Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KRIMINOLOGIS KEJAHATAN PENCULIKAN BAYI DI

RUMAH SAKIT

Marlina Siagian, Firganefi, Rini Fathonah


email: (marlinasiagian@gmail.com)

Abstrak
Kejahatan penculikan bayi di rumah sakit mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Modus operandi kejahatan penculikan bayi di rumah sakit dengan berpura-pura
sebagai dokter, perawat atau petugas rumah sakit. Masih banyak kasus penculikan
bayi di rumah sakit yang tidak terungkap sehingga bayi tidak dapat kembali kepada
orang tuanya. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah apakah yang
menjadi faktor penyebab kejahatan penculikan bayi di rumah sakit dan bagaimanakah
upaya penanggulangan kejahatan penculikan bayi di rumah sakit. Penelitian ini
menggunakan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan, faktor penyebab kejahatan penculikan bayi di rumah sakit
adalah faktor internal berupa keinginan untuk memiliki anak dan faktor eksternal,
yaitu ekonomi dan lingkungan. Penculikan bayi yang disebabkan motif ekonomi
menjurus pada tindak pidana perdagangan orang untuk praktik adopsi ilegal. Faktor
lingkungan yang memunculkan keadaan untuk melakukan penculikan berupa
penempatan bayi di ruang perawatan, keamanan rumah sakit yang lemah serta rasa
waspada yang rendah dari keluarga dan petugas rumah sakit. Upaya penanggulangan
kejahatan penculikan bayi di rumah sakit dilakukan melalui upaya nonpenal dengan
memperbaiki aturan terkait sistem operasional prosedur rumah sakit dan upaya penal
melalui penegakan hukum pidana yang didasarkan mekanisme Hukum Acara Pidana
dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Kata Kunci : Analisis Kriminologis, Penculikan Bayi, Rumah Sakit.


CRIMINOLOGICAL ANALYSIS OF BABIES KIDNAPPING CRIME IN
HOSPITAL

Marlina Siagian, Firganefi, Rini Fathonah


email: (marlinasiagian@gmail.com)

Abstract

Babies kidnapping crime which happened in hospitals increases yearly. Modus


operandi of babies kidnapping crime in hospitals is to pretend as a doctor, a nurse or
a hospital worker. There are still many cases of babies kidnapping which are not
discovered yet sothat babies can’t return to their parents. The issue which is discussed
in this research is what the causing factor of babies kidnapping in hospitals is and
how to prevention babies kidnapping in hospitals. This research used a normative
approach and an empirical approach. Based on the results of research and discussion,
the factor of babies kidnapping in hospitals is internal factor which is a desire to have
a baby and external factor, like economy and neighborhood. Babies kidnapping is
caused by economic motivate according to human trafficking for illegal practice
adoption. The factor of neighborhood which shows condition to kidnap is the placing
of babies in nursery rooms, weak security of hospitals and also the lack of awareness.
The effort of prevention which is done to babies kidnapping crime is by non-penal
policy by fixing the regulation about hospital procedure operational system, and a
penal policy by law enforcement based on mechanism of criminal procedure law and
by Act No. 23 of 2002 about Children Protection.

Keywords : Criminological analysis, Babies kidnapping, Hospital.


I. PENDAHULUAN

Komisi Nasional Perlindungan Anak pelayanan kesehatan sebagaimana


(Komnas PA) menyatakan bahwa yang diatur dalam Pasal 28 H Ayat (1)
penculikan anak mengalami Undang-Undang Dasar 1945 dan
peningkatan setiap tahunnya. Pada secara khusus diatur di dalam Undang-
2009 Komnas PA menerima 102 Undang Nomor 36 Tahun 2009
pengaduan anak hilang dari tentang Kesehatan dan Undang-
masyarakat dan sebanyak 22 orang Undang Nomor 44 Tahun 2009
diantaranya hilang di Rumah Sakit, tentang Rumah Sakit.
klinik bersalin, dan Puskesmas.
Penculikan bayi kembali meningkat Modus operandi kejahatan penculikan
manjadi 110 kasus, dimana 26 bayi di rumah sakit pada umumnya
diantaranya terjadi di Rumah Sakit, adalah dengan berpura-pura sebagai
klinik bersalin, dan Puskesmas di dokter, perawat atau petugas rumah
tahun 2010. Sepanjang tahun 2011, sakit, seperti yang terjadi di RSIA Siti
Komnas PA menerima pengaduan 120 Zahroh Bekasi, RSUD Banjar, RSUP
kasus anak hilang, 35 diantaranya dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar,
hilang dari Rumah Sakit, klinik dan di RS dr. Soeselo Slawi.
maupun Puskesmas. 1 Pada 2012 Peristiwa-peristiwa tersebut sangatlah
angkanya meningkat menjadi 182 memprihatinkan karena pada
kasus, dan penculikan bayi di rumah hakikatnya anak tidak dapat
sakit, klinik, dan puskesmas kembali melindungi diri sendiri dari berbagai
mengalami peningkatan menjadi 37 macam tindakan yang menimbulkan
anak. Sepanjang tahun 2013, Komnas kerugian mental, fisik, sosial dalam
PA telah menerima laporan sebanyak berbagai bidang kehidupan dan
39 kasus terkait kasus penculikan bayi penghidupan terutama anak yang
yang terjadi di rumah sakit, masih tergolong bayi. Anak harus
puskesmas, maupun klinik bersalin dibantu oleh orang lain dalam
atau pun tempat lainnya. melindungi dirinya, mengingat situasi
Peningkatan kasus penculikan bayi dan kondisinya, anak perlu
yang terjadi di rumah sakit adalah hal mendapatkan perlindungan agar tidak
yang sangat memprihatinkan karena mengalami kerugian,baik mental,fisik
setiap orang berhak untuk memperoleh maupun sosial.2

1
Artikel berita
2
http://komnaspa.wordpress.com, akses RikaSaraswati. 2009.
24 Oktober 2014, 15:00 WIB. HukumPerlindunganAnak.
Kasus penculikan bayi di rumah sakit yang berkaitan dengan faktor
pun semakin memprihatinkan penyebab dan upaya penanggulangan
manakala masih saja ada kasus kejahatan penculikan bayi di rumah
penculikan yang belum terungkap, sakit.
artinya pelaku penculikan bayi tersebut
masih bebas berkeliaran di luar sana. II. HASIL PENELITIAN DAN
Sebut saja kasus penculikan bayi yang PEMBAHASAN
terjadi di RSIA Siti Zahroh, Bekasi
pada September 2012 silam. Hingga
A. Faktor Penyebab Kejahatan
saat ini kasus penculikan bayi yang
menimpa pasangan Jaja-Syfah tersebut Penculikan Bayi di Rumah Sakit
belum terkuak. Berdasarkan latar
Faktor penyebab kejahatan penculikan
belakang tersebut, permasalahan
dalam penelitian ini adalah (1) Apakah bayi di rumah sakit berasal dari dalam
yang menjadi faktor penyebab diri pelaku (faktor internal) dan luar
kejahatan penculikan bayi di rumah diri pelaku (faktor eksternal). 3 Faktor
sakit dan (2) Bagaimanakah upaya internal yaitu keinginan untuk
penanggulangan kejahatan penculikan memiliki anak, seperti dalam kasus
bayi di rumah sakit. penculikan bayi yang terjadi di Rumah
Sakit Hasan Sadikin Bandung (RSHS),
Pendekatan masalah yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan RS. dr. Soeselo, Slawi, RSUP dr.
yuridis normatif yaitu melalui Wahidin Sudirohusodo, Makassar dan
penelitian kepustakaan dengan cara RS Umum Daerah Banjar (RSUD)
mempelajari terhadap hal-hal yang Banjar. Pelaku Desi Ariani (RSHS
bersifat teoritis yang menyangkut asas Bandung) menculik bayi karena
hukum, konsepsi, pandangan, mengaku hamil 3 (tiga) bulan agar
peraturan-peraturan hukum, serta
hukum yang berkaitan dengan dinikahi oleh kekasihnya karena ia
permasalahan mengenai faktor seorang janda, sedangkan Suprapti
penyebab dan upaya penanggulangan Takwad (RS. dr. Soeselo, Slawi)
kejahatan penculikan bayi di rumah menculik bayi karena takut diceraikan
sakit. suaminya karena pernah hamil 3 (tiga)
bulan tapi keguguran. Sulastri Maleng
Pendekatan yuridis empiris dengan
(RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo,
menelaah hukum dalam kenyataan
atau berdasarkan fakta yang didapat Makassar) menculik bayi karena
secara obyektif di lapangan. Baik pernah hamil namun keguguran tetapi
berupa data, informasi, pendapat serta tetap mengaku hamil kepada
penafsiran subjektif dalam keluarganya agar diijinkan menikah
pengembangan teori-teori dalam dengan kekasihnya. Sementara itu,
kerangka penemuan-penemuan ilmiah Dede Wati (RSUD Banjar) menculik
3
Bandung: PT CitraAdityaBakti, Abdul Syani. 1987. Sosiologi Kriminalitas.
hlm.1. Bandung: Ramadja Karya, hlm. 44.
karena sudah 5 (lima) tahun membina tindak pidana perdagangan orang
rumah tangga tetapi belum juga (human trafficking) karena banyak
dikaruniai anak. bayi yang diculik di rumah sakit
dengan tujuan untuk dijual baik di
Sutaji 4 berpendapat bahwa penculikan dalam dan luar negeri. Umumnya
bayi di rumah sakit yang didasari oleh penculikan bayi di rumah sakit dengan
suatu keinginan akan didahului dengan motif ekonomi dilakukan oleh suatu
observational learning (pembelajaran sindikat sehingga kasusnya sangat sulit
melalui pengamatan) terhadap situasi untuk terungkap. Bayi korban
dan kondisi di rumah sakit, penculikan oleh sindikat pun sangat
mempelajari stuktur rumah sakit, jarang untuk dapat ditemukan dan
ruang bayi dan ruang perawatan serta kembali kepelukan orang tuanya.
lebih dahulu mengamati calon korban.
Berdasarkan catatan akhir tahun
Faktor penyebab kejahatan penculikan Komnas PA bahwa bayi yang berumur
bayi di rumah sakit yang berasal dari kurang dari lima hari memudahkan
luar diri pelaku (faktor eksternal), untuk penculik mengalihkan identitas
yaitu faktor lingkungan dan ekonomi. bayi dalam pembuatan akta kelahiran
Faktor lingkungan yang menyebabkan baru bayi praktik adopsi ilegal.
munculnya peluang atau kesempatan Komnas PA menyebutkan bahwa
untuk menculik bayi di rumah sakit praktik adopsi ilegal tidak hanya
adalah penempatan bayi di ruang memenuhi permintaan dalam negeri
perawatan bersama ibunya, keamanan tetapi juga luar negeri dan perbuatan
rumah sakit yang lemah, serta rasa ini menjurus kepada tindak pidana
waspada dari keluarga bayi dan perdagangan manusia (human
petugas rumah sakit yang rendah. trafficking). Penculik umumnya
Kasus penculikan bayi yang mendapat upah 5-10 juta hanya untuk
dilatarbelakangi oleh motif ekonomi mengganti biaya persalinan dan
terjadi di RSIA Siti Zahroh, Bekasi perawatan. Selain itu, jaringan
dan RSUD Ketileng, Semarang. perdagangan anak biasanya memiliki
Menurut Turaihan Aldy 5 , penculikan agen disejumlah kota untuk
bayi di rumah sakit menjurus kepada mendapatkan calon bayi yang akan
dijual.6
4
Hasil wawancara dengan Sutaji, S.H., M.H.,
Hakim Pengadilan Negeri Kelas IA Menurut pandangan penulis faktor
Tanjung Karang, Kamis, 29 Januari penyebab utama kejahatan penculikan
2015, pukul 09:00 WIB.
5
Hasil wawancara dengan Turaihan Aldy, bayi di rumah sakit adalah faktor
Koordinator Program Lembaga
6
Advokasi Anak (LAdA) Bandar Artikel
Lampung, Senin, 9 Februari 2015, beritahttp://trans7.co.id/redaksisoretran
pukul 13:30 WIB. s7, akses 22 Februari 2015, 16:22 WIB.
ekonomi dikarenakan rumah sakit upaya pre-emtif dan upaya preventif.
adalah tempat pemenuhan tujuan Upaya pre-emtif dilakukan dengan
penculikan bayi untuk dijual (adopsi melakukan patroli secara berkala di
ilegal) di dalam dan luar negeri. sekitar rumah sakit.
Peningkatan kasus penculikan bayi di
rumah sakit setiap tahunnya dan Upaya preventif dilakukan untuk
seringnya kasus penculikan bayi yang menutup celah yang ada di diri pelaku
tidak dapat diselesaikan oleh aparat dan lingkungan untuk melakukan
penegak hukum serta banyaknya bayi kejahatan penculikan bayi di rumah
yang tidak berhasil kembali ke pelukan sakit dengan membuat aturan-aturan
orang tuanya adalah bukti bahwa baru terkait standar operasional
penculikan bayi tersebut didalangi oleh prosedur rumah sakit sehingga
suatu sindikat dengan motif ekonomi. keamanan rumah sakit dan bayi serta
keluarganya dapat terjaga, berupa
B. Upaya Penanggulangan perbaikan sistem keamanan rumah
Kejahatan Penculikan Bayi di sakit dengan memasang CCTV di
Rumah Sakit lokasi-lokasi rumah sakit yang
strategis khusunya di ruang bayi,
Upaya penanggulangan kejahatan penempatan petugas keamanan di
penculikan bayi di rumah sakit dapat pintu masuk rumah sakit, pemakaian
dilakukan melalui upaya nonpenal dan kartu identitas petugas rumah sakit,
penal. 7 Heni Siswanto 8 berpendapat serta pengamanan khusus ruang bayi.
bahwa upaya penanggulangan secara
kriminologis mencoba untuk menutup Upaya penanggulangan kejahatan
celah yang ada di diri pelaku dan penculikan bayi di rumah sakit secara
lingkungan untuk melakukan penal dilakukan dengan penegakan
kejahatan. Welly Dwi Saputra9, upaya hukum pidana sebagaimana yang
penanggulangan kejahatan penculikan diatur Hukum Acara Pidana dan
bayi di rumah sakit secara nonpenal dengan pemberian pidana bagi pelaku
oleh kepolisian dilakukan dengan penculikan sebagaimana yang terdapat
dalam Pasal 83 Undang-Undang
7
Barda Nawawi Arief. 2008. Kebijakan Perlindungan Anak. Seperti pada kasus
Hukum Pidana. Jakarta: Bunga penculikan bayi yang terjadi di RS. dr.
Rampai, hlm. 41-42.
8
Hasil wawancara dengan Dr. Heni Siswanto, Soeselo, pelaku dijatuhi pidana penjara
S.H., M.H., Dosen Bagian Hukum selama 3 (tiga) tahun dan denda Rp.
Pidana Fakultas Hukum Universitas 60.000.000,00 (enam puluh juta)
Lampung, Kamis, 26 Februari 2015,
pukul. 13:30 WIB. subsider 2 (dua) bulan pidana
9
Hasil wawancara dengan Bripka. Welly kurungan. Sementara itu Sulastri
Saputra, S.H., M.H., Penyidik Unit
PPA Polresta Bandar Lampung, Rabu,
Maleng, pelaku penculikan bayi di
4 Februari 2015, pukul 11:30 WIB. RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo
divonis hakim dengan hukuman 4 memunculkan keadaan untuk
(empat) tahun penjara, denda Rp. melakukan penculikan di rumah sakit,
60.000.000,00 (enam puluh juta) yaitu penempatan bayi di ruang
perawatan bersama ibunya, lemahnya
subsider 1 (satu) bulan pidana
keamanan rumah sakit, serta rasa
kurungan. Pelaku penculikan di RS waspada yang rendah dari keluarga
Hasan Sadikin, Bandung divonis bayi dan petugas rumah sakit.
hakim dengan pidana 4 (empat) tahun Penculikan bayi di rumah sakit yang
penjara dan denda Rp. 60.000.000,00 didasarkan motif ekonomi dilakukan
(enam puluh juta) subsider 2 (bulan) untuk praktik adposi ilegal di dalam
bulan pidana kurungan. dan luar negeri dengan sasaran
penculikan berupa bayi yang berumur
Berdasarkan hasil penelitian, penulis kurang dari lima hari.
menilai bahwa upaya penanggulangan
Upaya penanggulangan kejahatan
kejahatan penculikan bayi di rumah
penculikan bayi di rumah sakit
sakit yang terpenting adalah dengan
dilakukan melalui upaya penal yang
rumah sakit memperbaiki standar
didasarkan dalam mekanisme Hukum
operasional prosedur keamanan rumah
Acara Pidana dan Undang-Undang
sakit. Semakin baik keamanan rumah
Nomor 23 Tahun 2002 tentang
sakit, semakin kecil pula peluang yang
Perlindungan Anak dan melalui upaya
tercipta untuk dapat melakukan
non penal untuk menutup celah
penculikan sehingga lingkungan
terjadinya kejahatan penculikan bayi di
rumah sakit tidak memberikan
rumah sakit.
kesempatan dan menutup celah untuk
kejahatan penculikan bayi terjadi. Saran penulis berdasarkan hasil
pembahasan dalam penelitian ini
III. SIMPULAN
adalah agar pasangan suami istri yang
Berdasarkan hasil pembahasan belum dikaruniai anak atau untuk
mengenai permasalahan yang dibahas pasangan suami istri yang tidak bisa
dalam penelitian pada bab punya anak hendaknya lebih sabar dan
sebelumnya, maka dapat ditarik bijak untuk mendapatkan keturunan
simpulan sebagai berikut: dengan melalui prosedur medis atau
melakukan prosedur pengadopsian
Faktor penyebab kejahatan penculikan anak secara legal, rumah sakit juga
bayi di rumah sakit adalah faktor harus membenahi standar operasional
internal yang berasal dari dalam diri prosedur rumah sakit terkait keamanan
pelaku yaitu keinginan untuk memiliki dan perlindungan akan keselamatan
anak karena pelaku pernah hamil tapi bayi dan keluarga bayi. Serta agar
keguguran, tidak bisa mempunyai masyarakat dan Lembaga swadaya
anak, takut diceraikan suaminya masyarakat (LSM) yang khusus
dan/atau supaya dinikahi kekasihnya. menangani masalah anak hendaknya
Faktor eksternal yang berasal dari luar berperan aktif dalam upaya
diri pelaku adalah faktor lingkungan penanggulangan kejahatan penculikan
dan ekonomi. Faktor lingkungan bayi di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Nawawi Arief, Barda. 2008. Kebijakan


Hukum Pidana. Bunga Rampai.
Jakarta.

Saraswati, Rika. 2009. Hukum


Perlindungan Anak.PT
CitraAdityaBakti. Bandung.

Syani, Abdul. 1987. Sosiologi


Kriminalitas. Ramadja Karya.
Bandung.

Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun


2002 tentang Perlindungan Anak.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun


2009 tentang Kesehatan.

Undang-Undang Nomor 44 Tahun


2009 tentang Rumah Sakit.

Internet :

http://komnaspa.wordpress.com,

Artikel berita http://trans7.co.id/

Anda mungkin juga menyukai