Anda di halaman 1dari 17

BAB 6

DESAIN STRATEGI PENELITIAN


By : Nuryaman & Veronica,CH
Widyatama University

Setelah peneliti menyelesaikan tahap perumusan masalah penelitian dan penyusunan


kerangka pemikiran, maka langkah berikutnya adalah menyiapkan rancangan penelitian
atau desain penelitian secara komprehensive. Desain penelitian merupakan garis besar
rencana, struktur, dan strategi penelitian secara komprehensive dari mulai tahap awal
perumusan masalah penelitian sampai dengan tahap akhir analisis data, dengan tujuan agar
masalah penelitian dapat terjawab.

Desain penelitian merupakan cetak biru/blue print bagi peneliti tentang prosedur-metode
yang akan digunakan pada setiap tahapan kegiatan penelitian yaitu prosedur: pengumpulan
data; pengukuran variabel penelitian; dan analisis data. Desain penelitian merupakan
rencana dan struktur penelitian yang dibuat sedemikian rupa agar masalah penelitian dapat
terpecahkan. (Emory. 1996)

Desain penelitian merupakan (Praktikya.2007) :


Rencana kerja penelitian mengandung arti bahwa desain penelitian menggambarkan
rencana keseluruhan kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan oleh seorang peneliti.

Struktur penelitian. Merumuskan desain Penelitian artinya melakukan strukturisasi


Penelitian, sehingga dalam desain akan tergambar model atau paradigma variabel penelitian
dengan mengidentifikasi jenis dan sifat variabel serta hubungan antar variabel tersebut.

Strategi penelitian menggambarkan bagaimana metode dan prosedur penelitian yang akan
digunakan dalam hal : seting penelitian, sumber data, pengumpulan data, sampling, dan
analisis data. Strategi penelitian perlu didesain agar supaya tujuan penlitian dapat dicapai
dengan efektip dan efisien.

Cetak biru yang menjelaskan garis besar prosedur dan metode yang akan ditempuh peneliti
dari mulai tahap awal masalah penelitian dirumuskan sampai dengan tahap akhir penelitian,
analisis data dan rekomendasi hasil penelitian.
Bab 6 Hal. 1
Sebagai contoh, ketika seorang Arsitektur sedang merancang bangunan, maka akan
ditentukan tujuan desainnya, yaitu jenis bangunan apa yang akan dibuat, fungsi bangunan
tersebut untuk apa. Desain bangunan rumah tinggal akan berbeda dengan desain bangunan
hotel, atau perkantoran, karena tujuan dan fungsinya berbeda. Gambar maket bangunan
tersebut merupakan desain atau rancangan bangunan, cetak biru/ blue print bangunan yang
akan dibuat. Desain menggambarkan rencana kerja secara sistematis dari mulai pembuatan
pondasi sampai dengan selesai, berguna untuk menentukan bahan yang akan dipakai,
jadwal pengerjaan, alokasi sumber daya dsb. Desain menggambarkan struktur bangunan
secara utuh meliputi: berapa jumlah ruangan, jenis ruangan, jumlah pintu dan jendela,
keterkaitan antar komponen bangunan satu dengan lainnya. Desain akan menggambarkan
berbagai prosedur metode yang akan ditempuh dalam membuat pondasi, prosedur
merangkai besi beton, prosedur meramu campuran bahan, prosedur pemasangan material
bangunan. Rancangan bangunan ini akan dijadikan patokan dalam melaksanakan pekerjaan
pembangunan.

Manfaat Rancangan / Desain Penelitian (Adytia. 2013) adalah :


1) Memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya.
Dalam Rancangan / Desain Penelitian, antara lain harus dipikirkan tentang : populasi,
metode sampling yang dipilih, besar sample, prosedur pengumpulan data, cara – cara
analisis data, penggunaan statistik yang tepat, cara mengambil kesimpulan dsb.
2) Menentukan batas – batas penelitian yang berkaitan dengan tujuan Penelitian. Apabila
tujuan penelitian tidak dirumuskan dengan jelas, maka penelitian itu seperti tidak ada
ujung – pangkalnya. Dengan perumusan tujuan penelitian yang jelas, maka dapat
disusun suatu desain penelitian yang menentukan batas-batas penelitian yang tegas,
dengan demikian Peneliti dapat memusatkan perhatian dan usahanya ke arah Tujuan
yang nyata secara lebih efektif, dan peneliti menjadi tahu bilamana
pekerjaannya/penelitiannya selesai.
3) Memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan dan juga
memberikan gambaran tentang kesulitan – kesulitan yang akan dihadapi. Dengan
demikian, dapat dipikirkan cara – cara mengatasi kesulitan – kesulitan tersebut terlebih
dahulu.

Ketika kegiatan penelitian akan dijalankan, maka terlebih dahulu Peneliti harus membuat

Bab 6 Hal. 2
rancangan penelitian, agar tujuan penelitian tersebut dapat tercapai. Sekurang-kurangnya
ada 9 (sembilan) hal yang harus dirumuskan ketika menentukan desain penelitian sebagai
berikut :
1. Sifat rumusan masalah penelitian : eksploratif, studi formal
2. Sumber data dan metode pengumpulan data :

Sumber data : Primer dan Sekunder


Metode pengumpulan data : survey, observasi dan analisis data sekunder

3. Pengendalian variabel penelitian oleh peneliti : eksperimen, ex post facto


4. Tujuan dan tipe masalah penelitian : deskriptif, komparatif, uji hubungan
5. Tipe data menurut dimensi waktu : data cross sectional atau data berseri (time series)
6. Ruang lingkup topik penelitian menyangkut apakah penelitian ini menitik berat pada
keluasan atau kedalaman : studi kasus atau statistical study
7. Seting lingkungan penelitian : studi lapangan, laboratorium
8. Unit analisis penelitian.
9. Metode analisis data : Statistik deskriftip; statistik uji beda; uji hubungan.

Bagan 1. Komponen Desain penelitian

Sumber dan Metode


Sifat masalah penelitian
pengumpulan data

Pengendalian terhadap
Tujuan dan tipe masalah
variabel penelitian

Data menurut dimensi Ruang lingkup


waktu penelitian

Setting lingkungan Unit analisis


penelitian

Bab 6 Hal. 3
Sifat Rumusan Masalah Penelitian
Penelitian eksploratif dilakukan ketika peneliti memiliki keterbatasan informasi mengenai
masalah penelitian tertentu, karena belum banyak peneliti sebelumnya yang membahas
masalah tersebut. Tujuan penelitian eksploratif untuk lebih dapat memahami masalah
penelitian.

Studi ini diperlukan untuk menjajaki sifat dan pola penomena yang menarik perhatian
peneliti dan merupakan usaha untuk memperoleh pengetahuan yang bermanfaat untuk
penyusunan konstruksi teori. Penelitian eksploratif dapat membantu peneliti dalam
mengmbangkan konsep atau construct yang jelas dan mendefinisikan variabel-variabel
penelitian yang penting (Indriantoro. 1999 :87)

Berikut contoh-contoh penelitian eksploratif ;


Penelitian pernah dilakukan untuk mengidentifikasi konsep dari kualitas kehidupan kerja
(quality work of life), ketika itu penelitian yang berkaitan dengan konsep tersebut belum
banyak sehingga definisi dan batasan dari konsep ini belum begitu jelas, maka dilakukan
studi eksploratif dengan wawancara secara intensif terhadap para pekerja. Setelah
wawancara dilakukan, teridentifikasi dimensi dari kehidupan kerja yang berkualitas adalah :
lingkungan kerja yang sehat; hubungan kerja bebas stress; kepuasan kerja; mendapatkan
peran dalam kerja; dsb (Sekaran.2003; 120)

Henry Mintzberg pernah melakukan wawancara dengan para manajer ekskutif untuk
mengidentifikasi sifat pekerjaan manajemen. Berdasarkan hasil wawancara, dan analisis
terhadap data yang dipeoleh maka dia berhasil merumuskan teori mengenai fungsi-fungsi
manajemen yang terdiri atas: perencanaan, kordinasi, pelaksanaan, pengendalian.
(Sekaran.2003.120). Hasil penelitian eksploratif terhadap konsep fungsi manajemen saat ini
telah digunakan untuk berbagai kepentingan pengelolaan organisasi, dan penelitian dalam
mengembangkan bidang ilmu manajemen.

Studi formal dilakukan ketika masalah penelitian dan berbagai variabel penelitian yang
terkait dapat teridentifikasi secara jelas. Tujuan studi formal adalah untuk menguji hipotesis
penelitian atau menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan. Studi formal terkait dengan
komponen desain penelitian ke empat, dimana variabel penelitian dapat teridentifikasi

Bab 6 Hal. 4
secara jelas, sehingga masalah penelitian dapat dirumuskan dalam bentuk: deskriptif,
komparatif, dan uji hubungan. Buku ini dan buku metode penelitian bisnis pada umumnya,
membahas berbagai metode penelitian untuk melaksanakan studi formal. Jika peneliti
menghadapi ketidakjelasan atas suatu fenomena atau konsep, maka peneliti dapat terlebih
dahulu melakukan penelitian eksploratif, yang kemudian hasil dari penelitian eksploratif ini
akan digunakan untuk penelitian lanjutan yaitu studi formal.

Gambar 2. Salah satu contoh paradigma penelitian formal hubungan X dengan Y

X Y

Apa itu X ? Apa itu Y ?


Dimensi dan indikator X ? Dimensi dan indikator Y ?

Penelitian hubungan X dengan Y dapat dilakukan uji empiris, jika peneliti memperoleh
informasi yang jelas tentang konsep dari variabel X dan Y: dimensi dan indikator,
referensinya sudah cukup memadai baik berasal dari buku literatur atau hasil penelitian
terdahulu. Jika variabel X dan Y dapat diidentifikasi secara jelas, maka pengujian hipotesis
hubungan X dengan Y dapat dilaksanakan.

Jika pada saat penelitian berlangsung ternyata peneliti menghadapi kesulitan dalam
merumuskan konsep, konstruk, dan definisi operasional variabel X dan atau Y, dikarenakan
masih sedikitnya referensi dan hasil penelitian sebelumnya mengenai variabel X dan atau Y
atau mengenai bentuk hubungannya, maka perlu terlebih dahulu dilakukan penelitian
eksploratif. Tujuan penelitian eksploratif adalah untuk memperoleh gambaran secara jelas
mengenai konsep dari variabel X dan atau Y: dimensi, dan indikator-indikator variabel
tersebut. Setelah penelitian berhasil mengidentifikasi variabel X dan atau Y melalui
penelitian eksploratif, maka penelitian formal pengujian hipotesis hubungan X dengan Y
dapat dilanjutkan.

Sumber Data Dan Metode Pengumpulan Data


Sumber data menyangkut letak keberadaan data penelitian yang diperlukan, data
penelitian berada pada siapa atau pada apa. Data bisa terdapat/terletak pada: subjek (orang),
maka orang (respondense) sebagai sumber data. Data bisa berada pada benda, misalnya:

Bab 6 Hal. 5
bangunan, lokasi, kendaraan, dsb, maka benda sebagai sumber data. Data yang diperlukan
bisa berada pada dokumen yang telah tersedia dan dibuat oleh fihak lain, maka dokumen
sebagai sumber data, misalnya: laporan keuangan perusahaan, dokumen, catatan, risalah
rapat, dsb.

Data yang diperoleh langsung dari sumber data yaitu subjek atau benda, maka data tersebut
dinamakan data primer, dan sumber datanya dinamakan sumber data primer. Sedangkan
data yang tersedia dan dibuat oleh fihak tertentu dalam bentuk dokumen dinamakan data
sekunder, dan sumber datanya dinamakan sumber data sekunder. Peneliti harus
menentukan sumber data mana yang akan digunakan, bisa salah satu atau kedua-duanya.
Mungkin saja salah satu data variabel penelitian terdapat pada subjek tertentu (sumber
primer), sementara data mengenai variabel lainnya terdapat pada laporan yang tersedia di
perusahaan (sumber data sekunder).

Kegiatan pengumpulan data dapat ditempuh dengan berbagai cara (metode) :


observasi (pengamatan), survey, dan analisis data sekunder. Cara mana yang akan dipakai
tentu harus mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas penelitian. Masing-masing
kegiatan penelitian memiliki tujuan dan tingkat kesulitan berbeda, sehingga cara
pengumpulan data antara penelitian satu dengan lainnya bisa berbeda, tidak harus sama.
Observasi merupakan cara pengumpulan data melalui pengamatan dengan menggunakan
indera observer: melihat, memperhatikan, mendengarkan, mencium, terhadap karakteristik
subjek atau objek yang menjadi variabel penelitian, tanpa berusaha untuk memperoleh
tanggapan dari siapapun.

Contoh 1. Metode observasi. Perilaku organisasi


Seorang Penelitian ingin mengetahui bagaimana perilaku kedisiplinan pekerja saat berada
di lingkungan pekerjaannya. Peneliti mengamatinya tanpa sepengetahuan para pekerja
mengenai : kehadiran mereka saat datang maupun saat pulang, perilaku mereka di ruang
kerja berapa lama jam efektif mengerjakan tugas pekerjaan dibandingkan kegiatan lainnya,
dsb.

Contoh 2. Bidang Phsykologi


Seorang peneliti (Phsykologi) sedang mengamati perkembangan kemampuan motorik anak

Bab 6 Hal. 6
balita usia 3 (tiga) tahun. Peneliti melakukan pengamatan terhadap sejumlah sample anak-
anak usia 3 tahun, dengan mencatat rata-rata kemampuan motorik anak tersebut, sudah
mampu melakukan apa saja: berjalan, merangkak, mengucapkan beberapa kosa kata, dsb.

Survey. Pengertian survey secara umum adalah kegiatan mengunjungi lokasi, tempat yang
menjadi objek penelitian. Pengertian secara khusus survey adalah kegiatan melakukan
komunikasi dengan responden. Survey adalah cara pengumpulan data dengan melakukan
komunikasi dengan responden sebagai sumber informasi, dalam rangka memperoleh
informasi dan data tentang variabel penelitian yang sedang menjadi perhatian peneliti.
Survey dapat berupa: (1) komunikasi lisan yaitu wawancara; (2) komunikasi tertulis melalui
penyebaran kuisioner (pertanyaan tertulis) terhadap responden.

Analisis data sekunder adalah pengumpulan data dengan cara membaca, mencatat dan
menganalisa data, informasi yang terdapat pada laporan atau dokumen yang tersedia, baik
yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Dokumen dan laporan tersebut
dibuat oleh fihak lain, bukan dibuat oleh peneliti, misalnya : laporan keuangan yang telah
disusun oleh Departemen Akuntansi dan keuangan perusahaan, dokumen dan risalah rapat
perusahaan, laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS), laporan tentang pergerakan harga
saham sejumlah perusahaan (LQ 45) yang dirilis oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), dsb.
Kesemua laporan dan dokumen tersebut merupakan sumber informasi yang bermanfaat
untuk kegiatan penelitian.
Gambar 3. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

Sumber data Primer : Meode pengumpulan data :


Subjek : Orang – Respondence Observasi : pengamatan
Objek : Benda, peristiwa Survey : komunikasi

Sumber data Sekunder : Metode pengumpulan data :


Laporan, catatan, dokumen Analisis data sekunder
yang telah dibuat oleh pihak
lain

Bab 6 Hal. 7
Pengendalian terhadap variabel penelitian
Dilihat dari segi sejauh mana variabel penelitian variance-nya (perubahannya) dikendalikan
oleh peneliti, maka penelitian dapat dibedakan berupa penelitian eksperimen dengan ex
post facto. Desain eksperimen dilaksanakan dengan cara peneliti mengendalikan,
memanipulasi variabel independen (biasanya var.independen), dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh atau dampak perubahan nilai variabel independen tersebut terhadap
perubahan nilai variabel dependen. Penelitian eksperimen dilakukan melalui percobaan
(trial and error), dengan sengaja mengendalikan variabel independen dan mengamati
dampaknya terhadap variabel dependen.

Gambar 4. Penelitian eksperimen

Var. Independen Var. Dependen


Variabel X Dikendalikan
X Y

Contoh 3. Metode Eksperimen

(1) Variabel X = Dosis obat bius; variabel Y= tingkat kesadaran pasien. Eksperimen
dilakukan terhadap binatang (tikus misalnya) sebagai percobaan, untuk mengetahui
dampak pemberian dosis obat bius terhadap lamanya binatang tersebut pingsan (tingkat
kesadaran). Pada percobaan ini dosis obat bius sengaja dikendalikan diubah besarnya
oleh peneliti, dalam upaya mengetahui dampaknya terhadap tingkat kesadaran. Hasil
penelitiannya akan digunakan untuk kepentingan tindakan operasi terhadap pasien
Rumah Sakit.
(2) Variabel X = intensitas pemberian latihan soal kasus; Y= nilai mata kuliah Akuntansi
Manajemen. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian latihan
kasus terhadap nilai mata kuliah yang akan diperoleh Mahasiswa. Peneliti membagi
Mahasiswa dalam dua kelompok, kelompok pertama Mahasiswa yang diberi
perlakukan dengan cara memberikan latihan soal kasus dengan frekuensi sering sekali.
Kelompok kedua Mahasiswa yang tidak pernah diberi latihan soal kasus, kemudian
pada akhir semester diuji perbedaan rata-rata nilai kedua kelompok tersebut.

Bab 6 Hal. 8
Desain Ex post facto, peneliti tidak mengendalikan, mengintervensi, atau memanipulasi
variabel penelitian. Peneliti hanya mencatat dan melaporkan perubahan yang telah terjadi
pada seluruh variabel penelitian apa adanya, tanpa adanya perlakuan khusus terhadap
variabel penelitian. Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan analisis terhadap data yang
berhasil dicatat dan dilaporkan tersebut.

Contoh 4. Desain Ex post facto


Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan komitmen organisasi dengan
produktivas kerja. Peneliti menyebarkan kuisioner terhadap 100 orang sampel karyawan
perusahaan. Isi kuisioner tersebut menyangkut pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur
tingkat komitmen organisasi dan produktivitas setiap karyawan. Penelitian tidak melakukan
intervensi terhadap situasi dan aktivitas normal karyawan saat pengambilan data
berlangsung. Peneliti hanya mencatat dan melaporkan data apa adanya, kemudian
menganalisis hubungan variabel tersebut dengan menggunakan analisis korelasional, untuk
menentukan ada atau tidak adanya hubungan variabel tersebut.

Tipe Masalah penelitian. Dilihat dari tipe masalah penelitian, penelitian terdiri atas 3
(tiga) tipe yaitu penelitian : deskriptif, komparatif, dan uji hubungan. Penelitian deskriptif
adalah penelitian dengan tujuan untuk mengetahui eksistensi berbagai karakteristik atau
variabel dari suatu subjek yang dapat berupa: orang, organisasi, peristiwa, atau apapun yang
menjadi unit analisis penelitian. Tipe yang kedua adalah penelitian komparatif yaitu
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan variabel antara kelompok satu
dengan kelompok lainnya. Penelitian uji hubungan yaitu tipe penelitian yang bertujuan
untuk menguji hubungan antar variabel penelitian. Seperti telah dijelaskan sebelumnya,
terdapat tiga tipe hubungan antar variabel penelitian yaitu : (1) hubungan simetris;
(2) hubungan asimetris; dan (3) hubungan interaktif. Pemahaman terhadap tipe masalah
penelitian sangat penting, karena untuk menentukan tipe model statistik yang akan
digunakan dalam pengujian hipotesis penelitiannya.

Untuk mengetahui perbedaan ketiga tipe penelitian di atas, sekali lagi berikut adalah
contoh-contoh penelitian :

Rumusan masalah penelitian deskriptif :

Bab 6 Hal. 9
(1) Bagaimana struktur modal perusahaan di BEI ?
(2) Bagaimana profitabilitas perusahaan di BEI ?

Contoh Studi Deskriptif

Contoh 5.

Sebuah Bank ingin mendapatkan profil tentang Nasabah Bank yang menunggak
pinjamannya selama 6 bulan atau lebih. Pertanyaan penelitiannya meliputi : (a) berapa rata-
rata usia nasabah ? ; (b) berapa rata-rata penghasilan Nasabah ? ; (c) Status pekerjaan
Nasabah : apakah pegawai tetap atau pegawai paruh waktu ? Hasil penelitin ini berguna
untuk mendapatkan profil nasabah yang menghadapi masalah dalam pembayaran, dan
untuk membuat suatu kebijakan tentang kebijakan kredit pada masa yang akan datang.

Rumusan masalah penelitin komparatif :

(1) Bagaimana perbedaan struktur modal perusahaan manufaktur dengan dagang di BEI ?
(2) Bagaimana perbedaan profitabilitas perusahaan manufaktur dengan dagang di BEI ?

Contoh penelitian uji beda

Seorang Mahasiswa sedang meneliti apakah terdapat perbedaan struktur modal perusahaan
industri sektor manufaktur dengan sektor perdagangan. Untuk mencapai tujuan
penelitiannya. Mahasiswa tersebut menghitung rata-rata struktur modal perusahaan industri
manufaktur dan industri perdagangan. Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan uji beda
rata-rata.

Rumusan masalah penelitian uji hubungan (hubungan asimetris) :

(1) Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas perusahaan di BEI ?

Contoh penelitian uji hubungan

Contoh 6.

Seorang peneliti industri manufaktur, akhir-akhir mendapatkan informasi bahwa


profitabilitas perusahaan pada tiga tahun terakhir ini mengalami masalah. Ia menduga salah
satu penyebabnya adalah kebijakan struktur modal perusahaan yang terlalu mengandalkan

Bab 6 Hal. 10
pada kebijakan modal eksternal (hutang jangka panjang dari luar negeri). Maka tujuan
penelitiannya ingin menguji “Pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas perusahaan”.
Studi pada perusahaan industri manufaktur yang listing di Bursa Efek.

Tipe data menurut dimensi waktu

Dilihat dari dimensi waktu tipe data terdiri atas data : cross sectional dan time series. Data
Cross sectional adalah data satu saat dari sejumlah subjek yang diamati. Data time series
merupakan data runtut waktu (trend) dari suatu subjek yang diamati.

Contoh 7 : Tipe data menurut dimensi waktu

Berikut adalah Net profit margin (NPM) 5 (lima) perusahaan selama 4 (empat) tahun
terakhir dalam persentase (%) :
Tahun

Nama Perusahaan 2010 2011 2012 2013


A 20 24 26 24
B 15 20 25 23
C 22 15 20 22
D 23 24 15 25
E 18 33 20 33

Seandainya penelitian hanya menggunakan data tahun 2013 untuk seluruh perusahaan
(A, B, C, D, dan E) maka data yang digunakan tersebut adalah data cross sectional. Tetapi,
jika penelitian difokuskan pada perkembangan NPM perusahaan A selama 4 (empat) tahun
terakhir 2010 s/d 2013, maka data tersebut dinamakan data time series. Suatu saat peneliti
menggunakan seluruh perusahaan (cross) selama 4 (empat) tahun terakhir, maka data
tersebut dinamakan full data.

Ruang lingkup penelitian. Studi statistik merupakan studi yang lebih menitikberatkan
pada keluasan (generalisasi). Penelitian ini berusaha untuk memberikan kesimpulan
gambaran karakteristik suatu populasi dengan cara menarik kesimpulan secara inferensial
berdasarkan karakteristik sample. Data sample dikumpulkan, dianalisis dan diuji, lalu hasil
analisis data sample ini digunakan untuk menaksir parameter populasi. Agar nilai statistik

Bab 6 Hal. 11
dapat digunakan untuk menaksir parameter populasi, maka sample yang digunakan
haruslah sample yang representatif, sample yang dapat merepresentasikan populasinya.

Gambar 5. Hubungan sample-populasi (Indriantoro; 1999:117)

Sampel Populasi

Statistika : X, S, S2 Parameter : µ, σ, σ 2

Studi Kasus adalah studi yang lebih menitikberatkan pada kedalaman daripada keluasan.
Studi ini lebih menekankan pada analisis konteks secara mendalam, berdasarkan peristiwa
atau situasi yang sedang berlangsung, serta mencari hubungannya antar peristiwa satu
dengan lainnya. Hasil penelitian studi kasus dapat digunakan untuk pemecahan masalah
serupa pada organisasi berbeda, atau pada waktu yang berbeda.

Penggunaan Case Study (studi kasus) (Juwono2013 : 143) untuk memperoleh data dari
berbagai sumber investigasi (dokumen, arsip, wawancara, observasi, artifak, sumber-
sumber majemuk) secara sistematik terhadap individu, kelompok, organisasi atau kegiatan
(event).Case Study (studi kasus) dapat digunakan untuk memperoleh pengertian
(pemahaman/uraian/gambaran) atau untuk memperoleh penjelasan dari suatu fenomena
secara menyeluruh (holistik) bukan sebagai kumpulan bagian-bagian yang berdiri sendiri.
Suatu kasus dapat terdiri atas hubungan antar bagian-bagian yang harus dipahami dalam
kontek holistik/totalitas/keseluruhan, sedangkan apabila hubungan antar bagian diangap
hubungan sebab-akibat, maka yang lebih esensial adalah mengapa “hal itu” terjadi.

Studi kasus merupakan strategi untuk menyelidiki secara mendalam terhadap fenomena
kontemporer (saat ini). Studi kasus dapat dibedakan menjadi tiga tipe studi kasus yaitu:
eksplanatori, deskriptif, dan eksploratif (Yin, 2002).

Contoh rumusan masalah studi kasus dalam beberapa tipe :


Studi kasus desain eksplananatori
Contoh rumusan masalah :
- Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kebangkrutan Bank A ?
- Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kepuasan pelanggan PT. X ?

Bab 6 Hal. 12
Studi kasus desain deskriptif
Contoh rumusan masalah :
- Bagaimanakah efektivitas sistem pengendalian manajemen PT. Ultra Jaya ?
- Bagaimanakah efektivitas pengendalian internal Perusahaan PT. Adiguna Jaya ?
- Bagaimana implementasi model Balance score card di PT. Adi Luhung ?

Studi kasus desain ekploratif

- Strategi promosi apakah yang digunakan PT. Alam Jaya dalam menghadapi persaingan ?
- Sistem penilaian persediaan apakah yang cocok digunakan untuk PT. Adi Luhung ?

Contoh 8. Studi kasus Kabangkrutan Bank.


Terdapat suatu fenomena kebangkrutan suatu Bank. Bank “A” dinyatakan bangkrut oleh
Otoritas keuangan, kemudian seorang Peneliti bidang Finance ditugasi untuk melakukan
penyelidikan atas fenomena kebangkrutan Bank “A”. Peneliti mengembangkan berbagai
pertanyaan penelitian untuk mengungkap faktor-faktor utama yang menyebabkan Bank
tersebut bangkrut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebangkrutan terjadi dikarenakan :
(a) Banyak kredit macet, yang disebabkan terlalu banyak pelanggaran Bank terhadap
persyaratan kredit saat pengucuran dana pinjaman. Hal ini berdampak pada likuiditas Bank
menurun drastis; (b) Likuiditas Bank A sangat buruk, menyebabkan banyak nasabah tidak
dapat menarik dana simpanan di Bank tersebut. Situasi ini telah menurunkan reputasi dan
kepercayaan masyarakat terhadap Bank A; (c) Puncaknya terjadi penarikan dana oleh
Nasabah secara masive, namun Bank tidak siap memenuhi tuntutan para Nasabah,
kemudian terjadilah Financial distress.

Setting lingkungan Penelitian


Penelitian dapat dilaksanakan pada lingkungan penelitian alamiah-natural yang disebut
studi lapangan (field study), atau pada lingkungan artifisial (buatan) yang dikenal dengan
Studi Laboratorium. Penelitian dengan setting studi lapangan, dilakukan pada situasi
alamiah secara normal. Penelitian setting laboratorium dilakukan dengan sengaja peneliti
menciptakan lingkungan buatan, sebagai miniaturnya situasi alamiah.

Studi Lapangan – ex post facto. Seperti dijelaskan di atas, penelitian ini menggunakan
setting lingkungan yang sesungguhnya, semua variabel penelitian tidak ada yang
Bab 6 Hal. 13
diintervensi (ex post facto). Sebagai contoh, seorang Mahasiswa sedang mengerjakan tugas
akhirnya, judul penelitiannya “Hubungan Struktur Modal dengan Profitabilitas
Perusahaan”. Sample yang digunakan 100 perusahaan industri manufaktur di BEI.
Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan pada Tahun 2013.
Mahasiswa tersebut mengumpulkan data kedua variabel penelitian tersebut dari seluruh
perusahaan sample, kemudian melakukan analisis korelasi untuk mengetahui hubungan
struktur modal dengan profitabilitas.

Eksperimen lapangan dilakukan dengan cara peneliti melakukan intervensi terhadap


variabel independen, untuk mengetahui dampaknya terhadap variabel dependen. Sebagai
contoh, Manajer sebuah Bank ingin mengetahui sejauh mana pengaruh tingkat suku bunga
simpanan terhadap jumlah simpanan dana masyarakat. Dia melakukan eksperimen
lapangan dengan menerapkan tingkat suku bunga simpanan yang berbeda di tiga kantor
cabangnya. Semua kegiatan di kantor cabang bank tersebut berjalan normal, alamiah.
Kantor cabang pertama ditetapkan tingkat suku bunga simpanan sebesar 18% per tahun,
suku bunga ini diatas tingkat suku bunga normal. Kantor Cabang kedua suku bunga
ditetapkan sebesar 12 %, dan suku bunga ini dibawah tingkat suku bunga normal. Tingkat
suku bunga kantor cabang ke tiga tidak diintervensi, dibiarkan berlaku normal sebesar 15%.

Eksperimen Laboratorium dilakukan dengan cara membuat lingkungan buatan artifisial.


Peneliti melakukan intervensi variabel independen didalam laboratorium tersebut untuk
mengetahui dampaknya terhadap variabel dependen. Sebagai contoh lanjutan di atas.
Manajer Bank melakukan eksperimen laboratorium. Manajer Bank merekrut 40 orang
mahasiswa semester akhir Fakultas Ekonomi yang memiliki umur hampir sama.
Karakteristik mahasiswa ini diusahakan mendekati karakteristik nasabah bank, sehingga
dapat menjadi artifisial penabung yang sebenarnya. Mereka dibagi dalam empat kelompok,
dan setiap kelompok dibagi jumlah uang yang sama. Masing-masing kelompok diberi
kebebasan untuk menyimpan uang tersebut atau membelanjakannya, sesuai dengan
preferensi. Kemudian manajer Bank tersebut menawarkan suku bunga simpanan deposito
yang berlainan sebagai berikut: 0%, 10%, 15%, dan 20%. Tingkat suku bunga oleh manajer
bank tersebut sengaja diintervensi, dinaikan dan diturunkan, dengan tujuan untuk
mengetahui berapa jumlah dana yang akan mereka tabungkan pada simpanan deposito,
pada setiap situasi tingkat bunga yang berbeda tersebut.

Bab 6 Hal. 14
Gambar 6. Setting lingkungan Penelitian

Setting Alamiah :
Studi Lapangan
Eksperimen Lapangan
Setting Lingkungan
Penelitian

Setting Artifisial :
Eksperimen Laboratorium

Unit Analisis. Unit analisis merujuk pada tingkat satuan data yang akan dikumpulkan
selama penelitian berlangsung. Pada dasarnya unit analisis ada dua tingkatan yaitu tingkat
individual dan tingkat kelompok. Unit analisis tingkat kelompok merupakan satuan data per
kelompok yang pada masing-masing kelompok akan terdiri dari beberapa individu
(minimal 2 individu : pasangan). Unit analisis individu dimaksud dapat berupa individu :
orang, departemen di dalam organisasi, perusahaan, negara, dll. Setiap unit analisis akan
memiliki karakteristik yang bisa sama, atau bisa berbeda dengan unit analisis lain. Peneliti
harus menentukan unit analsis penelitian, sesuai dengan tujuan penelitiannya.

Unit Analisis Tingkat Individu. Misalnya peneliti, ingin meneliti hubungan komitmen
organisasi karyawan perusahaan dengan produktivitas karyawan, maka dalam hal ini unit
analisisnya tingkat individu karyawan. Data kedua variabel tersebut akan dikumpulkan, dan
dianalisis berdasarkan masing-masing karyawan. Contoh lain dalam penelitian bidang
sistem informasi akuntansi, seorang peneliti akan menguji sistem pengendalian internal
perusahaan dengan kinerja perusahaan, maka pada penelitian ini unit analisisnya adalah
perusahaan pada tingkat individual. Negara dapat menjadi unit analisis tingkat individu
negara, apabila penelitian berkaitan dengan variabel-variabel yang ada relevansinya dengan
Negara, misalnya penelitian untuk menguji hubungan tingkat inflasi dengan produk
domestik bruto negara.

Unit analisis tingkat kelompok dapat berupa : kelompok orang, kelompok organisasi,
kelompok perusahaan (industri), kelompok industri (multi industri), kelompok negara
(regional misalnya), atau kelompok lainnya yang menjadi fokus perhatian peneliti. Unit
data yang dianalisisnya adalah penjumlahan dari seluruh data individu yang terdapat pada

Bab 6 Hal. 15
kelompok tersebut. Unit analisis kelompok dipilih sebagai unit analisis penelitian, karena
tujuan penelitiannya ingin mengetahui perilaku kelompok, atau menguji hubungan antar
variabel/karakteristik yang terdapat pada kelompok.

Contoh pada penelitian pada bidang pendidikan akuntansi. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui adakah perbedaan motivasi belajar mahasiswa jurusan akuntansi tahun ke satu
dengan kelompok mahasiswa tahun ke dua. Pengujian akan dilakukan dengan mengambil
dua kelompok sample dari dua sub populasi yaitu : kelompok mahasiswa jurusan akuntansi
tahun ke satu dengan kelompok mahasiswa jurusan akuntansi tahun ke dua.

Contoh lain untuk penelitian akuntansi keuangan atau manajemen keuangan. Tujuan
penelitian ingin mengetahui adakah perbedaan profitabilitas perusahaan kelompok industri
manufaktur dengan kelompok industri perdagangan. Agar dapat dilakukan pengujian maka
rata-rata profitabilitas kelompok industri manufaktur dengan industri perdagangan dihitung,
kemudian diuji dengan menggunakan uji beda.

Tabel 1. Unit analisis


Unit Analisis Tingkat Individual Tingkat Kelompok
Pekerja Setiap pekerja Kelompok pekerja
Departemen Setiap departemen Kelompok departemen
Perusahaan Setiap perusahaan Industri
Negara Setiap Negara Kelompok negara
Benda Setiap benda Kelompok benda

9. Metode Analisis Data : Statsitik deskriftip, uji beda, uji hubungan.

Bab 6 Hal. 16
Reference

Adytia, IG. Dodiet. 2008. Handout Metodologi Research: Rancangan Penelitian.


Politeknik Kesehatan Surakarta.

Emory, C.William, Donald Cooper. Business Research Methods. 1996. 5th Edition. Ricard
D. Irwin, Inc. Washington-The United Stated of America.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen. Edisi pertama. BPFE. Yogyakarta.

Juwono, Tri A. Metode Penelitian Komunikasi. PR - Fikom-Universitas Mercubuana


Jakarta Modul 13 Metode Penelitian Kualitatif 3 : Studi Kasus (Case Study)
http://kk.mercubuana.ac.id/files.

Pratiknya, Dr. Ahmad Watik. 2007. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan. Jakarta, Raja Grafindo Persada.

Sekaran, Uma. 2003. Research Methode for Business. A Skill Building Approach. Fouth
Edition. John Wiley and Sons, Inc. United Stated of America.

Yin, Robert K. 2002. Studi Kasus Desain dan Metode. Divisi Buku Perguruan Tinggi. PT.
Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Bab 6 Hal. 17

Anda mungkin juga menyukai