Pendahuluan
etode Dietary History (DH) yang disajikan pada Bab 6 ini, merupakan bagian
M
tidak terpisahkan dengan penjelasan tentang berbagai metode pengukuran
konsumsi pangan. Setelah Anda mempelajari secara teliti metode sebelumnya,
dan sudah
dianggap memahami dengan baik, maka pada bagian ini, Anda diminta untuk mengenal
karakteristik metode pengukuran konsumsi makanan metode DH. Agar Anda dapat
memahami metode DH secara tepat maka materi akan diuraikan menjadi dua topik bahasan
yaitu:
Topik 1: Prinsip dan Langkah Langkah Metode DH
Topik 2: Kelebihan dan Kelemahan Metode DH
Manfaat yang dapat diperoleh jika mampu memahami prinsip, langkah-langkah, dan
kelebihan dan kelemahan metode DH adalah kemampuan untuk memilih metode yang tepat
sesuai dengan tujuan intervensi gizi pada tingkat individu, keluarga dan kelompok
masyarakat.Setelah mempelajari metode DH maka pada akhir pembelajaran Anda akan
dapat memahami:
1. Prinsip dan langkah-langkah DH
2. Kelebihan dan kelemaham metode DH
Agar Anda menguasai materi pada Bab6 dengan baik, Anda diberikan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Pelajari Topik 1 terlebih dahulu, pahami setiap konten disetiap paragraf. Jika Anda
sudah memahami isi setiap paragraf maka Anda boleh melanjutkan ke Topik 2.
2. Kerjakan latihan tanpa melihat isi uraian Bab 6.
3. Kerjakan Tes tanpa melihat isi uraian Bab 6.
4. Ukur hasil pekerjaan Anda, kemudian beri nilai sesuai kunci jawaban yang tersedia.
Setiap jawaban benar diberi skor 1 dan setiap jawaban salah tidak diberi skor. Jika
jawaban yang benar hasilnya 80% atau lebih, maka Anda dipandang sudah menguasai
materi pada Bab 6 dan anda dapat melangkah ke Bab berikutnya.
Prinsip umum dalam DH adalah pencatatan riwayat makan dari aspek keteraturan
waktu, komposisi gizi, kecukupan asupan gizi. Kepatuhan diet, dan makanan pantangan.
Riwayat ditelusuri dengan dua pendekatan yaitu frekuensi konsumsi makanan dan porsi
makan setiap hari selama beberapa hari. Berdasarkan pertimbangan ini maka beberapa
prinsip DH adalah sebagai berikut:
1. Waktu Makan
2. Nama Hidangan
3. Bahan Hidangan
4. Porsi acuan
5. Porsi konsumsi
6. Hari konsumsi
7. Catatan Diet
8. Pantangan
9. Deskripsi DH
10. Interpretasi DH
a. Waktu Makan
Metode DH mencantumkan waktu makan sebagai bagian dari pola makan. Waktu
makan yang dimaksud adalah waktu makan utama dan makanan selingan pada subjek.
Berdasarkan cara ini maka di Indoensia dikenal waktu makan pada pagi, siang dan
malam hari. Tiga waktu makan ini masih diselingi dengan makanan selingan pada pagi
menjelang siang dan sore hari. Makan selingan ini tidak selalu ada pada setiap
kelompok masyarakat. Ini disesuaikan dengan kondisi masing masing wilayah dan
satuan sosial tertentu.
Deskripsi waktu makan penting dalam kajian dietetik subjek. Salah satu
pertimbangannya adalah hormon leptin yang mengatur rasa lapar dan rasa kenyang
dipengaruhi oleh keteraturan waktu makan. Selain itu waktu makan juga dipengaruhi
oleh banyak faktor termasuk kesibukan dan pola penyediaan hidangan. Hal ini berarti
bahwa kebiasaan makan menurut kajian metode DH adalah mengkaji berbagai
Pada metode DH tidak diperlukan studi pendahuluan yang sistematis seperti pada
metode FFQ maupun semi FFQ. Studi tidak diperlukan karena formulir DH adalah formulir
dengan pertanyaan terbuka. Dilakukan identifikasi bahan makanan sudah dikonsumsi setiap
hari. Hal ini berbeda dengan metode FFQ dan Semi FFQ dimana daftar mahanan sudah
ditentukan sebelumnya dari hasil studi pendahuluan (Shai et al. 2004), (Rafael A Garcia,
Douglas Taren, Nocolette 2000).
Pada metode DH agak berbeda dengan metode FFQ dalam hal pencantuman daftar
makanan di formulir. Pencatuman nama makanan pada metode FFQ adalah makanan
dengan skor tertinggi atau memiliki korelasi kuat dengan kasus malnutrisi (Rafael A Garcia,
Douglas Taren, Nocolette 2000), (Shai et al. 2004). Pencantuman nama makanan dan
minuman pada metode DH adalah sesuai dengan informasi subjek yang aktual saat
wawancara pertama atau wawancara di hari pertama. Penting diperhatikan bahwa pada
metode apapun, selalu dibedakan antara bahan makanan dan makanan. Bahan makanan
adalah bahan asli asal tumbuhan dan hewan yang digunakan untuk membuat makanan
sedangkan makanan adalah makanan siap konsumsi baik segar ataupun olahan. Jika
makanan olahan maka harus diuraikan bahan penyusunnya. Berikut beberapa contoh
bahan makanan.
Pada metode DH, rincian bahan makanan diuraikan terpisah dari formulir DH..
Formulir DH hanya menuliskan nama hidangan sedangkan bahannya dibuat sesuai dengan
resepnya. Metode DH adalah salah satu metode penilaian konsumsi pangan yang didasari
pada kebiasaan makan individu dalam jangka waktu yang lama. Jangka waktu yang lama
dalam pernyataan ini adalah bahwa kebiasaan makan yang diamati selama periode
pengamatan adalah mewakili kebiasaan atau riwayat makan individu pada periode waktu
lainnya. Kebiasaan makan individu adalah terbentuk sejak masa pertama kali menerima
respon rasa pada indra pengecapan yang diterima sebagai rasa atau sensori khusus. Diterima
sebagai satu karakter rasa yang subjektif setiap individu. Kesukaan terhadap rasa makanan
adalah dibiasakan dan dipengaruhi oleh makanan dan minuman yang sering dan dibiasakan
sejak masa pemberian makanan pendamping Air Susu Ibu (Sirajuddin 2015), (Naish & Harris
2012).
Metode DH jelas berbeda dengan metode lainnya termasuk dengan metode FFQ, pada
metode ini menanyakan riwayat makan subjek. Riwayat makan subjek ditelaah dalam multi
dimensi, jumlah, dan jenis, frekuensi, asal makanan dan kebiasaan makan sehari hari.
Kekhususannya dalam aspek multi dimensi, disebabkan metode ini mengompilasi dua
PENGUKURAN
PENGUKURAN
SECARA TIDAK
SECARA LANGSUNG
LANGSUNG
DUPLIKAT DIET
Porsi konsumsi pangan dengan metode DH adalah sama dengan metode Semi FFQ.
Keduanya didasarkan pada porsi makan sehari hari. Hanya saja untuk metode DH adalah
berdasarkan pengamatan setiap hari saat di verifikasi dengan metode food recall atau food
record, sedangkan pada metode Semi FFQ biasanya porsi yang ditulis adalah disesuaikan
dengan porsi pada pesan gizi seimbang. Berikut disajikan contoh formulir Dietary History.
Perhatikan jumlah porsi yang dikonsumsi sehari, pada setiap kelompok pangan
berbeda beda. Porsi yang dicantumkan pada formulir FFQ adalah satu porsi. Perhatikan
formulir semi FFQ berikut ini:
Porsi Yang
Besar
Minggu Pengamatan
Dikonsumsi
Porsi
Waktu Makan Jenis Makanan
Acuan
I II III IV V VI VI
(4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Pagi
10.00
(Selingan)
Siang
Malam
Perhatikan bahwa formulir diatas, lebih banyak itemnya dibanding formulir food recall
24 jam. Formulir ini dapat dikembangkan informasinya sesuai dengan tujuan penilaian
konsumsi pangan yang dilakukan. Misalnya jika DH ini ditujukan untuk mengetahui riwayat
makan penderita DM maka informasi yang berhubungan dengan pembatasan kalori atau
konsumsi berbagai jenis herbal dapat dimasukkan dalam catatan dibagian riwayat diet.
Jika digunakan formulir DH ini pada pasien di rumah sakit, biasanya ditujukan untuk
menelusuri kebiasaan makan pasien. Mengapa metode DH ini digunakan pada situasi seperti
ini. Alasannya adalah bahwa pasien yang sakit itu ada dua type yaitu sakit karena
berhubungan dengan riwayat makan. Sakit karena riwayat makan adalah biasanya penyakit
Porsi Yang
Hari pengamatan
Dikonsumsi
Waktu Jenis Makanan Porsi
Kecil
Besar
I II III IV V VI VII
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Pagi Nasi 1 prg √ B B B B B
(200 g)
Ikan masak 1p √ S S S B B
Bandeng (70 g)
Tumis 1p √ S S S
kangkung (80 g)
Tumis Buncis 80 g K √
10.00 Pepaya 100 g √
(Selingan) Jeruk 70 g √ K
Mangga 70 g √ K K
Rambutan 60 g √ S S K K
Siang Nasi putih 200 g √ B B B B B B B
Bandeng 80 g √ K K
Goring
Teri kering 20 g √ K K
Telur rebus 50 g √ K K
Tempe bacem 50 g √ K
Kecil
Makan dan bahan Acuan
Besar
Sedan
I II III IV V VI VII
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Bandeng 70 g √ S S S
Goring
Cakalang msk 80 g √ S S
Buncis tumis 60 g √ S S
Tempe goring 50 g √ S S
Pisang ambon 100 g √ √ K K
Riwayat Diet (Ada/Tidak Ada) √ √ √ √ √
Diet Rendah Kalori/Pembatasan Lemak/dll √ √ √ √ √
Makanan pantangan (sebutkan…………………..)
Kondisi makan bersama:
1. Bersama keluarga
2. Bersama rekan kerja/teman
3. Bersama dalam pesta adat atau acara √
Sosial
Keterangan : K= Kecil, S=Sedang, dan B= Besar
Berdasarkan contoh pengisian diatas diketahui bahwa tuan S memiliki riwayat makan
selama 7 minggu dengan hasil sebagai berikut;
1. Sarapan pagi dengan porsi besar (>@240 g), itu dilakukannya selama 5 hari dalam
seminggu. Sarapan pagi memakai sumber lauk hewani ikan masak dengan porsi sedang
(@70 g), itu dilakukannya juga 5 hari dalam seminggu.Sarapan pagi dengan konsumsi
sayur kangkung dengan ukuran porsi sedang (@80 g), itu dilakukannya 3 kali dalam
seminggu.
2. Makanan selingan Tuan S pada umumnya buah secara berselang seling setiap hari.
Jeruk, manga, papaya dan rambutan.
3. Makan siang tuan S adalah makanan pokok yang terdiri dari nasi dengan porsi sedang,
setiap hari. Lauk hewani adalah bandeng goring porsi sedang, dikonsumsi 2 kali dalam
seminggu, teri kering porsi sedang dikonsumsi 2 kali dalam seminggu. Tempe bacem
juga porsi sedang dikonsumsi satu kali seminggu.
4. Selama seminggu terakhir Tuan S melakukan dietnya selama 5 hari, tidak ada makanan
pangantang
Selain catatan riwayat makan, pada metode DH juga dapat diketahui asupan zat gizi
subjek. Analisis zat gizi dilakukan dengan menggunakan aplikasi Nutrisurvey atau dengan
cara manual menggunakan Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI). Metode DH dapat
menghitung jumlah konsumsi harian, karena metode ini mencantumkan porsi konsumsi dan
bobot setiap porsi. Perhitungan konsumsi harian diketahui berdasarkan hasil perkalian
antara berat setiap porsi, lalu diimput di aplikasi Nutrisurvey hasilnya akan diketahui asupan
gizi subjek setiap hari. Jika semua makanan dan minuman sudah dianalisis kandungan
gizinya menurut jumlah yang dikonsumsi subjek setiap hari, maka kita akan mendapatkan
asupan rerata subjek. Asupan inilah yang dapat dinilai untuk mengetahui kecukupan gizi
subjek.
Perbedaan lain metode DH dengan Metode FFQ atau Semi FFQ adalah waktu
pelaksanaannya yang relatif lama, karena sifatnya prospektif. Prospektif ini disebabkan kita
harus melakukan recall konsumsi setiap hari selama hari pengamatan, biasanya satu minggu.
Rangkaian informasi yang dikoleksi melalui metode DH ini, berguna juga untuk
menggambarkan kebiasan makan subjek.
Metode DH ini memberikan keuntungan yang lebih baik, pada aspek keterwakilan
karakter konsumsi sama dengan metode FFQ dan semi FFQ Rentang waktu penilaian pada
metode DH satu minggu untuk validasi merupakan keunggulannya dibanding dengan
metode lain. Penilaian asupan makanan yang dilakukan secara lebih lama dibanding metode
recall konsumsi 24 jam. Sifatnya yang dapat menggambarkan asupan makanan dalam
periode yang lebih lama, adalah menjadi alasan untuk memakai data dasar makanan dan
minuman. Data dasar (data base), penting tersedia untuk satuan komunitas tertentu di
masyarakat. Data base inilah yang menjadi referensi primer untuk mempelajari referensi
terkiat dengan faktor makanan (komposisi dan jenis zat gizi). Data base ini juga menjadi
landasan penilaian diet secara kualitatif maupun kuantitatif.
Perhatikan bagian dari isian formulir DH diatas, misalnya ikan masak memiliki porsi
acuan 70g, selanjutnya subjek memilih kolom sedang. Ini diartikan bahwa pada hari pertama
subjek mengonsumsi 70 gram ikan masak, demikian juga pada hari kedua, ketiga, keenam
dan ketujuh. Pada hari keempat dan kelima subjek tidak konsumsi ikan masak. Untuk
mengurangi bias ukur pada porsi yang berbeda antar hari, maka penetapan porsi acuan
adalah modus porsi dari konsumsi harian subjek. Dapat ditetapkan pada hari pertama
wawancara. Subjek diminta untuk menyebutkan jika ia makan ikan porsi yang paling sering
ia gunakan. Pada contoh diatas 1 porsi ikan masak diketahui bobotnya 70 g. Angka 70 ini
dapat diperoleh dengan cara menimbang makanan sesuai dengan pengakuan subjek saat
pertama kali muncul item hidangan tersebut. Pada penyebutan atau konsumsi hidangan
yang sama di hari yang berbeda, maka cukup dibandingkan saja porsinya dengan porsi
acuan yang sudah ditetapkan
sebelumnya yaitu 70g.
Hari Pertama
Hari pertama dilakukan wawancara untuk mengetahui makanan apa yang sering
dikonsumsi oleh subjek seluruhnya bukan hanya hari kemarin tetapi pada hari hari
biasanya. Dengan demikian pada Hari pertama diperoleh informasi semua jenis hidangan
yang sering dikonsumsi subjek dalam sepekan terakhir. Bentuk isian formulir DH hari
pertama adalah
seperti contoh berikut ini:
Formulir Dietary History (Individu)
Porsi yang
Hari pengamatan
Dikonsumsi
Jenis Makanan dan Porsi
Kecil
Waktu Makan
Besar
Sedang
bahan Acuan
I II III IV V√ VI VII
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Pagi Nasi 1 prg K
(200 g)
Ikan masak bandeng 1p S
(70 g)
Tumis kangkung 1p
(80 g)
Tumis Buncis 80 g
10.00 Pepaya 100 g
(Selingan) Jeruk 70 g S
mangga 70 g
Rambutan 60 g
Sedang
Telur rebus 50 g
Besar
Kecil
C a t a Porsi yang t a n P
Hari pengamatan
Dikonsumsi
entin Waktu Makan Jenis Makanan dan Porsi
bahan Acuan
g; I II III IV V√ VI VII
Isian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
adala Tempe bacem 50 g
h dari Malam Nasi putih 200 g B
Nasi goreng 100 g
kolo
Bandeng goreng 70 g
m 1 Cakalang msk 80 g
Buncis tumis 60 g B
sd 7.
Tempe goring 50 g
Khus Pisang ambon 100 g
us Riwayat Diet (Ada/Tidak Ada) √
Diet Rendah Kalori/Pembatasan Lemak/dll √
untuk Makanan pantangan (sebutkan…………………..)
kolo Kondisi makan bersama:
1. Bersama keluarga √
m 4-
2. Bersama rekan kerja/teman
6 diisi 3. Bersama dalam pesta adat atau acara sosial
masi
ng masing jumlah porsi K=Kecil, S= Sedang, B=Besar, selama satu pekena pengamatan. Kolom
ini akan terisi seluruhnya setelah semua hari pengamatan dalam seminggu selesai.
Cara membaca isian diatas adalah misalnya pada pagi hari dihari pertama Tuan S
sarapan pagi dengan nasi. Pada kolom ke-7 terisi huruf kapital K. Ini artinya bahwa pada hari
pertama itu Tuan S konsumsi nasi dengan porsi kecil (<200 g). Porsi kecil dari porsi acuan
200g adalah 100g. Belum ada standar acuan untuk menetapkan persentase pengurangan
atau penambahan dari porsi acuan. Konsep ini bersifat konsensus karena taksiran porsi
konsumsi dapat diuji dengan metode penimbangan makanan saat wawancara dengan
membawa makanan replikasi pada hari kedua. Ini dapat dilakukan karena pada hari pertama
sudah diketahui jenis hidangan yang dikonsumsi.
Porsi Yang
Hari pengamatan
Dikonsumsi
Jenis Makanan dan Porsi
Kecil
Waktu Makan
Sedang
Besar
bahan Acuan
I II III IV V√ VI VII
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Pagi Nasi 1 prg 2 5 0 K S K S S S S
(200 g)
Ikan masak bandeng 1p 0 2 0 S S
(70 g)
Tumis kangkung 1p 0 2 0 S S
(80 g)
Tumis Buncis 80 g 0 2 0 S S
10.00 Pepaya 100 g 0 2 0 B B
(Selingan) Jeruk 70 g 0 1 1 S S
mangga 70 g 0 0 2 B B
Rambutan 60 g 3 0 0 K K K
Siang Nasi putih 200 g 1 1 5 B B B B B K S
Bandeng goreng 80 g 2 0 0 S S
Teri kering 20 g 2 0 0 S S
Telur rebus 50 g 3 0 0 S S S
Tempe bacem 50 g 2 0 0 K K
Malam Nasi putih 200 g 0 4 1 B S S S S
Nasi goreng 100 g 0 2 0 S S
Bandeng goreng 70 g 0 2 0 S S
Cakalang msk 80 g 0 5 0 S S S S S
Buncis tumis 60 g 0 2 1 B S S
Tempe goring 50 g 0 3 0 S S S
Pisang ambon 100 g 0 3 0 S S S
Riwayat Diet (Ada/Tidak Ada) √ v V V V V V
Tulis jenis diet ....................
Diet Rendah Kalori/Pembatasan Lemak/dll √
Makanan pantangan (sebutkan…………………..)
Kondisi makan bersama:
1. Bersama keluarga √
2. Bersama rekan kerja/teman
3. Bersama dalam pesta adat atau acara sosial
Perhatikan bahwa pada kolom kedua adalah ditulis nama hidangan saja, sedangkan
rincian bahannya seperti minyak, garam dan bumbu tidak ditulis secara rinci. Rincian jenis
bahan yang digunakan adalah ditulis dalam formulir bahan resep hidangan secara terpisah.
2018
Januari 18 Februari 18 Maret 18
S S R K J S M S R K J S M S R K J S M
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 1 2 3 4
8 9 10 11 12 13 14 6 7 8 9 10 11 6 7 8 9 10 11
15 16 17 18 19 20 21 13 14 15 16 17 18 13 14 17 18
22 23 24 25 26 27 28 20 21 22 23 24 25 20 21 24 25
15 16
Contoh titik pengamatan ke 29 30 31 27 28 27 28 29
22
30
23
31
empat
April 18 Mei 18 Juni 18
S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M
1 1 2 3 4 5 6 1 2 3
2 3 4 5 6 7 8 7 8 9 10 11 12 13 4 5 6 7 8 9 10
9 10 11 12 13 14 15 14 15 16 17 18 19 20 11 12 13 16 17
16 17 18 19 20 21 22 21 22 23 24 25 26 27 18 19 20 23 24
14 15
23 24 25 26 27 28 29 28 29 30 31 25 26 27 30
21 22
30 Juli 18 Agustus 18 September 18
28 29
S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M
1 1 2 3 4 5 1 2
2 3 4 5 6 7 8 6 7 8 9 10 11 12 3 4 5 6 7 8 9
9 10 11 12 13 14 15 13 14 15 16 17 18 19 10 11 12 13 14 15 16
16 17 18 19 20 21 22 20 21 22 23 24 25 26 17 18 19 20 21 22 23
23 24 25 26 27 28 29 27 28 29 30 31 24 25 26 27 28 29 30
30 31
Pada periode waktu yang lama, harus diperhatikan efek musim paceklik atau
sebaliknya, oleh karena itu dipastikan bahwa variasi konsumsi antar bulan adalah tidak
ekstrem. Jika ditemukan variasi konsumsi yang jauh berbeda antara satu titik pengamatan
dengan pengamatan lain, maka salah satu caranya adalah dengan menampilkan standar
deviasi yang menggambarkan variabilitas data ukur. Semakin tinggi nilai standar deviasi (SD)
maka perbedaan antara nilai pengamatan semakin lebar. Ini artinya variasi jumlah konsumsi
adalah nyata berbeda antar waktu. Informasi ini sudah tentu berguna sebagai bahan edukasi
gizi seimbang.
Seperti pada metode lain, kesalahan dalam metode DH juga dapat bersumber pada
manajemen data. Manajemen data dalam penilaian konsumsi pangan adalah sama dengan
manajemen data pada riset yang lain. Manajemen data adalah pengelolaan seluruh
dokumen data dan kelengkapannya untuk memudahkan proses lanjutan seperti editing,
coding dan entry data. Dokumen data harus dapat disimpan dan dapat dibuka kembali untuk
kepentingan audit substansi maupun audit administrasi.
PENGAMBILAN PENGAMBILAN
SAMPEL DARAH SAMPEL DARAH
DAN URINE DAN URINE
0 2 4 6 8 10 12
Gambar 6.4. Skema pengambilan sampel darah, urine dan hari recall konsumsi, salah satu
metode DH (Guallar-Castillón et al. 2014)
Setelah disediakan formulir DH, maka dapat digunakan untuk pengumpulan data
konsumsi pangan. Langkah langkah penggunaan DH adalah:
1. Baca seluruh isi formulir DH yang terdiri dari tiga belas kolom masing masing (1) waktu
makan (2) jenis makanan dan bahan (3) Porsi Aktual (4) Porsi Konsumsi sedang (5)
Porsi konsumsi sedang (6) Porsi konsumsi besar (7) pengamatan hari I (8)pengamatan
hari II (9) pengamatan hari III (10)pengamatan hari IV (11) pengamatan hari V (12)
pengamatan hari VI (13) pengamatan hari VII
2. Waktu makan diisi waktu makan subjek ditulis pagi, siang dan malam. Dapat juga
mengisi jam makan selingan jam 10 atau jam 16 sore.
3. Jenis makanan adalah tuliskan nama makanan yang dikonsumsi
4. Porsi acuan adalah tuliskan porsi yang sering dikonsumsi atau ambil dari buku Pedoman
Gizi Seimbang (PGS) tentang standar porsi
5. Porsi yang dikonsumsi adalah tulis konsumsi aktual subjek apakah porsi kecil, sedang
atau besar dibandingkan dengan porsi aktual. Misalnya diketahui porsi aktualnya satu
piring nasi. Tetapi subjek selalu konsumsi nasi lebih satu piring maka ditulis porsi
aktualnya adalah porsi besar.
6. Hari pengamatan adalah ditulis apakah pada hari pertama dan seterunya konsumsinya
dalam porsi sedang, kecil, besar atau bahkan tidak konsumsi makanan tersebut. Tulis
dengan simbol K, S, dan B atau kosongkan jika tidak ada konsumsi pada hari
pengamatan.
7. Tulis apa ada riwayat diet dengan memberi tanda ceklist. Jika subjek mengaku
menjalankan diet tertentu dapat ditulis jenis dietnya.
8. Kondisi saat makan, apakah makan bersama, sendirian atau makan disaat acara sosial
lainnya.
Secara keseluruhan DH dapat dilakukan satu minggu, satu bulan dan juga satu tahun.
Akan tetapi hari pengataman intensifnya adalah satu minggu. Metode DH berbeda beda
pelaksanaannya diberbagai tempat terutama yang berhubungan dengan lama hari
pengamatan. Hal ini disesuiakan dengan manajemen pengumpulan data dan sumberdaya
yang tersedia. Pengamatan berselang atau ada jeda hari kosong juga dapat dilakukan.
Misalnya dalam seminggu 3 kali kunjungan rumah sedangkan 3 hari lainnya cukup dengan
telepon interview atau dengan menggunakan metode pengiriman gambar visual melalui
media online. Prinsipnya tidak ada ada satu metode yang lebih baik dibanding dengan
metode lain. Satu metode saling melengkapi untuk menghasilkan data yang tepat.