SUTURING
Clara Leona
2018.07.2.0017
Luka adalah terputusnya kontinuitas atau hubungan anatomis jaringan sebagai akibat dari
ruda paksa. Penjahitan luka adalah suatu proses akhir dari prosedur bedah yang dilakukan untuk
melekatkan kembali luka yang terbuka akibat insisi, untuk mengontrol perdarahan, dan
7, penjahitan luka merupakan suatu proses penyatuan jaringan yang terpisah oleh karena trauma
ataupun luka yang ditimbulkan oleh intervensi bedah dengan cara tertentu dengan menggunakan
Prosedur bedah sering kali mengakibatkan terbentuknya luka akibat tindakan insisi yang
memerlukan penjahitan luka. Dalam melakukan sebuah tindakan penjahitan luka, sangatlah
diperlukan pengetahuan dan keterampilan mengenai pemilihan dan karakteristik dari benang
jahit operasi dan teknik yang akan digunakan. Penjahitan luka yang tidak tepat tidak hanya
mengakibatkan proses penyembuhan luka yang tertunda, namun juga dapat mengakibatkan
Pengetahuan penjahitan luka sangat diperlukan dalam ilmu bedah karena pembedahan
biasanya membuat luka sayatan dan penjahitan bertujuan untuk menyatukan kembali jaringan
yang terputus serta meningkatkan proses penyambungan dan penyembuhan jaringan dan juga
penjahitan luka yang baik dan berkualiatas juga sangat menentukan proses penyambungan dan
penyembuhan jaringan.
1. SUTURING ATAU PENJAHITAN LUKA
Suturing adalah suatu proses akhir dari prosedur bedah yang dilakukan untuk
melekatkan kembali luka yang terbuka akibat insisi, untuk mengontrol perdarahan, dan
Terms-7, penjahitan luka merupakan suatu proses penyatuan jaringan yang terpisah oleh
karena trauma ataupun luka yang ditimbulkan oleh intervensi bedah dengan cara tertentu
Adapun alat yang digunakan dalam melakukan tindakan penjahitan luka adalah
needle holder, gunting benang, dan pinset chirurgis. Sedangkan bahan yang digunakan
untuk penjahitan luka adalah jarum jahit dan benang jahit operasi.
Needle holder adalah sebuah instrumen dengan bentuk paruh pendek yang
berfungsi sebagai pemegang bagian distal jarum jahit dengan jarak 1/2 – 3/4 dari
ujung jarum jahit dan sebagai penyimpul benang. Jenis yang digunakan
bervariasi, yaitu tipe Crille wood (bentuknya seperti klem) dan tipe Mathew
Kusten (bentuk segitiga). Untuk menjahit daerah intra oral biasanya digunakan
masuknya jari. Cara memegang gunting benang sama dengan cara memegang
needle holder. Gunting benang yang paling banyak digunakan adalah Dean
semacam gigi yang berjumlah dua buah pada sisinya dan satu buah pada sisi yang
lainnya. Penggunaannya adalah untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi dan
Jarum jahit tersedia dalam beragam bentuk, diameter, dan ukuran. Secara
umum, jarum jahit terdiri atas tiga bagian, yaitu needle point, needle body, dan
swaged (press-fit) end. Needle point berbentuk tajam dan berfungsi untuk
penetrasi kedalam jaringan. Body merupakan bagian tengah dari jarum jahit.
benang. Jarum jahit digunakan untuk menutup luka insisi pada mukosa dan
biasanya berbentuk round atau triangular. Jarum jahit biasanya terbuat dari besi
Jarum jahit memiliki bentuk dan jenis yang beragam seperti straight
needle, curved needle, eyed needle, dan eyeless needle. Selain itu, jarum jahit juga
tersedia dalam berbagai ukuran, yaitu 1/4, 3/8, 1/2, dan 5/8. Jenis jarum jahit yang
paling sering digunakan dalam bidang kedokteran gigi adalah curved (circle)
needle dengan ukuran 3/8 dan 1/2. Curved needle berukuran 3/8 biasa digunakan
pada daerah bukal ke lingual dalam satu gerakan dengan memutar jarum jahit
pada axis sentralnya. Sedangkan curved needle berukuran 1/2 biasanya digunakan
pada daerah bukal gigi molar atas dan permukaan fasial gigi insisivus pada rahang
atas dan rahang bawah. Curved needle juga dapat digunakan dalam pembedahan
mukogingival dan periosteal. Secara umum, curved needle terbagi menjadi dua
jenis, yaitu round bodied dan cutting. Cutting curved needle terbagi atas dua jenis,
yaitu konvensional dan reverse cutting. Reverse cutting biasanya lebih mudah
diaplikasikan pada daerah rongga mulut karena tidak akan menembus atau
mengoyak jaringan.
a. Harus memiliki tensile strength yang tinggi untuk menahan luka dengan baik
jahitan tidak menyerap banyak cairan jaringan yang sedang meradang di sekitar
f. Murah.
Selain itu dapat pula diklasifikasikan berdasarkan asalnya, yaitu alami dan
sintetik.
Benang absorbable adalah jenis benang yang dapat dicerna oleh enzim
atau dapat dihidrolisis oleh tubuh. Benang jenis absorbable dapat dibagi atas
alami dan sintetik. Jenis benang absorbable yang terbuat dari bahan alami adalah
catgut, collagen, cargille membrane, kangaroo tendon, dan fascia lata. Jenis
benang absorbable yang terbuat dari bahan sintetik adalah polyglicolic acid
carbonate (maxon).
Benang jahit jenis absorbable yang paling sering digunakan dalam bidang
kedokteran gigi adalah catgut yang dimodifikasi dengan cara perendaman dalam
larutan garam asam kromat karena memiliki waktu penyerapan yang lebih lama
dan daya reaktivitas jaringan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan catgut
yang tidak dimodifikasi. Pada umumnya, benang absorbable memiliki waktu 70-
90 hari untuk diserap tubuh. Benang non-absorbable adalah jenis benang yang
tidak dapat dicerna oleh enzim maupun dihidrolisis oleh tubuh. Benang jenis non-
dan cotton. Jenis benang non-absorbable yang terbuat dari bahan sintetik adalah
absorbable yang paling sering digunakan dalam bidang kedokteran gigi adalah
silk dengan ukuran 4-0 dan 3-0. Benang silk terbuat dari pintalan filamen protein
alami oleh ulat sutra. Benang silk mudah dipakai dan disimpul serta relatif murah.
Namun, benang jenis ini harus segera dibuka pada minggu pertama setelah
akibat sifatnya yang mudah mengalami penumpukan akumulasi plak serta dapat
Penjahitan luka memiliki teknik yang beragam, seperti simple interrupted suture,
simple continuous suture, locking continuous suture, vertical mattress suture, horizontal
a. Jarum jahit sebaiknya dipegang dengan needle holder pada 1/3 bagian dari tempat
jaringan.
c. Penjahitan luka sebaiknya dilakukan dengan jarak dan kedalaman yang sama pada
kedua sisi daerah insisi, biasanya tidak lebih dari 2-3mm dari tepi luka. Sedangkan jarak
Simple interrupted suture adalah teknik atau metode penjahitan luka yang
paling umum digunakan. Teknik ini menjahit tepi luka dengan satu jahitan,
disimpul lalu digunting. Teknik ini relatif aman karena apabila satu jahitan
terputus maka jahitan lainnya tidak terganggu. Teknik ini merupakan teknik yang
paling sering digunakan dalam bidang kedokteran gigi. Simple interrupted suture
sirkulasi kulit. Kerugian dari jahitan ini adalah waktu yang dibutuhkan cukup
panjang untuk insersidan memiliki resiko lebih besar dalam meninggalkan bekas
tanpa terputus antara jahitan sebelum dan sesudahnya. Untaian benang dapat
diikat pada setiap ujung jahitan. Cara ini dapat dilakukan dengan cepat, kekuatan
tegangan seluruh jahitan sepanjang luka hampir sama. Tarikan yang terlalu kuat
harus dihindari untuk mencegah putusnya jahitan yang akan merusak semua
luka infeksi tidak dianjurkan menggunakan teknik ini. Kerugiannya, jika satu
sesudahnya.
yang cukup cepat. Sedangkan kerugiannya adalah jika salah satu jahitan terputus,
maka keseluruhan jahitan akan rusak. Oleh karena itu, teknik ini diindikasikan
Teknik jahitan ini hampir sama dengan teknik simple continuous suture,
Dengan adanya mekanisme ini, jaringan dapat disesuaikan dengan insisi secara
perpendikular. Selain itu, hal ini juga mencegah terjadinya pengetatan jahitan
penambahan penetrasi jarum jahit pada tepi luka yang berfungsi untuk
Pada teknik ini, eversi luka dan kontinuitas menghasilkan penutupan luka
yang sangat fluktuatif. Oleh karena itu, teknik ini biasa dilakukan pada
pencangkokan tulang intra oral. Penetrasi jarum jahit dilakukan dari tepi ke tepi
luka lalu melewati daerah insisi dan kembali lagi ke tepi jahitan yang pertama.
jahitan dilakukan dengan membuat jahitan horizontal melewati kedua tepi luka
Jahitan pada daerah kulit biasanya dibuka setelah 7 sampai 10 hari, sedangkan
daerah mukosa dibuka setelah 5 sampai 7 hari. Ujung simpul dipegang dengan pinset,
lalu dipotong ujung jahitan yang dekat dengan arah masuknya benang dengan gunting.
Jika tidak, maka benang yang terkontaminasi akan ikut tertarik masuk ke dalam daerah
Apabila faktor dari luar tidak mampu ditahan oleh pelindung tersebut maka terjadilah
luka. Dalam merespon luka tersebut, tubuh memiliki fungsi fisiologis penyembuhan luka.
diusahakan bertautnya tepi luka, biasanya dengan jahitan, plester, skin graft, atau
flap. Luka-luka yang bersih sembuh dengan cara ini, misalnya luka karena
operasi, dan luka kecil yang bersih. Penyembuhannya tanpa komplikasi, berjalan
cepat dan hasilnya baik secara estetis. Namun, hal tersebut dipengaruhi juga oleh
keterampilan dan pengetahuan dokter gigi serta kondisi pasien seperti faktor usia,
berat badan, status nutrisi, respon imun, dan penyakit kronis yang diderita pasien.
a. Fase Inflamasi
Karakteristik utama dari fase ini adalah pembentukan fibrin pada jaringan
sel dan fibroblas, dan peningkatan suplai darah ke daerah luka. Leukosit dan sel-
ke-3 hingga hari ke-7. Selama fase inflamasi akut, peningkatan tensile strength
jaringan tidak terjadi, tetapi hal ini hanya tergantung pada material penjahitan
b. Fase proliferasi
membentuk matriks kolagen pada luka yang dikenal sebagai jaringan granulasi.
Kolagen adalah komponen utama dari jaringan ikat. Serat kolagen membentuk
tensile strength dan piabilitas dari luka yang sedang mengalami penyembuhan
hingga mencapai 70%-80%. Setelah serat kolagen mengisi pembuluh darah yang
baru terbentuk, jaringan granulasi akan menjadi berwarna merah terang. Proses ini
terjadi pada hari ke 3 setelah luka terbentuk. Kontraksi luka juga terjadi dalam
fase ini. Kontraksi luka adalah sebuah proses dimana terjadi penarikan tepi luka
penyembuhan luka primer memiliki respon kontraksi luka yang minimum. Hal ini
c. Fase Remodeling
Pada fase ini jumlah substansial dari serat kolagen yang terdeposisi akan
peningkatan tensile strength jaringan. Fase ini dinyatakan berakhir apabila seluruh
tanda peradangan telah hilang. Selama proses ini dihasilkan jaringan parut yang
pucat, tipis, dan lemas serta mudah digerakkan dari dasar. Terlihat pengerutan
maksimal pada luka. Pada akhir fase ini, perupaan luka kulit mampu menahan
regangan kira – kira 80% kemampuan kulit normal. Hal ini tercapai kira – kira 3-
penyembuhan primer. Tipe ini dikarakteristikkan oleh adanya luka yang luas dan
kompleks dan lebih lama. Luka jenis ini biasanya tetap terbuka.
beberapa hari setelah tindakan debridement. Setelah diyakini bersih, tepi luka
dipertautkan dengan jahitan (4-7 hari). Luka ini merupakan tipe penyembuhan
luka yang terakhir dan memiliki resiko pembentukan skar yang lebih besar.
Respon sel terjadi setiap saat ketika terdapat benda asing yang diimplantasikan
atau dimasukkan ke dalam tubuh. Secara umum, respon terhadap bahan material
tindakan penjahitan seperti benang jahit sangatlah ringan. Respon ini diawali oleh
invasi netrofil ke jaringan luka. Jika tidak terjadi komplikasi seperti trauma ataupun
infeksi, respon akut sel terhadap bahan benang jahit operasi akan berubah dalam tiga
digantikan dengan monosit, sel plasma, dan limfosit. Setelah itu terjadilah proliferasi
fibroblast dan jaringan ikat. Enzim histokimia menunjukkan bahwa seluruh
Dengan asumsi teknik yang sama, jaringan, dan faktor yang berpengaruh lainnya,
respon jaringan pada seluruh jenis benang jahit relatif sama pada hari ke lima hingga
hari ke tujuh. Setelah ini respon jaringan akan bergantung terhadap jenis bahan
benang jahit. Catgut yang tidak dimodifikasi biasanya lebih sering menyebabkan
Absorbsi benang jahit yang berasal dari bahan alami terjadi dengan proses degradasi
enzimatik. Sedangkan absorbsi benang jahit yang berasal dari bahan sintetik terjadi
dengan proses hidrolisis. Hidrolisis menyebabkan reaksi jaringan yang lebih rendah
bila dibandingkan dengan proses degradasi enzimatik. Pada umumnya, terdapat dua
tahap absorbsi benang jahit. Tahap pertama memiliki waktu yang linear dan
dengan adanya kehilangan massa dari benang jahit. Kehilangan massa tersebut terjadi
sebagai respon leukositik selular yang menghilangkan debris sel dan material benang
2. Sudisma I G N, Putra Pemayun IGAG, Jaya Wardita AAG, Gorda IW. 2006. Ilmu Bedah
http://cal.vet.upenn.edu/surgery/index.html
4. Mohan H K., Sathish B P H., Sripathi, Smitha P. 2009. Sutures and suturing techniques in
skin closure. Indian J Dermatol Venereol Leprol | July-August 2009 | Vol 75 | Issue 4
Technique.https://emedicine.medscape.com/article/1824895-technique. [19/10/2017]
http://www.dolphinsutures.com:8080/types-of-sutures. [19/10/2017]
https://www.researchgate.net/publication/265667668_Suture_Materials_and_Suture_Tec
hniques. [19/10/2017]