Anda di halaman 1dari 2

F4 – Penyuluhan Pengetahuan Stunting

Latar Belakang
Kondisi balita pendek atau disebut juga dengan stunting merupakan salah satu masalah gizi
pada balita yang terjadi sekarang. Pada tahun 2017, sekitar 22,2% atau sekitar 150,8 juta
balita di dunia mengalami stunting. Setengah dari jumlah tersebut berasal dari Asia (55%).
Stunting adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika
dibandingkan dengan umur. Kondisi tersebut diukur dengan panjang atau tinggi badan lebih
dari minus dua standar deviasi median dari kurva standar pertumbuhan anak WHO.
Permasalahan ini merupakan masalah kesehatan kronis yang disebabkan oleh berbagai faktor,
diantaranya gizi ibu saat hamil, masalah kesehatan pada saat bayi, asupan gizi pada bayi,
serta lingkungan.
Masalah stunting di Indonesia perlu mendapatkan perhatian khusus. Berdasarkan data
Pemantauan Status Gizi (PSG), terjadi peningkatan prevalensi balita pendek dari tahun 2016
yaitu 27,5% menjadi 29,6% pada tahun 2017. Kondisi kesehatan sebelum dan saat kehamilan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dan menjadi faktor risiko dari kejadian
stunting. Selain itu keadaan ibu hamil terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan, dan
jarak kelahiran terlalu dekat juga merupakan faktor yang memperberat kehamilan. Asupan
nutrisi yang diterima sejak bayi juga menentukan pertumbuhannya termasuk risiko terjadi
stunting. Inisiasi menyusui dini (IMD), ASI eksklusif selama 6 bulan, dan pemberian
makanan pendamping ASI perlu diperhatikan kuantitas, kualitas, serta keamanannya. Kondisi
sosial ekonomi dan sanitasi dari lingkungan tempat tinggal juga berkaitan dengan kejadian
stunting.
Permasalahan
Masalah stunting di Indonesia perlu mendapatkan perhatian khusus. Berdasarkan data
Pemantauan Status Gizi (PSG), terjadi peningkatan prevalensi balita pendek dari tahun 2016
yaitu 27,5% menjadi 29,6% pada tahun 2017. Permasalahan ini merupakan masalah
kesehatan kronis yang disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya gizi ibu saat hamil,
masalah kesehatan pada saat bayi, asupan gizi pada bayi, serta lingkungan.
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diadakan intervensi terkait pengetahuan seputar
stunting. Intervensi dapat dilakukan dengan cara penyuluhan kesehatan baik di dalam
maupun di luar gedung. Penyuluhan di dalam gedung dilakukan di Puskesmas dengan sasaran
pasien yang sedang berkunjung. Sementara penyuluhan di luar gedung dapat dilakukan di
Posyandu, sekolah, maupun saat kunjungan rumah. Intervensi yang dilakukan adalah
penyuluhan kesehatan di RW 11 Kelurahan Harjamukti, Kota Cirebon.
Pelaksanaan
Penyuluhan kesehatan dilaksanakan pada hari Sabtu, 20 Juli 2019 bertempat di RW 11,
Kelurahan Harjamukti, Kota Cirebon. Penyuluhan ini dibawakan oleh dokter intership,
diikuti oleh ibu-ibu yang memiliki balita. Disela-sela materi yang disampaikan, pemateri
memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya langsung apabila ada materi yang tidak
dimengerti.
Monitoring dan Evaluasi
Peserta yang mengikuti penyuluhan tersebut sekitar 15 orang. Penyuluhan berlangsung
selama 45 menit. Selama penyuluhan berlangsung, peserta menyimak dengan antusias.
Penyampaian materi juga dilakukan secara 2 arah agar masyarakat dapat lebih menyimak
materi yang ingin disampaikan dan agar mengetahui sejauh mana pemahaman peserta
mengenai stunting. Setelah diberikan penyuluhan dilanjutkan diskusi tanya jawab.
Keterbatasan dari kegiatan ini adalah kondisi yang kurang kondusif.

Anda mungkin juga menyukai