OLEH :
HERLINA PUTRI UTAMI
BAB I
TINJAUAN TEORITIS
A. GAMBARAN KLINIS PENYAKIT
1. Definisi
perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus halus. (Arif Mansjoer, 2010).
(Lakaman 2011).
2. Etiologi
2. Peritonitis.
b. Paramedian, yaitu ; sedikit ke tepi dari garis tengah (± 2,5 cm), panjang (12,5 cm).
c. Transverse upper abdomen incision, yaitu ; insisi di bagian atas, misalnya
d. Transverse lower abdomen incision, yaitu; insisi melintang di bagian bawah ±4cm
fisik seperti latihan napas dalam, latihan batuk, menggerakan otot-otot kaki,
menggerakkan otot-otot bokong, Latihan alih baring dan turun dari tempat tidur.
c. Kelemahan.
e. Konstipasi.
5. Komplikasi
operasi biasanya timbul 7-14 hari setelah operasi. Bahaya besar tromboplebitis
timbul bila darah tersebut lepas dari dinding pembuluh darah vena dan ikut aliran
darah sebagai emboli ke paru-paru, hati, dan otak. Pencegahan tromboplebitis yaitu
b. Infeksi, infeksi luka sering muncul pada 36-46 jam pasca operasi. Organisme yang
yang paling penting adalah perawatan luka dengan memperhatikan aseptik dan
antiseptik.
c. Kerusakan integritas kulit sehubungan dengan dehisensi luka atau eviserasi.
6. Pathway
7. Patofisiologi
(Dorland, 2011). Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis
Trauma adalah penyebab kematian utama pada anak dan orang dewasa kurang dari
44 tahun. Penyalahgunaan alkohol dan obat telah menjadi faktor implikasi pada
trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja
(Smeltzer, 2011). Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa
trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja
(Smeltzer, 2011).
Trauma abdomen merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau
memar/jejas pada dinding perut, kerusakan organ-organ, nyeri, iritasi cairan usus.
Sedangkan trauma tembus abdomen dapat mengakibatkan hilangnya seluruh atau
sebagian fungsi organ, respon stres simpatis, perdarahan dan pembekuan darah,
kontaminasi bakteri, kematian sel. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ dan
respon stress dari saraf simpatis akan menyebabkan terjadinya kerusakan integritas
kulit, syok dan perdarahan, kerusakan pertukaran gas, resiko tinggi terhadap infeksi,
- IVP/sistogram : hanya dilakukan bila ada kecurigaan terhadap trauma saluran
kencing.
Parasentesis perut : tindakan ini dilakukan pada trauma tumpul perut yang
diragukan adanya kelainan dalam rongga perut atau trauma tumpul perut yang
disertai dengan trauma kepala yang berat, dilakukan dengan menggunakan jarum
pungsi no 18 atau 20 yang ditusukkan melalui dinding perut didaerah kuadran bawah
atau digaris tengah dibawah pusat dengan menggosokkan buli-buli terlebih dahulu.
cairan garam fisiologis melalui kanula yang dimasukkan kedalam rongga peritonium.
b. Sirkulasi: Tensi, nadi, respirasi, dan suhu, warna kulit, dan refill kapiler.
d Balutan: Apakah ada tube, drainage ? Apakah ada tanda-tanda infeksi? Bagaimana
penyembuhan luka?
e. Peralatan: Monitor yang terpasang, cairan infus atau transfusi.
f. Rasa nyaman: Rasa sakit, mual, muntah, posisi pasien, dan fasilitas ventilasi.
Asuhan keperawatan adalah sesuatu bentuk pelayanan yang diberikan oleh
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan proses pengumpulan data yang dilakukan secara sistemik
mengenai keadaan pasien .Adapun tujuan utama dari pada pengkajian adalah
penyakit psikososial.
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan MRS, nomor register, dan
diagnosis medis.
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah nyeri
pada abdomen.
Kapan nyeri pertama kali dirasakan dan apa tindakan yang telah diambil sebelum
akhirnya klien dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan secara medis.
interaksi sosial terganggu, adanya rasa cemas yang berlebihan, hubungan dengan
tetangga tidak harmonis, status dalam pekerjaan. Dan apakah klien rajin dalam
f. Seksualitas/reproduksi
g. Peran
1. Kepala
pasien pernah mengalami trauma kepala, adanya hematoma atau riwayat operasi.
2. Mata
(nervus II), gangguan dalam mengangkat bola mata (nervus III), gangguan dalam
memutar bola mata (nervus IV) dan gangguan dalam menggerakkan boal mata
3. Hidung
Adanya gangguan pada penciuman karna terganggu pada nervus olfatorius (nervus I).
4. Mulut
5. Dada
6. Abdomen
7. Ekstremitas
b. Nilai 1: Bila terlihat kontraksi dan tetapi tidak ada gerakan pada sendi.
c. Nilai 2: Bila ada gerakan pada sendi tetapi tidak bisa melawan grafitasi.
d. Nilai 3: Bila dapat melawan grafitasi tetapi tidak dapat melawan tekanan
pemeriksaan.
e. Nilai 4: Bila dapat melawan tahanan pemeriksaan tetapi kekuatanya berkurang.
f. Nilai 5: bila dapat melawan tahanan pemeriksaan dengan kekuatan penuh.
b. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya sayatan / luka operasi laparatomi.
c. Gangguan imobilisasi berhubungan dengan pergerakan terbatas dari anggota tubuh.
. Keperawatan hasil
1. Nyeri akut NOC NIC
rekasasi
nyaman sesuai
kebutuhan
6. Kolaborasi
pemberian obat
analgetik
2. Resiko infeksi NOC NIC
antibiotik IV bila
perlu
3. Gangguan NOC NIC
Memeragakan kebutuhan
(walker) mobilisasi
rencana ambulasi
sesuai kebutuhan
bagaimana merubah
bantuan jika
diperlukan
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Potter &
Perry, 2011).
dari efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah
b. Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan keperawatan yang
telah diberikan.
keperawatan.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny. N DENGAN POST OP LAPARATOMY RUANG ICU
RSUD dr. RUBINI MEMPAWAH
D. Disability
Tingkat kesadaran klien : somnolen
GCS : Eye : 3 (dengan panggilan)
Verbal : 2 (mengerang)
Motorik : 5 (terlokalisir )
Total GCS : 10
Sensorik Pupil : isokor +/+
Keadaan ekstremitas : kemampuan motorik klien mengalami
Lemah
Refleks : normal
Adanya koordinasi gerak dan tidak ada kejang.
2. Pengkajian Dada
Bentuk dada dan pergerakan dinding dada simetris, tidak ada
penggunaan otot bantu nafas, tidak ada tanda-tanda injuri atau cedera:
petekiae, perdarahan, sianosis, abrasi dan laserasi
4. Ekstremitas
Tidak ada keterbatasan pergerakan, warna kulit sawo matang, terpasang
infuse 2, Line I RL 20 tpm
Pada ekstremitas tangan bagian kiri
5. Tulang Belakang
Tidak ada kelainan pada tulang belakang, tidak ada perdarahan, lecet
maupun luka.
6. Psikososial
Klien gelisah merasakan nyeri pada abdomennya
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Hasil pemeriksaan pada tanggal 08-04-2018
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
Hemoglobin 13,9 11.0 – 15.0 g/dl
Lekosit 9,40 4.0 – 10.5 ribu /ul
Eritrosit 4,75 4.50 – 6.00 juta/ul
Hematokrit 40 40 – 50 vol%
Trombosit 150 150 – 350 ribu/ul
RDW-CV 11.5 – 14.7 %
2. Rontgen
Pada tanggal 08-04-2018 CT Scanning hasil atropi cerebri
3. Pengobatan
Pada tanggal 08-04-2018
- Infus Kalium + Aminofluid : Nacl = 1:1:1 ? 24 jam
- Inj. Meropenem 1 gr/ 8 jam
- Infus Metronidazole 500 mg/ 8 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam
- Inj. Omeprazole 40 mg/ 24 jam
- Inj. Ondansetron 4 mg/ 8 jam
- Inj. Kalnex 500 mg/ 8 jam
- Enzimplex syrup 3 x 2 cth
- Nefrisol 6 x 250 cc