JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
OLEH :
Nim : PO714251171015
JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebagai obat. Dimana tanaman tersebut dapat ditemukan di mana saja karena
digunakan masyarakat untuk berbagai tujuan pengobatan antara lain sebagai obat
manfaat yang tinggi sebagai tanaman obat. Hal ini didukung oleh beberapa
penelitian pada kulit batang, buah maupun daun kersen yang dinyatakan
dan fraksi air dari daun kersen mengandung alkaloid, fenolik, flavonoid dan
tannin. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Puspitasari & Wulandari
(2017) fraksi etil asetat memiliki kandungan fenolik total yang lebih besar
dibandingkan dengan ekstrak etanol, fraksi n-heksan dan fraksi air yaitu sebesar
510,75 mg/gram.
Berdasarkan hasil penelitian yag telah dilakukan oleh Marjoni, Afrinaldi &
Novita (2015) kadar fenolik total yang terdapat pada daun kersen setara dengan
karbohidrat dan atau lipid dalam ekstrak kasar, sehingga kadar fenoliknya menjadi
alam murni bebas dari komponen kimia lain yang tidak dibutuhkan. Untuk
Etil asetat bersifat semi polar sehingga diharapkan dapat menarik senyawa
polar dan non polar (Tensiska, 2007). Etil asetat merupakan pelarut dengan
toksisitas rendah yang bersifat semi polar sehingga diharapkan dapat menarik
senyawa yang bersifat polar maupun nonpolar (Putri, Warditiani & Larasanty,
2013).
Berdasarkan hal diatas maka dilakukan penelitian penentuan kadar fenolik
Vis.
B. Rumusan Masalah
1. Maksud
fenolik yang terkandung didalam ekstrak terpurifikasi etil asetat Daun Kersen
2. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
UV-Vis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
1. Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Infrakongdom : Streptophyta
Superdivisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Superorder : Rosanae
Order : Malvales
Famili : Muntingiaceae
Genus : Muntingia L.
Nama lain dari Daun Kersen (Muntingia calabura L.) yaitu Kerupuk
3. Morfologi Tanaman
Daunnya tidak simetris, dengan tulang daun menyirip dan tepi berberigi.
Pada ketiak agak disebelah atas tumbuhnya daun muncullah bunga yang
rambut halus; mahkota bertepi rata, berbentuk bundar telur terbalik, putih tiis,
gundul. Benang sari berjumlah 10 hingga lebih dari 100 helai. Bunga yang
mekar menonjol keluar, ke atas helai-helai daun; namun setelah menjadi buah
satu-dua bunga yang menjadi buah di dalam tiap berkasnya. Buah berdiameter
hingga 1,5 cm berbentuk seperti ceri, berwarna hijau saat muda dan memerah
Senyawa aktif yang dimiliki oleh daun kersen yang memiliki aktivitas
Wulandari, 2017).
5. Manfaat Tanaman
B. Ekstraksi
1. Definisi Ekstraksi
Ekstrak adalah sediaan cair, kental atau kering yang merupakan hasil
proses ekstraksi atau penyarian suatu matriks atau simplisia menurut cara yang
sesuai. Ekstrak cair diperoleh dari ekstraksi yang masih mengandung sebagian
besar cairan penyari. Ekstrak kental akan didapat apabila sebagian besar cairan
penyari sudah diuapkan, sedangkan ekstrak kering akan diperoleh jika sudah
menarik keluar zat akrif yang beberapa terdapat pada tanaman obat. Zat aktif
berada didalam sel, sehingga untuk dapat mengeluarkan zat aktif dari dalam
sel diperlukannya suatu cairan penyari atau pelarut tertentu. Cairan penyari
yang biasa digunakan adalah methanol, etanol, kloroform, heksan, eter, aseton,
analisis fitokimia sangat penting kar,ena sejak tahap awal hingga akhir
2017).
2. Tujuan Ekstraksi
memperhatikan antara lain sifat senyawa, pelarut yang digunakan, dan alat
tersedia. Struktur setiap senyawa, suhu dan tekanan merupakan factor yang
3. Metode Ekstraksi
2017) :
1) Maserasi
yaitu 40-600C.
2) Perkolasi
sempurna. Cara ini memerlukan waktu yang lebih lama dan pelarut yang
lebih banyak.
3) Refluks
Refluks adalah cara ekstraksi dengan pelarut pada suhu titik didihnya
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relative konstan
dengan adanya pendingin balik agar hasil penyarian lebih baik atau
4) Soxhletasi
didih dengan alat soxhletasi. Pada soxhletasi simplisia dan ekstrak berada
Infusa adalah cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut air pada suhu
Bejanainfusa tercelup dengan tangas air. Cara ini sesuai dengan simplisia
6) Dekok
Dekok adalah cara yang mirip dengan infusa hanya saja waktu ekstraksi
yang lebih lama yaitu 30 menit dan suhunya mencapai titik didih.
7) Destilasi (Penyulingan)
yang ikut menguap dengan air sebagai pelarut. Pada proses pendinginan,
senyawa dan uap air akan terkondensasi dan terpisah menjadi destilat air
dan senyawa yang diekstraksi. Cara ini umum digunakan untuk menyari
Cara ekstraksi ini serupa dengan cara perkolasi, tetapi simplisia bergerak
9) Ultrasonik
ekstraksi.
C. Purifikasi
yang tidak diinginkan seperti zat warna (pigmen), karbohidrat, lilin, resin dan
dan mengurangi kadar senyawa aktif di dalam ekstrak sehingga harus dihilangkan.
memperkecil jumlah dosisnya. Selain itu, tujuan purifikasi ekstrak yaitu untuk
Ekstrak dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu ekstrak kasar dan ekstrak
dimurnikan. Ekstrak kasar artinya ekstrak yang mengandung semua bahan yang
adalah ekstrak kasar yang telah dimurnikan dari senyawa-senyawa inert melalui
Ekstrak murni lebih disukai karena mempunyai bahan aktif atau komponen kimia
yang jauh lebih tinggi dibandingkan ekstrak kasar, sebagai contoh kandungan
senyawa aktif dalam ekstrak kasar 20%, setelah dimurnikan senyawa aktif akan
yang tinggi diperlukan proses pemurnian lebih lanjut dari ekstrak kasar (Hernani,
2007).
D. Fenolik
1. Pengertian Fenolik
Istilah senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari
tumbuhan, yang meliputi ciri yang sama yaitu cincin aromatik yang
mudah larut dalam air karena umumnya mereka sering kali berkaitan dengan
gula sebagai glikosida, dan biasanya terdapat dalam vakuola sel (Harborne,
1987)
fenolik, padahal polifenol hanya merupakan satu senyawa yang memiliki lebih
struktur yang luas, mudah ditemukan disemua tanaman, daun, bunga, dan buah.
Seyawa fenolik sangat peka terhadap oksidasi enzim atau mungkin hilang
pada proses isolasi akibat kerja enzim fenolase yang terdapat dalam tumbuhan.
UV. Selain itu secara khas senyawa fenolik menunjukkan geseran batokrom
pada spektrumnya bila ditambahkan basa. Karena itu cara spektrometri penting
1987).
molekul asam galat yang saling terkait dengan asam galat lain serta
2006).
efek terapeutik pada banyak penyakit, di mana stres oksidatif telah terlibat,
sekunder pada tanaman (Vazirian et al., 2011). Keberadaan asam galat dalam
tanaman terdapat pada konsentrasi yang kecil. Asam galat dapat bergabung
Asam galat murni berbentuk bubuk organik Kristal tak berwarna dan
merupakan molekul bebas atau bagian dari molekul tanin. Asam galat
2007).
2. Manfaat Fenolik
1986).
3. Fungsi Fenolik
UV-B dan kematian sel untuk melindungi DNA dari dimerisasi dan kerusakan
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas
digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi terebut ditransmisikan,
1990).
deretan contoh pada suatu panjang gelombang tunggal mungkin juga dapat
(Suhartati, 2013)
absorbsi sinar UV-Vis pada kromofor tersebut, baik panjang gelombang maupun
panjang gelombang ke arah panjang gelombang yang lebih besar, hal ini terjadi
ke panjang gelombang yang lebih pendek. Hal ini terjadi karena perubahan pelarut
(Suhartati, 2013) :
filter optic.
3. Sel sampel berupa kovet yang terbuat dari kuarsa atau gelas dengan lebaryang
bervariasi.
4. Detector berupa detector foto atau detector panas atau detector diode foto
cermin yang berbentuk V yang disebut pemecah sinar. Sinar pertama melewati
larutan blanko dan sinar kedua secara serentak melewati sampel (Suhartati, 2013).
sampel yang berupa larutan, gas, atau uap. Pada umumnya sampel harus diubah
menjadi suatu larutan yang jernih Untuk sampel yang berupa larutan perlu
ikatan rangkap terkonjugasi pada struktur molekulnya dan tidak berwarna (tidak
boleh mengabsorpsi sinar yang dipakai oleh sampel) 3. Tidak terjadi interaksi
2013).
Interpretasi data dilakukan dengan membuat kurva kalibrasi hubungan
F. Kerangka Konsep
METODE PENELITIAN
(Muntingia calabura L.) yang berasal dari Makassar Provinsi Sulawesi Selatan
dan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak terpurifikasi Daun
C. Metode Kerja
calabura L.), Etanol 96%, Etil asetat, dan Asam galat p.a, Aquadest.
E. Prosedur Penelitian
a. Pengambilan sampel
b. Pengolahan sampel
dibiarkan selama 24 jam dalam bejana tertutup dan terlindungi dari cahaya
d. Ekstrak Terpurifikasi
Terbentuknya warna hijau, merah, ungu, biru, atau hitam yang kuat
reagen Folin-Ciocalteau
(Latif, 2018).
sehingga diperoleh larutan asam galat dengan konsentrasi 1000 ppm. Dari
tersebut dipipet 0,5 mL, 1 mL, 1,5 mL, 2 mL, 2,5 mL dan dicukupkan
Chun, OK, Kim, DO, & Lee, CY 2003, ‘Superoxide Radical Scavenging
Activity of The Major’.
Latif, NP 2018, ‘Penetapan Kadar Fenolik Ekstrak Etanol Daun Pacar Kuku
(Lawsonia inermis L.) Dengan Metode Spektrofotometri
UV-VIS’, S.Farm Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia,
Makassar.
Marjoni, RM, Afrialdi, Novita, DA 2015, ‘Kandungan Total Fenol Dan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Air Daun Kersen (Muntingia calabura L.)’, Jurnal
Kedokteran Yarsi, Vol. 23, No. 3.
Nuraini, DN 2014, Aneka daun berkhasiat untuk obat, Penerbit Gaya Media,
Yogyakarta.
Silvia, GL, Lee, IS & Kinghom, AD 1998, ‘Spesial Problems with the Extraction
of Plants’ Human Press, Totowa New Jarsey.
Zakaria, ZA., Mustapha, S, Sulaiman, MR, Jais AMM, Somchit, MN, &
Abdullah, FC 2007, ‘The antinociceptive action of aqueous extract from
muntingia calabura leaves, the role of opioid receptors’, Med Princ Pracyt,
16.
Ekstrak etanol
kental
Lampiran 2. Skema Kerja Ekstrak Terpurifikasi Daun Kersen
(Muntingia calabura L.)
- Dimasukkan kedalam 30 mL
air mendidih.
- Dinginkan didalam kulkas
selama 12 jam.
- Disaring.
Diekstraksi cair-cair
Diuapkan
Ekstrak kental
Lampiran 3. Skema Kerja Uji Kualitatif Fenolik
1 gram sampel
1 mL larutan ekstrak
10 mg asam galat
- Dilarutkan dengan 10 mL
aquadest
- Dihomogenkan
- Dipipet 1 mL
- Dicukupkan dengan aquadest
10 mL
- Dipipet 1 mL
- Dicukupkan dengan aquadest
- Ditambahkan dengan 1 mL
reagen Folin-Ciocalteau (1:9)
- Dihomogenkan
- Diamkan selama 3 menit
- Ditambahkan 1 mL Na2CO3 7%
- Diinkubasi pada suhu ruangan
selama 30 menit
- Diukur absorbansi pada range
panjang gelombang 400-800
nm
𝜆 max
Lampiran 5. Skema Kerja Pengukuran Larutan Standar Asam Galat
Asam galat
Sebanyak 10 mg
- Dilarutkan dengan 10 mL
aquadest
- Dihomogenkan
- Dipipet 1 mL
- Diencerkan dengan aquadest
hingga 10 mL
Kosentrasi 100 ppm
Larutan sampel
Keterangan :