Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN

KEGIATAN
DIII K eperawatan STASE
KEPERAWATAN KMB I

OLEH
Lila Windasari
180323047

STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2020- 2021


==================================================
STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA
Kampus: Jl. Kubah Putih No.7 Rt.001/014 Kel,Jatibening
Kec.Pondok Gede Kota Bekasi
 : 021-8690.1352
email: stikes_abdinusantara@yahoo.com
profesinersabnus@gmail.com

i
BUKTI BIMBINGAN KEGIATAN PRAKTEK PKK 1 KMB 1
STASE KEPERAWATAN KMB
STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

NamaMahasiswa : LILA WINDASARI


NamaPembimbing : Ns.Ely Indawati,S.Kep,M.Kep

NO Hari/ Tgl Pukul Sarana Materi Bimbingan TANDA


Media TANGAN
PEMBIMBING
1. Sabtu, 06/02/2021 13.00- Zoom - Paparan LP Pneumonia
14.00 meeting
WIB
2. Senin , 08/02/2021 13.00- Zoom - Paparan LP Efusi Pleura
14.00 meeting - Paparan LP PPOK
WIB
3. Rabu , 10/02/2021 13.00- Zoom - Paparan LP Ca Paru
14.00 meeting - Paparan LP TB Paru
WIB
4. Senin , 15/02/2021 13.00- Zoom - Paparan LP GGK
14.00 meeting - Paparan LP BPH
WIB
5. Rabu , 17/02/2021 13.00- Zoom - Paparan LP ISK
14.00 meeting - Membahas soal-soal UKOM
WIB
6. Senin , 22/02/2021 13.00- Zoom - Paparan LP GGA
14.00 meeting - Membahas soal-soal UKOM
WIB
7. Rabu , 24/02/2021 13.00 s/d Zoom - Responsi minggu terakhir
selesai meeting

NAMA PEMBIMBING

II
Kegiatan PKK 1 Stase KMB dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN HEMOROID PADA
TN. B ini telah dibimbing oleh dosen pembimbing Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi
Nusantara Jakarta

Jakarta, 24 februari 2021

Pembimbing I

(Ns. Ely Indawati, S.Kep. M.Kep)

KATA PENGANTAR

III
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga kegiatan praktek profesi ners dapat diselesaikan
dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN HEMOROID PADA TN. B telah
dibimbing oleh dosen pembimbing STIKes Abdi Nusantara Jakarta sebagai salah satu
syarat dalam memenuhi kegiatan PKK 1 pdi Program Studi D3 Keperawatan STIKes
Abdi Nusantara Jakarta.
Dalam penyusunan kegiatan parktek profesi ners ini banyak mendapatkan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penyusun menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Ns. Ely Indawati, S.Kep. M.Kep Sebagai Dosen Pembimbing Stase KMB

DAFTAR ISI

IV
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

LEMBARNAMA PEMBIMBING .................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ….................................................................................................. iii

DAFTAR ISI ……………................................................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... v

LAPORAN PENDAHULUAN
1. Teori Hemoroid .............................................................................................. 1
2. Askep Hemoroid …………………………………………………………….. 19

LAPORAN KASUS
1. Pengkajian ……...................................................................................................... 19
2. Diagnosa Keperawatan ……………………………………………........................ 33
3. Perencanaan ............................................................................................................ 34
4. Pelaksanaan& Evaluasi ……………………………………………………………. 39

DAFTAR PUSTAKA

V
1. PENGERTIAN

Hemoroid atau lebih dikenal sebagai wasir atau ambeien, bukan merupakan suatu

keadaan yang patologis. Hemoroid berasal dari kata ‘’haima’’ dan ‘’rheo’’ yang

dalam ilmu medis berarti pelebaran pembuluh darah (Sudarsono, 2015).

Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena di dalam pleksus hemoroidalis.

Walaupun kondisi ini merupakan suatu kondisi fisiologis, tetapi karena sering

menyebabkan keluhan pada pasien sehingga memberikan manifestasi untuk diberikan

intervensi (Muttaqin & Sari, 2011).

Hemoroid adalah suatu keadaan ketika terdapat bantalan-bantalan vascular yang

menonjol di pertemuan anus dan rektum (anorectal junction). Kondisi ini

berhubungan dengan peningkatan intraluminal yang tinggi sehingga anus terlihat

menonjol dan kongestif dan bahkan dapat disertai prolaps dan ulserasi (Simon, 2014).

Hemoroid merupakan suatu penyakit yang berbahaya dan dapat mengganggu

aktivitas sehari-hari sehingga menyebabkan penurunan kualitas hidup seseorang,

hemoroid juga cenderung memburuk dari tahun ke tahun (Safyudin & Damayanti,

2017).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hemoroid merupakan suatu

keadaan yang patologis, pelebaran vena-vena di dalam pleksus hemoroidalis yang

menyebabkan peningkatan tekanan intraluminal sehingga anus terlihat menonjol

1
Gambar 2. 1 Gambaran Hemoroid

2. ETIOLOGI

Kondisi hemoroid biasanya tidak berhubungan dengan kondisi medis atau

penyakit, namun ada beberapa predisposisi penting yang dapat meningkatkan resiko

terjadinya hemoroid seperti berikut ( (Muttaqin & Sari, 2011).

 Peradangan pada usus

Penyakit crohn adalah proses inflamasi kronis yang dapat mengenai bagian saluran

gastrointestinal manapun, tetapi yang paling umum menyerang ileum terminal,

penyakit ini secara karakteristik melibatkan semua lapisan dinding usus (transmural)

(Sodikin, 2011).

 Keturunan

Adanya kelemahan dinding vena di daerah anorektal yang didapat sejak lahir

akan memudahkan terjadinya hemoroid setalah mendapatkan paparan tambahan seperti

mengejan terlalu kuat atau terlalu lama, dan kontipasi. Hubungan antara riwayat

penyakit keluarga dimasa lalu tidak memiliki hubungan yang relevan dengan

kejadian hemoroid, akan tetapi kebiasaan yang telah dilakukan oleh anggota keluarga
2
memiliki peranan yang sangat berpengarah bagi anggota keluarga lainnya (Ulima,

2012)

 Konsumsi makanan rendah serat

Diet rendah serat dapat menyebabkan fases menjadi kecil dan keras yang dapat

menyebabkan mengejan pada saat buang air besar. Makanan yang mengandung serat

akan mempercepat produksi fases, semakin banyaknya makanan yang masuk

kedalam tubuh juga mempengaruhi proses defekasi (Afifah Muthmainnah, Masrul,

2015).

 Obesitas

Obesitas adalah suatu keadaan dimana terdapat penimbunan lemak secara

berlebihan. Obesitas menjadi faktor resiko terjadinya berbagai penyakit, salah

satunya yaitu hemoroid. Hemoroid terjadi karena sirkulasi darah yang buruk pada

penderita obesitas adalah salah satu masalah yang berefek pada kesehatan sel dan

kesehatan vascular. Karena adanya peningkatan tekanan abdominal abdominal dan

tekanan pada daerah pelvic pada vena yang ada dianus (Halik, 2017).

 Lama duduk

Hemoroid biasnya ditandai dengan rasa gatal dan panas dianus disertai kesulitan

buang air besar. Hal ini disebabkan oleh pelebaran atau pembesaran pembuluh vena

di daerah poros usus atau sekitar dubur akibat tekanan yang terus menerus karena

duduk yang terlalu lama lebih tanpa mengganti posisi atau dengan istirahat dapat

meningkatkan tekanan intra abdominal (Fridolin, Saleh, & Hernawan, 2015). Duduk

lama pada saat buang air besar juga dapat meningkatkan resiko terjadinya hemoroid.

Pemakaian toilet duduk menyebabkan posisi usus dan anus tidak dalam posisi tegak.

Sehingga menyebabkan tekanan dan gesekan pada vena di daerah rektum dan anus

(Muttaqin & Sari, 2011).

 Mengejan dan kontipasi


3
Kontipasi adalah kondisi dimana fases menjadi lebih keras sehingga susah

dikeluarkan melalui anus dan menimbulkan rasa tidak nyaman pada rektum (Kartika

Sari & Wirjatmadi, 2018). Kontipasi merupakan pelannya pergerakan fases melalui

usus besar yang disebabkan oleh tinja yang kering dan keras pada colon descenden

yang menumpuk karena absorsi cairan yang berlebihan. Pada kontipasi diperlukan

waktu mengejan terlalu lama membuat tekanan yang keras sehingga menyebab

hemoroid (Ulima, 2012)

 Alkohol

Pada penelitian yang dilakukan oleh (Fridolin, Saleh, & Hernawan, 2014).

Alkohol dapat menyebabkan tubuh lebih banyak kehilangan air. Alkohol

menghentikan produksi anti diuretic hormone, yang dapat menyebabkan seseorang lebih

sering berkemih, hal ini dapat menyebabkan dehidrasi. Alkohol juga menarik air dari

fases sehingga dapat memicu terjadinya konstipasi, selain itu terlalu banyak

mengkomsumsi alkohol juga dapat menyebabkan diare yang juga dapat

meningkatkan resiko terjadinya hemoroid.

3. Manifestasi Klinis

Menurut Kardiyudiani & Susanti (2019), tanda dan gejala umum hemoroid

meliputi:

a. Perdarahan tanpa rasa sakit saat buang air besar

b. Gatal atau iritasi di daerah anus

c. Nyeri atau ketidaknyamanan


d. Pembengkakan di sekitar anus

e. Benjolan dekat anus, yang mungkin sensitif atau menyakitkan

(wasir trombosis)

4
4. PATOFISIOLOGI

Hemoroid umumnya menyebabkan gejala ketika mengalami pembesaran,

peradangan, atau prolaps. Diet rendah serat menyebabkan bentuk feses

menjadi kecil, yang bisa mengakibatkan kondisi mengejan selama BAB.

Peningkatan tekanan ini menyebabkan pembengkakan dari hemoroid,

kemungkinan gangguan oleh venous rectum. Kehamilan atau obesitas

memberikan tegangan abnormal dari otot sfingter internal juga dapat

menyebabkan masalah hemoroid, mungkin melalui mekanisme yang sama.

Penurunan venous return dianggap sebagai mekanisme aksi. Kondisi terlalu

lama duduk di toilet (atau saat membaca) diyakini menyebabkan penurunan

relatif venous return di daerah perianal (yang disebut dengan efek tourniquet),

mengakibatkan kongesti vena dan terjadilah hemoroid. Kondisi penuaan

menyebabkan melemahnya struktur pendukung, yang memfasilitasi prolaps

(Muttaqin & Sari, 2011).

Mengejan dan konstipasi telah lama dianggap sebagai penyebab dalam

pembentukan hemoroid. Pasien yang melaporkan hemoroid memiliki tonus

kanal istirahat lebih tinggi dari biasanya. Tonus istirahat setelah

hemorrhoidektomi lebih rendah dari pada sebelum prosedur. Perubahan dalam

tonus istirahat adalah mekanisme aksi dilatasi (Muttaqin & Sari, 2011).

Hipertensi portal telah sering disebutkan dalam hubungannya dengan

hemoroid. Perdarahan masif dari hemoroid pada pasien dengan hipertensi

portal biasanya bersifat masif. Varises anorektal merupakan kondisi umum

pada pasien dengan hipertensi portal. Varises terjadi di midrektum, di antara

sistem portal dan vena inferior rektal. Varises terjadi lebih sering pada pasien

yang nonsirosis dan mereka jarang mengalami perdarahan (Muttaqin & Sari,

5
2011).

Kondisi hemoroid dapat memberikan berbagai manifestasi klinis berupa

nyeri dan perdarahan anus. Hemoroid interna tidak menyebabkan sakit karena

berada di atas garis dentate dan tidak ada inervasi saraf. Namun, mereka

mengalami perdarahan, prolaps dan sebagai hasil dari deposisi dari suatu

iritasi ke bagian sensitif kulit perianal sehingga menyebabkan gatal dan iritasi.

Hemoroid internal dapat menghasilkan rasa sakit perianal oleh prolaps dan

menyebabkan spasme sfingter di sekitar hemoroid. Spasme otot ini

mengakibatkan ketidaknyamanan sekitar anus. Kadang perdarahan hemoroid

yang berulang dapat berakibat timbulnya anemia berat (Muttaqin & Sari,

2011).

Hemoroid eksternal menyebabkan trombosis akut yang mendasari vena

hemoroid eksternal dapat terjadi. Konsisi hemoroid eksternal juga

memberikan manifestasi kurang higienis akibat kelembapan dan rangsangan

akumulasi mukus (Muttaqin & Sari, 2011).

6
7
8
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), pemeriksaan penunjang pada
hemoroid yaitu sebagai berikut :
 Pemeriksaan colok anus
Diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rectum.
Pada hemoroid interna tidak dapat diraba sebab tekanan vena di
dalamnya tidak cukup tinggi dan biasanya tidak nyeri.
 Anoskopi
Diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang tidak menonjol
keluar.
 Proktosigmoidoskopi
Untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh proses
radang atau proses keganasan di tingkat yang lebih tinggi.
Penatalaksanaan Medis
Menurut Kardiyudiani & Susanti (2019), penatalaksanaan medis pada
hemoroid sebagai berikut :
 Pengobatan di rumah
a) Konsumsi makanan berserat tinggi
b) Menggunakan perawatan topikal. Oleskan krim wasir atau supositoria
yang mengandung hidrokortison
c) Merendam anus secara teratur dalam air hangat
d) Menjaga kebersihan area anal
e) Menempatkan kompres es
f) Mengonsumsi pereda nyeri oral
Pasien dapat menggunakan acetaminophen, aspirin, atau ibuprofen
sementara untuk membantu meringankan ketidaknyamanan.
 Obat – obatan
Jika hemoroid hanya menimbulkan ketidaknyamanan ringan, maka terapi
yang diberikan yaitu pemberian krim, salep, supositoria, atau bantalan.
Thrombectomy hemoroid eksternal
Jika gumpalan darah (trombosis) telah berbentuk pada wasir eksternal, dokter
dapat menghilangkan bekuan dengan sayatan dan drainase sederhana.
 Prosedur minimal invasif
Untuk perdarahan persisten atau wasir yang menyakitkan, dokter dapat
9
merekomendasikan salah satu prosedur minimal invasif lain yang tersedia,
meliputi ligasi karet gelang, injeksi (skleroterapi), dan koagulasi (inframerah,
laser, dan bipolar).
 Prosedur operasi
Jika prosedur lain tidak berhasil atau pasien memiliki wasir yang parah,
dokter dapat merekomendasikan prosedur pembedahan berupa
hemoroidektomi.

Perawatan perioperatif menurut Rosdahl & Kowalski (2017)


1. Persiapan pre operasi
Sebelum pembedahan, dokter bedah atau dokter anestesiologi
menuliskan program yang diindikasikan dengan pasti apa obat dan persiapan
fisik yang diperlukan pasien. Penting untuk mengajarkan pasien
melaksanakan program praoperasi yang tepat, karena hal tersebut akan
memengaruhi kesuksesan pembedahan. Sambil mengajarkan asuhan
praoperasi, ingat perasaan pasien dan keluarga serta perlunya mereka untuk
ditenangkan. Dalam pembedahan darurat, periode praoperasi mungkin
sangat singkat. Dalam keterbatasan ini, ingat untuk memberikan dukungan
emosional ke semua pasien.
Menjelaskan apa yang akan terjadi selama dan setelah pembedahan paling
membantu dalam mempersiapkan pasien dan keluarga. Mereka yang
memahami prosedur ini biasanya lebih rileks dan kooperatif. Informasikan
pasien dan keluarga tentang apa yang diharapkan ketika pasien kembali dari
ruang operasi. Ajarkan pasien bagaimana melakukan latihan pernapasan.
2. Pasca operasi
Hampir semua rumah sakit memiliki sebuah ruangan atau deretan
ruangan yang dibuat di samping untuk perawatan pasien sesaat setelah
pembedahan. Berbagai nama digunakan untuk mengidentifikasi area ini,
termasuk unit perawatan pascaanestesia (postanesthesia care unit, PACU).
Pasien secara cermat dipantau di PACU sampai ia pulih dari anestesia dan
bersih secara medis untuk meninggalkan unit. Pemantauan spesifik termasuk
ABC dasar kehidupan.
Pada saat pasien kembali dari PACU ke area penerimaan rawat jalan atau
ke unit keperawatan, pasien biasanya terjaga dan menyadari sejumlah
10
ketidaknyamanan. Nyeri biasanya merupakan ketidaknyamanan pertama
pascaoperasi yang disadari oleh pasien. Nyeri dievaluasi setiap kali tanda
vital yang lain diukur. Nyeri biasanya paling berat sesaat setelah pasien pulih
dari anestesi.

7. KOMPLIKASI
Menurut Haryono (2012), komplikasi hemoroid yang paling sering terjadi adalah :
a) Perdarahan, dapat sampai dengan anemia
b) Trombosis (pembekuan darah dalam hemoroid)
c) Hemoroidal strangulasi adalah hemoroid yang prolaps dengan suplai darah
dihalangi oleh sfingterani

8. PENCEGAHAN
a) Mengkonsumsi makanan kaya akan serat
b) Perbanyak minum air putih
c) Jangan mengejan berlebihan jika bab
d) Olahraga teratur
e) Hindari duduk terlalu lama
f) Jangan menunda BAB
g) Hindari mengangkat benda berat
h) Jika hamil, posisi tidur miring

9. ASKEP TEORI
1. Pengkajian
Menurut Muttaqin & Sari (2011), pada pengkajian anamnesis didapatkan sesuai
dengan kondisi klinik perkembangan penyakit.
A. Keluhan utama
yang lazim didapatkan adalah nyeri, perdarahan pada anus, dan
merasa ada benjolan di sekitar anus. Keluhan nyeri yang hebat jarang sekali
ada hubungannya dengan hemoroid interna dan hanya timbul pada hemoroid
eksterna yang mengalami trombosis.
B. Pengkajian riwayat penyakit dahulu,

11
perawat menanyakan faktor predisposisi yang berhubungan dengan hemoroid,
seperti adanya hemoroid sebelumnya, riwayat peradangan pada usus, dan riwayat
diet rendah serat.
C. Pada pengkaj ian psikososial
akan didapatkan peningkatan kecemasan, serta perlunya pemenuhan
informasi, intervensi keperawatan, pengobatan, dan rencana pembedahan.
D. Pemeriksaan survei umum
bisa terlihat sakit ringan, sampai gelisah akibat menahan sakit. TTV bisa
normal atau bisa didapatkan perubahan, seperti takikardi, peningkatan pernapasan.
E. Pemeriksaan anus
untuk melihat adanya benjolan pada anus, kebersihan dan adanya ulserasi di
sekitar anus. Pemeriksaan colok anus, hemoroid interna tidak dapat diraba sebab
tekanan vena di dalamnya tidak cukup tinggi, dan biasanya tidak nyeri. Colok
anus diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.
Menurut Haryono (2012), pengkajian pada hemoroid sebagai berikut :
a) Riwayat kesehatan
Apakah ada rasa gatal, terbakar dan nyeri selama defekasi? Adakah
nyeri abdomen? Apakah terdapat perdarahan pada rektum? Bagaimana
pola eliminasi? Apakah sering menggunakan laksatif?
b) Riwayat diet
Bagaimana pola makan pasien? Apakah pasien mengkonsumsi
makanan yang mengandung serat?
c) Riwayat pekerjaan
Apakah pasien melakukan pekerjaan yang memerlukan duduk
atau berdiri dalam waktu lama?
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Muttaqin & Sari (2011), diagnosa keperawatan yang muncul
adalah :
 Nyeri berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan, respon
pembedahan.
Menurut PPNI (2016), definisi nyeri adalah pengalaman sensorik
atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau
fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan
hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. Batasan karakteristik
12
nyeri akut adalah yang pertama data mayor yaitu tampak meringis,
gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur dan data minor yaitu
tekanan darah meningkat, pola napas berubah, nafsu makan berubah.

 Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya port de entree


lukapascabedah
Menurut PPNI (2016), definisi risiko infeksi adalah berisiko
mengalami peningkatan terserang organisme patogenik. Faktor risikonya
yaitu penyakit kronis, efek prosedur invasif, malnutrisi, peningkatan
paparan organisme patogen lingkungan, ketidakadekuatan pertahanan
tubuh primer, ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder.
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
 tubuhberhubungan dengan intake makanan yang kurang adekuat
Menurut Heather (2015), definisi ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme. Batasan karakteristik
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah berat
badan 20% atau lebih di bawah rentang berat badan ideal, kelemahan otot
pengunyah, ketidakmampuan memakan makanan, kurang informasi,
kurang minat pada makanan, membran mukosa pucat.
Menurut Haryono (2012), komplikasi hemoroid yang paling sering
terjadi adalah :
a.Perdarahan, dapat sampai dengan anemia
b.Trombosis (pembekuan darah dalam hemoroid)
c.Hemoroidal strangulasi adalah hemoroid yang prolaps dengan
suplai darah dihalangi oleh sfingterani
d. Kecemasan berhubungan dengan prognosis penyakit, rencana
pembedahan
Menurut PPNI (2016), definisi ansietas/kecemasan adalah
kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap
obyek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya
yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk
menghadapi ancaman. Batasan karakteristik ansietas adalah
yang pertama data mayor yaitu merasa bingung, merasa
13
khawatir, sulit berkonsentrasi, tampak gelisah, sulit tidur dan
data minor yaitu mengeluh pusing, muka tampak pucat, kontak
mata buruk
2. Rencana Keperawatan

Tabel 2.1

Rencana Keperawatan pada Pasien Perioperatif


Hemoroid

Rencana Keperawatan
No Dx. Kep
Tujua Intervensi
n
1 2 3 4
1. Nyeri akut b.d Kontrol nyeri Manajemen nyeri
kerusakan integritas Kriteria hasil : 1. Lakukan pengkajian nyeri
jaringan, respon 1. Pasien dapat secara konprehensif
pembedaha n mengatasi termasuk lokasi,
nyeri saat karakteristik, kualitas dan
nyeri timbul faktor presipitasi
2. Tidak 2. Observasi reaksi non

tampak verbal dari


meringis ketidaknyamanan
menahan 3. Gunakan teknik

sakit relaksasi untuk


3. Menggunaka mengatasi nyeri
n tindakan
pengurangan
nyeri tanpa
analgesik

1 2 3 4

14
4. Melaporkan 4. Kontrol
nyeri yang lingkungan yang dapat
terkontrol mempengaruhi nyeri, suhu
ruangan, pencahayaan dan
kebisingan
5. Kurangi faktor
presipitasi nyeri
6. Anjurkan rendam air
hangat

Pemberian analgesik
1. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas dan
keparahan nyeri sebelum
mengobati pasien
2. Cek perintah
pengobatan meliputi
obat, dosis, dan
frekuensi obat
analgesik yang
diresepkan
3. Cek adanya riwayat
alergi obat
4. Pilih rute intravena
daripada rute
intramuskular, untuk
injeksi pengobatan nyeri
yang sering
5. Monitor tanda vital
sebelum dan setelah
memberikan analgesik

1 2 3 4

15
Aplikasi panas/dingin
1. Jelaskan

penggunaan aplikasi panas


atau dingin, alasan perawatan,
dan bagaimana hal tersebut
akan mempengaruhi gejala
pasien
2. Pertimbangkan
ketersediaan dan kondisi
kerja yang aman dari
semua peralatan yang
digunakan
3. Pertimbangkan
kondisi kulit
4. Tentukan waktu untuk
semua aplikasi dengan
hati-hati
5. Evaluasi dan
dokumentasikan respon
terhadap aplikasi panas
dan
dingin
2. Risiko tinggi infeksi Keparahan infeksi Perlindungan infeksi
berhubunga n dengan Kriteria hasil : 1. Monitor adanya tanda
adanya port de entree 1. Tidak demam dan gejala infeksi
luka pascabedah sistemik dan lokal
2. Tidak
2. Monitor
hipotermia
kerentanan terhadap infeksi
3. Tidak
3. Batasi jumlah
nyeri
pengunjung, yang sesuai
4. Pertahankan
asepsis untuk pasien berisiko

1 2 3 4
16
5. Tingkatkan asupan nutrisi
yag cukup
6. Ajarkan pasien dan anggota
keluarga bagaimana cara
menghindari infeksi
7. Berikan perawatan kulit
yang tepat untuk area yang
mengalami edema

Perawatan daerah (area)


sayatan
1. Periksa daerah sayatan
terhadap kemerahan,
bengkak
2. Catat karakteristik drainase
3. Monitor proses
penyembuhan di daerah
sayatan
4. Bersihkan daerah sekitar
sayatan
5. Bersihkan mulai dari area
yang bersih ke area yang
kurang bersih
6. Monitor sayatan
untuk tanda dan gejala infeksi
3. Ketidaksei mbangan Status nutrisi Manajemen nutrisi
nutrisi kurang dari 1. Asupan 1. Tawarkan makanan
kebutuhan tubuh makanan baik ringan yang padat gizi
berhubunga n dengan 2. Atur diet yang
2. Asupan
intake diperlukan
cairan baik
3. Asupan 3. Identifikasi adanya alergi

gizi baik

17
1 2 3 4
makanan yang kurang 4. Tentukan jumlah kalori
adekuat dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan
gizi
5. Lakukan atau bantu
pasien terkait dengan
perawatan mulut
sebelum makan
6. Ciptakan lingkungan
yang optimal pada saat
mengonsumsi
makanan
4. Kecemasan Tingkat kecemasan Pengurangan kecemasan
berhubunga n dengan Kriteria hasil : 1. Gunakan pendekatan
prognosis penyakit, 1. Dapat yang tenang dan
rencana pembedaha n meyakinkan
beristirahat
2. Berada di sisi pasien untuk
2. Perasaan
meningkatkan rasa aman
gelisah tidak
dan mengurangi ketakutan
ada
3. Dorong keluarga untuk
3. Tidak ada
mendampingi pasien
rasa takut
4. Instruksikan pasien untuk
yang
menggunakan teknik
disampaikan
relaksasi
4. Rasa cemas
5. Kaji tanda verbal dan non
yang
verbal
disampaika
kecemasan
n secara
lisan tidak
ada

18
Nama Mahasiswa : lila windasasi
NIM : 180323047

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

Tanggal MRS : 15/02/2021 Jam Masuk : 18.00 WIB


Tanggal Pengkajian : 17/02/2021 No. RM : 256224
Jam Pengkajian : 11.00 WIB Diagnosa Masuk : hemoroid
Hari rawat ke :2

IDENTITAS
1. Nama Pasien : Tn. B
2. Umur : 48 Th
3. Suku/ Bangsa: Jawa / Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Swasta
7. Alamat : jl.tambun selatan rt.004/08 no.91 cakung
8. Sumber Biaya : tabungan

19
KELUHAN UTAMA
Keluhan utama: pasien BAB mengeluarkan darah dan terdapat benjolan pada anus
serta nyeri pada anus
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Riwayat Penyakit Sekarang: sejak 1 minggu lalu pasien mengalami konstipasi serta
nyeri pada anus dan terdapat benjolan
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Pernah dirawat : ya tidak
2. Riwayat penyakit kronik dan menular ya tidak jenis Tidak
ada
Riwayat kontrol : .Tidak ada
Riwayat penggunaan obat : Tidak ada
3. Riwayat alergi:
Obat ya tidak jenis……………………
Makanan ya tidak jenis……………………
Lain-lain ya tidak jenis……………………
4. Riwayat operasi: ya tidak
5. Lain-lain: Tidak ada
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Ya tidak
- Jenis : Keluarga inti ( Nuclear Family)
- Genogram:

Laki laki
Perempuan

48 Pasien
48
Meninggal
Garis Perkawinan
Garis Keturunan
Garis satu rumah

PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN


Perilaku sebelum sakit yang mempengaruhi kesehatan:
Alkohol ya tidak keterangan……….....................
Merokok ya tidak keterangan…………………
Obat ya tidak keterangan…............................

20
Olah raga ya tidak keterangan…..........................
OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda tanda vital
S : 36.2 0C N : 88x/m T : 110/80 RR : 23
Kesadaran Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor
Koma

2. Sistem Pernafasan (B1)


a. RR: 23 x per menit
b. Keluhan: sesak nyeri waktu nafas
orthopnea
Batuk produktif tidak produktif
Sekret : - Konsistensi : -
Masalah Keperawatan :
Warna: - Bau : - Tidak ada masalah
keperawatan
c. Penggunaan otot bantu nafas:
Tidak ada
d. PCH ya tidak
e. Irama nafas teratur tidak teratur
f. Pleural Friction rub: Tidak ada.
g. Pola nafas Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes
Biot
h. Suara nafas Cracles Ronki Wheezing
i. Alat bantu napas ya tidak
Jenis : - Flow : - lpm
j. Penggunaan WSD:
- Jenis : Tidak ada
- Jumlah cairan : Tidak ada
- Undulasi : Tidak ada
- Tekanan : Tidak ada
k. Tracheostomy: ya tidak
l. Lain-lain:
Tidak ada. Masalah Keperawatan :

Tidak ada masalah


3. Sistem Kardio vaskuler (B2)

21
a. TD : 110 / 80
b. N : 88x/menit
c. Keluhan nyeri dada: ya tidak
P :...................................................................
Q :...................................................................
R :...................................................................
S :...................................................................
T :...................................................................
d. Irama jantung: reguler ireguler
e. Suara jantung: normal (S1/S2 tunggal) murmur
gallop lain-lain.....
f. Ictus Cordis: Teraba normal
g. CRT : < 2 detik
Akral: hangat kering merah basah pucat
panas dingin
h. Sikulasi perifer: normal menurun
i. JVP :-
j. CVP :-
k. CTR : < 50%
l. ECG & Interpretasinya:
S. Rikan ( Sinus Riteran)
m. Lain-lain : tidak ada

4. Sistem Persyarafan (B3)


a. GCS : 15
b. Refleks fisiologis patella triceps biceps
c. Refleks patologis babinsky brudzinsky kernig Masalah Keperawatan :
Lain-lain Tak ada masalah
d. Keluhan pusing ya tidak
P :Pusing saat aktivitas dan berkurang saat istirahat dan minum obat
Q : bersifat tumpul seperti berdenyut
R : pada kepala
S : Skala 4
T : Kadang – kadang
22
e. Pemeriksaan saraf kranial:
N1 : normal tidak Ket.:
……..............................................................
N2 : normal tidak Ket.:
……..............................................................
N3 : normal tidak Ket.:
……..............................................................
N4 : normal tidak Ket.:
……..............................................................
N5 : normal tidak Ket.:
……..............................................................
N6 : normal tidak Ket.:
……..............................................................
N7 : normal tidak Ket.:
……..............................................................
N8 : normal tidak Ket.:
……..............................................................
N9 : normal tidak Ket.:
……..............................................................
N10: normal tidak Ket.:
……..............................................................
N11: normal tidak Ket.:
……..............................................................
N12: normal tidak Ket.:
……..............................................................
f. Pupil anisokor isokor Diameter:
……/......
g. Sclera anikterus ikterus
h. Konjunctiva ananemis anemis
i. Isitrahat/Tidur : 7 Jam/Hari Gangguan tidur : -
j. Lain-lain:
Tidak ada
Masalah Keperawatan

Tida ada
5. Sistem perkemihan (B4)
23
a. Kebersihan genetalia: Bersih Kotor
b. Sekret: Ada Tidak
c. Ulkus: Ada Tidak
d. Kebersihan meatus uretra: Bersih Kotor
e. Keluhan kencing: Ada Tidak
Bila ada, jelaskan:
Tidak ada
f. Kemampuan berkemih:
Spontan Alat bantu, sebutkan:
Jenis :............................................
Ukuran :............................................
Hari ke :............................................
g. Produksi urine : 40 – 60 ml/jam
Warna : Kuning
Bau : Khas,tidak tajam
h. Kandung kemih : Membesar ya tidak
i. Nyeri tekan ya tidak
j. Intake cairan oral : 1600 cc/hari parenteral : 1000 cc/hari

k. Balance cairan:
Intake 1.033 – output 800
= 233 cc

6. Sistem pencernaan (B5) Masalah Keperawatan :


a. TB : 160. BB : 48 kg Nyeri akut
Gangguan eliminasi BAB
b. IMT : Interpretasi : Normal BB Ideal

Mulut: bersih kotor berbau


c. Membran mukosa: lembab kering stomatitis
d. Tenggorokan:
sakit menelan kesulitan menelan makan/mual
pembesaran tonsil nyeri tekan
e. Abdomen: tegang kembung ascites
f. Nyeri tekan: ya tidak
24
g. Luka operasi: ada tidak
Tanggal operasi :................
Jenis operasi :................
Lok :................
Keadaan :................
Drain : ada tidak
- Jumlah :...................
- Warna :...................
- Kondisi area sekitar insersi :...................
h. Peristaltik : 14 x/menit
i. BAB: 1 x/hari Terakhir tanggal : 17/ 02 /2021
j. Konsistensi: keras lunak cair lendir/darah
k. Diet: padat lunak cair
l. Diet Khusus:
m. Nafsu makan: baik menurun Frekuensi:
3.x/hari
n. Porsi makan: habis tidak Keterangan: 1/2porsi
o. Lain-lain:
Pasien kesulitan BAB karna feses keras
Nyeri pada bagian anus jika BAB
P :klien Mengatakan Nyeri
Q : Nyeri di rasakan seperti di tusuk-tusuk
R : Nyeri dirasakan pada daerah sekitar anus
S : Nyeri yang di rasakanklien dengan skala 6-7
T : Nyeri bertambah jika klien ad keinginan untuk BAB

7. Sistem Penglihatan
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior
Masalah
Keperawatan :
OD OS
+ Visus + Tidak ada

+ Palpebra +
+ Conjunctiva +
+ Kornea +
25
+ BMD +
+ Pupil +
+ Iris +
+ Lensa +
+ TIO +

b. Keluhan nyeri ya tidak


P :...................................................................
Q :...................................................................
R :...................................................................
S :...................................................................
T :...................................................................
c. Luka operasi: ada tidak
Tanggal operasi :................
Jenis operasi :................
Lokasi :................
Keadaan :................
d. Pemeriksaan penunjang lain : .........................
e. Lain-lain :
Tidak ada

8. Sistem Pendengaran
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior
Masalah Keperawatan :

Tidak ada masalah


OD OS
+ Aurcicula +
+ MAE +
+ Membran +
+ Tymphani +
+ Rinne +
Weber
Swabach

b. Tes Audiometri
Tidak di lakukan

26
c. Keluhan nyeri ya tidak
P :...................................................................
Q :...................................................................
R :...................................................................
S :...................................................................
T :...................................................................
d. Luka operasi: ada tidak
Tanggal operasi :................
Jenis operasi :................
Lokasi :................
Keadaan :................
e. Alat bantu dengar: -
f. Lain-lain : -

8. Sistem muskuloskeletal (B6)


a. Pergerakan sendi: bebas terbatas
b. Kekuatan otot: 5 5 Masalah Keperawatan :
5 5 Tidak ada

c. Kelainan ekstremitas: ya tidak


d. Kelainan tulang belakang: ya tidak
Frankel: ................................................................................
Fraktur: ya tidak
- Jenis :...................
e. Traksi: ya tidak
- Jenis :...................
- Beban :...................
- Lama pemasangan :...................
f. Penggunaan spalk/gips: ya tidak
g. Keluhan nyeri: ya tidak
P :...................................................................
Q :...................................................................
R :...................................................................
S :...................................................................
27
T :...................................................................
h. Sirkulasi perifer: -
i. Kompartemen syndrome ya tidak
j. Kulit: ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi
k. Turgor baik kurang jelek
l. Luka operasi: ada tidak
Tanggal operasi :................
Jenis operasi :................
Lokasi :................
Keadaan :................
Drain : ada tidak
- Jumlah :...................
- Warna :...................
- Kondisi area sekitar insersi :...................
m. ROM :-
n. Cardinal Sign : -
o. Lain-lain:
-
10. Sistem Integumen
a. Penilaian resiko decubitus
Aspek Kriteria Penilaian Nilai
1 2 3 4
Yang
Dinilai
Persepsi Terbatas Sangat Keterbatasan Tidak Ada 4
Sensori Sepenuhny Terbatas Ringan Gangguan
a
Kelembaba Terus Sangat Kadang2 Jarang 5
n Menerus Lembab Basah Basah
Basah
Aktifitas Bedfast Chairfast Kadang2 Lebih 4
Jalan Sering
jalan
Mobilisasi Immobile Sangat Keterbatasan Tidak Ada 4
Sepenuhny Terbatas Ringan Keterbatas
a an
28
Nutrisi Sangat Kemungki Adekuat Sangat 7
Buruk nan Tidak Baik
Adekuat
Gesekan & Bermasala Potensial Tidak 3
Pergeseran h Bermasala Menimbulka
h n Masalah
NOTE: Pasien dengan nilai total < 16 maka dapat Total Nilai 29
dikatakan bahwa pasien beresiko mengalami
dekubisus (pressure ulcers)
(15 or 16 = low risk, 13 or 14 = moderate risk, 12
or less = high risk)

b. Warna Masalah Keperawatan :


c. Pitting edema: +/- grade:................ Tidak ada
d. Ekskoriasis: ya tidak
e. Psoriasis: ya tidak
f. Pruritus: ya tidak
g. Urtikaria: ya tidak
h. Lain-lain:

11. Sistem Endokrin


a. Pembesaran tyroid: ya tidak
b. Pembesaran kelenjar getah bening:ya tidak
c. Hipoglikemia: ya tidak
d. Hiperglikemia: ya tidak Masalah Keperawatan :

e. Kondisi kaki DM Tidak ada

- Luka gangren ya tidak


Jenis ................................................................................................................
- Lama luka ...............................................................................................
- Warna ...............................................................................................
- Luas luka ...............................................................................................
- Kedalaman ...............................................................................................
- Kulit kaki ...............................................................................................
- Kuku kaki ...............................................................................................
- Telapak kaki ...............................................................................................
29
- Jari kaki ...............................................................................................
- Infeksi ya tidak
- Riwayat luka sebelumya ya tidak
Jika ya:
- Tahun :
- Jenis Luka :
- Lokasi :
- Riwayat amputasi sebelumya ya tidak
- Tahun :
- Lokasi :
f. ABI : -
g. Lain-lain:
-

PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Masalah keperawatan :
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya:
ansietas
Takut akan penyakitnya yang tak kunjung membaik
b. Ekspresi klien terhadap penyakitnya
Murung/diam gelisah tegang marah/menangis
c. Reaksi saat interaksi kooperatif tidak kooperatif curiga
d. Gangguan konsep diri:
Merasa malu akan penyakitnya
e. Lain-lain:
Tidak ada

PERSONAL HYGIENE & KEBIASAAN Masalah Keperawatan :


Jelaskan :
Tidak ada masalah
.Mandi 2x/hari,gosok gigi 2x/hr

PENGKAJIAN SPIRITUAL
a. Kebiasaan beribadah
- Sebelum sakit sering kadang- kadang tidak pernah
- Selama sakit sering kadang- kadang tidak pernah
30
Masalah Keperawatan :
b. Bantuan yang diperlukan klien untuk memenuhi kebutuhan beribadah: Tidak ada masalah
Tidak ada

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

ANALISIS DATA

Hari/ DATA ETIOLOGI MASALAH


Tgl/
Jam
Selasa DS :
17/02/2 Pasien mengatakan nyeri saat BAB sedikit Agen pencedera Nyeri akut
021 demi sedikit dan feses agak berdarah fisiologis
jam Do :
10.30 1. Pasien tampak lemas
2. Pasien tampak meringis setelah dari
kamar mandi
3. Pasien memegang bagian yang nyeri
P :klien Mengatakan Nyeri
Q : Nyeri di rasakan seperti di tusuk-
tusuk
R : Nyeri dirasakan pada daerah
sekitar anus
S : Nyeri yang di rasakanklien
dengan skala 6-7
31
T : Nyeri bertambah jika klien ad
keinginan untuk BAB
4. TTV : td: 110/80 n: 88x/m Rr: 23x/m
s:36,2 derajat
Selasa
17/02/2 Gangguan
Ds:
021 eliminasi BAB
Pasien mengakan susah BAB karena feses
Jam Ketidakadekuatan (konstipasi)
keras
12.00 toileting
Do :
- k/u sdg kes cm pasien tampak
masih lemes
- TTV : TD 110/80 mmhg,N:88
x/mnt
- RR : 23 x/mnt Sh :36,2C
- Pasien tampak meringis setiap kali
selesai BAB
selasa
18/02/2
Ds:
021 ansietas
Pasie mengatakan kurang memahami
13.20
tentang penyakitnya
Do :
Kebutuhan
- Klien tampak bingug saat ditanya tentang
pendidikan tidak
peyakitnya
terpenuhi
- Pasien tidak bisa menjawab
pertanyaan ttg penyakitnya

32
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

TANGGAL: 16 februari 2021

1. Nyeri Akut

2. Gangguan eliminasi BAB (konstipasi)

3. ansietas

33
RENCANA INTERVENSI

Hari/ RENCANA KEPERAWATAN


No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rasional
Tgl/ Jam Intervensi
1. Selasa Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri Memberikan
18/02/20 dengan agen pencedera keperawatan selama 2x24 jam,maka Obeservasi stimulus dan
21 fisiologis nyeri berkurang dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, mengalihkan
Jam 1. Keluhan nyeri menurun kualitas, intensitas nyeri. perhatian pasien
10.30 2. meringis menurun 2. Identifikasi skala nyeri pada rasa nyeri
3. Gelisah menurun 3. Identifikasi respon nyeri non verbal yang diberikan
4. Kesulitan tidur menurun 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan sehingga pasien
5. Sikap protektif menurun memperingan nyeri merasa nyaman
5. Identifikasipengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7. Identifikasipengaruh nyeri pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
9. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, terapi musik, kompres hangat/
dingin,terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yan memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5. Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasikan pemberian analgetik, jika perlu

2. Selasa Gangguan eliminasi Setelah di lakukan tindakan 1. Manajemeneliminas fekal Memenuhi


17/02/20 (konstipasi) berhubungan keperawatan selama 2x 24 jam maka Observasi ketuhan
21 jam dengan ketidakadekuatan konstipasi membaik dengan kriteria 1. Identifikasi maslaah usus dan enggunaan obat eliminasi pasien
12.00 toileting hasil : pencahar tanpa masalah
1. Kontrol pengeluaran feses 2. Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi
meningkat gastrointestinal
2. Keluhan defeksi lama dan sulit 3. Monitor BAB (mis. Warna, frekuensi, konsistensi,
menurun volume)
3. Mengejan berlebih saat defekasi 4. Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi atau
menurun impaksi
4. Distensi abdomen menurun Teraupetik:
5. Terasa massa pada rektal 1. Berikan air hangat setelah makan
menurun 2. Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien
6. Nyeri abdomen menurun 3. Sediakan makanan serat tinggi
Edukasi
1. Jelaskan jenis makanan yang membantu
meningkatkan keteraturan peristaltik usus
2. Anjurkan mencatat warna, frekuensi, konsistensi, dan
volume feses
3. Anjurkan meningkatkan aktivitas fisik, sesuai
toleransi
4. Anjurkanpengurangan asupan makanan yang
meningkatan pembentukan gas
5. Anjurkan mengkonsumsi makanan yang tnggi serat
6. Anjurkan meningkatkan konsumsi cairan, jika tidak
ada konraindikasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat supositoria anal, jika perlu

3. Selasa Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan Reduksi ansietas Memberikan


17/02/20 dengan kebutuhan keperawatan 2x24 Jam, pengetahuan Observasi : pengetahuan
21 jam pendidikan tidak terpenuhi tentang penyakit meningkat dengan 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. yang lebih agar
13.20 kriteria hasil : Kondisi, waktu, stresor) pasien
1. Verbalisasi kebingungan menurun 2. Identifikasi kemempuan mengambil keputusan mengetahui lebih
2. Verbilisasi khawatir akibat kondisi 3. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal nonverbal) banyak tentang
yang dihadapi menurun Teraupetik : penyakitnya
3. Perilaku gelisah menurun 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
4. Perilaku tegang menurun kepercayaan
2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
3. Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan
dengan penuh perhatian
4. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
5. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
6. Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa
yang akan datang
Edukasi:
1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang akan
mungkin dialami
2. Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
4. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif,
sesuai kebutuhan
5. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
6. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
7. Latih penggunaan meknisme pertahaann diri yang tepat
8. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi :
Kolaborasikan pemberian obat antlansietas, jika perlu
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/ Tgl/ No.
Jam Implementasi Paraf Jam Evaluasi (SOAP) Paraf
Shift Dx
Selasa 1 10.20 WIB Obeservasi 11.00 S : pasien mengatakan nyeri pada bagian anus
17/02/2021 1. Mengdentifikasi lokasi, karakteristik, WIB O:- td : 110/80
SIFT PAGI durasi, frekuensi, kualitas, intensitas - S: 36,2 0C
nyeri. - Pasien tampak meringis
2. Mengdentifikasi skala nyeri - Pasien tampak lemas
3. Mengdentifikasi respon nyeri non - Skala nyeri : 5-6
verbal A : Masalah nyeri akut belum teratasi
4. Mengdentifikasi faktor yang P: Intervensi dilanjutkan no. 1 -19
memperberat dan memperingan nyeri
5. Mengdentifikasipengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
6. Mengdentifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
7. MengIdentifikasipengaruh nyeri pada
kualitas hidup
8. MeMonitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
9. MeMonitor efek samping penggunaan
analgetik

Terapeutik
1. Memberikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, terapi musik, kompres
hangat/ dingin,terapi bermain)
2. Mengontrol lingkungan yan
memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
3. MemFasilitasi istirahat dan tidur
4. MemPertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
1. MenJelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2. MenJelaskan strategi meredakan nyeri
3. MengAnjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
4. MengAnjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
5. MengAnjurkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Mengkolaborasikan pemberian
analgetik, jika perlu

Rabu 1 10.30 WIB 1. Mengdentifikasi lokasi, karakteristik, 11.20 - Pasien mengatakann sudah tidak
18/02/2021 durasi, frekuensi, kualitas, intensitas WIB pusing
SIFT PAGI nyeri. - Pasien mengatakan mual berkurang
2. Mengdentifikasi skala nyeri - Pasien mengatakan perut sudah tidak
3. Mengdentifikasi respon nyeri non kembung dan begah
verbal O:
4. Mengdentifikasi faktor yang - k/u sedang kes cm os tampak lebih
memperberat dan memperingan nyeri segar dan tidak meringis.
5. Mengdentifikasipengetahuan dan - TD 120/80 mmhg N : 80 x/mnt RR 20
keyakinan tentang nyeri x/mnt Sh 36,70C skala nyeri 2
6. Mengdentifikasi pengaruh budaya - Pasien tampak bisa tidur
terhadap respon nyeri A : Masalah Nyeri akut 70 % teratasi
7. MengIdentifikasipengaruh nyeri pada P : Intervensi Lanjutkan
kualitas hidup 1. Identifikasi skala nyeri / hari
8. MeMonitor keberhasilan terapi 2. Anjurkan gunakan tehnik napas
komplementer yang sudah diberikan dalam/mendengarkan music jika nyeri
9. MeMonitor efek samping penggunaan dating
analgetik 3. Observasi TTV / Shift
Terapeutik
1. Memberikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, terapi musik, kompres
hangat/ dingin,terapi bermain)
2. Mengontrol lingkungan yan
memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
3. MemFasilitasi istirahat dan tidur
4. MemPertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
1. MenJelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2. MenJelaskan strategi meredakan nyeri
3. MengAnjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
4. MengAnjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
5. MengAnjurkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Mengkolaborasikan pemberian
analgetik, jika perlu

Selasa 2 14.00 WIB Observasi 15.00 S:


17/02/2021 1. Mengidentifikasi maslaah usus dan WIB - pasien mengatakan susah saat bab
SIFT siang enggunaan obat pencahar O:
2. Mengidentifikasi pengobatan yang - Td : 110/90
berefek pada kondisi gastrointestinal - N : 100x/ m
3. MeMonitor BAB (mis. Warna, - Pasien tampasesekali meringis setelah
frekuensi, konsistensi, volume) dari kamar mandi
4. MeMonitor tanda dan gejala diare, - Pola napas spontan,RR : 20 x/m
konstipasi atau impaksi A: gangguan eliminasi bab teratasi 50%
Teraupetik: P : Intervensi di lanjutkan
1. Memberikan air hangat setelah makan 1. Monitor ttv
2. Menjadwalkan waktu defekasi bersama 2. Monitor konsistensi feses
pasien 3. Monitor keseringan bab
3. Sediakan makanan serat tinggi

Edukasi
1. MenJelaskan jenis makanan yang
membantu meningkatkan keteraturan
peristaltik usus
2. Menganjurkan mencatat warna,
frekuensi, konsistensi, dan volume feses
3. Menganjurkan meningkatkan aktivitas
fisik, sesuai toleransi
4. Menganjurkanpengurangan asupan
makanan yang meningkatan pembentukan
gas
5. Menganjurkan mengkonsumsi makanan
yang tnggi serat
6. Menganjurkan meningkatkan konsumsi
cairan, jika tidak ada konraindikasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat supositoria
anal, jika perlu
Rabu 2 14:00 WIB Observasi 15.00 S:
18/02/2021 1. Mengidentifikasi maslaah usus dan WIB - pasien mengatakan susah saat bab
Sift siang enggunaan obat pencahar O:
2. Mengidentifikasi pengobatan yang - Td : 110/80
berefek pada kondisi gastrointestinal - N : 110x/ m
3. MeMonitor BAB (mis. Warna, frekuensi, - Pasien tampasesekali meringis setelah
konsistensi, volume) dari kamar mandi
4. MeMonitor tanda dan gejala diare, - Pola napas spontan,RR : 18 x/m
konstipasi atau impaksi A: gangguan eliminasi bab teratasi 50%
Teraupetik: P : Intervensi di lanjutkan
1. Memberikan air hangat setelah makan 1. Monitor ttv
2. Menjadwalkan waktu defekasi bersama 2. Monitor konsistensi feses
pasien 3. Monitor keseringan bab
3. Sediakan makanan serat tinggi

Edukasi
1. MenJelaskan jenis makanan yang
membantu meningkatkan keteraturan
peristaltik usus
2. Menganjurkan mencatat warna,
frekuensi, konsistensi, dan volume feses
3. Menganjurkan meningkatkan aktivitas
fisik, sesuai toleransi
4. Menganjurkanpengurangan asupan
makanan yang meningkatan pembentukan
gas
5. Menganjurkan mengkonsumsi makanan
yang tnggi serat
6. Menganjurkan meningkatkan konsumsi
cairan, jika tidak ada konraindikasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat supositoria
anal, jika perlu
Selasa 3 11.00 WIB Observasi : 12.00 S:
17/02/2021 1. MengIdentifikasi saat tingkat ansietas WIB 1. Pasien mengatakan tidak bisa tidur dan
SIFT PAGI berubah (mis. Kondisi, waktu, stresor) kurang istirahat, tidur hanya 4 jam dalam
2. MengIdentifikasi kemempuan sehari.
mengambil keputusan 2. Pasien mengatakan merasa khawatir
3. MeMonitor tanda-tanda ansietas (verbal dengan kondisi yang dihadapi
nonverbal) DO :
Teraupetik : 1. Hasil pengkajian fisik
1. Menciptakan suasana terapeutik untuk KU : Lemah
menumbuhkan kepercayaan 2. Kesadaran: Composmentis
2. Menemani pasien untuk mengurangi 3. Gcs : 15 ( E:4 V:5 M:6 )
kecemasan 4. Hasil TTV
3. Memaahami situasi yang membuat TD : 120/78 mmHg
ansietas dengarkan dengan penuh perhatian N : 98x/menit
4. Menggunakan pendekatan yang tenang RR : 20x/menit
dan meyakinkan S : 36,7 derajat celcius
5. Memotivasi mengidentifikasi situasi SPO2 : 94%
yang memicu kecemasan 5. Pasien tampak gelisah
6. Mendiskusikan perencanaan realistis 6. Pasien tampak tegang
tentang peristiwa yang akan datang 7. Pasien tampak sulit tidur
Edukasi: A : Masalah teratasi sebagian
1. Menjelaskan prosedur, termasuk sensasi P : Intervensi dilanjutkan no 1 sampai 19
yang akan mungkin dialami
2. Menginformasikan secara faktual
mengenai diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
3. Menganjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien
4. Menganjurkan melakukan kegiatan yang
tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
5. Menganjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi
6. Melatih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
7. Melatih penggunaan meknisme
pertahaann diri yang tepat
8. Melatih teknik relaksasi
Kolaborasi :
1. Kolaborasikan pemberian obat
antlansietas, jika perlun
Rabu 3 14.00 WIB Observasi : 14.40 S:
18/02/2021 1. MengIdentifikasi saat tingkat ansietas WIB 1. Pasien mengatakan tidak bisa tidur dan
Sift siang berubah (mis. Kondisi, waktu, stresor) kurang istirahat, tidur hanya 4 jam dalam
2. MengIdentifikasi kemempuan mengambil sehari.
keputusan 2. Pasien mengatakan merasa khawatir
3. MeMonitor tanda-tanda ansietas (verbal dengan kondisi yang dihadapi
nonverbal) DO :
Teraupetik : 1. Hasil pengkajian fisik
1. Menciptakan suasana terapeutik untuk KU : Lemah
menumbuhkan kepercayaan 2. Kesadaran: Composmentis
2. Menemani pasien untuk mengurangi 3. Gcs : 15 ( E:4 V:5 M:6 )
kecemasan 4. Hasil TTV
3. Memaahami situasi yang membuat TD : 130/78 mmHg
ansietas dengarkan dengan penuh perhatian N : 98x/menit
4. Menggunakan pendekatan yang tenang RR : 26x/menit
dan meyakinkan S : 36,7 derajat celcius
5. Memotivasi mengidentifikasi situasi yang 5. SPO2 : 94%
memicu kecemasan 6. Pasien tampak gelisah
6. Mendiskusikan perencanaan realistis 7. Pasien tampak tegang
tentang peristiwa yang akan datang 8. Pasien tampak sulit tidur
Edukasi: A : Masalah teratasi sebagian
1. Menjelaskan prosedur, termasuk sensasi P : Intervensi dilanjutkan no 1 sampai 19
yang akan mungkin dialami
2. Menginformasikan secara faktual
mengenai diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
3. Menganjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien
4. Menganjurkan melakukan kegiatan yang
tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
5. Menganjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi
6. Melatih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
7. Melatih penggunaan meknisme
pertahaann diri yang tepat
Melatih teknik relaksasi
Kolaborasi :
1. Kolaborasikan pemberian obat
antlansietas, jika perlunMonitor
tekanan darah,frekwensi pernapasan
dan nadi
2. Tingkatkan asupan cairan 2 liter/hr
DAFTAR PUSTAKA

Sudarsono, D.F. (2015) . Diagnosis Dan Penanganan Hemoroid. Medical Journal Of Lampung
Univercity, 6.

Sutarno. (2015) . Analisis Faktor Aktifitas Fisik Resiko Terjadi Hemoroid. Journal Keperawatan
Global, 2.

Muttaqin, Arif Dan Kulama Sari. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika, 2011.

Syafyudin Dan Lia Damayanti. 2017. Gambaran pasien hemoroid di instalasi rawat inap
departemen bedah rumah sakit umum pusat dr. Mohammad Hoesin Palembang. PKK, Vol. 4, no. 1.
Hal 15-21.

Nugroho, P.H. Hubungan Aktifitas Fisik Dengan Hemoroid. Vol.2, No.XVIII, 2014.

Ullimi B. Faktor Resiko Kejadian Hemoroid. 2012.

Kardiyudiani & Susanti, 2019. Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta : PT. Pustaka Buku.

Nurarif. A.H. & Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis Dan NANDA NIC-NOC. Yogyajakarta: MediAction

Rosdahl, C.B. & Kowalski, M.T. (2017). Buku Ajar Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Kepeawatan Indonesia. Jakarta: PPNI

Anda mungkin juga menyukai