Anda di halaman 1dari 4

LIMBAH PADAT

Sehingga dilakukan penanganan dengan cara :


Hancurkan produk bentuk padat dengan mesin penghancur tablet / kapsul dan tampung
produk yang hancur dalam wadah kantong plastik serta diberi penandaan limbah B3.
Hancurkan bahan pengemas primer yang sudah tidak berlabel dengan menggunakan mesin
dan masukkan dalam kantong plastik yang dilengkapi dengan penandaan
Pengolahan limbah B3 dapat dilakukan dengan cara thermal, stabilisasi dan solidifikasi,
secara fisika, kimia, biologi dan/atau cara lainnya sesuai dengan perkembangan teknologi”
Jenis kegiatan pengelolaan limbah B3 yang wajib dilengkapi dengan izin terdiri atas:
a. Pengangkutan;
b. Penyimpanan sementara
c. Pengumpulan
d. Pemanfaatan
e. Pengolahan
f. penimbunan
Pemberian simbol pada limbah B3 bertujuan untuk penentuan dalam pengelolaan limbah
Persyaratan teknis pengolahan limbah B3:
a. Fisika dan kimia
b. Atabilidsasi/ solidifikasi
c. insinerasi
Apabila sumber limbah debu atau serbuk obat maka Pengolahan: Debu/sisa-sisa serbuk
obat dari sistem dust collector yang nantinya akan di bakar di incinerator.
Sumber: Obat-obatan, sisa salep, vaksin, yang sudah rusak atau kedaluarsa dan telah
terkontaminasi atau tumpah. Pengolahan:
1. Proses penghancuran dengan mesin Dis Mill
2. Setelah penghancuran dilanjutkan dengan pembakaran menggunakan mesin
insinerator
Sumber: Sisa kemasan, karton/ dus bekas kemasan, dokumen yang tidak digunakan.
Pengolahan: internal dengan cara dibakar pada insinerator
Sumber: Kemasan sekunder bahan baku, plastik, aluminium foil. Pengolahan: Diberikan
kepada pihak ketiga
LIMBAH CAIR
PRINSIP PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
Pengolahan limbah cair bertujuan untuk menjaga air agar tetap bersih dengan menghilangkan
polutan yang ada dalam air limbah tersebut, atau dengan menguraikan polutan yang ada
didalam
air limbah sehingga sifat-sifat dari polutan tersebut dapat dihilangkan.
PENGOLAHAN SECARA FISIKA
Pengolahan ini ditujukan untuk air limbah yang tidak larut (bersifat tersuspensi), atau
buangan cair yang mengandung padatan, sehingga menggunakan metode ini untuk
pimisahan.
PENGOLAHAN SECARA KIMIA
Proses ini menggunakan reaksi kimia untuk mengubah air limbah yang berbahaya menjadi
kurang berbahaya. Proses yang termasuk didalamnya adalah netralisasi, presipitasi,
khlorinasi, koagulasi dan flokulasi.
PENGOLAHAN SECARA BIOLOGI
Pengolahan air limbah dengan menggunakan mikroorganisme seperti ganggang, bakteri,
protozoa, untuk menguraikan senyawa organik dalam air limbah menjadi senyawa yang
sederhana.
Dilihat dari prosesnya, prinsip pengolahan limbah cair :
PENGOLAHAN PRIMER
Untuk mengurangi kandungan bahan yang tidak terlarut atau bahan yang dapat terendapkan
oleh gaya gravitasi. Proses: Screening
PENGOLAHAN SEKUNDER
Untuk menghilangkan bahan terlarut atau kontaminan seperti senyawa organik dan anorganik
terlarut. Proses: koagulasi, flokulasi
PENGOLAHAN TERSIER
Untuk mengurangi atau menghilangkan konsentrasi BOD, TSS dan nutrien. Proses: filtrasi
pasir, eliminasi nitrogen dan eliminasi fosfor.

CARA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


Terdiri dari 3 poin penting:
1. Air hujan langsung dialirkan menuju selokan umum dengan cara membuat saluran air
hujan.
2. Air kamar mandi dialirkan menuju septic tank dengan saluran kamar mandi/WC.
3. Saluran dari tempat pencucian produksi dan laboratorium dialirkan ke IPAL*
* Pengolahan tambahan untuk limbah cair yang berasal dari gol. β lactam. Untuk
meminimalkan terjadinya resistensi, sebelum dicampur dengan limbah non β Laktam,
ditambahkan NaOH untuk untuk memecah cincin β Laktam, kemudian dialirkan menuju
IPAL.

LIMBAH GAS
 Penggunaan cerobong asap dengan absorben
 Penggunaan penyedot debu dan dust collector
 Wet scrubber (penyaringan partikel) merupakan proses pembersihan gas yang mana
gas buang dialiri dalam mesin yang dapat membuang polutan partikel dari arus gas
dengan menangkap partikel tsb dalam butiran liquid dan memisahkan dari gas.

Menjelaskan dan Menentukan Kriteria Personalia


1. Struktur organisasi industri farmasi hendaklah sedemikian rupa sehingga
bagian produksi, pengawasan mutu, manajemen mutu (pemastian mutu)
dipimpin oleh orang yang berbeda serta tidak saling bertanggung jawab
satu terhadap yang lain. Masing-masing personil hendaklah diberi
wewenang penuh dan sarana yang memadai yang diperlukan untuk dapat
melaksanakan tugasnya secara efektif. Hendaklah personil tersebut tidak
mempunyai kepentingan lain di luar organisasi yang dapat menghambat
atau membatasi kewajibannya dalam melaksanakan tanggung jawab atau
yang dapat menimbulkan konflik kepentingan pribadi atau finansial.
2. Kepala bagian Produksi hendaklah seorang apoteker yang terdaftar dan
terkualifikasi, memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki pengalaman praktis
yang memadai dalam bidang pembuatan obat dan keterampilan manajerial sehingga
memungkinkan untuk melaksanakan tugasnya secara profesional. Kepala bagian
Produksi hendaklah diberi kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam produksi
obat, termasuk:
a. memastikan bahwa obat diproduksi dan disimpan sesuai prosedur agar memenuhi
persyaratan mutu yang ditetapkan;
b. memberikan persetujuan petunjuk kerja yang terkait dengan produksi dan
memastikan bahwa petunjuk kerja diterapkan secara tepat;
c. memastikan bahwa catatan produksi telah dievaluasi dan ditandatangani oleh
kepala bagian Produksi sebelum diserahkan kepada kepala bagian Manajemen
Mutu (Pemastian Mutu);
d. memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan di bagian
produksi;
e. memastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan; dan
f. memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi personil di
departemennya dilaksanakan dan diterapkan sesuai kebutuhan.
Di samping itu, kepala bagian Produksi bersama dengan kepala bagian Pengawasan
Mutu dan penanggung jawab teknik hendaklah memiliki tanggung jawab bersama
terhadap aspek yang berkaitan dengan mutu.

3. Kepala bagian Pengawasan Mutu hendaklah seorang apoteker terkualifi-kasi dan


memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki pengalaman praktis yang memadai dan
keterampilan manajerial sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tugasnya
secara profesional. Kepala bagian Pengawasan Mutu hendaklah diberi
kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam pengawasan mutu, termasuk:
a. menyetujui atau menolak bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk
ruahan dan produk jadi;
b. memastikan bahwa seluruh pengujian yang diperlukan telah dilaksanakan;
c. memberi persetujuan terhadap spesifikasi, petunjuk kerja pengambilan sampel,
metode pengujian dan prosedur pengawasan mutu lain;
d. memberi persetujuan dan memantau semua analisis berdasarkan kontrak;
e. memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan di bagian
pengawasan mutu;
f. memastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan; dan
g. memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi personil di
departemennya dilaksanakan dan diterapkan sesuai kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai