Anda di halaman 1dari 19

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

SENI BUDAYA
 Program Tahunan
 Program Semester
 Rincian Minggu Efektif
 Silabus
 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Nama : HERU SANTOSO


NIP : 197903212006041002
Unit : SMP Negeri 11 Binjai

Kls. VII
T.P. 2015/2016
PROGRAM TAHUNAN
T.P. 2015/2016
Mata Pelajaran : Seni Budaya
Kelas : VII
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 11 Binjai

Alokasi
Semester Materi Pokok/Kompetensi Dasar
Waktu
1 Seni rupa
- Memahami konsep dan prosedur menggambar flora, fauna, dan
benda alam
- Memahami konsep dan prosedur menggambar gubahan flora dan
fauna serta geometrik menjadi ragam hias
- Menggambar flora, fauna, dan benda alam
- Menggambar gubahan flora dan fauna serta geometrik menjadi
ragam hias

Seni musik
- Memahami teknik vokal dalam bernyanyi lagu secara unisono
- Memahami teknik bermain musik sederhana secara perorangan dan
kelompok
- Menyanyikan lagu secara unisono
- Memainkan instrumen musik sederhana secara perorangan dan
kelom-pok
Jumlah
2 Seni rupa
- Memahami konsep dan prosedur penerapan ragam hias pada bahan
tekstil
- Memahami konsep dan prosedur penerapan ragam hias pada bahan
kayu
- Menerapkan ragam hias pada bahan tekstil
- Menerapkan ragam hias pada bahan kayu

Seni musik
- Memahami teknik vokal dalam bernyanyi lagu secara vokal group
- Memahami teknik bermain musik ansambel secara sederhana
- Menyanyikan lagu secara vokal group
- Memainkan musik ansambel campuran
Jumlah

PROGRAM SEMESTER
Mata Pelajaran : Seni Budaya
Kelas/Semester : VII/2
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 11 Binjai

Ket
Materi Pokok/ Jml
No. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Kompetensi Dasar Jam
1. Karya seni rupa
- Memahami konsep
dan prosedur
penerapan ragam
hias pada bahan
tekstil
- Menerapkan ragam
hias pada bahan
tekstil
- Memahami konsep
dan prosedur
penerapan ragam
hias pada bahan
kayu
- Menerapkan ragam
hias pada bahan
kayu
2. Karya seni musik
- Memahami teknik
vokal dalam
bernyanyi lagu
secara vokal group
- Menyanyikan lagu
secara vokal group
- Memahami teknik
bermain musik
ansambel secara
sederhana
- Memainkan musik
ansambel
campuran
UH 1
UH 2
UH 3
UH 4
UTS
UAS
Cadangan
TOTAL JAM

PERINCIAN MINGGU EFEKTIF DAN JAM EFEKTIF


Satuan Pendidikan : SMP Negeri 11 Binjai
Mata Pelajaran : Seni Budaya
Kelas / Semester : VII/Genap
Tahun Pelajaran : 2015/2016

A. PERHITUNGAN ALOKASI WAKTU


1. JUMLAH MINGGU
JUMLAH MINGGU
NO BULAN KALENDER EFEKTIF KETERANGAN
1 Januari 4 4
2 Februari 4 4
3 Maret 5 5
4 April 4 4
5 Mei 5 5
6 Juni 4 2
JUMLAH 26 24

2. KETERANGAN JUMLAH MINGGU TIDAK EFEKTIF


JUMLAH
NO BULAN KEGIATAN
MINGGU
1 Januari - -
2 Februari - -
3 Maret - -
4 April - -
5 Mei - -
6 Juni Libur Semester Genap 2
JUMLAH 2

3. JUMLAH MINGGU EFEKTIF


Jumlah Minggu Kalender – Jumlah Minggu Tidak Efektif = 26 Minggu – 2 Minggu = 24 Minggu

4. PERHITUNGAN JAM EFEKTIF


a. Jumlah Jam Per Minggu = 3 jam

b. Jumlah Jam Efektif = Minggu Efektif x Jumlah Jam Per Minggu


= 24 x 3
= 72 Jam

c. Jumlah Jam UH + UTS + UAS =8+3+3


= 14 Jam
d. Cadangan = 6 Jam

e. Jumlah Jam Efektif KBM = Jam Efektif – (Jam UH + UTS + UAS) – Cadangan
= 72 – 14 – 6
= 52 Jam Pelajaran

SILABUS
Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa)
Kelas/Semester : VII/2
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 11 Binjai

KI 1 : Menerima, menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 : Menghargai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, rasa ingin tahu, percaya diri,
dan motivasi internal, toleransi, pola hidup sehat, ramah lingkungan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penomena dan kejadian yang tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi dan membuat) dan abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dari berbagai sumber lainnya yang sama dalam
sudut pandang/teori.

Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
1.1 Menerima, Menerapkan Mengamati Tugas 5 JP  Buku Paket
menanggapi dan Ragam Hias  Melihat gambar membuat Seni
menghargai Pada Bahan ragam hias flora dan ringkasan Budaya
keragaman dan Tekstil fauna serta geometrik tentang Kelas VII
keunikan karya kriya tekstil
 Membaca buku  Buku-buku
seni rupa sebagai dengan
tentang konsep dan lain yang
bentuk rasa syukur motif ragam
prosedur relevan
terhadap hias
anugerah Tuhan menggambar ragam  Informasi
hias flora dan fauna melalui
2.1 Menunjukkan
serta geometrik Observasi internet
sikap menghargai,
jujur, disiplin, format  Pameran
melalui aktivitas Menanyakan pengamatan karya seni
berkesenian skala sikap Rupa
 Menanyakan cara
2.2 Menunjukkan menggambar ragam
sikap bertanggung hias flora dan fauna Produk
jawab, peduli, dan serta geometrik
santun terhadap kriya tekstil
karya seni rupa  Menanyakan makna dengan
dan pembuatnya gambar ragam hias motif ragam
flora dan fauna serta hias
2.3 Menunjukkan geometrik
sikap percaya diri,
motivasi internal,
kepedulian Mengeksplorasi
terhadap  Mendiskusikan
lingkungan dalam konsep dan prosedur
berkarya seni menggambar ragam
3.1 Memahami hias flora dan fauna
konsep dan serta geometrik
prosedur  Mencari makna
penerapan ragam ragam hias flora dan
hias pada bahan fauna serta
tekstil geometrik
4.1 Menerapkan
ragam hias pada
bahan tekstil Mengasosiasi
 Menghubungkan
antara konsep dan
prosedur gambar
ragam hias flora dan
fauna serta
geometrik dengan
budaya setempat
 Membandingkan
konsep dan prosedur
gambar ragam hias
flora dan fauna serta
geometrik yang
berkembang dalam
kehidupan sosial
budaya di
masyarakat
Komunikasi
 membuat kriya tekstil
dengan motif ragam
hias
 menyampaikan hasil
pengumpulan dan
simpulan informasi
yang diperoleh
 mempresentasikan
secara lisan atau
tulisan mengenai
karya yang
dikerjakan
1.1 Menerima, Menerapkan Mengamati Tugas 5 JP  Buku Paket
menanggapi dan Ragam Hias  Melihat gambar membuat Seni
menghargai Pada Bahan ragam hias flora dan kritik seni Budaya
keragaman dan Kayu fauna serta geometrik secara Kelas VII
keunikan karya sederhana
 Membaca buku  Buku-buku
seni rupa sebagai minimum
tentang konsep dan lain yang
bentuk rasa syukur 100 kata
prosedur relevan
terhadap tentang
anugerah Tuhan menggambar ragam  Informasi
kriya kayu
hias flora dan fauna melalui
2.1 Menunjukkan dengan
serta geometrik internet
sikap menghargai, motif ragam
jujur, disiplin, hias  Pameran
melalui aktivitas Menanyakan karya seni
berkesenian Rupa
 Menanyakan cara Observasi
2.2 Menunjukkan menggambar ragam
sikap bertanggung format
hias flora dan fauna
jawab, peduli, dan pengamatan
serta geometrik
santun terhadap skala sikap
karya seni rupa  Menanyakan makna
dan pembuatnya gambar ragam hias
flora dan fauna serta Produk
2.3 Menunjukkan geometrik kriya kayu
sikap percaya diri , dengan
motivasi internal , motif ragam
kepedulian Mengeksplorasi hias
terhadap  Mendiskusikan
lingkungan dalam konsep dan prosedur
berkarya seni menggambar ragam
3.2 Memahami hias flora dan fauna
konsep dan serta geometrik
prosedur  Mencari makna
penerapan ragam ragam hias flora dan
hias pada bahan fauna serta
kayu geometrik
4.2 Menerapkan
ragam hias pada
bahan kayu Mengasosiasi
 Menghubungkan
antara konsep dan
prosedur gambar
ragam hias flora dan
fauna serta
geometrik dengan
budaya setempat
 Membandingkan
konsep dan prosedur
gambar ragam hias
flora dan fauna serta
geometrik yang
berkembang dalam
kehidupan sosial
budaya di
masyarakat

Komunikasi
 membuat kriya kayu
dengan motif ragam
hias
 menyampaikan hasil
pengumpulan dan
simpulan informasi
yang diperoleh
 mempresentasikan
secara lisan atau
tulisan mengenai
karya yang
dikerjakan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP NEGERI 11 BINJAI


Mata Pelajaran : Seni Budaya ( Seni Rupa )
Kelas / Semester : VII / 2
Topik : Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Pertemuan : Ke 4
Alokasi Waktu : 3 X 40 menit ( 1 kali pertemuan )

A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menerima, menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, rasa ingin tahu,
percaya diri, dan motivasi internal, toleransi, pola hidup sehat, ramah lingkungan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi dan membuat) dan abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dari berbagai sumber lainnya
yang sama dalam sudut pandang/teori

B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Menerima, menanggapi, dan menghargai keragaman dan keunikan karya seni rupa sebagai
bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan
2.1 Menunjukkan sikap menghargai, jujur, disiplin, melalui aktivitas berkesenian
2.2 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, peduli, dan santun terhadap karya seni rupa dan
pembuatnya
2.3 Menunjukkan sikap percaya diri, motivasi internal, kepedulian terhadap lingkungan dalam
berkarya seni
3.3 Memahami konsep dan prosedur penerapan ragam hias pada bahan tekstil
4.3 Menerapkan ragam hias pada bahan tekstil

C. INDIKATOR
1. mendeskripsikan teknik penerapan ragam hias pada bahan tekstil,
2. mengidentifikasi teknik penerapan ragam hias pada bahan tekstil,
3. mengeksplorasi teknik peneraoan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil
4. mengomunikasikan hasil karya penerapan ragam hias pada bahan tekstil

D. MATERI PEMBELAJARAN

TEKNIK-TEKNIK PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

1. BATIK

Membatik merupakan kegiatan berkarya seni menggunakan bahan lilin yang dipanaskan dan
menggunakan alat canting atau kuas untuk membuat pola gambar atau motif yang dioleskan di atas
selembar kain. Teknik pewarnaannya menggunakan teknik tutup celup. Karya seni batik ini
merupakan salah satu seni terapan Nusantara yang menjadi ciri khas kebanggaan bangsa Indonesia.
Sekarang ini, teknik membatik sudah lebih berkembang. Membatik tidak saja menggunakan alat
canting tetapi sudah menggunakan jenis peralatan lain seperti kuas dan cap (printing). Maka karya
seni batik kemudian dibedakan menjadi :
a. Karya seni Batik Tulis Menggunakan alat tradisional berupa canting dengan teknik yang lebih
sederhana.
b. Karya seni Batik Cap (printing) Menggunakan alat modern dengan teknik yang lebih beban dan
kreatif. Berdasarkan fungsinya, seni membatik dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Fungsi Praktis Kain Batik dipergunakan sebagai bahan sandang untuk pakaian, sarung
bantal, taplak meja dan sebagainya
2) Fungsi Estetis Kain dengan motif batik dapat dipergunakan sebagai karya seni hias atau
lukisan. Pola batik gambar-gambar yang digunakan dalam membatik biasanya menggunakan
ragam hias. Untuk karya seni batik tradisional selalu menggunakan ragam hias tertentu yang
telah lama diterapkan secara turun-temurun sejak jaman dulu. Ragam hias tersebut
mempunyai makna atau simbolik tertentu. Namun saat ini sudah banyak dijumpai ragam hias
batik dengan pola kreasi yang lebih bebas. Pola Hias merupakan unsur dasar yang dapat
dipergunakan sebagai pedoman dalam mendesain sebuah hiasan Motif Hias merupakan
pokok pikiran dan bentuk dasar dalam ragam hias, meliputi bentuk manusia, alam, tumbuhan
dan hewan. Ragam hias adalah bentuk susunan pola hias dari satu atau lebih motif hias
dengan kaidah estetik tertentu sehingga menghasilkan bentuk yang indah Ragam hias
dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Motif geometris (pilin ganda, swastika, tumpal)  
b. Motif non geometris (manusia, tumbuhan, hewan)
c. Motif benda mati (air, awan, batu, gunung, matahari)

2. SULAM
Pengertian Bordir dan sulaman Bordir atau sulaman adalah hiasan yang dibuat di atas kain
atau bahan-bahan lain dengan jarum jahit dan benang. Selain benang, hiasan untuk sulaman atau
bordir dapat menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam, mutiara, manik-manik, bulu burung, 
dan payet Hasil akhir sulaman dapat dibedakan menjadi:
a. Sulam datar: hasil sulaman rata dengan permukaan kain
b. Sulam terawang (kerawang): hasil sulaman berlubang-lubang, misalnya untuk  taplak meja dan
pinggiran kebaya
c. Sulam timbul: hasil sulaman membentuk gelombang di permukaan kain sesuai lekuk gambar.
Jenis bordiran dan sulaman Sulam bebas atau sulam benang. Dalam sulam benang, benang
dijahit di atas kain dengan mengabaikan pola tenun kain. Teknik sulam seperti ini dipakai
dalam sulam wol seperti bordir tradisional Cina dan Jepang.
d. Sulam hitung jahitan: Sulaman dibuat sambil menghitung jumlah jahitan yang dibuat. Sulaman
dilakukan di atas kain tenunan sejajar seperti kain kanvas, kain aida, kain strimin, dan
kain linen. Jenis sulaman yang termasuk sulam hitung jahitan adalah kruistik, sulam
Assisi, needlepoint, dan blackwork. 

3. JAHIT PERCA
Pengertian jahit perca Perca adalah sisa-sisa guntingan kain yang ada setelah membuat
pakaian atau karya kerajinan tekstil lainnya. Jahit perca/tambal seribu/patchwork adalah proses
pembuatan suatu produk kerajinan tekstil yang terbuat dari potongan-potongan kain / perca yang
digabungkan dengan cara dijahit sesuai dengan rencana. Jahit perca pada dasarnya dipelajari
keteknikannya bukan pada bahannya.
Ada beberapa jenis Jahit Perca ditinjau dari cara pembuatannya adalah:
a. Cara acak (tak beraturan)
Jahit perca cara acak (tak beraturan) adalah teknik jahit dengan menggabungkan guntingan-
guntingan kain dengan bentuk dan ukuran potongannya tidak sama, kemudian guntingan-
guntingan tersebut dijahit sesuai dengan desain. Berikut ini adalah contoh karya jahit perca teknik
acak.
b. Cara jiplakan pola (template)
Jahit perca teknik jiplakan pola adalah teknik jahit dengan menggabungkan guntingan-guntingan
kain yang dipola terlebh dahulu, dan selanjutnya dijahit sesuai dengan rencana.
c. Cara tumpang tindih (overlapping)
Jahit perca teknik tumpang tindih adalah teknik jahit dengan menggabungkan guntingan-
guntingan kain yang di pola terlebih dahulu dengan cara meletakkan pola bagian tengah diatas
kain telah disiapkan dan selanjutnya dijahit bagian tepinya, kemudian tindihlah dengan pola
berikutnya dengan cara dijahit dengan arah dari tengah ketepi hingga selesai secara
keseluruhan.
d. Cara jahit jelujur
Jahit jelujur adalah teknik yang biasanya digunakan untuk memberi kesan keindahan. Untuk
menggabungkannya tetap dikerjakan dengan teknik jahit mesin. Cara ini sifatnya hanya
penghias, maka dapat diterapkan baik pada teknik acak, teknik template, teknik overlapping
maupun teknik pola geometris.
e. Cara pola geometris.
Teknik jahit perca menggabungkan guntingan kain dengan bentuk polapola geometris (segi tiga,
segi empat, segi lima dan bentuk-bentuk lainnya) yang terukur dan selanjutnya dijahit sesuai
dengan desain.

4. JAHIT TINDAS
Jahit tindas (quilting) adalah teknik menghias permukaan kain dengan cara melapisi atau
mengisi kain dengan bahan pelapis atau pengisi kemudian dijahit tindas pada permukaan kain sesuai
dengan rencana. Jahit tindas adalah teknik pembuatan suatu benda kerajinan tekstil dengan cara
mengisi atau melapiskan kain dengan bahan pelapis, kemudian dijahit pada bagian atas kain sesuai
dengan desain. Jenis jahit tindas adalah :
a. Jahit tindas pengisi lembaran (wadded quilting) merupakan teknik menjahit dengan cara mengisi
atau melapisi diantara dua kain dengan bahan pelapis yang berupa lembaran, kemudian dijahit
sesuai  pola (gambar).
b. Jahit tindas pengisi susulan (padded/stuffed quilting) merupakan teknik menjahit tindas datar
tetapi pada bagian tertentu ditambahkan isian susulan (busa, dakron) untuk mendapatkan kesan
yang lebih menonjol.
c. Jahit tindas pengisi tali (corded quilting), pada prinsipnya sama dengan pengisi susulan, bedanya
menggunakan tali,  penyelesaian bisa dijahit mesin atau tangan. 4. Jahit tindas efek bayangan
merupakan gabungan dari jahit tindas pengisi lembaran, susulan/tali hanya ada penambahan
kain transparan pada permukaan kain. 3. Bahan pelapis: - Koldore - Dakron - Busa - Tali - Kapas

5. CETAK SARING (SABLON)


Cetak saring adalah salah satu teknik proses cetak yang menggunakan layar (screen)
dengan kerapatan tertentu dan umumnya barbahan dasarNylon atau sutra. Layar ini kemudian diberi
pola yang berasal dari negatif desain yang dibuat sebelumnya. Kain ini direntangkan dengan kuat
agar menghasilkan layar dan hasil cetakan yang datar. Setelah diberi fotoresis dan disinari, akan
terbentuk bagian-bagian yang bisa dilalui tinta dan tidak. Proses eksekusinya adalah dengan
menuangkan tinta di atas layar dan kemudian disapu menggunakan palet atau rakel yang terbuat dari
karet. Satu layar digunakan untuk satu warna. Sablo adalah sebuah teknik untuk mencetak tinta
diatas bahan dengan bentuk yang kita kehendaki. Dengan bantuan screen sablon dan rakel sablon
dalam proses  pengerjaannya. Keunggulan dari teknik sablon adalah :  bisa mencetak dengan jumlah
yang banyak, hasil relatif stabil,  bisa menghasilkan beberapa efek menarik, mis : glitters, glow in the
dark, timbul, mengkilap/metalik, dsb.  biaya cetak cukup terjangkau, fleksibel bisa di aneka jenis
permukaan bahan.  
Pencetakan dengan cara sablon di jaman serba Digital sekalipun akan terus diperlukan.
Cetak dengan metode sablon sangat diperlukan untuk pencetakan dalam media yang tidak
memungkinkan dilakukan oleh Mesin Digital dan Offset. Mesin sablon yang dapat  bekerja otomatis
juga telah banyak dipakai saat ini, namun meskipun demikian cetak sablon secara manual tentunya
masih banyak dilakukan dengan pertimbangan biaya lebih murah, misalkan Sablon Kain untuk
sepanduk dan pakaian, Kaos, Souvenir, sablon pada media plastik dan sebagainya. Pada artikel ini
kita akan mengulas hal-hal penting dan mendasar tentang cara dan teknik  pencetakan sablon yang
dilakukan secara manual salah satu teknik proses cetak yang menggunakan layar (screen) dengan
kerapatan tertentu dan umumnya barbahan dasar  Nylon atau sutra. Tahapan dan cara kerjanya
adalah sebagai berikut : Permukaan Screen Sablon di poleskan cairan kental kusus/ emulsion.
Cairan ini apabila telah dioleskan dan dikeringkan pada permukaan screen tidak boleh terkena sinar
matahari (dipoleskan dan dikeringkan pada ruangan yang gelap /Pada ruangan tanpa kena cahaya
langsung ultra violet). Tujuannya adalah jika terkena cahaya saat sudah kering maka polesan
tersebut tidak akan dapat larut dengan air dengan baik. Setelah kering.. permukaan tersebut di
tempel/ditutup dengan Film dari hasil Print BW(Black/White) pada media plastik/film transparent atau
pada umumnya dapat menggunakan kertas tranparan dari Kalkir.
Dilanjutkan dengan proses “Penyinaran” terhadap Sinar matahari atau dibawah sinar yang
mengandung Ultraviolet. Proses penyinaran ini ditentukan dengan “Hitungan”
untuk mengukur lamanya penyinaran dan ditentukan oleh Keras tidaknya cahaya yang menerpa
permukaan screen sablon tersebut. Film Kemudian dilepas dari permukaan screen. Film yang telah
diprint tersebut akan “Menampakan” duplikasi dari apa yang telah kita print pada layar.
Tahap selanjutnya adalah Penyiraman Permukaan Screen dengan air. Cara  penyiramanpun
harus berhati-hati sekali. Kenapa ??? Karena hasil print yang tampak  pada screen jika terkena air
akan terlarut, ini disebabkan oleh karena Film yang dicetak “Hitam” dan permukaan layar yang ditutup
Hitam tidak akan mengeras (Karena tidak tembus sinar). Begitu juga sebaliknya. Disinilah perlu
kehati-hatian dalam proses  penyiraman yang sering disertai dengan alat bantu “Semprot air mini”
dengan tujuan agar air bisa lebih keras dan bisa bagus tembus melelehkan hasil print yang tercetak.
Tahapan selanjutnya yaitu pengeringan kembali dari proses diatas. Dan dilanjutkan pada  proses
Cetak dengan pemberian Tinta kusus Sablon. Proses eksekusinya adalah dengan menuangkan tinta
di atas layar dan kemudian disapu menggunakan palet atau rakel yang terbuat dari karet. Satu layar
digunakan untuk satu warna.Sementara bahan yang dicetak berada dibawah screen dablon dan
dilakukan  penekanan secara sedemikian rupa. Jadi proses cetak sablon adalah Tiap warna dalam
sekali cetak.

6. TENUN
Pengertian Kain Tenun Tenunan yang dikembangkan oleh setiap suku/ etnis di Nusa
Tenggara Timur merupakan seni kerajinan tangan turun-temurun yang diajarkan kepada anak cucu
demi kelestarian seni tenun tersebut. Motif tenunan yang dipakai seseorang akan dikenal atau
sebagai ciri khas dari suku atau pulau mana orang itu berasal, setiap orang akan senang dan bangga
mengenakan tenunan asal sukunya. Pada suku atau daerah tertentu, corak/motif binatang atau
orang-orang lebih banyak ditonjolkan seperti Sumba Timur dengan corak motif kuda, rusa, udang,
naga, singa, orang-orangan, pohon tengkorak dan lain-lain, sedangkan Timor Tengah Selatan
banyak menonjolkan corak motif burung, cecak, buaya dan motif kaif. Bagi daerah-daerah lain corak
motif bunga-bunga atau daun-daun lebih ditonjolkan sedangkan corak motif  binatang hanya sebagai
pemanisnya saja. Kain tenun atau tekstil tradisional dari Nusa Tenggara Timur secara adat dan
budaya memiliki banyak fungsi seperti :
1). Sebagai busana sehari-hari untuk melindungi dan menutupi tubuh.
2). Sebagai busana yang dipakai dalam tari-tarian pada pesta/upacara adat.
3). Sebagai alat penghargaan dan pemberian perkawinan (mas kawin)
4). Sebagai alat penghargaan dan pemberian dalam acara kematian.
5). Fungsi hukum adat sbg denda adat utk mengembalikan keseimbangan sosial yang terganggu.
6). Dari segi ekonomi sebagai alat tukar.
7). Sebagai prestise dalam strata sosial masyarakat.
8). Sebagai mitos, lambang suku yang diagungkan karena menurut corak/ desain tertentu akan
melindungi mereka dari gangguan alam, bencana, roh jahat dan lain-lain.
9). Sebagai alat penghargaan kepada tamu yang datang (natoni). Dalam masyarakat tradisional
Nusa Tenggara Timur tenunan sebagai harta milik keluarga yang bernilai tinggi karena kerajinan
tangan ini sulit dibuat oleh karena dalam proses pembuatannya/ penuangan motif tenunan hanya
berdasarkan imajinasi penenun sehingga dari segi ekonomi memiliki harga yang cukup
mahal.Tenunan sangat bernilai dipandang dari nilai simbolis yang terkandung didalamnya,
termasuk arti dari ragam hias yang ada karena ragam hias tertentu yang terdapat pada tenunan
memiliki nilai spiritual dan mistik menurut adat. Pada mulanya tenunan dibuat untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari sebagai busana  penutup dan pelindung tubuh, kemudian berkembang
untuk kebutuhan adat (pesta, upacara, tarian, perkawinan, kematian dll), hingga sekarang
merupakan bahan busana resmi dan modern yang didesain sesuai perkembangan mode, juga
untuk memenuhi  permintaan/ kebutuhan konsumen. Dalam perkembangannya, kerajinan tenun
merupakan salah satu sumber pendapatan (UP2K) masyarakat Nusa Tenggara Timur terutama
masyarakat di pedesaan. Pada umumnya wanita di pedesaan menggunakan waktu luangnya
untuk menenun dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarganya dan kebutuhan busananya.
Jika dilihat dari proses produksi atau cara mengerjakannya maka tenunan yang ada di  Nusa
Tenggara Timur dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni :
a. Tenun Ikat : disebut tenun ikat karena pembentukan motifnya melalui proses  pengikatan
benang. Berbeda dengan daerah lain di Indonesia, untuk menghasilkan motif  pada kain
maka benang pakannya yang diikat, sedangkan tenun ikat di Nusa Tenggara Timur, untuk
menghasilkan motif maka benang yang diikat adalah benang Lungsi.
b. Tenun Buna : istilah daerah setempat (Timor Tengah Utara) "tenunan buna" yang
maksudnya menenun untuk membuat corak atau ragam hias/motif pada kain
mempergunakan benang yang terlebih dahulu telah diwarnai.
c. Tenun Lotis/ Sotis atau Songket : disebut juga tenun Sotis atau tenun Songket, dimana
proses pembuatannya mirip dengan pembuatan tenun Buna yaitu mempergunakan benang-
benang yang telah diwarnai. Dilihat dari kegunaannya, produk tenunan di Nusa Tenggara
Timur terdiri dari 3 (tiga)  jenis yaitu : sarung, selimut dan selendang dengan warna dasar
tenunan pada umumnya warna-warna dasar gelap, seperti warna hitam, coklat, merah hati
dan biru tua. Hal ini disebabkan karena masyarakat/ pengrajin dahulu selalu memakai zat
warna nabati seperti tauk, mengkudu, kunyit dan tanaman lainnya dalam proses pewarnaan
benang, dan warna-warna motif dominan warna putih, kuning langsat, merah mereon. Untuk
pencelupan/ pewarnaan benang, pengrajin tenun di Nusa Tenggara Timur telah
menggunakan zat warna kimia yang mempunyai keunggulan seperti : proses  pengerjaannya
cepat, tahan luntur, tahan sinar, dan tahan gosok, serta mempunyai warna yang banyak
variasinya. Zat warna yang dipakai tersebut antara lain : naphtol, direck,  belerang dan zat
warna reaktif.  Namun demikian sebagian kecil pengrajin masih tetap mempergunakan zat
warna nabati dalam proses pewarnaan benang sebagai konsumsi adat dan untuk ketahanan
kolektif, minyak dengan zat lilin dan lain-lain untuk mendapatkan kwalitas pewarnaan dan
penghematan obat zat pewarna. Dari ketiga jenis tenunan tersebut diatas maka
penyebarannya dapat dilihat sebagai berikut :
1). Tenun Ikat : penyebarannya hampir merata disemua Kabupaten di Nusa Tenggara Timur
kecuali Kabupaten Manggarai dan sebagian Kabupaten Ngada.
2). Tenun Buna : Penyebarannya di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Belu dan
yang paling banyak adalah di Kabupaten Timor Tengah Utara.
3). Tenun Lotis/ Sotis atau Songket ; terdapat di Kabupaten/ Kota Kupang, Timor Tengah
Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Alor, Flores Timur, Lembata, Sikka, Ngada,
Manggarai, Sumba Timur dan Sumba Barat.

7. TAPESTRI
Tapestry adalah sebuah bentuk seni tekstil berupa tenun tradisional yang biasa dilakukan
pada alat tenun vertikal. Namun, juga dapat dilakukan di lantai juga. Proses htenun ini terdiri dari dua
arah benang yang bersilangan, yang sejajar dengan panjang disebut “warp” / benang lungsin dan
sejajar dengan lebar disebut “weft” / benang pakan.
Kebanyakan penenun tapestry menggunakan benang lungsin berbahan alami seperti
benang linen atau benang katun. Benang pakan yang dipakai berupa benang wol atau  benang
katun, namun bisa pula benang sutra, benang emas, benang perak, atau alternatif media lain.
Tapestry telah diproduksi dan digunakan sejak zaman Helenis. Contoh kerajinan tapestry Yunani
yang pernah ditemukan berasal dari abad ke-3 SM dalam kondisi terawetkan di gurun Tarim Basin.
Kerajinan tapestry mencapai tahap baru produksi massal di Eropa  pada awal abad ke-14 Masehi.
Gelombang pertama produksi berasal dari Jerman dan Swiss. Seiring waktu, kerajinan diperluas ke
Prancis dan Belanda. Konotasi istilah tapestry ini juga digunakan untuk menggambarkan hasil
kerajinan tekstil yang dibuat pada alat tenun Jacquard. Sebelum tahun 1990-an, tapestry yang
terkenal Abad Pertengahan telah diproduksi dengan menggunakan teknik Jacquard. Namun pada
abad modernisasi, artis seperti Chuck Close dan Magnolia Editions telah mengadaptasi  proses
Jacquard yang terkomputerisasi untuk menghasilkan karya seni rupa yang indah memukau.

8. MAKRAME
Makrame adalah bentuk seni kerajinan simpul-menyimpul dengan menggarap rantaian
benang awal dan akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai  benang
tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai Dalam membuat makrame, ada beberapa
teknik yang digunakan antara lain teknik pilin,simpul,anyam, atau rajut. Hasil karya kerajinan
makrame memiliki kesesuaian fungsi, kekuatan, dan keindahan yang berbeda-beda.
Fungsi karya kerajinan dapat dilihat dari penggunan benda tersebut. Kekuatan dari karya
kerajinan ditentukan dari kualitas bahan dasar yang digunakan. Apabila bahan dasar yang digunakan
kuat maka kualitasnya akan bagus. Keindahan karya kerajinan makrame dapat dilihat dari model
benda yang dibuat, corak, hiasan atau aksesoris dari benda tersebut.
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Tahapan pokok Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Orientasi siswa pada  Kegiatan awal pembelajaran, 20 Menit
masalah peserta didik dan guru dapat
melakukan aktivitas berikut:
a. mengamati melalui media dan
sumber belajar baik berupa
visual maupun audio-visual
tentang teknik penerapan
ragam hias (flora, fauna, dan
geometris) pada bahan tekstil,
b. menanyakan melalui diskusi
baik kelompok kecil maupun
kelompok besar tentang teknik
penerapan ragam hias (flora,
fauna, dan geometris) pada
bahan tekstil.
Inti Mengorganisasi siswa  Kegiatan inti pembelajaran, peserta 80 menit
dalam belajar didik dan guru dapat melakukan
aktivitas berikut:
a. mengeksplorasi teknik
penerapan ragam hias (flora,
fauna, dan geometris) pada
bahan tekstil.
b. mengasosiasi teknik penerapan
ragam hias (flora, fauna, dan
geometris) dalam aktivitas
menyulam dan menyablon
c. mengkomunikasi teknik
penerapan ragam hias (flora,
fauna, dan geometris) pada
bahan tekstil dalam bentuk
karya dengan teknik sulam dan
sablon
Penutup Menganalisis dan  Guru melakukan evaluasi pada 20 Menit
mengevaluasi proses aspek pengetahuan,
pemecahan masalah menghubungkan sikap dengan
materi pembelajaran dan
kemampuan psikomotorik atau
keahlian dalam praktik penerapan
ragam hias pada bahan tekstil.
 Peserta didik dapat menyimpulkan
isi materi, menemukan kesulitan
dan mengatasi kesulitan tersebut
serta menemukan keindahan dan
keunikan beragam teknik
penerapan ragam hias pada bahan
tekstil.

F. PENILAIAN
SIKAP SPIRITUAL ( K1-1 )
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan
pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun
tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat
mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor

Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Skor diperole h
x 4=skorak h ir
SkorMaksimal
Contoh :
Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :
14
x 4=2,8
20

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,67 < skor ≤ 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,67 < skor ≤ 3,67
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,67 < skor ≤ 2,67
Kurang : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,67

SIKAP SOSIAL ( K1-2 )


Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Melakukan
No Sikap yang diamati
Ya Tidak
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang
ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah

Petunjuk Penskoran :
Jawaban YA diberi skor 1, dan jawaban TIDAK diberi skor 0
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Skor
x 4=skorak hir
SkorTertinggi
Tanggung Jawab
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Melaksanakan tugas individu dengan baik
2 Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
3 Tidak menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat
4 Mengembalikan barang yang dipinjam
5 Meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
Jumlah Skor

Toleransi
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Menghormati pendapat teman
2 Menghormati teman yang berbeda suku, agama, ras, budaya, dan gender
3 Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya
4 Menerima kekurangan orang lain
5 Mememaafkan kesalahan orang lain
Jumlah Skor

Gotong Royong
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Aktif dalam kerja kelompok
2 Suka menolong teman/orang lain
3 Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan
4 Rela berkorban untuk orang lain
Jumlah Skor

Santun
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Menghormati orang yang lebih tua
2 Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan
orang lain
3 Menggunakan bahasa santun saat menyampaikan
pendapat
4 Menggunakan bahasa santun saat mengkritik pendapat
teman
5 Bersikap 3S (salam, senyum, sapa) saat bertemu orang
lain
Jumlah Skor
Percaya diri
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Berani presentasi di depan kelas
2 Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab
pertanyaan
3 Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-
ragu
4 Mampu membuat keputusan dengan cepat
5 Tidak mudah putus asa/pantang menyerah
Jumlah Skor

Keseluruhan Sikap
Kelas : ……………………….
Hari, tanggal : ……………………….
Materi Pokok/Tema : Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Sikap Keterangan
Toleransi

Percaya Diri
Disiplin

Tanggung Jawab

Gotong Royong

Santun
Jujur

Nama
No Peserta
Didik

Keterangan Penskoran :
4 = apabila selalu konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap
3 = apabila sering konsisten menunjukkan sikap sesuai aspeksikap dan kadang-kadang tidak
sesuai aspek sikap
2 = apabila kadang-kadang konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap dan sering tidak
sesuai aspek sikap
1 = apabila tidak pernah konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap

PENGETAHUAN (KI-3)
Tes dan Kunci Jawaban
1. Ragam hias disebut juga …
a. Distorsi b. Gradasi c. Stilasi d. Ornamen

2. Penggayaan yang menghasilkan perubahan bentuk (deformasi) dalam menggambar ragam


hias disebut …
a. Distorsi b. Gradasi c. Stilasi d. Ornamen

3. Bentuk-bentuk yang menyerupai flora, fauna, figuratif (manusia) dan geometris dalam gambar
ragam hias disebut :
a. Pola b. Komposisi c. Motifd. Teknik

4. Susunan motif secara berulang-ulang yang mengarah pada bentuk dasar dalam gambar
ragam hias disebut …
a. Pola b. Komposisi c. Motif d. Teknik
5. Gambar di berikut merupakan gambar ragam hias dengan motif …
a. flora c. figuratif
b. fauna d. geometris

6. Gambar di samping juga merupakan gambar ragam hias dengan motif …


a. flora c. figuratif
b. fauna d. geometris

7. Perhatikan gambar-gambar ragam hias berikut :

(1) (2)

(3) (4) (5)


Yang merupakan gambar ragam hias dengan pola zigzag adalah gambar nomor …
a. (1) b. (2) c. (3) d. (4)

8. Perhatikan lagi gambar-gambar pada soal nomor 7. Gambar nomor (5) merupakan gambar
ragam hias dengan po
a. lingkaran b. persegi c. zigzag d. segitiga

9. Perhatikan lagi gambar-gambar pada soal nomor 7. Gambar nomor (3) termasuk gambar
ragam hias dengan pola
a. menyilang b. persegi c. zigzag d. segitiga

10. Perhatikan lagi gambar-gambar pada soal nomor 7. Gambar nomor (4) termasuk gambar
ragam hias dengan pola
a. menyilang b. lingkaran c. zigzag d. segitiga

11. Bahan yang berasal dari serat dan diolah menjadi benang atau kain untuk pembuatan busana
serta berbagai produk kerajinan lainnya disebut….
a. Kertas b. Tekstil c. Kayu d. Plastik

12. Sifat lembut, licin, mengkilat, kenyal, banyak menyerap air dan berasa sejuk jika digunakan
merupakan sifat yang dimiliki bahan tekstil berjenis …
a. katun b. polyster c. wol d. sutera

13. (1) Daun Jati (4) Gincu (7) Teh


(2) Wantex (5) Pastel (8) Indigosol
(3) Kunyit (6) Naptol (9) Pandan
Bahan-bahan pewarna tekstil di atas yang tergolong bahan pewarna sintetis kimia (buatan)
adalah nomor …
a. (1), (4), (5), (8) dan (9) c. (2), (3), (5), (6) dan (8)
b. (2), (4), (5), (6) dan (8) d. (2), (4), (5), (8) dan (9)

14. Menerapkan ragam hias pada pada media tekstil dapat dilakukan dengan cara …
a. mengukir b. mematung c. menyablon d. semua benar

15. Menyulam merupakan salah satu teknik penerapan ragam hias yang bisa dilakukan pada
bahan…
a. kertas b. tekstil c. kayu d. kaca
KETERAMPILAN (KI-4)
FORMAT : PENILAIAN KETERAMPILAN
PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL
NO SKOR SKOR
ASPEK PEROLEHAN
1 2 3 4
1. Penguasaan Alat/Media
2. Penguasaan Teknik
3. Finishing
4. Keindahan
5. Kreativitas
JUMLAH

RUBRIK:
PENGUASAAN ALAT/MEDIA
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang

PENGUASAAN TEKNIK
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang

FINISHING
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang

KREATIFITAS (dalam Pemilihan Motif dan Pola)


4 = Sangat kreatif
3 = Sudah kreatif
2 = Cukup kreatif
1 = Kurang kreatif

KEINDAHAN
4 = Sangat indah
3 = Sudah indah
2 = Cukup indah
1 = Kurang indah

G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


 Alat & Media : Alat/media menyulam : Alat/media menyablon :
a. Jarum sulam a. Spons/busa
b. Benang sulam b. Cat
c. Kain berpetak c. Kain polos
d. Kertas pola d. Kertas pola

 Sumber Belajar : Buku guru “Seni Budaya Kelas VII Semester 2, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Jakarta, 2013

Binjai, Januari 2016


Guru Mapel Seni Budaya

( HERU SANTOSO, S.Pd )


NIP. 19790321 200604 1 002

Anda mungkin juga menyukai