PENGAJAR : ARNISAM,SKM, M.Kes PENGERTIAN KODE ETIK
A. Kode Etik : Prinsip2 tentang tingkah laku
baik dan tdk baik, khusus menyangkut profesi tertentu.
B. Guna : Sebagai pedoman dlm
melakukan tugas2 sebagai pelaku profesi Kode Etik Gizi Tuntunan perilaku profesional seorang tenaga gizi dlm melakukan pelayanan gizi sesuai dg pengetahuan, sikap dan ketrampilan yg telah diperoleh dari pendidikan formal dan nonformal
Dalam menerapkan kode etik, seorang
ahli gizi melaksanakan tugas profesinya, perlu memperhatikan kewajiban yang diembannya. Kewajiban tersebut menyangkut kewajiban umum, kewajiban kepada klien, kewajiban kepada masyarakat, kewajiban kepada teman seprofesi dan mitra kerja serta kewajiban kepada diri sendiri KEWAJIBAN UMUM
1. Ahli gizi berperan meningkatkan
keadaan gizi dan kesehatan serta berperan dlm meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan rakyat. 2. Ahli gizi berkewajiban menjunjung tinggi nama baik profesi dg menunjukkan sikap, perilaku, dan budi luhur serta tidak mementingkan diri sendiri 3. Ahli gizi berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya menurut standar profesi yg telah ditetapkan. 4. Ahli gizi berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya bersikap jujur, tulus dan adil. 5. Ahli gizi berkewajiban menjalankan profesinya berdasarkan prinsip keilmuan, informasi terkini, dan dlm menginterpretasikan informasi hendaknya obyektif tanpa membedakan individu dan dpt menunjukkan sumber rujukan yg benar. 6. Ahli gizi berkewajiban senantiasa mengenal dan memahami keterbatasannya shg dpt bekerja sama dg pihak lain atau membuat rujukan bila diperlukan. 7. Ahli gizi dlm melakukan profesinya mengutamakan kepentingan masyarakat dan berkewajiban senantiasa berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yg sebenarnya. 8. Ahli gizi dlm bekerja sama dg para profesional lain di bidang kesehatan maupun lainnya berkewajiban senantiasa memelihara pengertian yg sebaik-baiknya. KEWAJIBAN TERHADAP KLIEN 1. sepanjang waktu Ahli gizi berkewajiban senantiasa berusaha memelihara dan meningkatkan status gizi klien baik dlm lingkup institusi pelayanan gizi atau di masyarakat umum. 2. Ahli gizi berkewajiban senantiasa menjaga kerahasiaan klien atau masyarakat yg dilayani baik pd saat klien masih atau sudah tdk dlm pelayanannya, bahkan juga setelah klien meninggal dunia kecuali bila diperlukan utk keperluan kesaksian hukum. 3. Ahli gizi dlm menjalankan profesinya senantisa menghormati dan menghargai kebutuhan utk setiap klien yg dilayani dan peka thd perbedaan budaya, dan tdk melakukan diskriminalisasi dalam hal suku, agama, ras, status social, jenis kelamin, usia dan tdk menunjukan pelecehan social 4. Ahli gizi berkewajiban senantiasa memberikan pelayanan prima, cepat, dan akurat 5. Ahli gizi berkewajiban memberikan informasi kpd klien dg tepat dan jelas, shg memungkinkan klien mengerti dan mau memutuskan sendiri berdasarkan informasi tsb 6. Ahli gizi dlm melakukan tugasnya, apabila mengalami keraguan dlm memberikan pelayanan berkewajiban senantiasa berkonsultasi dan merujuk kepada ahli gizi lain yg mempunyai keahlian KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT 1. Ahli gizi berkewajiban melindungi masyarakat umum khususnya ttg penyalahgunaan pelayanan, informasi yg salah dan praktik yg tdk etis berkaitan dg gizi, pangan termasuk makanan dan terapi gizi/ diet. Ahli gizi hendaknya senantiasa memberikan pelayanannya sesuai dg informasi faktual, akurat dan dpt dipertanggungjawabkan kebenarannya. 2. Ahli gizi senantiasa melakukan kegiatan pengawasan pangan dan gizi sehingga dpt mencegah masalah gizi di masyarakat. 3. Ahli gizi berkewajiban senantiasa peka terhadap status gizi masyarakat utk mencegah terjadinya masala gizi dan meningkatkan status gizi masyarakat 4. Ahli gizi berkewajiban memberi contoh hidup sehat dg pola makan dan aktivitas yg seimbang sesuai dg nilai praktik gizi individu yg baik. 5. Dalam bekerja sama dg profesional lain di masyarakat, Ahli gizi berkewajiban hendaknya senantiasa berusaha memberikan dorongan, dukungan, inisiatif, dan bantuan lain dg sungguh-sungguh demi tercapainya status gizi dan kesehatan optimal di masyarakat. 6. Ahli gizi dlm mempromosikan atau mengesahkan produk makanan tertentu berkewajiban senantiasa tdk dg cara yg salah atau, menyebabkan salah interpretasi atau menyesatkan masyarakat. KEWAJIBAN TERHADAP TEMAN SEPROFESI DAN MITRA KERJA 1. Ahli gizi bekerja melakukan promosi gizi, memelihara dan meningkatkan status gizi masyarakat secara optimal, berkewajiban senantiasa bekerja sama dan menghargai berbagai disiplin ilmu sebagai mitra kerja di masyarakat. 2. Ahli gizi berkewajiban senantiasa memelihara hubungan persahabatan yang harmonis dengan semua organisasi atau disiplin ilmu/profesional yang terkait dalam upaya meningkatkan status gizi, kesehatan, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat. 3. Ahli gizi berkewajiban selalu menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan ketrampilan terbaru kepada sesama profesi dan mitra kerja. KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI DAN DIRI SENDIRI 1. Ahli gizi berkewajiban mentaati, melindungi dan menjunjung tinggi ketentuan yg dicanangkan oleh profesi. 2. Ahli gizi berkewajiban senantiasa memajukan dan memperkaya pengetahuan dan keahlian yg diperlukan dalam menjalankan profesinya sesuai perkembangan ilmu dan teknologi terkini serta peka terhadap perubahan lingkungan 3. Ahli gizi harus menunjukkan sikap percaya diri, berpengetahuan luas, dan berani mengemukakan pendapat serta senantiasa menunjukkan kerendahan hari dan mau menerima pendapat orang lain yg benar. 4. Ahli gizi dlm menjalankan profesinya berkewajiban utk tdk boleh dipengaruhi oleh kepentingan pribadi termasuk menerima uang selain imbalan yg layak sesuai jasanya, meskipun dg pengetahuan klien/masyarakat (tempat dimana ahli gizi diperkerjakan) 5. Ahli gizi berkewajiban tdk melakukan perbuatan yg melawan hukum, dan memaksa orang lain utk melawan hukum. 6. Ahli gizi berkewajiban memelihara kesehatan dan keadaan gizinya agar dpt bekerja dg baik 7. Ahli gizi berkewajiban melayani masyarakat umum tanpa memandang keuntungan perorangan atau kebesaran seseorang. 8. Ahli gizi berkewajiban selalu menjaga nama baik profesi dan mengharumkan organisasi profesi PENERAPAN PELANGGGARAN Sampai saat ini profesi gizi belum melaksanakan penerapan pelanggaran kode etik secara tegas Pelanggaran terhadap ketentuan kode etik ini diatur tersendiri dalam Majelis Kode Etik Persatuan Ahli Gizi Indonesia. Pelanggaran thdp kode etik profesi berarti pelanggaran thdp sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yg scr tegas menyatakan apa yg benar dan baik bagi suatu profesi dlm masyarakat
Bila seseorang melakukan pelanggaran
etik maka dpt diberikan sangsi pelanggaran kode etik berupa sangsi moral dan sangsi dikeluarkan dari organisasi