Nim : 203180256 Kelas : Gmi-G , Bimbingan dan Konseling
Sekolah : MTsN Nguri 02 Magetan
Untuk anak yang bermasalah bagaimana sekolah menganginnya Ada, Guru bimbingan dan konseling atau lazim disebut guru BK, sebuah jabatan guru yang urgensinya di lingkungan sekolah boleh disebut sangat vital, mengingat tugas guru bimbingan konseling sangatlah dibutuhkan oleh siswa untuk menyelesaikan berbagai permasalahanya dalam pelaksanaan proses belajar di sekolah. Setiap guru bimbingan konseling mempunyai cara tersendiri dalam menjalankan tugas-tugas pendampingan bagi siswa yang mengalami permasalahan sesuai dengan peraturan standar dalam melaksanakan tugas-tugasnya dimana setiap sekolah mempunyai standar berbeda antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain. Pengalaman seorang guru bimbingan konseling di sekolah penulis MTsN Nguri 02 Magetan, Ibu Normauli Sitindaon membuat suatu terapi unik dalam membimbing siswa pelanggar aturan-aturan yang ditetapkan sekolah dan khusus bagi siswa berulang-ulang kali melakukan pelanggaran tata tertib sekolah. Detailnya ibu bimbingan konseling ini, mempunyai cara tersendiri mengatasi siswanya yang bermasalah walaupun boleh dibilang di luar kebiasaan pada umumnya, dalam hal ini ibu bimbingan konseling ini menyuruh siswanya (bermasalah) membawa satu buah naga ke sekolah, adapun keperluannya, buah naga tersebut dimakan bersama antara siswa dan guru tersebut dan semua ini dilakukan di ruangan bimbingan konseling, dilaksanakan empat mata pula. Namun sebelum memakan buah naga tersebut terlebih dahulu ibu guru bimbingan konseling ini membuat suatu perjanjian yaitu memakan buah naga sebagai tanda pertobatan siswa bermasalah dan apabila si siswa tersebut di kemudian hari masih tetap bermasalah kebalikannya ibu bimbingan konseling inilah yang membawa buah apel untuk siswa bermasalah tersebut dan seperti sebelumnya dimakan bersama juga empat mata pula di ruang bimbingan konseling. Ternyata dengan model terapi sederhana ini membuahkan hasil cukup memuaskan dalam pengubahan perilaku (Behavior Modification) menyadarkan siswa yang punya masalah di sekolah dan sekalipun belum pernah ibu bimbingan konseling ini membelikan buah apel untuk siswanya setelah perjanjian dilakukan. Pesan moral yang dapat dipetik dari terapi ibu bimbingan konseling ini tak selamanya memberikan hukuman pada siswa bermasalah melalui hukuman fisik. Dan hukuman siswa yang melakukan pelanggaraan di dalam sekolah antara lain: Pertama, hukuman harus selaras dengan kesalahan. Misalnya kesalahannya memecah kaca hukumannya mengganti kaca yang pecah itu saja. Tidak perlu ada tambahan tempeleng atau hujatan yang menyakitkan hati. Jika datangnya terlambat 5 menit maka pulangnya ditambah 5 menit. Itu namanya selaras bukan datang terlambat 5 menit penghukumannya mengitari lapangan sekolah 5 kali misalnya. Relasi apa yang ada disini? Itu namanya hukuman penyiksaan, Kedua, hukuman harus adil. Adil harus berdasarkan atas rasa objektif tidak memihak salah satu dan membuang perasaan subjektif. Misalnya siswa yang lain membersihkan ruang kelas kok ada siswa yang hanya duduk-duduk sambil bernyanyi-nyanyi tak ikut bekerja. Maka hukumannya supaya ikut bekerja sesuai dengan teman-temannya dengan waktu ditambah sama dengan keterlambatannya tanpa memandang siswa mana yang melakukannya. Dan Tujuan utama adanya bimbingan konseling di sekolah adalah bagaimana kiat atau cara menyembuhkan berbagai macam penyimpangan perilaku yang terjadi pada para siswa bermasalah merentang dari kategori ringan sampai berat untuk itu penanganan siswa bermasalah melalui bimbingan dan konseling alangkah baiknya tidak menggunakan sanksi, tetapi lebih mengutamakan kualitas interpersonal yang saling mendukung di antara guru bimbingan konseling dan siswa bermasalah. Untuk bimbingan pengembangan diri siswa bagamana sekolah melakukannya dan Ketersedian sarana dan prasarana di sekolah untuk kepentingan BK. Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat vital dan hal yang sangat penting dalam menunjang kelancaran atau kemudahan dalam proses pembelajaran, dalam kaitannya dengan pendidikan yang membutuhkan sarana danprasarana dan juga pemanfaatannya baik dari segi intensitas maupun kreatifitasdalam penggunaannya oleh guru maupun oleh siswa dalam kegiatan belajarmengajar. Dalam perkembangan dunia pendidikan saat ini setiap lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal berusaha untuk memberikan dan melengkapi fasilitas yang ada di lembagannya untuk memenuhi kebutuhan semua warga sekolah baik itu guru, staf-staf, peserta didik dan orang tua murid. Dalam upaya melengkapi fasilitas yang ada sebuah lembaga pendidikan dikatakan maju apabila ketersediaan sarana dan prasarananya memadai berkaitan dengan proses belajar peserta didik. Proses belajar mengajar dapat meningkat dengan didukung adanya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar. Hal ini merupakan faktor yang harus diperhatikan oleh sebuah 2 lembaga pendidikan karena mempengaruhi kelangsungan proses belajar mengajar di sekolah. Adanya sarana dan prasarana banyak membantu kelangsungan belajar mengajar di sekolah. Sarana dan prasarana sangat diperlukan untuk menunjang proses belajar mengajar, agar siswa lebih berminat dan mudah menerima penjelasan dari guru. Apabila sarana dan prasarana yang disediakan kurang, maka dapat mempengaruhi minat siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar. Jika siswa memiliki minat dalam mengikuti proses belajar mengajar maka dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. TERIMAKASIH,.....SEMOGA BERMANFAAT.....