Anda di halaman 1dari 126

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang

keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan

dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan

peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan

pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan

tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif

secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada

individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai

kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing

process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia

secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya

kesehatan (Mubarak, 2006)

Menurut WHO 2010, Kesehatan lingkungan suatu

keseimbangan ekologi yang harus ada diantara manusia dan

lingkungan agar dapat menjamin kaadaan sehat dari

manusia. Ruang lingkup kesehatan lingkungan meliputi

kesedian air minum, pengelolahan air limbah dan

pengendalian pencemaran, pembuangan sampah pada

tempatnya, pengendalian hygiene makanan termasuk hygiene

susu, pengendalian pencemaran udara, pemukiman dan aspek

kesehatan lingkungan. Masalah kesehatan lingkungan suatu

masalah yang sangat komplek, yang saling berkaitan dengan

masalah-masalah lain. Banyak kesehatan individu maupun

1
kesehatan masyarakat, hal ini kesehatan lingkungan pada

hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan

yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap status

kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup :

pembuangan kotoran manusia (tinja) kesedian air bersih,

pembuangan sampah, pembuangan air limbah, perumahan, dan

rumah hewan ternak. Saat ini banyak sekali permasalahan

lingkungan yang harus dihadapi dan sangat menganggu

terhadap tercapainya kesehatan lingkungan. Ironisnya

hanya 200 ribu orang pertahun yang disediakan pemerintah

dalam 30 tahun terakhir untuk mengatasi masalah sanitasi.

Idealnya kebutuhan setiap orang pertahunya adalah

47.000.000 ribu.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa

Indonesia untuk mencapai peningkatan derajat hidup sehat

bagi setiap penduduk adalah merupakan hakikat pembangunan

kesehatan yang termuat di dalam Sistim Kesehatan Nasional

(SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat

kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu

unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar

tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan

partisipasi aktif dari seluruh komponen masyarakat

bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah

berlakunya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang

menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut

2
serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

perorangan, keluarga dan lingkungan.

Perkembangan dan perubahan disegala bidang salah

satu diantaranya adalah bidang kesehatan dengan berbagai

inovasi yang telah dilakukan berdampak terhadap

peningkatan usia harapan hidup yang pada akhirnya

memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan

derajat/status kesehatan penduduk.

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia

diberbagai bidang kehidupan mengakibatkan pergeseran pola

kehidupan masyarakat diantaranya bidang kesehatan. Dalam

bidang kesehatan saat ini telah terjadi pergesaran,

antara lain : perubahan upaya kuratif menjadi upaya

preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif

menunggu masyarakat berobat ke uni-unit pelayanan

kesehatan menjadi penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal

ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada

masyarakat untuk ikut serta secara aktif dalam upaya

peningkatan status kesehatan.

Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek

dan obyek pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses

perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara lebih aktif

dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti

seluruh kegiatan kesehatan komunitas.

Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan

sampai penanggulangan masalah dan melibatkan individu,

3
keluarga, dan kelompok dalam masyarakat. Dalam upaya

peningkatan kemampuan bekerja dengan individu, keluarga

dan kelompok ditatanan kesehatan komunitas, serta sebagai

salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional

dan mempunyai potensi keperawatan secara mandiri sesuai

dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa

profesi STIKES Mataram angkatan XIV melaksanakan praktik

Keperawatan Komunitas di Desa Sesela Dusun Muhajirin

Kecamatan Gunungsari kabupaten Lombok Barat.

Selain itu, selama proses belajar di komunitas,

mahasiswa mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi

dan sumber yang tersedia untuk bekerjasama dengan

komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi

perubahan komunitas dengan penerapan proses penerapan

komunitas keperawatan komunitas dan pengorganisasian

komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri

dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan pengalaman praktik

keperawatan komunitas, mahasiswa mampu menerapkan

asuhan keperawatan komunitas pada setiap area

pelayanan keperawatan komunitas di Desa Sesela Dusun

Muhajirin Kecamatan Gunungsari kabupaten Lombok Barat,

4
dengan pendekatan proses keperawatan komunitas dan

pengorganisasian komunitas.

2. Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan praktek keperawatan

komunitas, mahasiswa mampu :

a.Melakukan pengkajian keperawatan komunitas

b.Menentukan diagnosa keperawatan komunitas.

c.Membuat rencana tindakan keperawatan komunitas.

d.Melaksanakann rencana tindakan keperawatan komunitas

berdasarkan faktor resiko personal, sosial, dan

lingkungan.

e.Melakukan evaluasi keperawatan komunitas.

C. MANFAAT

1. Bagi Mahasiswa

a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas

secara nyata pada masyarakat.

b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan

asuhan keperawatan komunitas.

c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis,

dan bijaksana dalam menghadapi dinamika dalam

kemasyarakatan.

d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian,

dan hubungan interpersonal.

2. Bagi Masyarakat

5
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan

aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan

pencegahan penyakit.

b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan

menyadari masalah kesehatan dan mengetahui cara

penyelesaian masalah kesehatan yang dialami

masyarakat.

c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya

dan mempunyai upaya peningkatan status kesehatan

tersebut.

3. Bagi Institusi Pendidikan

a. Salah satu tolak ukur keberhasilan program studi

profesi STIKES Mataram khususnya dibidang

keperawatan komunitas.

b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam

pengembangan model praktik keperawatan komunitas

selanjutnya.

4. Bagi Profesi Kesehatan khususnya Keperawatan

a. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional,

berpotensi secara mandiri sesuai dengan kompetensi

yang telah ditentukan.

b. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan

komunitas sehingga profesi mampu mengembangkannya.

c. Salah satu bukti profesionalisme keperawatan telah

terwujudkan.

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Keperawatan Kesehatan Komunitas

WHO (1974), keperawatan komunitas mencakup perawatan

keluarga (ners health family) juga kesehatan dan

kesejahtraan masyarakat luas, membantu masyarakat

mengidentifikasikan masalah kesehatannya sendiri, serta

mencgahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan

kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta

bantuan kepada orang lain.

Depertemen Kesehatan RI(1986) , keperawatan

kesehatan masyarakat adalah suatau upaya pelayanan

keperawatan yang merupakan bagian intergral dari

pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh perawat dengan

mengikutsertakan tim kesehatan dan masyarakat ontuk

memperoleh tingkat kesehatan individu, keluarga , dan

masyarakat yang lebih tinggi.

B. Tujuan Keperawatan Komunitas

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan

dan peningkatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai

berikut :

1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care)

terhadap individu, keluarga, dan kelompok dalam konteks

komunitas

2. Perhatian lansung terhadap kesehatan seluruh masyarakat

(health general community) dengan mempertimbangkan

7
permasalahan atau issue kesehatan masyarkat yang dapat

mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok.

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu,

keluarga,kelompok dan masayarakat mempunyai kemampuan

untuk:

1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami

2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan

masalaah tersebut

3. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan

4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi

5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang

mereka hadapi,yang akhirnya dapat meningkatkan

kemampuan dalam pemelihara kesehatan secara mandiri

(self care)

C. Sasaran, Ruang Linkup dan Kegiatan Praktek Komunitas

1. Sasaran keperawatan komunitas

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh

masyarakat : termasuk individu, keluarga, dan kelompok

baik yang sehat maupun yang sakit, khususnya mereka

yang beresiko tinggi mengalami masalah keusehatan dalam

masyarakat yaitu sebagai berikut :

a. Individu

Individu adalah anggota keluarga sebagai

kesatuan utuh dari aspek bioologi, psikologi, sosial

dan spritual. Apabila individu tersebut mempunyai

masalah kesehatan karena ketidakmampuan merawat

8
dirinya sendiri oleh karena sesuatu hal dan sebab,

maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga

lainnya dan keluarga yang ada di lingkungan sekitar

tempat tinggal mereka. Disini peran perawat

komunitas adalah membantu individu agar dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya karena adanya kelemahan

fisik dan mental yang dialami, keterbatasan

pengetahuan serta kurangnya kemauan menuju

kemandirian.

b. Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga,

anggota keluarga lainnnya yang berkumpul dan tinggal

dalam satu rumah tangga karena pertalian darah, dan

bisa karena perkawinan atau adopsi. Keluarga

merupakan fokus pelayanan kesehatan yang strategis,

sebab :

1) Keluarga sebagai lembaga yang perlu di

perhitungkan

2) Keluarga mempunyai peran utama dalam

pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarga

3) Masalah kesehatan dalam keluarga saling

berkaitan

4) Keluarga sebagai pengambil keputusan (decision

making) dalam perawatan kesehatan

9
5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam

berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat.

c. Kelompok Khusus

Kelompok khusus adalah sekumpulan induvindu

yangmempunyai kesamaan jeni kelamin, usia,

permasalahan(problem).Kegiatan yang terorganisasi

sangat rawan terhadap masalahkesehatan. Kelompok

khusus yang ada dimasyarakat dan institusi dapat

diklasifikasikan berdasarkan permasalahan serta

kebutuhan yang mereka hadapi,diantaranya sebagai

berikut.

1) Kelompok dengan kebututuhan kelompok kesehatan

khusus sebagai akibat pertimbangan (grow and

development) , yaitu :

 Kelompok ibu hamil dab ibu bersalin

 Kelompok ibu nifas

 Kelompok bayi

 Kelompok balita

 Kelompok anak usia sekolah

 Kelompok usia lanjut

2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan

pengawasan dan bimbingan serta asuhan

keperawatan, yaitu :

 Penderita penyakit menular antara lain :

kusta, tubercolosis, dll.

10
 Penderita penyakit tidak menular,

misalnya : hipertensi, diabetes melitus dan

penyakit jantung.

 Kelompok cacat yang memerlukan rehabilitas

 Kelompok cacat mental

3) Kelompok yang mempunyai resiko tinggi terserang

penyakit, yaitu :

 Kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika

 Kelompok wanita tuna susila dan pekerja

komersial

 Kelompok pekerja tertentu.

2. Ruang Lingkup keperawatan komunitas

3. Kegiatan keperawatan komunitas

D. Prinsip Dasar

Beberapa prinsip dalam melaksanakan keperawatan komunitas

antara lain :

1. Kemanfaatan

Intervensi atau pelaksanaan asuhan keperawatan

komunitas yang dilakukan harus memberikan manfaat

sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada

keseimbangan antara manfaat dan kerugian

2. Otonomi

Dalam keperawatan komunitas, masyarkat diberikan

kebebasan untuk melakukan atau memilih alternatif

terbaik yang disediakan.

11
3. Keadilan

Hal ini menegaskan bahwa upaya atau tindakan yang

dilakukan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas

komunitas.

E. Model Pendekatan

1. Proses kelompok (Group Procces )

Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit,

tentunya setelah belajar dari pengalaman sebelumnya,

selain dari faktor pendidikan / pengetahuan individu,

media massa, televisi, penyuluhan yang dilakukan oleh

petugas kesehatan, dan sebagainya.

2. Pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan

perilaku yank dinamis, di mana perubahan tersebut bukan

sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke

orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur.

3. Kerja sama (partnership)

Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam

lingkungan masyarakat jika tidak ditangani dengan baik

akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat

luas.Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan

dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan

komunitas, melalui upaya ini berbagai persoalan di

dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan

lebih cepat.

12
F. Metode yang digunakan dalam melakukan Asuhan Komunitas

1. Pengkajian

Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara

lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji

dan dianalisis, sehingga masalah kesehatan yang

dihadapi oleh masyarakat, baik individu, keluarga atau

kelompokyang menyangkut permasalahan pada fisiologis,

psikologis, sosial,ekonomi, maupun spritual dapat

ditentukan.

a. Pengumpulan data

1) Tujuan pengumpulan data

Pengumpulan data dimasukan untuk memperoleh

informasi mengenai masalah kesehatan pada

masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan

yang harus diambiluntuk mengatasi masalah yang

menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial,

ekonomi, dan spiritual serta faktor lingkungan

yang mempengaruhinya.

2) Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam

pengumpulan data meliputi:

a) Data inti

b) Data lingkungan Fisik

c) Pelayanan kesehatan dan sosial

d) Ekonomi

e) Keamanan dan Transportasi

f) Politik dan pemerintahan

13
g) Sistem komunikasi

h) Pendididkan

i) Rekreasi

b. Jenis data

1) Data subjektif

2) Data Objektif

c. Sumber data

1) Data perimer

2) Data sekunder

d. Cara pengumpulan data

1) Wawancara atau anamnesis

2) Pengamatan

3) Pemeriksaan fisik

e. Pengolahan data

1) Klasifikasi data atau kategorisasi data

Cara mengategorikan data:

a) Berdasarkan karakteristik demografi;

b) Berdasarkan karakteristik geografi;

c) Berdasarkan karakteristik sosial ekonomi

d) Berdasarkan sumber dan pelayanan kesehatan

( Anderson & Mc Farlane, 1988 Community as a

Client)

2) Perhitungan persentase cakupan dengan menggunakan

telly.

3) Tabulasi data

4) Interprestasi data

14
2. Analisis data

Analisis data adalah kemampuan untuk meningkatkan

data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif

yang dimiliki, sehingga dapat diketahui kesenjangan

atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

a. Tujuan analisis data antara lain:

1) Menetapkan kebutuhan komunitas

2) Menetapkan kekuatan

3) Mengidentifikasi pola respons komunitas

4) Mengidentifikasi kecendrungan penggunaan

pelayanan kesehatan

b. Perumusan masalah kesehatan

Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka

dapat diketahui nmasalah kesehatan dan keperawatan

yang dihadapi oleh masyarakat yang selanjutnya dapat

dilakukan intervensi.

c. Prioritas masalah

Keriteria penentukan prioritas masalah

kesehatan masyarakat dan keperawatan di antaranya

adalah:

1) Perhatian masyarakat

2) Prevalensi kejadian

3) Berat ringannya masalah

4) Kemungkinan masalah untuk diatasi

5) Tersedianya sumber daya masyarakat

6) Aspek politis

15
Prioritas masalah juga dapatditentukan

berdasarkan hierarki kebutuhan. Menurut Abraham

H. Maslow prioritas masalah dimulai dari:

a) Keadaan yang mengancam kehidupan

b) Keadaan yang mengancam kesehatan

c) Persepsi masyarakat tentang kesehatan dan

keperawatan .

3. Diagnosa

Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada

masalah kesehatan, baik yang aktual maupun

potensial.Dengan demikian, diagnosis keperawatn

ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan.Diagnosis

keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah

dan status kesehatan masyarakat, baik yang nyata

(aktual) maupun yang mungkin terjadi (potensial).

a. Komponen utama diagnosis keperawatan antara lain:

1) Problem (masalah) : problem merupakan

kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan

normal yang seharusnya terjadi.

2) Etiologi (penyebab) : menunjukan penyebab

masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat

memberikan arah terhadap intervensi keperawatan,

meliputi:

 Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat;

16
 Lingkungan fisik,biologis,psikologis, dan

sosial;

 Interaksi prilaku dan lingkungan.

3) Sign atau symptom (tanda atau gejala) :

merupakan informasi yang diperlukan untuk

merumuskan diagnosis serta serangkaian petunjuk

timbulnya masalah.

4. Perencanaan

Rencana keperawatan adalah penyusunan rencana

tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk

mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan

yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya

kebutuhan klien.jadi, perencanaan asuhan keperawatan

kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosis

keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana

keperawatan yang disususn harus mencakup elemen-elemen

berikut ini.

a. Perumusan tujuan

Perumusan tujuan asuhan keperawatan komunitas

harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Berfokus pada masyarakat

2) Jelas dan singkat

3) Dapat diukur dan diobservasi

4) Realitas

5) Ada target waktu

17
6) Melibatkan peran serta masyarakat.

5. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tahap realitas dari rencana

asuhan keperawatan yang telah disususn.perawat

kesehatan masyarakat dalam implementasi asuhan

keperawatan komunitas harus bekerja sama dengan anggota

tim kesehatan lainya, dalam hal ini melibatkan pihak

puskesmas,bidan desa, dan anggota masyarakat. Prinsip

yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi

pada keperawatan komunitas adalah inovatif, integrated,

rasional, mampu dan mandiri, serta ugem (yakin atau

percaya pada kemampuanya).

6. Evaluasi

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan

keberhasilan tindakan keperawatan keberhasilan proses

dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan

pedoman atau rencana proses tersebut.Sedangkan

keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan

membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat

dalam prilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat

kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan

yang telah ditetapkan atau dirumuskan

sebelumnya.Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian

adalah sebagai berikut.

a. Membandingakn hasil tindakan yang dilaksanakan

dengan tujuan yang telah ditetapkan

18
b. Menilai efektifitas proses keperawatan, mulai dari

tahap pengkajian sampai dengan pelaksanaan.

c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan

perencanaan selanjutnya apabila masalah belum

teratasi.

19
BAB III
HASIL PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DUSUN MUHAJIRIN DESA
SESELA KECAMATAN GUNUNGSARI KABUPATEN LOMBOK BARAT
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XIV B 2018

A. PENGKAJIAN
1. Data Geografis
a. Luas Wilayah Dan Administrasi Desa
Desa Sesela merupakan salah satu desa yang berada
diwilayah Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat,
luas wilayah 227,027 Ha. dengan batas wilayah sebagai
berikut:
 Sebelah Utara : Desa sandik
 Sebelah Selatan : Kelurahan Rembiga
 Sebelah Barat : Desa Jati Sela
 Sebelah Timur : Desa Midang
Desa Sesela terdiri dari 11 dusun yaitu diantaranya
Dusun Kebun Indah,Dusun Cengok,Dusun Sesela Desa, Dusun
Dasan Utama, Dusun Bilatepung, Dusun Lendang, Dusn
Lendang Utama, Dusun Kebon Bawak, Dusun Muhajirin,Dusun
Kebon Lauk, Dusun Muhajirin.
b. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Desa Sesela dikategorikan menjadi:
PEMUKIMAN = 72.197 Ha
PERSAWAHAN = 105 Ha
PERKANTORAN = 0.15 Ha
KUBURAN = 4.15 Ha
SARANA UMUM = 13.286 Ha
PEKARANGAN = 32.254 Ha
227.027.Ha
c. Dusun Muhajirin

20
Dusun Muhajirin merupakan salah satu dusun yang ada
di desa Sesela. Dusun Muhajirin terdiri dari 3 RT dengan
batasan wilayah:
Sebelah Utara : Dasan Utama
Sebelah Selatan : Sungai
Sebelah Timur : Dasan Utama
Sebelah Barat : Dusun Ireng
Jumlah KK yang ada di Dusun Muhajirin yaitu
sebanyak 155 KK, dari hasil survey yang terkaji sebanyak
143 KK dengan jumlah 550 Jiwa. Sisa yang belum terkaji
sebanyak 12 KK dengan alasan pada saat pengkajian ada 5
KK tidak ketemu, rumah tidak tempati sebanyak 4 rumah
dan menolak saat pengkajian 3 KK.

2. Data Demografi
a) Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia

Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia

Ø 60 tahun 0%

55-59 Tahun 6%

36-54 Tahun 24%

19-35 Tahun 26%

13-18 Tahun 14%

6-12 Tahun 14%

0-5 Tahun 16%

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30%

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.2 diatas menunjukkan bahwa umur
warga dusun muhajirin yaitu berada pada rentang umur 19-
35 tahun sebanyak 140 jiwa (25.4%). Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar warga pada usia produktif.

21
b) Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 3.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin

Perempuan
43% Laki-Laki
57%

Laki-Laki Perempuan

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.3 diatas menunjukkan bahwa
jumlah penduduk di Dusun Muhajirinantara laki-laki dan
perempuan hampir sama yaitu 273(49,6%) dan 277(50,4%).

c) Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan


Tabel 3 .4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

BELU M SEK O LA H 10%

PT 6%

SMA 23%

SMP 14%

SD 31%

P A U D / TK 6%

TS 10%

Sumber Data Primer Oktober 2018

22
Berdasarkan tabel 3.4 diatas menunjukkan bahwa
masih ada penduduk di Dusun Muhajirin tidak sekolah
yaitu sebanyak 110 jiwa (8,7%). Hal ini dapat menjadi
suatu masalah karena dapat mempengaruhi tingkat
pengetahuan penduduk.

d) Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan


Tabel 3 .5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Distribusi Penduduk
Berdasarkan Pekerjaan
Tukang kayu 1%
Sopir 5%
Karyawan swasta 7%
Guru 5%
Nelayanan 1%
Pelajar/Mahasiswa 28%
Tidak Bekerja 21%
Buruh 6%
Pensiunan 5%
IRT 17%
Petani 2%
Wiraswasta 14%
PNS 3%
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30%
Sumber Data Primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.5 diatas menunjukkan bahwa masih
ada penduduk Dusun Muhajirin tidak bekerja yaitu sebanyak
106 jiwa (19.3%). Hal ini menunjukkan masih ada penduduk
Dusun Muhajirin memiliki sejumlah warga yang menganggur,
yang kemungkinan besar dapat mempengaruhi tingkat
keamanan di desa.

23
e) Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa
Tabel 3.6 Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa
120.00%

100.00% 97.82%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

1.09% 0.54% 0.54%


0.00%
Bima Samawa Jawa Sasak

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.6 diatas menunjukkan bahwa
sebagian besar penduduk di Dusun Muhajirin merupakan
suku Sasak.

f) Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama


Tabel 3.7 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

Kristen Katolik

Kristen Protestan

Budha

Hindu

Islam 1

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.7 diatas menunjukkan bahwa
semua warga di dusun Muhajirin beragama Islam (100%)

24
g) Distribusi Penduduk Berdasarkan Keadaan Sehat Sakit
Tabel 3.8 Distribusi Penduduk Berdasarkan Keadaan Fisik
Sakit
2%

Sehat
98%

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.8 diatas menunjukkan bahwa ada
sejumlah penduduk di dusun Muhajirin yang sedang berada
dalam kondisi sakit yaitu sebanyak 6 orang (1.1%).

3. Lingkungan Fisik
a. Perumahan
1) Distribusi Penduduk Berdasarkan Tipe Perumahan
Tabel 3.9 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tipe
Perumahan

25
Chart Title
100.00%
88.80%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
9.10%
10.00%
2.10%
0.00%
Permanen Semi Permanen Tidak Permanen

Series 3

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.9 menunjukkan bahwa masih ada
penduduk di Dusun Muhajirin yang memiliki tipe rumah
tidak permanen yaitu sebanyak total 3 KK(2.1%). Hal
ini kemungkinan dapat menjadi penyebab munculnya
masalah-masalah kesehatan yang disebabkan karena
sanitasi rumah yang kurang memadai.

2) Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kepemilikan


Rumah
Tabel 3.10 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis
Kepemilikan Rumah

jenis kepemilikan rumah

Milik Sendiri 94.40%

Numpang 4.20%

sewa 1.40%

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% 100.00%

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.10 diatas, menununjukkan
bahwa sebagian besar penduduk di dusun Muhajirin
memiliki rumah sendiri yaitu sebanyak 135 KK (94.4%).
26
3) Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Lantai
Tabel 3.11 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis
Lantai

Tanah
Papan
3% 1% Tanah Papan Tegel/Semen

Tegel/Semen
96%

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.11 diatas menunjukkan bahwa
masih ada penduduk di Dusun Muhajirin yang memiliki
jenis lantai rumah berupa tanah yaitu sebanyak 5
KK(3%).

4) Distribusi Penduduk Berdasarkan Sistem Ventilasi Rumah


Tabel 3.12 Distribusi Penduduk Berdasarkan Sistem
VentilasiRumah

100%
90%
Series 3
80%
70%
60% 97%
50%
40%
30%
20%
10% 3%
0%
Ada Tidak Ada

Sumber Data Primer Oktober 2018

27
Berdasarkan tabel 3.12 diatas menunjukkan bahwa
masih ada keluarga yang tidak memiliki sistem
ventilasi yaitu sebanyak 5 KK(3%).
5) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Membuka
Jendela Setiap Hari
Tabel 3.13 Distribusi Penduduk Berdasarkan
KebiasaanMembuka Jendela
Tidak
31%

Ya
69%

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.13 diatas menunjukkan bahwa
di dusun Muhajirin masih ada keluarga yang tidak
memiliki kebiasaan membuka jendela setiap hari yaitu
44 KK(31%).

6) Distribusi Penduduk Berdasarkan Sistem Pencahayaan


pada Siang Hari
Tabel 3.14 Distribusi Penduduk Berdasarkan Sistem
Pencahayaan pada Siang Hari

70 63

60

50

40 34

30

20

10 3

0
Terang Remang-Remang GelapColumn2

Sumber Data Primer Oktober 2018

28
Berdasarkan tabel 3.15 menunjukkan bahwa masih
ada penduduk di dusun Muhajirin yang memiliki sistem
pencahayaan pada siang hari yang masih gelap sebanyak
5 KK(3%) dan remang-remang sebanyak 48 KK(34%).

7) Distribusi Penduduk Berdasarkan Luas Kamar Tidur


Tabel 3.15 Distribusi Penduduk Berdasarkan Luas Kamar
Tidur

Tidak Memenuhi
Syarat
29%

Mememenuhi syarat
71%

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.15 diatas menunjukkan bahwa
masih ada keluarga yang memiliki luas kamar tidur
tidak memenuhi syarat yaitu sebanyak 41 KK (29%).

8) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kebersihan dalam Rumah


Tabel 3.16 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kebersihan
Dalam Rumah
LUAS KAMAR TIDUR

24%

Bersih
Kotor

76%

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan Tabel 3.16 diatas menunjukkan bahwa
masih ada penduduk di dusun Muhajirin yang memiliki

29
kebersihan rumah yang kurang bersih/kotor yaitu 34 KK
(24%). Hal ini menunjukkan masih ada warga yang kurang
menyadari akan pentingnya kebersihan di dalam
rumahnya.

9) Distribusi Penduduk Berdasarkan Penyebab Kotor


Tabel 3.18 Distribusi Penduduk Berdasarkan Penyabab
Kotor

44%
0.35

45%
40%
35%
30%
0.21
25%
20%
15%
10%
5% 0
0%
Banyak Sisa Debu Sampah Lain-Lain
Makanan
Series 1 Series 2 Series 3

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.17 menunjukkan bahwa
sebagian besar penyebab kondisi di dalam rumah
menjadi kotor di Dusun Muhajirin adalah debu yaitu 15
KK (44%). Hal tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan
akan/terjadi penyakit terutama pada system pernapasan
menjadi meningkat.

10) Distribusi Penduduk Berdasarkan Jarak Rumah dengan


Tetangga.
Tabel 3.18 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jarak Rumah
dengan Tetangga.

30
Bersatu
8%
Terpisah
19%

Dekat
73%

Bersatu Dekat Terpisah

Sumber Data Primer Oktober 2018

Berdasarkan tabel 3.18 menunjukkan bahwa


sebagian besar di dusun Muhajirin jarak rumah dengan
tetangga yang berdekatan yaitu dengan jumlah total
105 KK (73%). Hal ini memungkinkan penyebaran suatu
penyakit yang lebih cepat dibandingkan dengan
penduduk yang memiliki jarak rumah dengan tetangga
yang terpisah.

b. Halaman Rumah

1) Distribusi Penduduk Berdasarakan Keberadaan Halaman di


Sekitar Rumah.
Tabel 3.19 Distribusi Penduduk Berdasarkan Keberadaan
Halaman Rumah
keadaan rumah
90%

80%

70%

60%

50%
0.85
40%

30%

20%

10%
15%
0% Tidak Ada Column1
Ada Tidak Ada

Sumber Data Primer Oktober 2018

31
Berdasarkan tabel 3.19 menunjukkan bahwa sebagian
besar penduduk di dusun Muhajirin memiliki halaman
rumah yaitu sebanyak 121 KK (85%).

2) Distribusi Penduduk Berdasarkan Pemanfaatan Pekarangan


Rumah
Tabel 3.20 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pemanfaatan
Pekarangan Rumah

Tidak
35%

Ya
65%

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.20 diatas menunjukkan bahwa
sebagian besar penduduk di dusun Muhajirin sudah mulai
memanfaatkan pekarangan rumahnya, yaitu sebanyak 78 KK
(65%).
3) Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pemanfaatan
Pekarangan Rumah

32
Kolam
1%
Kebun
Tidak Dimanfaatkan 39%
35%

Kandang
25%

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.21 diatas menunjukkan bahwa
masih ada warga di dusun Muhajirin masih belum
memanfaatkan/tidak memanfaatkan pekarangan rumahnya
yaitu dengan jumlah total 43 KK (35%).

4) Distribusi Penduduk Berdasarkan Keadaan Kebersihan


Halaman RumahTabel 3.22 Distribusi Penduduk
Berdasarkan Kebersihan Halaman Rumah

Tidak Bersih
34%

Bersih
66%

Bersih Tidak Bersih

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.22 diatas menunjukkan bahwa
sebagian besar penduduk di Dusun Muhajirin yang
halaman rumahnya kurang bersih/tidak bersih yaitu
sebanyak 41 KK (34%). Hal ini memungkinkan terjadinya
suatu penyakit akibat sanitasi lingkungan yang kurang
bersih.

c. Sumber Air Bersih

33
1) Distribusi Penduduk Berdasarkan Sumber Air untuk
Memasak dan Minum
Tabel 3.23 Distribusi Penduduk Berdasarkan Sumber Air
untuk Minum dan Memasak

SUMBER AIR UNTUK MINUM DAN MEMASAK

Beli 22%

Sungai 0%

Mata Air 0%

Sumur Pompa 5%

Sumur Gali 67%

PDAM 6%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.23 diatas menunjukkan bahwa
penduduk di dusun Muhajirin menggunakan sumur gali
sebagai sumber air untuk minum dan memasak yaitu
dengan total sebesar 96 KK (67%).
2) Distribusi Penduduk Berdasarkan Sistem Pengolahan Air
Minum
Tabel 3.24 Distribusi Penduduk Berdasarkan Sistem
Pengolahan Air Minum

Tidak Dimasak
42%

Dimasak
58%

Dimasak Tidak Dimasak

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.24 diatas menunjukkan bahwa
masih ada penduduk di Dusun Muhajirinmasihtidak
memasak air yang untuk minum ataupun memasak, yaitu

34
dengan total sebesar 60 KK (42%). Hal ini memungkinkan
terjadinya suatu penyakit seperti diare, typoid, dll.

3) Distribusi Penduduk Berdasarkan Sumber Air Untuk


Mencuci dan Mandi
Tabel 3.25 Distribusi Penduduk Berdasarkan Sumber Air
untuk Mencuci dan Mandi

Sumur Gali; 95%


100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20% PDAM; 5%
Sungai; 0%
10%
0%
PDAM Sumur Gali Sungai

` Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.15 diatas menunjukkan
bahwasebagian besar masyarakat di Dusun Muhajirin
menggunakan sumber air dari sumur gali untuk mandi dan
mencuci yaitu sebanyak 136 KK (95%).
4) Distribusi Penduduk Berdasarkan Jarak Sumber Air
dengan Septic Tank
Tabel 3.26 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jarak
Sumber Air dengan Septic Tank

> 10 Meter
43%

< 10 Meter
57%

Sumber data primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.26 diatas menunjukkan bahwa
sebagian besar penduduk di dusun Muhajirin memiliki
jarak sumber air dengan septic tank kurang dari 10

35
meter yaitu dengan total sebesar 82 KK (57%). Hal ini
memungkinkan terjadinya suatu masalah kesehatan
seperti pencemaran air yang menimbulkan berbagai
penyakit seperti diare, dsb.

5) Distribusi Penduduk Berdasarkan Tempat Penampunga Air


Sementara
Tabel 3.27 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tempat
Penampungan Air Sementara

56%
60%

50%
39%
40%

30%

20%

10% 5%
0%
0%
Bak Gentong Ember Lain-Lain (Tendon)

Series 3

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.27 diatas menunjukkan bahwa
sebagian besar penduduk di dusun Muhajirin
menggunakan Ember sebagai tempat penampungan air
sementara dengan total sebesar 80 KK(56%).
6) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kondisi Tempat
Penampungan Air
Tabel 3.28 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kondisi

Tertutup
39%

Terbuka
61%

36
Sumber Data Primer Oktober 2018

Berdasarkan tabel 3.28 diatas menunjukan bahwa


sebagian besar penduduk di Dusun Muhajirin memiliki
tempat penampungan air dalam kondisi terbuka yaitu
dengan total sebesar 87 KK (61%). Hal ini
memungkinkan terjadinya masalah kesehatan seperti
demam berdarah, dimana jentik-jentik nyamuk biasanya
banyak terdapat pada genangan air maupun tempat
penampungan air yang tidak tertutup rapat.

7) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kondisi Air


Tabel 3.29 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kondisi
Dusun Muhajirin
No Kondisi Air
Frekuensi %
1 Berbau 0 0
2 Berwarna 0 0
3 Berasa 5 3
Tidak berbau, berwarna 138 97
4 dan berasa
TOTAL 143 100
Sumber Data Primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.29 diatas menunjukkan bahwa
sebagian besar penduduk di Dusun Muhajirin memiliki
air atau mengguakan air dengan kondisi tidak berbau,
berasa dan berwarna yaitu dengan total sebesar 138 KK
(97%).

8) Distribusi Penduduk Berdasarkan Pengurasan


Tabel 3.30 Distribusi Penduduk Berdasarkan
Dilakuksannya Pengurasan
Dusun Muhajirin
No Pengurasan
Frekuensi %
1 Ya 109 76
2 Tidak 34 24
TOTAL 143 100
Sumber data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.30 diatas menunjukkan bahwa
masih ada sebagian penduduk di dusun Muhajirin yang

37
tidak melakukan pengurasan pada tempat penampungan
airnya dengan total sebesar 34 KK (34%). Hal ini dapat
mempengaruhi atau memungkinkan untuk terjadinya suatu
masalah kesehatan lingkungan seperti penumpukan
jentik-jentik nyamuk, gangguan kulit seperti panu,
kadas maupun kurap akibat air yang digunakan menjadi
kotor karena penampungan yang tidak dikuras.

9) Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah Pengurasan


dalam 1 minggu
Tabel 3.31 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah
Pengurasan dalam 1 Minggu
Dusun Muhajirin
No Jumlah
Frekuensi %
2 2 kali 63 44
3 kali 15 10
3
seminggu
4 >3 kali 31 22
TOTAL 109 100
Sumber data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.31 diatas menunjukkan bahwa
sebagian besar penduduk yang memiliki tempat
penampungan melakukan pengurasan 2 kali seminggu
dengan jumlah total 63 KK (44%).
d. Pembuangan Sampah
1) Distribusi Penduduk Berdasarkan Cara Pembuangan Sampah
Tabel 3.33 Distribusi Penduduk Berdasarkan Cara
Pembuangan Sampah

Sembarangan Tempat1%

Diangkut Petugas 2%

Di bakar 48%

Di Timbun 5%

Di Sungai 37%

TPU 7%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

Sumber data Primer Oktober 2018

38
Berdasarkan tabel 3.33 diatas menunjukkan bahwa
masih ada penduduk yang memiliki kebiasaan membuang
sampah di sungai dan dibakar dengan jumlah total
masing-masing 53 KK (37%) dan 68 KK(48%). Hal tersebut
memungkinkan terjadi masalah kesehatan seperti diare,
penyakit kulit, Malaria, Typoid, gangguan pernapasan
dll.

2) Distribusi Penduduk Berdasarkan tempat Penampungan


Sampah sementara
Tabel 3.34 Distribusi Penduduk Berdasarkan tempat
Penampungan Sampah sementara

Tidak
34%

Ada
66%

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.34 diatas menunjukkan
bahwa sebagian besar penduduk di dusun Muhajirin
memiliki tempat penampungan sampah sementara yaitu
dengan total 95 KK (66%).
3) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kondisi Tempat
Penampungan Sampah Sementara

Tertutup
26%

Terbuka
74%

39
Sumber Data Primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.35 diatas menunjukan bahwa
sebagian besar penduduk dusun Muhajirin memiliki
tempat penampungan sampah sementara dalam kondisi
terbuka yaitu dengan total 70 KK (74%). Kondisi tempat
sampah yang terbuka memungkinkan binatang yang menjadi
vector penyakit untuk hinggap di tempat sampah dan
kemudian menghinggapi makanan/minuman, yang kemudian
dapat menjadi penyebab adanya masalah kesehatan
seperti diare.

4) Distribusi Penduduk Berdasarkan Jarak Tempat


Penampungan Sampah dengan Rumah
Tabel 3.36 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jarak
Tempat Penampungan Sampah dengan Rumah
Dusun Muhajirin
No Jarak dengan rumah
Frekuensi %
Kurang dari 5 48 51
1
Meter
2 Lebih dari 5 Meter 47 49
  JUMLAH 95 100
Sumber Data Primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.36 diatas menunjukkan bahwa
jarak tempat pembuangan sampah sementara sebagian
besar di dusun Muhajirin kurang dari 5 meter dengan
jumlah total 48 KK (51%).

e. Sistem Pembuangan Kotoran Rumah Tangga


1) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Keluarga
BAB
Tabel 3.37 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan
Keluarga Buang Air Besar
Dusun Muhajirin
No Sistem Pembuangan
Frekuensi %
1 WC 138 97
2 Di Sungai 2 1
3 Sembarang Tempat 0 0
4 Lain-lain 3 2
  JUMLAH 143 100

40
Sumber Data Primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.37 diatas menunjukan bahwa
sebagian besar penduduk di dusun Muhajirin Desa
Sesela memiliki kebiasaan buang air besar di WC
dengan total 138 KK (97%). Hal ini menunjukkan bahwa
penduduk sudah menyadari akan pentingnya kesehatan
dan kebersihan.

2) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Jamban


Tabel 3.38 Distribusi Penduduk Berdasarkan
Kepemilikan Jamban
Jenis Dusun Muhajirin
No
Kepemilikan Frekuensi %
1 Ya 138 97
2 Tidak 5 3
  JUMLAH 143 100
Sumber Data Primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.38 diatas menunjukkan bahwa
sebagian besar penduduk di dusun Muhajirin masih
belum memiliki jamban yaitu dengan total 5 KK (3%).
Hal tersebut dapat menjadi suatu penyebab munculnya
masalah seperti kebiasaan buang air besar di
sembarang tempat maupun di sungai karena keterbatasan
jumlah jamban.

3) Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Jamban


Tabel 3.39 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis
Jamban

Septic Tank
100%

Sumber Data Primer Oktober 2018

41
Berdasarkan tabel 3.39 diatas menunjukkan
sebagian besar penduduk di dusun Muhajirin yang
memiliki jamban adalah berupa jamban Septic Tank
yaitu sebanyak 138 KK (100%).

4) Distribusi Penduduk Berdasarkan Jarak Dengan Sumber


Air
Tabel 3.40 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jarak
Dengan Sumber Air
Dusun Muhajirin
No Jarak
Frekuensi %
1 Kurang 10 m 50 36
2 Lebih 10 m 88 64
  JUMLAH 138 100
Sumber Data Primer Oktober 2018
Berdasarkan Tabel 3.40 diatas menunjukkan bahwa
sebagaian besar jamban/system pembuangan kotoran
berada pada jarak yang lebih dari 10 meter yaitu
sebanyak 88 KK (64%).

5) Distribusi Penduduk Berdasaarkan Kondisi Jamban


Tabel 3.41 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kondisi
Jamban
Tidak Terawat
16%

Terawat
84%

Sumber Data Primer Oktober 2018

Berdasarkan tabel 3.41 diatas menunjukkan masih


ada penduduk di dusun Muhajirin yang kondisi
jambannya tidak terawat yaitu sejumlah 22 KK (16%).

42
6) Distribusi Penduduk Berdasarkan Tempat Pembuangan
Limbah
Tabel 3.42 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tempat
Pembuangan Limbah
50%
45%
45%
40%
35%
30%
25% 28%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
0% 2%
Penampungan Got Sungai Sembarangan Lain-Lain
Tempat

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.42 diatas menunjukkan bahwa
sebagian besar penduduk di dusunMuhajirin membuang
limbah di got yaitu sejumlah 65 KK (45%) dan di
penampungan sebesar 40 KK (28%).

7) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kondisi Saluran


Limbah
Tabel 3.43 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kondisi
Saluran Limbah
Kondisi Saluran Dusun Muhajirin
No
Limbah Frekuensi %
1 Terbuka 23 16
2 Terutup 20 14
3 Lancar 20 14
4 Tergenang 80 56
  JUMLAH 143 100
Sumber Data Primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.43 diatas menunjukkan bahwa
sebagian besar penduduk di dusun Muhajirin memiliki

43
saluran limbah yang tergenang yaitu sebanyak 80 KK
(56%).
8) Distribusi Penduduk Berdasarkan Binatang yang Banyak
Berkeliaran di Tempat Sampah
Tabel 3.44 Distribusi Penduduk Berdasarkan Binatang
yang Banyak Berkeliaran diTempat Sampah
Lain-
Lain-Lain Lain;
Nyamuk 14% Nyamu
Anjing; k ; 35%
Anjing
2%
Kucing
Kucing
; 1% Tikus;
Tikus
6% Kecoa;
Kecoa
10% Lalat;
Lalat

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30%


32%
35%

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3. 44 diatas menunjukkan bahwa
sebagian besar binatang yang dominan berada di
temapat sampah pada dusun Muhajirin adalah nyamuk
dengan total 50 KK (35%).

9) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kejadian Banjir


Tabel 3.45 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kejadian
Banjir

Dusun Muhajirin
No Banjir
frekuensi %
1 Ya 0 0
2 Tidak 143 100
  JUMLAH 143 100
Sumber Data Primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.45 diatas menunjukkan bahwa
di dusun Muhajirin tidak pernah terjadi banjir, yaitu
sebanyak 143 (100%).

44
10)Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Hewan
Ternak
Tabel 3.46 Distribusi penduduk berdasarkan
kepemilikan hewan ternak

Ada
34%

Tidak Ada
66%

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan hasil tabel 3.46diatas menunjukkan
bahwa sebagian besar di dusun Muhajirin tidak
memiliki hewan ternak sebanyak 95(66%).

11)Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Kandang


Ternak
Tabel 3.47 Distribusi Penduduk Berdasarkan
Kepemilikan Kandang Ternak
Kepemilikan Kandang Dusun Muhajirin
No
ternak Frekuensi %
1 Ya 47 98
2 Tidak 1 2
  JUMLAH 48 100
Sumber Data Primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.47 diatas menunjukkan bahwa
sebagian besar memiliki kandang ternak yaitu sebanyak
47 KK (98%).

12)Distribusi penduduk berdasarkan letak kandang ternak


Tabel 3.48 Distribusi penduduk berdasarkan letak
kandang ternak

Dusun Muhajirin
No Letak
Frekuensi %
1 Dalam Rumah 0 0
Diluar 47 100
2 45
Rumah
  JUMLAH 47 100
Sumber Data Primer Oktober 2018

Berdasarkan tabel 3.48 menunjukkan bahwa letak


kandang ternak terbanyak yaitu diluar rumah sebanyak
47 KK (100%).

13)Distribusi Penduduk Berdasarkan Kondisi Kandang


Ternak
Tabel 3.49 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kondisi
Kandang Ternak
Dusun Muhajirin
No Kondisi
Frekuensi %
1 Terawat 40 85
2 Tidak Terawat 7 15
  JUMLAH 47 100
Sumber Data Primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.49 diatas menunjukkan bahwa
kondisi kandang ternak yaitu sebagian besar terawat
sebanyak 40 KK (72%).

4. Status Kesehtan Umum


a. Pelayanan Kesehatan
1) Sarana kesehatan
a) Sarana Kesehatan yang paling dekat
Tabel 3.46 Sarana Kesehatan yang paling dekat

46
Poskesdes 0%
Polindes 0%
Bidan 2%
Perawat 4%
Dokter Praktek 4%
Posyandu 8%
Balai Pengobatan 0%
Puskesmas 48%
Rumah Sakit 0%
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.46 di atas, menunjukkan bahwa
disetiap RT di dusun Muhajirin telah memiliki sarana
kesehatan yang dapat dijangkau oleh Masyarakat dusun
Muhajirin. Hal ini membuktikan bahwa pemerintah telah
cukup melakukan pemerataan pembangunan di Desa sesela
kecamatan gunungsari.
b) Pemanfaatan Sarana Kesehatan
Tabel 3.47 Pemanfaatan Sarana Kesehatan
Dusun Muhajirin
No Pemanfaatan
Frekunsi %
1 Ya 140 98
2 Tidak 3 2
JUMLAH 143 100
Sumber Data Primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.47 diatas, menunjukkan
bahwa di dusunMuhajirinsebagian besar warga telah
memanfaatkan sarana kesehatan sebanyak 140 KK
(98%). Hal ini dapat mempengaruhi derajat
kesehatan.

c) Jika Iya Tempat Berobat Keluarga


Tabel 3.48 Tempat Berobat Keluarga
Dusun Muhajirin
No Tempat
Frekuensi %

47
1 Rumah sakit 4 3
2 Puskesmas 99 71
Balai pengobatan 0 0
3
/pustu/polindes/poskesdes
4 Posyandu 8 5
5 Dokter praktek 25 18
6 Perawat 0 0
7 Bidan 4 3
  JUMLAH 140 100
Sumber Data Primer Oktober 2018
Beradsarkan tabel 3.48 di atas,
menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga sudah
memanfaatkan sarana kesehatan puskesmas sebanyak 99
KK (71%)sebagai tempat berobat anggota keluarga
sehingga akan menurunkan resiko terjadinya tingkat
kesakitan.
d) Kebiasaan Sebelum Berobat
Tabel 3.50 Kebiasaan Sebelum Berobat
100%

90% 0.87

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10% 0.08
5%
0%
Beli Obat Bebas Minum Jamu Tidak Ada

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan Tabel 3.50 di atas, menunjukkan
bahwa sebagian besar warga Desa Sesela Dusun
Muhajirin masih memiliki kebiasaan pengobatan yang
kurang tepat sebelum berobat seperti membeli obat
bebas sebanyak 125 KK (87%).

e) Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga


Tabel 3.51 Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga

48
Dusun Muhajirin
No Pendanaan
Frekuensi %
1 ASKES/ASTEK 0
2 Dana Sehat 0
3 BPJS 107 75
4 Umum 36 25
5 KIS 0
JUMLAH 143 100
Sumber Data Primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.51 diatas, menunjukkan
bahwa sebagian besar warga Desa sesela dusun
Muhajirin dapat memanfaatkan sarana kesehatan dengan
BPJS107 KK (75%).

f) Apakah Keluarga Pernah Didiagnosis Menderita TB Paru


Tabel 3.52 Apakah Keluarga Pernah Didiagnosis
Menderita TB Paru

No Pernah didiagnosis TB Frekuensi %


paru
1 Ya 0
2 Tidak 143 100
Total 143 100
SumSumber Data Primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.52 diatas, menunjukkan
bahwa ada beberapa warga Desa sesela dusun Muhajirin
pernah didiagnosis menderita TB paru sebanyak 143
KK(100%).
g) Bila ya,apakah pernah meminum obat TBC secara
teratur (selama 6 bulan)
Tabel 3.53 apakah pernah meminum obat TBC secara
teratur (selama 6 bulan)
No Pernah meminum obat TBC Frekuensi %
secara teratur
1 Ya 0
2 Tidak 143 100
Total 143 100
Sumber Data Primer Oktober 2018

49
Berdasarkan tabel 3.53 diatas, menunjukkan
bahwa tidakada warga Desa sesela dusun
Muhajirintidak pernah didiagnosis menderita TB paru
sebanyak 143 KK(100%).

h) Apakah Apakah saudara pernah menderita batuk


berdahak > dari 2 minggu disertai satu atau lebih
gejala: dahak bercampur darah/batuk berdarah, berat
badan menurun, berkeringat malam hari tanpa kegiatan
fisik, dan demam > 1 bulan

Tabel 3.54 Apakah saudara pernah menderita batuk


berdahak >2 minggu
No Pernah menderita batuk Frekuensi %
berdahak

1 Ya 0 0
2 Tidak 143 100
Total 143 100

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.54 diatas, menunjukkan
bahwa tidak ada masyarakat dusun Muhajirin yang
menderita batuk berdahak > dari 2 minggu disertai
satu atau lebih gejala.

i) Apakah ada ART Yang Pernah Didiagnosis Menderita


Gangguan Jiwa Berat (Schizoprenia)
Tabel 3.55 Distribusi ART Yang Pernah Didiagnosis
Menderita Gangguan Jiwa Berat
No Apakah ada ART Frekuens % Keterangan
didiagnosis i
menderita gangguan
jiwa berat
1 Ya 0 0
2 Tidak 143 100
Total 143 100

50
Sumber Data Primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.55 diatas, menunjukkan
bahwa tidak ada masyarakat dusun Muhajirin yang
menderita atau pernah didiagnosis gangguan jiwa
(gangguan mental organik).
j) Bila ya, apakah selama ini ART tersebut meminum obat
gangguan jiwa berat secara teratur
Tabel 3.56 Distribusi ART yang Meminum Obat
Gangguan Jiwa Berat Secara Teratur
N Apakah selama ini ART tersebut meminum Frek
o obat gangguan jiwa berat secara teratur uens %
i
1 Ya 0 0
2 Tidak 143 100
Total 143 100

Sumber data primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.56 diatas, menunjukkan
bahwa tidak ada masyarakat Dusun Muhajirin yang
menderita gangguan jiwa.

k) Apakah ART Tersebut Dipasung


Tabel 3.57 Distribusi ART Yang Dipasung
No Apakah ART tersebut
Frekuensi %
dispasung
1 Ya 0 0
2 Tidak 143 100
Total 143 100

Sumber Data Primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.57 diatas, menunjukkan bahwa
tidak ada yang menderita gangguan jiwa di Dusun
Muhajirin yang dipasung.

2) Masalah kesakitan
a) Apakah Ada Anggota Keluarga Yang Menderita Penyakit
Dalam (6 Bulan Terakhir)
Tabel 3.58 Distribusi Anggota Keluarga Yang
Menderita Penyakit Dalam (6 Bulan Terakhir)

51
Ya
10%

Tidak
90%

Sumber Data primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.58 diatas, menunjukkan
bahwa masih ada anggota keluarga dusun Muhajirin
yang menderita penyakit selama 6 bulan terakhir
yaitu sebanyak 15KK(10%). Hal ini menunjukkan masih
kurangnya kesadaran massyarakat dalam memperhatikan
keshatan
b) Bila ya sebutkan
Tabel 3.59 Distribusi Penyakit yang diderita
keluarga 6 bulan terakhir
Dusun Muhajirin
No Jenis penyakit
Frekuensi %
1 Diare 0
2 ISPA 0
3 Demam Berdarah 0
4 Asma 2 13
5 Typhoid 0
6 TBC 0
7 Cacar Air 0
8 Campak 0
9 Hipertensi 1 7
10 Kuning 0
11 Kencing Manis 0
Lain-Lain (DM, 12 80
12 Apendix,Faringitis, Post-Op
Katarak, Gastritis)
JUMLAH 15 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.59 diatas, menunjukkan
bahwa sebagian besar penyakit yang diderita oleh
warga dusun Muhajirin selama 6 bulan terakhir yaitu
lain-lain seperti Asma, Hipertensi dll sebanyak 12

52
(80%). Hal ini menunjukkan bahwa angka kesakitan
yang ada di dusun Muhajirin masih cukup tinggi,
sehingga dibutuhkan kolaborasi antara anggota
keluarga dengan pelayanan kesehatan yang ada dalam
perawatan anggota keluarga yang sakit.

c) Tindakan Sebelum Ke Yankes


Tabel 3.60 Tindakan Sebelum Ke Yankes
Dusun Muhajirin
No Tindakan
Frekuensi %
1 Beli Obat Bebas 8 53
2 Minum jamu 7 47
3 Lain-lain (Kompres) 0 0
4 Tidak ada 0 0
JUMLAH 15 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.60 diatas, menunjukkan
bahwa kebiasan warga sebelum berobat ke pelayanan
kesehatan yaitu membeli obat bebas sebanyak 8KK
(53%). Hal ini sangat berhubungan dengan masyarakat
yang menderita penyakit selama 6 bulan terakhir,
karena pemberian obat tanpa resep dokter akan
menyebabkan komplikasi dan pembagian dosis yang
tidak sesuai dengan standar kesehatan.
a) Upaya Keluarga Menolong Anggota Keluarga Yang
Sakit.
Tabel 3.61 Distribusi Upaya Keluarga Menolong
Anggota Keluarga Yang Sakit.
Dusun Muhajirin
No Upaya Menolong
Frekuensi %
1 Ke Rumah Sakit 5 33
2 Ke Puskesmas 10 67
3 Ke Dokter Praktek 0 0
4 Ke Perawat/Bidan 0 0
5 Ke Dukun 0 0
6 Lain-Lain 0 0
JUMLAH 15 100

53
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.61 diatas, menunjukkan
bahwa sebagian besar upaya keluarga untuk menolong
keluarga yang sakit adalah membawanya ke puskesmas
yaitu sebanyak 10KK (67%).

b) Sarana Transportasi Menuju Pusat Kesehatan


Tabel 3.62 Sarana Transportasi Menuju Pusat
Kesehatan
Dusun Muhajirin
No Jenis Transportasi
Frekuensi %
1 Bemo 0 0
2 Cidomo 0 0
3 Jalan Kaki 0 0
4 Mobil Pribadi 4 27
5 sepeda Motor 11 73
JUMLAH 15 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.62 diatas, menunjukkan
bahwa sarana transportasi yang bisa digunakan
keluarga untuk menolong keluarga yang sakit
sebagian besar dengan Sepeda Motor yaitu sebanyak
11 KK (73%) dan juga sebagian lainnya dengan mobil
pribadi sebanyak 4 KK (27%). Hal ini menggambarkan
bahwa semua keluarga bisa menjangkau dan
menggunakan sarana pelayanan kesehatan dengan
mudah.
c) Jarak Tempat Pelayanan Kesehatan Dari Perumahan.
Tabel 3.63 Jarak Tempat Pelayanan Kesehatan Dari
Perumahan.

Dusun Muhajirin
No Jarak Tempat Pelayanan
Frekuensi %
Jauh bisa dijangkau dengan 15 100
1
kendaraan
Jauh tidak bisa dijangkau 0 0
2
dengan kendaraan
Dekat bisa dijangkau dengan 0 0
3
jalan kaki 54
JUMLAH 15 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.63 diatas, menunjukkan
bahwa jarak sarana tempat pelayanan kesehatan di
dusun Muhajirin desa Sesela sebagian besar jauh
dapat di jangkau dengan kendaraan yaitu 15 KK
(100%), dan tidak ada yang jauh tidak bisa dijangkau
dengan kendaraan. Hal ini menggambarkan bahwa
pembangunan sarana pelayanan kesehatan di dusun
Muhajirin desa Sesela sudah dapat menjangkau semua
daerah.
3) Kematian
a) Anggota keluarga yang meninggal dalam satu tahun
terakhir.
Tabel 3.64 Distribusi Anggota keluarga yang
meninggal dalam satu tahun terakhir
Anggota keluarga Dusun Muhajirin
No
meninggal Frekuensi %
1 Ya 0 0
2 Tidak 143 100
JUMLAH 143 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.64 diatas, menunjukkan
bahwa tidak ada angka kematian dalam 1 tahun
terakhir di Dusun Muhajirin Desa Sesela.

b) Bila ya, Disebabkan oleh


Tabel 3.65 Bila ya, Disebabkan oleh:
Dusun Muhajirin
No Penyebab Kematian
Frekuensi %
1 Sakit 0 0
2 Kecelakaan 0 0
3 Lain-lain 0 0
JUMLAH 0 0
Sumber Data primer Oktober 2018

55
Berdasarkan tabel 3.65 diatas, menunjukkan bahwa
tidak ada angka kematian di Dusun Muhajirin Desa
Sesela.

b. Ibu Hamil dan Menyusui


1) Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS)
a) Jumlah PUS
Tabel 3.67 Distribusi Jumlah PUS Di Dusun Muhajirin
PUS Dusun Muhajirin
No
Frekuensi %
1 Ada 81 57
2 Tidak Ada 62 43
JUMLAH 143 100 %
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.67 diatas, menunjukkan bahwa
di Dusun Muhajirin Desa Sesela terdapat 81 KK (46%)
pasangan yang tergolong PUS serta yang tidak
tergolong PUS sebanyak 62 (43%). Dengan adanya
pasangan usia subur dapat mempengaruhi peningkatan
angka pertumbuhan penduduk di Dusun Muhajirin, Desa
Sesela.

b) PUS Yang Menjadi Akseptor KB


Tabel 3.68 Distribusi PUS Yang Menjadi Akseptor KB
PUS Yang Menjadi Akseptor Dusun Muhajirin
No
KB Frekuensi %
1 Ya 79 98%
2 Tidak 2 2%
JUMLAH 81 100%
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.68 diatas, sebagian besar
PUS yang ada di Dusun Muhajirin menggunakan alat

56
kontrasepsi sebanyak 79 jiwa (83%). Dengan adanya
pasangan usia subur yang menjadi akseptor KB,
dapat menekankan pertumbuhan penduduk di Dusun
Muhajirin, Desa Sesela sehingga pertumbuhan
penduduk dapat dikontrol.

c) Jenis Kontrasepsi Yang Digunakan


Tabel 3.69 Distribusi Jenis Kontrasepsi Yang
Digunakan
Dusun Muhajirin
NO Jenis Kontrasepsi
Frekuensi %
1 Suntik 54 69%
2 PIL 23 29%
3 Implant 0 0
4 IUD 1 1%
5 Kondom 0 0
6 Tubectomi 0 0
7 Vasectomy 0 0
8 Susuk 1 1%
JUMLAH 79 100%
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.69 diatas, menunjukkan
sebagian besar warga di Dusun Muhajirin yang
tergolong PUS menggunakan alat kontrasepsi jenis
suntik 54 jiwa (69%), jenis PIL 23(29%) dan susuk 1
jiwa (1%).

d) Alasan Tidak KB
Tabel 3.70 Distribusi Alasan Tidak KB
Dusun Muhajirin
NO Alasan
Frekuensi %
1 Dilarang Suami 0 0
2 Agama 0 0
3 Tidak Tahu 1 50
Lain-lain (ingin punya 1 50
anak,hamil,sakit, takut
4 gemuk)

57
JUMLAH 2 100%
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.70 diatas, menunjukkan
bahwa alasan PUS yang tidak menggunakan KB dengan
alasan tidak tahu sebanyak 1 PUS (0%) dan takut
gemuk sebanyak 1 PUS (50%). Dengan demikian
dibutuhkan sosialisasi kepada masyarakat tentang
pentingnya KB dalam menekan pertumbuhan penduduk
yang ada di Dusun Muhajirin, Desa Sesela.
e) PUS DO KB
Tabel 3.71Distribusi PUS DO KB
Dusun Muhajirin
NO DO KB
Frekuensi %
1 Ya 2 3
2 Tidak 77 97
JUMLAH 0 0
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.71 diatas, menunjukkan
bahwa terdapat PUS yang DO KB di Dusun Muhajirin,
Desa Sesela sebanyak 2 (3%) hal ini menyebabkan
perlunya diidentifikasi kembali penyebab PUS
melakukan Do KB.

f) Alasan DO KB
Tabel 3.72 Distribusi Alasan DO KB

60%

50%
50% 50%
40%

30%

20%

10%
0% 0% 0% 0%
0%
Dilarang suami Agama Tidak Tahu Penyakit Ingin Punya Lain-Lain (takut
anak gemuk, hamil)

Sumber Data primer Oktober 2018

58
Berdasarkan tabel 3.72 diatas, menunjukkan
bahwa alasan PUS melakukan DO KB di Dusun Muhajirin
yaitu masing-masing karena tidak tahu dan takut
gemuk sebanyak (50%) PUS.

c. Bumil
1) Jumlah Bumil
Tabel 3.73 Distribusi Jumlah Bumil
Dusun Muhajirin
NO Jumlah Ibu Hamil
Frekuensi %
1 Ya 4 100
2 Tidak 0 0
JUMLAH 4 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.73 diatas, menunjukkan bahwa
warga di Dusun Muhajirin yang tergolong ibu hamil
sebanyak 2 orang (100%). Dengan adanya ibu hamil,
maka akan meningkatkan pertumbuhan penduduk yang ada
di Dusun Muhajirin, Desa Sesela.
2) Usia Kehamilan
Tabel 3.74 Distribusi Usia Kehamilan
Dusun Muhajirin
No Usia Kehamilan
Frekuensi %
1 T. I 0 0
2 T. II 1 25
3 T. III 3 75
JUMLAH 4 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.74 diatas, menunjukkan
sebagian besar usia kehamilan warga di Dusun
Muhajirin, Desa Sesela yang tergolong ibu hamil dengan
T.III 3 orang (75%). Usia kehamilan pada III harus
diperhatikan oleh ibu hamil dan kehamilannya harus

59
tetap di kontrol untuk mengetahui status kesehatan ibu
dan janin.
3) Frekuensi Kehamilan
Tabel 3.75 Distribusi Frekuensi Kehamilan
Dusun Muhajirin
NO Kehamilan Ke
Frekuensi %
1 1 0
2 2 1 25
3 3 1 25
4 > 3 2 50
JUMLAH 4 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.75 diatas, menunjukkan
frekuensi kehamilan ibu hamil warga di Dusun
Muhajirin, Desa Sesela sebagian besar menginjak
kehamilan pertama sebanyak 1 orang (25%), kehamilan
kedua sebanyak 1 orang (25%)dan kehamilan ketiga
sebanyak 2 orang (50%). Dengan meningkatkan jumlah
ibu hamil setiap tahun dapat meningkatkan
pertumbuhan penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa
frekuensi kehamilan yang melebihi kehamilan ke dua
tidak sesuai dengan program pemerintah yaitu program
KB. Sehingga bisa menimbulkkan resiko peningkatakan
jumlah penduduk di Dusun Muhajirin, Desa Sesela.

4) Usia Ibu Hamil


Tabel 3.76 Distribusi Usia Ibu Hamil
Dusun Muhajirin
NO Usia Ibu Hamil
Frekuensi %
1 < 20 Tahun 0
2 20 – 35 Tahun 2 50
3 > 35 Tahun 2 50
JUMLAH 4 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.76 diatas, menunjukkan
frekuensi usia ibu hamil usia 20-35 tahun sebanyak 2
jiwa (50%) dan usia <20 tahun tidak ada, dan > 35
tahun sebanyak 2 jiwa (50%).

60
5) Pemberian TT
Tabel 3.77 Distribusi Pemberian TT
Dusun Muhajirin
NO Bumil yang mendapat TT
Frekuensi %
1 Ya 4 100
2 Tidak 0 0
JUMLAH 4 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.77 diatas, menunjukkan
bahwa semua ibu hamil yang berjumlah4 orang (100%)
sudah mendapatkan imunisasi dikarenakan usia
kehamilan rata-rata menginjak trimester I.

6) Kelengkapan Pemberian TT
Tabel 3.78 Distribusi Kelengkapan Pemberian TT
Dusun Muhajirin
NO Pemberian TT
Frekuensi %
1 Lengkap 4 100
2 Tidak Lengkap 0 0
JUMLAH 4 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.78 di atas, menunjukkan
kelengkapan pemberian TT yang tertinggi pemberian TT
lengkap sebanyak 4 bumil (100%).

7) Pemeriksaan Kehamilan
Tabel 3.79Distribusi Pemeriksaan Kehamilan
Dusun Muhajirin
NO Periksaan Kehamilan
Frekuensi %
1 Ya 4 100
2 Tidak 0
JUMLAH 4 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.79 diatas, menunjukkan
bahwa semua ibu hamil melakukan pemeriksaan
kehamilan sebanyak 4 bumil (100%).
8) Bila Ya, Trimester
Tabel 3.80 Bila Ya, Trimester
NO Pemeriksaan Kehamilan di Dusun Muhajirin

61
Umur Kehamilan Frekuensi %
1 T. I 0 0
2 T. II 1 25
3 T. III 3 75
JUMLAH 4 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.80 diatas, menunjukkan
bahwa sebagian besar bumil memeriksakan kehamilannya
pada umur kehamilan T.II 1 bumil (25%), T.III
sebanyak 3 bumil (75%).

9) Tempat Periksa Kehamilan


Tabel 3.81 Tempat Periksa Kehamilan
Dusun Muhajirin
NO Tempat
Frekuensi %
1 Rumah Sakit 0 0
2 Puskemas 4 100
3 Dokter Praktek 0 0
4 Perawat/Bidan Praktek 0 0
5 Dukun 0 0
6 Lain-lain 0 0
JUMLAH 4 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.81 diatas, menunjukkan
bahwa sebagian besar ibu hamil memeriksa
kandungannya ke pelayanan kesehatan seperti
Puskesmas sebanyak4 bumil (100%).

10)Penyakit Yang Di Alami BUMIL


Tabel 3.82Distribusi Penyakit Yang Dialami BUMIL
Dusun Muhajirin
NO Penyakit BUMIL
Frekuensi %
1 Badan dan Kaki bengkak 0
2 Mual dan muntah >3 kali 0
3 Kurang darah/Anemia 0
4 Tekanan darah Tinggi 0
5 Tekanan darah rendah 0
6 Tidak ada keluhan 4 100
7 Lain-lain 0
JUMLAH 4 100
Sumber Data primer Oktober 2018

62
Berdasarkan tabel 3.82 diatas, menunjukkan bahwa
bumil tidak ada keluhan.

d. Buteki
1) Apakah ada buteki
Tabel 3.83 Jumlah BUTEKI
Dusun Muhajirin
No Buteki
Frekuensi %
1 Ya 5 100
2 Tidak 0 0
JUMLAH 5 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.83 diatas, menunjukkan
bahwa terdapat buteki yakni sebanyak 5 jiwa (100%)
yang berarti bahwa terdapat kelompok yang mendapatkan
perhatian khusus dalam pemberian penyuluhan kesehatan
mengenai ASI eksklusif oleh petugas kesehatan.

2) Buteki yang meneteki anaknya


Tabel 3.84 Buteki yang meneteki anaknya
Dusun Muhajirin
No Meneteki anaknya
Frekuensi %
1 Ya 5 100
2 Tidak 0 0
JUMLAH 5 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.84 diatas, menunjukkan
bahwa sepenuhnya ibu meneteki anaknya sebanyak 5 buteki
(100%).
3) Usia anak
Tabel 3.85 Usia anak

63
Dusun Muhajirin
No Usia anak
Frekuensi %
1 1 hari- 6 bulan 1 20
2 6 bulan- 2 tahun 4 80
3 >2 tahun 0 0
JUMLAH 5 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.85 diatas, menunjukkan usia 6
bulan – 2 tahun yang masih menetek sebanyak 1 anak
(20%) dan 1 hari – 6 bulan sebanyak 4 anak (80%). Hal
ini menunjukkan bahwa potensi balita memiliki daya
tahan tubuh yang baik sehingga balita lebih kebal
terhadap penyakit.

e. Persalinan
1) Pertolongan Persalinan Anak Pada 1 Tahun Terakhir
Tabel 3.86 Pertolongan Persalinan Anak Pada Satu Tahun
Terakhir
Dusun Muhajirin
No Penolong
Frekuensi %
1 Nakes 1 100
2 Dukun terlatih 0 0
3 Dukun tidak terlatih 0 0
JUMLAH 1 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.86 di atas, menunjukkan
bahwa warga di Dusun Muhajirin sudah memanfaatkan
sarana kesehatan dengan baik.

2) Tempat Pertolongan Persalinan


Tabel 3.87 Tempat Pertolongan Persalinan
Dusun Muhajirin
No Tempat
Frekuensi %
1 Rumah sakit 1 100
2 Puskesmas 0 0
3 Polindes 0 0
4 Di rumah 0 0
5 Bidan/dokter praktek 0 0
6 Poskesdes 0 0
JUMLAH 0 100

64
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.87 di atas, menunjukkan
tempat pertolongan persalinan yang paling banyak
digunakan adalah puskesmas sebanyak 1 KK (100%). Hal
ini menunjukkan bahwa warga di dusun Muhajirin Desa
Sesela sudah memanfaatkan sarana kesehatan untuk
melahirkan

3) Kondisi Bayi
Tabel 3.88 Kondisi Bayi Saat Lahir
Dusun Muhajirin
No
Kondisi Bayi Frekuensi %
1 lahir hidup 1 100
2 Lahir mati 0 0
3 lahir catat 0 0
4 lain-lain 0 0
JUMLAH 1 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.88 di atas, kondisi bayi
saat lahir yang paling banyak adalah dalam keadaan
lahir hidup sebanyak 1 KK (100%).

4) Neonatus Yang Meninggal 1 Tahun Terakhir


Tabel 3.89 Neonatus Yang Meninggal 1 Tahun Terakhir
Neonatus Yang Dusun Muhajirin
No Meninggal 1 Tahun Frekuensi %
Terakhir
1 Ya 0 0
2 Tidak 0 0
JUMLAH 0 0
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.89 di atas, menunjukkan
tidak ada neonatus yang meninggal.
f. Balita
1) Anak Usia 0-1 Tahun
Tabel 3.90 Anak Usia 0-1 Tahun

65
Dusun Muhajirin
No 0-1 Tahun
Frekuensi %
1 Ya 9 100
2 Tidak 0 0
JUMLAH 9 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.90 di atas, menunjukkan jumlah
bayi yang berusia 0-1 tahun di Desa Sesela ada sebanyak
9 balita (100%). Dengan adanya jumlah bayi di Sesela,
perlu perhatian khusus oleh tenaga kesehatan agar tumbuh
kembang balita dapat dikontrol sehingga balita tumbuh
dengan sehat.

2) Imunisasi Yang Diberikan


Tabel 3.91 Imunisasi Yang Diberikan
Dusun Muhajirin
No 0-1 Tahun
Frekuensi %
1 Lengkap 9 100
2 Belum lengkap 0 0
3 Belum diimunisasi 0 0
JUMLAH 9 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.91 di atas, menunjukkan
bahwa sebagian besar imunisasinya belum lengkap
sebanyak 9 bayi (100%) disebabkan oleh bayi yang belum
cukup umur untuk mendapatkan imunisasi secara lengkap.

3) Anak Usia 1-5 tahun


Tabel 3.92 Anak usia 1-5 tahun
Dusun Muhajirin
No Balita
Frekuensi %
1 Ada 24 100
2 Tidak ada 0 0
JUMLAH 24 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.92 di atas, menunjukkan
jumlah balita yang berusia 1-5 tahun di Desa Sesela
sebanyak 24 balita (33%). Dengan adanya jumlah balita
di Desa Sesela, perlu perhatian khusus oleh tenaga

66
kesehatan agar tumbuh kembang balita dapat dikontrol
sehingga balita tumbuh dengan sehat.

4) Imunisasi yang Diberikan


Tabel 3.93 Imunisasi yang Diberikan (1-5 tahun)

Dusun Muhajirin
No 1-5 Tahun
Frekuensi %
1 Lengkap 24 100
2 Tidak lengkap 0 0
3 Tidak diimunisasi 0 0
JUMLAH 24 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.93 di atas, menunjukkan
bahwa semua balita yang berusia 1-5 tahun telah
mendapatkan imunisasi secara lengkap dengan jumlah 24
balita (100%). Dengan diberikannya imunisasi secara
lengkapdapat meningkatkan daya tahan tubuh pada balita
sehingga resiko balita terserang penyakit rendah.

5) Kepemilikan KMS
Tabel 3.94 Kepemilikan KMS
Dusun Muhajirin
No Kepemilikan
Frekuensi %
1 Ya 33 100
2 Tidak 0 0
JUMLAH 33 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.94 di atas, menunjukkan
semua balita memiliki KMS sebanyak 33 balita (100%).

6) Apakah Orang Tua Dapat Membaca KMS


Tabel 3.95 Apakah Orang Tua Dapat Membaca Hasil KMS
Bisa Baca Dusun Muhajirin
No
KMS Frekuensi %
1 Ya 33 100
2 Tidak 0 0
JUMLAH 33 100
Sumber Data primer Oktober 2018

67
Berdasarkan tabel 3.95 diatas, menunjukkan bahwa
masih ada orangtua yang tidak bisa membaca KMS sebanyak
33 orang tua (100%). Sebagai tenaga kesehatan,
seharusnya kita mengajarkan kepada para orangtua cara
membaca KMS agar pada orangtua mengetahui kondisi
kesehatan dan perkembangan pada anaknya.

7) Kunjungan Ke Posyandu
Tabel 3.96 Kebiasaan Ke Posyandu
Dusun Muhajirin
No Kebiasaan
Frekuensi %
1 Ya 33 100
2 Tidak 0 0
JUMLAH 192 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.96 di atas, menujukkan bahwa
masih ada balita yang tidak dibawa ke posyandu sebanyak
33 balita (100%). Masih adanya balita yang tidak dibawa
ke posyandu dapat menyebabkan tenaga kesehatan dan kader
yang ada di Desa Sesela tidak dapat mengontrol kesehatan
balita tersebut. Selain itu para orangtua juga harus
diberikan penyuluhan agar meraka sadar tentang
pentingnya posyandu.

8) Bila ya. BB anak Naik


Tabel 3.97 Bila Ya, Apakah Berat Badan Anak
Berat Dusun Muhajirin
No
Badan Anak Frekuensi %
1 Naik 33 100
2 Tetap 0 0
3 Turun 0 0
JUMLAH 192 100
Sumber Data primer Oktober 2018

68
Berdasarkan tabel 3.97 di atas, menujukkan
bahwa masih ada balita yang mengalami peningkatan BB
sebanyak 33 balita (100%). Tidak adanya balita yang
mengalami penurunan berat badan.
9) Alasan Tidak Ke Posyandu
Tabel 3.98 Distribusi Alasan Tidak Ke Posyandu
Alasan Tidak Dusun Muhajirin
No
Ke Posyandu Frekuensi %
1 Jauh dari Posyandu 0 0
2 Merasa tidak ada manfaat 0 0
3 Tidak punya waktu 0 0
4 Lain-lain 0 0
JUMLAH 0 0
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.98, menunjukkan bahwa tidak
ada balita yang tidak di bawa ke posyandu.
10) Status Gizi
Tabel 3.99Distribusi Status Gizi
Status Dusun Muhajirin
No
Gizi Frekuesi %
1 Lebih 0 0
2 Baik 33 100
3 Sedang 0 0
4 Kurang 0 0
JUMLAH 33 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.100 di atas, menujukkan
bahwa sebagian besar status gizi balita baik yaitu 33
balita(100%).

11) Apakah Anak mendapat makanan tambahan


Tabel 3.100 Apakah anak mendapat makanan tambahan
Anak Mendapat Dusun Muhajirin
No
Makanan Tambahan Frekuensi %
1 Ya 33 100
2 Tidak 0 0
JUMLAH 33 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.101 di atas, menujukkan
bahwa semua balita di desa sesela dusun Muhajirin

69
mendapatkan makanan tambahan sebanyak 33 balita
(100%).
12) Anak yang mendapatkan vit. A
Tabel 3.101 Apakah anak mendapatkan vit. A
Mendapat Dusun Muhajirin
No
Vit. A Frekuensi %
1 Ya 33 100
2 Tidak 0 0
JUMLAH 33 100
Sumber Data Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.101 di atas, menunjukkan
bahwa semua balita di Desa seseladusun Muhajirin
mendapatkan vitamin A sebanyak 33 balita (100%).

13) Keluhan Sakit Pada Balita Saat Ini


Tabel 3.102 Adakah Keluhan Sakit Pada Balita Saat Ini
Keluhan Sakit Pada Dusun Muhajirin
No
Balita Saat Ini Frekuensi %
Ada, masih dalam 0 0
1
pengobatan
2 Ada, sudah sembuh 0 0
3 Ada, tidak diobati 0 0
4 Tidak ada 33 100
JUMLAH 33 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.102 di atas, menujukkan
bahwa sebagian besar balita tidak memiliki keluhan
sakit di Desa Sesela Dusun Muhajirin sebnayak 33
balita (100%).
14) Hasil Penimbangan Terakhir Balita
Tabel 3.103Hasil Penimbangan Terakhir Balita
Dusun Muhajirin
No Hasil Penimbangan
Frekuensi %
1 Hijau 33 100
2 Diatasa hijau kuning 0 0

3 Dibawah garis merah 0 0

JUMLAH 33 100
Sumber Data primer Oktober 2018

70
Berdasarkan tabel 3.103 di atas, menujukkan
bahwa sebagian besarhasil penimbangan terakhir balita
di Desa Sesela Dusun Muhajirin yang hijau sebanyak 33
balita (100%).
g. Remaja
1) Anak Usia Remaja
Tabel 3.104 Distribusi Anak Usia Remaja
Dusun Muhajirin
No Usia Remaja
Frekuensi %
1 Ya 44 31
2 Tidak 99 69
JUMLAH 143 100
Sumber Data primer Oktober 2018

Berdasarkan tabel 3.104 diatas, menunjukkan


bahwa jumlah remaja di Desa Sesela Dusun Muhajirin
sebanyak 44 remaja (100%). Dengan adanya remaja di
Dusus Muhajirin, dapat dibentuk program-program yang
bisa menunjang kreativitas para remaja.
2) Kegiatan Remaja Diluar Sekolah
Tabel 3.105 Kegiatan Remaja Di Luar Sekolah
60%

50%
50%

40%
36%

30%

20%

11%
10%

0%
0%
Keagamaan Karang taruna Olahraga Lain-lainnya

Sumber Data primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.105 di atas, menunjukkan
kegiatan remaja di luar sekolah sebagian besar diisi
dengan kegiatan olah raga sebanyak 22 remaja (36%)

71
dan sebagian kecil lainnya seperti keagamaan sebanyak
6 remaja (14%). Dengan adanya kegiatan remaja
seperti olah raga dapat meningkatkan persaudaraan
antara para remaja di desa sesela dusun Muhajirin.
Namun masih adanya remaja yang tidak mempunyai
kegiatan lainnya seperti di luar sekolah, diharapkan
perlu dibentuknya karang taruna atau program-program
yang dapat menunjang kreativitas para remaja di Desa
Sesela Dusun Muhajirin.

3) Penggunaan Waktu Luang


Tabel 3.106 Distrubusi Penggunaan Waktu Luang
Dusun Muhajirin
No Kegiatan
Frekuensi %
1 Begadang 2 4
2 Rekreasi 30 69
3 Kursus 2 4
4 Lain-lainnya 10 23
JUMLAH 44 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.106 di atas, menunjukkan
bahwa beberapa waktu luang remajadigunakan untuk
rekreasi sebanyak 30 remaja (69%).

4) Kebiasaan yang dilakukan


Tabel 3.107 Kebiasaan yang dilakukan
Dusun Muhajirin
No Kebiasaaan
Frekuensi %
1 Merokok 30 68
2 Minum-minuman keras 0 0
3 Tidak ada 14 32
Penggunaan obat- 0 0
4
obatan/narkoba
5 Lain-lain 0 0
JUMLAH 44 100
Sumber Data primer Oktober 2018

72
Berdasarkan tabel 3.107 di atas, menunjukkan
bahwa masih ada remaja yang memiliki kebiasaan
merokok sebanyak 30 remaja (68%). Dari data tersebut
diharapkan adanya kegiatan yang bermanfaat dan tidak
merusak generasi remaja.
5) Adakah Karang Taruna/Kegiatan Muda Mudi
Tabel 3.108 Adakah Karang Taruna/Kegiatan Muda Mudi
Dusun Muhajirin
No Kegiatan Muda Mudi
Frekuensi %
1 Ada 0 0
2 Tidak 44 100
JUMLAH 44 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.108 di atas, menunjukkan
bahwa remaja tidak memiliki kegiatan muda mudi. Dari
data tersebut diharapkan adanya kegiatan muda mudi
yang bermanfaat dan tidak merusak generasi remaja.

6) Adakah Sarana Olahraga Di Daerah Tempat Tinggal


Tabel 3.109 Adakah saran olahraga di daerah tempat
tinggal
Dusun Muhajirin
No Sarana Olahraga
Frekuensi %
1 Ada, terbatas penggunaan 0 0
2 Ada, bebas tidak terbatas 44 100
0 0
3 Tidak ada
JUMLAH 44 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tebel 3.109 menunjukkan bahwa masih
ada sarana olahraga yang ada, bebas tidak terbatas
sebanyak 44 sarana olahraga (100%. Dari data
tersebut diharapkan adanya sarana olahraga di daerah
tempat tinggal.
h. Lansia
1) Keberadaan Lansia
Tabel 3.110 Keberadaan Lansia

73
Dusun Muhajirin
No
Usia Lanjut Frekuensi %
1 Ya 15 100
2 Tidak 0 0
JUMLAH 15 100

Sumber Data primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.110 di atas, menunjukkan
didapatkan jumlah lansia di 1 dusun sebanyak 15 KK
lansia (18%). Adanya lansia di Desa Sesela Dusun
Muhajirin, diharapkan dapat dibentuknya program-
program yang dapat memfasilitasi kegiatan lansia.

2) Usia Lansia
Tabel 3.111 Usia lansia
Dusun Muhajirin
No
Usia Lanjut Frekuensi %
1 65- 70 tahun 11 73
2 Lebih 70 tahun 4 27
JUMLAH 15 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.111 di atas, menunjukkan
bahwa sebagian besar lansia warga Desa Dusun
Muhajirin berusia antara 65-70 tahun sebanyak 11
lansia (73%).
3) Keluhan Lansia
Tabel 3.112 Keluhan lansia
Dusun Muhajirin
No
Keluhan Penyakit Frekuensi %
1 Ya 10 67
2 Tidak 5 33
JUMLAH 15 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.112 di atas, menunjukkan
bahwa sebagian besar lansia warga Desa Sesela dusun
Muhajirin yang mengalami keluhan sebanyak 10 lansia

74
(67%). Keluhan yang terjadi pada lansia disebabkan
oleh faktor umur. Dengan adanya keluhan yang terjadi
pada lansia, perlu dibentuk program-program yang
menunjang kesejahteraan lansia.
4) Jenis Penyakit Yang Diderita Lansia
Tabel 3.113 Jenis Penyakit Yang Diderita Lansia
Dusun Muhajirin
No Bila Ya, Sebutkan Frekuensi %
1 Reumatik dan Asam Urat 5 50
2 Hipertensi 5 50
3 Diabetes Mellitus 0 0
4 Asma 0 0
5 Katarak 0 0
6 TBC 0 0
7 Osteoporosis 0 0
8 Dermatitis 0 0
9 Lain-lain 0 0
JUMLAH 10 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.113 di atas, menunjukkan
bahwa jenis penyakit yang terjadi pada lansia Di Dusun
Muhajirinada lansia mengalami hipertensi, asam urat
dan rematik masing-masing sebanyak 5 lansia
(50%),Penyakit tersebut disebabkan oleh faktor
degeneratif yang mengganggu organ tubuh lansia yang
menyebabkan lansia banyak mengeluh.
5) Upaya Yang Dilakukan
Tabel 3.114 Upaya Yang Dilakukan
Dusun Muhajirin
No Upaya Yang Di Lakukan Frekuensi %
1 Perikasa kesarana 10 100
kesehatan
2 kedokter praktik 0 0
3 Kedukun 0 0
4 Perawat/Bidan 0 0
5 Dibiarkan 0 0
6 Obat sendiri 0 0
7 Lain-lain 0 0
JUMLAH 10 100
Sumber Data primer Oktober 2018

75
Berdasarkan tabel 3.113 di atas, menunjukkan
lansia warga Desa Sesela Dusun Muhajirin biasanya
menangani penyakit mereka disarana kesehatan sebanyak
10 lansia (100%).

6) Penggunaan Waktu Senggang


Tabel 3.114 Penggunaan Waktu Senggang
Penggunaan Waktu Dusun Muhajirin
No Senggang Frekuensi %
1 Berkebun 5 33
2 Joging 0 0
3 Senam 0 0
4 Lain-lain 10 67
JUMLAH 15 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.114 di atas, menunjukkan
lansia Desa Sesela Dusun Muhajirin menggunakan waktu
senggangnya untuk berkebun sebanyak 5lansia (33%),
dan lain lain(ngobrol dengan tetangga, kumpul bersama
keluarga, nonton tv) sebanyak 10 lansia (67%). Adanya
waktu senggang yang tidak dimanfaatkan oleh lansia,
dapat membuat lansia menjadi jenuh sehingga perlu
dibentuk program-program yang dapat memfasilitasi
kegiatan lansia.

7) Kelompok Usila
Tabel 3.115 kelompok Usila
Dusun Muhajirin
No Kelompok Usila Frekuensi %
1 Ya 0 0
2 Tidak 15 100
JUMLAH 15 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.115 di atas, menunjukkan
bahwasemua lansia diDusun Muhajirin, Desa Sesela
tidak mengikuti kelompok usila. Berdasarkan data
tersebut menunjukkan bahwa perlunya dibentuk

76
kelompok usila seperti posyandu lansia untuk
mengontrol kesehatan lansia.

5. Data SOSEK
a) Penghasilan Rata-Rata
Tabel 3.116 Penghasilan Rata-Rata Perbulan
60%

55%
50%

40%

36%
30%

20%

10%
9%

0%
<1100.000 1.100.000-3000.000 >3000.000

Sumber Data primer Oktober 2018


Berdasarkan tabel 3.116 diatas, penghasilan perbulan
sebagian besar warga di Desa sesela dusun Muhajirin
adalah < Rp.1100.000 sebanyak 79 KK (50%), dan sebagian
kecil lainnya adalah >Rp.3.000.000 sebanyak 12 KK (9%).
Hal tersebut dapat mempengaruhi kemampuan keluarga untuk
berobat ke sarana kesehatan.
b) Kebiasaan Keluarga Menabung
Tabel 3.117 Kebiasaan Keluarga Menabung
Dusun Muhajirin
No Kebiasaan Menabung
Frekuensi %
1 Ya 44 31
2 Tidak 99 69
JUMLAH 143 100
Sumber Data primer Oktober 2018
Berdasarkan tabel 3.117 di atas, sebagian besar
kebiasaan keluarga yang tidak menabung sebanyak 99
KK(69%)).
B. PENGELOMPOKKAN DATA

DATA SUBYEKTIF DATA OBJEKTIF

77
1. Masih ada warga di Dusun 1. Ada beberapa penduduk Dusun
Muhajirin Desa Sesela yang Muhajirin Desa Sesela yang
mengatakan mereka tidak memiliki riwayat penyakit
sekolah Asma pada saat dilakukan
2. Ada beberapa penduduk di pengkajian yaitu sebanyak 2
Dusun Muhajirin Desa Sesela orang (13%).
yang mengatakan tidak 2. Masih ada penduduk di Dusun
bekerja Muhajirin Desa Sesela yang
3. Masih ada penduduk di Dusun memiliki rumah jenis tidak
Muhajirin Desa Sesela yang permanen sebanyak 3 KK(2.1%)
mengatakan bahwa kebiasaan 3. Masih ada penduduk di Dusun
BAB nya di sungai Muhajirin Desa Sesela yang
4. Masih banyak penduduk di memiliki rumah dengan jenis
Dusun Muhajirin Desa Sesela lantai rumah yang berupa
yang mengatakan memiliki tanah yaitu sebanyak 5 KK
kebiasaan tidak memasak air (3%)
yang diminum 4. Masih ada penduduk di Dusun
5. Masih ada penduduk Dusun Muhajirin Desa Sesela yang
Muhajirin Desa Sesela yang tidak memiliki sistem
mengatakan tidak melakukan ventilasi yaitu sebanyak 5
pengurasan KK (3%)
6. Masih ada penduduk Dusun 5. Masih ada penduduk Dusun
Muhajirin Desa Sesela yang Muhajirin Desa Sesela yang
mengatakan membuang sampah tidak terbiasa membuka
sembarangan jendela setiap hari yaitu
7. Masih banyak warga Dusun sebanyak 44 KK (31%).
Muhajirin Desa Sesela yang 6. Masih ada penduduk Dusun
mengatakan memiliki kebiasan Muhajirin Desa Sesela yang
pengobatan yang kurang tepat kondisi kebersihan dalam
sebelum berobat seperti rumahnya kotor yaitu
membeli obat bebas sebanyak 34 KK (24%).
8. Masih ada PUS di Dusun 7. Beberapa warga di Dusun
Muhajirin, Desa Sesela yang Muhajirin Desa Sesela masih
mengatakan menggunakan kurang memperhatikan

78
kontrasepsi suntikan kesehatannya
9. Masih ada warga Dusun karena masih ada beberapa
Muhajirin Desa Sesela yang warga yang menderita
mengatakan melakukan DO KB penyakit 6 bulan terakhir
sebanyak 2 (3%) yaitu sebanyak 15 KK (10%).
10. Warga mengatakan alasan 8. Jumlah PUS di Dusun
tidak menjadi akseptor KB Muhajirin, Desa Sesela
karena tidak tahu dan takut sebanyak 81 KK (57%)
gemuk. 9. Masih banyak penduduk di
11. Masih ada remaja Dusun Muhajirin Desa Sesela
mengatakan menggunakan waktu yang memiliki jarak rumah
luangnya dengan begadang dengan tetangga yang
sebaynak 2 (4%) berdekatan yaitu sebanyak
12. Remaja di Dusun Muhajirin 105 KK (73%).
Desa Sesela mengatakan 10. Masih banyak penduduk di
memiliki kebiasaan merokok Dusun Muhajirin Desa Sesela
13. Masih ada lansia yang yang kondisi halaman
mengatakan memiliki keluhan rumahnya tidak bersih yaitu
penyakit sebanyak 34 KK (24%).
11. Masih banyak penduduk
Dusun Muhajirin Desa Sesela
yang memiliki jarak sumber
air dengan septik tank yang
kurang dari 10 meter yaitu
sebesar 82 KK (57%)
12. Masih banyak penduduk
Dusun Muhajirin Desa Sesela
yang memiliki tempat
penampungan air sementara
dalam keadaan terbuka yaitu
sebesar 87 KK (61%)
13. Ada beberapa penduduk di
Dusun Muhajirin Desa Sesela
yang belum memiliki jamban

79
yaitu sebanyak 2 KK (3%)
14. Masih banyak masyarakat
di Dusun Muhajirin Desa
Sesela pembuangan saluran
limbah di got sebanyak
65(45%)
15. Masih banyak kondisi
saluran limbah di Dusun
Muhajirin Desa Sesela yang
dalam kondisi tergenang
yaitu 80 (56%)
16. Lansia di dusun Muhajirin
Desa Sesela menderita
penyakit
hipertensi,reumathoid
arthritis dan asam urat
masing-masingsebanyak 5
(50%)

C. ANALISA DATA
N Data Data Obyektif Etiologi Masalah
o Subyektif
1 Lingkungan 1) Masih ada penduduk Kurang Risiko
Fisik di Dusun Muhajirin pengetah terjadin
Lingkungan Desa Sesela yang uan ya
yang memiliki rumah masyarak penyebar
kurang jenis tidak at dalam an
sehat di permanen sebanyak 3 memeliha penyakit
di dusun KK(2.1%) ra infeksiu
Muhajirin 2) Masih ada penduduk lingkung s
desa di Dusun Muhajirin an yang (Diare,
sesela Desa Sesela memenuhi DHF,
yangmemiliki syarat typhoid,
kebiasaan tidak kesehata ISPA,
memasak air yang n TBC)
diminum yaitu
sejumlah60 KK (43%)
3) Masih ada penduduk
Dusun Muhajirin
Desa Sesela yang
membuang sampah

80
sembarangan yaitu
sebanyak 2KK (1%)
4) Masih ada penduduk
di Dusun Muhajirin
Desa Sesela yang
memiliki rumah
dengan jenis lantai
rumah yang berupa
tanah yaitu
sebanyak 5 KK (3%)
5) Masih ada penduduk
di Dusun Muhajirin
Desa Sesela yang
tidak memiliki
sistem ventilasi
yaitu sebanyak 5 KK
(3%)
6) Masih ada penduduk
Dusun Muhajirin
Desa Sesela yang
tidak terbiasa
membuka jendela
setiap hari yaitu
sebanyak 44 KK
(31%).
7) Masih ada penduduk
Dusun Muhajirin
Desa Sesela yang
kondisi kebersihan
dalam rumahnya
kotor yaitu
sebanyak 34 KK
(24%).
8) Masih banyak
penduduk di Dusun
Muhajirin Desa
Sesela yang
memiliki jarak
rumah dengan
tetangga yang
berdekatan yaitu
sebanyak 105 KK
(73%).
9) Masih banyak
penduduk di Dusun
Muhajirin Desa
Sesela yang kondisi
halaman rumahnya
tidak bersih yaitu
sebanyak 34 KK
(24%).

81
10) Masih banyak
penduduk Dusun
Muhajirin Desa
Sesela yang
memiliki jarak
sumber air dengan
septik tank yang
kurang dari 10
meter yaitu sebesar
82 KK (57%)
11) Masih banyak
penduduk Dusun
Muhajirin Desa
Sesela yang
memiliki tempat
penampungan air
sementara dalam
keadaan terbuka
yaitu sebesar 87 KK
(61%)
12) Ada beberapa
penduduk di Dusun
Muhajirin Desa
Sesela yang belum
memiliki jamban
yaitu sebanyak 2 KK
(3%)
13) Masih banyak
masyarakat di Dusun
Muhajirin Desa
Sesela pembuangan
saluran limbah di
got sebanyak
65(45%)
14) Masih banyak
kondisi saluran
limbah di Dusun
Muhajirin Desa
Sesela yang dalam
kondisi tergenang
yaitu 80 (56%)

2 Usia 1. Jumlah Total lansia Kurangny Resiko


Lanjut 15 Orang. a terjadin
Sebagian 2. Lansia di dusun pengetah ya
besar dari Muhajirin Desa uan peningka
jumlah Sesela menderita masyarak tan
lansia di penyakit at dalam angka
Dusun hipertensi,reumatho memeliha kesakita
barat id arthritis dan ra n pada

82
kubur desa asam urat masing- kesehata lansia
sesela masingsebanyak 5 n lansia
lansia (50%)
mengalami 3. Masih ada lansia
keluhan yang memiliki
penyakit. keluhan penyakit
sebanyak 10 lansia
(67%).
4. Masih ada lansia
yang membiarkan
penyakit yang
diderita tanpa
memeriksakan ke
pelayanan kesehatan
yang ada sebanyak
10 (100%).
3 Remaja 1) Ada beberapa Remaja Pergaula Resiko
di dusun Muhajirin n bebas penyalah
desa sesela yang dilingku gunaan
begadang sebanyak 2 ngan NAPZA
remaja (4%). tempat dan
2) Ada beberapa Remaja tinggal meningka
di dusun Muhajirin yang tnya
desa sesela mempenga masalah
memiliki kebiasaan ruhi kesehata
merokok sebanyak 30 kebiasaa n pada
(68%). n buruk remaja.
3) Belum ada kelompok pada
karang taruna di remaja
dusun Muhajirin
desa sesela

4 PUS 1. Jumlah PUS di Dusun Kurang Resiko


Muhajirin , Desa informas terjadin
Sesela sebanyak 81 i ya
KK (57%). tentang masalah
2. Masih ada PUS di pengetah kesehata
Dusun Muhajirin, uan n pada
Desa Sesela yang terkait PUS
menggunakan dengan akibat
kontrasepsi pengguan efek
suntikan yaitu aan alat samping
sejumlah 54 jiwa kontrase pengguna
(69%) dari 79 jiwa psi atau an
(98%) PUS yang KB kontrase
menjadi Akseptor KB psi
suntikan
dalam
jangka
waktu
panjang

83
5 Status 1. Masih banyak warga Kurang Risiko
Kesehatan dusun Muhajirin informas meningka
Umum desa sesela yang i tnya
memiliki kebiasan tentang masalah
pengobatan yang pengatah kesehata
kurang tepat uan n
sebelum berobat dalam masyarak
seperti membeli pengobat at
obat bebas yaitu an
sebanyak 125 KK terhadap
(87%) penyakit
2. Beberapa warga di yang
dusun Muhajirin diderita
desa sesela masih
kurang
memperhatikan
kesehatannya karena
masih banyak warga
yang menderita
penyakit 6 bulan
terakhir yaitu
sebanyak 15 KK
(10%).

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Risiko terjadinya penyebaran penyakit infeksi (Diare,
DHF, typhoid, ISPA, TBC) berhubungan dengan lingkungan
masyarakat yang kurang sehat yang ditandai dengan masih
ada penduduk di Dusun Muhajirin yang memiliki jarak
rumah dgn tetangga yang berdekatan sebanyak 105 KK
(73%), masih ada penduduk yang belum memiliki jamban
sebanyak 2 KK (3%), pembuangan saluran limbah di got
sebanyak 65 KK (45%), dengan kondisi pembuangan limbah
tergenang 80 KK (56%), terdapat jarak sumber air dgn
septic tank yang < 10 m sebanyak 82 KK (57%).
2. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada
lansia berhubungan dengan kurangnya prilaku masyarakat
dalam memelihara kesehatan lansia yang ditandai dengan
ditemukannya lansia yang menderita penyakit hipertensi,
RA dan asam urat sebanyak masing-masing 5 lansia (50).

84
3. Resiko penyalahgunaan NAPZA dan meningkatnya masalah
kesehatan pada remaja berhubungan dengan kebiasaan
prilaku remaja yang tidak sehat ditandai dengan masih
ada remaja yang begadang sebanyak 2 remaja (4%), masih
adanya remaja yang merokok sebanyak 30 remaja (68%)
4. Resiko terjadinya masalah kesehatan pada PUS akibat
efek samping penggunaan kontrasepsi suntikan dalam
jangka waktu panjangberhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang alat kontrasepsi yang ditandai
dengan ditemukannya jumlah penggunaan kontrasepsi
suntikan sebanyak 54 PUS (69%) dari 79 jiwa (98%) PUS
yang menjadi Akseptor KB
5. Risiko meningkatnya masalah kesehatan masyarakat
berhubungan dengan masih adanya kebiasaan masyarakat
yang kurang tepat dalam mengobati sakitnya ditandai
dengan masih banyak warga dusun Muhajirin desa sesela
yang memiliki kebiasan pengobatan yang kurang tepat
sebelum berobat seperti membeli obat bebas yaitu
sebanyak 125 KK (87%), beberapa warga di dusun
Muhajirin desa sesela masih kurang memperhatikan
kesehatannya karena masih banyak warga yang menderita
penyakit 6 bulan terakhir yaitu sebanyak 15 KK (10%).

85
E. PENAPISAN MASALAH KESEHATAN KOMUNITAS DESA SESELA DUSUN BILA TEPUNG KECAMATAN GUNUNG SARI

Kriteria Penapisan

Tersedia Sumber
Diagnosa
Keperawatan
perawatSesuai
dengan

terjadinResiko

parahResiko
Kemungki

masyarakMinat

Kemungki

program

Sumber

Sumber

peralataSumber

Sumber

skorJumlah
peran

Sesuai
dengan

daya

daya

daya

daya
Komunitas

untuk
nan

nan

tempat

dana

orang
pemerint
Risiko terjadinya
ya

n
ah
penyebaran penyakit
infeksi (Diare, DHF,
Typhoid, ISPA dan 5 5 5 5 3 3 5 3 2 4 5 45
ASMA) berhubungan
dengan lingkungan
masyarakat yang
kurang sehat

Resiko terjadinya
peningkatan angka
kesakitan pada lansia
berhubungan dengan
kurangnya perilaku 5 4 3 3 3 3 5 3 3 3 3 38
masyarakat dalam
memelihara kesehatan
lansia

Resiko penyalahgunaan 5 3 3 5 3 4 5 4 3 3 3 42
NAPZA dan

86
meningkatnya masalah
kesehatan pada remaja
berhubungan dengan
prilaku remaja yang
tidak sehat

Resiko terjadinya
masalah kesehatan pada
PUS akibat efek
samping penggunaan
kontrasepsi suntikan 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 42
dalam jangka waktu
panjang berhubungan
dengan kurang
pengetahuan tentang
alat kontrasepsi
Risiko
meningkatnya
masalah
kesehatan
masyarakat
berhubungan
5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 49
dengan masih
adanya kebiasaan
masyarakat yang
kurang tepat
dalam mengobati
sakitnya

87
Ket : skor : 0-5

1 : Paling rendah
5 : Paling tinggi

88
F. PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Diagnosis Evaluasi
Strate Hari,
No Keperawatan Tujuan Sasaran Rencana Kegiatan Tempat
gi Tanggal
Komunitas Kriteri
Standar
a
1 LINGKUNGAN Tujuan Masyara 1. Penyuluhan 1. (a) dan Dusun Verbal a. Pengertian
Risiko Umum kat penyakit dan (b) : Muhaji TB, ISPA,
terjadinya Setelah penanganan rin DIARE,
penyebaran dilakukan dari penyakit Rabu, 24- DHF,
penyakit tindakan yang 10-18 TYPHOID.
infeksi keperawata meliputi: b. Tanda dan
(Diare, DHF, n selama a. TB 1. (c) s/d gejala TB,
typhoid, 1x b. ISPA (e) ISPA,
ISPA, TBC) pertemuan c. DIARE Kamis, 25- DIARE,
berhubungan diharapkan d. DHF 10-18 DHF,
dengan masyarakat KIE e. TYPHOID TYPHOID
lingkungan Dusun c. Tindakan
masyarakat Barat yang dapat
yang kurang Kubur dilakukan
sehat mampu: (2), (3) bila
- Mengident (4), (5) Dusun anggota
ifikasi Jum’at, 26- Muhaji sakit
jenis 2. Kerja sama 10-18 rin
sampah dengan lintas
- Memisahka program dan
n sampah lintas
kering sektoral
dan basah terkait
- Membuang dengan
sampah kesehatan
sesuai lingkungan

89
dengan 3. Penyuluhan
jenis dan dampak sampah
tempat
yang Verbal
telah
disediaka 4. Sosialisasi
n dan workshop
pemisahan
sampah
organik dan Psikomi
anorganik tor a. Jenis
5. Percontohan sampah
pemanfaatan b. Dampakpemb
sampah uangan
anorganik sampah
yang
kurang
sehat
c. Pengelolaa
n sampah
- Memeliha yang benar
ralingku d. Membuat
ngan percontoha
yang n
sehat pemanfaata
n sampah
anorganik

2 Resiko Tujuan Lansia KIE 1. Lakukan Sabtu, 27- Psikomo 1. Terbentuk


terjadinya Umum dan pembentukan 10-18 tor posyandu
peningkatan Setelah kader posyandu lansia
angka dilakukan posyand lansia 2. Terbentukn
kesakitan tindakan u 2. Lakukan ya kader

90
pada lansia keperawata lansia pelatihan posyandu
berhubungan n 3x kader posyandu lansia
dengan masyarakat lansia
kurangnya mampu
prilaku memberikan
masyarakat perawatan
dalam pada
memelihara lansia di
kesehatan Dusun
lansia Muhajirin
a. Konsep KIE Memberikan (1),(2), Koginit Lansia dapat
dasar penyuluhan (3),(4), if memahami
rematik tentang rematik (5). tentang
dan yang meliputi: Senin,29 konsep
hiperte 1. Pengertian -10-18 Rematikdan
nsi Rematik, asam HT
meliput urat dan HT meliputi :
i : 2. Tanda dan
- Pengerti gejala a. Pengertia
an Rematik, asam n Rematik
rematik urat dan HT Psikomo dan HT
dan HT 3. Penyebab tor b. Tanda dan
- Tanda Rematik, asam (6),(7), gejala
dan urat dan HT (8). Rematik
gejala 4. Komplikasi Selasa dan HT
rematik Rematik, asam 30-10-18 c. Penyebab
dan HT urat dan HT Rematik
- Penyebab 5. Penatalaksana dan HT
rematik an Rematik, d. Komplikas
dan HT asam urat dan i Rematik
- Komplika HT dan HT
si 6. Melakasnakan e. Penatalak

91
rematik pemeriksaan sanaan
dan HT tekanan Rematik
- Penatala darah, dan dan HT
ksanaan asam urat f. Lansia
rematik 7. Senam lansia dapat
dan HT 8. Screening memeriksa
lansia dan tekanan
screening darah
potensial secara
terserang PTM berkala
g. Lansia
mengontro
l makanan
untuk
mengurang
i
komplikas
i
hipertens
i
h. Lansia
dapat
melakukan
senam
lansia
3. REMAJA: Tujuan Remaja KIE 1. Penyuluhan Kamis, 01- Dusun Kogniti Remaja mampu
Resiko Umum mengenai 11-18 Muhaji f memahami:
penyalahgunaa Setelah bahaya rin a. Bahaya
n NAPZA dilakukan merokok merokok
berhubungan tindakan 2. Penyuluhan b. Menjelask
dengan keperawata mengenai an
kebiasaan n akibat dari kembali
prilaku komunitas seringnya tentang

92
remaja yang selama 3-4 begadang bahaya
tidak sehat kali 3. Kerjasama NAPZA
pertemuan dengan lintas
diharapkan program dan
masyarakat sektoral
mengantisi terkait
pasi penyalahgunaa
resiko n NAPZA (BNN)
penyalahgu
naan dan
dampak
NAPZA

Tujuan
khusus:
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawata
n
komunitas,
diharapkan
masyarakat
memahami:
a. Konsep
Napza
dan dan
dampakny
a
meliputi
:
- Bahayame
rokok

93
- Bahaya
begadang
- Bahaya
NAPZA
4. PUS: Tujuan PUS KIE 1. Penyuluhan Sabtu, 03- Dusun Koginit PUS dapat
Resiko Umum: mengenai 11-18 Muhaji if memahami
terjadinya Setelah penggunaan dan rin tentang
masalah dilakukan pemilihan konsep dasar
kesehatan tindakan kontrasepsi kontrasepsi
pada PUS keperawata yang baik dan meliputi:
akibat efek n tepat, dan
samping komunitas efek samping
penggunaan selama 3 dari KB a. Pengertia
kontrasepsi kali suntikan Psikomo n KB
suntikan pertemuan 2. Kerjasama tor b. Jenis-
dalam jangka diharapkan dengan lintas jenis KB
waktu dapat program dan c. Pemasanga
panjangberhub meningkatk sektoral n KB
ungan dengan an terkait d. Manfaat
kurang kesehatan penggunaan KB
pengetahuan pada PUS kontrasepsi e. Efek
tentang alat (BKKBN) samping
kontrasepsi Tujuan KB
Khusus: f. PUS dapat
Setelah memilih
dilakukan kontrasep
tindakan si dengan
keperawata tepat
n g. PUS mau
komunitas, beralih
diharapkan dari
masyarakat kontrasep
memahami si

94
konsep suntikan
dasar ke kontap
kontraseps (Implan/I
i yang UD)
meliputi
a. Pengert
ian KB
b. Jenis-
jenis
KB
c. Pemasan
gan KB
d. Manfaat
KB
e. Efek
samping
KB
f. PUS mau
beralih
dari
kontras
epsi
suntika
n ke
kontap
(Implan
/IUD)

5. Status Tujuan Masyara KIE 1. Penyuluhan Senin, 05- Dusun Kogniti Masyarakat
Kesehatan Umum: kat mengenai 11-18 Muhaji f dapat
Umum: Setelah masalah rin memahami
Risiko dilakukan kesehatan yang tentang:
meningkatnya tindakan baik dan a. Konsep

95
masalah keperawata benar. masalah
kesehatan n 2. Penyuluhan kesehatan
masyarakat komunitas tentang cara yang
berhubungan selama 3 yang tepat benar.
dengan masih kali dalam b. Konsep
adanya pertemuan mengobati pengobatan
kebiasaan masyarakat penyakit yang yang
masyarakat dapat di derita tepat.
yang kurang meningkatk masyarakat. c. Masyarakat
tepat dalam an masalah 3. Penyuluhan mampu
mengobati kesehatan. tentang memilih
sakitnya. pemanfaatan pengobatan
Tujuan pengobatan yang
Khusus: yang tepat tepat.
Setelah (saranan
dilakukan kesehatan atau
tindakan obat herbal)
keperawata
n
komunitas,
diharapkan
masyarakat
dapat
memahami:
a. Konsep
masalah
kesehata
n yang
benar.
b. Konsep
pengobat
an yang
tepat.

96
c. Masyarak
at mampu
memilih
pengobat
an yang
tepat.

97
EVALUASI KEPERAWATAN

No Diagnosis Tanggal Implementasi Evaluasi


.

1. Risiko Selasa, Penyuluhan  Evaluasi


terjadinya 30 tentang struktur
Oktober
penyebaran Penyakit a. Rencana
2018
penyakit penyuluhan
Di PKBM
(diare, telah di
Ceria
DHF, persipakan
typoid, seminggu
ISPA) sebelum
Berhubunga acara
n dengan dilakukan
masih ada b. Undangan
masyarakat penyuluhan
yang tidak di sebarkan
memiliki 1 hari
jamban. sebelum
acara
dilaksanakan

 Evaluasi proses
a. Peserta yang
hadir
sebanyak 20
orang
b. 50% peserta
aktif
bertanya
terhadap
materi
penyuluhan
c. Penyuluh

98
menguasai
materi yang
disampaikan

 Evaluasi Hasil
Warga dapat
memahami
tentang
Penyakit
infeksi

2. Resiko Rabu, 07 Penyuluhan  Evaluasi


terjadinya November tentang struktur
peningkata 2018 penyakit a. Rencana
n angka Hipertensi, penyuluhan
kesakitan Asam urat, telah di
pada Rematik, dan persipakan
lansia peran seminggu
berhubunga keluarga sebelum
n dengan dalam acara
kurangnya merawat dilakukan
prilaku Lansia b. Undangan
masyarakat penyuluhan
dalam di sebarkan
memelihara 1 hari
kesehatan sebelum
lansia acara
dilaksanakan

 Evaluasi proses
a. Peserta yang
hadir
sebanyak 21
orang lansia

99
b. 25% peserta
aktif
bertanya
terhadap
materi
penyuluhan
c. Penyuluh
menguasai
materi yang
disampaikan

 Evaluasi Hasil
Peserta lansia
dapat memahami
tentang
penyakit
Hipertensi,
Asam urat,
Rematik, dan
peran keluarga
dalam merawat
keluarga

Minggu,2 Senam lansia  Evaluasi


5 Struktur
November a. Mengkoordina
2018 sikan dengan
Ibu kader RT
02untuk
menggunakan
halaman
rumahnya
untuk
kegiatan
senam lansia

100
 Mengkoordinasik
an kepada
kepala dusun
untuk
menginfokan
kepada warga
tentang adanya
senam lansia
Evaluasi Proses
a. Jumlah
lansia yang
ikut senam
lansia
sebanyak 11
orang.
b. 20% antusias
mengikuti
kegiatan
senam
lansia.
 Evaluasi Hasil
Sebagian lansia
rutin mengikuti
senam lansia di
PKBM Ceria

Jumat, Pengabdian  Evaluasi


25 masyarakat, Struktur
November meliputi: a. Mengkoordina
2018 di sikan
 Pemeriksa
Rumah terlebih
an
Kader RT dahulu
tekanan
O2 dengan ibu
darah
kader RT 02
 Gula
untuk

101
darah menggunakan
 Pemeriksa halaman
an mata rumahnya
dalam
kegiatan
pemeriksaan
tekanan
darah, gula
darah dan
pemeriksaan
mata gratis.
b. Mengkoordina
sikan dengan
kepala dusun
untuk
menginfokan
kepada warga
tentang
pemeriksaan
kesehatan
gratis yang
terdiri dari
pemeriksaan
tekanan
darah, gula
darah dan
pemeriksaan
mata.
 Evaluasi Proses
a. Sebanyak 56
warga
mengikuti
kegiatan
pemeriksaan

102
tekanan
darah, gula
darah dan
pemeriksaan
mata gratis
di rumah
kader Rt 02
b. 100%
antusias
mengikuti
kegiatan
pemeriksaan
tekanan
darah, gula
darah dan
pemeriksaan
mata gratis.
 Evaluasi Hasil
Semua warga
menjadi tahu
berapa tekanan
darah, gula
darah dan mata
serta bagaimana
pencegahan dan
menormalkan
tekanan darah,
gula darah, dan
mata dengan
memberikan
pendidikan
kesehatan
setelah
dilakukan

103
pemeriksaan
tekanan darah,
gula darah dan
pemeriksaan
mata.

3. Resiko Rabu, 14 Penyuluhan  Evaluasi


penyalahgu november bahaya struktur
naan 2018 dan
begadang, a. Rencana
NAPZA
berhubunga Kamis,22 merokok dan penyuluhan
n dengan November
sosialisai telah di
kebiasaan 2018
bahaya NAPZA persipakan
prilaku
remaja di Dusun seminggu
yang tidak Muhajirin sebelum
sehat
acara
dilakukan
b. Undangan
penyuluhan
di sebarkan
1 hari
sebelum
acara
dilaksanakan

 Evaluasi proses
a. Peserta yang
hadir
sebanyak 66
orang remaja
b. 75% peserta
aktif
bertanya
terhadap
materi
penyuluhan

104
c. Penyuluh
menguasai
materi yang
disampaikan

 Evaluasi Hasil
Remaja dapat
memahami
tentang bahaya,
merokok,
begadang dan
NAPZA.

4 Resiko senin,19 Penyuluhan  Evaluasi


terjadinya November mengenai struktur
penggunaan
masalah 2018 c. Rencana
dan
kesehatan pemilihan penyuluhan
pada PUS kontrasepsi telah di
yang baik
akibat persipakan
dan tepat,
efek dan efek seminggu
samping samping dari sebelum
KB suntikan
penggunaan acara
kontraseps dilakukan
i suntikan d. Undangan
dalam penyuluhan
jangka di sebarkan
waktu 1 hari
panjang sebelum
berhubunga acara
n dengan dilaksanakan
kurang
pengetahua  Evaluasi proses
n tentang d. Peserta yang
alat hadir 32 PUS
kontraseps e. 60% peserta

105
i aktif
bertanya
terhadap
materi
penyuluhan
f. Penyuluh
menguasai
materi yang
disampaikan
 Evaluasi Hasil
Dapat memahami
mengenai
penggunaan dan
pemilihan
kontrasepsi
yang baik dan
tepat, dan efek
samping dari KB
suntikan

5 Resiko Kamis,22 Penyuluhan  Evaluasi


meningkatn November tentang struktur
ya masalah 2018 penggunaan e. Rencana
masyrakat obat yang penyuluhan
berhubunga baik dan telah di
n dengan benar persipakan
masih seminggu
adanya sebelum
masyrakat acara
yang dilakukan
kurang f. Undangan
tepat penyuluhan
dalam di sebarkan
mengobati 1 hari

106
sakitnya sebelum
acara
dilaksanakan
 Evaluasi proses
g. Peserta yang
hadir
sebanyak 12
orang
h. 60% peserta
aktif
bertanya
terhadap
materi
penyuluhan
i. Penyuluh
menguasai
materi yang
disampaikan

 Evaluasi Hasil
Masyarakat
dapat memahami
mengenai
penggunaan obat
yang baik dan
benar

BAB IV
PEMBAHASAN HASIL STUDI
KASUS ASUHAN KEPERAWATAN

Program studi Ilmu Keperawatan adalah Program


pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan

107
perawat professional yang disebut dengan ners. Program
pendidikan Ners dilaksanakan melalui dua tahapan yaitu
tahap Program Akademik (Sarjana Keperawatan) dan tahap
Program Profesi (Ners). Proses pendidikan tahap program
profesi di Indonesia dilaksanakan dengan Pengalaman
Belajar Klinik (PBK) dan pengalaman Belajar Lapangan
(PBL).

Praktik Profesi bertujuan untuk mempersiapkan


mahasiswa melalui penyesuaian professional dalam bentuk
pengalaman belajar lapangan secara komprehensif yang
member kesempatan kepada mahasiswa menjadi terampil dalam
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh secara teori
pada pembelajaran perkuliahan (tahap akademik) untuk
diterapkan menjadi tindakan (psikomotor) pada keadaan
nyata di lapangan (tahap profesi). Pengalaman Belajar
Lapangan (PBL) atau praktik profesi keperawatan komunitas
akan mengarahkan mahasiswa dalam melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan komunitas secara mandiri dan
professional, melalui tahapan proses : pengkajian,
perumusan diagnose keperawatan, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan komunitas dari
masalah sederhana sampai masalah yang kompleks melalui
upaya promotif, preventif, dengan tidak mengabaikan
aspek-aspek kuratif dan rehabilitative sesuai dengan
batas kewenangan, tanggung jawab, dan kemampuan perawat
berlandaskan pada etika profesi keperawatan. Praktik
profesi keperawatan komunitas ini dilaksanakan di lahan
praktik pada Puskesmas, Wilayah Binaan Komunitas,
Keluarga BInaan, Sekolah-sekolah, dan Masyarakat.

Praktik Keperawatan komunitas di Desa Sesela Dusun


Muhajirin yang dilaksanakan oleh mahasiswa Program
Profesi Ners angkatan XIV B Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

108
(STIKES) Mataram dimaksudkan untuk mengaplikasikan konsep
keperawatan sebagai dasar ilmiah.

Adapun maksud serta tujuan dari praktik profesi


keperawatan komunitas ini adalah mencetak seorang perawat
yang professional, mandiri, dan mempunyai kompetensi
sesuai dengan yang diinginkan dapat dilakukan dengan
menerapkan konsep tersebut, dan secara resmi mahasiswa
melakukan praktik klinik keperawatan komunitas di Desa
Sesela khususnya di Dusun Muhajirin dimulai dari tanggal
08 Oktober 2018 sampai dengan 01 Desember 2018 dengan
melakukan berbagai kegiatan.

Praktik klinik keperawatan komunitas diawali dengan


persiapan dari kampus STIKES Mataram sampai dengan
pelaksanaan di lapangan. Pada tahap persiapan dilakukan
pembekalan oleh pembimbing profesi keperawatan komunitas
tentang mekanisme perijinan praktik dan peraturan yang
berlaku selama kegiatan praktik profesi berlangsung.
Selanjutnya dilakukan persiapan yang lebih intensif dari
mahasiswa yang bersangkutan. Selama proses persiapan,
pembekalan, hingga di lapangan terdapat sejumlah kendala,
yang paling menonjol adalah tidak optimalnya rencana dan
pelaksanaan terkait kesiapan masyarakat, dan waktu
pelaksanaan sehingga rencana tidak bisa diterapkan
sepenuhnya di lapangan. Untuk itu, pada tataran
prakteknya terdapat beberapa perubahan dan sejumlah
strategi baru dari mahasiswa untuk dapat memanifestasikan
konsep keperawatan kesehatan masyarakat secara lebih
nyata. Berikut uraian seputar kegiatan praktik klinik
profesi keperawatan komunitas yang telah dilakukan.

A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data kesehatan
komunitas yang diinginkan. Pada pengkajian ini dilakukan
pengumpulan data kesehatan komunitas dengan menggunakan

109
kuisioner yang telah ditetapkan oleh Sekolah Tinggi
Kesehatan (STIKES) Mataram yang dirangkum dalam sebuah buku
panduan praktek komunitas.
Setelah format pengkajian disediakan, kemudian masing-
masing koordinator kelompok kecil di tiap dusun memberikan
arahan mengenai mekanisme pengumpulan data dengan melakukan
kerjasama dengan Kepala Desa, Kepala Dusun, beserta dengan
kader kesehatan. Selanjutnya, mahasiswa mendatangi rumah
warga yang telah dibagi untuk dilakukan pengkajian.
Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan, menunjukkan
bahwa mayoritas warga merupakan warga asli Dusun Muhajirin
yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai wiraswasta
hal ini merupakan kendala bagi mahasiswa, terutama dalam
mengumpulkan warga saat pelaksanaan kegiatan. Namun kendala
tersebut menjadi ringan dan dapat diatasi karena adanya
dukungan dan bantuan dari aparat Dusun dan bentuk pendekatan
yang dibangun oleh mahasiswa dengan mengacu pada kebiasaan
warga.
Respon yang diberikan masyarakat di Desa Sesela
khususnya di Dusun Muhajirin sangat positif, dibuktikan
dengan perhatian dari warga terhadap keberadaan mahasiaswa
beserta program-programnya, sehingga keseluruhan proses
pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan baik.
Strategi yang digunakan saat pengumpulan data adalah
kerjasama dengan aparat Dusun mulai dari Kepala Dusun hingga
Kader, yang mana dalam pelaksanaannya mahasiswa melakukan
pengkajian secara door to door dengan merujuk pada data
warga yang diperoleh dari pihak aparat desa, sehingga
keberadaan mahasiswa membaur dengan warga.
Dari pengkajian didapatkan beberapa masalah kesehatan,
yaitu:
a. Masalah lingkungan

110
Resiko terjadinya kasus penyebaran penyakit (diare,
DHF, Typoid, ISPA, Asma) kebiasaan hidup yang kurang
bersih dan sehat pada warga dusun muhajirin. (point)
b. Masalah lansia
Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada
lansia berhubungan dengan kurangnya prilaku
masyarakat dalam memelihara kesehatan lansia. (point)
c. Masalah remaja
Risiko penyalahgunaan NAPZA dan meningkatnya masalah
kesehatan pada remaja berhubungan dengan perilaku
remaja yang tidak sehat. (point)
d. PUS (Pasangan Usia Subur)
Resiko terjadinya masalah kesehatan pada PUS akibat
efek samping penggunaan kontrasepsi suntikan dalam
jangka waktu panjang berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang alat kontrasepsi. (point)
e. Status Kesehatan Umum
Risiko meningkatnya masalah kesehatan masyarakat
berhubungan dengan masih adanya kebiasaan masyarakat
yang kurang tepat dalam mengobati sakitnya. (point)

B. Penentuan prioritas masalah


Melalui analisa masalah, maka setelah dirumuskan
permsalahan kesehatan warga dilakukan penentuan
prioritas masalah atas dasar urgensitas dari masalah
dengan menggunakan metode mueke. Seyogyanya, penentuan
prioritas masalah juga dilakukan bersama dengan
perangkat Desa Sesela, Dusun Muhajirin dan Puskesmas
Gunung Sari sebagai berikut :
a. Resiko terjadinya kasus penyebaran penyakit (diare,
DHF, Typoid, ISPA, Asma) berhubungan dengan
kebiasaan hidup yang kurang bersih dan sehat pada
warga dusun muhajirin. (point)

111
b. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada
lansia berhubungan dengan kurangnya prilaku
masyarakat dalam memelihara kesehatan lansia.
(point)
c. Risiko penyalahgunaan NAPZA dan meningkatnya masalah
kesehatan pada remaja berhubungan dengan perilaku
remaja yang tidak sehat. (point)
d. Resiko terjadinya masalah kesehatan pada PUS akibat
efek samping penggunaan kontrasepsi suntikan dalam
jangka waktu panjang berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang alat kontrasepsi. (point)
e. Risiko meningkatnya masalah kesehatan masyarakat
berhubungan dengan masih adanya kebiasaan masyarakat
yang kurang tepat dalam mengobati sakitnya. (point)

C. Perencanaan
Setelah dilakukan analisa data dan penentuan
prioritas masalah dari beberapa masalah yang ditemukan
pada saat pengkajian, maka dapat disusun beberapa
rencana (intervensi) untuk mengatasi masalah tersebut.
Rencana kegiatan yang berhubungan dnegan permasalahan
kesehatan disepakati pada saat Musyawarah Masyarakt
Desa (MMD) dan pertemuan secara formal dengan sejumlah
petugas puskesmas dan aparat desa secara intensif.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah disepakati
bersama oleh mahasiswa dengan para petugas Puskesmas
dan aparat desa, diantaranya :
a. Resiko terjadinya kasus penyebaran penyakit (Diare,
DHF, Typoid, ISPA dan ASMA)berhubungan dengan
kebiasaan hidup yang kurang bersih dan sehat pada
warga Dusun Muhajirin. Melakukan penyuluhan pada
warga tentangpenyebaran penyakit (Diare, DHF,
Typoid, ISPA dan ASMA):

112
1) Melakukan penyuluhan tentang kesehatan tentang
(Diare, DHF, Typoid, ISPA dan ASMA),
2) Melakukan sosialisasi tentang pengelolaan sampah
yang baik dan benar.
b. Risiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada
lansia berhubungan dengan kurangnya prilaku
masyarakat dalam memelihara kesehatan lansia
1) Melakukan penyuluhan pada lansia tentang penyakit
Rematik, Asam Urat, Hipertensi dan Peran keluarga
dalam Merawat Lansia
2) Mengadakan senam lansia di Di dusun Muhajirin,
tepatnya di rumah kader RT 02.
3) Melakukan pemeriksaan tekanan darah, gula darah
dan pemeriksaan mata gratis pada lansia di Dusun
Muhajirin.
c. Risiko penyalahgunaan NAPZA dan meningkatnya masalah
kesehatan pada remaja berhubungan dengan perilaku
remaja yang tidak sehat.
1) Melakukan penyuluhan tentang bahaya merokok dan
begadang
2) Sosialisasi bahaya NAPZA di Dusun Muhajirin
d. Resiko terjadinya masalah kesehatan pada PUS akibat
efek samping penggunaan kontrasepsi suntikan dalam
jangka waktu panjang berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang alat kontrasepsi
1) Melakukan penyuluhan tentang penggunaan akseptor
KB
e. Risiko meningkatnya masalah kesehatan masyarakat
berhubungan dengan masih adanya kebiasaan masyarakat
yang kurang tepat dalam mengobati sakitnya.
1) Melakukan penyuluhan tentang penggunaan obat yang
baik dan benar

113
D. Pelaksanaan
Pada saat pelaksanaan tindakan dalam menyelesaikan
permasalahan kesehatan masyarakat, lansia, remaja, PUS
maupun Kesehatan Umum terdapat beberapa kendala, tetapi
dapat dikatakan kegiatan berhasil 90% dari rencana.
Kendala tersebut diantaranya :
a.Kurangnya antusias masyarakat untuk hadir pada saat
Penyuluhan maupun sosialisai.
b.Untuk pengaturan waktu pelaksanaan kegiatan,
ditemukannya beberapa kendala sehingga kegiatan yang
berjalan kurang sesuai harapan hal ini kemungkinan
dikarenakan kendala waktu, cuaca dan kesibukan dari
anggota masyarakat.
c.Tempat pelaksanaan kegiatan yang jauh dari pemukiman
atau rumah warga sehingga menjadi kendala
warga/masyarakat untuk datng mengikuti kegiatan yang
telah di rencanakan.
Terlepas dari kendala-kendala tersebut, mahasiswa
bersama dengan kader kesehatan dibantu oleh aparat
Desa, Dusun dan petugas puskesmas dapat melakukan
kegiatan sebagai berikut:
1) Melakukan penyuluhan pada warga meliputi penyebaran
penyakit (Diare, ISPA, Thypoid, ASMA dan DHF)
diskusi bersama warga tentang penyakit menular,
serta tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah
penularan penyakit tersebut, penyuluhan tentang
(Diare, ISPA, Thypoid, ASMA dan DHF) serta
memberikan reinforcement positif terhadap
keberhasilan menjelaskan kembali materi yang telah
diberikan. Selain itu, mahasiswa bersama narasumber
mengadakan sosialisasi pengelolaan sampah organik
dan non organic.
2) Memberikan penyuluhan kepada para lansia tentang
Penyakit Rematik, Asam Urat, hipertensi serta peran

114
keluarga dalam merawat lanisa. Mengadakan senam
lansia di rumah kader RT 02 dan pemeriksaan
kesehatan gratis (Tekanan darah, gula darah dan
pemeriksaan mata).
3) Melakukan penyuluhan dan sosialisasi tentang Napza
pada para remaja di Dusun Muhajirin dan diakhiri
dengan pemberian reinforcement positif terhadap
remaja atas keberhasilan menjelaskan kembali materi
yang diberikan dalam bentuk bingkisan.
4) Melakukan penyuluhan tentang Akseptor KB kepada para
Pasangan Usia Subur (PUS) di Dusun Muhajirin dan
diakhiri dengan pemberian reinforcement positif
terhadap PUS atas keberhasilan menjawab pertanyaan
yang telah di berikan dalam bentuk bingkisan.
5) Melakukan Sosialisasi tentang penggunaan obat yang
baik dan benar terhadap masyarakat Dusun Muhajirin.

E. ANALISIS KAJIAN TEORI DENGAN TEMUAN HASIL IMPLEMENTASI


1. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS 1
Resiko terjadinya kasus penyebaran penyakit (diare,
DHF, Typoid, ISPA dan ASMA)berhubungan dengan
kebiasaan hidup yang kurang bersih dan sehat pada
warga Dusun Muhajirin.:
Masalah lingkungan merupakan masalah kesehatan
yang paling sering terjadi di dalam kehidupan
bermasyarakat. Dengan hidup bermasyarakat, masalah
kesehatan akan menjadi suatu masalah yang tidak
dapat dihindari, sehingga memerlukan berbagai
tindakan untuk menanganinya.
Salah satu tindakan atau penatalaksanaan yang
dapat dilakukan adalah melakukan sosialisasi maupun
memberikan penyuluhan tentang penyakit yang

115
berkaitan dengan lingkungan seperti: diare, DHF,
Typoid, Ispa dan Asma (Depkes RI, 2008).
Tujuan dilakukan sosialisasi dan pemberian
penyuluhan adalah untuk mengubah perilaku masyarakat
dan membuat masyarakat menyadari betapa pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan. Terdapat 4 indikator
yang menjadi acuan agar disebut lingkungan bersih,
diantaranya adalah penggunaan air bersih, rumah
sehat, keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi
dasar dan tempat umum dan pengolahan makanan (TUPM).
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan
oleh mahasiswa program studi ners angkatan XIV B di
Dusun Muhajirin, diperoleh masalah lingkungan jika
dilihat dari 4 indikator lingkungan bersih dan
sehat, diantaranya ada beberapa indikator yang belum
dicapai seperti penggunaan air bersih, dan keluarga
dengan kepemilikan sanitasi dasar. Sehingga kegiatan
penyuluhan tentang penyakit yang berkaitan dengan
lingkungan dipilih untuk dilaksanakan dalam
mengatasi masalah kesehatan lingkungan.
Berdasarkan hasil musyawarah masyarakat desa I
(MMD I) di Desa Sesela, diperoleh bahwa masih
tingginya angka masalah kesehatan lingkungan.
Tingginya masalah kesehatan lingkungan ini menuntut
masyarakat dan mahasiaswa yang sedang melaksanakan
praktek di desa Sesela terutama Dusun Muhajirin
untuk menetukan beberapa kegiatan yang dapat
membantu mengatasi masalah kesehatan lingkungan yang
terjadi. Kegiatan yang direncanakan dan disepakati
oleh masyarakat, perangkat desa, dusun Muhajirin dan
mahasiswa yang didukung oleh pihak puskesmas
Gunungsari diperoleh 2 kegiatan yang diharapkan
dapat membantu mengatasi masalah kesehatan
lingkungan tersebut. Adapun kegiatan yang paling

116
diharapkan untuk dapat terus menerus dilaksanakan
oleh masyarakat adalah pemanfaatan sampah dan
kegiatan yang dapat meningkatkan kebersihan
lingkungan.
Dengan melaksanakan kegiatan yang dapat
meningkatkan kebersihan lingkungan tersebut,
diharapkan masyarakat dusun Muhajirin dapat lebih
menyadari pentingnya kesehatan, baik kesehatan diri
sendiri maupun kesehatan lingkungan sekitar mereka.
Sehingga kedepannya masyarakat dapat terhindar dari
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh masalah
kebersihan lingkungan seperti diare, DHF, Typoid,
Ispa dan Asma.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS 2
Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada
lansia berhubungan dengan kurangnya prilaku
masyarakat dalam memelihara kesehatan lansia:
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di
masyarakat di dusun Muhajirin, didapatkan hasil
jumlah penyakit terbanyak yang diderita lansia yaitu
penyakit hipertensi, rematik dan asam urat yaitu
sebanyak 12 lansia (33%), dari 36 lansia yang
terdata sakit. Berdasarkan data tersebut saat
dimusyawarahkan dengan masyarakat di MMD 1, warga
sepakat untuk dilakukan penyuluhan terkait dengan
konsep menu sehat dan senam lansia untuk menunjang
tingkat mobilitas fisik pada lansia sehingga
membantu sirkulasi peredaran darah serta pemberian
makanan tambahan. Senam adalah serangkaian gerak
nada yang teratur dan terarah serta terencana yang
dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan
maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga
(Suroto, 2004).

117
Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah
dilakukan tidak memberatkan yang diterapkan pada
lansia. Apabila orang melakukan senam, peredaran
darah akan lancar dan meningkatkan jumlah darah ke
otak sebanyak 20% hingga terbentuk hormon
norepinefrin yang dapat menimbulkan rasa gembira dan
menghilangkan depresi. Dari hasil kegiatan tindak
lanjut MMD 1 untuk program lansia, partisipasi
lansia cukup baik sebanyak 11 orang lansia datang
dan setelah dilakukan pemeriksaan tekanan darah
diketahui 4 lansia mengalami hipertensi. Lansia
sangat antusias mengikuti kegiatan senam lansia dan
pemeriksaan kesehatan.

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS 3


Resiko penyalahgunaan NAPZA, bahaya Merokok dan
Begadang berhubungan dengan kebiasaan prilaku remaja
yang tidak sehat:
Napza singkatan dari narkotika, alcohol,
psikotropika, dan zat adiktif (lainnya) adalah
bahan/zat yang dapat mempengaruhi
kejiwaan/psikologis seseorang (pikiran, persaan,
dari pelakunya) serta dapat menimbulkan
ketergantungan fisik maupun psikologis.
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila
digunakan mengakibatkan bahaya kesehatan bagi diri
sendiri maupun masyarakat oleh karena itu diperlukan
berbagai kegiatan pengamanan rokok bagi kesehatan.
Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen dan
setidaknya 200 diantaranya ditanyakan berbahaya bagi
kesehatan dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan
kanker bagi tubuh.
Sedangkan begadang adalah keadaan dimana
seseorang berjaga tidak tidur sampai larut malam.

118
Manusia secara normal harus tidur minimal delapan
jam sehari. Sedangkan untuk kasus begadang, jam
tidurnya kurang dari enam jam.
Berdasarkan hasil pengkajian awal terhadap usia
remaja yang ada di dusun binaan dusun Muhajirin,
desa Sesela, Lombok barat diketahui perilaku remaja
didusun tersebut kebanyakan suka merokok, begadang
dan beresiko menggunakan narkotika psikotropika dan
zat adiktif lainnya (NAPZA), dikarenakan kurangnya
kegiatan positif yang dilakukan oleh remaja ditambah
lagi dengan faktor internal remaja itu sendiri yaitu
rasa ingin tahu, rasa ingin coba-coba dan minimnya
pengetahuan diiring dengan kurangnya informasi yang
diberikan oleh stakeholder terhdap usia remaja yang
berkaitan dengan Bahaya merokok, Begadang dan
penyalah gunaan Narkotika Psikotropika dan zat
adiktif (Napza).
Pada Musyawarah Masyarakat Desa I (MMD I) yang
dilaksanakan di aula Kantor Desa Sesela, yang
didasari berdasarkan permasalahan yang ada pada usia
remaja di Desa Sesela kabupaten Lombok Barat yang
suka merokok, begadang dan beresiko menggunakan
narkotika Psikotropika dan zat adiktif lainnya
(NAPZA) disepakatilah solusi untuk mengatasi
permasalahan tersebut yaitu dengan melaksanakan
penyuluhan mengenai Bahaya Merokok, begadang dan
Napza.
Kegiatan yang telah dilaksanakan di Dusun
Muhajirin yaitu penyuluhan kesehatan tentang bahaya
Merokok, Begadang dan Penyalahgunaan Narkotika
Psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA). Dalam
upaya prevensi, motivasi untuk menghentikan perilaku
merokok penting untuk dipertimbangkan dan
dikembangkan. Dengan menumbuhkan motivasi dalam diri

119
untuk berhenti atau tidak mencoba untuk merokok,akan
membantu mereka mampu untuk tidak terpengaruh oleh
godaan rokok yang datang dari teman, media masa,
atau kebiasaan keluarga/orang tua.
Untuk mengurangi kebiasaan begadang dapat
dilakukan dengan cara: mengkonsumi air putih,
hindari makanan cepat saji dan menngonsumsi vitamin
serta biji-bijian. Sedangkan untuk metode yang
efektif untuk mencegah penyalahgunaan NAPZA yaitu
dengan memberikan pengetahuan, informasi tentang
bahaya penggunaan napza dan kegiatan positif seperti
olahraga diharapkan dapat mencegah penyalahgunaan
Napza.
Penyuluhan bisa digunakan untuk menyampaikan
sebuah informasi dengan metode pendidikan kesehatan,
dengan diberikannya pendidikan kesehatan tentunya
akan meningkatkan pengethuan remaja. Dengan harapan
meningkatnya pengetahuan akan dibarengi dengan
tindakan yang positif.
4. DIAGNOSA 4 KEPERAWATAN KOMUNITAS
Resiko terjadinya masalah kesehatan pada PUS
akibat efek samping penggunaan kontrasepsi suntikan
dalam jangka waktu panjang berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang alat kontrasepsi
Pasangan usia subur (PUS) adalah berkisar antara
usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan
perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal
terlebih organ reproduksinya sudah
berfungsi dengan baik. Pada masa ini pasangan usia
subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan kesehatan
reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan
metode keluarga berencana, sehingga jumlah dan
interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk

120
meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas
generasi yang akan datang.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di
masyarakat di dusun Muhajirin, didapatkan bahwa
jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak 81
pasangan (57%) dengan sebagian besar menggunakan
alat kontrasepsi (KB), yaitu sebanyak 79 pasangan
(98%). Dari data tersebut diketahui betapa besarnya
jumlah pasangan usia subur di Dusun Muhajirin,
dengan tingginya jumlah tersebut diputuskan di
Musyawarah Masyarakat Desa I (MMD I) bahwa akan
dilaksanakan penyuluhan kesehatan dengan tema
Keluarga Berencana (KB) dengan tujuan agar dapat
menekan angka kelahiran diantara pasangan usia
subur. Pada pelaksanaannya penyuluhan tersebut
disampaikan langsung oleh narasumber dari Puskesmas
Gunungsari, hal ini dilakukan agar penyampaian
materi lebih menyeluruh dan dapat dengan mudah
dipahami oleh Pasangan Usia Subur (PUS).
Pelaksanaan penyuluhan mendapat respon yang sangat
baik dari pasangan usia subur di Dusun Muhajirin,
dan diikuti oleh 32 pasangan.

5. DIAGNOSA 5 KEPERAWATAN KOMUNITAS


Resiko meningkatnya masalah kesehatan masyarakat
berhubungan dengan masih adanya kebiasaan masyarakat
yang kurang tepat dalam mengobati sakitnya.
Penggunaan obat bebas dikalangan masyarakat masih
sangat banyak,saat mengalami sakit sebagian
masyarakat swamedikasi (mengobati diri sendiri tanpa
bantuan tenaga medis). satu tindakan medikasi yang
sering dilakukan adalah penggunaan obat-obatan tanpa
melalui petunjuk dokter. Hal ini di dorong oleh
beberapa factor, seperti tingkat pengetahun yang

121
kurang tentang kesehatan dan dampak penggunaan obat-
obatan, asumsi masyarakat terhadap akses ke
pelayanan kesehatan yang sulit dan mahal, serta
mudahnya mendapatkan obat-obatan yang di jual secara
bebas. Penggunaan obat tanpa resep dalam upaya
swamedikasi telah dilakukan secara luas oleh
masyarakat berdasarkan resep kesehatan dasar yang
dilakukan oleh badan penelitian dan pengembangan
kesehatan republiK Indonesia pada tahun 2013
menunjukan bahwa sebanyak 35,2% rumah tangga di
Indonesia menyimpan obat untuk swamedikasi.

F. Evaluasi
Kegiatan evaluasi praktik dilaksanakan secara dua
tahap, yaitu pada saat kegiatan dilakukan (evaluasi
formatif) dan setelah kegiatan dilakukan (evaluasi
sumatif/akhir praktik). Sejauh hasil observasi yang
dilakukan oleh mahasiswa, kegiatan praktik klinik
keperawatan komunitas dapat dikatakan berhasil,
terbukti dengan antusiasme dan respon positif warga
masyarakat dalam mengikuti kegiatan penyuluhan, senam
lansia, penyuluhan penyakit lansia, penyuluhan
penyalahgunaan NAPZA, penyuluhan akseptor KB, serta
adanya komitmen dari para kader untuk menyelesaikan apa
yang menajdi program dan tugas mereka, serta pentingnya
menjaga kesehatan.
Contoh evaluasi dari salah satu pelaksanaan kegiatan
di desa sesela khususnya Dusun Muhajirin, Lombok Barat
yaitu sebagai berikut :

a. Evaluasi penyuluhan akseptor KB


1) Evaluasi struktur
a. Rencana penyuluhan telah di persipakan
seminggu sebelum acara dilakukan

122
b. Undangan penyuluhan di sebarkan 1 hari sebelum
acara dilaksanakan
2) Evaluasi proses
a. Peserta yang hadir sebanyak 32PUS
b. 60% peserta aktif bertanya terhadap materi
penyuluhan
c. Penyuluh menguasai materi yang disampaikan
3) Evaluasi hasil
PUS dapat memahami tentang penggunaan akseptor KB
(IUD dan Implant)

123
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya
pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh perawat dengan
mengikutsertakan tim kesehatan dan masyarakat ontuk
memperoleh tingkat kesehatan individu, keluarga , dan
masyarakat yang lebih tinggi dengan sasaran mencakup
individu, keluarga, dan kelompok khusus metode dengan
menggunakan metode pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan, dan
evaluasi.
Proses keperawatan komunitas terdiri dari tahap
pengkajian dimana tujuan dalam proses ini untuk
mengidentifikasi data-data dari setiap KK yang bertempat
tinggal diwilayah binaan apakah terdapat masalah-masalah
yang perlu penanganan dengan segera atau tidak. Setelah itu
dilanjutkan dengan proses penentuan prioritas masalah untuk
dimana dalam proses ini dilakukan analisa data terlebih
dahulu untuk mencari masalah apa saja yang timbul dari
proses pengkajian sebelumnya dan dilakukan proses penapisan
masalah untuk menentukan prioritas masalah, dilanjutkan
dengan proses perencanaan dimana berdasarkan prioritas
masalah yang telah ada dibuat sebuah perencanaan untuk
menangani masalah tersebut dan diimplementasikan dalam
bentuk sebuah kegiatan dan pemberdayaan masyarakat dan
dilanjutkan dengan tahap evaluasi dari kegiatan yang telah
dilakukan.

124
B. Saran
1. Masyarakat Dusun Muhajirin Desa Sesela
Penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
baik di rumah maupun dilingkungan tempat tinggal
sangatlah penting untuk mencegah timbulnya penyakit dan
dalam hal ini masyarakat adalah kelompok yang paling
berperan penting dan aktif dalam mencegah timbulnya
masalah baik kesehatan maupun masalah-masalah lainnya.
2. Kepala Dusun Muhajirin dan Kepala Desa Sesela
Selain masyarakat, peran dari pihak pejabat Desa
maupun Dusun juga penting dalam mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah dan menangani masalah
jika muncul bukan hanya masalah-masalah administrative
saja tetapi juga masalah yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakatnya dengan cara bekerjasama dengan pihak
Puskesmas.
3. UPT BLUD Puskesmas Gunungsari
Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan
mendeteksi dini masalah baik itu masalah kesehatan maupun
masalah lainnya yang berkaitan dengan masyarakat
diwilayah kerjanya, kerjasama lintas program dan lintas
sektoral yang lebih ditingkatkan kembali.

125
126

Anda mungkin juga menyukai