Anda di halaman 1dari 12

TEKNIK VAKUM

Yuni Karlina
1209703046

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
BANDUNG
2011
Abstract
Vacuum is a state of molecular gas that has a low concentration of the
concentration of air molecules in the atmosphere around theearth.
In this experiment we use a vacuum pump leybold trivac type D1, 6B and vacuum
tubes and the material used is 70% alcohol, 95%, glycerin and aquades.
In this experiment studied how high conductance can affect the rate
of vacuum hoses and fluids changes that have vacuum in a room, and also the
pressure around the object (plastic bottles and rubber gloves), which in vacuum
affect the object.
Keywords: vacuum, vacuum, evaporation, leakage, van der Waalsequation, id
eal gas equation,  onductance.
Abstrak
Vakum adalah keadaan gas yang memiliki konsentrasi molekul yang rendah
dari konsentrasi molekul udara di atmosfer di sekitar bumi. Pada percobaan ini
kami mengunakan pompa vakum leybold trivac type D1, 6B dan tabung vakum
dan bahan yang digunakan yaitu alcohol 70%, 95%, gliserin dan aquades. Dalam
percobaan ini dipelajari bagaimana tinggi konduktansi selang dapat mempengaruhi
laju pemvakuman dan perubahan wujut cairan–cairan yang mengalami
pemvakuman dalam suatu ruangan, dan juga tekanan di sekitar benda (botol plastik
dan sarung tangan karet) yang di vakumkan dapat mempengaruhi benda tersebut.
Kata kunci : vakum, pemvakuman, evaporasi, kebocoran, persamaan van der
waals, persamaan gas ideal, konduktansi.
A. Pendahuluan
I. Latar Belakang Masalah
Air merupakan senyawa kimia. Senyawa dapat diartikan sebagai gabungan
dari beberapa unsur kimia (atom). Rumus kimia air adalah H2O, yang berarti
gabungan dari 2 atom Hidrogen (H) dan 1 atom Oksigen (O). Gabungan dari 2
buah atom atau lebih disebut molekul. H2O dapat kita sebut sebagai satu molekul
air. Molekul air bersifat dipole (memiliki 2 kutub), yang bermuatan negatif di
oksigen atom, dan positif pada Hidrogen atom. Sehingga terjalin ikatan antara
molekul air, yang dikenal dengan ikatan Hidrogen. Air memiliki sifat yang unik
dibandingkan dengan zat lain, umumnya benda lain memiliki masa jenis (Rho)
yang besar dalam bentuk padat, tapi tidak dengan air. Pada suhu 4°C air memiliki
masa jenis terbesar, pada bentuk cair. Bila suhu diturunkan masa jenisnya kembali
mengecil, fenomena ini dikenal dengan sifat anomali air.[1]
Teknologi vakum pertama kal digunakan pada industri bohlam listrik sekitar
tahun 1900 lalu diterapkan pada berbagai jenis tabung electron, permukaan lensa
untuk meningkatkan transmisi cahaya, dan sekitar tahun 1950 diterapkan dalam
bidang mikroelektronik.
Teknologi ini digunakan dalam industri antara lain karena merupakan syarat
utama berlangsungnya industri tertentu, tuntutan kualitas produksi, efisiensi proses
produksi, dan efisiensi biaya produksi. Berdasarkan skala ruangdan tingkat
kevakuma yang dibutuhkan maka terdapat perbedaan peralatan maupn bahan yag
digunakan antara teknik vakum di laboratorium dan indusri, namun sifat-sifat dan
gejala-gejala fisisnya tetap sama.[2]
II. Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dikaji pada makalah ini adalah :
1. Bagaimana proses pemvakuman dapat terjadi?
2. bagaimana hubungan antara jumlah partikel dengan tekanan (volume) melalui
persamaan gas ideal maupun persamaan van der waals?
3. bagamana proses perubahan laju pemomvaan terhadap tekanan, dan proses
evaporasi suatu unsure akibat pemvakuman dan menjelaskannya melalui
prinsip-prinsip termodinamika?
4. Bagaimana laju kebocoran pada sistem vakum?
III. Pembatasan Masalah
Pada percobaan ini kita akan mengamati proses pemvakuman, memahami
hubungan antara jumlah partikel dengan tekanan (volume) melalui persamaan gas
ideal maupun persamaan van der waals, untuk mengamati perubahan laju
pemomvaan terhadap tekanan, untuk mengamati proses evaporasi suatu unsure
akibat pemvakuman dan menjelaskannya melalui prinsip-prinsip termodinamika,
dan untuk mengamati laju kebocoran sistem vakum.
B. Tinjauan Pustaka
I. Teori dasar
Vakum adalah keadaan gas yang memiliki konsentrasi molekul yang rendah
dari konsentrasi molekul udara di atmosfer di sekitar bumi. Pengukuran dan proses
Fisika biasanya dilakukan dalam keadaan vakum untuk untuk memindahkan
partikel-partikel atmosfer sehingga dapat menyebabkan reaksi fisika maupun
kimia, untuk menggangu keadaan setimbang yang ada pada keadaan ruang normal,
untuk meregangkan jarak tempuh partikel sebelum saling bertumbukan, dan
mengurangi jumlah molekular perdetik sehingga memperkecil kontaminasi
permukaan ruang yang akan di vakumkan.[3]
Pada teknik vakum, terdapat laju pemvakuman S. laju S bergantung pada
tekanan yang memiliki batas terendah yang berbeda untuk masing-masing sistem
dengan hubungan [2]
−dP S
= (P−Pr ) …….1
dt V

P=( P 0−Pr ) exp V ( −tV. S )+ P .......2


r

P adalah tekanan sesaat, V adalah volume total yang akan dihisap, dan Pr adalah
tekanan akhir. P0 adalah tekanan awal saat t=0
Jika kita memperhitungkan kebocoran maka kita akan mendapatkan
persamaan sebagaiberikut,
dP −S Q
= ( P−P s ) + L …….3
dt V V
QL Q
[ (
P− Ps +
S )] [ ( )]
= P 0− P s + L exp [− ( S /V ) t ]…...4
S
C. Metode Percobaan
Metode I
Pada percobaan pertama yang kami lakukan yaitu menentukan laju
pemompaan dari berbagai bahan yang telah disediakan. Hal pertama yang kami
lakukan yaitu membersihkan bagian-bagian sistem vakum yang akan digunakan.
Lalu olesi setipis mungkin dan merata bagian bawah tabung vakum dengan
menggunakan vacuum grease sebagai sealant. Lalu rangkai bagian sistem vakum
seperti pada gambar
Gambar 1. Rangkaian percobaan teknk vakum.
Pada percobaan pertama ini bahan yang digunakan pertama kali yaitu aquades,
setelah sistem vakum dinyalakan, tekanan dan temperature yang diamati catatlah
temperature dan tekanan dengan selang waktu 10 detik hingga mendapatkan nila
yang konstan. Matikan pompa vakum bersamaan dengan itu catat perubahan
tekanan terhadap waktu dengan selang waktu 10 detik selama 1 menit. Lalu ulangi
percobaan tersebut dengan bahan cairan yang berbeda.
Metode II
Pada percobaan yang kedua yang kami lakukan yaitu melakukan proses
pemompaan pada sarung tangan karet yang di ikat ujungnya dan botol plastik.
Sistem vakum yang digunakan pertama-tama yaitu bersihkan tabung vakum dari
cairan/bahan yang telah digunakan pada percobaan sebelumnya, buka kran vakum
lalu masukan sarung tangan karet yang tela diikat ujungnya ke dalam tabung
vakum, lalu tutup kran dan hidupkan pompa vakum. Dan amati perubahan volume
yang terjadi pada balon yang berada di dalam tabung vakum.

Gambar 2. Teknik vakum pada percobaan kedua


D. Hasil dan Pembahasan
Diketahui:
Vtabung vakum = Vsilinder ⁺ ½ Vbola
= 5233.334 cm3
Sp = 1.6 m3/hour = 444.444 cm3/s
A. Alkohol 70%, To = 26⁰C

550
tekanan vs. waktu
500 fit 1

450

400

350

300

250

200

150

100
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Gambar 3 grafik hubungan antara tekanan dan waktu saat cawan petri berisi
alkohol 70%
General model:
f(x) = a*exp(-b*x)+c
Coefficients (with 95% confidence bounds):
a= 41.06 (18.47, 63.65)
b= 1.606 (1.24, 1.971)
c= 86.05 (61.97, 110.1)
Pengolahan:
S = b.V = 8404.734 cm/s
QL = 117246.0393 micron-cm3/s
Po = 155.01 mbar
F = 485.2014
500 tekanan vs. temperatur
fit 1
450 tekanan vs. temperatur (2 )

400

350

300

250

200

150

100

50
6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26

Gambar 4 Grafik hubungan tekanan dengan temperatur saat cawan petri berisi
alkohol 70%
General model Exp1:
f(x) = a*exp(b*x)
Coefficients (with 95% confidence bounds):
a= 145.1 (33.65, 256.5)
b= 0.7937 (-0.0365, 1.624)
B. Etanol 95%, To = 22⁰C

500 tekanan vs. waktu


fit 1
450

400

350

300

250

200

150

100
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Gambar 5 Grafik hubungan antara tekanan dengan waktu saat cawan petri berisi
etanol 96%
General model:
f(x) = a*exp(-b*x)+c
Coefficients (with 95% confidence bounds):
a= 221.2 (-714.6, 1157)
b= 0.05416 (-0.2816, 0.39)
c= 220.9 (34.21, 407.6)
Pengolahan:
S = b.V = 283.4374 cm/s
QL = 34267.5817 micron-cm3/s
Po = 442.1 mbar
F = 0.2836

500 tekanan vs. temperatur


fit 1
450

400

350

300

250

200

150

100

50

4 6 8 10 12 14 16 18 20

Gambar 6 Grafik hubungan tekanan dengan temperatur saat cawan petri berisi
etanol 96%
General model Exp1:
f(x) = a*exp(b*x)
Coefficients (with 95% confidence bounds):
a= 105.2 (16.35, 194)
b= 1.189 (0.3434, 2.035)
C. Gyserin, To = 24⁰C

tekanan vs. waktu


500 fit 1

450

400

350

300

250

200

150

100

20 40 60 80 100 120

Gambar 7 Grafik hubungan antara tekanan dengan waktu saat cawan petri berisi
glyserin
General model:
f(x) = a*exp(-b*x)+c
Coefficients (with 95% confidence bounds):
a= 24.77 (9.297, 40.24)
b= 1.891 (1.478, 2.304)
c= 73.41 (53.25, 93.57)
Pengolahan:
S = b.V = 9896.2346 cm/s
QL = 65216.186 micron-cm3/s
Po = 111.3599 mbar
F = 465.3327

500
tekanan vs. temperatur
450 fit 1

400

350

300

250

200

150

100

23 23.2 23.4 23.6 23.8 24 24.2 24.4 24.6 24.8 25

Gambar 8 Grafik hubungan tekanan dengan temperatur saat cawan petri berisi
glyserin
General model Exp1:
f(x) = a*exp(b*x)
Coefficients (with 95% confidence bounds):
a= 163.8 (71.06, 256.4)
b= 0.9058
D. Aquades, To = 25⁰C
500 tekanan vs. waktu
fit 1
450

400

350

300

250

200

150

100

50

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Gambar 9 Grafik hubungan antara tekanan dengan waktu saat cawan petri berisi
aquades
General model:
f(x) = a*exp(-b*x)+c
Coefficients (with 95% confidence bounds):
a= 157.7 (-6578, 6893)
b= 0.2079 (-8.476, 8.892)
c = 0.0005323 (-6609, 6609)
Pengolahan:
S = b.V = 1088.0101 cm/s
QL = 50886.2324 micron-cm3/s
Po = 304.47 mbar
F = 751.8797

700
tekanan vs. temperatur
fit 1
600

500

400

300

200

100

0
0 5 10 15 20 25

Gambar 10 Grafik hubungan tekanan dengan temperatur saat cawan petri berisi
aquadess
General model Exp1:
f(x) = a*exp(b*x)
Coefficients (with 95% confidence bounds):
a= 1.377 (-2.047, 4.802)
b= 11.33 (6.139, 16.51)
E. Pembahasan
Dari grafik yang telah didapat pada pengolahan data, dapat kami buktikan
bahwa persamaan gas ideal, yaitu tekanan berbanding lurus dengan suhu dan
berbanding terbalik dengan volume. Kecepatan dari laju pemvakuman yang terjadi
yaitu dipengaruhi oleh semakin tingginya konduktansi selang yang terjadi.
Dan bahan cairan yang digunakan mengalami pemvakuman dalam suatu
ruangan akan berubah wujud, seperti gas pada suhu dan tekanan tertentu,
contohnya pada saat percobaan cawan petri terisi alcohol 95% pada tekanan 135
terjadi penguapan dan jumlah alcohol terlihat semakin berkurang . hal iyu
disebabkan karena tekanan udara diluar ruangan lebih tinggi dibanding tekanan
udara di dalam ruang vakum .
Pada percobaan kedua sarung tangan karet dan bootol plastik yang di masukan
kedalam ruang vakum akan bertambah besar volumenya.
Hal ini disebabkan tekanan disekitar sarung tangan karet dan botol plastik
tersebut lebih rendah dari pada di dalam sarung karet dan botol tersebut sehingga
botol dan sarung tangan tersebut mengembang.
Anomali alcohol yang terjadi dalam bentuk larutannya dengan air mengalami
kontraksi volume. Alcohol yang dicampurkan dengan air akan menghasilkan
volume yang lebih kecil daripada volume gabungannya. Maka semakin tinggi
konsentrasinya maka akan semakin tinggi tingkat anomalinya.
F. Simpulan
Keadaan vakum terjadi ketika udara yang berada di suatu ruangan di pompa
dan keadaan gas di dalam ruangan itu memiliki konsentrasi molekul yang lebih
rendah daripada konsentrasi molekul udara yang ada di atmosfer di sekitar
permukaan bumi.
Jika suatu cairan berada pada suatu ruangan yang mengalami pemvakuman
maka akan terjadi proses evaporasi dimana caira tersebut mengalami
perubahanfasa dari cair ke gas. Pada sistem pemvakuman kita dapat menghitung
laju kebocoran yang diperhitungkan melalui gas-gas yang terperangkap pada
pelumas vakum. Dan laju pemompaan terhadap tekanan bergantung pada tekanan
yang ada pada sistem saat di awal dan tekanan residunya.

Daftar Pustaka
 [1] http://www.sentra-edukasi.com/2010/04/anomali-air.html (diakses pada 26
februari pukul 17.45)
 [2] modul praktikum eksferimen fisika I, Laboratorium fisika lanjut, fakultas
MIFA, ITB. 2010
 [3] zemansky dan dittman , Kalor dan termodinamika, penerbit ITB: Bandung
(1986) (terjemahan)

Anda mungkin juga menyukai