Anda di halaman 1dari 15

Restu Yuwono / JMP Online Vol. 3 No.

5 Mei (2019) 757-771

JMP Online
Vol. 3, No.5, 757-771.
Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) © 2019 Kresna BIP.
e-ISSN 2550-0481
URL : http://e-jurnalmitrapendidikan.com
p-ISSN 2614-7254

PENINGKATAN KEMAMPUAN LARI JARAK PENDEK


MELALUI METODE DISCOVERY PADA SISWA KELAS IVA
SDN KLURAK KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

Restu Yuwono
Guru SDN Klurak

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

Dikirim : 18 Mei 2019 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui


Revisi pertama : 22 Mei 2019 peningkatan kemampuan lari jarak pendek melalui
Diterima : 25 Mei 2019 metode discovery pada siswa kelas IV A SDN Klurak
Tersedia online : 31 Mei 2019 Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK).
Kata Kunci: Kemampuan, Lari Jarak Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan non
Pendek, Metode Discovery. tes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui praktik
kemampuan lari jarak pendek siswa, sedangkan non tes
terdiri dari observasi, catatan lapangan dan
Email: restuyuwono@gmail.com dokumentasi untuk mengetahui keaktifan siswa. Teknik
analisis data menggunakan kualitatif dan kuantitatif.
Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisis data
yang telah dilakukan terhadap kemampuan lari jarak
pendek siswa diperoleh hasil pra siklus sebesar 30%,
meningkat pada siklus I sebesar 78%, dan meningkat
secara signifikan pada siklus II sebesar 96%.
Sedangkan hasil persentase keaktifan siswa pada siklus
I sebesar 70% meningkat secara signifikan pada siklus
II sebesar 91%. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
metode discovery dapat meningkatkan kemampuan lari
jarak pendek siswa kelas IV A SDN Klurak Kecamatan
Candi Kabupaten Sidoarjo.

Restu Yuwono 757


Restu Yuwono / JMP Online Vol. 3 No. 5 Mei (2019) 757-771

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagaimana Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
dijelaskan bahwa Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian
integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembang-kan aspek
kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan
sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional.
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan perlu diberikan
kepada semua siswa mulai dari Sekolah Dasar untuk membekali siswa dengan
keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai sportivitas,
kebugaran jasmani (pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis), serta pembiasaan
pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan
kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
Sejalan dengan konsep Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di atas,
mata pelajaran Penjasorkes di SD juga dikembangkan dengan tujuan agar siswa
memiliki kemampuan: 1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui
berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih; 2) Meningkatkan pertumbuhan
fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik; 3) Meningkatkan kemampuan dan
keterampilan gerak dasar; 4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui
internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan; 5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis; 6) Mengembangkan keterampilan untuk
menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan; 7) Memahami konsep
aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk
mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil,
serta memiliki sikap yang positif (Depdiknas, 2010:703).
Dalam melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di atas, guru mata pelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan harus mengembangkan kompetensinya
sesuai Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru yang didalamnya memuat empat kompetensi meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional.
Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan harus menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik
untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan sesuai prinsip-prinsip
perancangan pembelajaran yang mendidik. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru
harus menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran
yang mendidik secara kreatif. Guru juga menggunakan media pembelajaran sesuai
dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran untuk mencapai tujuan

Restu Yuwono 758


Restu Yuwono / JMP Online Vol. 3 No. 5 Mei (2019) 757-771

pembelajaran secara utuh. Guru juga wajib menyediakan berbagai kegiatan


pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi belajar secara optimal.
Tidak kalah pentingnya dalam melaksanakan pembelajaran, guru mata
pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan harus mampu menjelaskan
dimensi filosofis pendidikan jasmani termasuk etika sebagai aturan dan profesi,
perspektif sejarah pendidikan jasmani, dimensi anatomi manusia secara struktur dan
fungsinya, aspek kinesiologi dan kinerja fisik manusia, aspek fisiologis manusia dan
efek dari kinerja latihan, aspek psikologi pada kinerja manusia, aspek sosiologi dalam
kinerja diri, teori perkembangan gerak, teori belajar gerak termasuk keterampilan dasar
dan kompleks.
Berdasarkan hasil pretest menunjukkan bahwa kemampuan lari jarak pendek
siswa kelas IV A SDN Klurak masih belum mencapai ketuntasan yang dikehendaki.
Nilai rata-rata secara klasikal sebesar 58 padahal kriteria yang dikehendaki sebesar 75.
Dari 46 siswa hanya 14 atau 30% siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM,
sedangkan sisanya 32 atau 70% siswa nilainya masih dibawah KKM. Jumlah tersebut
masih sangat jauh dari target yang seharusnya dicapai yaitu sebesar 85% secara
klasikal.
Dari hasil diskusi peneliti dengan mitra kolaborator mengenai pretest yang
diperoleh tersebut dapat diidentifikasi permasalahannya disebabkan siswa masih
kesulitan dalam melakukan lari jarak pendek sesuai teknik dasar yang benar. Hal ini
dikarenakan siswa belum memahami teknik dasar start, lari, dan memasuki garis finish
dalam lari jarak pendek. Hal ini disebabkan tidak tepatnya guru dalam menyampaikan
pembelajaran. Dimana pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran secara
konvensional yang mana hanya dipergunakan metode ceramah dan demonstrasi serta
guru sebagai satu-satunya sumber belajar. Hal ini menyebabkan siswa pasif dalam
mengikuti proses pembelajaran sehingga siswa kurang tertantang untuk berpikir dan
berlatih lari jarak pendek sesuai pengetahuan yang didapatnya sendiri.
Dari permasalahan seperti yang telah dipaparkan di atas, peneliti bersama mitra
kolaborator berinisiatif menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan
kemampuan lari jarak pendek siswa. Dalam memperbaiki proses pembelajaran, guru
harus mengubah pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang
berpusat kepada siswa. Diperlukan keterlibatan siswa secara aktif dalam menemukan
sendiri cara terbaik dalam melakukan lari jarak pendek. Guru bukan lagi berperan
sebagai satu-satunya sumber belajar melainkan sebagai fasilitator bagi siswa. Guru
juga harus menggunakan metode yang yang berpusat kepada siswa sehingga siswa
tidak lagi pasif dalam mengikuti pembelajaran. Salah satu alternatif yang akan peneliti
lakukan dalam meningkatkan kemampuan lari jarak pendek siswa sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan, yakni dengan menerapkan metode discovery learning.
Metode discovery learning adalah menemukan konsep melalui serangkaian
data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan (Imas
Kurniasih dan Berlin Sani, 2012:97). Lebih lanjut Wilcox (dalam M. Hosnan,
2012:281) menyatakan bahwa dalam pembelajaran dengan penemuan, siswa didorong
untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-
konsep dan prinsip-prinsip dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan

Restu Yuwono 759


Restu Yuwono / JMP Online Vol. 3 No. 5 Mei (2019) 757-771

melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk


diri mereka sendiri.
Pemilihan metode discovery learning dalam penelitian ini, dikarenakan
memiliki beberapa kelebihan dalam penerapannya. Sebagaimana menurut Imas
Kurniasih dan Berlin Sani (2012:287-288) kelebihan metode discovery learning antara
lain: 1) Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-
keterampilan dan proses-proses kognitif; 2) Pengetahuan yang diperoleh sangat pribadi
dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer; 3) Dapat
meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah; 4) Membantu siswa
memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan
yang lain; 5) Mendorong keterlibatan keaktifan siswa; 6) Mendorong siswa berpikir
intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri; 7) Melatih siswa belajar mandiri; 8) Siswa
aktif dalam kegiatan belajar mengajar, karena ia berpikir dan menggunakan
kemampuan untuk menemukan hasil akhir.
Dari ulasan latar belakang masalah tersebut, maka dilakukan suatu penelitian
untuk menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan
Kemampuan Lari Jarak Pendek Melalui Metode Discovery Pada Siswa Kelas IV A
SDN Klurak Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo”.

Rumusan Masalah
Berasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1) Bagaimanakah peningkatan kemampuan
lari jarak pendek melalui metode discovery pada siswa kelas IV A SDN Klurak
Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo?; 2) Apakah ada pengaruh keaktifan siswa kelas
IV A SDN Klurak Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo terhadap peningkatan
kemampuan lari jarak pendek melalui metode discovery?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan lari jarak
pendek melalui metode discovery pada siswa kelas IV A SDN Klurak Kecamatan
Candi Kabupaten Sidoarjo; 2) Untuk mengetahui pengaruh keaktifan siswa kelas IV A
SDN Klurak Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo terhadap peningkatan kemampuan
lari jarak pendek melalui metode discovery.

KAJIAN PUSTAKA
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran
jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,
penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan
lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang
direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional
(Depdiknas, 2010:702). Fungsi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan menurut
Adang Suherman (2010:27-29) meliputi berbagai aspek, yaitu: aspek organik, aspek

Restu Yuwono 760


Restu Yuwono / JMP Online Vol. 3 No. 5 Mei (2019) 757-771

neuromuskuler, aspek perseptual, aspek kognitif, aspek sosial, dan aspek emosional.
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan meliputi
permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik,
aktivitas air, pendidikan luar kelas, dan kesehatan (Depdiknas, 2010:703-704).

Lari Jarak Pendek


Lari jarak pendek adalah salah satu kategori nomor lari dimana pelari dengan
kecepatan penuh sepanjang jarak yang ditempuh (Rumini, 2011:19). Teknik dasar lari
jarak pendek terdiri dari tiga tahap yaitu teknik start, teknik lari, dan teknik finish.
Teknik dalam start terdiri dari tiga tahap yaitu bersedia, siap, ya. Ada tiga cara
melakukan start atau tolakan yaitu: 1) Start berdiri (standing start), 2) Start melayang
(flying start), 3) Start jongkok (crouching start). Macam-macam start jongkok yaitu 1)
Start pendek (bunch start), 2) Start Sedang (medium start), 3) Start Panjang (long
start). Teknik lari jarak pendek terdiri dari empat tahap yaitu gerakan keseluruhan,
menumpu dan mendorong, serta melayang. Teknik mencapai garis finish terdiri dari
tiga tahap yaitu: ari terus tanpa perubahan gerak apapun, dada dicondongkan ke depan
kedua tangan diayunkan ke bawah belakang (gaya merebahkan diri), dada diputar
dengan ayunan tangan ke depan atas sehingga bahu sebelah maju ke depan (Rumini,
2011:21-25).

Metode Discovery learning


Discovery learning adalah menemukan konsep melalui serangkaian data atau
informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan (Imas Kurniasih dan
Berlin Sani, 2012:97). Lebih lanjut Wilcox (dalam M. Hosnan, 2012:281) menyatakan
bahwa dalam pembelajaran dengan penemuan, siswa didorong untuk belajar sebagian
besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-
prinsip dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan
percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka
sendiri. Menurut Muhibbin Syah (2010:244:245) mengemukakan bahwa langkah-
langkah metode discovery learning antara lain: stimulasi (stimulation), pernyataan
masalah (problem statement), pengumpulan data (data collection), pengolahan data
(data processing), pembuktian (verification), penarikan kesimpulan (generalization).
Ada beberapa kelebihan metode discovery learning sebagaimana yang
dikemukakan M. Hosnan (2012:287-288) antara lain: 1) Membantu siswa untuk
memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses
kognitif; 2) Pengetahuan yang diperoleh sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan
pengertian, ingatan, dan transfer; 3) Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk
memecahkan masalah; 4) Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena
memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lain; 5) Mendorong keterlibatan
keaktifan siswa; 6) Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis
sendiri; 7) Melatih siswa belajar mandiri; 8) Siswa aktif dalam kegiatan belajar
mengajar, karena ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil
akhir. Sedangkan menurut Imas Kurniasih dan Berlin Sani (2012:66-67) menjelaskan
bahwa kelebihan metode discovery learning antara lain: 1) Menimbulkan rasa senang
pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil; 2) Siswa akan mengerti

Restu Yuwono 761


Restu Yuwono / JMP Online Vol. 3 No. 5 Mei (2019) 757-771

konsep dasar dan ide-ide lebih baik; 3) Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas
inisiatif sendiri; 4) Siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.

METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut I.G.A.K Wardani dan Kuswaya Wihardit (2011:1.4), penelitian tindakan
kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui
refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil
belajar siswa menjadi meningkat.
Model PTK dipilih oleh peneliti selaku guru mata pelajaran Penjasorkes
dikarenakan adanya permasalahan kemampuan lari jarak pendek siswa kelas IV A
SDN Klurak masih di bawah KKM. Oleh karena itu, dipilih alternatif tindakan
digunakan untuk memecahkan masalah tersebut dengan menerapkan metode discovery.
Tindakan penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus.
Desain PTK yang dipilih yaitu model PTK Kemmis & Mc Taggart. Model
tersebut menggambarkan adanya empat langkah dan pengulangnya terdiri dari tahap
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi (Suharsimi Arikunto,
2010:137).
Tahap 1: Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini penulis melakukan kegiatan perencanaan antara
lain: 1) Berkoordinasi dengan mitra kolaborator untuk menentukan jadwal penelitian
dan alternatif pemecahan masalah; 2) Menyusun RPP mata pelajaran Penjasorkes
materi lari jarak pendek dengan menerapkan metode discovery learning; 3)
Menyiapkan alat peraga lari jarak pendek; 4) Menyusun lembar praktik kemampuan
lari jarak pendek dan pedoman penskoran serta tabel rekapitulasinya; 5) Menyusun
lembar observasi keaktifan siswa beserta rubrik penilaiannya dan tabel rekapitulasinya;
6) Menyusun lembar observasi aktivitas guru beserta rubrik penilaiannya dan tabel
rekapitulasinya.
Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dengan melaksanakan
perencanaan yang telah dibuat, yakni dengan melaksanakan proses pembelajaran
Penjasorkes materi lari jarak pendek dengan menerapkan metode discovery learning.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Tahap 3: Pengamatan
Pada tahap pengamatan dalam penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif
untuk mengamati proses pembelajaran Penjasorkes materi lari jarak pendek dengan
menerapkan metode discovery learning. Pada saat pengamatan peneliti bersama mitra
kolaborator mengamati kemampuan lari jarak pendek siswa, observasi kekatifan siswa,
dan observasi aktivitas guru serta mencocokkannya dengan instrumen yang sudah
dibuat secara objektif dan transparan.
Tahap 4: Refleksi
Pada tahap refleksi dalam penelitian ini, peneliti mengkaji peningkatan
kemampuan lari jarak pendek siswa melalui metode discovery learning. Peneliti juga

Restu Yuwono 762


Restu Yuwono / JMP Online Vol. 3 No. 5 Mei (2019) 757-771

mengkaji hasil penelitian sudah berjalan efektif atau belum dengan mencatat kelebihan
dan kelemahan yang muncul selama pelaksanaan tindakan dan memberikan saran
perbaikan hasil pengamatan. Setelah itu, peneliti dan mitra kolaborator membuat
perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya berdasarkan daftar permasalahan
tersebut, dalam rangka perbaikan untuk mencapai indikator yang ditetapkan.

Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian


Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SDN Klurak yang terletak di Desa Klurak
Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo Kode Pos 61271. Penelitian ini dilaksanakan
pada semester I tahun pelajaran 2012-2013 bulan Juli sampai dengan September 2012.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan subjek penelitian siswa kelas IV A
SDN Klurak Tahun Pelajaran 2012-2013, dengan jumlah 46 siswa yang terdiri dari 24
siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Pemilihan subjek tersebut dikarenakan siswa
dari peneliti selaku Guru Penjasorkes.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik tes,
observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. Teknik tes digunakan untuk mengetahui
peningkatan kemampuan lari jarak pendek siswa melalui metode discovery learning.
Tes praktik kemampuan lari jarak pendek yang dilakukan pada siklus I dan siklus II.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan data dengan teknik tes yaitu: 1)
Menyiapkan lembar kemampuan praktik lari jarak pendek beserta rubrik penilaian; 2)
Memberikan tes praktik keseluruh subyek penelitian secara individu; 3) Menilai
gerakan lari jarak pendek yang sudah dilakukan oleh subyek penelitian berdasarkan
rubrik penilaian.
Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
aktivitas guru dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran direncanakan pada
siklus I dan siklus II. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan data
dengan teknik observasi yaitu: 1) Menyiapkan lembar observasi yang berisi butir-butir
sasaran pengamatan dalam proses pembelajaran; 2) Melaksanakan observasi selama
proses pembelajaran berlangsung; 3) Mencatat hasil observasi dengan mengisi lembar
observasi yang telah disiapkan.
Teknik catatan lapangan dalam penelitian ini ditulis oleh pengamat untuk
mendeskripsikan proses pembelajaran yang telah direncanakan pada siklus I dan siklus
II. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan data dengan teknik catatan
lapangan yaitu: 1) Menyiapkan lembar catatan lapangan dan petunjuk pengisian; 2)
Mencatat kelebihan dan kelemahan proses pembelajaran; dan 3) Merefleksikan
kelebihan dan kelemahan sebagai bahan perbaikan pembelajaran.
Teknik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa foto.
Dokumentasi foto dalam proses pembelajaran dijadikan gambaran aktivitas guru dan
kektifan siswa dalam penelitian yang telah direncanakan pada siklus I dan siklus II.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan data dengan teknik dokumentasi
foto yaitu: 1) Menyiapkan kamera yang akan digunakan untuk mendokumentasikan
kegiatan yang berlangsung selama pembelajaran; 2) Memotret setiap kegiatan/

Restu Yuwono 763


Restu Yuwono / JMP Online Vol. 3 No. 5 Mei (2019) 757-771

aktivitas dalam proses pembelajaran; 3) Memilah dan memilih foto yang akan
digunakan dalam penelitian ini.

Teknik Analisis Data


Data kuantitatif diperoleh dari analisis nilai tes praktik kemampuan lari jarak
pendek siswa. Rumus-rumus yang digunakan untuk mengolah data kuantitatif dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1. Menentukan nilai akhir kemampuan lari jarak pendek siswa.

X
NA =
M

Keterangan:
NA = Nilai Akhir
∑X = Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh
M = Jumlah keseluruhan skor maksimal (B. Saeful Djamarah, 2010:331)
2. Menentukan rata-rata kelas.

 Na
Nr =
Sn

Keterangan:
Nr = Nilai rata-rata
∑Na = Jumlah nilai akhir semua siswa
Sn = Jumlah siswa (I.G.A.K Wardani dan Kuswaya Wihardit, 2011:5.19)
3. Menentukan persentase ketuntasan belajar siswa.
F
P= x 100 %
N

Keterangan:
P = Persentase ketuntasan belajar dalam persen
F = Jumlah siswa yang tuntas belajar
N = Jumlah seluruh siswa (B. Saeful Djamarah, 2010:264)
Hasil penghitungan tes praktik kemampuan lari jarak pendek seluruh siswa
dikategorikan dengan pedoman penskoran dan ketuntasan belajar yang sudah
ditetapkan. Indikator keberhasilan terhadap kemampuan lari jarak pendek siswa kelas
IV A SDN Klurak pada mata pelajaran Penjasorkes melalui metode discovery
mengalami ketuntasan belajar minimal mendapat nilai 75 atau mencapai 75% secara
individual dan mencapai 85% secara klasikal.

Restu Yuwono 764


Restu Yuwono / JMP Online Vol. 3 No. 5 Mei (2019) 757-771

Data kuantitatif diperoleh dari analisis hasil observasi, catatan lapangan, dan
dokumentasi. Analisis data kualitatif sebagaimana pengumpulan data tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1. Observasi
Data observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran didasarkan pada
rata-rata skor yang dipeoleh guru dan kemudian diambil kesimpulan sesuai dengan
kriteria, dengan rumus:
A
Persentase = x 100 %
B

Keterangan:
A = Skor aktivitas guru
B = Skor maksimal (I.G.A.K Wardani dan Kuswaya Wihardit, 2011:5.18)
Pengukuran observasi keaktifan siswa secara klasikal, didasarkan pada
rata-rata skor yang dipeoleh siswa dan kemudian diambil kesimpulan sesuai
dengan kriteria, dengan rumus:
A
Persentase = x 100 %
BxC

Keterangan:
A = Skor keseluruhan siswa
B = Jumlah siswa
C = Skor maksimal (I.G.A.K Wardani dan Kuswaya Wihardit, 2011:5.19)
Setelah menganalisis observasi aktivitas guru dan keaktifan siswa, hasil
persentase dikategorikan dengan pedoman yang sudah ditetapkan. Selanjutnya
persentase observasi aktivitas guru dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
Penjasorkes materi lari jarak pendek melalui metode discovery dideskripsikan ke
dalam bentuk kalimat pada tiap siklus.
2. Catatan Lapangan.
Menganalisis catatan lapangan dengan cara memberikan refleksi atau
rekomendasi sebagai bahan perbaikan pembelajaran atau tindak lanjut.
Selanjutnya mendeskripsikan catatan lapangan berisi kelebihan dan kelemahan
dalam bentuk kalimat pada tiap siklus.
3. Dokumentasi
Menganalisis data hasil dokumentasi foto dengan cara memilah dan
memilih foto saat proses pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian.
Selanjutnya mendeskripsikan gambar foto yang sudah dipilih ke dalam bentuk
kalimat pada tiap siklus.
Data hasil observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi foto dari siklus I
dan siklus II dibandingkan. Dari hasil perbandingan tersebut akan diketahui
peningkatan aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran Penjasorkes
materi lari jarak pendek melalui metode discovery dan dianalisis dengan analisa
deskriptif kualitatif.

Restu Yuwono 765


Restu Yuwono / JMP Online Vol. 3 No. 5 Mei (2019) 757-771

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Pra Siklus
Dari hasil analisis pretest praktik kemampuan lari jarak pendek siswa dapat
diketahui tingkat kemampuan lari jarak pendek siswa pada pra siklus sebagai berikut.
Tabel 1. Rekapitulasi Kemampuan Lari Jarak Pendek Siswa Pra Siklus
Aspek yang Rentang Skor (Siswa) Jml Rata-
No Kategori
diamati 1 2 3 4 Skor rata
1 Teknik Start 3 52 51 0 106 2 Cukup
2 Teknik Lari 7 34 63 0 104 2 Cukup
3 Teknik Finish 3 48 57 0 108 2 Cukup
Rerata skor 58
Persentase Keberhasilan 30%
Kategori Kurang
Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2012)
Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa kemampuan lari jarak pendek siswa kelas
IV A SDN Klurak pada pra siklus memperoleh nilai rata-rata secara klasikal sebesar 58
yang termasuk dalam kategori Kurang yaitu berada pada rentang nilai 0-74. Nilai rata-
rata tersebut jauh dari KKM yang telah ditentukan sekolah sebesar 75. Perolehan nilai
pada aspek gerakan teknik start sudah termasuk dalam kategori Cukup dengan nilai
rata-rata sebesar 2. Perolehan nilai pada aspek gerakan teknik lari dalam kategori
Cukup dengan nilai rata-rata sebesar 2. Perolehan nilai pada aspek gerakan teknik
mencapai garis finish termasuk dalam kategori Cukup dengan nilai rata-rata sebesar 2.
Persentase ketuntasan belajar siswa kelas IV A SDN Klurak dalam kemampuan
lari jarak pendek pada pra siklus dari 46 siswa terdapat 14 siswa atau 30% tuntas
belajar, sedangkan yang belum tuntas belajar mencapai 70% atau ada 32 siswa. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pada pra siklus secara klasikal siswa belum tuntas
belajar, karena siswa yang memperoleh nilai  75 hanya sebesar 30% lebih kecil dari
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%.

Siklus I
Setelah menerapkan metode discovery terhadap kemampuan lari jarak pendek
siswa pada siklus I, dapat diketahui tingkat kemampuan lari jarak pendek siswa pada
siklus I sebagai berikut.
Tabel 2. Rekapitulasi Kemampuan Lari Jarak Pendek Siswa Siklus I
Aspek yang Rentang Skor (Siswa) Jml Rata-
No Kategori
diamati 1 2 3 4 Skor rata
1 Teknik Start 0 10 89 44 143 3 Baik
2 Teknik Lari 0 6 111 24 141 3 Baik
3 Teknik Finish 0 18 90 28 136 3 Baik
Rerata skor 76
Persentase Keberhasilan 78%
Kategori Cukup
Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2012)

Restu Yuwono 766


Restu Yuwono / JMP Online Vol. 3 No. 5 Mei (2019) 757-771

Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa kemampuan lari jarak pendek siswa kelas
IV A SDN Klurak setelah diterapkan metode discovery pada siklus I memperoleh nilai
rata-rata secara klasikal sebesar 76 yang termasuk dalam kategori Cukup yaitu berada
pada rentang nilai 75-82. Nilai rata-rata tersebut sudah melebihi KKM yang telah
ditentukan sekolah sebesar 75, namun persentase ketuntasan belajar siswa belum
mencapai persentase ketuntasan yang dikehendaki secara klasikal sebesar 85%.
Perolehan nilai pada aspek gerakan teknik start sudah termasuk dalam kategori Baik
dengan nilai rata-rata sebesar 3. Perolehan nilai pada aspek gerakan teknik lari dalam
kategori Baik dengan nilai rata-rata sebesar 3. Perolehan nilai pada aspek gerakan
teknik mencapai garis finish termasuk dalam kategori Baik dengan nilai rata-rata
sebesar 3.
Persentase ketuntasan belajar siswa kelas IV A SDN Klurak pada kemampuan
lari jarak pendek setelah diterapkan metode discovery siklus I dari 46 siswa terdapat 36
siswa atau 78% tuntas belajar, sedangkan yang belum tuntas belajar mencapai 22%
atau ada 10 siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara klasikal
siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai  75 hanya sebesar
78% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki secara klasikal sebesar
85%.

Siklus II
Setelah menerapkan metode discovery terhadap kemampuan lari jarak pendek
siswa pada siklus II berdasarkan rekomendasi siklus I, dapat diketahui tingkat
kemampuan lari jarak pendek siswa pada siklus II sebagai berikut.
Tabel 3. Rekapitulasi Kemampuan Lari Jarak Pendek Siswa Siklus II
Aspek yang Rentang Skor (Siswa) Jml Rata-
No Kategori
diamati 1 2 3 4 Skor rata
1 Teknik Start 0 2 51 112 165 4 Sangat Baik
2 Teknik Lari 0 0 36 136 172 4 Sangat Baik
3 Teknik Finish 0 4 48 112 164 4 Sangat Baik
Rerata skor 91
Persentase Keberhasilan 96%
Kategori Baik
Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2012)
Pada tabel 3 dapat diketahui bahwa kemampuan lari jarak pendek siswa kelas
IV A SDN Klurak setelah diterapkan metode discovery pada siklus II memperoleh
nilai rata-rata secara klasikal sebesar 91 yang termasuk dalam kategori Baik yaitu
berada pada rentang nilai 83-91. Nilai rata-rata tersebut sudah melebihi KKM yang
telah ditentukan sekolah sebesar 75 dan persentase ketuntasan belajar siswa sudah
melebihi persentase ketuntasan yang dikehendaki secara klasikal sebesar 85%.
Perolehan nilai pada aspek gerakan teknik start sudah termasuk dalam kategori Sangat
Baik dengan nilai rata-rata sebesar 4. Perolehan nilai pada aspek gerakan teknik lari
dalam kategori Sangat Baik dengan nilai rata-rata sebesar 4. Perolehan nilai pada aspek
gerakan teknik mencapai garis finish termasuk dalam kategori Sangat Baik dengan
nilai rata-rata sebesar 4.

Restu Yuwono 767


Restu Yuwono / JMP Online Vol. 3 No. 5 Mei (2019) 757-771

Persentase ketuntasan belajar siswa kelas IV A SDN Klurak pada kemampuan


lari jarak pendek setelah diterapkan metode discovery siklus II dari 46 siswa terdapat
44 siswa atau 96% tuntas belajar, sedangkan yang belum tuntas belajar mencapai 4%
atau ada 2 siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II secara klasikal
siswa sudah tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai  75 sebesar 96%
melebihi persentase ketuntasan yang dikehendaki secara klasikal sebesar 85%.

Pembahasan
Dari hasil penelitian di atas, selanjutnya dilakukan pembahasan untuk
mempermudah menarik kesimpulan terhadap peningkatan kemampuan lari jarak
pendek siswa kelas IV A SDN Klurak sebelum dan sesudah diterapkan metode
discovery yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

Pra Siklus
Pada pra siklus diperoleh kemampuan lari jarak pendek siswa kelas IV A SDN
Klurak memperoleh nilai rata-rata secara klasikal sebesar 58 yang termasuk dalam
kategori Kurang yaitu berada pada rentang nilai 0-74. Nilai rata-rata tersebut jauh dari
KKM yang telah ditentukan sekolah sebesar 75. Persentase ketuntasan belajar siswa
pada prasiklus dari 46 siswa terdapat 14 siswa atau 30% tuntas belajar, sedangkan
yang belum tuntas belajar mencapai 70% atau ada 32 siswa. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa pada prasiklus secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena
siswa yang memperoleh nilai  75 hanya sebesar 30% lebih kecil dari persentase
ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%.
Ketuntasan belajar siswa masih di bawah kriteria ketuntasan minimal yang
dikehendaki secara klasikal disebabkan siswa masih kesulitan dalam melakukan lari
jarak pendek sesuai teknik dasar yang benar. Hal ini dikarenakan siswa belum
memahami teknik dasar start, lari, dan memasuki garis finish dalam lari jarak pendek.
Hal ini disebabkan tidak tepatnya guru dalam menyampaikan pembelajaran. Dimana
pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran secara konvensional yang mana
hanya dipergunakan metode ceramah dan demonstrasi serta guru sebagai satu-satunya
sumber belajar. Hal ini menyebabkan siswa pasif dalam mengikuti proses
pembelajaran sehingga siswa kurang tertantang untuk berpikir dan berlatih lari jarak
pendek sesuai pengetahuan yang didapatnya sendiri.

Siklus I
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran melalui penerapan metode
discovery pada siklus I dapat dikatakan bahwa kemampuan lari jarak pendek siswa
kelas IV A SDN Klurak mengalami peningkatan. Nilai rata-rata secara klasikal pada
siklus I meningkat sebesar 76 dibandingkan perolehan pada prasiklus sebesar 58. Ada
peningkatan nilai rata-rata secara klasikal sebesar 18. Hasil tersebut juga dapat dilihat
dari presentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebesar 78% mengalami
peningkatan dibandingkan pada pra siklus sebesar 30%. Ada peningkatan presentase
ketuntasan belajar sebesar 48%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode
discovery dapat meningkatkan hasil kemampuan lari jarak pendek siswa kelas IV A

Restu Yuwono 768


Restu Yuwono / JMP Online Vol. 3 No. 5 Mei (2019) 757-771

SDN Klurak meskipun belum mencapai ketuntasan belajar yang dikehendaki secara
klasikal sebesar 85%.
Ketuntasan belajar masih di bawah kriteria ketuntasan minimal yang
dikehendaki secara klasikal disebabkan karena belum maksimalnya guru dalam
menerapkan metode discovery dalam pembelajaran lari jarak pendek, terbukti dari
hasil persentase aktivitas guru dalam praktik perbaikan pembelajaran hanya
memperoleh 70% atau kategori Cukup. Begitu juga masih rendahnya keaktifan siswa,
terbukti hasil observasi keaktifan siswa dalam melakukan praktik kemampuan lari
jarak pendek melalui metode discovery hanya mencapai 70%. Permasalahan tersebut
disebabkan guru masih belum menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus
kepada siswa agar siswa mampu untuk mengeksplorasi materi pembelajaran. Begitu
juga guru hanya membimbing sebagian kelompok saja sehingga masih ada siswa yang
kebingungan dalam mengumpulkan informasi mengenai teknik dasar lari jarak pendek
yang ada pada buku siswa. Selain itu guru masih kurang dalam membimbing siswa
dalam berlatih teknik gerakan lari jarak pendek sehingga masih ada 10 siswa yang
belum mampu melakukan gerakan lari jarak pendek dengan benar. Masih belum
mampunya siswa dalam melakukan gerakan lari jarak pendek dikarenakan siswa masih
belum menguasai gerakan teknik start, lari, dan mencapai garis finish serta mereka
bercanda dengan temannya saat berlatih.

Siklus II
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran melalui penerapan model metode
discovery pada siklus II dan melaksanakan hasil rekomendasi siklus I dapat dikatakan
bahwa kemampuan lari jarak pendek siswa kelas IV A SDN Klurak mengalami
peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal pada
siklus II meningkat sebesar 91 dibandingkan perolehan pada pra siklus sebesar 58 dan
siklus I sebesar 76. Ada peningkatan nilai rata-rata secara klasikal sebesar 33. Hasil
tersebut juga dapat dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II
sebesar 96% mengalami peningkatan secara signifikan dibandingkan pada pra siklus
sebesar 30% dan siklus I sebesar 78%. Ada peningkatan persentase sebesar 66%. Hal
ini menunjukkan bahwa penerapan metode discovery dapat meningkatkan kemampuan
lari jarak pendek siswa kelas IV A SDN Klurak dan sudah melebihi ketuntasan belajar
yang dikehendaki secara klasikal sebesar 85%.
Ketuntasan belajar sudah di atas kriteria ketuntasan minimal yang dikehendaki
secara klasikal disebabkan karena guru sudah maksimal dalam menerapkan metode
discovery dalam pembelajaran lari jarak pendek, terbukti dari hasil persentase aktivitas
guru dalam praktik perbaikan pembelajaran memperoleh 95% atau kategori Sangat
Baik. Selain itu keaktifan siswa juga mengalami peningkatan terbukti dari hasil
observasi keaktifan siswa dalam melakukan praktik kemampuan lari jarak pendek
melalui metode discovery sudah mencapai 91%. Hal ini dikarenakan guru sudah
menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada siswa sehingga siswa
mampu untuk mengeksplorasi materi pembelajaran. Begitu juga guru sudah
membimbing seluruh kelompok dalam mengumpulkan informasi mengenai teknik
dasar lari jarak pendek yang ada pada buku siswa. Selain itu guru juga sudah
membimbing siswa dalam berlatih teknik gerakan lari jarak pendek terbukti ada 44

Restu Yuwono 769


Restu Yuwono / JMP Online Vol. 3 No. 5 Mei (2019) 757-771

siswa yang mampu melakukan gerakan teknik lari jarak pendek dengan benar,
meskipun masih ada 2 siswa yang belum mampu disebabkan mereka bercanda dengan
temannya saat berlatih.
Dilihat dari hasil pembahasan pada tindakan siklus I dan siklus II menunjukkan
bahwa penerapan metode discovery dapat meningkatkan kemampuan lari jarak pendek
siswa. Dengan metode discovery, siswa mampu menemukan sendiri teknik lari jarak
pendek dari gerakan start sampai gerakan mencapai garis finish melalui bimbingan
guru maupun mencari informasi dari bahan pelajaran. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Hosnan (2012:287-288) menjelaskan bahwa dengan menerapkan metode
discovery learning dapat membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif, meningkatkan kemampuan
siswa untuk memecahkan masalah, membantu siswa memperkuat konsep dirinya
karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lain, serta melatih siswa
belajar mandiri. Lebih lanjut Kurniasih dan Sani (2012:66-67) menjelaskan bahwa
metode discovery learning dapat menimbulkan rasa senang pada siswa karena
tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil, siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-
ide lebih baik, mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, serta siswa
belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
Dengan menerapkan metode discovery, keaktifan siswa berpengaruh terhadap
peningkatan kemampuan lari jarak pendek. Semakin meningkatnya keaktifan siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran, kemampuan lari jarak pendek siswa juga
mengalami peningkatan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hosnan (2012:287-288)
menjelaskan bahwa dengan menerapkan metode discovery learning dapat mendorong
keterlibatan keaktifan siswa, mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan
hipotesis sendiri, serta siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar karena ia berpikir
dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.
Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas, menunjukkan bahwa dengan
menerapkan metode discovery terbukti dapat meningkatkan kemampuan lari jarak
pendek siswa kelas IV A SDN Klurak Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Dari
hasil penelitian tersebut, penelitian ini sudah dapat dikatakan berhasil, hal ini
dikarenakan hasil praktik kemampuan lari jarak pendek yang diberikan kepada siswa
dan hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran
pada tiap siklus menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan dan sudah
melebihi ketuntasan yang dikehendaki.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan setelah melakukan perbaikan
pembelajaran selama dua siklus dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Penerapan
metode discovery dapat meningkatkan kemampuan lari jarak pendek siswa kelas IV A
SDN Klurak Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Hal ini dapat dibuktikan dari
peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa pada prasiklus sebesar 30%,
meningkat pada siklus I sebesar 78%, dan meningkat secara signifikan pada siklus II
sebesar 96%. Terbukti ada peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar 66%; 2)
Peningkatan keaktifan siswa kelas IV A SDN Klurak Kecamatan Candi Kabupaten

Restu Yuwono 770


Restu Yuwono / JMP Online Vol. 3 No. 5 Mei (2019) 757-771

Sidoarjo dalam pembelajaran lari jarak pendek melalui metode discovery berpengaruh
terhadap kemampuan lari jarak pendek siswa. Hal ini dapat dibuktikan dari
peningkatan persentase keaktifan siswa pada siklus I sebesar 70% meningkat secara
signifikan pada siklus II sebesar 91%. Terbukti ada peningkatan persentase keaktifan
siswa sebesar 21%.
Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, dapat dijabarkan saran tindak
lanjut sebagai berikut: 1) Disarankan kepada siswa untuk lebih berlatih teknik dasar
gerakan lari jarak pendek melalui metode discovery yang sudah dilaksanakan sehingga
kemampuan lari jarak pendek siswa dapat meningkat; 2) Disarankan kepada guru
untuk menerapkan metode discovery dalam pembelajaran lari jarak pendek karena
terbukti dapat meningkatkan kemampuan lari jarak pendek siswa. Disarankan juga
kepada teman sejawat untuk menggunakan metode-metode pembelajaran yang
mengutamakan peran aktif siswa sehingga mutu pembelajaran dapat meningkat; 3)
Disarankan kepada sekolah untuk memberikan kesempatan kepada guru untuk
meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya dalam menguasai metode-metode
pembelajaran yang mendidik sehingga kualitas pembelajaran di sekolah dapat lebih
meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Penelitian Pendekatan Praktek-
Cet.14. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas, 2010. Model Pembelajaran IPS, Malang : Pusat Kurikulum Baltibang
Depdiknas
Djamarah, B. Saeful. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hosnan, M. 2012. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21-Cet.1. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kurniasih, Imas & Sani, Berlin. 2012. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran-
Cet.1. Jakarta: Kata Pena.
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Rumini. 2011. Model Pembelajaran Atletik dan Metodik 1. Semarang: Unnes Press.
Suherman, Adang. 2010. Dasar-dasar Penjaskes. Jakarta: Dirjen Dikdasmen,
Departemen Pendidikan Nasional.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru-Cet.14.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wardani, I.G.A.K & Wihardit, Kuswaya. 2011. Penelitian Tindakan Kelas-
Cet.15;Ed.1. Jakarta: Universitas Terbuka.

Restu Yuwono 771

Anda mungkin juga menyukai