402-Article Text-1107-1-10-20190521
402-Article Text-1107-1-10-20190521
Kurniati
IPDN Kampus Kalimantan Barat
E-mail: ti.kurnia@ymail.comk
Abstrak
Tujuan Penelitian ini yaitu untuk menganalisis implementasi hasil penerapan Keputusan
Gubernur Nomor 544/Dispenda/2016 tentang Pemberian Keringanan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) di Dinas Pendapatan
Daerah Provinsi Kalimantan Barat. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori
William N. Dunn tentang implementasi hasil kebijakan dengan menggunakan 6 (enam)
indikator yaitu efektivitas, efisiensi, kecukupan, perataan, responsivitas, ketepatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun dikatakan sudah efektif dan efisien dari
segi hasil Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mencapai target, namun masih terdapat
permasalahan, antara lain: Realisasi Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
belum efektif dan tidak berbanding lurus dengan peningkatan jumlah kendaraan
bermotor berplat luar namun beroperasional di dalam wilayah Provinsi Kalimantan
Barat serta kualitas pelayanan yang belum maksimal yaitu terjadinya kekeliruan peng-
input-an dalam aplikasi pendataan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang kurang update. Selain itu, jika
ditinjau dari segi responsivitas masyarakat belum bisa mengurangi jumlah wajib pajak
yang menunggak pajak yang justru mengalami peningkatan setiap tahunnya sehingga
belum bisa memberikan peningkatan kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) tepat waktu.
Kata kunci: implementasi, hasil, kebijakan.
PENDAHULUAN
Kendaraan Bermotor (BBNKB) adalah
Potensi pajak sangat dominan memiliki kontribusi kedua dan ketiga
memberikan kontribusi terhadap terbesar setelah Pajak Bahan Bakar
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal Kendaraan Bermotor (PBBKB) yaitu
ini sebagaimana data yang diperoleh masing-masing sebesar 28% dan 27% dari
pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi total penerimaan pajak tahun 2015. Hal
Kalimantan Barat bahwa sebesar 82,83 % ini menunjukkan bahwa Pajak Kendaraan
dari total Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bermotor (PKB) dan Bea balik Nama
serta berpengaruh dalam meningkatkan Kendaraan Bermotor (BBNKB) sangat
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi potensial dalam usaha Peningkatan
Kalimantan Barat. Pajak Kendaraan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi
Bermotor (PKB) dan Bea balik Nama Kalimantan Barat. Namun di sisi lain,
57
JE & KP Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 57 – 71
58
Implementasi Kebijakan Pemberian Keringanan PKB dan... (Kurniati)
ordonasi Pajak Kendaraan Bermotor 1934 generalisasi pemikirian yang lebih kritis
diundangkan, maka hampir semua objek dan mendalam dalam menguji keabsahan
atas kendaraan bermotor yang ada diambil analisis penelitian ini.
alih oleh Ordonasi Pajak Kendaraan Penulis mengaplikasikan salah satu
Bermotor (Samudra, 1995: 147-148). teknik triangulasi dari ketiga teknik
triangulasi tersebut dengan mengaitkan
Penghapusan Sanksi Pajak permasalahan penelitian untuk menguji
Menurut Devano dan Rahayu (2006: keabsahan dalam pengumpulan
138) disebutkan bahwa Pengampunan data penelitian ini. Penulis memilih
pajak (tax amnesty) merupakan kebijkan menggunakan teknik triangulasi sumber
pemerintah di bidang perpajakan yang yaitu triangulasi yang membandingkan
memberikan penghapusan pajak yang hasil observasi, wawancara dan
seharusnya terutang dengan membayar dokumentasi sehingga dengan cara itu
tebusan dalam jumlah tertentu yang akan menghasilkan bukti atau sumber
bertujuan untuk memberikan tambahan data yang berbeda, yang selanjutnya akan
penerimaan pajak dan kesempatan bagi memberikan pandangan yang berbeda pula
wajib pajak yang tidak patuh menjadi sehingga tingkat validitas atau keabsahan
wajib pajak patuh. sera kepercayaan informasi yang diperoleh
dalam penelitian ini akan lebih akurat dan
terjamin.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan PEMBAHASAN
dalam penelitian ini adalah metode Penerapan Kebijakan Pemberian
penelitian kualitatif dengan cara pendekatan Keringanan Pajak Kendaraan Bermotor
eksploratif sehingga dapat memberikan (PKB) dan Bebas Bea Balik Nama
gambaran tentang masalah yang diteliti. Kendaraan Bermotor (BBNKB) tahun
Adapun teknik pengumpulan data yang 2016
penulis gunakan untuk mendapatkan
data yaitu, dengan menggunakan metode Berdasarkan data yang diperoleh
observasi, wawancara, dan dokumentasi. pada Samsat Unit Pelayanan Pajak
Daerah (UPPD) Pontianak Wilayah I
Lebih lanjut untuk menguji keabsahan Dinas Pendapatan Provinsi Kalimantan
data dalam penelitian ini penulis Barat dapat dipahami bahwa Prosedur
menggunakan teknik triangulasi dalam Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan
menganalisis ketiga teknik pengumpulan Bermotor secara umum pada terdiri dari
data tersebut. Menurut Sugiyono (2013: beberapa kegiatan yaitu:
330) triangulasi diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat a. Pendaftaran dan Pendataan Pajak
menggabungkan dari berbagai teknik Kendaraan Bermotor;
pengumpulan data dan sumber data b. Penetapan Pajak Kendaraan Bermotor;
yang telah ada. Pemahamaan mengenai c.
Pembayaran Pajak Kendaraan
triangulasi pada dasarnya merupakan Bermotor;
penggabungan pemikiran penulis dalam
d. Penagihan dan Penyerahan Kendaraan
menganalisis keabsahan suatu informasi.
Bermotor.
Artinya, tidak cukup hanya dengan teknik
observasi, wawancara dan dokumentasi Teknisnya, mulai dari pendaftaan,
saja, penulis kemudian melakukan pemenuhan persyaratan baik pengesahan
59
JE & KP Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 57 – 71
ulang maupun penggantian STNK 5 (lima) terhutang untuk jangka waktu paling
tahun hingga pembayaran serta penyerahan lama 24 (dua puluh empat) bulan
STNK adalah sama dan tetap mengacu dihitung sejak terhutangnya pajak;
pada Peraturan Gubernur Kalimantan 3) Apabila berdasarkan pemeriksaan
Barat Nomor 22 Tahun 2013. Hal yang atau keterangan lain pada bidang
membedakan hanyalah penghapusan perpajakan, tidak atau kurang dibayar,
nominal sanksi administratif saja, dikenakan sanksi administrasi berupa
sedangkan Bea Balik Nama Kendaraan kenaikan sebesar 100% dari jumlah
Bermotor (BBNKB) jenis mutasi masuk kekurangan pajak tersebut;
dibebaskan dari biaya administratif atau
dikatakan gratis. Adapun teknis lokasi 4) Sanksi administrasi berupa kenaikan
pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor tersebut tidak diberlakukan apabila
(PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Wajib Pajak melaporkan sendiri
Bermotor (BBNKB) bisa dilakukan di sebelum dilakukan tindakan
berbagai tempat sebagai alternatif lain pemeriksaan.
selain dilakukan di Samsat atau Unit
Pelayanan Pajak Daerah (UPPD) masing- Sanksi Pidana Pajak Kendaraan
masing wilayah, antara lain di Bank Bermotor (PKB)
Daerah Kalimantan Barat, Samsat keliling
Sanksi Pidana sebagaimana tertuang
dan Ayani Mega Mall. Hal ini merupakan
dalam Peraturan Gubernur Kalimantan
bentuk pendekatan pelayanan kepada
Barat Nomor 22 Tahun 2013 tentang
masyarakat yang dilakukan oleh Dinas
Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Pajak
Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan
Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik
Barat.
Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
Sanksi dalam pemungutan Pajak adalah sebagai berikut.
Kendaraan Bermotor (PKB) secara
1) Wajib Pajak (WP) yang karena
umum terdiri dari 2 (dua) yaitu sanksi
kealpaannya atau ketidakjelasan serta
administratif dan sanksi pidana.
tidak menyampaikan SPTPD atau
mengisi dengan tidak benar atau tidak
Sanksi Administrasi Pajak Kendaraan
lengkap atau melampirkan keterangan
Bermotor (PKB)
yang tidak benar sehingga merugikan
1)
Keterlambatan mengisi dan keuangan daerah, dapat dipidana
menyampaikan SPTPD dikenakan dengan pidana kurungan paling lama
Sanksi Administrasi berupa kenaikan 1 (satu) tahun dan atau denda paling
sebesar 2% dari Pokok Pajak setiap banyak 2 (dua) kali jumlah pajak
bulan keterlambatan paling lama 24 terhutang yang tidak atau kurang
(dua puluh empat) bulan dihitung dibayar;
sejak saat terhutangnya Pajak; 2) Wajib Pajak (WP) yang karena sengaja
2) Apabila kewajiban mengisi dan tidak menyampaikan SPTPD atau
menyampaikan pengisian SPTPD tidak mengisi dengan tidak benar atau tidak
dilakukan lebih dari 12 (dua belas) lengkap atau melampirkan keterangan
bulan, dikenakan Sanksi Administrasi yang tidak benar sehingga merugikan
berupa kenaikan sebesar 25% dari keuangan daerah dapat dipidana denda
Pokok Pajak Terhutang ditambah paling banyak 4 (empat) kali jumlah
Sanksi Administrasi berupa bunga pajak terutang yang tidak atau kurang
sebesar 2% sebulan dihitung dari Pajak dibayarkan.
60
Implementasi Kebijakan Pemberian Keringanan PKB dan... (Kurniati)
120,00%
109,76%
103,84% 103,90%
100,00% 101,12% 101,13%
97,36% 96,08% 94,90%
94,07%
80,00% 81,53%
60,00% PKB
BBNKB
40,00%
20,00%
0,00%
2013 2014 2015 2016 2017
Gambar 1
Grafik Capaian Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBNKB) Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013 s.d. 2017
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Oktober 2017.
61
JE & KP Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 57 – 71
62
Implementasi Kebijakan Pemberian Keringanan PKB dan... (Kurniati)
Tabel 1
Target dan Realisasi PKB dan BBNKB Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2013 s.d. 2017
bahwa penerapan kebijakan bebas realisasi sebesar kurang lebih 360 Miliar.
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan ini
(BBNKB) belum berimplikasi maksimal efektif hanya dari segi hasil penerimaan
dalam meningkatkan realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) saja
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor namun belum brimplikasi maksimal pada
(BBNKB). Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Lebih lanjut penulis menganalisis (BBNKB).
realisasi penerimaan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBNKB) `` Efisiensi
disandingkan dengan target setiap Efisiensi sebagiamana yang
tahunnya sebagaimana dapat dilihat pada dikemukakan oleh William N. Dunn
tabel 1. merupakan seberapa banyak usaha
Berdasarkan data tabel 1 di atas dapat diperlukan untuk mencapai hasil yang
dilihat bahwa realisasi Bea Balik Nama diinginkan. Kebijakan Pemberian
Kendaraan Bermotor (BBNKB) tersebut Keringanan Pajak Kendaraan Bermotor
di atas dapat dilihat bahwa pada 2013 s.d. (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan
2015 belum pula mencapai target. Sangat Bermotor (BBNKB) tahun 2016 sudah
disayangkan pula bahwa dari tahun ke efisien diterapkan oleh Dinas Pendapatan
tahun Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Daerah Provinsi Kalimantan Barat
Kalimantan Barat telah menurunkan target dengan meminimalisir biaya operasional
namun belum pula berimplikasi maksimal atau usaha seminimal mungkin demi
dan malah realisasi penerimaan Bea Balik mendapatkan output atau hasil yang
Nama Kendaran Bermotor (BBNKB) terus diinginkan semaksimal mungkin.
menurun. Bahkan setelah diberlakukanya Pemahaman mengenai efisien tentu
kebijakan pemberian keringanan Pajak tidak terlepas dari adanya hubungan
Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik erat mengenai efektivitas. Sebagaimana
Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) telah dijelaskan pada subbab sebelumnya
di Provinsi Kalimantan Barat pada 2016, bahwa penulis terus melakukan analisis
penerimaan Bea Balik Nama Kendaran secara mendalam mengenai permasalahan
Bermotor (BBNKB) belum juga mencapai realisasi Bea Balik Nama Kendaraan
target yang seharusnya 380 Miliar dengan Bermotor (BBNKB) yang belum
63
JE & KP Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 57 – 71
64
Implementasi Kebijakan Pemberian Keringanan PKB dan... (Kurniati)
Gambar 2
Grafik Capaian Realisasi Pajak Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013 s.d. 2017
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Oktober 2017.
65
JE & KP Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 57 – 71
66
Implementasi Kebijakan Pemberian Keringanan PKB dan... (Kurniati)
67
JE & KP Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 57 – 71
68
Implementasi Kebijakan Pemberian Keringanan PKB dan... (Kurniati)
`` Ketepatan Simpulan
Ketepatan Penerapan Kebijakan Setelah penulis melakukan penelitian,
Pemberian Keringanan Pajak Kendaraan mengkaji dan menganalisis berdasarkan
Bermotor dan Bea Balik Nama data yang diperoleh maupun informasi
Kendaraan Bermotor ini dapat dipahami dari informan di lapangan, maka penulis
sebagaimana dikemukakan oleh William dapat menyimpulkan serta menganalisis
N. Dunn mengenai ketepatan merupakan beberapa uraian di atas dapat dipahami
apakah hasil atau output (tujuan) yang bahwa penerapan Kebijakan Pemberian
diinginkan benar-benar berguna atau Keringanan Pajak Kendaraan Bermotor
bernilai. Penekanan mengenai berguna (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan
atau bernilai yang dimaksud merupakan Bermotor (BBNKB) yang dilihat dari
manfaat yang dirasakan lansung oleh output yang dihasilkan sudah efektif
masyarakat khususnya wajib pajak dalam meningkatkan penerimaan Pajak
69
JE & KP Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 57 – 71
Kendaraan Bermotor (PKB) serta dapat kewajiban sebagai wajib pajak tanpa
menyumbang kontribusi pada peningkatan harus menunggu kebijakan tersebut
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi setiap tahun;
Kalimantan Barat pada umumnya. Namun b. Sistem input pemungutan Pajak
di sisi lain kebijakan tersebut belum efektif Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea
dalam mencapai target realisasi Bea Balik Balik Nama Kendaraan Bermotor
Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). (BBNKB) yang hanya online sebatas
Terdapat beberapa permasalahan antara lingkup dalam Provinsi saja akan
lain Realisasi Bea Balik Nama Kendaraan lebih optimal dan akurat apabila dapat
Bermotor (BBNKB) belum efektif dan diterapkan online seluruh indonesia.
tidak berbanding lurus dengan peningkatan Sistem pemungutan pajak online seluruh
jumlah kendaraan bermotor berplat luar indonesia diharapkan dapat menjadi
namun beroperasional di dalam wilayah solusi yang baik dalam meminimalisir
Provinsi Kalimantan Barat serta kualitas kekeliruan input pembayaran pajak yang
pelayanan yang belum maksimal yaitu kurang update serta lebih mendekatkan
terjadinya kekeliruan peng-input-an dalam pelayanan kepada masyarakat;
aplikasi pendataan pemungutan Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik c. Meningkatkan pengawasan dengan
Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) melakukan razia kendaraan bermotor
yang kurang update. Selain itu, jika ditinjau secara berkala sehingga masyarakat
dari segi responsivitas masyarakat belum dapat lebih sadar akan kewajiban
bisa mengurangi jumlah wajib pajak yang membayar Pajak Kendaraan Bermotor
menunggak pajak yang justru mengalami (PKB);
peningkatan setiap tahunnya sehingga d. Jangka waktu penerapan disarankan
belum bisa memberikan peningkatan agar tidak terlalu panjang namun
kesadaran wajib pajak dalam memenuhi juga tidak terlalu pendek sehingga
kewajiban membayar Pajak Kendaraan menghindari terjadinya pembludakan
Bermotor (PKB) tepat waktu. jumlah Wajib Pajak (WP) yang
membayar Pajak Kendaraan Bermotor
Saran (PKB);
e. Agar lebih meningkatkan efisiensi
Berdasarkan penelitian yang telah
dan efektivitas hasil, penulis
dilakukan, penulis dapat memberikan
juga lebih menyarankan agar
beberapa saran umum yang mungkin dapat
lebih mengoptimalkan kebijakan
menjadi pertimbangan demi kemajuan
pemberian keringanan Bea Balik
berbagai aspek kedepan antara lain sebagai
Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB
berikut.
II) berupa bebas biaya peralihan
a. Penerapan kebijakan Pemberian mutasi kendaraan bermotor di luar
Keringanan Pajak Kendaraan Provinsi Kalimantan Barat. Hal ini
Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama dilakukan untuk menarik kendaraan
Kendaraan Bermotor (BBNKB) akan yang bernomor polisi di luar Provinsi
lebih efektif apabila dilakukan tidak Kalimantan Barat namun beroperasi
secara berkala setiap tahun, namun di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.
dilakukan secara pendadakan sehingga Tujuannya adalah menarik sumber
menghindari asumsi masyarakat penerimaan dari wajib pajak yang
yang hanya menunggu kebijakan beralih ke Provinsi Kalimantan Barat
tersebut namun dapat lebih sadar akan sehinga dapat pula semakin menunjang
70
Implementasi Kebijakan Pemberian Keringanan PKB dan... (Kurniati)
71