Anda di halaman 1dari 9

POSISI DEVISA NETO (PDN)

A. Pengertian :
PDN (disebut juga Net Open Position atau NOP) adalah selisih bersih
antara Aktiva dan Pasiva dalam neraca (on balance sheet) untuk setiap valuta
asing, ditambah dengan selisih bersih tagihan dan kewajiban, baik yang
merupakan komitmen maupun kontinjensi dalam rekening administratif (off
balance sheet) untuk setiap valuta asing, yang semuanya dinyatakan dalam
Rupiah (equivalen Rupiah untuk setiap valuta asing).
Karena perhitungan PDN dalam rupiah (IDR), maka kurs yang digunakan
adalah kurs tengah yang merupakan rata-rata kurs beli dan kurs jual berdasarkan
Reuters pada pukl 16.00 WIB setiap hari.
Bila kurs rupiah sangat fluktuatif dan cenderung melemah dengan tajam
seperti misalnya pada bulan Juli sampai Agustus 2005, 1 USD = Rp12.000, maka
untuk antisipasi lebih lanjut Gubernur BI  mengirimkan surat kepada seluruh
bank devisa untuk menyesuaikan PDN setinggi-tingginya 20% dari modal bank,
padahal sebelumnya mencapai setinggi-tingginya 30%.

 Mengapa PDN Penting ?


1. Membatasi transaksi spekulatif bank devisa
2. Menghindari resiko kurs
3. Manajemen terhadap forex bank
4. Agar terjadi keseimbangan antara sumber dana dan penggunan
dana, atau sebaliknya
5. Memberikan fleksibilitas kepada perbankan dalam pengelolaan
dananya

 Penyebab Timbulnya PDN :


1. Tidak sinkronnya antara sumber dana dan penggunaan dana
2. Sumber dana dalam USD digunakan dalam IDR
3. Memenuhi kebutuhan nasabah
4. Menjaga likuiditas salah satu valuta
5. Adanya perdagangan luar negeri (ekspor dan impor)
6. Perdagangan valuta asing
7. Pinjaman luar negeri
B. Jenis-Jenis PDN
 Posisi Long 
Yaitu posisi dimana jumlah aset bank dalam valuta asing lebih besar dari pasiva
bank dalam valuta asing setelah memperhitungkan Rekening Administtrasi bank.
 Posisi Short 
Yaitu posisi dimana jumlah aset bank dalam valuta asing lebih kecil dari pasiva
bank dalam valuta asing detelah memperhitungkan Rekenng Administtrasi bank.
 Posisi Square
Yaitu posisi dimana jumlah aset bank dalam valuta asing sama dengan dari
pasiva bank dalam valuta asing detelah memperhitungkan Rekenng Administrasi
bank.

C.      Ketentuan Posisi Devisa Neto (PDN)


 Bank wajib memelihara Posisi Devisa Neto dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) Secara keseluruhan setinggi - tingginya 20% (dua puluh perseratus)
dari Modal
b) Untuk neraca setinggi - tingginya 20% (dua puluh perseratus) dari
Modal, pada tengah hari kerja dan akhir hari kerja.
 Posisi Devisa Neto secara keseluruhan adalah angka yang merupakan
penjumlahan dari nilai absolute untuk jumlah dari:
 Selisih bersih aktiva dan pasiva dalam neraca untuk setiap valuta
asing; ditambah dengan
 Selisih bersih tagihan dan kewajiban baik yang merupakan
komitmen maupun kontinjensi dalam rekening administratif untuk
setiap valuta asing, yang semuanya dinyatakan dalam rupiah.
 Posisi Devisa Neto Neraca
Adalah angka yang merupakan penjumlahan dari nilai absolut dari selisih
bersih aktiva dan pasiva dalam neraca untuk setiap valuta asing yang semuanya
dinyatakan dalam rupiah.
 Aktiva
Aktiva valuta asing terdiri dari kas, emas, giro (termasuk giro pada Bank
Indonesia), deposit on call, deposito berjangka, sertifikat deposito, margin
deposit, surat berharga, kredit yang diberikan, nilai bersih wesel ekspor yang
telah diambilalih, rekening antar kantor aktiva dan tagihan lainnya, dalam valuta
asing baik kepada penduduk maupun bukan penduduk.
 Pasiva valuta asing
Terdiri dari giro, deposit on call, deposito berjangka, sertifikat deposito,
margin deposit, pinjaman yang diterima, jaminan impor, rekening antar kantor
pasiva, pendapatan komprehensif lainnya dari surat - surat berharga valuta asing
selain saham dan kewajiban lainnya dalam valuta asing baik terhadap penduduk
maupun bukan penduduk.
 Rekening administratif
Adalah rekening dalam valuta asing yang dapat menimbulkan tagihan dan
atau kewajiban di masa mendatang yang merupakan komitmen dan kontinjensi
yang mencakup bank garansi maupun L/C yang dipastikan menjadi kewajiban
Bank setelah dikurangi margin deposit, spot, serta transaksi derivatif antara lain
transaksi forward, optiondan future, maupun produk - produk lain yang sejenis
baik terhadap penduduk maupun bukan penduduk.

D.     Kewajiban Bank Terhadap Bank Indonesia

o Batas Waktu Penyampaian Laporan PDN

Setiap Bank Pelapor (Bank Devisa) wajib menyampaikan Laporan PDN


tersebut selambatlambatnya pada akhir Masa Laporan Berikutnya termasuk
Penyampaian Koreksi atas Laporan yang bersangkutan dalam hal terdapat
kesalahan. Jadi untuk Laporan Periode I selambat-lambatnya harus dilaporkan ke
Bank Indonesia pada tanggal 15, untuk Periode II tanggal 23, dan Periode III
pada akhir bulan yang bersangkutan. Jika pada tanggal akhir penyampaian
Laporan jatuh pada Hari Libur Bank, maka Laporan harus disampaikan pada hari
kerja berikutnya. Dengan demikian bila pada tanggal-tanggal akhir periode
Laporan tersebut libur maka dengan sendiri laporan harus dilakukan selambat-
lambatnya pada tanggal 16, dan 24 bulan yang bersangkutan serta awal bulan
berikutnya.
Sejak tanggal 1 Juni 2005 penyampaian Laporan PDN secara on line dapat
dilakukan pada hari yang sama, dan selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah
tanggal pencatatan data non transaksional mengenai PDN tersebut dilakukan.
Kurs yang digunakan untuk perhitungan PDN adalah Kurs Tengah, jika
Kurs Penutupan untuk Valuta Asing tertentu tidak tersedia (Kurs Tengah, yaitu
Kurs Beli dan Kurs Jual rata-rata), maka bank dapat menggunakan Crossing Rate
pada waktu yang sama dengan Kurs Penutupan yang terjadi.

E. Pengaruh PDN Terhadap Kebijakan Valuta Asing Bank


Pengelolaan PDN suatu bank umum devisa mempunyai umumnya
mempunyai dua maksud. Maksud yang pertama adalah memenuhi ketentuan
aspek legal formal. Hal ini juga sebenarnya termasuk risiko bank, yakni risiko
legal formal atau risiko hukum. Pengelolaan PDN tidak berimplikasi pada
kesadaran bank dalam aktifitasnya sehingga tidak menyalahi hukum yang berlaku
secara sengaja. Dengan demikian, bank akan terhindar dari berbagai macam
sanksi yang mungkin terjadi.
Maksud yang kedua adalah sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan kebijakan bank. Dalam pengambilan kebijaksanaan bank harus tau
betul semua aspek yang menjadi kelebihan dan kekurangannya serta peluang dan
ancaman yang mungkin terjadi. PDN adalah salah satu unsur internal bank yang
bisa menyebabkan dua impikasi bagi bank ketika terjadi perubahan eksternal.
Dalam hal ini, perubahan eksternal yang paling dominan adalah perubahan
atau pergeseran kurs valuta asing. Dua implikasi yang dimaksud adalah potensi
keuntungan atau kerugian yang harus ditanggung bank ketika terjadi pergeseran
kurs valuta asing yang dikelola bank. Perubahan kurs kemungkinannya ada dua,
yakni naik atau turun. Masing-masing PDN bank mempunyai Impikasi yang
berbeda-beda ketika terjadi apresiasi atau depresiasi valuta asing. Implikasi ini
terjadi ketika valuta asing yang dikelola oleh bank dinyatakan dalam mata uang
dalam negeri (rupiah). 
Ketika bank ada pada posisi long, bank akan mengalami kerugian ketika
terjadi depresiasi. Demikian sebaliknya akan mengalami keuntungan ketika
terjadi apresiasi. Demikian juga ketika suatu bank PDN-nya ada pada posisi
short, akan mengalami keuntungan ketika terjadi depresiasi dan akan mengalami
kerugian ketika terjadi apresiasi. Ketika bank ada pada posisi square, bank tidak
akan terpengaruh oleh perubahan kurs mata uang asing.
Dengan demikian, pihak manajemen, dalam hal ini ALCO atau mungkin
Dealer akan menyesuaikan PDN-nya ketika diperkirakan akan terjadi depresiasi
atau apresiasi. Tujuannya, agar bank tidak mengalmi kerugian ketika fenomena
tadi tejadi, atau kalau harus mengalami kerugian, kerugian yang dialami bank
baru pada sebatas kerugian yang minimal dan terkendalikan. Demikian, PDN
sangat berpengaruh terhadap kebijakan valuta asing yang diambil oleh bank
sehingga keuntungan dapat di optimalkan dan risiko dapat dikendalikan.

F.  Sanksi Atas Pelanggaran PDN


Pelanggaran atas Pengelolaan PDN dikelompokan menjadi 2 (dua), yaitu
Pertama, Pelanggaran atas Kebenaran dan Ketepatan Penyampaian Laporan,
Kedua, Pelangaran terhadap pelampauan maksimal PDN yang dapat dimiliki oleh
Bank.
Pertama, Pelanggaran atas Kebenaran dan Ketepatan Penyampaian
Laporan, jika bank melakukan kesalahan atau keterlambatan dalam penyampaian
laporan sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka kepada bank yang
bersangkutan akan dikenakan sanksi berupa denda yang harus dibayar oleh bank
Devisa.
Kedua, Pelanggaran terhadap pelampauan Maksimal PDN yang dapat dim
iliki oleh Bank, berbeda dengan pelanggaran pertama di atas, jika bank melanggar
ketentuan batas Maksimal pengelolaan PDN maka bank yang bersangkutan akan
dikenakan sanksi berupa penurunan Nilai Kredit dalam perhitungan tingkat
kesehatan bank, dan dapat juga dikenakan sanksi administratif berupa sanksi
Pidana atau pencabutan Izin Usaha bank yang bersangkutan.
Pelanggaran terhadap pelampauan maksimal PDN yang dapat dimiliki oleh
Bank dikenakan sanksi administratif, antara lain berupa:
 Teguran tertulis
 Memengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank
 Pembekuan kegiatan usaha tertentu
 Pencantuman anggota pengurus, pegawai bank, pemegang saham dalam
daftar orang-orang yang dilarang menjadi pemilik dan pengurus bank
 Pemberhentian Pengurus Bank dan selanjutnya menunjuk dan
mengangkat pengganti sementara sampai Rapat Umum Pemegang Saham
G. Strategi Pengelolaan PDN
Strategi pengelolaan PDN suatu bank tidak terlepas dari kebijakan yang
diterapkan oleh bank yang bersangkutan, yaitu tujuan utama bank dalam
mengelola PDN.

Tujuan Utamanya adalah:


 Meningkatkan Non Interest Income
 Menjaga PDN, yaitu maksimal rata-rata 20 % dari Modal Sendiri
dalam satu minggu jika dalam perhitungan kewajiban penyediaan
modal minimumnya belum memperhitungkan risiko pasar (market
risk) atau 30% dari Modal jika perhitungan kewajiban penyediaan
modal minimumnya telah memperhitungkan risiko pasar (market risk)
 Hedging Posisi
 Pelayanan transaksi nasabah
 Trading Forex

Jenis Transaksi
 Forex Trading
o Position Taking (interbank)
o Commercial Transaction (dengan customer)
 Forward Transaction
o Hedging Position (interbank)
o Commercial Transaction (dengan customer)
 Swap Transaction
o Hedging Position (interbank)
o Commercial Transaction (dengan customer)
 Swap ke BI
 Investment Swap pinjam non bank.
H. Perhitungan PDN

Besarnya Maksimal PDN atau NOP yang dapat dikelola oleh suatu Bank
sangat dipengaruhi oleh besarnya Modal yang dimiliki bank tersebut. Contoh,
berdasarkan  Neraca yang disusun oleh Bank Budi Luhur memiliki Modal sebagai
berikut :
Modal Inti (Tier I) IDR. 2.500 miliar
Modal Pelengkap (Tier II) IDR. 2.500 miliar
Untuk perhitungan PDN besarnya Modal Bank Budi Luhur menjadi IDR.
5.000 miliar, yaitu Modal Inti ditambah dengan Modal Pelengkap (IDR. 2.500
miliar + IDR. 2.500), dengan catatan bahwa besarnya Modal Pelengkap
Maksimal 100% dari Modal Inti. Jika pada periode Laporan Kurs Tengah yang
beraku Misalnya IDR. 8.000,00 (Kurs Beli IDR. 7.600,00 dan Kurs Jual IDR.
8.400,00) per USD I, maka besarnya PDN Maksimal yang dapat dikelola oleh
Bank Budi Luhur adalah sebagai berikut :
Jumlah Modal dalam USD. = IDR. 5.000 miliar : 8.000,00 = USD.
625.000.000,00 Maksimal PDN = USD. 625.000.000,00 X 20% = USD.
125.000.000,00. Tetapi, jika Bank Budi Luhur dalam pemenuhan Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum (KPMM) telah memperhitungkan Risiko Pasar
(Market Risk) maka PDN yang dapat dikelola ditetapkan setinggi-tingginya
menjadi sebesar 30% (tiga puluh per seratus) dari Modal, yaitu USD.
625.000.000,00 X 30% = USD. 187.500.000,00. Besarnya Maksimal PDN ini
dapat ber posisi Long atauShort.
Dengan demikian Manajemen Bank dapat membuat kebijakan mengenai
PDN ini apakah harus LONG atau Short, ini sangat tergantung pada
kecenderungan Nilai Tukar yang terjadi pada periode yang bersangkutan.
Posisi Devisa Neto, baik LONG maupun SHORT akan berpengaruh
langsung pada  perhitungan Laba/Rugi Bank, dari contoh perhitungan PDN di
atas di mana Bank Budi Luhur boleh mengelola PDN sebesar USD.
125.000.000,00, lalu diasumsikan bahwa Kurs rata-rata untuk menghasilkan PDN
tersebut misalnya IDR. 7.500,00 Per USD. 1,00. Jika pada saat penyusunan
Laporan keuangan Bank Budi Luhur memiliki PDN yang Positif (Long), sedang
kurs pada saat itu adalah sebesar IDR. 8.000,00 per USD. 1,00 maka Bank Budi
Luhur akan memperoleh Laba dari hasil Revaluasi atas Vauta Asing tersebut
sebesar (IDR. 8.000,00 – IDR. 7.500,00) X USD. 125.000.000,00 = IDR.
62.500.000.000,00 Sedangkan jika Bank Budi Luhur pada saat itu memiliki Posisi
Negatif (Short), maka akan menderita Rugi sebesar IDR. 62.500.000.000,00

I. Square, Short, atau Long PDN

Sangat jarang bank yang mempunyai Posisi PDN Square, yaitu posisi PDN
di mana Assets dalam Valuta Asing dan Pasiva dalam Valuta Asing setelah
perhitungan dengan rekening-rekening administratif (Off balance Sheet)
menunjukkan Posisi yang sama atau Aktiva dalam Valas dikurangi Pasiva dalam
Valas setelah memperhitungkan Off Balance Sheet besaldo Nihil (Nol). Jika Kurs
atau Nilai Tukar sedang bullish yaitu suatu kondisi di mana kurs memiliki
kecenderungan menguat, maka strategi kebijakan yang harus ditempuh oleh Bank
adalah dalam Posisi Long yang lebih besar, jadi dalam FX Trading memiliki
Posisi yang lebih beli disbanding jual. Karena dari contoh di atas sudah terlihat
jelas bahwa jika PDN dalam keadaan Long, sementara kurs pada saat tutup buku
mengalami kenaikan, maka Bank akan memperoleh Laba Selisih kurs dari hasil
Revaluasi. Tetapi jika terjadi kondisi kurs sedang bearish yaitu suatu kondisi
dimana kurs mempunyai kecenderungan melemah, maka strategi kebijakan
sebaliknya yang harus ditempuh oleh Bank yang bersangkutan, sehingga bank
tetap dalam posisi yang untung sekalipun kurs pada saat penutupan terjadi
penurunan.
Contoh Kasus Pengelolaan PDN
Data-data keuangan yang dimiliki oleh Bank Budi Luhur adalah sebagai
berikut : Memiliki Modal IDR. 7 triliun Kurs yang berlaku USD. 1 = IDR.
7.000,00 Besarnya PDN maximum (Long/ Short) (20% X IDR. 7 triliun) = IDR.
1,4 triliun IDR. 1,4 triliun : 7.000,00 = USD. 200 juta Ini berarti bahwa : PT.
Bank Budi uhur boleh Long/Short setinggi-tingginya sebesar USD. 200 juta
perhitungan dengan cara ini yaitu sebesar 20% dari Modal, jika Bank Budi Luhur
dalam  perhitungan kewajiban penyediaan modal minimumnya tidak belum
memperhitungkan unsure risiko pasar (maket risk). Tetapi, jika Bank Budi Luhur
dalam perhitungan kewajiban penyediaan modal minimumnya telah
memperhitungkan unsure risiko pasar (market risk), maka besarnya maksimal
PDN yang dapat dikelola menjadi sebagai berikut : 30% X 7 triliun) = IDR. 2,1
triliun IDR. 1,4 triliun : 7.000,00 = USD. 300 juta Ini berarti bahwa : PT. Bank
Budi Luhur boleh Long/Short setinggi-tingginya sebesar USD. 300 juta.
Long Position
Jika posisi Bank Budi Luhur Long sebesar USD. 200.000.000,00 dengan
kurs pasar yang berlaku pada saat itu adalah USD. 1 = IDR. 7.500,00 maka
keuntungan selisih kurs dari posisi Long tersebut adalah : USD. 200.000.000,00
X (7.500,00 – 7.000,00) = IDR. 100.000.000.000,00 Tetapi jika pada saat itu kurs
USD terhadap IDR kecenderungannya adalah USD melemah terhadap IDR,
misanya menjadi USD. 1 = IDR. 6.750,00 Dalam posisi seperti itu maka akan
menderita Rugi sebesar : USD. 200.000.000,00 X (7.000,00 – 6.6750,00) = IDR.
50.000.000.000,00 Dalam posisi long NOP maka bank akan menderita rugi jika
terjadi kecenderungan IDR menguat terhadap USD, tetapi akan laba bila USD
menguat terhadap IDR.
Short Position
Misalnya Posisi dalam keadaan Short sebesar USD. 200.000.000,00 dengan
kurs rata-rata USD. 1 = IDR. 7.000,00 jika kondisi kurs yang berlaku di Interbank
Forex Market pada saat dilakukan revaluasi adalah IDR. 7.500,00 per USD. 1
maka besarnya kerugian yang diderita adalah sebagai berikut : USD.
200.000.000,00 X (7.500,00 – 7.000,00) = IDR. 100.000.000.000,00 Sedangkan
bila kurs yang berlaku mengalami penurunan, yaitu IDR. 7.000,00 per USD, 1,00
menjadi IDR. 6.500,00 per USD. 1,00 maka bank tersebut akan mengalami
kentunan sebesar : USD. 200.000.000,00 X (7.000,00 –  6.500,00) = IDR.
100.000.000.000,00 Dengan demikian maka dalam posisi NOP yang Short bank
akan menderita rugi jika kurs mengalami kenaikan, dalam arti IDR melemah
terhadap USD, misalnya dari IDR. 7.000,00 menjadi IDR. 7.500.00 per US
Dollarnya. Dan akan terjadi sebaliknya jika kurs mengalami penurunan, di mana
IDR menguat terhadap USD, misalnya dari IDR. 7.000,00 menjadi idr. 6.500,00
per US Dollarnya. Agar pengeloaan Posisi Devisa Neto menjadi optimal dalam
arti tidak akan mengalami kerugian baik dalam kondisi kurs menguat atau
melemah, maka perlu dilakukan monitoring secara terus-menerus mengenai
pergerakan kurs dan faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya kurs setiap
saat.

Anda mungkin juga menyukai