Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS


BAYI BARU LAHIR (BBL)

Oleh :
NAMA : SHERLIANA
NIM : 2020207209006

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2020
1. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu dan
berat badan 2.500-4.000 gram (Nanny & Vivian, 2011).
Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja
mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri
dari kehidupan kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi,
2011).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram
(Depkes RI, 2005).

2. Adaptasi BBL
Pada bayi baru lahir (BBL) terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:
a. Sistem pernapasan
Sistem Pernafasan Sebelum lahir, O2 janin disuplai oleh plasenta.
sehingga neonates dapat bertahan, maka maturasi organ paru sangat
penting karena proses ini melibatkan faktor fisik, sensorik, dan kimiawi
(perubahan tekanan dari kehidupan di dalam uterus & kehidupan di luar
uterus mungkin menghasilkan stimulasi fisik untuk mempercepat
pernafasan.
b. System kardiovaskuler
Menilai volume darah pada BBL sulit. Saat dilakukan klem pada tali
pusat terjadi peningkatan volume darah yang cepatsehingga menekan
vaskulari sasi jantung & paru BBL dapat menjadi hiperbilirubinemia
selama minggu-minggu pertama kehidupannya sebagai hasil dari
pemecahan hemoglobin tambahan. Sirkulasi perifer pada BBL agak
lambat sehingga terjadi sianosis residual pada area tangan, kaki, &
sirkumoral BBL. Frekuensi nadi cenderung tidak stabil & mengikuti
pola yang serupa dengan pernapasan. Frekuensi nadi normal 120-160
x/menit.
Karakteristik kardiovaskuler pada BBL :
 Jika BBL menangis, Heart Rate (HR dapat mencapai 180 x/ mnt
namun jika BBL tidur maka HR turun menjadi 100 x/ menit.
Perubahan sirkulasi menyebabkan darah mengalir ke paru- paru.
 Perubahan tekanan di (paru-paru, jantung, pembuluh darah besar)
menyebabkan menutupnya foramen ovale, duktus artenosus, duktus
venosus.
 Inspirasi 02 menyebabkan venapulmonal dilatasi sehinggaresistensi
vaskuler di pulmonal menurun (tekanan di atrium kanan ventrikel
kanan, arteri pulmonal menurunsehingga terjadi peningkatan aliran
darah pulmonal) Kondisi yang mempengaruhi penutupan duktus
Peningkatan konsentrasi 02 dalam darah, Penurunan prostaglandin
(dari plasenta), Asidosis (PO2 menurun, pH menurun PCO2
meningkat).
c. System termoregulasi
Karakteristik BBL yang dapat menyebabkan hilangnya panas antara
lain kulit tipis, pembuluh darah yang dekat dengan permukaan sedikit
lemak subkutan. Untuk menjaga panas, bayi cukup bulan yang sehat
akan mempertahankan posisi fleksi
BBL dapat mengalami Kehilangan panas melalui cara:
 Penguapan/evaporasi: terjadi ketika permukaan yang basah terkena
udara (selama mandi, Insensible Water Loose (IWL) kehilangan
panas tanpa disadari, linen basah atau pakaian basah).
 Konduksi: terjadi ketika bayi bersentuhan langsung dengan benda-
benda yang lebih dingin dari kulit mereka (skala, tangan dingin,
stetoskop)
 Konveksi: terjadi ketika panas dipindahkan ke udara sekitar bayi
(pintu/ jendela terbuka, AC).
 Radiasi: transfer panas ke benda dingin yang tidak bersentuhan
langsung dengan bayi (bayi di dekat panas permukaan yang dingin
hilang ke luar dinding & jendela).
d. System neurologis
Anda harus mengkaji reflek-reflek fisiologis BBL karena hal ini penting
sekali untuk mengetahui reflek protektif seperti blink, gag, bersin,
batuk. Sedangkan reflek primitif rooting/sucking moro startle tone neck
stepping and palmar /plantar grasp anda dapat melihat cara pengkajlan
reflek- reflek fisiologis BBL.
e. Sistem hematopoiesis
Volume darahbayi baru lahir bervariasi dari 80-110 ml/kg selama
hari pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun
pertama. Nilai rata-rata hemoglobin dan sel darah merah lebih tinggi
dari nilai normal orang dewasa.Hb bayi baru lahir 14,5 –22,5 gr/dl, Ht
44–72%, SDM 5 –7,5 juta/mm3dan Leukosit sekitar 18000/mm3.
Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin.
Presentasi Hb janin menurun sampai 55% pada minggu kelima
dan 5% pada minggu ke 20.
f. Sistem Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan
janin telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup
banyak. Absorpsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh
saluran pencernaan, janin minum air ketuban dapat dibuktikan
dengan adanya mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan).
Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam
24 jam pertama.
g. Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam
metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam
hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin
A dan D juga sudah disimpan dalam hepar. Fungsi hepar janin
dalam kandungan segera setelah lahir dalam keadaan imatur (belum
matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk
meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim
hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPGT
(Uridin Disfosfat Glukoronide Transferase) dan enzim GGFD
(Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase) yang berfungsi dalam sintesis
bilirubin sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala
ikterus fisiologis.
h. Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat
dan pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak.
Energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama
sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme lemak sehingga kadar
gula darah dapat mencapai 120 mg/100 ml.
i. Sistem termogenik
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan
penyesuaian suhu terutama dengan NST (Non Sheviring
Thermogenesis) yaitu dengan pembakaran “Brown Fat” (lemak
coklat) yang memberikan lebih banyak energi daripada lemak biasa.
Cara penghilangan tubuh dapat melalui konveksi aliran panas
mengalir dari permukaan tubuh ke udara sekeliling yang lebih
dingin. Radiasi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke
permukaan benda yang lebih dingin tanpa kontak secara langsung.
Evaporasi yaitu perubahan cairan menjadi uap seperti yang terjadi
jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai uap dan konduksi
yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda
yang lebih dingin dengan kontak secara langsung.
j. Kelenjar endokrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada
waktu bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi
misalkan pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid
perempuan. Kelenjar tiroid sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir
dan mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.
k. Keseimbangan air dan ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar
natrium relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini
menandakan bahwa ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal
belum sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang
dewasa dan ada ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus
dan volume tubulus proksimal, renal blood flow (aliran darah
ginjal) pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang
dewasa.
l. Susunan saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka
dapat dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan
spontan. Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan
empat bulan. Sedangkan gerakan menghisap baru terjadi pada
kehamilan enam bulan.Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf
dan fungsi otot-otot menjadi lebih sempurna. Sehingga janin yang
dilahirkan diatas 32 minggudapat hidup diluar kandungan. Pada
kehamilan 7 bulan maka janin amat sensitif terhadap cahaya.
m. Sistem imunitas
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada
kehamilan 2 bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi
dilahirkan. Khususnya pada traktus respiratoris kelenjar liur
sesuai dengan bakteri dapat alat pencernaan, imunoglobolin G
dibentuk banyak dalam bulan kedua setelah bayi dilahirkan. Ig A,
Ig D dan Ig E diproduksi secara lebih bertahap dan kadar
maksimum tidak dicapai sampai pada masa kanak-kanak dini.
Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan
ASI.
n. Sistem integument
Stuktur kulit bayi sudah terbentuk dari sejak lahir, tetapi masih
belum matang. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan
sangat tipis.Vernik kaseosa juga berfungsi sebagai lapisan pelindung
kulit. Kulit bayi sangat sensitif dan dapat rusak dengan mudah. Bayi
baru lahir yang cukup bulan memiliki kulit kemerahan yang akan
memucat menjadi normal beberapa jam setelah kelahiran. Kulit sering
terlihat bercak terutama sekitar ektremitas. Tangan dan kaki sedikit
sianotik (Akrosianotik). Ini disebabkan oleh ketidakstabilan
vosomotor. Stasis kapiler dan kadar hemoglobin yang tinggi.
Keadaan ini normal, bersifat sementara dan bertahan selama 7-10
hari. Terutama jika terpajan pada udara dingin.
o. Sistem skeletal
Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh
secara keseluruhan. Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat
panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai.
Wajah relatif kecil terhadap ukuran tengkorak yang jika
dibandingkan lebih besar dan berat. Ukuran dan bentuk kranium
dapat mengalami distorsi akibat molase. Pada bayi baru lahir lutut
saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit disatukan sehingga
tungkai bawah terlihat agak melengkung. Saat baru lahir tidak
terlihat lengkungan pada telapak kaki. Ekstremitas harys simetris,
terdapat kuku jari tangan dan kaki, garis-garis telapak tangan dan sudah
terlihat pada bayi cukup bulan.
p. Sistem neuromuskuler
Refleks-refleks yang bias ditemukan pada neonatus yang normal
(Potter, A., Perry, & Anne Griffin, 2005) adalah:
1. Refleks morro
Dapat diperoleh dengan memukul permukaan yang rata yang ada di
dekatnya dimana dia terbaring dengan posisi terlentang. Atau dengan
cara memberi isyarat kepada bayi, dengan satu teriakan kencang atau
gerakan yang mendadak. Respon bayi baru lahir berupa
menghentikan tangan dan kaki kea rah keluar, sedangkan lurut flexi.
Tangan kemudian akan kembali kea rah dada seperti posisi bayi
dalam pelukan, jari-jari Nampak terpisah membentuk huruf C, dan
bayi mungkin menangis.
2. Refleks tonik leher (Tonik neck)
Didapatkan dengan cara menstimulus bayi dengan sebuah objek,
atau dengan suara pemeriksa. Respon bayi berupa gerakan memutar
kepala ke kanan dan ke kiri sesuai dari arah mana rangsangan
diberikan.
3. Refleks menyusui
a. Reflek mencari (rooting)
Dapat dilihat saat pergerakan kepala, mulut dan lidah bayi kearah
sentuhan disudut mulut atau pipi. refleks ini biasanya menghilang
pada usia 7 bulan. Didapat saat sisi mulut/pipi bayi baru lahir atau
saat dagunya disentuh. Sebagai respon, bayi akan menoleh ke
samping untuk mencari sumber objek.
b. Refleks menghisap (sucking)
Merupakan penghisapan secara kuat jari tangan atau putting susu
ketika dimasukan kedalam mulut, dan bayi akan membuka
mulutnya untuk menghisap.
c. Refleks menelan (swallowing)
Menelan secara tepat cairan yang dimasukan kedalam mulut.
Refleks ini dapat diobservasi dengan mudah selama makan.
Cairan harus ditelan dengan mudah, tanpa kesedak, batuk, atau
muntah.
4. Refleks melangkah (stapping)
Jika bayi diberidirikan dengan memegang badannya dibawah kedua
lengannya sedemikian rupa sehingga kedua kakinya menyentuh
permukaan yang keras, maka ia akan mengangkat mula-mula tungkai
yang satu dan kemudia tungkai lainnya seperti gerakan mencoba
berjalan atau melangkah. Refleks ini biasanya menghilang setelah 48
jam.
5. Refleks Startle
Reaksi emosional berupa hentakan da gerakan seperti mengejang
pada lengan dan tangan, kemudian sering diikuti dengan tangis
(JNPK-KR., 2007)
6. Refleks Babinski
Refleks Babinski atau hiperektensi jari kaki, terjadi ketika bagian
lateral dari telapak kaki bayi digores dari tumit keatas dan menyilang
pada kaki. Refleks ini biasanya menghilang setelah berusia 1 tahun.
a. Refleks palmar graps
Didapatkan dengan cara menstimulasi telapak tangan bayi dengan
sebuah objek atau dengan jari pemeriksa. Respon bayi berupa
menggenggam dan memegang erat sehingga dapat diangkat
sebentar dari tempat tidur.
b. Refleks plantar graps
Yaitu menggenggam telapak kaki, ditempatka jari pemeriksa pada
pangkal jari kaki..

3. Tujuan Asuhan Keperawatan


Tujuan Asuhan Bayi Baru Lahir
a. Secara khusus asuhan bayi baru lahir bertujuan untuk :
1. Mencapai dan mempertahankan jalan nafas dan mendukung
pernafasan.
2. Mempertahankan kehangatan dan mencegah hipotermia.
3. Memastikan keamanan dan mencegah cidera dan infeksi.
4. Mengidentifikasi masalah-masalah actual atau potensial yang
memerlukan perhatian segera.
5. Memfasilitasi terbinanya hubungan dekat orang tua dan bayi.
6. Membantu orang tua dalam mengembangkan sikap sehat tentang
praktikmembesarkan anak.
7. Memberikan informasi kepada orang tua tentang perawatan bayi
baru lahir (R. Stright & Barbara, 2004)
b. Asuhan Segera Bayi Baru Lahir
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada
bayi barulahir dimulai sejak proses persalinan hingga kelahiran bayi
(dalam 1 jam pertamakehidupan ). Asuhan segera, aman dan bersih
untuk bayi baru lahir ialah :
1. Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus
dilakukan pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan
terhadap infeksi.Pada saat penanganan bayi baru lahir, pastikan
penolong untuk melakukantindakan pencegahan infeksi pada bayi
baru lahir, adalah sebagai berikut :
 Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan
dengan bayi.
 Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
 Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama
klem,gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
 Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang
digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula
dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
Upaya yang dilakukan untuk pencegahan terjadinya infeksi pada
bayi barulahir diantaranya adalah :
a. Pencegahan infeksi pada tali pusat
Upaya ini dilakukan dengan cara merawat tali pusat yang berarti
menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing,
kotoran bayi atau tanah.
Pemakaian popok bayi diletakan disebelah bawah tali pusat.
Apabila tali pusat kotor, cuci luka tali pusat dengan air bersih
yang mengalir dengan sabun, segera di keringkan dengan kain
kasa kering dandi bungkus dengan kasa tipis yang steril dan
kering. Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu
dapur dan sebagainya pada luka tali pusat, sebab akan
menyebabkan infeksi dan tetanus yangdapat berakhir dengan
kematian neonatal. Tanda-tanda infeksi tali pusatyang harus di
waspadai antara lain kulit sekitar tali pusat berwarna kemerahan,
ada pus / nanah dan berbau busuk. Mengawasi dan segera
melaporkan ke dokter jika pada tali pusat di temukan perdarahan,
pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau busuk.
b. Pencegahan infeksi pada kulit
Beberapa cara yang di ketahui yang dapat mencegah terjadinya
infeksi pada kulit bayi baru lahir atau penyakit infeksi lain adalah
meletakkan bayi di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu
dan bayi, sehingga menyebabkan terjadi kolonisasi
mikroorganisme yang ada di kulit dan saluran pencernaan bayi
dengan mikroorganisme ibu yang cenderung bersifat nonpatogen,
serta adanya zat antibodi bayi yang sudah terbentuk dan
terkandung dalam air susu ibu.
c. Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir.
Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah merawat
mata bayi baru lahir dengan mencuci tangan terlabih dahulu,
membersihkan kedua mata segera setelah lahir dengan kapas atau
saputangan halus dan bersih yang telah di bersihkan dengan air
hangat. Dalamwaktu 1 jam setelah bayi lahir, berikan salep obat
tetes mata untukmencegah oftalmia neonatrum (tetrasklin 1%,
Eritrosmin 0,5% atau Nitras Argensi 1%), biarkan obat tetap pada
mata bayi dan obat yang adadi sekitar mata jangan dibersihkan.
Setelah selesai merawat mata bayi,cuci tangan kembali.
d. Imunisasi
Pada daerah resiko tinggi infeksi tuberkulosis, imunisasi BCG
harus di berikan pada bayi segera setelah lahir. Pemberian dosis
pertama tetesan polio di anjurkan pada bayi segera setelah lahir
atau pada umur2 minggu. Maksud pemberian imunisasi polio
secara dini adalah untuk meningkatkan perlindungan awal.
Imunisai Hepatitis B sudah merupakan program nasional,
meskipun pelaksanaanya di lakukan secara bertahap. Pada daerah
resiko tinggi, pemberian imunisai Hepatitis B di anjurkan pada
bayi segera setelah lahir.

4. Kebutuhan BBL
a. Kebutuhan Fisik Nutrisi, Cairan dan Personal Hygiene
1. Pemberian minum
a. Pengertian ASI adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-
3 jam sekali atau on demand (semau bayi). Berikan ASI dengan
satu payudara samai teras kosong setelah itu baru ganti payudara
yang lain. ASI eksklusive adalah memberiakn ASI saja sampai
usia 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun kecuali imunisasi,
vitamin. Berikan ASI sampai 2 tahun dengan tambahan makan
lunak sesuai tahapan usia bayi.
b. Pedoman menyusui ASI antara lain:
 Inisiasi menyusu dini adalah bayi berusaha menyusu sendiri
diatas perut ibu segera setelah minimal 1 jam.
 Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh
payudara, mulut membuka lebar, hidung mendekat terkadang
menyentuh payudara, mulut mencakup areola, lidah menopang
putting dan areola bagian bawah, bibir melengkung keluar,
bayi menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang-
kadang berhenti sesaat.
c. Perawatan payudara selama ibu menyusui
Perhatikan posisi menyusui, oleskan ASI sebelum dan sesudah
menyusui untuk mencegah lecet. Jika mengalami bendungan
payudara atau mastitis tetap susukan ke bayi sesering mungkin
serta lakukan perawatan payudara.
2. Menolong BAB pada Bayi
BAB hari 1-3 disebut mekoneum yaitu feces berwana kehitaman,
hari 3-6 feces tarnsisi yaitu warna coklat sampai kehijauan karena
masih bercampur mekoneum, selanjutnya feces akan berwarna
kekuningan. Segera bersihkan bayi setiap selesai BAB agar tidak
terjadi iritasi didaerah genetalia
3. Menolong BAK pada bayi
Bayi baru lahir akan berkemih paling lambat 12-24 jam pertama
kelahirannya, BAK lebih dari 8 kali sehari salah satu tanda bayi
cukup nutrisi. Setiap habis BAK segera ganti popok supaya tidak
terjadi ritasi didaerah genetalia.
4. Kebutuhan Istirahat/ tidur
Dalam 2 minggu pertama bayi sering tidur rata-rata 16 jam sehari.
Pada umumnya bayi mengenal malam setelah usia 3 bulan. Jaga
kehangatan bayi dengan suhu kamar yang hangat dan selimut bayi.
5. Menjaga kebersihan kulit
Bayi sebaiknya mandi minimal 6 jam setelah kelahiran, sebelum
mandi sebaiknya periksa suhu tubuh bayi. Jika terjadi hipotermi
lakukan skin to skin dan tutupi kepala bayi dengan ibu minimal 1
jam. Sebaiknya bayi mandi minimal 2 kali sehari, mandikan dengan
air hangat dan di tempat yang hangat.
6. Menjaga keamanan bayi
Hindari memberikan makanan selain ASI, jangan tinggalkan bayi
sendirian, jangan menggunakan alat penghangat buatan.
7. Mendeteksi tanda-tanda bahaya pada bayi
 Sulit bernafas
 Hipotermi atau hipertermi
 Kulit bayi kering, biru, pucat, atau memar
 Hisapan melemah, rewel, muntah, mengnatuk
 Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah
 Tanda-tanda infeksi: suhu meningkat, merah, bengkak, bau
busuk, keluar
 cairan, sulit bernafas
 Tidak BAB dalam 3 hari atau tidak BAK selama 24 jam
 Diare
 Menggigil, rewel, lemas, ngantuk, kejang
8. Penyuluhan sebelum bayi pulang
 Perawatan tali pusat
 Pemberian ASI
 Refleks laktasi
 Memulai pemberian ASI
 Posisi menyusui
 Jaga kehangatan bayi
 Mencegah kehilangan panas
 Tempatkan dilingkungan yang hangat
 Tanda-tanda bahaya
 Imunisasi
 Perawatan harian
b. Kebutuhan Kesehatan Dasar meliputi pakaian, perumahan, sanitasi
lingkungan yang baik
1. Bounding attachment
a. Definisi : proses interaksi terusmenerus antara bayi dan orang tua
yangbersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan
emosional dan saling membutuhkan.
b. Manfaat : bayi merasa dicintai, diperhatikan, merasa aman, berani
mengadakan eksplorasi; hambatan kurangnya support system, ibu
dengan risiko, bayi dengan risiko, kehadiran bayi tidak
diinginkan.
c. Cara melakukan bounding
 IMD
 ASI eksklusif
 Rawat gabung
 Kontak mata
 Suara
 Aroma
 Entertainment
 bioritme
d. Kondisi yang mempengaruhi bounding attactment
 Kesehatan emosional orang tua
 Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk
merawat anak
 Dukungan social seperti keluarga, teman, dan pasangan
 Kedekatan orang tua ke anak
 Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis
kelamin)
e. Kebutuhan Psikososial meliputi Rasa Aman, Kasih Sayang,
Harga Diri, Rasa Memiliki, Kebutuhan mendapat Pengalaman,
Kebutuhan Stimulasi.
5. Asuhan Keperawatan pada BBL
A. Pengkajian
 Pengkajian fisik
1. Pengukuran umum :
 Lingkar kepala 33-35 cm,
 Lingkar dada 30,5-33 cm,
 Lingkat kepala 2-3 cm > dari lingkar dada,
 Panjang kepala ke tumit 48-53 cm,
 BBL 2700-4000 gram
2. Tanda vital :
 Suhu 36,50C-370C (aksila),
 Frekwensi jantung 120-140 x/m (apical),
 Pernafasan 30-60x/m
 Tekanan darah
3. Kulit :
 Saat lahir: merah terang, menggembung, halus
 Hari kedua-ketiga: merah muda, mengelupas, kering
 Vernik kaseosa
 Lanugo
 Edema sekitar mata, wajah, kaki, punggung tangan, telapak, dan
skrotum atau labia.
4. Kepala
 Fontanel anterior: bentuk berlian, 2,5-4,0 cm
 Fontanel posterior:bentuk segitiga 0,5-1 cm
 Fontanel harus datar, lunak dan padat
 Bagian terlebar dari fontanel diukur dari tulang ke tulang, bukan
dari sututa kesutura
5. Mata :
 Kelopak biasanya edema, mata tertutup
 Warna agak abu-abu, biru gelap, coklat
 Tidak ada air mata
 Ada refleks merah, reflek pupil (repon cahaya), refleks berkedip
(respon cahayaatau sentuhan)
 Fiksasi rudimenter pada obyek dan kemampuan mengikuti ke
garis tengah.
6. Telinga :
 Posisi puncak pinna berada pada garis horizontal bersama
bagian luar kantus mata
 Reflek moro atau refleks terkejut ditimbulkan oleh bunyi keras
dan tiab-tiba
 Pina lentur adanya kartilago.
7. Hidung :
 Patensi nasal, rabas nasal-mukus putih encer, bersih.
8. Mulut dan tenggorokan
 Utuh, palatum arkus-tinggi, uvula di garis tengah, frenulum
lidah, frenulum bibiratas
 Reflek menghisap kuat dan terkoordinasi, reflek rooting
 Refleks gag, refleks ekstrusi
 Salivasi minimal atau tidak ada, menangis keras.
9. Leher :
 Pendek, gemuk, biasanya dikelilingi oleh lipatan kulir, reflek
leher tonik, refleksneck-righting, refleks otolith righting
10.Dada :
 Diameter anterior posteriordan lateral sama
 Retraksi sternal sedikit terlihat selama inspirasi
 Terlihat prosesusxifoideus pembesaran dada.
11.Paru-paru :
 Pernafasan utamanya adalah pernafasan abdominal
 Reflek batuk tidak ada saat lahir, ada setelah 1-2 hari.
 Bunyi nafas bronchial sama secara bilaterall.
12.Jantung :
 Apeks: ruang intercostal ke4-5, sebelah lateral batas kiri
sternum.
 Nada S2 sedikit lebih tajam dan lebih tinggi daripada S1m.
13.Abdomen :
 Bentuk silindris
 Hepar: dapat diraba 2-3 cm dibawah marjin kostal kanan
 Limpa: puncak dapat diraba pada akhir minggu pertama
 Ginjal: dapat diraba 1-2 cm diatas umbilicaus
 Pusat umbilicus: putih kebiruan pada saat lahir dengan 2 arteri
dan 1 vena
 Nadi femoral bilateral sama
14.Bentuk silindris
 Hepar: dapat diraba 2-3 cm dibawah marjin kostal kanan
 Limpa: puncak dapat diraba pada akhir minggu pertama
 Ginjal: dapat diraba 1-2 cm diatas umbilicaus
 Pusat umbilicus: putih kebiruan pada saat lahir dengan 2 arteri
dan 1 vena
 Nadi femoral bilateral saman.
15.Genetalia wanita :
 Labia dan klitoris biasanya edema
 Labia minora lebih besar dari labia mayora
 Meatus uretral di belakang klitoris
 Verniks kaseosa di antara labia
 Berkemih dalam 24 jam
Genetalia pria :
16.Punggung dan rektum :
 Spina utuh, tidak ada lubang masa, atau kurva menonjol
 Refleks melengkung, batang tubuh
 Wink anal
 Lubang anal paten
 Lintasan mekonium dalam 36 jam.
17.Ekstrimitas :
 10 jari kaki dan tangan
 Rentang gerak penuh
 Punggung kuku merah muda, dengan sianosis sementara segera
setelah lahir
 Fleksi ekstremitas atas dan bawah
 Telapak biasanya datar
 Ekstrimitas simetris
 Tonus otot sama secara bilateral, terutama tahanan pada fleksi
berlawanan
 Nadi brakialis bilateral sama.
18.Sistem neuromuskuler:
 Ekstrimitas biasanya mempertahankan derajat fleksi
 Ekstensi ekstrimitas diikuti dengan posisi fleksi sebelumnya.
 Kelambatan kepala saat duduk, tetapi mampu menahan kepala
agar tetap tegak walaupun sementara
 Mampu memutar kepala dari satu sisi kesisi lain ketika
tengkuran
 Mampu menahan kepala dalam garis horizontal dengan
punggung bila tengkurap
 Pengkajian usia gestasi
 Observasi status tidur dan aktivitas
Tidur regular: 4-5 jam/hari, 10-20 menit/siklus mata tertutup,
pernafasan regular, Tak ada gerakan kecuali sentakan tubuh yang tiba-
tiba.
a. Tidur ireguler: 12-15 jam/hari, 20-45 menit/siklus tidur, mata
tertutup, pernafasan tidak teratur, sedikit kedutan pada otot.
b. Mengantuk: bervariasi, mata mungkin terbuka, pernafasan ireguler,
gerakan tubuh aktif.
c. Inaktivitas sadar: 2-3 jam/hari. Berespon terhadap lingkungan
dengan gerakan aktif dan mencari obyek pada rentang
dekat.Terbangun dan menangis: 1-4 jam/hari.Mungkin dengan
merengek dan sedikit gerakan tubuh, berlanjut pada menangis keras
dan marah serta gerakan ekstrimitas yang tidak terkoordinasi.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
3. Hipotermia
4. Resiko infeksi

C. Intervensi
Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola nafas
Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi
keperawatan polanafas BBL kembali efektif
Kriteria hasil:
 Kemudahan bernafas dan kedalaman inspirasi
 Ekspansi dada simetris
 Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan
 Tidak ada bunyi nafas tambahan
 Nafas pendek tidak ada
Intervensi :
1. Observasi adanya pucat dan sianosis
2. Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respirasi
3. Auskultasi bunyi nafas, perhatikan area penurunan/tidak adanya
ventilasi dan adanya bunyi nafas tambahan
4. Lakukan pengisapan sesuai dengan kebutuhan untuk membersihkan
sekresi
5. Kolaborasi:Berikan Non re-breathing mask dengan oksigen
Rasional :
1. Sianosis menunjukkan adanyagangguan pada pernafasan BBL
2. Mengetahui perkembangan kondisi BBL
3. Mengetahui adanya kelainan dalampernafasan BBL
4. Secret yang menumpuk dapat mengakibatkan ketidakefektifan pola
nafas
5. Memenuhi kebutuhan oksigen BBL

Diagnosa 2: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas


Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam
BBLmenunjukkan keefektifan jalan nafas
Kriteria hasil :
1. BBL mudah untuk bernafas
2. Kegelisahan, sianosis, dan dispnea tidak ada
3. RR dalam batas normal
Intervensi :
1. Kaji keefektifan pemberian oksigen dan perawatan yang lain
2. Auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahui
adanya penurunan atau tidak adanya ventilasi dan adanya bunyi
tambahan
3. Pantau status oksigen BBL
4. Jelaskan pada BBL dan keluarga tentang penggunaan peralatan:
O2,suction, inhalasi
5. Lakukan fisioterapi dada sesuaikebutuhan
6. Kolaborasi:Berikan udara/oksigen yang telah dihumidifikas
Rasional :
1. Mengevaluasi keberhasilan terapi yangdiberikan
2. Bunyi tambahan seperti ronkhi mengindikasikan adanya secret yang
menyumbat jalan nafas
3. Jika SaO2< 80% mengindikasikan adanya ketidakefektifan jalan
nafas
4. Meningkatkan pemahaman keluarga
5. Memudahkan dalam pengeluaran secret
6. Kelembaban menurunkan kekentalan secret

Diagnosa 3: Hipotermia
Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi
keperawatanhipotermia tidak terjadi
Kriteria hasil :
BBL menunjukkan termoregulasi neonates (keseimbangan antara panas
yang dihasilkan, peningkatan panas, dan kehilangan panas selama
periode neonatus)
Intervensi :
1. Pantau suhu paling sedikit setiap 2 jam, sesuai kebutuhan
2. Pantau suhu bayi lahir sampai stabil
3. Ajarkan indikasi hipotermia dan tindakan kedaruratan yang
diperlukan sesuai dengan kebutuhan
4. Selimuti bayi segera setelah dilahirkan
5. Gunakan tutup kepala pada bayi baru lahir
6. Tempatkan bayi baru lahir dalam incubator atau dibawah penghangat
sesuai kebutuhan
Rasional :
1. Suhu tubuh bayi baru lahir mudah mengalami penurunan
2. Suhu tubuh bayi baru lahir mudah mengalami penurunan
3. Pemahaman tentang kondisi hipotermi dapat mencegah terjadinya
hipotermi
4. Mencegah kehilangan panas
5. Mencegah kehilangan panas
6. Menjaga suhu tubuh agar tetap hangat
6. Daftar Pustaka
Depkes RI. (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 23
tahun 2005 Tentang Kesehatan; . Jakarta: Fisioterapi Indonesia.
Dewi. (2011). Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Jakarta Salemba Medika.
https://www.academia.edu/7282236/Lp_BBl_feran (diakses taggal 16
oktober 2020)
https://www.academia.edu/5744274/LP_BBL (diakses taggal 16 oktober
2020)
JNPK-KR. (2007). Pelatihan Asuhan Persalinan Normal dan Lampiran
Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta JNPK-KR.
Nanny, & Vivian. (2011). Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta
Salemba Medika.
Potter, A., P., Perry, & Anne Griffin. (2005). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: konsep, proses, dan praktik. Jakarta: EGC.
R. Stright, & Barbara. (2004). Panduan Belajar Keperawatan Ibu-Bayi
Baru Lahir. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai