilan tax plan tersebut agar rencana dan tindakan dapat dilakukan tepat waktu.
Penambahan biaya yang terjadi akibat adanya perubahan rencana pajak harus dilihat dari
perspektif ekonomi, yakni bahwa benefit yang diperoleh harus lebih besar dari cost yang
dikeluarkan, atau kita bersikap konservatif selama masih diperoleh penghematan pajak
yang lebih besar dengan mengantisipasi kerugian yang akan timbul pada tingkat kerugian
yang minimum.
Sebagai bagian dari pemutakhiran tax plan tersebut, pengembangan rencana atau
perangkat tindakan dapat dilakukan, misalnya dengan mengadakan atau
mengintegrasikan sistem informasi (information system) yang memadai, dalam kaitannya
dengan penyampaiannya tax plan kepada petugas yang memonitor implementasi tax plan
tersebut dan juga efek tifan pengendalian pajak penghasilan dan pajak pajak lainnya yang
terkait dengan masalah-masalah perpajakan yang dicantumkan dalam setiap kontrak
bisnis, sehingga tidak terjadi pelanggaran ketentuan per pajakan
Agar tax plan berhasil sesuai dengan yang diharapkan, langkah praktis yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
16
1. Mengusahakan agar terdapat penghasilan yang stabil untuk menghindari
pengenaan pajak dari kelas penghasilan yang tarifnya tinggi (top rate brackets).
9. Mendirikan perusahaan dalam satu jalur usaha yang sedemikian rupa schingga
dapat diatur secara keseluruhan penggunaan tarif pajak. potensi penghasilan,
kerugian kerugian, dan aset yang dapat dihapus (Hermanto, 1994).
Pajak itu dianggap suatu beban dan secara umum orang menerimanya sebagai
suatu kebenaran. Dalam pengorganisasian dibuat perangkat-pe rangkat sedemikian rupa
sehingga perencanaan pajak dapat dilakukan dengan baik. Perangkat itu adalah:
17
1. Pemahaman Ketentuan Perpajakan
Agar berhasil dengan baik, tax planning ini harus dikaitkan dengan
kondisi tax administration setempat. Bukan hanya terhadap undang-undang, tetapi
juga Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Menteri Keuangan, Putusan
Pengadilan Pajak, Keputusan Dirjen, Surat Edaran, bahkan kadang-kadang ada
private ruling/surat-menyurat kepada individu. Semakin banyak yang dikuasai
seorang tax planner, semakin efektif pula ha silnya. Untuk yang sifatnya pajak
daerah/lokal, tax planner tentu juga harus paham berbagai ketentuan pajak daerah.
18
aktivitas mereka masing - masing, agar pelaksanaannya tidak
menyimpang.
Komunikasi dengan Top Management dan Asosiasi
19
melakukan perubahan pemberian natura kepada karyawan menjadi tunjangan
dalam bentuk uang.
Tax avoidance
Tax avoidance merupakan upaya efisiensi beban pajak dengan
menghindari pengenaan pajak melalui transaksi yang bukan merupakan objek
pajak. Misalnya, perusahaan masih mengalami kerugian,perlu mengubah
tunjangan karyawan dalam bentuk uang menjadi pemberian natura karena natura
bukan merupakan objek pajak PPh Pasal 21.
Menghindari pelanggaran atas peraturan perpajakan
Dengan menguasai peraturan pajak yang berlaku, perusahaan dapat
menghindari timbulnya sanksi perpajakan berupa: sanksi administrasi, denda,
bunga, atau kurungan.
Menunda pembayaran kewajiban pajak
Menunda pembayaran kewajiban pajak tanpa melanggar peraturan yang
berlaku dapat dilakukan melalui penundaan pembayaran PPN. Penundaan ini
dilakukan dengan menunda penerbitan faktur pajak keluaran hingga batas
waktuyang diperkenankan, khususnya untuk penjualankredit. Dalam hal ini,
penjual dapat menerbitkan faktur pajak pada akhirbulan berikutnya setelah bulan
penyerahan barang.
Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan
Wajib Pajak sering kurang memperoleh informasi mengenai pembayaran
pajak yang dapat dikreditkan yang merupakan pajak dibayar dimuka. Misalnya,
PPh Pasal 22 atas pembelian solar dan/atau impor dan Fiskal Luar Negeri atas
perjalanan dinas pegawai.
Dalam kredit pajak PPN (Pajak Masukan)
Pengusaha Kena Pajak dapat menggunakan dokumenlain yang fungsinya
sama dengan faktur pajak standar, seperti SPPB atauSurat Perintah Pengiriman
Barang(delivery order) yang dikeluarkan oleh Bulog untuk penyaluran tepung
terigu, FNBP(Faktur Nota Bon Penyerahan)yang dikeluarkan oleh Pertamina
20
untuk penyerahan BBM dan/atau bukan BBM, dan tanda pembayaran atau
kuitansi telepon.
C. Secara Umum Konsepsi tentang Tax Planning Paling Kurang pada 7 situasi
a. Pada saat mempertimbangkan bentuk usaha sebelum usaha dimulai.
Sebelumnya memulai usaha, perlu dipikirkan bentuk usaha apa yang mau
didirikan.
b. Mempertimbangkan kembali struktur usaha.
Jika usaha telah didirikan, maka ada kemungkinan untuk mempertimbangkan
kembali struktur usahanya. Hal ini kemungkinan dikarenakan adanya perubahan
peraturan yang ada sehingga perlu adanya penyesuaian struktur usaha.
c. Apabila terjadi perubahan kepemilikan perusahaan.
Umumnya tax planning akan mencari metode yang tidak dikenai pajak. Seperti
merger maka tax planning akan menggunakan metode nilai buku.
21
d. Apabila perusahaan mempertimbangkan suatu proyek/transaksi/perolehan asets
dalam rangka meminimalkan pajak.
e. Apabila suatu perusahaan akan memperoleh penghasilan kena pajak (PKP) yang
cukup besar dalam satu tahun, maka dia akan mencari jalan untuk mengurangi
beban.
f. Apabila terjadi perubahan keadaan individu WP (pensiunan, perkawinan, pisah).
g. Apabila perusahaan/orang pribadi akan menjua; altiva atau perusahaan akan
bubar atau orang meninggal dunia.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perpajakan sama hal nya dengan ilmu pengetahuan yang lain memiliki
perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut nantinya akan memunculkan
beberapa spesialisasi. Manajemen perpajakan adalah suatu strategi manajemen untuk
mengendalikan, merencanakan, dan mengorganisasikan aspek-aspek perpajakan dari sisi
yang dapat menguntungkan nilai bisnis perusahaan dengan tetap melaksanakan
kewajiban perpajakan secara peraturan dan perundang-undangan. Sehingga dengan
adanya perencanaan pajak yang didukung suatu konsep manajeman pajak yang jelas,
diharapkan dapat mengoptimalkan tingkat likuiditas perusahaan.
23
3.2 Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
25