Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

DOSEN PENGAMPU :

Ns. Yusrini, M.Kep, Sp.Kep.J

DISUSUN OLEH :

0432950118012 Elsa Gabriella Mustika

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
JL.R.A KARTINI NO.66 BEKASI TIMUR
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Kasus
Tn. S usia 34 tahun alasan masuk diantar oleh pihak keluarga karena klien tidak mau
bicara, rambut kotor acak-acakan, badan dan pakaian kotor serta bau, mulut dan gigi
bau,kulit kusam dan kotor,kuku panjang dan tidak terawat. Klien tidak mau
berkomunikasi bila ditanya jawaban tidak jelas, BB 55 TB 165, sudah 2 minggu klien
tidak mau mandi.
Pengertian Defisit Perawatan Diri

Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari hari
secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir
rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi.
Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan dalam : kebersihan diri, makan,
berpakaian, berhias diri, makan sendiri, buang air besar atau kecil sendiri (toileting)
(Keliat B. A, dkk, 2011).
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada pasien
gangguan jiwa. Pasien gangguan iwa kronis sering mengalami ketidakpedulian
merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan
pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat (Yusuf, Rizky &
Hanik,2015:154)
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri
diantaranya mandi, makan dan minum secara mandiri, berhias secara mandiri, dan
toileting.

Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalai kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari hari
secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir
rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi.
Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan dalam : kebersihan diri, makan,
berpakaian, berhias diri, makan sendiri, buang air besar atau kecil sendiri (toileting)
(Keliat B. A, dkk, 2011).
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada pasien
gangguan jiwa. Pasien gangguan iwa kronis sering mengalami ketidakpedulian
merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan
pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat (Yusuf, Rizky &
Hanik,2015:154)
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri
secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian atau berhias, makan, dan BAB atau
BAK (toileting) (Fitria, 2009).
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri
diantaranya mandi, makan dan minum secara mandiri, berhias secara mandiri, dan
toileting.

I. Proses Terjadinya Masalah


A. Faktor Predisposisi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kurang perawatan diri adalah,
Perkembangan. Dalam perkembangan, keluarga yang terlalu melindungi dan
memanjakan klien dapat menimbulkan perkembangan inisiatif dan keterampilan.
Lalu faktor predisposisi selanjutnya adalah Faktor Biologis, beberapa penyakit
kronis dapat menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri secara
mandiri. Faktor selanjutnya adalah kemampuan realitas yang menurun. Klien dengan
gangguan jiwa mempunyai kemampuan realitas yang kurang, sehingga
menyebabkan ketidak pedulian dirinya terhadap lingkungan termasuk perawatan
diri. Selanjutnya adalah faktor Sosial, kurang dukungan serta latihan kemampuan
dari lingkungannya, menyebabkan klien merasa
B. Faktor Presipitasi.
Yang merupakan factor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurangnya atau
penurunan motivasi, kerusakan kognisi, atau perseptual, cemas, lelah / lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri. Sedangkan menurut Depkes tahun 2000 faktor yang mempengaruhi
personal hygiene adalah body Image, praktik social, status sosial ekonomi,
pengetahuan, budaya, kebiasaan dan kondisi fisik.
Berikut penjabarannya. gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
perduli dengan dirinya. Pada anak anak selalu dimanja dalam kebersihan diri
maka,kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan, seperti sabun, sikat gigi, shampoo dan
alat mandi lainnya yang membutuhkan uang untuk menyediakannya.
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita DM yang harus menjaga
kebersihan kakinya. Pada factor Budaya, terdapat budaya di sebagian masyarakat
tertentu jika individu sakit tidak boleh dimandikan. Ada pula kebiasaan seseorang
yang enggan menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri, missal sabun,
shampoo, dll.
Sedangkan, untuk factor kondisi fisik, pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk
merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukan nya.

C. Jenis-Jenis Defisit Perawatan Diri


Menurut Nanda (2012),jenis perawatan diri terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas
perawatan diri untuk diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan
berhias untuk diri sendiri
3. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara
mandiri
Defisit perawatan diri : eliminasi / toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi
sendiri.
D. Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) adalah sebagai
berikut :
1) Mandi/Hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,memperoleh atau
mendapatkan sumber air,mengatur suhu atau aliran air mandi,mendapatkan
perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi
2) Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian
,menanggalkan pakaian,serta memperoleh atau menukar pakaian.Klien juga memiliki
ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam,memilih pakaian,mengambil
pakaian dan mengenakan sepatu
3) Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,mempersiapkan
makanan,melengkapi makanan,mencerna makanan menurut cara yang diterima
masyarakat,serta mencerna cukup makanan dengan aman
4) Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau
kamar kecil,duduk atau bangkit dari jamban,memanipulasi pakaian untuk
toileting,membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat,dan menyiram toilet atau
kamar kecil.
E. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan tidak melakukan perawatan


seimbang diri tidak seimbang diri

Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu untuk
berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien
masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor kadang
kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak
bisa melakukan perawatan saat stresor.

G. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan nya di bagi 2 (Stuart & Sundeen,
2000), yaitu :
 Mekanisme Koping Adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan
mencapai tujuan. Kategorinya adalah : Klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan
diri secara mandiri.
 Mekanisme Koping Mal Adaptif
Mekanisme koping yang menghambat, fungsi integrasi, memecah pertumbuhan,
menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Kategori nya adalah :
Tidak mau merawat diri.

II. Penjabaran Masalah


a) Pohon Masalah
Effect Gangguan pemeliharaan
Kesehatan (Mandi)

Core problem Defisit perawatan diri

Causa Menurunnya motivasi dalam


Perawatan diri

Isolasi sosial

Gambar 2: Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri


(Sumber : Keliat, 2006)

b) Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji :


Masalah yang ditemukan adalah : Defisit Perawatan Diri (SP 1 Kebersihan Diri, SP
1 Makan, SP 1 Toileting (BAB / BAK), SP 1 Berhias)
Contoh data yang biasa ditemukan dalam Defisit Perawatan Diri : Kebersihan Diri
adalah :
a) Data Subjektif :
Pasien merasa lemah,malas untuk beraktivitas,dan merasa tidak berdaya
b) Data Objektif :
Rambut kotor acak-acakan,badan dan pakaian kotor serta bau, mulut dan gigi
bau,kulit kusam dan kotor,kuku panjang dan tidak terawat.
c) Mekanisme Koping :
Regresi, penyangkalan, isolasi social menarik diri, intelektualisasi.
Defisit perawatan diri bukan merupakan bagian dari komponen pohon masalah
(causa,core problem,effect) tetapi sebagai masalah pendukung.
a) Effect
b) Core Problem
c) Causa
d) Defisit Perawatan Diri.

III. Diagnosa keperawatan


1. Defisit Perawatan Diri : Ketidakmampuan merawat kebersihan diri
2. Menurunnya motivasi dalam merawat diri

IV. Rencana keperawatan


RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DEFISIT
PERAWATAN DIRI : KEBERSIHAN DIRI
Tgl No Dx. Perencanaan
.D Keperawata Tujuan Kriteria hasil Intervensi
x n
I Defisit TUM :
Perawatan Klien dapat
Diri : melakukan
Merawat perawatan diri
Kebersihan secara mandiri
Diri 1.   Setelah …x 1.      Bina hubungan saling
TUK 1 : interaksi klien percaya dengan :
Klien dapat menunjukkan          Beri salam setiap
membina tanda – tanda berinteraksi
hubungan saling percaya pada         Perkenalkan nama,
percaya perawat : nama panggilan
         Wajah cerah, perawat, dan tujuan
tersenyum perawat berinteraksi.
         Tanyakan dan panggil
         Mau berkenalan
         Ada kontak nama kesukaan klien
mata          Tunjukkan sikap
         Bersedia empati, jujur dan
menceritakan menepati janji setiap
perasaan kali berinteraksi.
                  Tanyakan perasaan
Bersedia
mengungkapkan klien dan masalah yang
masalahnya dihadapi klien
         Buat kontrak interaksi
yang jelas
         Dengarkan dengan
empati
         Penuhi kebutuhan
dasar klien

TUK 2 : 2.    Dalam…x 2. diskusikan dengan


Klien interaksi klien klien :
mengetahui menyebutkan :          Penyebab klien tidak
pentingnya          Penyebab tidak merawat diri
perawatan diri merawat diri          Manfaat menjaga
         Manfaat perawatan diri untuk
menjaga keadaan fisik, mental
perawatan diri dan sosial
         Tanda-tanda         Tanda-tanda perawatan
bersih dan rapi diri yang baik
         Gangguan yang          Penyakit atau
dialami jika gangguan kesehatan
perawatan diri yang bisa dialami oleh
tidak klien bila perawatan
diperhatikan diri tidak adekuat

TUK 3 : 3.1 Dalam …x 3.1 diskusika frekuensi


Klien interaksi klien menjaga perawatan diri
mengetahui menyebutkan selama ini
cara-cara frekuensi         Mandi
melakukan menjaga         Gosok gigi
perawatan diri perawatan diri :         Keramas
         Frekuensi        Berpakain
mandi         Berhias
         Frekuensi        Gunting kuku
gosok gigi 3.2 diskusikan cara praktek
         Frekuensi perawatan diri yang
keramas baik dan benar
         Frekuensi ganti        Mandi
pakaian         Gosok gigi
         Frekuensi        Keramas
berhias         Berpakain
         Frekuensi        Berhias
gunting kuku         Gunting kuku
3.2 Dalam …x 3.3 berikan pujian untuk
interaksi klien setiap respon kliken
menjelaskan yang positif
cara menjaga
perawatan diri :
         Cara mandi
         Cara gosok gigi
         Cara keramas
         Cara
berpakaian
         Cara berhias
         Cara gunting
kuku

TUK 4 : 4. Dalam …x 4.1 Bantu klien saat


Klien dapat interaksi klien perawatan diri :
melaksanakan mempraktekan          Mandi
perawatan diri perawatan diri          Gosok gigi
dengan bantuan dengan dibantu          Keramas
perawat oleh perawat :          Berpakain
         Mandi          Berhias
         Gosok gigi          Gunting kuku
         Keramas 4.2 Beri pujian setelah klien
         Berpakain selesai melaksanakan
         Berhias perawatan diri
         Gunting kuku

TUK 5 : 5. Dalam …x 5.1 Pantau klien dalam


Klien dapat interaksi klien melaksanakan
melaksanakan melaksanakan perawatan diri :
perawatan praktek          Mandi
secara mandiri perawatan diri          Gosok gigi
secara mandiri :         Keramas
         Mandi 2x sehari
         Berpakain
         Gosok gigi          Berhias
sehabis makan          Gunting kuku
         Keramas 2x 5.2 Beri pujian saat
seminggu klien melaksanakan
         Ganti pakaian perawatan diri secara
1x sehari mandiri
         Berhias sehabis
mandi
         Gunting kuku
setelah mulai
panjang
TUK 6 : 6.1 Dalam …x 6.1 Diskusikan dengan
Klien interaksi keluarga :
mendapatkan keluarga          Penyebab klien tidak
dukungan menjelaskan melaksanakan
keluarga untuk cara-cara perawatan diri
meningkatkan membantu klien          Tindakan yang telah
perawatan diri dalam dilakukan klien selama
memenuhi di Rumah Sakit dalam
kebutuhan menjaga perawatan diri
perawatan dan kemajuan yang
dirinya telah dialami oleh klien
6.2 Dalam …x          Dukungan yang bisa
interaksi diberika oleh keluarga
keluarga untuk meningkatkan
menyiapakan kemempuan klien
sarana dalam perawatan diri
perawatan diri 6.2 Diskusikan denagn
klien : sabun keluarga tentang :
mandi, pasta
         Sarana yang diperlukan
gigi, sikat gigi, untuk menjaga
sampo, handuk, perawatan diri klien
pakaian bersih,         Anjurkan kepada
sandal dan alat keluarga menyiapkan
berhias sarana tersebut
6.3 Keluarga 6.3 Diskusikan dengan
mempraktekan keluarga hal-hal yang
perawatan diri perlu dilakukan
kepada klien keluarga dalam
perawatan diri :
         Anjurkan keluarga
untuk mempraktekan
perawatan diri (mandi,
gosok gigi, keramas,
ganti baju, berhias dan
gunting kuku)
         Ingatkan klien waktu
mandi, gosok gigi,
keramas, ganti baju,
berhias dan gunting
kuku
         Bantu jika klien
mengalami hambatan
dalam perawatan diri
         Berikan pujian atas
keberhasilan klien
DAFTAR PUSTAKA

Herdman Ade. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Nuha Medika.

Iqbal Wahit, dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba
Medika.
Keliat, B. A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN
(Basic Course).Yogyakarta: EGC.
Kelliat, B., A, dkk. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa :Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Mukhripah & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika
Aditama.
Nurjannah. (2004). Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta:
Momedia.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Medika.
Yusuf, Rizky, & Hanik. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
STRATEGI PELAKSANAAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Hari/Tanggal : Senin, 11 Januari 2021

Pertemuan ke : 1

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi pasien
Seorang klien mengalami defisit perawatan diri. Tubuh klien terlihat kotor,
berbau, dan gigi klien terlihhat kuning karena sudah 2 minggu tidak mau mandi.
2. Diagnosa keperawatan
Defisit Perawatan Diri, ketidakmampuan dalam kebersihan diri
3. Tujuan khusus
· Klien dapat membina hubungan saling percaya
· Mengidentifikasi kebersihan diri, dan berdandan.
· Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan
kebersihan diri.
· Menjelaskan tentang kebersihan diri
· Menjelaskan peralatan yang digunakan untuk membersihkan diri dan cara
melakukan kebersihan diri
· Memasukan jadwal dalam kegiatan keseharian klien.
4. Tindakan keperawatan
· Bina hubungan saling percaya
· Jelaskan pentingnya kebersihan diri
· Jelaskan cara menjaga kebersihan diri
· Bantu pasien mempraktekkan cara mejaga kebersihan diri
· Anjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Pelaksanaan Pelaksanaan Komunikasi dalam Tindakan Keperawatan

Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik :
Selamat pagi bapak, perkenalkan nama saya Elsa Gabriella Mustika. Saya
biasanya dipanggil Elsa. Saya mahasiswi STIKES Bani Saleh Bekasi yang akan
merawat bapak hari ini dari jam 7 sampai jam 2 siang nanti. Saya dinas di ruangan
ini selama 1 minggu. Nama bapak siapa? Biasanya suka dipanggil siapa?
1) Evaluasi/Validasi
Bagaimana keadaan bapak hari ini ? apakah sudah mandi ? Dari tadi saya lihat
bapak menggaruk-garuk badannya, apakah gatal? Apakah yang sudah bapak
lakukan untuk mengatasi gatal2 nya ?
2) Kontrak
Topik : bapak saya ingin berbincang-bincang tentang pentingnya kebersihan
pada bapak.
Waktu : bapak kita akan berbincang-bincang jam berapa? bapak mau berapa
lama? Bagaimana jika jam 09.00-09.15 selama 15 menit?
Tempat: bapak maunya kita berbincang – bincang dimana? Bagaimana kalau
langsung di kamar mandi saja ?

Fase Kerja

Apakah bapak sudah mandi ? Apa alasan bapak tidak merawat diri ? Kalau kita
tidak teratur menjaga kebersihan diri, menurut bapak masalah apa yang bisa muncul ?
Apa bapak tau alat apa saja yang kita gunakan untuk membersihkan diri ? Menurut
bapak cara kita mandi harus bagaimana ? Saya akan membimbing bapak
melakukannya. Sekarang, buka pakaian dan siram seluruh tubuh bapak termasuk
rambut lalu ambil shampoo gosokan pada kepala bapak sampai berbusa, lalu bilas
sampai bersih. Usapkan sabun keseluruh badan bapak secara merata lalu bilas sampai
bersih, Setelah itu menggosok gigi pakai pasta gigi, giginya disikat mulai dari atas
sampai bawah. Gosok seluruh gigi bapak mulai dari depan sampai belakang lalu
kumur-kumur sampai bersih. keringkan badan dengan handuk dan ganti pakaian
dengan pakaian bersih

Fase Terminasi
1) Evaluasi respons klien terhadap tindakan keperawatan
· Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan bapak setelah belajar cara menjaga kebersihan diri yang
benar? bagaimana rasanya setelah mandi? apakah lebih segar? sekarang coba
bapak sebutkan lagi apa saja alat-alat dan cara-cara mandi yang baik yang
sudah saya jelaskan.

· Evaluasi Obyektif
Sekarang coba bapak peragakan kembali cara mandi yg benar. Wahh bagus,
bapak ingat ya.

2) Rencana tindak lanjut

Oke pak bapak bisasanya mandi berapa kali sehari? kalau begitu saya beri pr untuk
bapak untuk melakukan mandi sesuai yang saya ajarkan tadi, mandinya dilakukan 2x
sehari ya pak, pada pagi hari jam 7 dan jam 4 sore ya pak. Saya harap bapak
mengingat apa yang saya ajarkan tadi dan selalu mengingat cara menjaga kebersihan
diri, dan jangan lupa juga memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. Nanti tolong
bapak tulis M, bila bapak melakukannya sendiri, tulis B, bila bapak dibantu dan T,
bapak ibu tidak melakukan.

3) Kontrak yang akan datang


· Topik : Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbincang-bincang
lagi tentang cara makan yang baik.
· Tempat: Bapak mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau diruang
makan ?
· Waktu : Bagaimana kalau kita berbincang-bincang kembali besok jam 07.00 –
07.15?, apakah bapak setuju ?

Anda mungkin juga menyukai