Anda di halaman 1dari 2

Nama :Umniyah Salma Fathin

NIM : 18505241012
RADEN SOSRO AJI
Sinopsis :
“Aku tak peduli, aku tak mau darahku dicemari oleh darah bukan
keturunanku. Aku ini priyayi berdarah murni dan tidak seperti kalian yang kotor.”
Kecelakaan itu membuat Raden Sosro Aji mengeluarkan darah yang
sangat banyak, yang mengharuskannya untuk mendapatkan transfusi darah
secepatnya. Namun, bukan Raden Sosro Aji namanya jika tidak keras kepala dan
tinggi hati. Raden Sosro Aji adalah sosok keturunan murni dari para leluhur
Kerajaan Mataram. Keluarga Raden Sosro Aji merupakan keluarga terkaya di
desanya. Mereka, keluarga priyayi mengaku memiliki darah murni yang mana
membuat pemikiran bahwa keturunannya harus menikah dengan keturunan
priyayi juga, dengan alasan untuk menjaga darah murninya tidak ternoda jika
menikah dengan rakyat jelata.
Raden Sosro Aji berusaha mencabut infus di tangan kiri tapi dicegah
dokter itu.  Prinsipnya begitu kuat dipegang hingga tekanan darah meningkat,
Raden Sosro Aji pingsan kembali.
Kritik terhadap cerita :
Menurut saya, kelebihan pada cerpen ini adalah alur pada cerpen ini lebih
sederhana dan konflik yang disajikan cukup menarik karena kemampuan
pengarang yang berupaya menjaga rasa penasaran pembaca agar membaca sampai
akhir cerita. Tetapi, konflik yang terjadi hanya berpusat pada satu klimaks saja.
Cerita ini ringkas, sehingga bisa dibaca sekali duduk tanpa menyita banyak waktu.
Amanat pada ending cerita yang disampaikan cukup menarik dan out of the box.
Namun, cerpen ini juga memiliki kekurangan, di antaranya adalah pada
cerpen, karakter tokoh tidak dijelaskan secara mendalam sehingga dibutuhkan
kemampuan khusus bagi pembaca untuk menafsirkannya. Ruang gerak atau
setting terbatas, Menurut saya ending dari cerita ini cukup out of the box namun
jika dilihat dari segi kenyataan sangat tidak mungkin dan tidak dianjurkan dalam
medis.
Kritik terhadap Bahasa dan tanda baca :
Kelebihan bahasa yang digunakan adalah permainan diksi yang tepat dan
bahasa yang digunakan cukup sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca
untuk membangun suasana.
Pada cerpen ini terdapat beberapa penulisan kata yang tidak sesuai dengan kaidah
PUEBI, seperti contohnya kata “kuatir” yang seharusnya kata bakunya adalah ditulis
“khawatir”. Terdapat pula kesalahan penulisan kata depan yang tidak sesuai, yakni pada
kata “disana” yang seharusnya penulisan yang benar adalah “di sana”, juga pada kata
“disampingnya” yang seharusnya penulisan yang benar adalah “ di sampingnya”.
Kesimpulan :
Meskipun cerita “Raden Sosro Aji” terdapat beberapa kekurangan dalam segi
cerita maupun segi Bahasa, namun cerpen ini termasuk bahan bacaan yang menarik untuk
dibaca, untuk kalangan remaja hingga dewasa. Melalui cerpen ini pengarang
menitikberatkan inti cerita pada sebuah nilai kehidupan sehari-hari, yaitu tokoh utama,
Raden Sosro Aji digambarkan sebagai sosok yang memiliki perangai buruk yang dapat
diambil amanat, yakni jangan tinggi hati dan keras kepala.

Anda mungkin juga menyukai