Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhmmad Ikhsanudin

Nim : 203180256
Kelas : Gmi-G , Bimbingan dan Konseling

 Sekolah : MTsN Nguri 02 Magetan


 Untuk anak yang bermasalah bagaimana sekolah menganginnya
Ada, Guru bimbingan dan konseling atau lazim disebut guru BK, sebuah jabatan guru yang urgensinya di
lingkungan sekolah boleh disebut sangat vital, mengingat tugas guru bimbingan konseling sangatlah dibutuhkan
oleh siswa untuk menyelesaikan berbagai permasalahanya dalam pelaksanaan proses belajar di sekolah. Setiap
guru bimbingan konseling mempunyai cara tersendiri dalam menjalankan tugas-tugas pendampingan bagi siswa
yang mengalami permasalahan sesuai dengan peraturan standar dalam melaksanakan tugas-tugasnya dimana
setiap sekolah mempunyai standar berbeda antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain. Pengalaman
seorang guru bimbingan konseling di sekolah penulis MTsN Nguri 02 Magetan, Ibu Normauli Sitindaon
membuat suatu terapi unik dalam membimbing siswa pelanggar aturan-aturan yang ditetapkan sekolah dan
khusus bagi siswa berulang-ulang kali melakukan pelanggaran tata tertib sekolah. Detailnya ibu bimbingan
konseling ini, mempunyai cara tersendiri mengatasi siswanya yang bermasalah walaupun boleh dibilang di luar
kebiasaan pada umumnya, dalam hal ini ibu bimbingan konseling ini menyuruh siswanya (bermasalah)
membawa satu buah naga ke sekolah, adapun keperluannya, buah naga tersebut dimakan bersama antara siswa
dan guru tersebut dan semua ini dilakukan di ruangan bimbingan konseling, dilaksanakan empat mata pula.
Namun sebelum memakan buah naga tersebut terlebih dahulu ibu guru bimbingan konseling ini membuat suatu
perjanjian yaitu memakan buah naga sebagai tanda pertobatan siswa bermasalah dan apabila si siswa tersebut di
kemudian hari masih tetap bermasalah kebalikannya ibu bimbingan konseling inilah yang membawa buah apel
untuk siswa bermasalah tersebut dan seperti sebelumnya dimakan bersama juga empat mata pula di ruang
bimbingan konseling. Ternyata dengan model terapi sederhana ini membuahkan hasil cukup memuaskan dalam
pengubahan perilaku (Behavior Modification) menyadarkan siswa yang punya masalah di sekolah dan sekalipun
belum pernah ibu bimbingan konseling ini membelikan buah apel untuk siswanya setelah perjanjian dilakukan.
Pesan moral yang dapat dipetik dari terapi ibu bimbingan konseling ini tak selamanya memberikan hukuman
pada siswa bermasalah melalui hukuman fisik. Dan hukuman siswa yang melakukan pelanggaraan di dalam
sekolah antara lain: Pertama, hukuman harus selaras dengan kesalahan. Misalnya kesalahannya memecah kaca
hukumannya mengganti kaca yang pecah itu saja. Tidak perlu ada tambahan tempeleng atau hujatan yang
menyakitkan hati. Jika datangnya terlambat 5 menit maka pulangnya ditambah 5 menit. Itu namanya selaras
bukan datang terlambat 5 menit penghukumannya mengitari lapangan sekolah 5 kali misalnya. Relasi apa yang
ada disini? Itu namanya hukuman penyiksaan, Kedua, hukuman harus adil. Adil harus berdasarkan atas rasa
objektif tidak memihak salah satu dan membuang perasaan subjektif. Misalnya siswa yang lain membersihkan
ruang kelas kok ada siswa yang hanya duduk-duduk sambil bernyanyi-nyanyi tak ikut bekerja. Maka
hukumannya supaya ikut bekerja sesuai dengan teman-temannya dengan waktu ditambah sama dengan
keterlambatannya tanpa memandang siswa mana yang melakukannya. Dan Tujuan utama adanya bimbingan
konseling di sekolah adalah bagaimana kiat atau cara menyembuhkan berbagai macam penyimpangan perilaku
yang terjadi pada para siswa bermasalah merentang dari kategori ringan sampai berat untuk itu penanganan
siswa bermasalah melalui bimbingan dan konseling alangkah baiknya tidak menggunakan sanksi, tetapi lebih
mengutamakan kualitas interpersonal yang saling mendukung di antara guru bimbingan konseling dan siswa
bermasalah.
 Untuk bimbingan pengembangan diri siswa bagamana sekolah melakukannya dan Ketersedian sarana dan
prasarana di sekolah untuk kepentingan BK.
Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat vital dan hal yang sangat penting dalam menunjang kelancaran
atau kemudahan dalam proses pembelajaran, dalam kaitannya dengan pendidikan yang membutuhkan sarana
danprasarana dan juga pemanfaatannya baik dari segi intensitas maupun kreatifitasdalam penggunaannya oleh
guru maupun oleh siswa dalam kegiatan belajarmengajar. Dalam perkembangan dunia pendidikan saat ini setiap
lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal berusaha untuk memberikan dan melengkapi fasilitas yang
ada di lembagannya untuk memenuhi kebutuhan semua warga sekolah baik itu guru, staf-staf, peserta didik dan
orang tua murid. Dalam upaya melengkapi fasilitas yang ada sebuah lembaga pendidikan dikatakan maju
apabila ketersediaan sarana dan prasarananya memadai berkaitan dengan proses belajar peserta didik. Proses
belajar mengajar dapat meningkat dengan didukung adanya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana
pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar. Hal ini merupakan faktor yang harus
diperhatikan oleh sebuah 2 lembaga pendidikan karena mempengaruhi kelangsungan proses belajar mengajar di
sekolah. Adanya sarana dan prasarana banyak membantu kelangsungan belajar mengajar di sekolah. Sarana dan
prasarana sangat diperlukan untuk menunjang proses belajar mengajar, agar siswa lebih berminat dan mudah
menerima penjelasan dari guru. Apabila sarana dan prasarana yang disediakan kurang, maka dapat
mempengaruhi minat siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar. Jika siswa memiliki minat dalam
mengikuti proses belajar mengajar maka dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
TERIMAKASIH,.....SEMOGA BERMANFAAT.....

Anda mungkin juga menyukai