Anda di halaman 1dari 17
Instalasi Sprinkler dan Smoke Detector 3.20 Menerapkan prosedur pembuatan gambar instalasi sprinkler dan smoke detector 4.20 Membuat gambar instalasi sprinkler dan smoke detector a belajaranyy Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu 1. menerapkan prosedur menggambar detail instalasi sprinkler dan smoke detector; dan 2. membuat gambar detail instalasi sprinkler dan smoke detector. Gambar 5.1 Kebakaran Hutan di Australia Sumber: Trimutia, 2020 Kebakaran hutan yang terjadi di wilayah Australia Selatan diprediksi akan mengalami perpanjangan selama beberapa bulan, hal ini diungkapkan oleh Badan Meterologi Australia (Bereau of Meteorology). “Suhu siang hari pada Januari hingga Maret 2020 kemungkinan akan lebih hangat dibandingkan suhu rata-rata di hampir seluruh wilayah Australia”, ungkap badan tersebut. Badan tersebut memprediksi curah hujan lebih tinggi pada Januari akan melingkupi wilayah barat Australia Selatan. Hal ini menjelaskan bahwa wilayah lain di negara bagian itu hanya akan mengalami sedikit atau bahkan tidak ada hujan. Australia Selatan merupakan salah satu negara bagian yang terdampak paling parah oleh krisis kebakaran semak nasional yang masih berlangsung. Banyak bangunan penduduk yang terbakar karena kebakaran hutan tersebut, ka bangunan-bangunan tersebut memiliki sistem pemadam kebakaran otomatis (sprinkler) pasti dapat meminimalisasi dampak kerugian yang dialami. Lantas, bagaimana cara mengurangi dampak kebakaran tersebut? Anda akan menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut pada bab ini. Anda akan mempelajari pemadaman api otomatis (sprinkler) yang meliputi klasifikasi sprinkler, cara kerja sprinkler, jenis-jenis sprinkler, komponen instalasi sprinkler, persyaratan instalasi sprinkler, perhitungan sprinkler, peletakan sistem sprinkler, detektor asap (smoke detector), serta merencanakan gambar kerja instalasi sprinkler dan detektor asap (smoke detector). Nyala api yang tidak terkendali dapat mengancam keselamatan jiwa manusia maupun harta benda. Hubungan arus pendek listrik dapat berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran. Hal tersebut dapat dicegah. Kemajuan teknologi yang dapat meminimalisasi terjadinya bahaya kebakaran adalah sensor kebakaran di antaranya sensor asap, sensor panas, dan sensor api. Penentuan jenis sensor yang akan digunakan bergantung pada lokasi alat tersebut digunakan. TTahukah Anda, saat terjadi kebakaran bagian instalasi sprinkler berupa tabung kaca (close-head glass bulb) akan pecah secara otomatis dan menyemprotkan air untuk memadamkan api di sekitar jangkauannya. Untuk mengetahui tentang sistem instalasi sprinkler dan smoke detector, cermatilah uraian berikut. SHER! Nageet I Thana They | Konstrubs! & Utilitas Gedung Seng Bae Petaling, SPE Instalasi Sprinkler Sprinkler adalah alat yang berguna untuk memadamkan api secara otomatis. Alat ini merupakan bagian dari fire sprinkler system yang akan mengeluarkan debit air ketika mendeteksi api atau ketika telah melampaui suhu yang telah ditentukan. Prinsip kerja sprinkler sangat canggih dan merupakan terobosan mutakhir yang pernah dibuat dalam sejarah umat manusia. Sprinkler merupakan sistem yang digunakan untukmemadamkan kebakaran ketika-terjadi kebakaran di sebuah bangunan. Sprinkler akan menyala secara otomatis ketika ada api yang akan menyebabkan kebakaran sehingga alat ini dapat diandalkan ketika tidak ada orang yang mengetahui sumber api. Jika prinsip kerja sprinkler dipadukan dengan alarm smoke detector atau alarm fire detector, kerugian akibat kebakaran dapat diminimalisasi. 1. Klasifikasi Sprinkler Sistem sprinkler terdiri dari tiga kelompok sesuai dengan klasifikasi hunian bahaya kebakaran. a. _ Sistem bahaya kebakaran ringan Kepadatan pancaran yang direncanakan 2,25 mm/menit dengan daerah kerja maksimum yang diperkirakan 84 m?, Adapun jenis-hunian yang termasuk kebakaran ringan seperti bangunan perkantoran, perumahan, pendidikan, perhotelan, rumah sakit, dan sebagainya. b. Sistem bahaya kebakaran sedang Kepadatan pancaran yang direncanakan 5 mm/menit dengan daerah kerja maksimum yang diperkirakan 72—360 m?. Sementara yang termasuk jenis hunian kebakaran ini adalah industri ringan seperti pabrik susu, elektronik, pengalengan, tekstil, rokok, keramik, pengolahan logam, bengkel mobil, dan sebagainya. ¢. Sistem bahaya kebakaran berat Kepadatan pancaran yang direncanakan 7,5—12,5 mm/menit dengan daerah kerja maksimum yang diperkirakan adalah 260 m?. Bahaya pada gudang penimbunan tinggi kepadatan yang direncanakan 7.5—30 mm/menit dengan daerah kerja maksimum yang diperkirakan 260—300 m:, Kepadatan pancaran yang direncanakan untuk bahaya pada gedung penimbunan tinggi bergantung pada sifat bahaya barang yang disimpan. Adapun yang termasuk jenis hunian kebakaran ini adalah industri berat seperti pabrik kimia, korek api, bahan peledak, karet busa, kilang minyak, dan sebagainya. 2. Cara Kerja Sprinkler a Saat terjadi kebakaran, api memanaskan cairan yang ada dalam tabung kaca (close-head glass bulb) b. Apabila panas sudah mencapai suhu tertentu (+/- 68°C), tabung kaca akan pecah. c. _ Setelah tabung kaca pecah, air akan keluar dari mulut pipa. 3. Jenis-Jenis Sprinkler a. Antifreeze sprinkler system (wet system) Sistem sprinkler pipa basah yang mempunyai sprinkler otomatis dengan sistem pipa dapat mencegah pembekuan (antifreeze) yang terhubung dengan suplai air. Penyelesaian pencegahan pembekuan adalah dengan membuangnya SUR! Negeed I Phos They | Konstrubsl & Utilitas Gedung Mil Seng Bae Petaling, SPE bersamaan dengan air setelah ada panas dari suatu kebakaran ketika sistem sprinkler bekerja. Circulating closed (loop sprinkler system) Sistem sprinkler pipa basah mempunyai antiproteksi kebakaran yang sudah terhubung ke sistem sprinkler otomatis dalam sistem susunan yang tersirkulasi (close loop piping arrangement). Tujuannya untuk meningkatkan pipa sprinkler dengan air yang ada untuk pemanasan dan pendinginan di mana air terjebak, tidak dapat dipindahkan, atau digunakan dari sistem yang hanya disirkulasi melewati sistem pipa. 5 Combined dry pipe (preaction sprinkler system) Sistem sprinkler pipa basah yang dikendalikan dengan sistem sprinkler otomatis dan terhubung dengan sistem pipa yang mempunyai udara di bawah tekanan melalui tambahan sistem deteksi pada daerah sistem sprinkler. Cara kerja dari sistem deteksi memanfaatkan alat trip actuator dengan katup pipa kering yang terbuka secara tiba-tiba tanpa kehilangan tekanan udara dalam sistem. Hal trsebut juga dapat dilakukan dengan cara memasang atau membuka katup udara buang di ujung dari umpan utama. Sistem deteksi juga melayani secara otomatis sistem fire alarms. Deluge sprinkler system Sistem sprinkler terbuka yang terhubung pipa dengan suplai air melalui katup yang dibuka oleh sistem deteksi pada daerah yang sama dengan dengan sprinkler. Ketika katup terbuka, air mengalir ke dalam sistem pemipaan dan dibuang melalui sprinkler jika terjadi kebakaran. Dry pipe sprinkler system - Sistem sprinkler otomatis yang terhubung dengan sistem pipa, terdiri dari udara atau gas nitrogen di bawah tekanan. Sprinkler akan terbuka jika tekanan air ke katup terbuka diketahui melalui katup pipa kering. Kemudian, air mengalir ke dalam sistem pipa dan keluar dari sprinkler yang terbuka. Gridded sprinkler system Sistem sprinkler yang mempunyai persilangan pada pipa utama dan terhubung ke banyak pipa cabang. Sistem sprinkler akan menerima air dari kedua ujung pipa cabang ketika cabang lain membantu memindahkan air antarpersilangan utama. Looped sprinkler system Sistem sprinkler di mana percabangan utama secara bersama-sama ditetapkan lebih dari satu jalur untuk air yang mengalir ke sistem sprinkler dan pipa cabang yang tidak terhubung. Preaction sprinkler system Sistem sprinkler yang dikendalikan secara otomatis dengan sistem pipa yang terdiri dari udara bertekanan dan tidak bertekanan, memilikitambahan sistem deteksi yang terpasang dalam area yang sama dengan sprinkler. Wet pipe sprinkler system Sistem sprinkler yang dikendalikan secara otomatis dengan sistem pipa, terdit dari air yang dihubungkan ke suplai air dan air dibuang lagi secepat mungkin dari sprinkler yang terbuka akibat panas dari suatu kebakaran. SUE Megeed I Thos Thegpe | Konstrubsl & Utilitas Gedung Seng Bae Petaling, SPE 4 ‘Gambar 5.2 Komponen Sprinkler Sumber: Adien, 2013, Pompa kebakaran terdiri dari electric pump, diesel pump, dan jockey pump. 1) Apabila tekanan dalam pipa menurun, secara otomatis jockey pump akan bekerja untuk menstabilkan tekanan air di dalam pipa. 2) _Jika tekanan terus menurun (misalnya glass bulb pada kepala sprinkler pecah), pompa kebakaran utama akan bekerja dan sécara otomatis jockey pump berhenti. 3) Apabila pompa kebakaran utama gagal bekerja setelah 10 detik, pompa cadangan diesel secara otomatis akan bekerja. 4) _Jika kedua pompa tersebut gagal bekerja, alarm akan segera berbunyi dengan nada yang berbeda dari bunyi alarm sistem. Tujuannya untuk memberi tahu operator tentang adanya gangguan. 5) _ Sistim yang bekerja pada pompa fire hydrant adalah mulai secara otomatis dan mati secara manual. 6) Pada saat pompa kebakaran utama bekerja, wet alarm valve akan terbuka dan segera membunyikan alarm gong. Aliran dalam pipa cabang akan memberikan indikasi pada flow switch yang terpasang pada setiap cabang dan mengirimkannya ke panel fire alarm untuk membunyikan alarm pada lantai bersangkutan. Pressure switch merupakan alat kontrak yang bekerja akibat perubahan tekanan. Manometer merupakan alat untuk membaca tekanan. Time delay relay merupakan alat relay yang bekerja berdasarkan setting waktu yang sudah ditentukan. Safety valve merupakan alat pelepas tekanan lebih. Pressure reducing valve merupakan alat pembatas tekanan. Kepala sprinkler (head sprinkler) merupakan alat pemancar air yang bekerja setelah pecahnya bulb akibat panas yang ditimbulkan oleh kebakaran. Ukuran kepala sprinkler 15 mm, kepadatan pancaran 5 mm/menit, area kerja maksimal 144 m, laju aliran 725 It/menit, dan setiap katup kendali jumlah maksimalnya adalah 1.000 buah kepala sprinkler. Persyaratan Instalasi Sprinkler Seluruh pipa sistem sprinkler harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat dikeringkan. Jika memungkinkan, seluruh pipa harus diatur untuk dapat SUE Megeed I Tot Thegpe | Konstrubsl & Utilitas Gedung Ml Seng Bae Petaling, SPE dikeringkan melalui katup pengering yang berukuran sekurang-kurangnya 50 mm untuk hunian bangunan perkantoran dan semua katup yang disambungkan pada penyediaan air dan pipa penyediaan sistem springkler harus dari jenis katup penunjuk yang menunjukkan keadaan katup terbuka atau tertutup. Jarak maksimum antargantungan tidak boleh lebih dari 3,5 mm untuk pipa berukuran 25 mm dan 32 mm, serta tidak lebih dari 4,5 mm untuk pipa berukuran 40 mm atau yang lebih besar (mengacu pada SNI 03-3989-2000). Pipa tegak harus ditahan dengan pengikat langsung pada pipa tegaknya atau dengan gantungan yang ditempatkan pada offset datar yang dekat dengan pipa tegak. Penahan pipa tegak harus disediakan pada setiap lantai dan pemasangan klem penahan pipa pada bagian bangunan harus kuat menahan pipa. a, Penempatan dan letak kepala sprinkler 1) Penempatan kepala sprinkler Penempatan kepala springkler berdasarkan pada luas lingkup maksimum setiap kepala sprinkler dalam satu deret sehingga jarak maksimum deret berdekatan. a) _Penempatan kepala sprinkler pada bahaya kebakaran ringan Luas lingkup maksimum setiap kepala sprinkler dinding adalah 17 m?, sedangkan pada sprinkler lain 20 m?, Dinding atau partisi I | a a Dy 1 hej Gambar 5.3 Standar Penempatan Kepala Sprinkler ‘Sumber: SNI03-3989-2000, 2000 Keterangan S = perencanaan penempatan kepala sprinkler pada pipa cabang D = jarak antarderet kepala sprinkler Pada bahaya kebakaran ringan maksimum 4,6 m Pada bahaya kebakaran sedang maksimum 4,0 m Pada bahaya kebakaran berat maksimum 3,7 m ijika penempatan bahaya kebakaran sedang khusus diizinkan $x D = bahaya kebakaran ringan < 21 m? bahaya kebakaran ringan < 12m? bahaya kebakaran ringan <9 m? SUE Megeed I Thos Thegpe | Konstrubsl & Utilitas Gedung Seay hie Pataling, SPE Dinding atau partisi ra o Gambar 5.4 Standar Penempatan Kepala Sprinkler ‘Sumber: SNI 03-3989-2000, 2000 b) Penempatan kepala sprinkler pada bahaya kebakaran sedang Luas lingkup maksimum setiap kepala sprinkler dinding 9 m’, sedangkan sprinkler lain 12 m?. ©) Penempatan kepala sprinkler pada bahaya kebakaran berat Luas lingkup maksimum setiap kepala sprinkler umumnya 9 m? dalam rak penyimpanan dengan satu jajar sprinkler 10 m?, dan dua jajar sprinkler 7,5 m?, 2) Letak kepala sprinkler a) _Dinding dan pemisah Jarak antara dinding dan kepala sprinkler dalam hal sistem bahaya kebakaran ringan tidak boleh melebihi 2,3 m dan dalam hal sistem bahaya kebakaran sedang atau sistem bahaya kebakaran berat tidak boleh lebih dari 2 m. Apabila gedung tidak dilengkapi langit-langit, jarak kepala sprinkler dan dinding tidak boleh melebihi 1,5 m. Pada gedung yang mempunyai sisi terbuka, jarak kepala sprinkler sampai sisi terbuka tidak boleh lebih dari 1,5 m. SUE Megeed I Thos Thegpe | Konstrubsl & Utilitas Gedung Seay hie Pataling, SPE @ Kepala Springkter @ Pemasangan kepala springkler tambahan Gambar 5.5 Penempatan Kepala Sprinkler Tambahan, ‘Sumber: SNI 03-3989-2000, 2000 b) Kolom Pada umumnya, kepala sprinkler harus ditempatkan bebas dari kolom. Apabila hal tersebut tidak dapat dihindari dan jarak kepala sprinkler terhadap kolom kurang dari 0,6 m, harus ditempatkan sebuah kepala sprinkler tambahan dalam jarak 2 m dari sisi kolom yang berlawanan. ¢) Balok Kepala sprinkler harus ditempatkan dengan jarak sekurang-kurangnya 1,2 m dari balok. Apabila balok mempunyai flens atas dengan lebar kurang dari 200 mm, kepala sprinkler boleh dipasang di atas gelagar dengan catatan bahwa deflektor kepala sprinkler harus berjarak lebih besar dari 150 mm di atas balok. SUE Megeed I Thos Thegpe | Konstrubsl & Utilitas Gedung Seay hie Pataling, SPE dq) b = kotinggian deficktor springklor dari tepl Balok ' ' t | a is 1 ig 1 to fof 15S | a= Jarak datar minimum 1 ; Gambar 5.6 Jarak Penempatan Sprinkler terhadap Balok ‘Sumber: SNI 03-3989-2000, 2000 Kuda-kuda Pada umumnya, kepala sprinkler harus selald dipasang pada jarak mendatar sejauh minimum 0,3 m dari balok kuda-kuda yang lebarnya lebih kecil atau sama dengan 100 mm, dan minimum 0,6 m apabila balok kuda-kuda lebarnya lebih besar dari 100 mm. Apabila pipa cabang ditempatkan menyilang terhadap balok kuda-kuda, kepala sprinkler dapat ditempatkan di atas sumbu balok kuda-kuda yang lebarnya lebih kecil atau sama dengan 200 mm dengan ketentuan bahwa deflektor kepala sprinkler berjarak lebih besar dari 150 mm dari balok kuda-kuda. Jika pipa cabang dipasang sejajar dengan balok kuda-kuda, jarak kepala sprinkler terhadap balok kuda-kuda ditentukan sesuai dengan tabel berikut. Tabel 5.1 Peletakan Kepala Sprinkler terhadap Balok Kuda-Kuda Jarak mendatar | Tinggi maksimum efiekior Kepala springkler dai tepi Dawah Balok minimum (a) kepala ke atas (b) springkler dari balok | Kepala spnngkier Pancaran springkier Genis pancaran Ke (mm) konvensional dipasang _| atas dan ke bawah) dan springkler dengan panfaran ke atas | Konvensional dipasang dengan (rum) ppancaran ke bawah (mm) 100 : 7 200 7 40 400 34 100 (600 51 200 800 68 300, 4000 90 415 1200 135 460 1400 200 460 1600) 265 460 1800 340 460 ‘Sumber: Siti Zulaikhah dan Eddy Syaputro SUE Megeed I Thos Thegpe | Konstrubsl & Utilitas Gedung Seng Bae Petaling, SPE 6. e) Penempatan kepala sprinkler dinding Penempatan deflektor kepala sprinkler dinding tidak boleh lebih dari 150 mm atau kurang dari 100 mm dari langit-langit. Sumbu kepala sprinkler tidak boleh lebih dari 150 mm atau kurang dari 50 mm dari dinding tempat kepala sprinkler dipasang sepanjang dinding. ‘Sistem bahaya kebakaran ringan 4,6 m. Sistem bahaya kebakaran sedang 3,4 m (langit langit tidak tahan api) dan 3,7 m (langit-langit tahan api) dari ujung dinding. Sistem bahaya kebakaran ringan 2,3 m, sedangkan sistem bahaya kebakaran sedang 1,8 m. Perencanaan Gambar Kerja Instalasi Sprinkler Gambar kerja adalah gambar acuan yang digunakan untuk merealisasikan ide ke dalam wujud fisik. Gambar kerja harus dipahami oleh semua personel yang terlibat dalam proses pembangunan fisik. Gambar kerja terdiri dari berbagai unsur yang memuat informasi mengenai dimensi, bahan, dan warna. Untuk merancang sistem sprinkler, harus terlebih dahulu melakukan perencanaan, termasuk dalam kategori klasifikasi tingkat risiko bahaya kebakaran berat yang diklasifikasikan menurut struktur bahan bangunan, bahan yang ada di dalamnya, serta sifat mudah terbakar dari bahan tersebut. Perencanaan tersebut harus meliputi beberapa hal berikut. a. Perencanaan awal sistem instalasi sprinkler 1) Menurut SNI03-3985-2000 bahwa kepadatan pancaran sprinkler 12,5 mm/ menit sehingga kapasitas minimum untuk bak penampung yang dipakai yaitu 350 m3. 2) ~Menurut NFPA 15, area proteksi setiap sprinkler dan jarak maksimal antarsprinkler adalah 3,7 m. 3) Kapasitas/debit (Q) air untuk kebakaran kelas berat adalah 3.800 liter/ menit sehingga waktu (T) yang digunakan untuk pengisian maksimum pada tangki hisap adalah 90 menit. b, Ruangan yang harus diberi sprinkler ¢. Sistem yang digunakan d. _ Jenis sprinkler yang digunakan Contoh perencanaan Berdasarkan arah pancarannya, sprinkler dengan arah pancaran ke bawah dengan jenis sprinkler tipe water spray sprinkler. Berdasarkan NFPA 15 jarak maksimum antarsprinkler 3,7 meter sehingga jari-jari jangkauannya adalah 1,85 meter. Kemudian dapat dihitung jumlah kepala sprinkler tiap luas bangun. Gambar 5.6 Jari-Jai Jangkauan Sprinkler ‘Sumber: Yudha, 2011 SUE Megeed I Thos Thegpe | Konstrubsl & Utilitas Gedung Seng Bae Petaling, SPE Luas bangunan =P x L Keterangan P = panjang konveyor (m) L=lebar konveyor (m) Dalam perencanaan ini, jarak antarsprinkler menurut Pendent Sprinkler VK608 yang digunakan adalah 3 meter. Agar area perlindungan dapat terjangkau seluruhnya radius semburannya adalah 5 m. — aE ota} x / ( Lees By Vv \ } Gambar 5.8 Jarak Antarkepala Sprinkler ‘Sumber: Yudha, 2011 Luas sprinkler/perlindungan =7R Jumlah sprinkler jas bangunan luas/luas sprinkler =(PxL)/nR Keterangan R= Jari-jari radius sprinkler (2,4 m) X = Jarak antarkepala sprinkler menurut Pendent Sprinkler VK608 Jumlah perhitungan Area ini mempunyai lebar sabuk konveyor 1,4 meter dan panjang sabuk konveyor 400 meter dengan lebar galeri konveyor 3 meter. Dapat dihitung banyaknya sprinkler pada area, yakni sebagai berikut. Luas sprinkler =nR* 14 (2,4)? = 18,08 m? Luas bangunan Jumlah sprinkler = 1200 m?/ 18,09 m? = 66,37 buah Jadi, jumlah sprinkler yang dibutuhkan untuk area ini adalah 67 buah. SUE Megeed I Thos Thegpe | Konstrubsl & Utilitas Gedung Seay hie Pataling, SPE Gambar 5.9 Diagram Instalasi Sprinkler Bangunan Gedung Sumber: Pandhu, 2019 ut: eS = ue, IRSTAAS HORAN SPREMRLERANTANS Gambar 5.10 Denah instalasi Sprinkler Sumber: Pandhu, 2019 SUR! Negeed I Phos They | Konstrubsl & Utilitas Gedung Mil Seng Bae Petaling, SPE Detektor Asap (Smoke Detector) Alat ini berfungsi sebagai pengindera adanya produk hasil pembakaran yang berupa asap sebagai akibat terjadinya kebakaran. Asap adalah keseluruhan partikel yang melayang- layang, baik kelihatan maupun tidak kelihatan dari suatu pembakaran. Macam-macam smoke detector diuraikan sebagai berikut. 1. Photoelectric Smoke Detector (Detektor Asap Fotolistrik) Photoelectric smoke detector atau detektor asap fotolistrik adalah jenis smoke detector yang menggunakan cahaya untuk mendeteksi adanya gumpalan asap. Sinar cahaya tersebut berbentuk denyutan dari lampu LED dengan optiknya yang akan dipancarkan secara garis lurus ke bagian tertentu pada chamber atau ruang hitam di perangkat detektor. Sebuah sensor foto (photocell) yang dilengkapi dengan lensa optik diletakkan di posisi bagian bawah dasar vertikal. Sensor foto ini akan menghasilkan arus jika terkena cahaya. Saat tidak ada asap, sinar cahaya LED akan menembak secara garis lurus dan tidak akan menyinari sensor foto yang terletak di bawah sinar tersebut. Namun jika terjadi kebakaran dan asapnya memasuki ruang atau chamber detektor, cahaya akan berbelok dan diarahkan ke sensor foto (photocell) untuk mengaktifkan sinyal alarm /onization smoke detector. Photoelectric Smoke Detector Senter hays (Detektor Asap Fotolistrik) na i ee ~~ a ‘seer Cate tyes Gambar 5.11 Photoelectric Smoke Detector ‘Sumber: Kho, 2019 2. _lonization Smoke Detector (Detektor Asap lonisasi) Sejumlah kecil bahan radioaktif mengionisasi udara pada sebuah chamber yang terbuka terhadap ambien udara. Sejumlah arus kecil yang telah diperhitungkan diperbolehkan mengalir pada udara hasil ionisasi tersebut. Apabila terdapat sejumlah partikel akibat kebakaran yang memasuki chamber, partikel-partikel tersebut akan mengganggu gerakan ion biasa (mengganggu ion gerakan normal) sehingga arus turun menjadi lebih rendah dan sinyal alarm akan segera diaktifkan. SUE Megeed I Thos Thegpe | Konstrubsl & Utilitas Gedung Seay hie Pataling, SPE 4 lonization Smoke Detector {Detektor Asap fonisasi) Ss Gambar 5.12 lonization Smoke Detector ‘Sumber: Kho, 2019 Projected Beam Smoke Detector (Detektor Asap Terproyeksi Beam) Projected beam smoke detector bekerja berdasarkan prinsip pengaburan cahaya yang terdiri dari sebuah lensa dan pemancar, penerima cahaya (receiver) dan reflektor cahaya (light reflector). Pada kondisi normal, pemancar cahaya memancarkan sinar cahaya yang tidak terlihat dan diterima oleh penerima (receiver). Penerima atau receiver dikalibrasi pada tingkat kepekaan tertentu berdasarkan persentase dari seluruh kondisi pengaburan. Ketika ada asap yang mengaburkan sinar tersebut, sinyal alarm akan diaktifkan. Kondisi Normal Projected Beam Smoke Detector Adanya gumpalan Asap Eee Gambar 5.13 Projected Beam Smoke Detector (Detektor Asap Terproyeksi Beam) ‘Sumber: Kho, 2019 Aspirating Smoke Detector (Detektor Asap Aspiratif) Aspirating smoke detector atau detektor asap aspiratif adalah detektor asap yang sensor cahayanya sangat sensitif atau disebut nephelameter. Smoke detector jenis ini bekerja secara dinamis degan menarik sampel udara untuk mendeteksi ada atau tidaknya kontaminasi tambahan udara melalui jaringan pipa ke chamber atau ruang sensor. Komponen-komponen utama aspirating smoke detector adalah jaringan pipa kecil, filter partikel, ruang sensor, sumber cahaya yang terfokus, dan penerima cahaya yang sensitif. Ketika asap memasuki ruang sensor di sepanjang jalur sinar, beberapa cahaya akan tersebar dan dikaburkan oleh partikel-partikel SUE Megeed I Thos Thegpe | Konstrubsl & Utilitas Gedung Seng Bae Petaling, SPE asap sehingga dapat dideteksi oleh sensor cahaya yang sensitif dan memicu pengaktifan sinyal alarm. Aspirating Smoke Detector (Detektor Asap Aspiratif) Gambar 5.14 Aspirating Smoke Detector ‘Sumber: Kho, 2019 5. Video Smoke Detector (Detektor Asap Video) Video Smoke Detector (VSD) adalah jenis detektor asap yang beroperasi berdasarkan analisis komputer dari gambar video yang disediakan oleh kamera video standar (CCTV). Komponen-komponen utama sistem pendeteksi asap video atau Video Smoke Detector (VSD) ini adalah satu atau lebih kamera video, komputer, dan perangkat lunak untuk menganalisis sinyal video. Komputer akan menggunakan perangkat lunak tertentu untuk mengidentifikasi gerakan dan pola asap yang unik. Sinyal unik ini kemudian diidentifikasi dan memicu alarm aktif. Video Smoke Detection 2 Gambar 5.15 Video Smoke Detector ‘Sumber: Dickson Kho, 2019 SUR! Negeed I Phos They | Konstrubsl & Utilitas Gedung Mil Seng Bae Petaling, SPE Klasifikasi fire sprinkler system berdasarkan klasifikasi hunian bahaya kebakaran meliputi sistem bahaya kebakaran ringan, sistem bahaya kebakaran sedang, dan sistem bahaya kebakaran berat. Sprinkler akan bekerja jika api memanaskan cairan yang ada dalam tabung kaca (close-head glass bulb). Apabila panas sudah mencapai__ suhu tertentu (+/- 68°C), tabung kaca akan pecah. Setelah tabung pecah, air akan keluar dari mulut pipa. Jenis-jenis sprinkler antara lain, antifreeze sprinkler system (a wet system), circulating closed, combined dry pipe, deluge sprinkler system, dry pipe sprinkler system, gridded sprinkler system, looped sprinkler system, preaction sprinkler system, dan wet pipe sprinkler system. Komponen sprinkler meliputi pompa kebakaran, preassure switch, monometer, time delay relay, savety valve, preassure reducing valve, dan kepala sprinkler. Macam-macam smoke detector meliputi 1. photoelectric smoke detector (detektor asap fotolistrik); 2. ionization smoke detector (detektor asap ionisasi); 3. _ projected beam smoke detector (detektor asap terproyeksi beam); 4. aspirating smoke detector (detektor asap aspiratif); dan 5. video smoke detector (detektor asap video). SUR! Negeed I Phos They | Konstrubsl & Utilitas Gedung Mil Seng Bae Petaling, SPE

Anda mungkin juga menyukai