Anda di halaman 1dari 37

KOMPLEMEN

EVA FITRIYANINGSIH, STP, M.Si


DEFINISI

• Sistem terdiri atas sejumlah protein yang


berperan dalam pertahanan baik spesifik atau
non spesifik
• Sistem enzim yang berperan dalam inflamasi,
opsonisasi, lisis membran patogen.
• Sekitar 20 jenis protein yang berperan
• Mrpkan molekul larut dalam imun nonspesifik
dalam keadaan tidak aktif dan dapat diaktifkan
• Imun spesifik diaktifkan oleh kompleks imun
• Hasil aktivasi yaitu mediator yg mempunyai
sifak biologik aktif dan enzim untuk reaksi
berikutnya
• Produk lainnya berupa protein pengontrol
• Aktivasi komplemen mrp usaha tubuh untuk
menghancurkan antigen asing, sering
timbulkan kerusakan jaringan shg merugikan
tubuh sendiri
humoral

a. Fungsi komplemen
1. Menghancurkan sel membran banyak bakteri (lisis)
2. Melepas bahan kemotaktik yang mengerahkan makrofag ke
tempat bakteri (kemotaksis)
3. Mengendap pada permukaan bakteri  memudahkan
makrofag untuk mengenal (opsonisasi)  lalu memakannya
b. Larut dalam keadaan non aktif  diaktivasi oleh
antigen, kompleks imun, dsb  mediator (biologik aktif
ataupun mjd enzim untuk reaksi selanjutnya)
c. Jalur aktivasi ini sering pula disertai dengan kerusakan
jaringan
MEKANISME KERJA ANTIBODI
1. DENGAN CARA LANGSUNG MENYERANG
PENYEBAB PENYAKIT TERSEBUT
2. DENGAN MENGAKTIFKAN SISTEM
KOMPLEMEN YG KEMUDIAN DG BERBAGAI
CARA YG DIMILIKINYA AKAN MERUSAK
PENYEBAB DARI PENYAKIT
A.KERJA LANGSUNG
• DG CARA AGLUTINASI : ANTIGEN DAN
ANTIBODI TERIKAT SECARA BERSAMA
SAMA MENJADI SATU KELOMPOK
• PRESIPITASI : KOMPLEK MOLEKUL DARI
ANTIGEN YG LARUT (MIS RACUN
TETANUS) DAN ANTIBODI MENJADI
BESAR SEHINGGABERUBAH MENJADI TAK
LARUT DAN MEMBENTUK PRESIPITAT
• NETRALISASI : ANTIBODI MENUTUPI
TEMPAT TEMPAT YG TOKSIK DARI AGEN YG
BERSIFAT ANTIGENIK
• LISIS : ANTIBODI LANGSUNG MENYERANG
MEMBRAN SEL AGEN PENYEBAB PENYAKIT
SEHINGGA MENYEBABKAN SEL TSB ROBEK
Fungsi biologis komplemen
1. Inflamasi
a. peningkatan pasokan darah di tempat benda asing,
jaringan yg rusak
b. peningkatan permeabilitas kapiler akibat
pengkerutan sel endotel shg molekul besar spt anti
bodi bisa masuk
c. fagositosit bergerak ke keluar pembuluh darah ke
tempat benda asing
2. Pengerahan sel sel kemokin
3. Fagositosis dan opsonin
B.DG PERANTARA SEL KOMPLEMEN

• PADA WAKTU TERPAPAR ANTIGEN MAKA


LIMFOSIT T AKAN BERPROLIFERASI DAN
MELEPASKAN BANYAK SEL T YG
TERAKTIVASI BERSAMAAN DG PELEPASAN
ANTIBODI OLEH SEL B
• SELANJUTNYA SEL T DILEWATKAN
KEDALAM SIRKULASI DAN DISEBAREKAN
KEDALAM TUBUH
Jenis Komplemen
• Sebagian dari komponen protein komplemen diberi
nama dengan huruf C: Clq, Clr, CIs, C2, C3, C4, C5, C6, C7,
C8 dan C9 berurutan sesuai dengan urutan penemuan
unit tersebut, bukan menurut cara kerjanya

• Aktif dipecah menjadi bagian besar dan kecil ex C3a, C4a


• Fragmen besar berupa enzim tersendiri yg mengikat dan
mengaktifkan molekul lain
• Berinteraksi dgn inhibitor yg hentikan reaksi selanjutnya
• Komplemen sgt sensitif shg timbulkan respon lokal
C3
• Komponen C3 mempunyai fungsi sangat penting pada
aktivasi komplemen, baik melalui jalur klasik maupun jalur
alternatif. Konsentrasi C3 jauh lebih besar dibandingkan
dengan fraksi lainnya, hal ini menempatkan C3 pada
kedudukan yang penting dalam pengukuran kadar
komplemen di dalam serum.
• Penurunan kadar C3 di dalam serum dapat dianggap
menggambarkan keadaan konsentrasi komplemen yang
menurun. Juga penurunan kadar C3 saja dapat dipakai
sebagai gambaran adanya aktivasi pada sistem
komplemen
Lanjutan komplemen...

• Berbagai mediator yang dilepas pada waktu


komplemen diaktifkan :
– C1qrs meningkatkan permeabilitas kapiler
– C2 mengaktifkan kinin
– C3a dan C5a bersifat kemotaksis  mengerahkan leukosit
dan sebagai anafilatoksin yang dapat mempengaruhi
mastosit sehingga dapat melepaskan histamin dan lisosom
– C3b berfungsi sebagai opsonin dan adherens imun
– C4b berfungsi sebagai opsonin
– C5-6-7 bersifat kemotaksis
– C8-9 ikut diaktifkan melepas sitolisin, yang dapat
menghancurkan sel
AKTIVASI KOMPLEMEN
• Aktivasi komplemen hsilkan sejumlah molekul efektor
(efek biologik) yg berperan pada :
1. Lisis sel bakteri dan virus
2. Opsonisasi, tingkatkan fagositosis partikel antigen
3. Mengikat reseptor
4. Menyingkirkan kompleks imun dari sirkulasi dan
endapkan dilimpa dan hati Bila aktivasi komplemen
akibat endapan kompleks antigen-antibodi pada
jaringan berlangsung terus-menerus, akan terjadi
kerusakan jaringan dan dapat menimbulkan penyakit.
Aktivasi komplemen
Lanjutan komplemen...
Opsonisasi

• Opsonisasi adalah proses melapisi partikel


antigen oleh antibodi dan/atau oleh
komponen komplemen  lebih mudah dan
cepat dimakan fagosit
• Opsonin adalah molekul yang dapat diikat
oleh partikel yang harus difagositir dan oleh
reseptor fagosit sehingga merupakan
jembatan antara dua protein reaktif tersebut
• C3b dan C4b adalah opsonin/reseptor fagosit
Aktivasi komplemen
1. Jalur klasik
2. Jalur alternatif
3. Jalur lektin (mannan binding lectin=MBL)
Secara garis besar aktivasi komplemen
• a) pengenalan dan pencetusan,
• b) penguatan (amplifikasi), dan
• c) pengakhiran kerja berantai dan terjadinya lisis serta
penghancuran membran sel (mekanisme terakhir ini
seringkali juga disebut kompleks serangan membran) .
• Aktivasi jalur klasik dicetuskan dengan berikatannya C1
dan kompleks antigen-antibodi, sedangkan aktivasi jalur
alternatif dimulai dengan adanya ikatan antara C3b
dengan berbagai zat aktivator seperti dinding sel bakteri.
Kedua jalur bertemu dan memacu terbentuknya jalur
serangan membran yang akan mengkibatkan lisisinya
dinding sel antigen.
Jenis komplemen dan fungsinya
komplemen fungsi
C1qrs Meningkatkan permeabilitas vaskuler
C2 Aktifkan kinin
C3a dan C5a Kemoktaksis yang kerahkan leukosit dan
anafilotoksin yg meransang sel mast
melepas histamin dan mediator lainnya
C3b Opsonin dan adheren imun
C4a Anafilotoksin lemah
C4b opsonin
C5-6-7 Kemotaksis
C8-9 Melepas sitolisisn yang dapat hancurkan
sel
Lanjutan komplemen...
Aktivasi Komplemen
• C1q adalah komplemen yang
diaktifkan pertama kali,
membutuhkan IgG1, IgG2,
IgG3, dan IgM
• C1q selanjutnya mengaktifkan
C1r dan yang akhir
mengaktifkan C1s
• C1s yang aktif mempunyai sifat
esterolitik dan proteolitik
• Selanjutnya C1s mengaktifkan
C4
Lanjutan komplemen...
• C4 adalah glikoprotein yang diaktifkan
mengakibatkan : berikatan dengan membran
sel yang diikat oleh epitop antigen dan C1q,
dan berinteraksi dengan C1s lalu
mengaktifkan C2
• C2 yang diaktifkan tetap berikatan dengan C4
 membentuk enzim C42 (konvertase C3) 
mengaktifkan C3
• C3 dipecah menjadi fragmen-fragmen C3a
yang kecil dan C3b yang lebih besar
• C3a/C3b dapat berikatan dengan C42 dan
membentuk C423 (konvertase C5)
• C5 dipecah (oleh konvertase C5) menjadi C5a
dan C5b yang mengikat C6 dan C7 untuk
membentuk C567  mengaktifkan C8 dan C9
• Bila C5b diendapkan di membran sel dan
berikatan dengan C6, C7, C8, dan C9 
terbentuk C5C678 dan polimerik C9 
membrane attack complex (MAC)  lisis
1. Aktivasi komplemen jalur klasik

1.
2. Aktivasi komplemen jalur alternatif
• Awal reaksi tidak diperlukan kompleks ag-ab
• Tidak melalui tiga reaksi C1, C4 dan C2
• Aktivasi C3 sec spontan krn permukaan sel
• Pada keadaan normal ikatan tioester pada C3 diaktifkan terus menerus
dalam jumlah yang sedikit baik melalui reaksi dengan H2O2 ataupun dengan
sisa enzim proteolitik yang terdapat sedikit di dalam plasma. Komplemen C3
dipecah menjadi frclgmen C3a dan C3b. Fragmen C3b bersama dengan ion
Mg++ dan faktor B membentuk C3bB. Fragmen C3bB diaktifkan oleh faktor D
menjadi C3bBb yang aktif (C3 konvertase). Dalam jalur ini C3b mengikat
faktor B  C3bB  C3bB mengikat faktor D  C3bBD

• Pada keadaan normal reaksi ini berjalan terus dalam jumlah kecil sehingga
tidak terjadi aktivasi komplemen selanjutnya. Lagi pula C3b dapat
diinaktivasi oleh faktor H dan faktor I menjadi iC3b, dan selanjutnya dengan
pengaruh tripsin zat yang sudah tidak aktif ini dapat dilarutkan  dalam
plasma.
Ab - Ag JALUR KLASIK
Agregat Ig
Protease
C1qrs Urat
Polinukleotide
CRP
C14

C142 = konvertase C3
C356789

C3 C3a

C3b + faktor B
+ faktor B C3b
Membantu
C3bB + faktor D
+ faktor D C3bB

JALUR ALTERNATIF
Agregat IgA, IgG4
C3bBD Virus, jamur
Parasit
Faktor nefritik
3. Aktivasi komplemen melalui jalur lektin

• Protein larut yg mengikat residu manosa dari kh


bgian dinding sel mo. Called jalur MBL (mannan
binding lectin)
• Kadar lectin meningkat saat inflamasi diawali
dengan ikatan polisakarida dengan lektin.
• MBL aktifkan kompleks enzim C1r-C1s atau serin
esterase (mannose binding protein associated
serine esterase)
• Selanjutnya sama dengan jalur klasik melalui C4
RESEPTOR KOMPLEMEN
• Saat aktivasi komplemen terbentuk fragmen
yng diikat oleh reseptor
• C1qR mengikat C1q dikeluarkan o makrofag
• CR2 berperan pada fagositosis kompleks imun
di sel memori
• CR3 memudahkan fagositosis komplek imun
dan migrasi monosit ke jaringan
FUNGSI BIOLOGIS KOMPLEMEN
1. Inflamasi
a. Peningkatan pasokan darah ke jar yg rusak
b. Peningkatan permeabilitas kapiler krena sel endotel
mengkerut
c. Fagosit bergerak keluar dari pembuluh darah ke tempat
benda asing
2. Pengerahan sel kemokin, molekul yg menarik dan
mengerahkan sel-sel fagosit Kemotaksin adalah bahan-
bahan yang dapat menarik dan mengerahkan sel-sel fagosit
• C3a, C5a, dan C5-6-7 adalah kemotaksin
3. Fagositosis-opsonin
Opsonin adalah molekul yang dapat diikat oleh satu pihak
partikel kuman dan dilain pihak diikat oleh reseptornya pada
fagosit shg memudahkan fagositosis. C3 merupakan sumber
opsonin utama (C3b), IgG shg Membran attack compleks
(MAC)sel lisis
4. Adherens imun
• Fenomena dari antigen yng melekat pada berbagai
permukaan (pembuluh darah) dilapisi anti bodi dan
mengaktifkan komplemen shg mudah difagositosis. Adherens
imun merupakan fenomen dari partikel antigen yang dilapisi
antibodi dan atas pengaruh komplemen melekat pada
berbagai permukaan  mudah dimakan fagosit
• C3b adalah Adherens Imun
5. Eliminasi kompleks imun
Ag yg telah diikat C3a diendapkan dalan hati dan
limpa dan difagositosis tampa merusak sel
darah merah
6. Netralisasi infeksi virus, C3b membantu
pembentukan agregrat virus
7.Aktivitas sistolik ADCC, C3b membantu rusak
sel ag
Lanjutan komplemen...
Anafilatoksin

• Anafilatoksin adalah bahan dengan berat molekul kecil


yang dapat menimbulkan degranulasi mastosit dan
atau basofil dan pelepasan histamin
• Histamin me ↑ kan permeabilitas vaskular & kontraksi
otot polos dan menimbulkan gejala-gejala yang
ditemukan pada reaksi alergi
• Pe ↑ kan permeabilitas vaskular menimbulkan edema
yaitu akumulasi cairan (antibodi dan komponen
komplemen) dalam jaringan  me ↑ kan lagi
pelepasan anafilatoksin dan memperluas reaksi
• C3a dan C5a adalah anafilatoksin
REGULASI
• Regulasi jalur klasik Regulasi jalur klasik terutama
terjadi melalui 2 fase, yaitu melalui aktivitas C1
inhibitor dan penghambatan C3 konvertase.
• Aktivitas C1 inhibitor Aktivitas proteolitik C1 dihambat
oleh C1 inhibitor (C1 INH). Sebagian besar C1 dalam
peredaran darah terikat pada C1 INH. Ikatan antara C1
dengan kompleks antigen-antibodi akan melepaskan
C1 dari hambatan C1 INH.
• Penghambatan C3 konvertase Pembentukan C3
konvertase dihambat oleh beberapa regulator.
Regulasi jalur alternatif
• Jalur alternatif juga di regulasi pada berbagai fase oleh
beberapa protein dalam sirkulasi maupun yang terdapat
pada permukaan membran.
• Faktor H berkompetisi dengan faktor B dan Bb untuk
berikatan dengan C3b. Juga CR1 dan DAF dapat berikatan
dengan C3b sehingga berkompetisi dengan faktor B. Dengan
adanya hambatan ini maka pembentukan C3 konvertase
juga dapat dihambat. Faktor I, menghambat pembentukan
C3bBb; dalam fungsinya ini faktor I dibantu oleh kofaktor H,
CR1 dan MCP. Faktor I memecah C3b dan yang tertinggal
melekat pada permukaan sel adalah inaktif C3b (iC3b), yang
tidak dapat membentuk C3 konvertase, selanjutnya iC3b
dipecah menjadi C3dg dan terakhir menjadi C3d.
Penyakit Dalam Sistem Komplemen

• Defisiensi protein regulator


• Defisiensi genetik
• Defisiensi komplemen
• Defisiensi fragmen kompleks serangan
membran
• Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai