Anda di halaman 1dari 9

UJIAN AKHIR SEMESTER

PANCASILA

Disusun Oleh :

Icha Mawardika

D4 Akuntansi B20
1. Bandingkan antara ideologi Pancasila dengan ideologi Liberal dan ideologi
Komunis ?
Jawab :

No Pancasila Liberal Komunisme


1 Monotheisme Sekuler Atheisme
2 HAM dilindungi tanpa HAM dijunjung secara HAM diabaikan
melupakan kewajiban mutlak
asasi
3 Nasionalisme dijunjung Nasionalisme diabaikan Nasionalisme ditolak
tinggi
4 Keputusan melalui Keputusan melalui Keputusan ditangan
musyawarah mufakat dan voting (pemungutan pimpinan partai
voting suara)
5 Tidak ada dominasi Dominasi mayoritas Dominasi Partai
6 Oposisi dengan alasan Ada oposisi Tidak ada oposisi
7 Ada perbedaan pendapat Ada perbedaan Tidak ada perbedaan
pendapat
8 Kepentingan mayoritas Kepentingan mayoritas Kepentingan negara-
negara

2. Bagaimana hubungan antara pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh


UUD 1945 ?
Jawab :
Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan batang tubuh UUD 1945
yaitu bahwa di dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat pokok-pokok kaidah negara
yang fundamental, pokok-pokok kaidah negara yang fundamental ini kemudian
dijabarkan dalam batang tubuh UUD 1945 berbentuk pasal-pasal yang mengatur
kehidupan berbangsa dan bernegara.

3. Jelaskan kedudukan Pembukaan UUD 1945 bagi Bangsa Indonesia ?


Jawab :
Kedudukan pembukaan UUD '45 bagi bangsa Indonesia adalah sebagai
konstitusi dan juga pedoman dalam menjalankan roda pemerintahan. Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan undang-undang yang berisi
aturan dasar kehidupan bernegara di Indonesia. Kedudukan UUD NRI tahun 1945
adalah sebagai hukum yang paling tinggi dan bersifat fundamental.
Kedudukan UUD NRI Tahun 1945 adalah sebagai hukum yang paling tinggi
dan fundamental sifatnya, karena merupakan sumber legitimasi atau landasan bentuk-
bentuk peraturan perundang-undangan di bawahnya. Sehingga semua peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia tidak boleh bertentangan dan harus
berpedoman pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

4. Jelaskan maksud dan tujuan diberikan Pendidikan Pancasila di Perguruan


Tinggi ?
Jawab :
Dengan diberikannya Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi diharapkan
dapat tercipta wahana pembelajaran bagi para mahasiswa untuk mengkaji Pancasila
secara akademik (genetivus objektivus), dan menjadikan Pancasila sebagai perspektif
untuk mengkaji, menganalisis, dan memecahkan masalah-masalah bangsa dan negara
(genetivus subjectivus).
Secara spesifik tujuan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi adalah:
1) Memperkuat implementasi Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan
ideologi bangsa melalui revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma
dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2) Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar
Pancasila kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, serta
membimbing untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara (living Pancasila)
3) Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi
terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara melalui sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan
UUD NRI tahun 1945.
4) Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa, serta
penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat
berlandaskan Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan dinamika internal
dan eksternal bangsa Indonesia.
5. Bagaimana hubungan antara Suprastruktur politik dan Infrastruktur politik di
Indonesia ?
Jawab :
Secara global suprastruktur politik dan infrastruktur politik saling
berhubungan. Hubungan yang terjadi adalah hubungan timbal baik, di mana ada
saling ketergantungan antara kelompok infrastruktur dengan lembaga pemerintah,
begitu juga sebaliknya.
Hubungan suprastruktur dan infrastruktur politik di Indonesia, diuraikan dan
dijelaskan di bawah ini.
1) Hubungan dan Keterikatan Secara Struktur dan Kedaulatan

Lembaga suprastruktur dan infrastruktur politik mempunyai hubungan


keterikatan secara struktur. Di mana lembaga suprastruktur adalah lembaga
pemerintahan tentunya berada di struktur yang lebih tinggi. Secara umum, sebuah
lembaga infrastruktur dapat dibubarkan oleh lembaga infrastruktur. Misalnya,
partai politik dapat dibubarkan olek Komisi Yudisial.

Namun, sebagai negara yang berkedaulatan rakyat, supratsruktur adalah


bagian dari infrastrukrur itu sendiri. Sehingga meskipun posisinya lebih tinggi,
anggota yang berada di dalamnya dipilih rakyat. Suprastruktur tidak bisa berlaku
sewenang-wenang. Jika tidak, maka rakyat dalam hal ini yang berada di lembaga
infrastruktur tidak memilihnya. Kedaulatan rakyat posisinya lebih tinggi dari
suprastruktur politik itu sendiri.

2) Hubungan Timbal Balik

Hubungan yang saling tergantung dan timbal baik dapat dilihat dari
keanggotaan badan atau lembaga suprastruktur dan infrastruktur politik. Anggota
suprastruktur dipilih oleh rakyat yang seperti telah dikemukakan yang
kemungkinan berada di lembaga infrastruktur. Berhasil atau tidaknya seseorang
terpilih dipengaruhi oleh asas-asas pers dan fungsi partai politik, misalnya.
Sebaliknya, infrastruktur dapat berjalan sesuai dengan kebijakan yang dibuat oleh
suprastruktur sebagai pembuat keputusan. Undang-Undang tentang Pers, dibuat
oleh DPR, sebagai contoh bahwa suprastruktur membuat kebijakan tentang
infrastruktur.
3) Hubungan Sebagai Pembuat Kebijakan

Hubungan suprastruktur sebagai pembuat kebijakan, dipengaruhi oleh


lembaga infrastruktur. Organisasi infrastruktur umumnya lebih mengenal
masyarakatnya. Apalagi organisasi tersebut lahir dari masyarakat karena
kepentingannya. Maka segala masukan dan aspirasi rakyat atau warga negara atau
masyarakat dibawa oleh organisasi infratsruktur.

4) Hubungan yang Harmonis

Hubungan antara suprastruktur dengan infrastruktur politik haruslah hubungan


yang harmonis. Sebuah hubungan yang saling mendukung. Jika terjadi
ketidakcocokan atau kesalahpahaman, maka diselesaikan degan musyawarah
sesuai dengan ciri khas demokrasi di Indonesia. hubungan yang harmonis bukan
hanya terjalin dengan kelompok kepentingan pada infrastruktur politik.

Hubungan itu harus terjadi juga dengan kelompok penekan. Karena bagaimana
pun perbedaan yang terjadi, semua untuk tujuan bersama. Hendaknya untuk
menjaga hubungan yang demikian, kelompok penekan yang merasa dirinya
membawa aspirasi rakyat. Semua harus disampaikan sesuai aturan. Suprastruktur
politik sebagai pihak yang mungkin menerima masukan atau kritik harus
menerima dengan lapang dada. Para ahli menyebutkan bahwa, adanya
demonstrasi dalam suatu negara tanda bahwa budaya politik rakyatnya adalah
partisipatif.

5) Hubungan yang Saling Mempengaruhi

Hubungan yang terakhir terjadi antara suprastruktur dan infrastruktur politik


adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Mirip dengan hubungan timbal
balik. Contoh bahwa infrastruktur mempengaruhi suprastruktur adalah memberi
masukan dan nasihat serta menyampaikan aspirasi rakyat terkait dengan kebijakan
tertentu.

Contoh sebaliknya adalah keputusan dan kebijakan yang disahkan oleh


suprastruktur akan mempengaruhi semua yang berada di bawahnya termasuk
masyarakat dan infrastruktur. Ada kebijakan yang memang dibuat untuk mengatur
jalannya infrastruktur tertentu.
6. Jelaskan bahwa Pancasila merupakan sistem nilai ?
Jawab :
Pancasila sebagai sistem nilai artinya mengandung serangkaian nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan yang merupakan satu
kesatuan utuh dan sistematis. Kesatuan sila-sila Pancasila bersifat organis,
susunannya bersifat hierarkis dan berbentuk piramidal. Pancasila bersifat organis
artinya sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan dan keutuhan yang majemuk
tunggal. Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan.

7. Jelaskan pelaksanaan Pancasila secara obyektif san subyektif !


Jawab :
Pelaksanaan Pancasila secara objektif
Pelaksanaan Pancasila secara objektif adalah pelaksanaan Pancasila dalam
bentuk realisasi dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, baik di bidang legislatif,
eksekutif maupun yudikatif dan semua bidang kenegaraan dan terutama realisasinya
dalam bentuk peraturan perundang-undangan negara Indonesia Kaelan, 2002:255.
Pelaksanaan Pancasila dalam bentuk realisasi dalam setiap aspek dapat dirinci
sebagai:
a. Tafsir UUD 1945, harus dilihat dari sudut dasar filsafat negara Pancasila
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV,
b. Pelaksanaan UUD 1945 dalam Undang-undang harus mengingat dasar-dasar
pokok pikiran yang tercantum dalam dasar filsafat negara Indonesia,
c. Tanpa mengurangi sifat-sifat undang-undangyang tidak dapat diganggu gugat,
interpretasi pelaksanaanya harus mengingat unsur-unsur yang terkandung
dalam filsafat negara,
d. Interpretasi pelaksanaan undang- undang harus lengkap dan menyeluruh,
e. Demham demikian seluruh hidup kenegaraan dan tertib hukum Indonesia
didasarkan atas dan diliputi oleh asas politik dan tujuan negara berdasarkan
atas dan diliputi oleh asas kerohanian Pancasila. Kaelan, 2002:255.

Dari uraian di atas yang dimaksud dengan pelaksanaan Pancasila secara


objektif adalah pelaksanaan Pancasila yang pelaksanaannya dituangkan dalam
peraturan perundang-undangan.

Pelaksanaan Pancasila secara subjektif


Pelaksanaan subjektif adalah pelaksanaan di dalam diri setiap orang Indonesia
yaitu para penguasa, warga negara dan setiap orang yang berhubungan dengan
Indonesia. Pelaksanaan subjektif adalah penting sekali karena bagaimanapun baiknya
suatu peraturan, kalau pelaksanaanya tidak melakukan peraturan itu dengan baik
hasilnya tentu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, Man behin the gun, adalah
ucapan yang menunjukkan betapa penting peran manusia Sunoto, 1985: Dari uraian di
atas, maka pelaksanaan subjektif yaitu pelaksanaan yang dilakukan oleh penguasa,
warga negara dan setiap orang yang berhubungan dengan Indonesia.

8. Apa yang saudara ketahui tentang paham Negara integralistik ?


Jawab :
Paham Negara Integralistik adalah prinsip yang dimana negara merupakan
suatu satu kesatuan integral yang terbentuk dari unsur-unsur yang menyusun negara
itu sendiri, kemudian negara juga diharapkan untuk dapat mengatasi semua golongan
dan juga bagian-bagian yang membentuk negara tersebut, dan juga negara tidak boleh
untuk memihak pada golongan-golongan tersebut dengan tidak memperdulikan
seberapa besar suatu golongan tersebut.
Paham negara integralistik adalah sebagai berikut :
 Negara adalah sebuah bentuk dari susunan masyarakat yang integral
 Golongan bagian, bagian dan anggotanya saling berhubungan erat antara satu
dengan yang lainnya
 Golongan, bagian dan anggotanya ialah satu kesatuan masyarakat yang
organis
 Seluruh perhimpunan bangsa adalah hal yang terpenting dalam
berlangsungnya kehidupan bersama
 Negara tidak boleh memihak pada golongan-golongan maupun perseorangan
 Negara tidak boleh mengganggap suatu kepentingan individu sebagai pusat
 Negara menjamin kepentingan suatu masyarakat dan secara keseluruhan
adalah sebagai suatu satu kesatuan integral

9. Jelaskan secara singkat !


a. Tatanan Dunia Baru
Tatanan dunia baru adalah istilah yang dipakai untuk menyebut
periode sejarah modern manapun yang mengalami perubahan pemikiran
politik dunia dan keseimbangan kekuasaan yang besar. Tata Dunia Baru
sebagai puncak kemajuan sejarah Peristiwa-peristiwa besar dalam politik dan
keuangan diperkirakan dikendalikan oleh kelompok kabal jahat yang bekerja
melalui banyak organisasi terdepan. Banyak peristiwa sejarah dan terkini
dianggap sebagai langkah dari suatu rencana untuk mencapai penguasaan
dunia melalui pertemuan politik rahasia dan proses penentuan keputusan.
b. Asal Mula Pancasila
Awal mula kata ini terbentuk adalah dari sidang Badan Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang berlangsung dari tanggal
29 Mei sampai 1 Juni 1945. Kala itu, Bung Karno memberikan nama dari lima
prinsip dasar negara dengan Panca Dharma. Tapi menurut beliau itu tidak
tepat. Setelah dibantu oleh teman yang merupakan ahli bahasa, muncullah
nama Pancasila. “Sila berarti asas atau dasar dan diatas kelima dasar itu kita
mendirikan Negara Indonesia,” papar Bung Karno kala itu.

10. Jelaskan secara singkat


a. Amandemen UUD 1945
Amandemen adalah perubahan resmi dokumen resmi atau catatan
tertentu tanpa melakukan perubahan terhadap UUD. Tujuan perubahan UUD
1945 untuk menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan
rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan hukum.
Karena ada sejumlah kelemahan sistimatika dan substansi UUD pasca
perubahan seperti inkonsisten, kerancuan sistem pemerintahan dan sistem
ketatanegaraan yang tidak jelas. Sebelum dilakukan amandemen, UUD 1945
memiliki 38 bab, 37 pasal, dan 64 ayat. Setelah dilakukan empat kali
amendemen ada 16 bab, 37 pasal 194 ayat, tiga pasa aturan perakitan, dan dua
pasal aturan tambahan.

b. Paradigma Reformasi
Paradigma reformasi adalah menata kehidupan bangsa dan negara
dalam suatu sistem dibawah nilai-nilai pancasila bukan menghancurkan dan
membubarkan bangsa dan negara indonesia. Pancasila sebagai paradigma
dalam kegiatan reformasi adalah Pancasila sebagia sebuh dasar dan juga
kerangka pikir serta pola pikir dari sebuah bangsa Indonesia menjadi dasar
dari berbagai macam garakan langkah bangsa dan juga negara. Sehingga
seluruh elemen yang memiliki kepentingan didalam bangsa ini haruslah
tunduk terhadap hukum yang ada, dimulai dari warga hingga seluruh pejabat
yang ada didalamnya. Sehingga menjadi sebuah hukum yang dimana dibuat
didalam Bumi Indonesia haruslah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang ada.

Anda mungkin juga menyukai