This study attempts to highlight one aspect of the causes given an opinion
"Unqualified” with an additional paragraph explanation with respect to the lack
of recognition and recording of asset movements and means of government aid
as the basis for the recognition and recording. This study attempt to analyze
how PT. Kereta Api Indonesia Bandung in managing their fixed assets which
include the stage of procurement, use, maintenance and disposal by linking it
with BPK audit findings. This research also intends to find out the consistency
of accounting for fixed assets in PT. Kereta Api Indonesia Bandung with
Accounting Standard for government fixed assets (PSAP 07).
The research concluded that there are weaknesses in management and
accounting treatment of fixed assets PT. Kereta Api Indonesia Bandung. The
cause of these weaknesses such as the less competent of human resources,
weak supervision and the absence of policy regarding management assets such
as classification, codification and capitalization of assets policy.
Key words:
Fixed assets, Fixed assets management, Audit findings, PSAP 07
vi
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Kata Kunci:
Aset Tetap, Manajemen Aset Tetap, Temuan Audit, PSAP 07.
vii
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................................... vi
1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
PENGEMBANGAN HIPOTESIS............................................................ 6
2.3.3 Pemeliharaan............................................................................... 35
4. PEMBAHASAN..................................................................................... 43
ix
Universitas Kristen Maranatha
4.1.6 Tugas Pokok dan ketentuan Pelaksanaan Pengawasan (SPI) ..... 54
4.2 Manajemen Aset Tetap PT. Kereta Api Bandung (Persero) ................ 58
4.2.3 Pemeliharaan............................................................................... 65
x
Universitas Kristen Maranatha
4.3.5.1Analisis terhadap Pencatatan, Pengukuran dan
Penyajian ......................................................................... 73
5.1 Kesimpulan........................................................................................... 76
xi
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Tabel 4.3 Daftar Aset tetap yang tidak produktif dan masih tercatat ....... 68
Tabel 4.4 Rincian Aset tetap PT. KAI per 31 Desember 2010 ................ 72
xii
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran B Neraca PT. KAI Bandung tahun 2010 dan 2009 ...................... 87
xiii
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini Manajemen Aset merupakan salah satu topik yang hangat
(disposal) yang terus menerus dimonitor sehingga prosesnya berjalan dengan baik
penting manajemen aset, baik di sektor publik maupun sektor swasta, semakin
diakui dan tidak kalah dengan peran manajemen keuangan dan manajemen
pemerintahan yang dipandang masih jauh dari penerapan Good Governance. Hal
ini tampak dari masih banyaknya Laporan Keuangan Perusahaan yang mendapat
opini “Tidak Menyatakan Pendapat” dari BPK dan salah satu masalah yang
menjadi penyebab diberikannya opini tersebut adalah mengenai aset. Oleh karena
itu, penulis berinisiatif untuk menyoroti manajemen aset tetap pada salah satu
konservasi yang baik dan tepat serta mengupayakan aset-aset tersebut untuk
perawatan prasarana jalan rel dan jembatan dengan berbagai item kegiatan,
sehingga dihasilkan kondisi prasarana jalan rel dan jembatan yang mampu
mendukung operasi kereta api secara prima. Perawatan prasarana jalan rel
meliputi perawatan rel, bantalan rel, balas, dan wesel. Sedangkan perawatan
prasarana jembatan meliputi perawatan jembatan baja, jembatan beton. Hal ini
mengontrol aktivitas perusahaan. Untuk itu karena pentingnya Aset sebagai salah
satu faktor untuk kelancaran kegiatan perusahaan, maka pada PT. Kereta Api
Intern dengan dibentuknya divisi Internal dan eksternal Audit untuk memeriksa
Laporan Keuangan, yang didalamnya termasuk audit Aset. Untuk itu pentingnya
kebijakan audit aset untuk meyakinkan aset dan mencerminkan semua jumlah
Aset dan perusahaan pada tanggal neraca dan dicatat dengan wajar, serta untuk
aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk
digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan. Aset tetap meliputi tanah, peralatan
dan mesin, gedung dan bangunan, dan aset tetap lainnya. Selain masalah
aset tetap juga menjadi fokus perhatian di perusahaan. Manajemen aset tetap dapat
diartikan sebagai manajemen aset fisik mulai dari tahap perolehan, penggunaan,
untuk memberikan kontribusi yang optimal bagi suatu entitas (Visser &
pada sebuah Badan Layanan Umum (BLU) dengan menggunakan lima tahapan
manajemen aset menurut Doli D. Siregar (2004) yakni tahap inventarisasi aset,
legal audit, penilaian aset, optimalisasi aset dan pengembangan sistem manajemen
aset (SIMA) dalam pengawasan dan pengendalian aset (Alicia Adriatin, 2009).
Pada penelitian kali ini, penulis menganalisis penerapan manajemen aset tetap
pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dengan menggunakan pendekatan yang
dengan menggunakan tahap hidup aset tetap (fixed assets life cycle) yang dimulai
Mollentze, 2006, p.66) yang dikaitkan dengan hasil temuan audit BPK terhadap
seorang manajer keuangan harus dapat menentukan berapa besar alokasi untuk
tersebut dapat disebabkan oleh faktor-faktor dari luar maupun dari dalam
perusahaan. Dalam lingkungan usaha yang semakin ketat sekarang ini perusahaan
dapat terlaksana.
1. Bagaimana temuan audit BPK terkait Manajemen Aset Tetap PT. Kereta Api
Indonesia (Persero)?
(Persero)?
Maksud dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui hasil temuan
1. Menganalisis hasil temuan audit BPK terkait Manajemen Aset Tetap PT.
(Persero)
1. Bagi Penulis
perusahaan
2. Bagi Perusahaan
5.1 Kesimpulan
kesimpulan:
1. Hasil temuan audit BPK atas Manajemen Aset Tetap di PT. Kereta Api
a. Pengadaan.
harga beberapa item barang yang tidak sesuai standar harga perusahaan
b. Penggunaan.
c. Pemeliharaan.
76
Universitas Kristen Maranatha
77
berjalan dengan tertib dimana masih ada aset tanah yang belum memiliki
sertifikat.
d. Penghapusan.
PT. Kereta Api Indonesia Bandung yang kondisinya sudah rusak dan
a. Pengadaan
b. Penggunaan
Bandung juga masih tidak sesuai dengan apa yang diharapkan karena
c. Pemeliharaan
d. Penghapusan
3. Kesesuaian perlakuan aset tetap PT. Kereta Api Indonesia Bandung dengan
PSAP 07:
Dasar pengakuan dan penyajian aset tetap sudah sesuai dengan PSAP 07.
pengukuran dan penyajian aset tetap dalam neraca masih mungkin terjadi
PSAP 07.
5.2 Saran
Saran yang diajukan penulis untuk PT. Kereta Api Indonesia Bandung
dengan pemberian sanksi yang tegas dan jelas bagi pegawai dan pejabat
h. Mulai melakukan penyusutan aset tetap agar penyajian aset tetap lebih
Adriati, Alicia N. Analisis Atas Manajemen Aset Tetap Dan Penerapan Sistem
Akuntansi Barang Milik Negara Pada Rumah Sakit Berstatus BLU: Studi
Kasus Pada RSUPN DR. Cipto Mangunkusumo.2009. Skripsi Departemen
Akuntansi: Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia.
Arens, Alvin, Beasley, Elder, and Amir Abadi Jusuf, Auditing and Assurance
Services an Integrated Approach-An Indonesian Adaptation, Prentice Hall,
2009.
SAS No. 110. Performing Audit Procedures in Response to Assessed Risks and
Evaluating the Audit Evidence Obtained. Accounting Standards Board.