Anda di halaman 1dari 8

TEKNOLOGI PERANCAH DAN ACUAN

JOB PROGRAM PEKERJAAN BEKISTING SARANG LABA LABA

Dosen Pengampu :
Bapak Sugiyanto, S.T., M.T.

Di susun oleh :
Muhammad Choniq (180522529503)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
D3 TEKNIK SIPIL DAN BANGUNAN

1
JOB DESKRIPSI :

 Pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL)  merupakan sistem pondasi bangunan


bawah yang kokoh dan ekonomis, dengan memamfaatkan tanah sebagai bagian dari struktur
pondasi.
Sistem pondasi ini ditemukan pada tahun 1976 oleh Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto dengan
mendapatkan paten nomor 7191, lisensi dan pengembangan oleh PT. Katama Suryabumi. Sistem
pondasi ini mulai diterapkan di proyek-proyek sejak tahun 1978. Pondasi ini merupakan pondasi
dangkal konvensional, kombinasi antara sistem pondasi plat beton pipih menerus dengan sistem
perbaikan tanah.

 job Aktivitas
Bahan : plywood, balok kayu, paku, baut, minyak bekisting.
Alat : palu,, meteran, gergaji, benang, penggaris siku, kunci pas baut.
Tenaga : asisten tukang, mandor bekisting, kepala tukang, manajer proyek, pelaksana

Pekerjaan persiapan sebelum membuat bekisting :

1. Pekerjaan Galian Tanah

Teknis pelaksanaan pekerjaan

A. Pekerjaan persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul,
belincong, pengki, benang, selang air, dll.

B. Pekerjaan galian tanah


2
 Siapkan peralatan yang diperlukan.
 Melakukan pengukuran dengan menggunakan theodolith.
 Menandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
 Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian bawah dengan
kedalaman yang disyaratkan.
 Menggali sisi – sisi miringnya, sehinggga diperoleh kemiringan yang tepat
 Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan.
 Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana.

2. Pekerjaan Pemasangan Pondasi Sarang laba laba

Teknis pelaksanaan pekerjaan

A. Pekerjaan persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pondasi sarang laba laba.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC,  pasir, split, kaso, multiplek,
besi beton, kawat beton, paku, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor
listrik, gunting besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.

B. Pekerjaan Penulangan
Untuk pondasi sarang laba laba ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat
pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan
proses  pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat.

Cara perakitan tulangan :


 Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui
dari ukuran pondasi sarang laba laba.
 Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi sarang laba laba, dengan
memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada sarang laba laba
tersebut.
 Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat
agar kokoh dan tulangan tidak terlepas.

C. Pekerjaan pemasangan tulangan

3
Setelah merakit tulangan pondasi sarang laba laba maka untuk pemasangan tulangan
dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi sarang laba laba ini tidak
terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
 Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak
turun permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
 Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah,
jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan
pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar ada
jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan
dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.
 Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan Pengecoran.

D. Pekerjaan pemasangan bekisting


Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan
untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.
Tahap-tahap pekerjaan bekisting :
1. Pasang patok ukur pada sudut galian sejumlah 4 patok
2. tandai posisi dari ketebalan plat pondasi pada patok
3. Tandai patok selanjutnya pada galian 2,3,dan 4 dengan slang ukur.
4. Tandai patok kedudukan kolom pondasi bekisting.
5. Pasang acuan plat pondasi telapak secara mengeliling.
6. Pasang bekisting pada kolom menggunakan duga yang merupakan kedudukan,
acuan kolom dengan bahan multiplek.
7. Merakit acuan bekisting kolom pada keempat sisinya dengan bantuan penguatan
angker horizontal dari bahan besi d=12 mm diperkuat mur kedua sisi ujungnya.
8. Melaporkan hasil pekerjaan ke mandor untuk dilakukan pengecoran.
9. Melepas acuan bekisting pada umur 7,14, 21 hari.

E. Pekerjaan pengecoran
Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi telapak yaitu :
 Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu membuat Job Mix Formula
untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehinggadidapatkan mutu
beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat
kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui.
Pada proyek ini untuk pekerjaan struktur menggunakan beton readymix mutu K-200.
4
 Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
 Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran
beton yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
 Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan
perkuatan acuan diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan
selanjutnya.
 Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal  yang melintas area pengecoran.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
 Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan
beton diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak
ada sarang tawon.
 Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan
mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta disisakan
beberapa cm untuk sambungan kolom.

 Job konektivitas

Manajer proyek : wakil yang diberi kuasa oleh direksi proyek dan kontraktor untuk
memimpin dan bertanggungjawab penuh atas proses pelaksanaan di lapangan serta hasil
akhir yang diperoleh dari proyek yang dipimpinnya. Tugas komunikasi manajer proyek
adalah sebagai berikut:
a) Menyusun Rencana Kerja Proyek (RKP) beserta sasaran kerja yang akan dicapai.
b) Memantau dan mengevaluasi kegiatan pelaksanaan proyek.
c) Menghadiri site engineering yang diadakan tiap minggu baik meeting antara kontraktor
dan pemilik proyek.
d) Menentukan rencana upah biaya overhead dan alat.
e) Melakukan negosiasi dengan supplier (tertentu) dan mandor

Pelaksana : bagian dari kontraktor yang bertugas dan bertanggung-jawab terhadap


pelaksanaan teknik di lapangan. Tugas komunikasi pelaksana antara lain:
a. Mempelajari sepenuhnya gambar kerja yang telah direncanakan, apabila ada kejanggalan
maka harus dikoordinasikan dengan pihak direksi.
b. Memberi penjelasan gambar kerja kepada mandor mengenai teknis dan pelaksanaan
proyek.
c. Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil kerja di lapangan.
d. Mengontrol setiap kebutuhan proyek untuk dilaporkan kepada manajer proyek.
e. Memberikan laporan harian maupun mingguan kepada manager proyek.
5
Mandor : memimpin dan mengatur kegiatan para tukang dan pekerja pada pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, serta mengawasi kelancaran dan ketertiban pelaksanaan pekerjaan agar
sesuai dengan target fisik, waktu, dan mutu sesuai dengan rencana. Tugas komunikasi
mandor antara lain:
a. Menyiapkan dan mengatur pembagian tugas para tukang dan asisten tukang.
b. Mengawasi kegiatan dan memberi contoh para tukang dan asisten tukang dalam
melaksanakan pekerjaan.
c. Melaporkan hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan kepada pelaksana.

Tukang: seorang pekerja bangunan yang mempunyai ketrampilan dan keahlian yang


berbeda-beda, dalam pekerjaan tersebut masing-masing mempunyai tanggung jawab sesuai
penguasaan ketrampilan mereka. Tugas komunikasi tukang diantaranya:
a. Melaksanakan instruksi dari mandor dalam melaksanakan pekerjaan.
b. Berkoordinasi dengan mandor jika terjadi permasalahan dalam pekerjaan.
c. Memberikan perintah kepada asisten tukang untuk membantu pekerjaan.

Asisten tukang: membantu tukang dalam hal mempersiapkan kebutuhan tukang dalam
melakukan pekerjaannya. Tugas komunikasi asisten tukang antara lain:
a. Melaksanakan perintah dari tukang untuk menyelesaikan pekerjaan.
b. Berkoordinasi dengan tukang jika terjadi permasalahan dalam pekerjaan.
c. Berkoordinasi dengan tukang jika terjadi permasalahan dalam pekerjaan.

 Membangun masing-masing kelompok kerja untuk menghasilkan volume kerja


 Mempelajari berkas-berkas rencana kerja tentang bekisting.
 Mempelajari cara pemasangan bekisting kolom :
o Mengatur posisi kedudukan bekisting terhadap pembesian.
o Mengatur kekuatan bekisting terhadap beton cor saat keadaan cair agar tidak
mengalami perubahan bentuk antara lain : melendut, patah, crack.
o Menentukan penguatan/brassing yang sesuai dengan bentuk dan kondisi medan
pada saat pemasangan bekisting kolom.
o Mengatur strategi tahapan pemasangan komponen bekisting mulai dari komponen
papan, komponen penyokong, komponen close (penyangga penopang) sampai
pada penguat batang tarik.
o Mengecek kembali semua komponen rakitan bekisting dalam bentuk ukuran,
presisi bentuk dan penguatan penyokong sebelum beton cair dituangkan

6
 Job Safety

1) Merinci langkah – langkah pekerjaan dari awal hingga selesainya pekerjaan


2) Mengindentifikasi bahaya dan potensi kecelakaan kerja berdasarkan langkah – langkah
kerja yang sudah ditentukan.
a. Penyebab kecelakaan kerja sebelumnya
b. Pekerjaan lain yang berada di dekat area kerja
c. Peraturan terkait pekerjaan yang hendak dilakukan
d. Instruksi produsen dalam mengoperasikan peralatan kerja
3) Menentukan langkah pengendalian berdasarkan bahaya bahaya pada setiap langkah –
langkah pekerjaan
4) Memasang peringatan area wajib “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD).
5) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas: Helm, Sepatu safety, Sarung
tangan, masker dan kata mata kerja.
6) Menjaga fasilitas K3 yang ada di proyek.
7) Mematuhi dan melaksanakan tata tertib K3 yang ada di proyek.
8) Menempatkan alat kerja pada tempatnya
9) Memahami SOP kerja
10) Tidak bercanda saat melakukan pekerjaan

 DAFTAR PUSTAKA
7
 http://sml.sipil.ft.unand.ac.id/index.php/whats-new/tanding/73-pondasi-sistem-konstruksi-
sarang-laba-laba-ksll
 https://www.google.com/search?
q=BEKISTING+SARANG+LABA+LABA&safe=strict&sxsrf=ALeKk03AOjID-
dKdQ2TAA12EXiWeT2sThA:1588595760701&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=G2qTTOfFcW
UfhM%253A%252CL5hc0Scc4ue3sM%252C_&vet=1&usg=AI4_-kQsSUHb-
bP34kEiFROyWqQn2up8AA&sa=X&ved=2ahUKEwiyjoiwnJrpAhVZfSsKHcZpA_0Q9QEwAnoEC
AoQEg#imgrc=o6LZs_3NWDfe6M
 http://jagobangunan.com/article/read/konstruksi-sarang-laba-laba-ini-ternyata-bisa-
diterapkan-pada-bangunan-sederhana

Anda mungkin juga menyukai