Jawab :
1) Periodontitis Apikal Kronis
Diketahui dari pemeriksaan klinis bahwa gigi 11 mengalami perubahan. Warna dan
pada ronsen foto terlihat adanya daerah radiolusen pada periapical dan gigi sudah
berubah warna karena jatuh 2 tahun lalu. Maka diagnosis kelainan pada kasus tersebut
ialah Periodontitis Apikalis Asimtomatis atau Periodontitis Apikalis Kronis, Menurut
Walton, periodontitis apikalis kronis (PAK) merupakan penyakit gigi yang berkembang
setelah terjadinya nekrosis pulpa dan infeksi akibat karies, trauma, atau prosedur
iatrogenik. Periodontitis apikalis kronis tidak menunjukkan gejala atau hanya
ketidaknyaman yang ringan dan dapat diklasifikasikan sebagai periodontitis apikalis
asimtomatik. Gigi dengan periodontitis apikalis kronis tidak memberi respon terhadap
rangsangan elektrik ataupun termal. Pada pemeriksaan radiologi menunjukkan
terputusnya lamina dura, pelebaran ligament periodontal yang tampak seperti
radiolusensi kecil atau besar, tersebar maupun terbatas. Periodontitis apikalis kronis
berkembang setelah meredanya fase akut dan infeksi sebagai akibat dari karies, trauma,
dan prosedur iatrogenik.
Stage 4 Grade A
Kehilangan ≥5 gigi : 7 gigi (kasus) Tidak ada kehilangan tulang 5 tahun
[48,47,46,38,37,36,16] terakhir
Derajat mobility gigi ≥2 : gigi 23 mobiliti Deposit biofilm yang berat dengan
derajat 3 tingkat kerusakan rendah
Drifting : gigi 23 bergerak ke arah distal Tidak memiliki kebiasaan merokok
Disfungsi pengunyahan Tidak memiliki penyakit sistemik yang
memperberat, seperti hipertensi/diabetes
Sumber :
American Association of Endodontic. ENDODONTICS: Colleagues for
Excellence. Article Review 2013 by Drs. Peter J. Babick, Gary R. Hartwell,
Terryl A. Propper and Martin J. Rogers. page 4.
Lang NP, Bartold PM. Periodontal health. J Clin Periodontol. 2018;45(Suppl
20): S230–S6
Lindhe J, Ranney R, Lamster I, et al. Consensus report: chronic periodontitis.
Ann Periodontol. 1999; 4: 38.
Sumber :
3. Jelaskan klasifikasi kehilangan gigi menurut Kennedy dan Apllegate pada kasus diatas!
Jawab :
Rincian klasifikasi kennedy:
Klas I : Adanya ujung bebas pada dua sisi (bilateral free end), mempunyai daerah tanpa
gigi di belakang gigi yang tertinggal pada sebuah sisi rahang.
Klas II :
Adanya ujung bebas pada satu sisi (unilateral free end), mempunyai daerah tanpa gigi
dibelakang gigi yang tertinggal pada satu sisi rahang saja.
Klas III : Bila tidak ada ujung bebas (free end), mempunyai gigi yang tertinggal di
bagian belakang kedua sisi.
Klas IV : Adanya letak sadel pada gigi anterior dan melewati median line. Bila terdapat
daerah tidak bergigi tambahan oleh Kennedy disebut sebagai modifikasi, kecuali klas IV
tidak ada modifikasi.
Rahang Atas :
Pada kasus di ketahui gigi 16, 24, 25 dan 26 adalah radiks dan harus dicabut, maka
klas ditentukan setelah pencabutan gigi, maka menurut klasifikasi Kennedy adalah
kehilangan gigi pada rahang atas sesuai kasus adalah Klas III modifikasi 1.
Rahang Bawah :
Pada kasus diketahui pada rahang bawah gigi yang hilang adalah gigi
36,37,38,46,47,48, sesuai klasifikasi kehilangan gigi menurut Kennedy maka kasus
ini termasuk pada klas I (bilateral free end).
Klasifikasi Applegate
Klas I : daerah tak bergigi sama dengan Klas I Kennedy.
Klas II : daerah tak bergigi sama dengan Klas II Kennedy.
Klas III : daerah tak bergigi paradental dengan ke dua gigi tetangga tidak mampu
dijadikan sebagai gigi penyangga.
Klas IV : daerah tak bergigi sama dengan Klas IV Kennedy.
Klas V : daerah tak bergigi paradental, dimana gigi anterior tidak bisa dijadikan sebagai
penyangga.
Klas VI : daerah tak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga masih bisa dijadikan
sebagai penyangga.
Rahang Atas :
Pada kasus diketahui gigi yang hilang adalah gigi 24, 25, 26 maka dapat disimpulkan
bahwa ini adalah klas V. karena kehilangan gigi 24, 25, 26 tidak dapat di dukung oleh
gigi 23 akibat mobiliti 3 dan tidak cukup hanya pada gigi 27 dan 28. modifikasi dari
kasus ini adalah 1 karena terdapat gigiyang hilang yaitu gigi 16.
Rahang Bawah :
Pada kasus diketahui pada rahang bawah gigi yang hilang adalah gigi
36,37,38,46,47,48, sesuai klasifikasi kehilangan gigi menurut Applegate maka kasus
ini termasuk pada klas I (bilateral free end).
Rahang Atas : Klasifikasi Apllegate-Kennedy kelas V modifikasi 1P
Daerah edentulus paradental (sama dengan klas III kennedy), dimana gigi asli anterior
tidak dapat sebagi gigi penahan atau tak mampu menahan daya kunyah. Kasus ini banyak
dijumpai di rahang atas karena gigi caninus dicabut. Secara klinis dijumpai:
Daerah tidak bergigi sangat panjang
Daya kunyah pasien berlebihan
Bentuk atau panjang akar gigi penahan kurang memadai
Rahang Bawah : Klasifikasi Applegate-Kennedy Klas I
Area edentulous sama seperti klasifikasi kehilangan gigi menurut Kennedy. Kondisi klas I
lebih sering dijumpai pada pasien yang telah beberapa tahun kehilangan giginya dan pada
rahang bawah.. Secara klinis dijumpai:
Gigi asli yang masih ada sudah migrasi dalam beberapa posisi
Gigi antagonis sudah ekstrusi dalam berbagai derajat
Jumlah gigi yang tertinggal di anterior biasanya 6 – 10 gigi saja.
Sumber :
Aruna B, Bhandari A. (2014). A simplified classification system for partially
edentulous spaces. International Journal of Medical Research and Health
Sciences. 3. 436 – 40.
5. Jelaskan klasifikasi desain cangkolan menurut Miller dan Cummer pada kasus tersebut!
Jawab :
Klas I Klas II Klas III Klas IV
Miller Dua cangkolan Dua cangkolan Tiga cangkolan Empat cangkolan
yang lurus yang letaknya yang membentuk yang membentuk
berhadapan dan diagonal. segitiga di tengah segi empat di
tegak lurus median prothesa bila tengah prothesa
line. dihubung dengan bila dihubungkan
garis. dengan garis
Cummer Diagnonal, yang Diametric, yang Unilateral, Multilateral,
menggunakan 2 menggunakan 2 cangkolan terletak cangkolan dapat
buah cangkolan cangkolan yang pada satu sisi berupa segitiga
berhadapan berhadapan tegak rahang. maupun
diagonal. lurus. segiempat.
Pada kasus dapat dilihat bahwa kehilangan gigi Rahang Atas 23, 24, 25, 26, dan 16.
Dan pada rahang bawah 36, 37, 38, 46, 47, 48. Maka desain cangkolan menurut Miller
dan Cummer ialah :
A. Menurut Miller
Pada Rahang atas : Klas III, karena terdapat tiga cangkolan yang akan
membentuk segitiga di tengah prothesa bila dihubungkan dengan garis.
Pada Rahang Bawah : Klas I, karena terdapat dua cangkolan yang lurus
berhadapan dan tegak lurus median line
B. Menurut Cummer
Pada Rahang atas : Klas IV, karena akan membentuk segitiga di tengah
prothesa.
Pada Rahang bawah : Klas II, karena menggunakan 2 cangkolan yang
berhadapan tegak lurus.
Sumber :
Rachman A, Prosiding, PERIL IKG 25-26 Mei 2007, Disain Gigi Tiruan Sebagian
Lepasan Frame: Kasus Berujung Bebas, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Padjadjaran, Bandung