Anda di halaman 1dari 72

Ujian Akhir Semester

Nama : Yuliana Sastra


NIM : D1101191034
Hari/Tanggal : 17 Desember 2020
Mata Kuliah : K-3 dan Lingkungan
Dosen : Yoga HP,MT / Maulana N

1. Jelaskan definisi lingkungan hidup menurut UU no.32 tahun 2009, serta paparkan
kronologi Undang-Undang yang mengatur mengenai pengelolaan lingkungan di
Indonesia
Jawab :
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang, artinya adalah lingkungan hidup
sebagi suatu wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi. Jadi ruang dalam lingkup lingkungan hidup adalah segala ruang
yang termasuk dalam lingkup atmosfer bumi. Atmosfer bumi sendiri terdapat sampai
sekitar 500 km dari permukaan bumi dengan berbagai macam lapisan yang berbeda-
beda. Sehingga apabila lingkungan hidup diibaratkan sebagai sebuah toples, maka
lapisan terluar toples atau yang menjadi atmosfer bumi paling atas itulah yang menjadi
batasan ruang bagi lingkungan hidup. Apa yang berada di luar toples tersebut bukanlah
lingkungan hidup dan hanya yang ada di dalamnya saja.
Kronologi :
Perkembangan hukum lingkungan di Indonesia lahir sejak diundangkannya
Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup, tanggal 11 Maret 1982 yang biasa disingkat dengan sebutan UULH
1982. UULH 1982 pada tanggal 19 September 1997 digantikan oleh Undang-undang
No. 23 Tahun 1997 dan kemudian UU No. 23 Tahun 1997 (UULH 1997) juga
dinyatakan tidak berlaku oleh UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (LN tahun 209 No. 140, disingkat dengan UUPPLH).

Pemaparan :
BAB IV PEMANFAATAN Pasal 12
BAB V PENGENDALIAN
• Bagian Kesatu Umum Pasal 13
• Bagian Kedua Pencegahan Pasal 14
• Paragraf 1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pasal 15-18
• Paragraf 2 Tata Ruang Pasal 19
• Paragraf 3 Baku Mutu Lingkungan Hidup Pasal 20
• Paragraf 4 Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup Pasal 21
• Paragraf 5 Amdal Pasal 22-33
• Paragraf 6 UKL-UPL Pasal 34-35
• Paragraf 7 Perizinan Pasal 36-41
• Paragraf 8 Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup Pasal 42-44
• Paragraf 9 Peraturan Perundang-undangan Berbasis Lingkungan Hidup Pasal
44
• Paragraf 10 Anggaran Berbasis Lingkungan Hidup Pasal 45-46
• Paragraf 11 Analisis Risiko Lingkungan Hidup Pasal 47
• Paragraf 12 Audit Lingkungan Hidup Pasal 48-52
• Bagian Ketiga Penanggulangan Pasal 53
• Bagian Keempat Pemulihan Pasal 54-56
BAB VI PEMELIHARAAN Pasal 57
BAB VII PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN SERTA
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
• Bagian Kesatu Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun Pasal 58
• Bagian Kedua Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Pasal 59
• Bagian Ketiga Dumping Pasal 60-61
BAB VIII SISTEM INFORMASI Pasal 62
BAB IX TUGAS DAN WEWENANG PEMERINTAH DAN PEMERINTAH
DAERAH
BAB IX TUGAS DAN WEWENANG PEMERINTAH DAN PEMERINTAH
DAERAH Pasal 63-64
BAB X HAK, KEWAJIBAN, DAN LARANGAN
• Bagian Kesatu Hak Pasal 65-66
• Bagian Kedua Kewajiban Pasal 67-69
BAB XI PERAN MASYARAKAT Pasal 70
BAB XII PENGAWASAN DAN SANKSI ADMINISTRATIF
• Bagian Kesatu Pengawasan Pasal 71-75
• Bagian Kedua Sanksi Administratif Pasal 76-83
BAB XIII PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN
• Bagian Kesatu Umum Pasal 84
• Bagian Kedua Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Luar Pengadilan
Pasal 85-86
• Bagian Ketiga Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Melalui Pengadilan
• Paragraf 1 Ganti Kerugian dan Pemulihan Lingkungan Pasal 87
• Paragraf 2 Tanggung Jawab Mutlak Pasal 88
• Paragraf 3 Tenggat Kedaluwarsa untuk Pengajuan Gugatan Pasal 89
• Paragraf 4 Hak Gugat Pemerintah dan Pemerintah Daerah Pasal 90
• Paragraf 5 Hak Gugat Masyarakat Pasal 91
• Paragraf 6 Hak Gugat Organisasi Lingkungan Hidup Pasal 92
• Paragraf 7 Gugatan Administratif Pasal 93
BAB XIV PENYIDIKAN DAN PEMBUKTIAN
• Bagian Kesatu Penyidikan Pasal 94-95
• Bagian Kedua Pembuktian Pasal 96
BAB XV KETENTUAN PIDANA Pasal 97-120
BAB XVI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 121-123
BAB XVII KETENTUAN PENUTUP Pasal 124-127

2. Sebutkan dan jelaskan Diagram Alir Klasifikasi Izin Lingkungan Hidup


Berdasarkan Dampak, serta jelaskan perbedaan antara AMDAL dan ANDAL
Jawab :

Izin Lingkungan dapat diajukan melalui pemeriksaan UKL-UPL atau penilaian Amdal
sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2012
tentang Kegiatan Wajib Amdal.
• ANDAL adalah dokumen yang berisi analisis secara cermat terhadap dampak
penting dari suatu rencana proyek. Dampak-dampak penting yang telah
diidentifikasi di dalam dokumen KA-ANDAL dianalisis lebih cermat dengan
menggunakan metodologi yang telah disepakat dengan tujuan untuk
mengetahui besaran dampak. Selanjutnya dilakukan penentuan sifat penting
dampak dengan cara membandingkan besaran dampak terhadap kriteria dampak
penting yang telah ditetapkan dari pihak berwenang.Tahap berikutnya adalah
evaluasi terhadap keterkaitan antara dampak yang satu dengan yang lainnya.
Evaluasi dampak ini bertujuan menetapkan dasar-dasar pengelolaan dampak
yang akan dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan
dampak positif.

• AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ) adalah kajian mengenai


dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
(Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan).

3. Jelaskan definisi pencemaran lingkungan, dan prinsip pengendalian terhadap


pencemaran lingkungan ( disertai dengan uraian upaya dan contoh kasus )
Jawab :
Dalam Undang-undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup telah dijelaskan pengertian pencemaran. Pencemaran
lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi atau
komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan akibat
kegiatan manusia atau proses alam. Sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai peruntukannya.
Prinsip pengendalian pencemaran (pollution control) diterapkan bila
pencemaran atau limbah masih dihasilkan dalam suatu proses produksi. Maka, yang
dapat dilakukan adalah mengendalikan bahan pencemar atau limbah tersebut agar tidak
mencemari pekerja, produk dan lingkungan sekitar. Upaya yang dapat dilakukan adalah
mengolah limbah tersebut untuk menurunkan tingkat bahayanya atau menurunkan
tingkat pencemarnya atau menjadikannya bahan yang lebih bermanfaat/bernilai
ekonomi.
Prinsip remediasi (remediation) dijalankan untuk memulihkan kondisi
lingkungan yang telah tercemar agar dapat kembali pulih dan dapat digunakan untuk
kegiatan-kegiatan produktif. Hal ini dilakukan tanpa menimbulkan potensi pencemaran
bagi manusia dan aktivitas didalamnya.
Tujuan utama dalam pelaksanaan dari prinsip tersebut adalah mencegah,
mengurangi, dan menghilangkan terbentuknya limbah atau bahan pencemar pada
sumbernya, serta menciptakan produk yang sehat, aman, dan berkualitas.
Namun, ada juga enam prinsip dasar lain yang dilakukan dalam menejemen
lingkungan yang bertujuaan utama sama dengan ketiga prinsip diatas, yaitu
refine,reduce,reuse,recycle,recovery,dan retrieve energy.
Penerapan sistem 3R atau reuse, reduce, dan recycle menjadi salah satu solusi
pengelolaan sampah di Kota Denpasar (STUDI KASUS TPS 3R DESA SANUR).

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Air Asam Tambang, proses


pembentukannya, pengelompokan jenis AAT dan cara pengendalian dan
pencegahan AAT
Jawab :
Air Asam Tambang (AAT) atau Acid Mine Drainage (AMD) adalah air yang
berasal dari kegiatan tambang terbuka, tambang bawah tanah, timbunan biji atau
batubara yang dicirikan oleh tingkat keasaman yang tinggi (pH rendah) dan adanya
peningkatan kelarutan logam. AAT terbentuk ketika mineral sulfida tertentu tersingkap
dan mengalami oksidasi kemudian mengalami pelindian oleh air.
Air asam tambang terbentuk karena adanya mineral sulfida yang tersingkap
akibat kegiatan penggalian dan penimbunan batuan penutup. Mineral sulfida tersebut
kontak dan teroksidasi oleh oksidator utama yakni oksigen dan membentuk produk-
produk oksidasi. Produk-produk oksidasi tersebut kemudian terlindi oleh adanya air (air
hujan). Hal ini menyebabkan peningkatan keasaman di badan air penerima yang
ditandai dengan rendahnya nilai pH. Selain peningkatan keasaman, pembentukan air
asam tambang juga menyebabkan peningkatan terhadap konsentrasi logam-logam
terlarut di badan air penerima.

Air asam tambang terbagi menjadi beberapa tipe ( Skouseen dan


Ziemkiewics,1996) Yaitu :
• Tipe I
Air tambang dengan alkalinitas yang rendah memiliki ph< 4,5 .Mengandung
Fe,Al,Mn, dan logam lain serta oksigen ataupun keasaman yang tinggi.Air dengan jenis
ini disebut dengan AAT.
• Tipe II
Air tambang dengan jumlah padatan terlarut atau Total Dissolve Solid(TDS)
yang tinggi banyak mengandung besi ferro dan Mn tidak atau sedikit oksigen dengan
pH >6 , jika teroksidasi pH akan turun dengan cepat menjadi tipe I
• Tipe III
Air tambang dengan TDS sedang sampai tinggi dengan kandungan besi ferro
dan Mn yang rendah sampai sedang ,tidak atau sedikit mengandung oksigen dengan
pH> 6 ,dan alkalinitas lebih besar daripada keasaman biasa disebut alkaline mine
drainage .Jika teroksidasi asam yang terbentuk dari hasil hidrolisa dan presipitasi logam
akan dinetralkan oleh alkalinitas yang terdapat dalam air.
• Tipe IV
Air asam tambang yang ternetralkan memiliki pH.6 dan kandungan TDS yang
tingi .Hidroksida logam belum terendapkan ,pada kolam pengendap padatan akan
mengendap dan membentuk air tipe V.
• Tipe V
Air asam tambang yang ternetralkan pH>6 dan kandungan TDS yang tinggi.
Setelah hidroksida logam mengendap di kolam pengendapan yang tertinggal di perairan
umumm hanyalah Ca,Mg,Bikarbonat dan Sulfat.
• Tipe VI
Air tambang Netral berasal dari tambang dengan kandungan sulfide yang sangat
kecil dan kandungan karbonant yang rendah ke sedang .Umumnya netral dan DHL
rendah(<100µS /mm) Serta alkalinitas dan keasaman yang hamper seimbang.

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penanganan terhadap


tanah penutup yang berpotensi pembentuk asam. Dalam mencegah terbentuknya Air Asam
Tambang, maka timbunan (penempatan) material PAF dan NAF tersebut haruslah
direncanakan dan dijadwalkan dengan baik agar tidak terjadi kontak antara air, udara dan
mineral sulfida yang berasal dari material PAF. Desain timbunan terpengaruh oleh
beberapa faktor, yaitu :

1. Jumlah dan persentase material batuan penutup yang akan ditimbun.


2. Topografi daerah penimbunan.

5. Jelaskan definisi reklamasi tambang, dasar hukum reklamasi tambang dan


tujuan dilaksanakannya reklamasi
Jawab :

Reklamasi merupakan kegiatan pemulihan di lahan tambang, untuk


memperbaiki dan menata kegunaan lahan yang terganggu akibat aktivitas
pertambangan. Manfaat utama reklamasi ini, untuk mengembalikan lahan sesuai
dengan kondisi semula. Sehingga nantinya bisa berguna untuk kegiatan lain.
Pasal 101 UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara, menjadi dasar pengaturan reklamasi dan pascatambang, yang dijabaran lebih
lanjut pada Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Reklamasi umumnya dilakukan dengan tujuan perbaikan dan pemulihan
kawasan berair yang rusak atau tak berguna menjadi lebih baik dan bermanfaat
Kawasan ini dapat dijadikan lahan pemukiman, objek wisata dan kawasan niaga.

6. Saudara ditugaskan untuk mencari 1 literatur dokumen UKL-UPL perusahaan


pertambangan , sebutkan :
a. Nama perusahaan dan komoditas tambang
= PT.Sumber Mitrajaya Raya Komoditas pertambangan Mineral Batuan(Tanah
Urug)
b. Lokasi tambang dan luas area izin perusahaan
= Lokasi berada di Desa Sampih Kecamatan Wonopringgo Kab.Pekalongan dengan
luas area izin perusahaan seluas ± 8,256 Hektar.

c. Jelaskan Metode penambangan dan tingkat produksi perusahaan


=Metode penambangan yang digunakan ialah metode Open Pit dan tingkat produksi
perusahaan diperkirakan sekitar 465.000 m3 dengan waktu operasional kegiatan dari
jam 07.00-16.00.

d. Dampak-dampak aktivitas pertambangan terhadap lingkungan


=Adapun dampak dampak yang ada adalah penurunan produktivitas lahan,
kepadatan tanah bertambah, terjadinya erosi dan sedimentasi, terjadinya gerakan
tanah atau longsoran, terganggunya flora dan fauna, terganggunya kesehatan
masyarakat serta berdampak terhadap perubahan iklim mikro.

Anda mungkin juga menyukai