Uyu Mu’awwanah
Dosen PGMI IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Surel : uyumuawwanah@yahoo.co.id
berbagai isu yang terkait dengan pelajaran bahasa Indonesia itu sendiri,
masalah lingkungan hidup, kemajuan tidak untuk tujuan yang lebih luas dan
teknologi dan informasi, kebangkitan penting, yakni menghantarkan siswa
indrustri kreatifdan budaya, dan untuk memahami mata pelajaran-mata
perkembangan pendidikan ditingkat pelajaran lain, apalagi untuk suatu
internasional. tujuan yang lebih luas lagi, yakni
menggunakannya untuk berbagai
PEMBAHASAN keperluan dalam lapangan kehidupan
Kurikulum 2013 memiliki setiap hari. Sederhananya, siswa belajar
kedudukan yang sangat strategis. Peran penggunaan tanda baca, huruf kapital,
mata pelajaran bahasa Indonesia kata baku, dan semacamnya dalam
menjadi dominan, yaitu sebagai saluran bahasa Indonesia hanya untuk lulus
yang mengantarkan kandungan materi ujian bahasa Indonesia itu sendiri;
dari semua sumber kompetensi kepada namun kesadaran dan kebiasaan untuk
siswa. Mata pelajaran bahasa Indonesia menggunakan apa yang telah
ditempatkan sebagai penghela mata dipelajarinya itu ketika mengerjakan
pelajaran lain. Dengan perkataan lain, tugas pada mata pelajaran lain belum
kandungan materi mata pelajaran lain tampak. Adalah hal yang jamak terjadi
dijadikan sebagai konteks dalam bahwa siswa memiliki nilai bahasa
penggunaan jenis teks yang sesuai dalam Indonesia yang tinggi; namun belum
mata pelajaran bahasa Indonesia. Agar terampil dalam mendengarkan,
lebih jelas, hal ini dapat dicermati pada berbicara, membaca, dan menulis.
contoh rumusan KD berikut ini: Badan Standar Nasional
“menggali informasi dari teks laporan Pendidikan (BSNP) pernah melontarkan
hasil pengamatan tentang gaya, gerak, kritikan tajam dalam kaitan dengan
energi panas, bunyi dan cahaya”. Dalam belum tampaknya kontribusi mata
rumusan KD ini, tampak jelas bahwa pelajaran bahasa Indonesia ketika
materi IPA dipakai dalam teks laporan mengomentari hasil Ujian Nasional
dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. (UN) tahun 2012 silam (BNSP dalam
Dengan demikian, pembelajaran bahasa Kompas, 26 Mei 2012). BNSP menilai
Indonesia lebih bersifat kontekstual jika bahwa penyebab banyaknya siswa tidak
dibandingkan dengan kurikulum lama. lulus UN mata pelajaran bahasa
Melalui pembelajaran bahasa Indonesia Indonesia tahun 2012 adalah minimnya
yang kontekstual, siswa dilatih untuk kemampuan siswa dalam memahami
menyajikan bermacam kompetensi bacaan yang ada dalam setiap butir soal
secara logis dan sistematis. UN. Ada pesan yang sangat dalam dari
Dalam kurikulum lama, kritikan ini, yakni siswa gagal membaca
khusunya di kelas tinggi SD peran mata di dalam mata pelajaran bahasa Indonsia
pelajaran bahasa Indonesia diakui yang justru salah satu bidang garapan
memang kurang tampak. Mata pelajaran pembelajarannya adalah aspek membaca
bahasa Indonesia lebih sebagai mata (Arifian dalam Pos Kupang, 26 Juli
pelajaran yang berdiri sendiri dan 2012). Di sini, alih-alih mata pelajaran
bahakan dapat dikatakan tidak memiliki bahasa Indonesia sebagai peletak dasar
hubungan dengan mata pelajaran lain. keterampilan membaca malah menderita
Dalam konteks ini, pembelajaran bahasa kemandulan di dalam tubuh sendiri. Di
Indonesia cenderung hanya untuk mata sini pula misi dasar pembelajaran
2013. Dalam Kurikulum 2013, seperti SKL (Mulyasa, 2013: 173).Sebagai anak
disinggung dalam uraian sebelumnya, tangga menuju SKL, KI bersifat
bahasa Indonesia dijadikan sebagai multidimensi. KI tidak untuk diajarkan,
penghela mata pelajaran lain. Inovasi ini tetapi untuk dibentuk melalui berbagai
diperkuat oleh penggunaan tahapan proses pembelajaran pada setiap
pembelajaran tematik-integratif. mata pelajaran yang relevan. KI juga
Pembelajaran tematik dan/atau merupakan pengikat kompetensi-
tematik integratif merupakan kompetensi yang harus dihasilkan
pembelajaran terpadu.Sementara itu, melalui pembelajaran dalam setiap mata
pembelajaran terpadu memiliki banyak pelajaran baik pada kelas yang sama
jenis. Fogarty (1991: xi-xii) maupun pada kelas yang berbeda
memperkenalkan 10 model sehingga berperan sebagai integrator
pembelajaran terpadu. Kesepuluh model horizontal dan vertikal. KI bebas dari
itu dapat diklasifikasikan ke dalam tiga mata pelajaran tertentu yang merupakan
kelompok (Poerwati dan Amri, 2013: kebutuhan kompetensi siswa, sedangkan
15), yakni sebagai berikut.Pertama, mata pelajaran adalah pemasok KD yang
model pembelajaran yang terintegrasi harus dipahami dan dimiliki siswa
dalam satu disiplin ilmu. Model ini melalui proses pembelajaran yang sesuai
mencakup model fragmented, menjadi KI.
connected, dan nested. Kedua, model Pada bagian berikut ini
pembelajaran yang terintegrasi dalam ditampilkan KI mapel Bindo SD. KI
beberapa disiplin ilmu. Model ini mata pelajaran bahasa Indonesia yang
mencakup model sequenced, shared, ditampilkan di sini hanya untuk kelas I
webbed, threaded, dan integrated. dan IV SD.
Ketiga, model pembelajaran yang Tabel KI Mapel Bindo Kelas I SD
terintegrasi dari dalam diri siswa. Model (Sumber: Mulyasa 2013: 177)
ini terdiri atas model immersed dan KI Mapel Bindo Kelas I SD
network. Aspek KI Rumusan KI
Berdasarkan jenis-jenis
pembelajaran terpadu tersebut, desain Aspek Sikap 1. Menerima dan
pembelajaran terpadu yang ditekankan Spiritual menjalankan ajaran
agama yang dianutnya
dalam Kurikulum 2013 untuk mata
Aspek Sikap 2. Memiliki perilaku jujur,
pelajaran bahasa Indonesia dapat
Sosial disiplin, tanggung jawab,
memeiliki dua bentuk. Bentuk pertama santun, peduli, dan
mengintegrasikan atau memadukan percaya diri dalam
berbagai aspek pembelajaran bahasa, berinteraksi dengan
yakni mendengarkan, berbicara, keluarga, teman, dan
membaca, dan menulis.Bentuk ini guru
merupakan perpaduan intramata
pelajaran bahasa Indonesia. Bentuk Aspek 3. Memahami pengetahuan
kedua memadukan mata pelajaran Pengetahuan faktual dengan cara
mengamati [mendengar,
bahasa Indonesia dengan mata pelajaran
melihat, membaca] dan
lain. Bentuk ini merupakan perpaduan
menanya berdasarkan
intermata pelajaran.
rasa ingin tahu tentang
KI ibarat anak tangga yang dirinya, makhluk ciptaan
harus dilalui siswa untuk sampai pada
Http://edukasi.kompas.com/read/2013/
05/15/07102778, diakses pada
tanggal 23 September 2013.
Sumber: Majalah Dinamika,
Vol. 14, No. 63, Mei 2013, hal
27
Http://Edukasi.Kompas.Com/Read/201
3/03/08/08205286/, diakses
pada tanggal 2 Juli 2013.