Disusun Oleh:
Winda Enjelika
1814401038
Penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini.
Laporan kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Tn. B dengan harga diri rendah
di ruangan Al Balkhi RS Lancang Kuning Tahun 2021”.
Penyusunan laporan kasus ini penulis banyak mendapat bantuan dan pengarahan serta
bimbingan dari dosen pembimbing dan berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankan
penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis, sehingga pada akhirnya pembuatan laporan kasus ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Penulis juga menyadari banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan laporan
kasus ini, oleh karena itu penulis berharap adanya kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun dan bermanfaat. Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3.Tujuan ...................................................................................................... 1
1.4.Manfaat .................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi .................................................................................................... 3
2.2 Etiologi .................................................................................................... 3
2.3 Manifestasi Klinis .................................................................................... 3
2.4 Patofisiologi ............................................................................................. 4
2.5 Pohon masalah ........................................................................................ 6
2.6 Asuhan Keperawatan ................................................................................ 7
BAB III LAPORAN KASUS BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan........................................................................................... ..17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... ..19
5.2 Saran .................................................................................................... ..19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Isolasi sosial atau menarik diri adalah suatu keadaan pasien yang mengalami
ketidakmampuan untuj mengadakan hubungan dengan oranglain atau dengan lingkungan di
sekitarnya secara wajar. Pada pasien dengan menarik diri sering melakukan kegiatan yang
ditujukan untuk mencapai pemuasaan diri, dimana pasien melakukan usaha untuk melindungi
diri sehingga ia jadi pasif dan berkepribadian kaku, pasien menarik diri juga melakukan
pembatasan (isolasi diri), termasuk juga kehidupan emosionalnya, semakin sering pasien
menarik diri, semakin banyak kesulitan yang dialami dalam mengembangkan hubungan sosial
dan emosional dengan oranglain ( Stuart dan Sudeen, 1998).
Respon sosial dan emosional yang maladaktif seringkali terjadi dalam kehidupan sehari-
hari, khususnya sering dialami pada pasien menarik diri sehingga melalui pendekatan proses
keperawatan yang komprehensif penulis berusaha memberikan asuhan keperawatan yang
semaksimal mungkin kepada pasien dengan masalah utama isolasi sosial. Di indonesia menurut
riskesdas (2013) jumlah seluruh responden dengan tipe gangguan jiwa berat sebanyak 1,7%.
Dengan prevalensi psikosis tertinggi berada di DI Yogyakarta dan Aceh masing-masing2,7%,
sedangkan yang terendah di Kalimantan barat sebanyak 0,7% dan di jawa tengah sebanyak
2,3%. Prevalensi penduduk yang mengalami gangguan mental emosional secara nasional adalah
6,0% (37.728) dari subyek yang dianalisis. Provinsi dengan prevalensi gangguan mental
emosional tertinggi adalah sulawesi tengah (11,6%), sedangkan yang terendah di lampung
(1,2%) dan untuk di jawa tengah sebesar (4,7).
Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengangkat studi kasus tentang “Asuhan
Keperawatan Pada Tn. B Dengan Harga diri rendah di Ruangan Al Balkhi RS
Lancang Kuning Tahun 2021”.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana asuhan keperawatan pada Tn. B dengan Harga diri rendah di ruangan Al Balkhi
RS Lancang Kuning Tahun 2021?
2. Bagaimana penerapan atau asuhan keperawatan pada Tn.B sesuaikah antara teori dan saat di
lapangan?
1.3. Tujuan
1. Tujuan umum Tujan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah mampu memberikan asuhan
keperawatan pasien dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah.
2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada klien dengan harga diri rendah.
b. Mendiagnosis keperawatan berdasarkan data yang diperoleh untuk mengatasi
masalah harga diri rendah.
c. Merencanakan tindakan keperawatan yang tepat untuk mengatasi harga diri
rendah.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan yang tepat untuk mengatasi
masalah harga diri rendah.
e. Mengevaluasi untuk mengetahui keberhasilan yang sesuai dengan rencana
tindakan keperawatan yang telah diberikan.
f. Mampu menemukan atau menganalisa kesenjangan yang terjadi antara teori dan
saat dilapangan.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari laporan kasus asuhan keperawatan ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat menyusun dan melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan Harga diri
rendah
2. Dapat menganalisa dan menemukan kesenjangan yang terjadi antara teori dan saat
dilapangan sehingga dapat dijadikan sebagai perbaikan dalam melakukan asuhan
keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien
isolasi sosial mengalami gangguan dalam berinteraksi dan mengalami perilaku tidak
ingin berkomunikasi dengan orang lain disekitarnya, lebih menyukai berdiam diri,
mengurung diri, dan menghindar dari orang lain (Yosep, Sutini, 2014). Menarik diri
hubungan secara terbuka dengan orang lain (Townsend M.C. dalam Muhith A, 2015).
Sedangkan, penarikan diri atau withdrawal merupakan suatu tindakan melepaskan diri
baik perhatian ataupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung yang dapat
bersifat sementara atau menetap (Depkes RI, dalam Muhith A, 2015). Jadi menarik diri
adalah keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan dan
menghindari interaksi dengan orang lain secara langsung yang dapat bersifat sementara
atau menetap.
2.2 Etiologi
Gangguan ini terjadi akibat adanya faktor predisposisi dan faktor presipitasi.
menimbulkan ras pesimis, ragu, takut salah, tidak percaya pada orang lain dan merasa
tertekan. Keadaan yang seperti ini akan menimbulkan dampak seseorang tidak ingin
untuk berkomunikasi dengan orang lain, suka menyendiri, lebih suka berdiam diri dan
6 a. Faktor predisposisi Menurut Stuart G.W & Lararia, M.T, (2011) ada beberapa
keluarga yang terganggu dapat berperan dalam perkembangan respon sosial maladaptif.
Beberapa orang percaya bahwa individu yang mengalami masalah ini adalah orang yang
tidak berhasil memisahkan dirinya dari orang tua. Norma keluarga mungkin tidak
Interpersonal Tahap Perkembangan Tugas Masa Bayi Menetapkan rasa percaya Masa
Bermain Mengembangkan otonom dan awal perilaku, Masa Pra Sekolah Belajar
menunjukkan inisiatif, rasa tanggung jawab, dan hati nurani. Masa Sekolah Belajar
intim dengan teman sesama jenis kelamin Masa Remaja Menjadi intim dengan teman
lawan jenis atau bergantung Masa Dewasa Muda Menjadi saling bergantung antara
orang tua dan teman, mencari pasangan, menikah dan mempunyai anak. Masa Tengah
Baya Belajar menerima hasil kehidupan yang dilalui. Masa Dewasa Tua Berduka karena
merupakan faktor utama dalam gangguan hubungan. Hal ini akibat dari
transiensi; norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain atau tidak
menghargai anggota masyarakat yang kurang produktif, seperti lanjut usia (lansia),
orang cacat, dan penderita penyakit kronis. Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi
norma, perilaku, dan sistem nilai yang berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas.
Harapan yang tidak realistis terhadap hubungan merupakan faktor lain yang berkaitan
3) Faktor biologis
Faktor genetik dapat berperan dalam respons sosial maladaptif. Bukti terdahulu
4) Faktor presipitasi
Menurut direja, (2011) ada beberapa faktor presipitasi isolasi sosial, meliputi
sebagai berikut: a) Faktor eksternal Contohnya adalah stressor sosial budaya, yaitu stress
yang ditinggalkan oleh faktor sosial budaya seperti keluarga. b) Faktor intrnal
Contohnya adalah stressor psikologis, yaitu stress yang terjadi akibat ansietas atau
kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntutan
untuk berpisah dengan orang terdekat atau tidak terpenuhnya kebutuhan individu.
Menurut Townsend, M.C, 1998 (dalam Muhith, A. 2015), tanda dan gejala isolasi sosial
meliputi : 8
a. Kurang spontan.
d. Afek tumpul
k. Aktivitas menurun.
l. Rendah diri.
rendah, sehingga timbul perasaan malu untuk berinteraksi dengan orang lain. Bila tidak
dilakukan intervensi lebih lanjut, maka akan menyebabkan perubahan sensori: halusinasi
dan resiko mencederai diri, orang lain, dan lingkungan sekitarnya. Perilaku yang tertutup
dengan orang lain juga bisa menyebabkan intoleransi aktivitas yang akhirnya bisa
2.4 Patofisiologi
masih dapat di terima oleh norma sosial dan budaya yang umum berlaku. Respon ini
meliputi :
1) Otonomi Merupakan kemampuan individu dalam menentukan dan menyampaikan
2) Solitude Merupakan respon seseorang untuk merenungkan apa yang telah dilakukan
selanjutnya.
2013).
yang menyimpang dari norma sosial dan budaya lingkungannya respon yang sering
ditemukan diantaranya:
sebagai obyek, hubungan berpusat pada masalah pengendalian orang lain dan
digunaakaan sebagai pertahanan terhadap kegagalan dan frustasi dan dapat menjadi
alat untuk berkuasa pada orang lain (Riyadi & Purwanto 2009).
Isolasi sosial
A. Pengkajian
1. Identitas
2. Alasan masuk RS
3. Pemeriksaan Fisik
4. Psikososial
5. Spiritual
6. Status Mental
8. Mekanisme koping
B. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial
C. Intervensi Keperawatan
Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. B dengan Harga diri rendah,
maka dalam pembahasan ini penulis menguraikan kesenjangan – kesenjangan yang ditemukan
Pada tahap pengkajian asuhan keperawatan pada Tn. B dengan Harga diri rendah
menggunakan format pengkajian. Adapun yang ditemukan pada tahap pengkajian antara
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada asuhan keperawatan teoritis, ditemui juga
di kasus adalah:
3. Tahap Evaluasi
Dari pengkajian yang telah penulis lakukan pada pasien Tn. B dengan Harga diri rendah dan
telah melakukan analisa data disimpulkanlah ada 3 SP (Strategi Pelaksana) yang dilakukan yaitu:
2. SP 2 : klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien
Saat penulis melakukan implementasi/SP, awalnya pasien agak susah untuk diajak
kerjasama tapi lama kelamaan pasien mau diajak kerja sama dalam melakukan asuhan
keperawatan. hasil evaluasinya mulai ada perkembangan hingga keadaan pasien sedikit membaik
dari sebelumnya.
5.2 Saran
Setelah penulis membahas dan memperhatikan masalah yang dihadapi perawatan pasien
Bagi tenaga keperawatan di Rumah Sakit Lancang Kuning untuk tetap melayani dan
menangani klien dengan harga diri rendah secara optimal. Perawat harus terus menjalin
mau mengikuti terapi yang diberikan selama di rawat di Rumah sakit Jiwa sehingga
dalam proses pembelajaran dengan asuhan keperawatan pada klien dengan harga diri
rendah
3. Bagi Mahasiswa
Dianjurkan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam memberikan
asuhan keperawatan yang optimal dan kompherensif serta bertanggung jawab kepada
Nuhamedika.
Sari, Kartika. (2015).Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa. Jakarta: CV.Trans
Info Media
Townsend. (2008). Nursing Diagnosis in Psuchiatric Nursing a Pocket Guide for Care Plan