Anda di halaman 1dari 2

BPBD dan Fasda Mensosialisasi Program Expedisi Destana Tsunami di Kawasan Kota

Banda Aceh

Acehtimes.id | Banda Aceh – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banda Aceh
mensosialisasi program Expedisi Destana Tsunami ke beberapa desa/gampong dalam wilayah
Kota Banda Aceh dan sekaligus memperkenalkan Fasilidator Daerah ke aparatur
desa/gampong setempat, Kamis 2 Oktober 2020.

"Kami sangat apresiasi atas sambutan baik dan kekeluargaan yang diberikan oleh aparatur
desa/gampong mengenai program Expedisi Desa Tangguh (EDT)”. Ujar Sabri sebagai
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Banda Aceh.

Bapak Sabri selaku Manajer Area Kota Banda Aceh dalam program EDT menjawab
pertanyaan dari Acehtimes bahwa Program Expedisi Destana Tsunami merupakan program
nasional yang diniasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sedangkan
BPBD Kota Banda Aceh hanya melaksanakan saja program ini. Alhamdulillah untuk Kota
Banda Aceh mendapatkan 10 desa/gampong binaan yang merupakan terbanyak dari pada
kabupaten/kota lain di Aceh, sambung Sabri.

Menanggapi keluhan yang disampaikan oleh beberapa aparatur desa terkait dengan rekrutmen
fasilidator daerah maupun fasilidator desa, Sabri menjelaskan bahwa untuk rekrutmen Fasda
maupun Fasdes ini langsung dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) itu sendiri dan tidak ada intervensi dari pihak-pihak terkait maupun BPBD itu
sendiri, ujar Sabri dihadapan aparatur desa/gampong.

Dalam kunjungan tersebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banda
Aceh juga turut menyalurkan beberapa atribut maupun perlengkapan lainnya untuk
menunjang program desa tangguh bencana. Atribut maupun perlengkapan lainnya langsung
diserahkan oleh manajer area kepada aparatur desa/gampong.

Dalam kesempatan ini, Aswadi sebagai Fasilidator Daerah menyampaikan bahwa EDT atau
Ekspedisi Destana Tsunami merupakan kegiatan penilaian ketangguhan desa di kawasan
rawan bencana tsunami. Tujuan utama dari kegiatan ini yaitu untuk menilai kesiapan suatu
desa dalam menghadapi bencana tsunami dan memulihkan dampaknya. Selain itu, penilai
ketangguhan saat ini diperluaskan hingga penilaian tingkat risiko Covid-19 dan penerapan
protokol new normal.
Dalam hal ini hasil dari penilaian kemudian diolah langsung oleh BNPB untuk dijadikan
rekomendasi kepada para pihak yang telah terkait untuk meningkatkan ketangguhan suatu
desa sehingga kegiatan ini lebih dapat tepat guna dan terhindar tumpang tindih, tutup Aswadi
yang merupakan alumni Magister Ilmu Kebencanaan Unsyiah. | ASLP

Anda mungkin juga menyukai