Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisi kasus

Pada analisa data laporan ini penulis melakukan analisis terhadap kesamaan

dan perbedaan antara teori dan masing-masing kasus meliputi : pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi, implentasi serta evaluasi keperawatan. Untuk menyamakan

standart pengkajian dari semua kasus penulis menggunakan format pengkajian

keperawatan medikal bedah yang memuat pengkajian bio-psiko-sosial-spiritual. Dari

pengkajian 4 kasus pasien pada waktu pasien tiba di ruangan keperawatan, penulis

menemukan data biologis meliputi : keluhan utama saat masuk yaitu takut akan

menjalani operasi pengankatan payudara. Pada pengkajian aspek psikososial di

dapatkan ansietas / kecemasan menjalani prosedur operasi. Untuk memudahkan dalam

melihat secara keseluruhan dalam membandingkan masing masing kasus maka analisis

data tersebut dsajikan dalam bentuk tabel.

62
Tabel : 4.1. Analisis asuhan keperawatan pasien Mastectomy dengan General Anestesi

variabel Kasus 1 : Ny. S Kasus 2 : Ny. N Kasus 3 : Ny. W Kasus 4 : Ny. P


1 Pengkajian keperawatan
a Identitas pasien
1 Faktor usia - 45 Tahun - 58 Tahun 40 tahun 42 tahun

) (paling

banyak

menyerang

usia 40

tahun keatas

b Riwy peny sekarang


1 Riwayat - Benjolan di sebelah kanan - Benjolan ±3 bulan yang - Benjolan ±2 bulan yang - Benjolan ±2 bulan yang

) penyakit ± 2 bulan yang lalu. lalu. lalu pada payudara sebelah lalu pada payudara sebelah

sekarang - Benjolan sebesar kelereng - Benjolan sebesar telor kiri. kanan ±5cm

(±3cm) ayam - Benjolan sebesar biji salak - Tidak ada nyeri, tidak

- Tidak nyeri, tidak keluar - Tidak ada nyeri, tidak keluar cairan dari puting.

cairan dari puting. keluar cairan dari puting.

63
3 Hasil laborat - Fibroadenoma of Breast - Invasive carsinoma NST Invasive carsinoma NST Grade Invasive carsinoma NST Grade

) patologi Grade II I II

4 Teraphi Tx dari dokter Anestesi: Tx dari dokter Anestesi: Tx dari dokter Anestesi: Tx dari dokter Anestesi:

) medis
1. Inf. RL 80cc/jam 1. Inf. RL 80cc/jam 1. Inf. RL 80cc/jam 1. Inf. RL 70cc/jam

2. Puasakan 2. Puasakan 2. Puasakan 2. Puasakan

3. Injeksi ranitidine 1 3. Injeksi esomax 1 3. Injeksi esomax 1 vial 3. Injeksi esomax 1 vial

amp (30 menit vial (30 menit (30 menit sebelum (30 menit sebelum

sebelum operasi) sebelum operasi) operasi) operasi)

4. Injeksi 4. Injeksi granon 1 amp 4. Injeksi granon 1 amp 4. Injeksi granon 1 amp

metocloperamide 1 (30 menit sebelum (30 menit sebelum (30 menit sebelum

amp (30 menit operasi) operasi) operasi)

sebelum operasi) 5. Dexametason 2 ampul 5. Dexametason 2 ampul

drip dalam RL 500 drip dalam RL 500

c Riwy peny dahulu

64
(Riwy peny - Tidak ada alergi - Tidak ada alergi - Alergi udara dingin - Alergi makan laut dan telor

dahulu dan - Tidak pernah menderita - DM terkontrol - Riwayat asma - Tidak pernah menderita

alergi adalah DM dan hipertensi DM dan hipertensi

faktor yang

memperberat

prosedur anestesi

dan

penyembuhan

pasca bedah)

d Pemeriksaan fisik
Head to toe - Keadaan Umum: sedang - Keadaan Umum: sedang - Keadaan Umum: sedang - Keadaan Umum: sedang

- Kesadaran: Compos mentis - Kesadaran: Compos - Kesadaran: Compos mentis - Kesadaran: Compos mentis

- Tanda vital mentis - Tanda vital - Tanda vital

- TD: 163/80mmHg - Tanda vital - TD: 150/70mmHg - TD: 140/70mmHg

65
- Nadi: 107 x/mnt - TD: 168/70mmHg - Nadi: 108 x/mnt - Nadi: 110 x/mnt

- Suhu : 36,5ºC - Nadi: 100 x/mnt - Suhu : 36,8ºC - Suhu : 36,8ºC

- RR: 22x/mnt - Suhu : 36,8ºC - RR: 23x/mnt - RR: 24x/mnt

- SpO2: 97% - RR: 24x/mnt - SpO2: 97% - SpO2: 97%

- Pasien tampak tegang dan - SpO2: 97% - pasien tampak tegang dan - pasien tampak tegang dan

gelisah, - pasien tampak tegang gelisah gelisah

- Akral teraba dingin dan dan gelisah

berkeringat

2 Diagnosa keperawatan
Muncul 3 diagnosa kep Muncul 3 diagnosa kep Muncul 3 diagnosa kep Muncul 3 diagnosa kep

1. Ansietas berhubungan 1. Ansietas berhubungan 1. Ansietas berhubungan 1. Ansietas berhubungan

kurang terpapar kurang terpapar kurang terpapar informasi kurang terpapar informasi

informasi informasi 2. Gangguan ventilasi 2. Gangguan ventilasi

2. Gangguan ventilasi 2. Gangguan ventilasi spontan berhubungan spontan berhubungan

66
spontan berhubungan spontan berhubungan dengan pemberian obat dengan pemberian obat

dengan pemberian obat dengan pemberian obat anestesi anestesi

anestesi anestesi 3. Nyeri akut berhubungan 3. Nyeri akut berhubungan

3. Nyeri akut berhubungan 3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera dengan agen pencedera

dengan agen pencedera dengan agen pendera fisik fisik

fisik fisik fisik

3 Intervensi keperawatan
1. Reduksi ansietas 1. Reduksi ansietas 1. Reduksi ansietas 1. Reduksi ansietas

2. Manajemen jalan 2. Manajemen jalan 2. Manajemen jalan nafas 2. Manajemen jalan nafas

nafas nafas 3. Dukungan ventilasi 3. Dukungan ventilasi

3. Dukungan ventilasi 3. Dukungan ventilasi 4. Manajemen jalan nafas 4. Manajemen jalan nafas

4. Manajemen jalan 4. Manajemen jalan buatan buatan

nafas buatan nafas buatan 5. Manajemen nyeri 5. Manajemen nyeri

5. Manajemen nyeri 5. Manajemen nyeri

67
4 Implementasi Keperawatan
Reduksi Ansietas Reduksi Ansietas Reduksi Ansietas Reduksi Ansietas

1. Mengidentifikasi saat 1. Mengidentifikasi saat 1. Mengidentifikasi saat 1. Mengidentifikasi saat

tingkat ansietas tingkat ansietas berubah tingkat ansietas berubah tingkat ansietas berubah

berubah 2. Memonitor tanda-tanda 2. Memonitor tanda-tanda 2. Memonitor tanda-tanda

2. Memonitor tanda- ansietas ansietas ansietas

tanda ansietas 3. Menciptakan suasana 3. Menciptakan suasana 3. Menciptakan suasana

3. Menciptakan suasana terapeutik untuk terapeutik untuk terapeutik untuk

terapeutik untuk menumbuhkan menumbuhkan menumbuhkan

menumbuhkan kepercayaan dengan kepercayaan dengan kepercayaan dengan

kepercayaan dengan memberikan salam dan memberikan salam dan memberikan salam dan

memberikan salam dan memperkenalkan diri memperkenalkan diri memperkenalkan diri

memperkenalkan diri 4. Menemani pasien untuk 4. Menemani pasien untuk 4. Menemani pasien untuk

4. Menemani pasien mengurangi kecemasan mengurangi kecemasan mengurangi kecemasan

untuk mengurangi 5. Menjelaskan prosedur 5. Menjelaskan prosedur 5. Menjelaskan prosedur

kecemasan operasi dan anestesi yang operasi dan anestesi yang operasi dan anestesi yang

68
5. Menjelaskan prosedur akan dilakukan, akan dilakukan, termasuk akan dilakukan, termasuk

operasi dan anestesi termasuk sensasi yang sensasi yang mungkin sensasi yang mungkin

yang akan dilakukan, mungkin dialami dialami dialami

termasuk sensasi yang 6. Menginformasikan 6. Menginformasikan secara 6. Menginformasikan secara

mungkin dialami secara faktual mengenai faktual mengenai faktual mengenai

6. Menginformasikan diagnosis, pengobatan, diagnosis, pengobatan, diagnosis, pengobatan,

secara faktual dan prognosis dan prognosis dan prognosis

mengenai diagnosis, 7. Menganjurkan keluarga 7. Menganjurkan keluarga 7. Menganjurkan keluarga

pengobatan, dan untuk tetap bersama untuk tetap bersama untuk tetap bersama

prognosis pasien selama di ruang pasien selama di ruang pre pasien selama di ruang pre

7. Menganjurkan pre operasi operasi operasi

keluarga untuk tetap 8. Melatih teknik relaksasi 8. Melatih teknik relaksasi 8. Melatih teknik relaksasi

bersama pasien selama dengan cara tarik nafas dengan cara tarik nafas dengan cara tarik nafas

di ruang pre operasi dalam melalui hidung dalam melalui hidung dan dalam melalui hidung dan

8. Melatih teknik dan mengeluarkan mengeluarkan perlahan- mengeluarkan perlahan-

relaksasi dengan cara perlahan-lahan melalui lahan melalui mulut lahan melalui mulut

69
tarik nafas dalam mulut 9. Memberikan injeksi 9. Memberikan injeksi

melalui hidung dan 9. Memberikan injeksi sedacum 2 mg (iv) sedacum 2 mg (iv)

mengeluarkan sedacum 2 mg (iv) Manajemen Jalan Nafas Reduksi Ansietas

perlahan-lahan melalui Manajemen Jalan Nafas


1. Memonitor pola nafas 1. Mengidentifikasi saat
mulut
1. Memonitor pola nafas (frekuensi, kedalaman , tingkat ansietas berubah
9. Memberikan injeksi
(frekuensi, kedalaman , usaha nafas) 2. Memonitor tanda-tanda
sedacum 2 mg (iv)
usaha nafas) 2. Memonitor bunyi nafas ansietas
Manajemen Jalan Nafas:
2. Memonitor bunyi tambahan (misal. 3. Menciptakan suasana

1. Memonitor pola nafas tambahan Gurgling, wheezing, terapeutik untuk

nafas (frekuensi, (misal. Gurgling, ronchi) menumbuhkan

kedalaman , usaha wheezing, ronchi) 3. Mempertahankan kepercayaan dengan

nafas) 3. Mempertahankan kepatenan jalan nafas memberikan salam dan

2. Memonitor bunyi kepatenan jalan nafas dengan head tilt dan memperkenalkan diri

nafas tambahan dengan head tilt dan chin lift (jaw thrust jika 4. Menemani pasien untuk

(misal. Gurgling, chin lift (jaw thrust curiga trauma servikal) mengurangi kecemasan

wheezing, ronchi) jika curiga trauma 4. Memberikan oksigen 5. Menjelaskan prosedur

70
3. Mempertahankan servikal) Dukungan Ventilasi: operasi dan anestesi yang

kepatenan jalan 4. Memberikan oksigen akan dilakukan, termasuk


1. Memonitor status
nafas dengan head Dukungan Ventilasi: sensasi yang mungkin
respirasi dan oksigenasi
tilt dan chin lift dialami
1. Memonitor status 2. Memertahankan
(jaw thrust jika 6. Menginformasikan secara
respirasi dan kepatenan jalan nafas
curiga trauma faktual mengenai
oksigenasi 3. Memberikan oksigenasi
servikal) diagnosis, pengobatan,
2. Memertahankan sesuai kebutuhan
4. Memberikan dan prognosis
kepatenan jalan nafas 4. Mengguunakan bag-
oksigen 7. Menganjurkan keluarga
3. Memberikan valve mask
Dukungan Ventilasi: untuk tetap bersama
oksigenasi sesuai Manajemen Jalan Nafas
pasien selama di ruang pre
1. Memonitor status kebutuhan Buatan:
operasi
respirasi dan 4. Mengguunakan bag-
1. Memonitor posisi
8. Melatih teknik relaksasi
oksigenasi valve mask
selang endotrakeal
dengan cara tarik nafas
2. Memertahankan Manajemen Jalan Nafas
(ETT), terutama setelah
dalam melalui hidung dan
kepatenan jalan Buatan:
mengubah posisi
mengeluarkan perlahan-
nafas

71
3. Memberikan 1. Memonitor posisi 2. Memonitor tekanan lahan melalui mulut

oksigenasi sesuai selang endotrakeal balon ETT setiap 4-8 9. Memberikan injeksi

kebutuhan (ETT), terutama jam sedacum 2 mg (iv)

4. Mengguunakan setelah mengubah 3. Memasang Manajemen Jalan Nafas

bag-valve mask posisi Oropharingeal airway


1. Memonitor pola nafas
Manajemen Jalan Nafas 2. Memonitor tekanan (OPA) untuk mencegah
(frekuensi, kedalaman ,
Buatan: balon ETT setiap 4-8 ETT tergigit
usaha nafas)
jam 4. Mencegah ETT terlipat
5. Memonitor posisi 2. Memonitor bunyi nafas
3. Memasang (kingking)
selang endotrakeal tambahan (misal.
Oropharingeal airway 5. Menjelaskan pasien dan
(ETT), terutama Gurgling, wheezing,
(OPA) untuk / atau keluarga prosedur
setelah mengubah ronchi)
mencegah ETT pemasangan jalan nafas
posisi 3. Mempertahankan
tergigit buatan
6. Memonitor tekanan kepatenan jalan nafas
4. Mencegah ETT Manajemen ventilasi
balon ETT setiap 4- dengan head tilt dan
terlipat (kingking) mekanik:
8 jam chin lift (jaw thrust jika
5. Menjelaskan pasien
7. Memasang 1. Memonitor efek curiga trauma servikal)

72
Oropharingeal dan / atau keluarga ventilator terhadap 4. Memberikan oksigen

airway (OPA) untuk prosedur pemasangan status oksigenasi Dukungan Ventilasi:

mencegah ETT jalan nafas buatan 2. Memonitor gejala


1. Memonitor status
tergigit Manajemen ventilasi peningkatan pernafasan
respirasi dan oksigenasi
8. Mencegah ETT mekanik: 3. Memonitor kondisi
2. Memertahankan
terlipat (kingking) yang meningkatkan
1. Memonitor efek kepatenan jalan nafas
9. Menjelaskan pasien konsumsi oksigen
ventilator terhadap 3. Memberikan oksigenasi
dan / atau keluarga 4. Menyeedia bag valve
status oksigenasi sesuai kebutuhan
prosedur mask di samping
2. Memonitor gejala 4. Mengguunakan bag-
pemasangan jalan tempat tidur pasien
peningkatan valve mask
nafas buatan untuk antisipasi
pernafasan Manajemen Jalan Nafas
Manajemen ventilasi malfungsi mesin
3. Memonitor kondisi Buatan:
mekanik: 5. Menyeting mode
yang meningkatkan
1. Memonitor posisi
ventilator VCV
10. Memonitor efek konsumsi oksigen
selang endotrakeal
6. Memberikan analgetik
ventilator terhadap 4. Menyeedia bag valve
(ETT), terutama setelah
etanyl 50 mikrogram
status oksigenasi mask di samping

73
11. Memonitor gejala tempat tidur pasien (IV) dan 50 mikrogram mengubah posisi

peningkatan untuk antisipasi drip dalam RL 20 tpm 2. Memonitor tekanan

pernafasan malfungsi mesin Manajemen Nyeri balon ETT setiap 4-8

12. Memonitor kondisi 5. Menyeting mode jam


1. Mengidentifikasi
yang meningkatkan ventilator VCV 3. Memasang
lokasi, karakteristik,
konsumsi oksigen 6. Memberikan analgetik Oropharingeal airway
durasi, frekuensi,
13. Menyeedia bag etanyl 50 mikrogram (OPA) untuk mencegah
kualitas, intensitas
valve mask di (IV) dan 50 ETT tergigit
nyeri
samping tempat mikrogram drip dalam 4. Mencegah ETT terlipat
2. Mengidentifikasi skala
tidur pasien untuk RL 20 tpm (kingking)
nyeri
antisipasi malfungsi Manajemen Nyeri 5. Menjelaskan pasien dan
3. Memberikan teknik
mesin / atau keluarga prosedur
1. Mengidentifikasi lokasi, non farmakologis
14. Menyeting mode pemasangan jalan nafas
karakteristik, durasi, untuk mengurangi rasa
ventilator VCV buatan
frekuensi, kualitas, nyeri
15. Memberikan Manajemen ventilasi
intensitas nyeri 4. Mengajarkan teknik
analgetik etanyl 50 mekanik:

74
mikrogram (IV) dan 2. Mengidentifikasi skala non farmakologis 1. Memonitor efek

50 mikrogram drip nyeri untuk mengurangi ventilator terhadap

dalam RL 20 tpm 3. Memberikan teknik non nyeri status oksigenasi

Manajemen Nyeri farmakologis untuk 5. Memberikan injeksi 2. Memonitor gejala

1. Mengidentifikasi mengurangi rasa nyeri toramine 1 amp (iv) peningkatan pernafasan

lokasi, karakteristik, 4. Mengajarkan teknik non 3. Memonitor kondisi

durasi, frekuensi, farmakologis untuk yang meningkatkan

kualitas, intensitas mengurangi nyeri konsumsi oksigen

nyeri 5. Memberikan injeksi 4. Menyeedia bag valve

2. Mengidentifikasi toramine 1 amp (iv) mask di samping tempat

skala nyeri 6. Memberikan etanyl 12 tidur pasien untuk

3. Memberikan teknik mcg /jam melalui syrine antisipasi malfungsi

non farmakologis pump dalam 24 jam mesin

untuk mengurangi post operasi 5. Menyeting mode

rasa nyeri dengan ventilator VCV

cara teknik relaksasi 6. Memberikan analgetik

75
nafas dalam etanyl 50 mikrogram

4. Memberikan Injeksi (IV) dan 50 mikrogram

ketorolac 30 mg (iv) drip dalam RL 20 tpm

Manajemen Nyeri

1. Mengidentifikasi lokasi,

karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas,

intensitas nyeri

2. Mengidentifikasi skala

nyeri

3. Memberikan teknik non

farmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri

4. Mengajarkan teknik non

farmakologis untuk

76
mengurangi nyeri

5. Memberikan injeksi

toramine 1 amp (iv)

5 Evaluasi keperawatan
- Tingkat ansietas - Tingkat ansietas - Tingkat ansietas berkurang - Tingkat ansietas berkurang

berkurang atau hilang berkurang atau hilang atau hilang setelah pasien di atau hilang setelah pasien di

setelah pasien di setelah pasien di berikan berikan injeksi antiansietas berikan injeksi antiansietas

berikan injeksi inkesi antiansietas - Diagnosa gangguan - Diagnosa gangguan

antiansietas. - Diagnosa gangguan ventilasi spontan dapat ventilasi spontan dapat

- Diagnosa gangguan ventilasi spontan dapat teratasi 30 menit setelah teratasi 30 menit setelah

ventilasi spontan dapat teratasi 30 menit setelah efek pemberian obat efek pemberian obat

teratasi 30 menit setelah efek pemberian obat anestesi hilang anestesi hilang

efek pemberian obat anestesi hilang - Diagnosa nyeri, tingkat - Diagnosa nyeri, tingkat

anestesi hilang Diagnosa nyeri, tingkat nyeri berkurang setelah 2 nyeri berkurang setelah 2

- Diagnosa nyeri, tingkat nyeri berkurang setelah 2 jam pemberian analgetik jam pemberian analgetik

nyeri berkurang setelah jam pemberian analgetik kolaborasi dengan dokter kolaborasi dengan dokter

77
2 jam pemberian kolaborasi dengan dokter

analgetik kolaborasi

dengan dokter

78
4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisa pengkajian keperawatan pada pasien mastectomy dengan general anestesi

Dalam melakukan pengkajian penulis menggunakan format yang sudah ada yaitu format

pengkajian keperawatan medikal bedah. Namun penulis mengalami kendala saat

melakukan pengkajian untuk fase inta operatif dan post operatif, hal ini dikarenakan

format medikal bedah di gunakan untuk pengkajian pra operatif saja. Selama proses

wawancara / pengumpulan data penulis tidak menemui hambatan, pasien kooperatif

sehingga mempermudah dalam mengumpulkan data. Pada pengkajian pra operasi kasus

pertama sampai kasus keempat semuanya hampir mempunyai keluhan yang sama yaitu

ansietas / cemas akan tindakan pembedahan. Hal ini terjadi karena kurang nya informasi

yang diberikan kepada pasien mengenai prosedur tindakan pembedahan dan anestesi

serta sensasi atau efek samping dari tindakan tersebut.

4.2.2 Analisa diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah pada pasien

mastectomy dengan general anestesi/ anestesi umum

1. Persamaan

a. Persamaan

Berdasarkan teori keperawatan (pathway) diagnosa keperawatan pada pasien

mastectomy dengan general anestesi:

1. Pra Operatif:

- Ansietas

- Gangguan Citra Tubuh

2. Intra Operatif:

- Gangguan ventilasi spontan

- Resiko perdarahan

- Hipotermi

80
- Resiko infeksi

3. Post Operatif

- Nyeri akut

- Gangguan Citra tubuh

pada kasus dilapangan diagnosa keperawatan rata rata yang muncul adalah sama

dengan diagnosa keperawatan yang ada dalam teori.

b. Kesenjangan

Dalam teori keperawatan jumlah diagnosa keperawatan yang muncul

adalah berjumlah 8 diagnosa keperawatan sedangkan pasien kasus dilapangan dari

ke empat kasus yang ada rata rata jumlah diagnose keperawatan yang muncul

adalah 3 diagnosa keperawatan, jadi tidak semua diagnosa keperawatan dalam teori

muncul dalam semua kasus. Diagnosa keperawatan dalam teori yang tidak pernah

muncul dalam semua kasus adalah diagnose keperawatan hipotermi. Ini

disebabkan karena pada keempat kasus tersebut tidak ditemukan gejala yang

menjurus ke hipotermi seperti menggigil, kulit teraba dingin, suhu dibawah

normal. Meskipun proses operasi lama penatalaksanaan untuk mencegah hipotermi

selalu dilakukan seperti memberikan cairan infus hangat, mencuci lapang operasi

dengan irigasi hangat.

4.2.3 Analisa intervensi keperawatan pada pasien mastectomy dengan general anestesi

Perencanaan tindakan keperawatan pada masalah yang timbul di setiap kasus sangat

bergantung pada analisa data yang didapatkan dan rumusan diagnosa keperawatan.

Dalam laporan ini rencana tindakan keperawatan antara teori dan kasus memiliki

kesamaan antara keduanya yang meliputi :

1. Ansietas dengan reduksi ansietas

2. Gangguan ventilasi spontan dengan manajemen jalan nafas, dukungan ventilasi,

81
manajemen jalan nafas buatan, manajemen ventilasi mekanik.

3. Nyeri akut dengan manajemen nyeri

Namun dalam intervensi pada laporan ini ada beberapa teori yang tidak sesuai

dengan kondisi pasien yaitu pada manajemen jalan nafas poin memberikan minum

hangat tidak sesuai dengan kondisi pasien di lapangan karena kondisi dilapangan pasien

telah tersedasi jika diberikan minuman hangat dapat menyebakan resiko aspirasi. Pada

intervensi dukungan ventilasi poin pertahankan kepatenan jalan nafas bisa ditambahkan

atau dijabarkan pengelolaan jalan nafas diawali dengan membuka membebaskan jalan

nafas atas dari sumbatan. Misalnya dengan melakukan manuver jalan nafas seperti head

tilt – chin lift, jaw thrust (untuk curiga trauma servikal) atau bisa dicapai dengan

bantuan peralatan seperti oropharyngeal airway (OPA) atau nasopharyngeal airway

(NPA). Setelah jalan nafas terbuka, maka pasien akan dapat diventilasi secara optimal.

Untuk poin posisikan semifowler atau fowler tidak sesuai dengan kondisi pasien di

lapangan. Hal ini karena, kondisi pasien di lapangan apneu maka posisi yang sesuai

dengan pasien di lapangan yaitu posisi sniffing (aksis anatomi dari mulut, faring dan

laring terletak hampir sejajar), sehingga jalan nafas bisa terbuka, oksigen bisa masuk

untuk memberikan ventilasi. Selain itu posisi sniffing ini juga di gunakan untuk

laringoskopi dan intubasi yang optimal. Untuk poin kolaborasi bisa ditambahkan

kolaborasi pemasangan ETT dengan dokter anetesi untuk kondisi pasien di lapangan.

4.2.4 Analisis Implementasi Pasien Mastectomy dengan General Anestesi

Pasien operasi mastectomy dengan general anestesi mempunyai keluhan yang sama

yaitu ansietas yang di sebabkan karena kurang nya informasi yang di terima mengenai

proses pembedahan dan pembiusan. Jadi untuk implementasi yang dilakukan hampir

sama antara pasien satu sampai pasien keempat. Begitu juga dengan implementasi intra

operasi dengan masalah gangguan ventilasi spontan, dimana implementasi yang

82
dilakukan hampir sama antara pasien satu sampai pasien keempat. Untuk implementasi

post operasi dengan masalah nyeri lebih ke tindakan kolaborasi dengan dokter dengan

pemberian analgetik.

4.2.5 Analisis Evaluasi Keperawatan Pasien Mastectomy dengan General Anestesi

Berdasarkan analisis asuhan keperawatan pasien mastectomy dengan general

anestesi di jelaskan bahwa dari tiap tiap kasus diagnosa keperawatan yang muncul

teratasi dalam waktu yang hampir sama untuk diagnosa ansietas., keluhan cemas pasien

hilang setelah di berikan obat anti ansietas (15 menit), sedangkan untuk diagnosa

gangguan ventilasi spontan bisa teratasi 30 menit setelah efek anestesi hilang.

Sedangkan diagnosa nyeri akut bisa dilanjutkan di ruangan rawat inap. Karena kriteria

pemindahan pasien dengan aldrete skore, jika aldrete skor sudah tercapai nilai total 10

maka pasien dipindahkan ke ruang rawat inap tanpa menunggu keluhan nyeri hilang.

83

Anda mungkin juga menyukai