Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TATANIAGA MERANGKUM DARI BAHAN BACAAN ISU STRATEGIS DAN

PERMASALAHANNYA

Dosen Pengampu :
Ganjar Wiryati, S.ST., M.Si

Oleh :
Aditya Aqil Pangestu
53176112098

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERIKANAN


JURUSAN PENYULUHAN PERIKANAN BOGOR
POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN
2020
6.1 Isu dan Permasalahan Umum
Isu strategis dan permasalahan umum yang menjadi kendala utama dalam mewujudkan
kegiatan perikanan berkelanjutan di Indonesia adalah:
1) pengelolaan perikanan (fisheries management)
3) pelaku usaha perikanan.
Masih lemahnya sistem pengelolaan perikanan merupakan isu strategis dan
permasalahan umum yang pokok dalam mewujudkan sektor perikanan berkelanjutan di
Indonesia. Sebagai contoh untuk perikanan tangkap, banyak perairan laut di kawasan barat
dan tengah Indonesia sudah menunjukkan gejala padat tangkap (overfishing), seperti Selat
Malaka, perairan timur Sumatera, Laut Jawa, dan Selat Bali. Sementara, di perairan laut
kawasan timur Indonesia, tingkat pemanfaatan sumberdaya ikannya belum optimal atau
masih underfishing. Akibatnya, pada daerah-daerah penangkapan ikan tertentu yang
mengalami over-exploitation, nelayan-nelayannya umumnya menjadi miskin, karena sulit
mendapatkan ikan hasil tangkapan.
Untuk contoh perikanan budidaya, salah satunya adalah memenuhi kebutuhan
nasional akan benih dan pakan seringkali tidak mencukupi, sehingga aktivitas perikanan
budidaya, sebagian masih tergantung dengan negara lain yang tentunya akan mengancam
keberlanjutan usaha para pembudidaya ikan nasional. Kenyataan seperti tersebut di atas
sebagai cerminan bahwa betapa belum kuatnya pengelolaan perikanan nasional, sehingga
pemerintah perlu segera menata dan memperbaiki kelemahan yang ada sekarang dengan
melakukan penguatan kebijakannya. Kondisi penegakan hukum untuk sektor perikanan di
Indonesia juga relatif masih lemah, baik secara kuantitas dan kualitas. contoh utama akibat
belum tegaknya hukum di bidang perikanan tangkap adalah maraknya kegiatan IUU fishing
yang jelas-jelas menjadi kendala utama untuk mewujudkan pembangunan perikanan
berkelanjutan. Sementara dibidang perikanan budidaya adalah masalah peraturan tata ruang
yang sering kali dilanggar atau tidak dipatuhi tanpa ada tindakan yang tegas dari pemerintah
atau aparat penegak hokum. Isu strategis lainnya adalah pelaku usaha perikanan yang
sebagian besar belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang usaha perikanan yang
berkelanjutan dan juga belum memiliki skala usaha yang layak (economy of scale).
Akibatnya, tidak sedikit pelaku usaha perikanan, baik perikanan tangkap maupun perikanan
budidaya, yang melakukan praktik-praktik usaha perikanan yang tidak berkelanjutan, bahkan
beberapa masih ada yang menggunakan alat tangkap atau bahan-bahan yang berbahaya
bagi sumber daya ikan, lingkungan, dan manusianya.

6.2 Isu dan Permasalahan Perikanan Tangkap


Untuk mengetahui akar permasalahan yang menghambat dalam mewujudkan perikanan
tangkap berkelanjutan, maka dilakukan analisis berdasarkan sebab akibat dengan
menggunakan diagram tulang ikan (fish-bone diagram). Diagram tersebut dianalisis
berdasarkan hasil desk study, diskusi intensif dengan para pemangku kepentingan terkait
(seperti: Kepala Pelabuhan Perikanan, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan, dan Kepala
PSDKP di lokasi survei) dengan panduan kuisioner dan kunjungan lapangan
Isu, Permasalahan dan Dampak Potensial pada Keberlanjutan Perikanan Tangkap

No Isu Permasalahannya Dampak Potensial

ASPEK EKONOMI
1. Daya saing produk - Usaha perikanan - Penyediaan lapangan
perikanan tangkap tangkap belum kerja akan berkurang
yang masih rendah efisien
- Pendapatan
- Kontinuitas produksi masyarakat akan
tidak stabil menurun.
- Penerimaan devisa
akan menurun
2. Kurang - Sistem logistik ikan - Usaha perikanan akan
berkembangnya belum sangat
pasar domestik tertata dengan baik dan tergantung dengan
untuk negara
\
No Isu Permasalahannya Dampak Potensial
produk perikanan efisien pengimpor
tangkap dan
pengamanan - Daya beli sebagian - Kualitas masyarakat
kualitas ikan besar masyarakat Indonesia akan
Indonesia masih lemah menurun, akibat
rendahnya tingkat
- Tingkat pemahaman
konsumsi ikan per
untuk pengamanan
kapita
kualitas ikan pada
nelayan/pembudi daya - Akan terjadi
ikan masih kurang penggunaan bahan-
bahan yang berbahaya
untuk mengawetkan /
mengolah ikan
3. Akses untuk - Prosedur perbankan - Usaha perikanan
permodalan bagi yang sulit dipenuhi yang ada tidak akan
pengembangan bagi nelayan skala berkembang
usaha perikanan kecil.
- Akan terjadi tingkat
tangkap terbatas
- Tingkat suku bunga pemanfaatan sumber
kredit yang masih daya ikan yang tidak
relatif tinggi berimbang dan
optimal
ASPEK SOSIAL
4. Kualitas nelayan - Profesi nelayan masih - Sulit mewujudkan
sebagian besar termasuk pekerjaan praktik- praktik
masih relatif informal dan tanpa penangkapan ikan
rendah persyaratan yang profesional dan
bertanggungjawab
- Sistem upah untuk
nelayan buruh masih - Tingkat kesejahteraan
bersifat harian dengan nelayan buruh akan
cara bagi hasil sulit ditingkatkan,
karena tidak memiliki
- Sebagian besar
kemampuan
nelayan skala kecil
manajemen keuangan
berusaha secara
yang baik
sendiri- sendiri
(individual). - Posisi tawar nelayan
menjadi lemah
ASPEK LINGKUNGAN
5. Kegiatan - Kurangnya sarana - Sumber daya ikan (SDI)
Illegal, dan SDM penegak akan mengalami
Unregulated hukum di laut degradasi dan
and overfishing
- Belum
Unreported
diberdayakannya - Hilangnya nilai devisa
(IUU) Fishing
petugas Pengawas dari sub-sektor
Sumberdaya Ikan dan perikanan tangkap
Pengawas Kapal lkan
- Berkurangnya nilai
secara optimal
PNBP sub- sektor
- Manipulasi ukuran GT perikanan tangkap
kapal
6. Padat - Kemampuan sebagian - SDI di perairan pantai
tangkap besar armada akan mengalami
(Overfishing perikanan tangkap di degradasi hingga
) di perairan Indonesia hanya dapat kepunahan
pantai beroperasi di perairan
- Usaha perikanan
pantai, karena skalanya
rakyat akan mengalami
yang relatif kecil.
degradasi hingga
- Kebijakan ”limited menuju kebangkrutan
access”
No Isu Permasalahannya Dampak Potensial
belum diterapkan
secara menyeluruh.

ASPEK KELEMBAGAAN
7. Lemahnya - Kemampuan - Maraknya aksi IUU
kapasitas kapasitas fishing, baik oleh kapal
kelembagaan kelembagaan ikan asing maupun
pengawas dan pengawas kapal ikan Indonesia
penegakan hukum perikanan masih
- Biaya operasi
terbatas
pengawasan yang
- Belum optimalnya mahal dan dengan hasil
koordinasi antar yang kurang efektif
instansi terkait dalam
- Tidak terlindunginya
pengendalian
usaha investasi usaha
pemanfaatan
yang legal dibidang
sumberdaya perikanan
perikanan tangkap
- Kapasitas kelembagaan
penegakan hukum
belum kuat, tegas, dan
independent
8. Sistem pendataan - Mekanisme - Rumusan Kebijakan
perikanan tangkap pengumpulan data dan Program
yang belum andal perikanan tangkap Pembangunan
dan masih parsial masif bersifat pasif. Perikanan Tangkap
Tidak Tepat
- Belum adanya sistem
Sasaran
pengelolaan data
perikanan tangkap - Terbatasnya Investasi
yang terintegrasi Perikanan Tangkap
karena
- Terbatasnya SDM
ketidaktersediaan
pengelola data
data dan informasi.
perikanan tangkap
- Salah pengelolaan
- Terbatasnya sarana
dan prasarana untuk
pengelolaan data
perikanan tangkap
Terdapat delapan isu beserta permasalahan dan dampak potensial yang terjadi
dalam kegiatan pengelolaan perikanan tangkap yang berkelanjutan di Indonesia.
Delapan isu tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Daya saing produk yang masih rendah

Produk-produk perikanan mengalami kalah saing jika dibandingkan dengan


produk pangan lain, seperti daging sapi dan ayam. Permasalahan yang terjadi
adalah usaha perikanan yang belum efisien maupun kontinuitas produksi yang
tidak stabil. Penyebabnya antara lain adalah kurangnya sarana prasarana maupun
pengetahuan untuk meningkatkan atau memberikan nilai tambah pada produk
perikanan.
2. Pasar domestik perikanan tangkap yang kurang berkembang dan pengamanan
kualitas ikan
Permasalahan logistik perikanan yang belum tertata dengan baik dan efisien. Saat ini
permasalahan logistik perikanan sudah menjadi fokus bagi pemerintah. Logistik produk
perikanan memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk lain seperti penanganan
yang berbeda dengan produk pertanian, peternakan maupun produk lain. Kurang
berkembangnya pasar domestik perikanan tangkap di Indonesia menyebabkan usaha
perikanan sangat tergantung dengan negara-negara pengimpor, sedangkan pada
pemasaran ekspor sendiri para pengusaha juga mengalami banyak kendala seperti
keterlambatan pembayaran, hingga ditolaknya produk perikanan yang kadang terjadi
bukan dengan alasan yang jelas.
3. Akses permodalan usaha perikanan tangkap masih terbatas

Permasalahan yang terjadi saat ini adalah sulitnya prosedur perbankan


bagimasyarakat nelayan yang sebagian besar merupakan nelayan skala kecil. Selain
itu suku bunga kredit yang relatif tinggi juga menjadi salah satu penghambat
berkembangnya usaha perikanan nelayan di Indonesia.
Dampak dari terbatasnya akses permodalan usaha bagi nelayan adalah sulitnya
perkembangan usaha perikanan tangkap atau cenderung stagnan.
4. Kualitas nelayan sebagian besar masih relatif rendah

Pekerjaan nelayan di Indonesia merupakan pekerjaan informal. Hal ini


menyebabkan sebagian besar nelayan Indonesia berkualitas relatif rendah, karena
menjadi nelayan tidak dibutuhkan persyaratan atau ketrampilan tertentu. Sehingga
kemampuan mereka dalam hal pengetahuan dan ketrampilan dalam menangkap ikan,
manajemen usaha, penanganan kualitas ikan hingga pemasarannya, masih sangat
terbatas.
5. Adanya IUU Fishing

Secara umum petugas pengawas sumber daya kelautan dan perikanan (PSDKP)
belum berfungsi secara optimal. Selain itu di banyak daerah Kelompok Masyarakat
Pengawas (POKMASWAS) belum berfungsi dan belum berkoordinasi dengan PSDKP
dengan baik. POKMASWAS sendiri seharusnya dapat menjadi informasi awal yang
baik bagi kegiatan illegal yang dilakukan di laut, baik destructive fishing maupun
pelanggaran oleh negara lain. Kegiatan IUU fishing yang terjadi di perairan Indonesia
memberikan dampak negatif terhadap dua sektor penting yaitu lingkungan dan
pendapatan negara. Dengan adanya kegiatan IUU fishing sumberdaya ikan terkuras
tanpa dimanfaatkan dengan baik sehingga akan mengalami degradasi dan overfishing.
Sedangkan dari sektor pendapatan negara terjadi kehilangan nilai devisa dari sub-
sektor perikanan tangkap yang cukup besar dan berkurangnya nilai PNBP perikanan
tangkap.
6. Padat tangkap di perairan pantai
Permasalahan lainnya adalah belum diterapkannya kebijakan “limited access”
secara menyeluruh, sehingga hingga saat ini belum terjadi pembatasan baik armada
penangkapan, alat tangkap maupun jumlah dan jenis tangkapan.yang menyebabkan
terjadinya dampak negatif berupa terganggunya ekosistem pantai yang merupakan
sumber trophic level, sehingga dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan
kehancuran sumberdaya bahkan kepunahan ikan.
7. Lemahnya kapasitas kelembagaan pengawas dan penegakan hukum
Kemampuan kapasitas kelembagaan pengawas perikanan masih terbatas,
baik dari sisi sarana, SDM, maupun dana operasionalnya Kemudian, ditambah lagi
dengan belum optimalnya koordinasi antar instansi terkait dalam pengendalian
sumber daya ikan, yang menyebabkan banyaknya celah untuk terjadi pelanggaran
di laut, baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya.

8. Sistem pendataan yang belum handal dan masih parsial

Pendataan perikanan termasuk hal utama yang harus diatasi terlebih dahulu. Hal ini
disebabkan pendataan perikanan merupakan input utama dalam menentukan pengambilan
kebijakan yang akan dilakukan kemudian. Penyebab utamanya adalah dibangunnya sistem
basis data yang komprehensif dan bersifat pro-aktif. Dampak yang dihasilkan dari
ketidakakuratan data perikanan tangkap adalah terciptanya rumusan kebijakan
pembangunan perikanan tangkap yang tidak tepat sasaran, sehingga menghasilkan
pengelolaan yang salah.

- Permasalahan ekonomi yang terjadi adalah akibat: kemiskinan nelayan, keterbatasan


modal, kesulitan BBM, TPI dan industri yang tidak berkembang. Akar permasalahan dari
kemiskinan nelayan sendiri disebabkan oleh masalah sosial seperti pendidikan yaang
kurang baik, terutama untuk masyarakat pesisir. diperparah dengan sistem pengawasan
perikanan (MCS) yang belum terlaksana dengan baik. Selain itu dalam permasalahan
ekonomi juga terjadi kegiatan TPI yang tidak berkembang Permasalahan sosial utama
yang terjadi dalam perikanan tangkap berkelanjutan adalah kondisi SDM mayarakat
nelayan yang mayoritas masih kurang baik.
- Praktek illegal fishing dari asing semakin memperparah tekanan terhadap stok ikan. Illegal
fishing ini terutama diakibatkan oleh belum mampunya pemerintah dalam mengawasi
seluruh perairan Indonesia, baik secara sarana prasarana, SDM, maupun sistem
pelaksanaan.
- Permasalahan kelembagaan pada perikanan tangkap terutama adalah pendataan terkait
perikanan tangkap yang kurang baik. Data yang akurat adalah hal penting dalam
penentuan kebijakan, dengan data yang tidak sesuai maka akan menyebabkan terjadinya
kesalahan pengambilan keputusan terkait pengelolaan perikanan berkelanjutan.

6.3. Isu dan Permasalahan Perikanan Budidaya

Isu strategis dan permasalahan yang terinventarisasi dalam kajian ini dapat
dilihat dalam Tabel 6.2. Masih banyaknya isu strategis dan permasalahan tersebut
jelas menunjukkan bahwa sektor perikanan budidaya di Indonesia masih mempunyai
banyak kendala dalam pengelolaan dan pengembangannya.
TEKNOLOGI & SISTEM SUMBERDAYA IKAN
Biaya Produksi tidak PRODUKSI Penurunan
efisien
Mayoritas KualitasLimbah
Lingkungankegiatan
pembudidaya
Daya saing K ontinuitas jumlah mutu budidaya & non-
skala kecil
dengan sistem produk & t produksi budidaya
teknologi rendah idak stabil
Ke terbatasan benih Kawasan
produksi Besarnya porsi be rkualitas penyangga rusak
sederhana biaya dan harga Ancaman Invasive Alien Species
pakan SUSTAINABILITY
Ma salah Penyakit (IAS)
PERIKANAN
Pasar terbatas BUDIDAYA BELUM
Kepastian tata ruang diperlukan Sistem logistik belum
Sulit melakukan adopsi
BISA DIJAMIN
Konsumsi rendah terhadap perubahan tertata baik & efisien
Hambatan ekspor teknologi dan sistem
Rantai budidaya
pemasaran
Konflik kepentingan Keterbatasan modal, Keterbatasan sarana saluran,
belum efisien
Tidak ada kepastian hukum dalam arti pengetahua n dan akses jalan, listri, bb m dll
fisik dan fungsional teknologi

KELEMBAGAAN DAN SDM FASILITAS &


PASAR KEBIJAKAN INFRASTRUKTUR

Isu strategis dan permasalahan beserta dampak potensialnya yang dihadapi oleh
perikanan budidaya secara nasional.

No Isu Strategis Permasalahannya Dampak Potensial


.
ASPEK EKONOMI
1. Besarnya porsi - Sebagian besar bahan - Ongkos produksi
biaya dan baku pakan masih meningkat sehingga
tingginya harga harus didatangkan dari membutuhkan modal
pakan negara lain (import) usaha yang lebih
besar
- Pabrik pakan skala - Keuntungan
rumah tangga belum pembudidaya
berkembang dengan berkurang
baik. - Usaha budidaya ikan
- Kenaikan harga ikan skala kecil akan
tidak seimbang mengalami degradasi
dengan kenaikan hingga menuju
harga pakan kebangkrutan
- Industri penyediaan
bahan baku pakan
lokal masih sangat
terbatas
2. Skala Usaha - Pembudidaya ikan di - Biaya produksi
Pembudidaya Indonesia didominasi menjadi tidak efisien
Ikan oleh pembudidaya sehingga daya saing
skala kecil sehingga produk rendah
porsi biaya tetap - Kontinuitas produksi
yang dikeluarkan tidak stabil
menjadi besar.
- Tingkat kesejahteraan
- Sebagian besar pembudidaya ikan
kualitas SDM skala kecil akan sulit
pembudidaya ikan ditingkatkan, karena
masih terbatas. tidak memiliki
- Sistem upah untuk kemampuan
sebagian usaha manajemen keuangan
budidaya skala kecil yang baik
masih bersifat harianl. - Sulit mewujudkan
optimalisasi
pemanfaatan sumber
daya budidaya ikan
yang
bertanggungjawab
3. Akses untuk - Prosedur perbankan - Usaha budidaya
permodalan bagi yang sulit dipenuhi perikanan skala kecil
pengembangan bagi pembudidaya tidak akan
usaha perikanan skala kecil. berkembang
budidaya terbatas - Tingkat suku bunga - Akan terjadi tingkat
kredit yang masih pemanfaatan sumber
relatif tinggi daya budidaya
perikanan yang tidak
berimbang dan
optimal
4. Sistem logistik - Sistem logistik - Biaya produksi
kegiatan budidaya meningkat sehingga
ikan belum tertata usaha budidaya
dengan baik dan menjadi kurang
efisien efisien
- Infrastruktur - Daya saing produk
pendukung masih menjadi lemah
terbatas (jalan, listrik,
bbm, dll.)
- Kualitas produk dan
harga jual tidak
menentu
No Isu Strategis Permasalahannya Dampak Potensial
.
ASPEK SOSIAL
5. Teknologi dan - Ketersediaan benih - Pembudidaya tidak
sistem produksi bermutu tinggi masih leluasa untuk
terbatas meningkatkan skala
- Akses terhadap usaha dan atau
teknologi terbatas mengaplikasikan
teknologi untuk
- Umumnya masih efisiensi usaha
menerapkan sistem
tradisional dan atau
sistem semi-intensive
6. Masalah - Tingkat pemahaman - Akan terjadi
pengamanan untuk pengamanan penggunaan bahan-
kualitas ikan kualitas ikan pada bahan yang
pembudidaya ikan berbahaya untuk
masih kurang dalam proses
produksi budidaya
ikan.
ASPEK LINGKUNGAN
7. Penurunan - Masa - Produktivitas
kualitas pemeliharaan ikan budidaya perikanan
perairan semakin lama akan menurun
- Ikan lebih mudah - Biaya produksi
terkena penyakit akan meningkat
- Konversi pakan makin - Dalam jangka
tinggi (boros pakan) panjang kegiatan
usaha perikanan
budidaya menjadi
tidak menarik lagi
ASPEK KELEMBAGAAN
8. Kepastian tata - Terjadi konflik - Sustainability usaha
ruang usaha kepentingan dengan perikanan budidaya
budidaya pengguna lain tidak bisa dijamin
perikanan - Tidak ada kepastian - Tidak ada jaminan
hukum dalam arti fisik bahwa perairan yang
dan fungsional bagi ada tidak akan
para investor perikanan tercemari baik oleh
budidaya limbah industri,
pertanian ataupun
rumah tangga yang
berada dibagian hulu
DAS (Daerah Aliran
Sungai) yang mengalir
di kawasan tersebut.
9 Sistem - Mekanisme sistem - Rumusan Kebijakan
pendataan pencatatan data dan Program
perikanan perikanan budidaya Pembangunan
budidaya belum belum tepat, cepat, Perikanan Budidaya
andal dan dan efisien. Tidak Tepat Sasaran
efisien - Terbatasnya SDM - Salah kebijakan
pengelola data dalam
perikanan budidaya pengelolaan
- Terbatasnya sarana perikanan
dan prasarana untuk budidaya
pengelolaan data - Investasi perikanan
perikanan budidaya budidaya yang tidak
tepat.

Anda mungkin juga menyukai