PERMASALAHANNYA
Dosen Pengampu :
Ganjar Wiryati, S.ST., M.Si
Oleh :
Aditya Aqil Pangestu
53176112098
ASPEK EKONOMI
1. Daya saing produk - Usaha perikanan - Penyediaan lapangan
perikanan tangkap tangkap belum kerja akan berkurang
yang masih rendah efisien
- Pendapatan
- Kontinuitas produksi masyarakat akan
tidak stabil menurun.
- Penerimaan devisa
akan menurun
2. Kurang - Sistem logistik ikan - Usaha perikanan akan
berkembangnya belum sangat
pasar domestik tertata dengan baik dan tergantung dengan
untuk negara
\
No Isu Permasalahannya Dampak Potensial
produk perikanan efisien pengimpor
tangkap dan
pengamanan - Daya beli sebagian - Kualitas masyarakat
kualitas ikan besar masyarakat Indonesia akan
Indonesia masih lemah menurun, akibat
rendahnya tingkat
- Tingkat pemahaman
konsumsi ikan per
untuk pengamanan
kapita
kualitas ikan pada
nelayan/pembudi daya - Akan terjadi
ikan masih kurang penggunaan bahan-
bahan yang berbahaya
untuk mengawetkan /
mengolah ikan
3. Akses untuk - Prosedur perbankan - Usaha perikanan
permodalan bagi yang sulit dipenuhi yang ada tidak akan
pengembangan bagi nelayan skala berkembang
usaha perikanan kecil.
- Akan terjadi tingkat
tangkap terbatas
- Tingkat suku bunga pemanfaatan sumber
kredit yang masih daya ikan yang tidak
relatif tinggi berimbang dan
optimal
ASPEK SOSIAL
4. Kualitas nelayan - Profesi nelayan masih - Sulit mewujudkan
sebagian besar termasuk pekerjaan praktik- praktik
masih relatif informal dan tanpa penangkapan ikan
rendah persyaratan yang profesional dan
bertanggungjawab
- Sistem upah untuk
nelayan buruh masih - Tingkat kesejahteraan
bersifat harian dengan nelayan buruh akan
cara bagi hasil sulit ditingkatkan,
karena tidak memiliki
- Sebagian besar
kemampuan
nelayan skala kecil
manajemen keuangan
berusaha secara
yang baik
sendiri- sendiri
(individual). - Posisi tawar nelayan
menjadi lemah
ASPEK LINGKUNGAN
5. Kegiatan - Kurangnya sarana - Sumber daya ikan (SDI)
Illegal, dan SDM penegak akan mengalami
Unregulated hukum di laut degradasi dan
and overfishing
- Belum
Unreported
diberdayakannya - Hilangnya nilai devisa
(IUU) Fishing
petugas Pengawas dari sub-sektor
Sumberdaya Ikan dan perikanan tangkap
Pengawas Kapal lkan
- Berkurangnya nilai
secara optimal
PNBP sub- sektor
- Manipulasi ukuran GT perikanan tangkap
kapal
6. Padat - Kemampuan sebagian - SDI di perairan pantai
tangkap besar armada akan mengalami
(Overfishing perikanan tangkap di degradasi hingga
) di perairan Indonesia hanya dapat kepunahan
pantai beroperasi di perairan
- Usaha perikanan
pantai, karena skalanya
rakyat akan mengalami
yang relatif kecil.
degradasi hingga
- Kebijakan ”limited menuju kebangkrutan
access”
No Isu Permasalahannya Dampak Potensial
belum diterapkan
secara menyeluruh.
ASPEK KELEMBAGAAN
7. Lemahnya - Kemampuan - Maraknya aksi IUU
kapasitas kapasitas fishing, baik oleh kapal
kelembagaan kelembagaan ikan asing maupun
pengawas dan pengawas kapal ikan Indonesia
penegakan hukum perikanan masih
- Biaya operasi
terbatas
pengawasan yang
- Belum optimalnya mahal dan dengan hasil
koordinasi antar yang kurang efektif
instansi terkait dalam
- Tidak terlindunginya
pengendalian
usaha investasi usaha
pemanfaatan
yang legal dibidang
sumberdaya perikanan
perikanan tangkap
- Kapasitas kelembagaan
penegakan hukum
belum kuat, tegas, dan
independent
8. Sistem pendataan - Mekanisme - Rumusan Kebijakan
perikanan tangkap pengumpulan data dan Program
yang belum andal perikanan tangkap Pembangunan
dan masih parsial masif bersifat pasif. Perikanan Tangkap
Tidak Tepat
- Belum adanya sistem
Sasaran
pengelolaan data
perikanan tangkap - Terbatasnya Investasi
yang terintegrasi Perikanan Tangkap
karena
- Terbatasnya SDM
ketidaktersediaan
pengelola data
data dan informasi.
perikanan tangkap
- Salah pengelolaan
- Terbatasnya sarana
dan prasarana untuk
pengelolaan data
perikanan tangkap
Terdapat delapan isu beserta permasalahan dan dampak potensial yang terjadi
dalam kegiatan pengelolaan perikanan tangkap yang berkelanjutan di Indonesia.
Delapan isu tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Daya saing produk yang masih rendah
Secara umum petugas pengawas sumber daya kelautan dan perikanan (PSDKP)
belum berfungsi secara optimal. Selain itu di banyak daerah Kelompok Masyarakat
Pengawas (POKMASWAS) belum berfungsi dan belum berkoordinasi dengan PSDKP
dengan baik. POKMASWAS sendiri seharusnya dapat menjadi informasi awal yang
baik bagi kegiatan illegal yang dilakukan di laut, baik destructive fishing maupun
pelanggaran oleh negara lain. Kegiatan IUU fishing yang terjadi di perairan Indonesia
memberikan dampak negatif terhadap dua sektor penting yaitu lingkungan dan
pendapatan negara. Dengan adanya kegiatan IUU fishing sumberdaya ikan terkuras
tanpa dimanfaatkan dengan baik sehingga akan mengalami degradasi dan overfishing.
Sedangkan dari sektor pendapatan negara terjadi kehilangan nilai devisa dari sub-
sektor perikanan tangkap yang cukup besar dan berkurangnya nilai PNBP perikanan
tangkap.
6. Padat tangkap di perairan pantai
Permasalahan lainnya adalah belum diterapkannya kebijakan “limited access”
secara menyeluruh, sehingga hingga saat ini belum terjadi pembatasan baik armada
penangkapan, alat tangkap maupun jumlah dan jenis tangkapan.yang menyebabkan
terjadinya dampak negatif berupa terganggunya ekosistem pantai yang merupakan
sumber trophic level, sehingga dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan
kehancuran sumberdaya bahkan kepunahan ikan.
7. Lemahnya kapasitas kelembagaan pengawas dan penegakan hukum
Kemampuan kapasitas kelembagaan pengawas perikanan masih terbatas,
baik dari sisi sarana, SDM, maupun dana operasionalnya Kemudian, ditambah lagi
dengan belum optimalnya koordinasi antar instansi terkait dalam pengendalian
sumber daya ikan, yang menyebabkan banyaknya celah untuk terjadi pelanggaran
di laut, baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya.
Pendataan perikanan termasuk hal utama yang harus diatasi terlebih dahulu. Hal ini
disebabkan pendataan perikanan merupakan input utama dalam menentukan pengambilan
kebijakan yang akan dilakukan kemudian. Penyebab utamanya adalah dibangunnya sistem
basis data yang komprehensif dan bersifat pro-aktif. Dampak yang dihasilkan dari
ketidakakuratan data perikanan tangkap adalah terciptanya rumusan kebijakan
pembangunan perikanan tangkap yang tidak tepat sasaran, sehingga menghasilkan
pengelolaan yang salah.
Isu strategis dan permasalahan yang terinventarisasi dalam kajian ini dapat
dilihat dalam Tabel 6.2. Masih banyaknya isu strategis dan permasalahan tersebut
jelas menunjukkan bahwa sektor perikanan budidaya di Indonesia masih mempunyai
banyak kendala dalam pengelolaan dan pengembangannya.
TEKNOLOGI & SISTEM SUMBERDAYA IKAN
Biaya Produksi tidak PRODUKSI Penurunan
efisien
Mayoritas KualitasLimbah
Lingkungankegiatan
pembudidaya
Daya saing K ontinuitas jumlah mutu budidaya & non-
skala kecil
dengan sistem produk & t produksi budidaya
teknologi rendah idak stabil
Ke terbatasan benih Kawasan
produksi Besarnya porsi be rkualitas penyangga rusak
sederhana biaya dan harga Ancaman Invasive Alien Species
pakan SUSTAINABILITY
Ma salah Penyakit (IAS)
PERIKANAN
Pasar terbatas BUDIDAYA BELUM
Kepastian tata ruang diperlukan Sistem logistik belum
Sulit melakukan adopsi
BISA DIJAMIN
Konsumsi rendah terhadap perubahan tertata baik & efisien
Hambatan ekspor teknologi dan sistem
Rantai budidaya
pemasaran
Konflik kepentingan Keterbatasan modal, Keterbatasan sarana saluran,
belum efisien
Tidak ada kepastian hukum dalam arti pengetahua n dan akses jalan, listri, bb m dll
fisik dan fungsional teknologi
Isu strategis dan permasalahan beserta dampak potensialnya yang dihadapi oleh
perikanan budidaya secara nasional.