Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF

TINJAUAN AGAMA DAN BUDAYA TENTANG PENYAKIT KRONIK

DOSEN : SULATRI,M.Kep.,Sp.Jiwa

Disusun Oleh (KELOMPOK 3)


1 . HARYS SUTANTO NIM 2014901013
2.JUNAIDI NIM 2014901019
3. NURHAMID NIM 2014901029
4. MUHAMMAD YUNUS NIM 2014901027

PROGRAM STUDY PROFESI KEPERAWATAN (Ners)


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
BANDAR LAMPUNG 2020
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Palliative Care adalah suatu perawatan
kesehatan terpadu yang menyeluruh dengan
pendekatan multidisiplin yang terintegrasi.
Tujuannya adalah untuk mengurangi
penderitaan pasien, memperpanjang
umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya,
dan juga memberikan support kepada
keluarganya.
Tujuan
1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tentang palliative
care.
2. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui definisi palliative care
b. Mengetahui tujuan palliative care
c. Mengetahui perkembangan palliative care
d. Mengetahui karakteristik palliative care
e. Mengetahui klasifikasi palliative care
f. Mengetahui tim interdisipliner palliative care
g. Mengetahui kebijakan Palliative Care di Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Palliative Care
Perawatan paliatif (dari bahasa Latin''palliare,''untuk
jubah) adalah setiap bentuk perawatan medis atau
perawatan yang berkonsentrasi pada pengurangan
keparahan gejala penyakit, daripada berusaha untuk
menghentikan, menunda, atau sebaliknya
perkembangan dari penyakit itu sendiri atau
memberikan menyembuhkan. Tujuannya adalah untuk
mencegah dan mengurangi penderitaan dan
meningkatkan kualitas hidup orang menghadapi yang
serius, penyakit yang kompleks.
Tujuan Palliative Care
Palliative care ini bertujuan mengurangi rasa
sakit dan gejala tidak nyaman lainnya,
meningkatkan kualitas hidup, dan
memberikan pengaruh positif selama sakit,
membantu pasien hidup seaktif mungkin
sampai saat meninggalnya, menjawab
kebutuhan pasien dan keluarganya, termasuk
dukungan disaat-saat sedih dan kehilangan,
dan membantu keluarga agar tabah selama
pasien sakit serta disaat sedih.
Sejarah Perkembangan Palliative Care
Munculnya palliative care di dunia dimulai dari
sebuah gerakan rumah sakit pada awal abad
ke-19, kaum beragama menciptakan hospice
yang memberikan perawatan untuk orang
sakit dan sekarat di London dan Irlandia.
Dalam beberapa tahun terakhir, perawatan
paliatif telah menjadi suatu pergerakan yang
besar, yang mempengaruhi banyak penduduk.
Karakteristik Palliative Care
Perawatan paliatif sangat luas dan melibatkan
tim interdisipliner yang tidak hanya mencakup
dokter dan perawat tetapi mungkin juga ahli
gizi, ahli fisioterapi, pekerja sosial,
psikolog/psikiater, rohaniwan, dan lainnya
yang bekerja secara terkoordinasi dan
melayani sepenuh hati. Perawatan dapat
dilakukan secara rawat inap, rawat jalan,
rawat rumah (home care), day care dan
respite care.
Beberapa karakteristik perawat paliatif adalah:
1. Mengurangi rasa sakit dan keluhan lain yang mengganggu.
2. Menghargai kehidupan dan menyambut kematian sebagai proses yang normal.
3. Tidak berusaha mempercepat atau menunda kematian.
4. Mengintegrasikan aspek psikologis dan spiritual dalam perawatan pasien.
5. Membantu pasien hidup seaktif mungkin sampai akhir hayat.
6. Membantu keluarga pasien menghadapi situasi selama masa sakit dan setelah
kematian.
7. Menggunakan pendekatan tim untuk memenuhi kebutuhan pasien dan
keluarganya, termasuk konseling masa duka cita, jika diindikasikan.
8. Meningkatkan kualitas hidup, dan mungkin juga secara positif memengaruhi
perjalanan penyakit.
9. Bersamaan dengan terapi lainnya yang ditujukan untuk memperpanjang usia,
seperti kemoterapi atau terapi radiasi, dan mencakup penyelidikan yang
diperlukan untuk
lebih memahami dan mengelola komplikasi klinis yang berat.
Klasifikasi Palliative Care
Palliative care / perawatan (terapi) paliatif
terbagi menjadi beberapa macam diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Palliative Care Religius
2. Terapi Paliatif Radiasi
3. Hipnoterapi
4. Psikoterapi
5. Terapi Musik
6. Pembedahan
7. Terapi Paliatif Kemoterapi
Tim Interdisipliner Palliative Care

Dalam melakukan palliative care


membutuhkan tim kerja yang terdiri dari
berbagai multidisiplin ilmu karena ilmu
kedokteran pada zaman sekarang ini
telah berkembang menjadi adanya
interaksi dari fisik, fungsional, emosional,
psikologis, sosial, dan aspek spiritual
yang akan menjadi multidisiplin ilmu.
Kebijakan Palliative Care di Indonesia
Kebijakan ini berdasararkan keputusan Menteri Kesehatan
RI Nomor: 812/Menkes/SK/VII/2007.

1. Tujuan Dan Sasaran Kebijakan


Tujuan kebijakan
Tujuan umum:
Sebagai payung hukum dan arahan bagi perawatan paliatif
di Indonesia.
Tujuan khusus:
1) Terlaksananya perawatan paliatif yang bermutu sesuai
standar yang berlaku di seluruh Indonesia
2) Tersusunnya pedoman-pedoman pelaksanaan/juklak
perawatan paliatif.
3) Tersedianya tenaga medis dan non medis yang terlatih.
4) Tersedianya sarana dan prasarana yang diperlukan.
2. Sasaran kebijakan pelayanan paliatif
a) Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga,
lingkungan yang memerlukan perawatan paliatif di mana
pun pasien berada di seluruh Indonesia.
b) Pelaksana perawatan paliatif : dokter, perawat, tenaga
kesehatan lainnya dan tenaga terkait lainnya.
c) Institusi-institusi terkait, misalnya:
1) Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan
kabupaten/kota
2) Rumah Sakit pemerintah dan swasta
3) Puskesmas
4) Rumah perawatan/hospis
5) Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain.
3. Lingkup Kegiatan Palliative Care
a) Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi :
1) Penatalaksanaan nyeri.
2) Penatalaksanaan keluhan fisik lain.
3) Asuhan keperawatan
4) Dukungan psikologis
5) Dukungan sosial
6) Dukungan kultural dan spiritual
7) Dukungan persiapan dan selama masa
dukacita (bereavement).

b) Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap, rawat


jalan, dan kunjungan/rawat rumah.
4. Aspek Medikolegal Dalam Perawatan Paliatif
a) Persetujuan tindakan medis/informed
consent untuk pasien paliatif.
b) Resusitasi/Tidak resusitasi pada pasien
paliatif
c) Perawatan pasien paliatif di ICU
d) Masalah medikolegal lainnya pada
perawatan pasien paliatif
5. Sumber Daya Manusia
a)Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga
kesehatan, pekerja sosial, rohaniawan, keluarga,
relawan.
b) Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah
telah mengikuti pendidikan/pelatihan
perawatan paliatif dan telah mendapat sertifikat.
c) Pelatihan
d) Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif
(ilmu kedokteran paliatif, ilmu keperawatan
paliatif).
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan paliatif adalah sistem perawatan
terpadu yang bertujuan meningkatkan kualitas
hidup, dengan cara meringankan nyeri dan
penderitaan lain, memberikan dukungan
spiritual dan psikososial mulai saat diagnosa
ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan
terhadap keluarga yang kehilangan/berduka.
B. Saran
Bagi pembaca makalah ini penulis
menyarankan supaya kita semua selalu
menerapkan pola gaya hidup yang baik dan
menyehatkan. Meningitis dapat terjadi pada
orang yang kurang peduli terhadap kebersihan
lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2010). Proyek CPP-Indonesian Aged Care Project “Memahami Perawatan
Paliatif.http://indonesianwelfare.org.au/dmdocuments/CPP/Articles/Perawatan_Paliatif_Jun
e_2010.pdf. Diakses tanggal 17 Mei 2013.

Ferrell, B.R. & Coyle, N. (2010). Oxford Textbook of palliative nursing 3nd ed. New York : Oxford
University Press Nugroho, Agung.(2011). Perawatan Paliatif Pasien Hiv /
Aids. http://www.healthefoundation.eu/blobs/hiv/73758/2011/27/palliative_care.pdf.Diaks
es tanggal 17 Mei 2013.

Menkes RI.(2007). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :


812/Menkes/Sk/Vii/2007 Tentang Kebijakan Perawatan Paliatif Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.http://spiritia.or.id/Dok/skmenkes812707.pdf. Diakses tanggal 17 Mei 2013.
Read more at: http://wanthyan-chan.blogspot.com/2013/12/oke.html
Copyright www.wanthyanchan.blogspot..com Under Common Share Alike Atribution

Anda mungkin juga menyukai