Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia dan harus diwujudkan
sepanjang hidup. Tanpa pendidikan, manusia tidak bisa berkembang. Pendidikan tidak hanya
memberikan berbagai pengetahuan untuk mengingat atau lebih mengembangkan kemampuan
kognitif. Tetapi pendidikan berusaha untuk mengembangkan kepribadian anak-anak secara
penuh sehingga mereka dapat beradaptasi dan memikul tanggung jawab sosial. Oleh karena
itu, selain mahir dalam ilmu pengetahuan, juga harus mendampingi panutan dan praktik di
antara semua orang di sekitar, orang tua, guru, dan masyarakat.
Revolusi di bidang komunikasi dan teknologi informasi telah mempengaruhi hampir semua
aspek kehidupan manusia modern, termasuk di bidang pendidikan, dengan munculnya istilah-
istilah seperti e-learning, e-book hingga e-education. Revolusi ini juga berdampak pada
paradigma pendidikan “tempat” belajar, dimana gedung pengajaran yang didirikan di atas
atap dan tembok menjadi semakin tidak populer karena manusia dapat belajar dimana saja
dengan bantuan teknologi. Hal terpenting disini adalah interaksi antara manusia dengan
subjek, serta proses perkembangan keilmuan, pemahaman dan penguasaan. Oleh karena itu,
kegiatan belajar masyarakat berbeda. Selain itu, siswa harus dianggap sebagai makhluk yang
energik, sehingga mereka harus diberi kesempatan untuk menentukan harapan dan tujuan
mereka sendiri, dan guru (pendidik) memiliki peran yang lebih besar dalam pembinaan,
bimbingan dan pendampingan. Bukan hanya gurunya yang paling tahu. Dengan demikian,
pembelajaran harus berpusat pada siswa (berpusat pada anak) daripada mengandalkan buku
teks atau metode pengajaran secara tekstual.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengajukan makalah yang berjudul
“Hakikat Belajar” yang selanjutnya dapat memperjelas makna dan hakikat pembelajaran
termasuk perubahan,bentuk belajar,tahapan belajar dan faktor yang mempengaruhi belajar.