Yuni Karlina
1209703046
P adalah tekanan sesaat, V adalah volume total yang akan dihisap, dan Pr adalah
tekanan akhir. P0 adalah tekanan awal saat t=0
Jika kita memperhitungkan kebocoran maka kita akan mendapatkan
persamaan sebagaiberikut,
dP −S Q
= ( P−P s ) + L …….3
dt V V
QL Q
[ (
P− Ps +
S )] [ ( )]
= P 0− P s + L exp [− ( S /V ) t ]…...4
S
C. Metode Percobaan
Metode I
Pada percobaan pertama yang kami lakukan yaitu menentukan laju
pemompaan dari berbagai bahan yang telah disediakan. Hal pertama yang kami
lakukan yaitu membersihkan bagian-bagian sistem vakum yang akan digunakan.
Lalu olesi setipis mungkin dan merata bagian bawah tabung vakum dengan
menggunakan vacuum grease sebagai sealant. Lalu rangkai bagian sistem vakum
seperti pada gambar
Gambar 1. Rangkaian percobaan teknk vakum.
Pada percobaan pertama ini bahan yang digunakan pertama kali yaitu aquades,
setelah sistem vakum dinyalakan, tekanan dan temperature yang diamati catatlah
temperature dan tekanan dengan selang waktu 10 detik hingga mendapatkan nila
yang konstan. Matikan pompa vakum bersamaan dengan itu catat perubahan
tekanan terhadap waktu dengan selang waktu 10 detik selama 1 menit. Lalu ulangi
percobaan tersebut dengan bahan cairan yang berbeda.
Metode II
Pada percobaan yang kedua yang kami lakukan yaitu melakukan proses
pemompaan pada sarung tangan karet yang di ikat ujungnya dan botol plastik.
Sistem vakum yang digunakan pertama-tama yaitu bersihkan tabung vakum dari
cairan/bahan yang telah digunakan pada percobaan sebelumnya, buka kran vakum
lalu masukan sarung tangan karet yang tela diikat ujungnya ke dalam tabung
vakum, lalu tutup kran dan hidupkan pompa vakum. Dan amati perubahan volume
yang terjadi pada balon yang berada di dalam tabung vakum.
550
tekanan vs. waktu
500 fit 1
450
400
350
300
250
200
150
100
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Gambar 3 grafik hubungan antara tekanan dan waktu saat cawan petri berisi
alkohol 70%
General model:
f(x) = a*exp(-b*x)+c
Coefficients (with 95% confidence bounds):
a= 41.06 (18.47, 63.65)
b= 1.606 (1.24, 1.971)
c= 86.05 (61.97, 110.1)
Pengolahan:
S = b.V = 8404.734 cm/s
QL = 117246.0393 micron-cm3/s
Po = 155.01 mbar
F = 485.2014
500 tekanan vs. temperatur
fit 1
450 tekanan vs. temperatur (2 )
400
350
300
250
200
150
100
50
6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26
Gambar 4 Grafik hubungan tekanan dengan temperatur saat cawan petri berisi
alkohol 70%
General model Exp1:
f(x) = a*exp(b*x)
Coefficients (with 95% confidence bounds):
a= 145.1 (33.65, 256.5)
b= 0.7937 (-0.0365, 1.624)
B. Etanol 95%, To = 22⁰C
400
350
300
250
200
150
100
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Gambar 5 Grafik hubungan antara tekanan dengan waktu saat cawan petri berisi
etanol 96%
General model:
f(x) = a*exp(-b*x)+c
Coefficients (with 95% confidence bounds):
a= 221.2 (-714.6, 1157)
b= 0.05416 (-0.2816, 0.39)
c= 220.9 (34.21, 407.6)
Pengolahan:
S = b.V = 283.4374 cm/s
QL = 34267.5817 micron-cm3/s
Po = 442.1 mbar
F = 0.2836
400
350
300
250
200
150
100
50
4 6 8 10 12 14 16 18 20
Gambar 6 Grafik hubungan tekanan dengan temperatur saat cawan petri berisi
etanol 96%
General model Exp1:
f(x) = a*exp(b*x)
Coefficients (with 95% confidence bounds):
a= 105.2 (16.35, 194)
b= 1.189 (0.3434, 2.035)
C. Gyserin, To = 24⁰C
450
400
350
300
250
200
150
100
20 40 60 80 100 120
Gambar 7 Grafik hubungan antara tekanan dengan waktu saat cawan petri berisi
glyserin
General model:
f(x) = a*exp(-b*x)+c
Coefficients (with 95% confidence bounds):
a= 24.77 (9.297, 40.24)
b= 1.891 (1.478, 2.304)
c= 73.41 (53.25, 93.57)
Pengolahan:
S = b.V = 9896.2346 cm/s
QL = 65216.186 micron-cm3/s
Po = 111.3599 mbar
F = 465.3327
500
tekanan vs. temperatur
450 fit 1
400
350
300
250
200
150
100
Gambar 8 Grafik hubungan tekanan dengan temperatur saat cawan petri berisi
glyserin
General model Exp1:
f(x) = a*exp(b*x)
Coefficients (with 95% confidence bounds):
a= 163.8 (71.06, 256.4)
b= 0.9058
D. Aquades, To = 25⁰C
500 tekanan vs. waktu
fit 1
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Gambar 9 Grafik hubungan antara tekanan dengan waktu saat cawan petri berisi
aquades
General model:
f(x) = a*exp(-b*x)+c
Coefficients (with 95% confidence bounds):
a= 157.7 (-6578, 6893)
b= 0.2079 (-8.476, 8.892)
c = 0.0005323 (-6609, 6609)
Pengolahan:
S = b.V = 1088.0101 cm/s
QL = 50886.2324 micron-cm3/s
Po = 304.47 mbar
F = 751.8797
700
tekanan vs. temperatur
fit 1
600
500
400
300
200
100
0
0 5 10 15 20 25
Gambar 10 Grafik hubungan tekanan dengan temperatur saat cawan petri berisi
aquadess
General model Exp1:
f(x) = a*exp(b*x)
Coefficients (with 95% confidence bounds):
a= 1.377 (-2.047, 4.802)
b= 11.33 (6.139, 16.51)
E. Pembahasan
Dari grafik yang telah didapat pada pengolahan data, dapat kami buktikan
bahwa persamaan gas ideal, yaitu tekanan berbanding lurus dengan suhu dan
berbanding terbalik dengan volume. Kecepatan dari laju pemvakuman yang terjadi
yaitu dipengaruhi oleh semakin tingginya konduktansi selang yang terjadi.
Dan bahan cairan yang digunakan mengalami pemvakuman dalam suatu
ruangan akan berubah wujud, seperti gas pada suhu dan tekanan tertentu,
contohnya pada saat percobaan cawan petri terisi alcohol 95% pada tekanan 135
terjadi penguapan dan jumlah alcohol terlihat semakin berkurang . hal iyu
disebabkan karena tekanan udara diluar ruangan lebih tinggi dibanding tekanan
udara di dalam ruang vakum .
Pada percobaan kedua sarung tangan karet dan bootol plastik yang di masukan
kedalam ruang vakum akan bertambah besar volumenya.
Hal ini disebabkan tekanan disekitar sarung tangan karet dan botol plastik
tersebut lebih rendah dari pada di dalam sarung karet dan botol tersebut sehingga
botol dan sarung tangan tersebut mengembang.
Anomali alcohol yang terjadi dalam bentuk larutannya dengan air mengalami
kontraksi volume. Alcohol yang dicampurkan dengan air akan menghasilkan
volume yang lebih kecil daripada volume gabungannya. Maka semakin tinggi
konsentrasinya maka akan semakin tinggi tingkat anomalinya.
F. Simpulan
Keadaan vakum terjadi ketika udara yang berada di suatu ruangan di pompa
dan keadaan gas di dalam ruangan itu memiliki konsentrasi molekul yang lebih
rendah daripada konsentrasi molekul udara yang ada di atmosfer di sekitar
permukaan bumi.
Jika suatu cairan berada pada suatu ruangan yang mengalami pemvakuman
maka akan terjadi proses evaporasi dimana caira tersebut mengalami
perubahanfasa dari cair ke gas. Pada sistem pemvakuman kita dapat menghitung
laju kebocoran yang diperhitungkan melalui gas-gas yang terperangkap pada
pelumas vakum. Dan laju pemompaan terhadap tekanan bergantung pada tekanan
yang ada pada sistem saat di awal dan tekanan residunya.
Daftar Pustaka
[1] http://www.sentra-edukasi.com/2010/04/anomali-air.html (diakses pada 26
februari pukul 17.45)
[2] modul praktikum eksferimen fisika I, Laboratorium fisika lanjut, fakultas
MIFA, ITB. 2010
[3] zemansky dan dittman , Kalor dan termodinamika, penerbit ITB: Bandung
(1986) (terjemahan)